saya agak bingung nih..
nah..pas sebelum mencapai penerangan sempurna, pada saat terlahir jd pemuda yang bernama Sumedha..kan udah diramalin tuh oleh Buddha Dipankara kalau pemuda tersebut akan menjadi Buddha dan wanita yang mendampingi dia pada saat itu akan menjadi murid utama (wanita)..
trus kenapa Buddha Gotama pada saat itu malah tidak mengijinkan langsung wanita untuk memasuki Sangha padahal sudah tahu bahwa wanita tersebut sdh diramalin oleh Buddha Dipankara bakal menjadi murid utama Buddha Gotama?
nah, ada lagi..
apakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 01:00:58 AM
saya agak bingung nih..
nah..pas sebelum mencapai penerangan sempurna, pada saat terlahir jd pemuda yang bernama Sumedha..kan udah diramalin tuh oleh Buddha Dipankara kalau pemuda tersebut akan menjadi Buddha dan wanita yang mendampingi dia pada saat itu akan menjadi murid utama (wanita)..
trus kenapa Buddha Gotama pada saat itu malah tidak mengijinkan langsung wanita untuk memasuki Sangha padahal sudah tahu bahwa wanita tersebut sdh diramalin oleh Buddha Dipankara bakal menjadi murid utamaNya?
nah, ada lagi..
apakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
jadi murid Buddha Gautama kali, bukan murid Buddha Dipankara...
Kalo mengenai ingatan, hmmmmmmm gmn yah...
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fsphotos.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-snc4%2Fhs251.snc4%2F39867_150280661648765_100000004961322_501468_2913763_n.jpg&hash=926a9adca0f2a8ebd9b27cfbb52f8167fdd63ac4)[/spoiler]
Aspirasi Sumedha untuk mencapai Ke-Buddha-an
Sumedha, yang sedang bertiarap, seketika muncul keinginan untuk menjadi Buddha, "Jika aku menghendaki, hari ini juga aku dapat menjadi Arahanta yang mana asava dipadamkan dan kotoran batin lenyap. Tapi, apa untungnya ? Seorang manusia luar biasa sepertiku merealisasi Buah Arahatta dan Nibbana sebagai murid yang tidak berguna dari Buddha Dipankara ? Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk mencapai ke-Buddha-an."
"Apa gunanya, secara egois keluar dari lingkaran kelahiran sendirian, padahal aku adalah seorang manusia luar biasa yang memiliki kebijaksanaan, keyakinan, dan usaha. Aku akan berusaha mencapai ke-Buddha-an dan membebaskan semua makhluk termasuk para dewa dari lingkaran kelahiran yang merupakan lautan penderitaan."
"Setelah mencapai ke-Buddha-an sebagai hasi dari perbuatanku yang tiada bandingnya dengan bertiarap dan menjadi jembatan untuk Buddha Dipankara, aku akan menolong banyak makhluk keluar dari lingkaran kelahiran yang merupakan lautan penderitaan."
" Setelah menyeberangi sungai samsara dan meninggalkan tiga alam kehiduapn, aku akan menaiki rakit Dhamma Jalan Mulia Berfaktor Delapan dan pergi menyelamatkan semua makhluk termasuk dewa." Demikianlah pikirannya bercita-cita untuk menjadi Buddha.
Sumitta , Kelak Menjadi Yasodhara
Sewaktu Sumdedha sedang memikirkan cita-cita untuk mencapai ke-Buddha-an, seorang Brahmana perempuan muda bernama Sumitta bergabung dengan para penduduk menyambut Buddha. Ia membawa delapan kuntum bunga teratai untuk dipersembahkan pada Buddha Dipankara. Sewaktu ia sampai di tengah-tengah keramaian dan begitu matanya menatap Sumedha, ia terpesona dan seketika jatuh cinta kepadanya. Ia ingin mempersembahkan sesuatu pada Sumedha, tapi ia tidak memiliki apa-apa kecuali delapan kuntum teratai. Kemudian ia berkata kepada Sumedha, "Yang Mulia petapa, aku berikan padamu lima kuntum bunga teratai, agar engkau dapat mempersembahkannya sendiri kepada Buddha. Sisa tiga kuntum ini adalah sebagai persembahanku kepada Buddha". Kemudian ia menyerahkan lima kuntum bunga teratai itu kepada Sumedha, kemudian menyampaikan keinginannya, " Yang Mulia Petapa, selama waktu yang akan engkau jalani dalam mencapai Ke-Buddha-an ; semoga aku dapat selalu menjadi pendampingmu."
Sumedha menerima bunga teratai dari Sumitta dan di tengah-tengah keramaian, mempersembahkannya kepada Buddha-Dipankara, yang datang menghampirinya.
Ramalan Pasti dari Buddha Dipankara : Sumedha kelak akan menjadi Buddha
Mengamati apa yang sedang terjadi antara Sumedha dan Sumitta, Buddha membuat ramalan di tengah-tengah keramaian :
" O... Sumedha, perempuan ini Sumitta, akan menjadi pendampingmu dalam berbagi hidup, membantumu dengan semangat dan perbuatan yang sama dalam usahamu mencapai ke-Buddha-an, ia akan membahagiakanmu dalam setiap pikiran, perkataan dan perbuatannya, ia akan berpenampilan cantik dan menyenangkan, manis tutur katanya dan baik hati. Dalam usahamu mencapai ke-Buddha-an, dalam kelahiranmu yang terakhir, ia akan menjadi murid perempuan yang akan menerima warisan spiritual darimu, menjadi seorang Arahanta, lengkap dengan kemampuan batin tinggi."
Buddha Dipankara mengetahui semua tentang masa depan Sumedha, dan berkata," Sumedha akan menjadi Buddha, bernama Gotama, setelah 4 Asankkheyya-Kappa dan 100.000 Kappa sejak saat ini."
anyway..pertanyannya kok ga dijawab?
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 01:00:58 AM
saya agak bingung nih..
nah..pas sebelum mencapai penerangan sempurna, pada saat terlahir jd pemuda yang bernama Sumedha..kan udah diramalin tuh oleh Buddha Dipankara kalau pemuda tersebut akan menjadi Buddha dan wanita yang mendampingi dia pada saat itu akan menjadi murid utama (wanita)..
Pertama bukan diramal akan menjadi murid .... tetapi pendamping hidup selama 4 Asankkheyya-Kappa dan 100.000 Kappa
Setelah menjadi Buddha Gotama .... baru menjadi murid dan memasuki Sangha Bhikkhuni
[/quote=No Pain No Gain]
trus kenapa Buddha Gotama pada saat itu malah tidak mengijinkan langsung wanita untuk memasuki Sangha padahal sudah tahu bahwa wanita tersebut sdh diramalin oleh Buddha Dipankara bakal menjadi murid utama Buddha Gotama?[/quote]
Ketika bertemu Buddha Dinpankara ......
pertapa Sumedha belum menjadi Buddha ...... perlu waktu 4 Asankkheyya-Kappa dan 100.000 Kappa
Kalo dari pertanyaan di atas ..... persepsi loe Buddha Dipankara bertemu Buddha Gotama ::) ???
[/quote=No Pain No Gain]
nah, ada lagi..
apakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?[/quote]
Semua Buddha mengajarkan hal yg sama 4km, 8 jln mulia dll
Buddha menemukan Dhamma ...... ada tidaknya Buddha di alam ini ..... Dhamma tetap ada
Ketika Bodhisatta mencapai Arahatta-Phala segera setelah mencapai Arahatta-Magga, batin-Nya menjadi sangat murni dan Beliau mencapai Pencerahan Sempurna (Sammàsambuddha), pemimpin tertinggi di tiga alam, dengan pencapaian Kemahatahuan (Sabbannuta Nàna) bersama-sama dengan Empat Kebenaran Mulia, Empat Pengetahuan Analitis (Patisambhidà Nàna), Enam Kebijaksanaan Tinggi (Assadhàrana Nàna), yang menjadikan Empat belas Kebijaksanaan seorang Buddha, dan Delapan belas kualitas (âvenika Dhamma), dan Empat Kebijaksanaan Berani (Vesàrajja Nàna). Bersamaan dengan tercapainya Sabbannuta Nàna ( Ke-Maha-Tahu-an ), datanglah fajar. (Penembusan Sabbannuta Nàna ( Ke-Maha-Tahu-an ) berarti tercapainya Kebuddhaan.)
Penolakan Sang Buddha merupakan hal yang cukup sering dijumpai dalam Nikaya, misalnya: penolakan terhadap Ananda perihal diterimanya wanita dalam Sangha, penolakan terhadap Bahiya perihal pembabaran Dhamma, penolakan terhadap Meghiya, termasuk rencana Sang Buddha untuk menolak permohonan Ananda seandainya Ananda meminta Sang Buddha untuk memperpanjang umur beliau. Kenapa seolah-olah ada tradisi demikian? Dimana sang Buddha harus menolak 2 kali dan pada kali ke-3 baru diterima oleh Sang Buddha?
Sebagai seorang Samma-sambuddha, sang Buddha memiliki kemampuan istimewa dalam mengetahui derajat kematangan indera-indera seseorang dalam merealisasi tingkat pengetahuan tertentu, dan sang Buddha mampu untuk mengondisikan terjadinya hal tersebut. Atas dasar belas-kasihlah sang Buddha melakukan penolakan ini yang tak lain tak bukan merupakan bagian dari strategi upaya-kosalla beliau dalam menguji si pemohon. Dengan menolak, akan membuktikan apakah si pemohon bersungguh-sungguh dengan permohonannya atau tidak. Penolakan juga mengondisikan tumbuh dan berkembangnya kualitas yang penting, yaitu samvega dalam batin si pemohon. Ketika pemohon merasa telah ditolak sedemikian rupa dan akhirnya diberikan kesempatan, pemohon akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan petunjuk dan amanat yang diberikan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Terbukti, misalnya Bahiya berhasil mencapai kearahatan dalam waktu singkat dengan mendengar khotbah yang sangat pendek.
be happy
_/\_
dengan menyadari betapa sulitnya untuk menjadi bhikkhuni, hal itu akan dapat meningkatkan dorongan untuk lebih berhati2 dan bersungguh2 dalam latihan di pihak para bhikkhuni
Quote from: Jerry on 17 October 2010, 02:27:34 AM
Penolakan Sang Buddha merupakan hal yang cukup sering dijumpai dalam Nikaya, misalnya: penolakan terhadap Ananda perihal diterimanya wanita dalam Sangha, penolakan terhadap Bahiya perihal pembabaran Dhamma, penolakan terhadap Meghiya, termasuk rencana Sang Buddha untuk menolak permohonan Ananda seandainya Ananda meminta Sang Buddha untuk memperpanjang umur beliau. Kenapa seolah-olah ada tradisi demikian? Dimana sang Buddha harus menolak 2 kali dan pada kali ke-3 baru diterima oleh Sang Buddha?
Sebagai seorang Samma-sambuddha, sang Buddha memiliki kemampuan istimewa dalam mengetahui derajat kematangan indera-indera seseorang dalam merealisasi tingkat pengetahuan tertentu, dan sang Buddha mampu untuk mengondisikan terjadinya hal tersebut. Atas dasar belas-kasihlah sang Buddha melakukan penolakan ini yang tak lain tak bukan merupakan bagian dari strategi upaya-kosalla beliau dalam menguji si pemohon. Dengan menolak, akan membuktikan apakah si pemohon bersungguh-sungguh dengan permohonannya atau tidak. Penolakan juga mengondisikan tumbuh dan berkembangnya kualitas yang penting, yaitu samvega dalam batin si pemohon. Ketika pemohon merasa telah ditolak sedemikian rupa dan akhirnya diberikan kesempatan, pemohon akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan petunjuk dan amanat yang diberikan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan. Terbukti, misalnya Bahiya berhasil mencapai kearahatan dalam waktu singkat dengan mendengar khotbah yang sangat pendek.
be happy
_/\_
Kalau upaya-kausalya seperti ini sangat-sangat tepat menurut saya. Bukan membunuh untuk upaya kausalya.
^ Ini upaya-kosalla cuy :D
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
Hmmm sepertinya kan waktu itu dia belum mengenal dhamma, boro-boro mau coba telusuri ajaran Buddha terdahulu, konsep Buddhisme aja belum tau kan...
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
anggaplah pengetahuan itu memang berasal dari ingatan masa lampau, tetap aja Buddha Gotama-lah yang pertama mengingatnya.
dan lagi, hanya dengan mengingat masa lampau tidak akan membebaskan seseorang. sama seperti sekarang ini, ajaran Sang Buddha lengkap terdapat dalam Tipitaka, semua orang bisa mempelajarinya, tetapi apakah hanya dengan mempelajarinya bahkan dengan menghafalkannya dapat mengantarkan seseorang menuju pencerahan?
Quote from: Indra on 17 October 2010, 08:34:13 PM
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
anggaplah pengetahuan itu memang berasal dari ingatan masa lampau, tetap aja Buddha Gotama-lah yang pertama mengingatnya.
dan lagi, hanya dengan mengingat masa lampau tidak akan membebaskan seseorang. sama seperti sekarang ini, ajaran Sang Buddha lengkap terdapat dalam Tipitaka, semua orang bisa mempelajarinya, tetapi apakah hanya dengan mempelajarinya bahkan dengan menghafalkannya dapat mengantarkan seseorang menuju pencerahan?
oh..
memang betul..
cuman bukannya dengan kemampuan untuk mengingat kehidupan lampau..Bodhisatta jd tau teknik2 yang mesti dilakukan untuk mencapai kearahatan kan? dan dia juga bisa mengingat pencapaian jhana2 sekaligus latihan 'vipassana' yang Beliau tekuni pada kehidupan lampau..IMO, ini tentu sangat membantu sekali kalo demikian..mksdnya memberikan pondansi yang sangat kuat untuk mencapai kearahatan..
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 01:00:58 AM
saya agak bingung nih..
nah..pas sebelum mencapai penerangan sempurna, pada saat terlahir jd pemuda yang bernama Sumedha..kan udah diramalin tuh oleh Buddha Dipankara kalau pemuda tersebut akan menjadi Buddha dan wanita yang mendampingi dia pada saat itu akan menjadi murid utama (wanita)..
trus kenapa Buddha Gotama pada saat itu malah tidak mengijinkan langsung wanita untuk memasuki Sangha padahal sudah tahu bahwa wanita tersebut sdh diramalin oleh Buddha Dipankara bakal menjadi murid utama Buddha Gotama?
nah mksd saya..kok gak langsung disetujuin aja gitu?
kenapa mesti Bhante Ananda yang memohon untuk didirikan sangha Bikkhuni?
mksd saya...saya yakin Buddha Gotama udah tau ttg ramalan Buddha Dipankara mengenai Sumitta yang bakal menjadi murid utama wanita Buddha Gotama..IMO, kok seperti buat skenario..hehehe
berkaitan lagi dengan pertanyaan ini, Buddha Dipankara meramal bahwa Sumitta akan menjadi murid utama Buddha Gotama..ini berarti pasti didirikan sangha bikkhuni..nah, di lain pihak katanya ajaran buddha tidak mengenal adanya takdir..tapi kenapa peristiwa yang jauh2 hari bisa diramalkan tepat? apakah itu namanya takdir? kalo begitu, nasibnya sdh digariskan dong ya?
sundul up..ga ada yang jwb soalnya
nanggapi boleh ga? thanks udah perhatian dg Bhikkhuni bro...
jadi tertarik nanggapi...itulah sebabnya saya juga heran...kok bisa2nya Bhikkhuni yang dibasmi, dibumihanguskan hanya yg di India dan Srilanka saja lalu kok dianggap diseluruh dunia, padahal jelas2 Bhikkhuni yg berdiri di China itu juga berasal dari Srilanka yg nyata2 basic Theravada. memang sepertinya ada kesan Bhikkhuni dibuat tidak bisa eksis (sorry klo ada yg kurang setuju).
memang kalo di traceback (dilihat sejarah nya kebelakang) dari Buddha Dipankara dan seterusnya selalu ada Bhikkhuni sasana dan umur sasana hingga 100.000thn, ada jelas2 di Buddhavamsa, kenapa kok yg sekarang dibilang malah Dhamma bikin punah jika ada Bhikkhuni sasana, sedang Buddha2 yg sebelumnya selalu aman2 aja...(***alamat banyak yg komen ga setuju dg pandangan saya***).
mettacittena,
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 10:22:37 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 08:34:13 PM
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
anggaplah pengetahuan itu memang berasal dari ingatan masa lampau, tetap aja Buddha Gotama-lah yang pertama mengingatnya.
dan lagi, hanya dengan mengingat masa lampau tidak akan membebaskan seseorang. sama seperti sekarang ini, ajaran Sang Buddha lengkap terdapat dalam Tipitaka, semua orang bisa mempelajarinya, tetapi apakah hanya dengan mempelajarinya bahkan dengan menghafalkannya dapat mengantarkan seseorang menuju pencerahan?
oh..
memang betul..
cuman bukannya dengan kemampuan untuk mengingat kehidupan lampau..Bodhisatta jd tau teknik2 yang mesti dilakukan untuk mencapai kearahatan kan? dan dia juga bisa mengingat pencapaian jhana2 sekaligus latihan 'vipassana' yang Beliau tekuni pada kehidupan lampau..IMO, ini tentu sangat membantu sekali kalo demikian..mksdnya memberikan pondansi yang sangat kuat untuk mencapai kearahatan..
sejauh ini saya belum pernah membaca mengenai hal ini, jadi tulisan saya hanya sebatas spekulasi
Pengetahuan kehidupan lampau dicapai pada jaga pertama (kira2 pukul 6pm - 10pm)
Pencerahan Sempurna (Kebuddhaan) dicapai pada jaga terakhir (kira2 pukul 2am-6am)
jadi ada waktu 4 - 12 jam untuk mempraktikkan apa yang telah Beliau ingat kembali melalui pengetahuan kehidupan lampau. jadi kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 10:22:37 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 08:34:13 PM
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
anggaplah pengetahuan itu memang berasal dari ingatan masa lampau, tetap aja Buddha Gotama-lah yang pertama mengingatnya.
dan lagi, hanya dengan mengingat masa lampau tidak akan membebaskan seseorang. sama seperti sekarang ini, ajaran Sang Buddha lengkap terdapat dalam Tipitaka, semua orang bisa mempelajarinya, tetapi apakah hanya dengan mempelajarinya bahkan dengan menghafalkannya dapat mengantarkan seseorang menuju pencerahan?
oh..
memang betul..
cuman bukannya dengan kemampuan untuk mengingat kehidupan lampau..Bodhisatta jd tau teknik2 yang mesti dilakukan untuk mencapai kearahatan kan? dan dia juga bisa mengingat pencapaian jhana2 sekaligus latihan 'vipassana' yang Beliau tekuni pada kehidupan lampau..IMO, ini tentu sangat membantu sekali kalo demikian..mksdnya memberikan pondansi yang sangat kuat untuk mencapai kearahatan..
saya agak sangsi dengan hal ini mas,
coba anda bayangkan,
dengan anda tahu, bahwa anda dulu adalah XXX, dan sekarang anda ingin menjadi XXX,
apakah akan bisa?
Saya rasa tidak, terlalu banyak variable2 yg berbeda dan tak sama.
*lalu,dgn tahu hal tsb, ada progress dlm batin?.. ya kecuali buat maen2.. ewkewkekwekwewke
Quote from: pannadevi on 17 October 2010, 11:32:54 PM
nanggapi boleh ga? thanks udah perhatian dg Bhikkhuni bro...
jadi tertarik nanggapi...itulah sebabnya saya juga heran...kok bisa2nya Bhikkhuni yang dibasmi, dibumihanguskan hanya yg di India dan Srilanka saja lalu kok dianggap diseluruh dunia, padahal jelas2 Bhikkhuni yg berdiri di China itu juga berasal dari Srilanka yg nyata2 basic Theravada. memang sepertinya ada kesan Bhikkhuni dibuat tidak bisa eksis (sorry klo ada yg kurang setuju).
memang kalo di traceback (dilihat sejarah nya kebelakang) dari Buddha Dipankara dan seterusnya selalu ada Bhikkhuni sasana dan umur sasana hingga 100.000thn, ada jelas2 di Buddhavamsa, kenapa kok yg sekarang dibilang malah Dhamma bikin punah jika ada Bhikkhuni sasana, sedang Buddha2 yg sebelumnya selalu aman2 aja...(***alamat banyak yg komen ga setuju dg pandangan saya***).
mettacittena,
pada masa Buddha Dipankara, umur kehidupan manusia adalah 100.000 tahun, jadi sasana hanya bertahan selama kurang dari 3 generasi (generasi ke 3 sudah tidak menikmati Dhamma lagi)
Quote from: andry on 17 October 2010, 11:40:10 PM
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 10:22:37 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 08:34:13 PM
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
anggaplah pengetahuan itu memang berasal dari ingatan masa lampau, tetap aja Buddha Gotama-lah yang pertama mengingatnya.
dan lagi, hanya dengan mengingat masa lampau tidak akan membebaskan seseorang. sama seperti sekarang ini, ajaran Sang Buddha lengkap terdapat dalam Tipitaka, semua orang bisa mempelajarinya, tetapi apakah hanya dengan mempelajarinya bahkan dengan menghafalkannya dapat mengantarkan seseorang menuju pencerahan?
oh..
memang betul..
cuman bukannya dengan kemampuan untuk mengingat kehidupan lampau..Bodhisatta jd tau teknik2 yang mesti dilakukan untuk mencapai kearahatan kan? dan dia juga bisa mengingat pencapaian jhana2 sekaligus latihan 'vipassana' yang Beliau tekuni pada kehidupan lampau..IMO, ini tentu sangat membantu sekali kalo demikian..mksdnya memberikan pondansi yang sangat kuat untuk mencapai kearahatan..
saya agak sangsi dengan hal ini mas,
coba anda bayangkan,
dengan anda tahu, bahwa anda dulu adalah XXX, dan sekarang anda ingin menjadi XXX,
apakah akan bisa?
Saya rasa tidak, terlalu banyak variable2 yg berbeda dan tak sama.
*lalu,dgn tahu hal tsb, ada progress dlm batin?.. ya kecuali buat maen2.. ewkewkekwekwewke
saya krg mengerti pernyataan anda..hehehe
bisa dijelskan kembali?
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Tau darimana ramalan pasti ?
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
gini...kemampuan mengingat kehidupan masa lampau itu diperoleh pada waktu jaga pertama .seperti yang dikatakn bro indra..
nah..tentunya bodhisatta dapat mengingat kehidupan lampau dimana beliau berlatih diri pada jaman buddha lampau..dia mengingat dhamma yang diajarkan buddha lampau dan bagaimana cara berlatih 'vipassana'..
dan satu pertanyaan buat rooney..
apakah yang mengetahui teknik vipassana semuanya tercerahkan? bagaimana dengan bikkhu2 yang sdh berlaitih vipassana tetapi belum tercerahkan?
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 11:56:08 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
gini...kemampuan mengingat kehidupan masa lampau itu diperoleh pada waktu jaga pertama .seperti yang dikatakn bro indra..
nah..tentunya bodhisatta dapat mengingat kehidupan lampau dimana beliau berlatih diri pada jaman buddha lampau..dia mengingat dhamma yang diajarkan buddha lampau dan bagaimana cara berlatih 'vipassana'..
dan satu pertanyaan buat rooney..
apakah yang mengetahui teknik vipassana semuanya tercerahkan? bagaimana dengan bikkhu2 yang sdh berlaitih vipassana tetapi belum tercerahkan?
Oh iya ya... Gw baru ingat kalo dia dulu pernah ketemu Buddha... ;D
Yang mengetahui teknik vipassana belum tentu tercerahkan...
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:54:38 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Tau darimana ramalan pasti ?
kata kitab RAPB begitu
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
berkaitan dengan ramalan..
di satu sisi tidak ada yang namanya takdir di ajaran buddha..
di sisi lain ada mengenai ramalan
apakah ramaln pasti Buddha itu merupakan takdir? bagaimana dnegan usaha manusia kalo gt?
mohon tanggapannya..
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:58:24 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:54:38 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Tau darimana ramalan pasti ?
kata kitab RAPB begitu
Maksudnya hampir pasti kali... :P
berkaitan dengan ramalan..
di satu sisi tidak ada yang namanya takdir di ajaran buddha..
di sisi lain ada mengenai ramalan
apakah ramaln pasti Buddha itu merupakan takdir? bagaimana dnegan usaha manusia kalo gt?
mohon tanggapannya..
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:00:23 AM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
berkaitan dengan ramalan..
di satu sisi tidak ada yang namanya takdir di ajaran buddha..
di sisi lain ada mengenai ramalan
apakah ramaln pasti Buddha itu merupakan takdir? bagaimana dnegan usaha manusia kalo gt?
mohon tanggapannya..
ramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
Quote from: rooney on 18 October 2010, 12:01:57 AM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:58:24 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:54:38 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Tau darimana ramalan pasti ?
kata kitab RAPB begitu
Maksudnya hampir pasti kali... :P
yah bagaimana ya? pengetahuan saya sangat tidak berarti jika dibandingkan dengan para Arahat yg menulis komentar Tipitaka, jadi saya memilih percaya sama tulisan mereka, kecuali anda bisa membuktikan sebaliknya
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:08:07 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:00:23 AM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
berkaitan dengan ramalan..
di satu sisi tidak ada yang namanya takdir di ajaran buddha..
di sisi lain ada mengenai ramalan
apakah ramaln pasti Buddha itu merupakan takdir? bagaimana dnegan usaha manusia kalo gt?
mohon tanggapannya..
ramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
kalo begitu..kenapa Buddha Gotama tidak mengijinkan langsung terbentuknya sangha Bikkhuni mengingat ramalan pasti Buddha Dipankara? (dalam hal ini saya masih krg menrima alasan 'upaya kausalya')..
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:09:56 AM
Quote from: rooney on 18 October 2010, 12:01:57 AM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:58:24 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:54:38 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Tau darimana ramalan pasti ?
kata kitab RAPB begitu
Maksudnya hampir pasti kali... :P
yah bagaimana ya? pengetahuan saya sangat tidak berarti jika dibandingkan dengan para Arahat yg menulis komentar Tipitaka, jadi saya memilih percaya sama tulisan mereka, kecuali anda bisa membuktikan sebaliknya
RAPB itu kan rangkuman cerita, bukan komentar. Apakah di dalam kitab komentar juga dikatakan bahwa ramalan seorang Sammasambuddha adalah pasti ?
Quote from: rooney on 18 October 2010, 12:12:30 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:09:56 AM
Quote from: rooney on 18 October 2010, 12:01:57 AM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:58:24 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:54:38 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
Tau darimana ramalan pasti ?
kata kitab RAPB begitu
Maksudnya hampir pasti kali... :P
yah bagaimana ya? pengetahuan saya sangat tidak berarti jika dibandingkan dengan para Arahat yg menulis komentar Tipitaka, jadi saya memilih percaya sama tulisan mereka, kecuali anda bisa membuktikan sebaliknya
RAPB itu kan rangkuman cerita, bukan komentar. Apakah di dalam kitab komentar juga dikatakan bahwa ramalan seorang Sammasambuddha adalah pasti ?
RAPB adalah karya kompilasi yg bersumber dari Pitaka+Komentar, sumber yg cukup valid bagi saya
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:11:50 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:08:07 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:00:23 AM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 11:52:20 PM
Quote from: rooney on 17 October 2010, 11:47:09 PM
Hmmm... Karena belum tercerahkan, masa sampe dia mau coba mengingat secara spesifik tentang Dhamma ??? Menurut saya, hal tersebut agak dipaksakkan, karena tidak mungkin terbersit di pikiran. Kalo mengingat tentang kelahiran kembali itu pasti...
Mengenai Bhikkuni, menurut saya, Putri Yasodara memang punya kualitas untuk menjadi seorang Disciple dan pada masa kehidupan sebelumnya, dia tidak melakukan karma-karma "besar" sehingga ramalan Buddha Dipankara bisa tepat. Namun, yang namanya ramalan pasti bisa meleset jika seandainya karma-karma besar yang dilakukan oleh Sanghamitta.
apa hubungannya sama Sanghamitta?
Ramalan Buddha Dipankara adalah ramalan pasti, khusus ini tidak ada kemungkinan meleset, berbeda dengan ramalan dukun
berkaitan dengan ramalan..
di satu sisi tidak ada yang namanya takdir di ajaran buddha..
di sisi lain ada mengenai ramalan
apakah ramaln pasti Buddha itu merupakan takdir? bagaimana dnegan usaha manusia kalo gt?
mohon tanggapannya..
ramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
kalo begitu..kenapa Buddha Gotama tidak mengijinkan langsung terbentuknya sangha Bikkhuni mengingat ramalan pasti Buddha Dipankara? (dalam hal ini saya masih krg menrima alasan 'upaya kausalya')..
banyak pendapat yg mengatakan bahwa alasannya adalah seperti yg dipostkan oleh Bro Jerry dan saya pada postingan sebelumnya. toh akhirnya Buddha Gotama menyetujui, hanya mempersulit sedikit demi ketahanan Sasana melalui penetapan 8 aturan berat bagi Sangha Bhikkhuni
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:24:43 AM
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Buddha Dipankara hanya melihat ke masa depan, bahwa di masa depan Sumedha akan menjadi ini itu, akan melakukan ini itu dan ketika waktunya tiba dia akan mencapai Kebuddhaan, jadi sama sekali bukan menentukan takdir Sumedha
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:31:43 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:24:43 AM
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Buddha Dipankara hanya melihat ke masa depan, bahwa di masa depan Sumedha akan menjadi ini itu, akan melakukan ini itu dan ketika waktunya tiba dia akan mencapai Kebuddhaan, jadi sama sekali bukan menentukan takdir Sumedha
wait2..gw msh bingung..
kalo di masa depan jadi ini dan itu serta akan melakuka ini dan itu bukannya takdir ya namanya?
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:35:41 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:31:43 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:24:43 AM
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Buddha Dipankara hanya melihat ke masa depan, bahwa di masa depan Sumedha akan menjadi ini itu, akan melakukan ini itu dan ketika waktunya tiba dia akan mencapai Kebuddhaan, jadi sama sekali bukan menentukan takdir Sumedha
wait2..gw msh bingung..
kalo di masa depan jadi ini dan itu serta akan melakuka ini dan itu bukannya takdir ya namanya?
tergantung definisi takdir. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya -> yes untuk pertanyaan anda
takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal -> No
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:38:24 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:35:41 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:31:43 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:24:43 AM
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Buddha Dipankara hanya melihat ke masa depan, bahwa di masa depan Sumedha akan menjadi ini itu, akan melakukan ini itu dan ketika waktunya tiba dia akan mencapai Kebuddhaan, jadi sama sekali bukan menentukan takdir Sumedha
wait2..gw msh bingung..
kalo di masa depan jadi ini dan itu serta akan melakuka ini dan itu bukannya takdir ya namanya?
tergantung definisi takdir. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya -> yes untuk pertanyaan anda
takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal -> No
kl saya boleh interpretasikan...
misalnya: ada anak yang rajin menabung untuk membeli mainan seharga 10 ribu
skrg dia udah nabung sampe 8000..tinggal dua ribu lagi..mamanya menilai kalo anaknya pasti bisa membeli maenan melihat dr tingkah lakunya yang rajin menabung, apalgi tinggal sedikit lagi..
apakah interpretasinya bener?
kalo bener..gw ada pertanyaan lagi
kenapa sumitta diramalin Buddha Dipankara bakal jd murid Utama Buddha Gotama? mksdnya gini..kan itu mencakup kebijakan Buddha bukan? apakah kebijakan/keputusan juga bisa diramalin?
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:44:34 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:38:24 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:35:41 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:31:43 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:24:43 AM
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Buddha Dipankara hanya melihat ke masa depan, bahwa di masa depan Sumedha akan menjadi ini itu, akan melakukan ini itu dan ketika waktunya tiba dia akan mencapai Kebuddhaan, jadi sama sekali bukan menentukan takdir Sumedha
wait2..gw msh bingung..
kalo di masa depan jadi ini dan itu serta akan melakuka ini dan itu bukannya takdir ya namanya?
tergantung definisi takdir. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya -> yes untuk pertanyaan anda
takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal -> No
kl saya boleh interpretasikan...
misalnya: ada anak yang rajin menabung untuk membeli mainan seharga 10 ribu
skrg dia udah nabung sampe 8000..tinggal dua ribu lagi..mamanya menilai kalo anaknya pasti bisa membeli maenan melihat dr tingkah lakunya yang rajin menabung, apalgi tinggal sedikit lagi..
apakah interpretasinya bener?
ini adalah ramalan dalam pengertian umum yaitu tebakan pasti, kecuali si mama memiliki kemampuan melihat ke masa depan dan sudah melihat bahwa anaknya memang akan membeli mainan itu.
Quote
kalo bener..gw ada pertanyaan lagi
kenapa sumitta diramalin Buddha Dipankara bakal jd murid Utama Buddha Gotama? mksdnya gini..kan itu mencakup kebijakan Buddha bukan? apakah kebijakan/keputusan juga bisa diramalin?
Buddha Dipankara sudah melihat peristiwa di masa depan itu, bahwa di masa depan Yasodhara memang akan menjadi salah satu siswi besar Sang Buddha.
Karena sudah melihat peristiwa di masa depan itulah maka disebut Ramalan Pasti, jadi bukan ramalan dalam arti menentukan takdir atau menebak
tapi tetap..jujur masih bingung n penasaran..
kalo sdh tau pasti di masa depan menjadi ini dan itu berarti ada dong ya namanya takdir?
ramalan pasti = takdir? menurut gw sama loh beradasarkan penjelasan bro indra..
misal: dia diramalkan pasti menjadi polisi
dia ditakdirkan menjadi polisi
bedanya apa? (kapasitas otak gw gak cukup buat bedainnya)
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:55:00 AM
tapi tetap..jujur masih bingung n penasaran..
kalo sdh tau pasti di masa depan menjadi ini dan itu berarti ada dong ya namanya takdir?
ramalan pasti = takdir? menurut gw sama loh beradasarkan penjelasan bro indra..
misal: dia diramalkan pasti menjadi polisi
dia ditakdirkan menjadi polisi
bedanya apa? (kapasitas otak gw gak cukup buat bedainnya)
seperti yg sudah saya post di atas mengenai definisi takdir
1. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya
2. takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal
dalam buddhism kata "takdir" bukanlah sesuatu yg haram, takdir memang ada dalam Buddhism tapi dalam makna no. 1
kayak astronomi gituloh.. misalnya yah.. 100k tahun lagi komet sebesar biji polong bakalan nabrak bumi :hammer:
Mungkin gambaran sederhana tentang "takdir" dalam konteks Buddhism adalah dalam kasus seseorang telah memasuki arus (merealisasikan sotapanna phala). Dikatakan setelah seseorang memasuki arus, dia tidak akan terlahir kembali di alam2 rendah dan dia akan menjadi Arahat dalam paling banyak 7 kehidupan.
"Kepastian" dua hal di atas bisa diinterpretasikan sebagai "takdir" dalam konteks Buddhism. Sesuatu yang sudah dipastikan akan terjadi di masa depan. Dan kepastian di atas didapat akibat kamma yang diperbuat. Tetapi tentu saja walaupun pasti, masih ada variabel2 seperti ... kapan dia akan mencapai Arahat yang masih belum diketahui. Apa yang akan orang itu lakukan setelah menjadi sotapanna menjadi kondisi terealisasikannya pencapaian nibbana.
Demikian juga, dalam konteks yang sama, seorang bodhisatta "dipastikan" akan menjadi Buddha suatu hari ini.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Mettacittena,
Luis
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:58:32 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:55:00 AM
tapi tetap..jujur masih bingung n penasaran..
kalo sdh tau pasti di masa depan menjadi ini dan itu berarti ada dong ya namanya takdir?
ramalan pasti = takdir? menurut gw sama loh beradasarkan penjelasan bro indra..
misal: dia diramalkan pasti menjadi polisi
dia ditakdirkan menjadi polisi
bedanya apa? (kapasitas otak gw gak cukup buat bedainnya)
seperti yg sudah saya post di atas mengenai definisi takdir
1. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya
disini kan juga termasuk perbuatan lampau atau pada kehidupan lampau...
dan perbuatan sekarang atau yg akan dilakukan (dan ternyata dilakukan)...
apakah begitu ?
2. takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal
dalam buddhism kata "takdir" bukanlah sesuatu yg haram, takdir memang ada dalam Buddhism tapi dalam makna no. 1
Mungkin...
Sang Buddha Dipankhara mengerti tingkat kekuatan tekad Sumedha dan Sumitta. Dan mengerti bahwa kekuatan tekad seperti yang mereka punya itu "pasti" terwujud. Karena kekuatan tekad mereka, maka "garis" mereka menjadi jelas.
Kalo kaya kita2, diramalin sukses, belum tentu hasilnya sukses, diramalin jatuh, belum tentu juga jatuh. Kaya kisah nyata seorang teman, dia diramalin bakal mati muda... "kecuali"... jika dia jadi bhikkhu. Alhasil, setelah dia jadi bhikkhu, dia ga jadi mati muda, tapi cukup luka parah (akibat kecelakaan). Notabene, yang ngeramalin gitu bukan cuma 1 orang lho. Orang2 biasa seperti kita ini "garisnya" bercabang-cabang, jadi kalo diramalin, bisa jadi ini bisa juga itu.
Pastinya... mungkin hanya Buddha yang tau.
Kok gak langsung disetujui aja adanya bhikkhuni? Tepatnya ya tanya yang bersangkutan... Tapi, mungkin... Sang Buddha ingin menunjukkan hal-hal tertentu, seperti alasan-alasan yang Beliau ungkapkan dalam sutta, bahwa suatu kumpulan akan menjadi lebih lemah dengan adanya wanita di dalamnya. Pertanyaan yang serupa... Mengapa Sang Buddha tidak langsung membabarkan Dhamma, sampai akhirnya diminta oleh Brahma Sahampati, padahal Beliau tahu bahwa Sammasambuddha adalah Sang Pembabar Dhamma?
Sori Teman, saya hanya bisa berpendapat dengan bilang "mungkin", soalnya saya ga bisa ngeramal, juga bukan penemu Sangha.
Hi hi... salam kenal...
Saya bertekad mau jalan kaki ke ROMA... maka jika tekad saya bulat, suatu saat pasti akan sampai ke ROMA, dan mungkin bisa diprediksi kapan bisa sampai-nya.
Tetapi jika saya tidak ada maksud ke ROMA, bisakah saya sampai ke ROMA ? Bisa ya bisa tidak.
Quote from: dilbert on 18 October 2010, 10:02:39 AM
Saya bertekad mau jalan kaki ke ROMA... maka jika tekad saya bulat, suatu saat pasti akan sampai ke ROMA, dan mungkin bisa diprediksi kapan bisa sampai-nya.
Tetapi jika saya tidak ada maksud ke ROMA, bisakah saya sampai ke ROMA ? Bisa ya bisa tidak.
bukannya ntar di kehdpan mendatang dia juga kagak ingat dgn tekad dia tersbut?
Quote from: Indra Wardhana on 18 October 2010, 09:27:20 AM
Mungkin...
Sang Buddha Dipankhara mengerti tingkat kekuatan tekad Sumedha dan Sumitta. Dan mengerti bahwa kekuatan tekad seperti yang mereka punya itu "pasti" terwujud. Karena kekuatan tekad mereka, maka "garis" mereka menjadi jelas.
Kalo kaya kita2, diramalin sukses, belum tentu hasilnya sukses, diramalin jatuh, belum tentu juga jatuh. Kaya kisah nyata seorang teman, dia diramalin bakal mati muda... "kecuali"... jika dia jadi bhikkhu. Alhasil, setelah dia jadi bhikkhu, dia ga jadi mati muda, tapi cukup luka parah (akibat kecelakaan). Notabene, yang ngeramalin gitu bukan cuma 1 orang lho. Orang2 biasa seperti kita ini "garisnya" bercabang-cabang, jadi kalo diramalin, bisa jadi ini bisa juga itu.
Pastinya... mungkin hanya Buddha yang tau.
Kok gak langsung disetujui aja adanya bhikkhuni? Tepatnya ya tanya yang bersangkutan... Tapi, mungkin... Sang Buddha ingin menunjukkan hal-hal tertentu, seperti alasan-alasan yang Beliau ungkapkan dalam sutta, bahwa suatu kumpulan akan menjadi lebih lemah dengan adanya wanita di dalamnya. Pertanyaan yang serupa... Mengapa Sang Buddha tidak langsung membabarkan Dhamma, sampai akhirnya diminta oleh Brahma Sahampati, padahal Beliau tahu bahwa Sammasambuddha adalah Sang Pembabar Dhamma?
Sori Teman, saya hanya bisa berpendapat dengan bilang "mungkin", soalnya saya ga bisa ngeramal, juga bukan penemu Sangha.
Hi hi... salam kenal...
kalo ada ramalan pasti, berarti kita dgn kata lain percaya dgn takdir dong ya? dgn kata lain, untuk apa kita berusaha sekuat mungkin apabila diramalin pasti jd ini dan iut?
Quote from: johan3000 on 18 October 2010, 08:48:00 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:58:32 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:55:00 AM
tapi tetap..jujur masih bingung n penasaran..
kalo sdh tau pasti di masa depan menjadi ini dan itu berarti ada dong ya namanya takdir?
ramalan pasti = takdir? menurut gw sama loh beradasarkan penjelasan bro indra..
misal: dia diramalkan pasti menjadi polisi
dia ditakdirkan menjadi polisi
bedanya apa? (kapasitas otak gw gak cukup buat bedainnya)
seperti yg sudah saya post di atas mengenai definisi takdir
1. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya
disini kan juga termasuk perbuatan lampau atau pada kehidupan lampau...
dan perbuatan sekarang atau yg akan dilakukan (dan ternyata dilakukan)...
apakah begitu ?
2. takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal
dalam buddhism kata "takdir" bukanlah sesuatu yg haram, takdir memang ada dalam Buddhism tapi dalam makna no. 1
saya tidak mengerti pertanyaan anda, bisa lebih jelas, tidak apa2 menggunakan kalimat yg lebih panjang dan mohon tidak menuliskan di dalam quote postingan saya
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 10:11:20 AM
Quote from: Indra Wardhana on 18 October 2010, 09:27:20 AM
Mungkin...
Sang Buddha Dipankhara mengerti tingkat kekuatan tekad Sumedha dan Sumitta. Dan mengerti bahwa kekuatan tekad seperti yang mereka punya itu "pasti" terwujud. Karena kekuatan tekad mereka, maka "garis" mereka menjadi jelas.
Kalo kaya kita2, diramalin sukses, belum tentu hasilnya sukses, diramalin jatuh, belum tentu juga jatuh. Kaya kisah nyata seorang teman, dia diramalin bakal mati muda... "kecuali"... jika dia jadi bhikkhu. Alhasil, setelah dia jadi bhikkhu, dia ga jadi mati muda, tapi cukup luka parah (akibat kecelakaan). Notabene, yang ngeramalin gitu bukan cuma 1 orang lho. Orang2 biasa seperti kita ini "garisnya" bercabang-cabang, jadi kalo diramalin, bisa jadi ini bisa juga itu.
Pastinya... mungkin hanya Buddha yang tau.
Kok gak langsung disetujui aja adanya bhikkhuni? Tepatnya ya tanya yang bersangkutan... Tapi, mungkin... Sang Buddha ingin menunjukkan hal-hal tertentu, seperti alasan-alasan yang Beliau ungkapkan dalam sutta, bahwa suatu kumpulan akan menjadi lebih lemah dengan adanya wanita di dalamnya. Pertanyaan yang serupa... Mengapa Sang Buddha tidak langsung membabarkan Dhamma, sampai akhirnya diminta oleh Brahma Sahampati, padahal Beliau tahu bahwa Sammasambuddha adalah Sang Pembabar Dhamma?
Sori Teman, saya hanya bisa berpendapat dengan bilang "mungkin", soalnya saya ga bisa ngeramal, juga bukan penemu Sangha.
Hi hi... salam kenal...
kalo ada ramalan pasti, berarti kita dgn kata lain percaya dgn takdir dong ya? dgn kata lain, untuk apa kita berusaha sekuat mungkin apabila diramalin pasti jd ini dan iut?
Tidak ada ramalan yang pasti, yang pasti itu tekad dan usahanya (didukung dengan paramitta). Jadi, mustinya kita tidak percaya takdir dan ramalan, tapi percaya sama tekad, usaha, dan pemupukan paramitta.
Mungkin.....
Quote from: Indra on 18 October 2010, 10:21:27 AM
Quote from: johan3000 on 18 October 2010, 08:48:00 AM
Quote from: Indra on 18 October 2010, 12:58:32 AM
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:55:00 AM
tapi tetap..jujur masih bingung n penasaran..
kalo sdh tau pasti di masa depan menjadi ini dan itu berarti ada dong ya namanya takdir?
ramalan pasti = takdir? menurut gw sama loh beradasarkan penjelasan bro indra..
misal: dia diramalkan pasti menjadi polisi
dia ditakdirkan menjadi polisi
bedanya apa? (kapasitas otak gw gak cukup buat bedainnya)
seperti yg sudah saya post di atas mengenai definisi takdir
1. takdir dalam arti perjalanan hidup seseorang sesuai kammanya
disini kan juga termasuk perbuatan lampau atau pada kehidupan lampau...
dan perbuatan sekarang atau yg akan dilakukan (dan ternyata dilakukan)...
apakah begitu ?
2. takdir dalam arti perjalanan hidup yg telah ditentukan oleh kekuatan eksternal
dalam buddhism kata "takdir" bukanlah sesuatu yg haram, takdir memang ada dalam Buddhism tapi dalam makna no. 1
saya tidak mengerti pertanyaan anda, bisa lebih jelas, tidak apa2 menggunakan kalimat yg lebih panjang dan mohon tidak menuliskan di dalam quote postingan saya
menulis didalam quote !
seperti padpad beberapa kali melakukan perbuatan itu, akhirnya disebrangkan oleh tuhan Su =))
_/\_
Quote from: No Pain No Gain on 17 October 2010, 10:22:37 PM
Quote from: Indra on 17 October 2010, 08:34:13 PM
Quoteapakah Buddha sendiri yang menemukan ajaran atau menemukannya lewat pengembangan ingatan masa lampu mengenai ajaran Buddha2 terdahulu? bukannya sesaat sebelum mencapai pencerahan, ingatan masa lampau dulu yang diperoleh?
anggaplah pengetahuan itu memang berasal dari ingatan masa lampau, tetap aja Buddha Gotama-lah yang pertama mengingatnya.
dan lagi, hanya dengan mengingat masa lampau tidak akan membebaskan seseorang. sama seperti sekarang ini, ajaran Sang Buddha lengkap terdapat dalam Tipitaka, semua orang bisa mempelajarinya, tetapi apakah hanya dengan mempelajarinya bahkan dengan menghafalkannya dapat mengantarkan seseorang menuju pencerahan?
oh..
memang betul..
cuman bukannya dengan kemampuan untuk mengingat kehidupan lampau..Bodhisatta jd tau teknik2 yang mesti dilakukan untuk mencapai kearahatan kan? dan dia juga bisa mengingat pencapaian jhana2 sekaligus latihan 'vipassana' yang Beliau tekuni pada kehidupan lampau..IMO, ini tentu sangat membantu sekali kalo demikian..mksdnya memberikan pondansi yang sangat kuat untuk mencapai kearahatan..
Dah beberapa kali hal keq gini dipermasalahin di forum ini.. Sang Buddha memang seorang arahat. Tetapi meski beliau seorang arahat, beliau arahat yang berbeda dari arahat-arahat lainnya. Kalau beliau melalui ingatan masa lampau lalu mencoba berlatih vipassana&jhana, ujung-ujungnya yang ada juga beliau cuman jadi arahat, atau seorang pacceka buddha. Bukannya jadi seorang Samma sambuddha!
Bagaimana dengan keistimewaan-keistimewaan lainnya dari seorang Samma sambuddha yang tidak dimiliki oleh arahat lainnya? Jangan berpikir hanya dengan mengembangkan vipassana&jhana saja seseorang bisa memiliki berbagai kemampuan istimewa seperti yang dimiliki seorang Samma sambuddha. Hal demikian tidak ada dikatakan dalam Nikaya, dan tidak pernah pula sang Buddha menjelaskannya. Lebih baik tidak perlu berspekulasi, let it be. :D
Quote from: No Pain No Gain on 18 October 2010, 12:24:43 AM
Quoteramalan yg dilakukan oleh Buddha Dipankara adalah berdasarkan pengetahuan pasti dengan melihat perjalanan hidup Sumedha hingga ke masa depan,
seperti misalnya saya bisa meramalkan bahwa pasti tulisan saya akan anda baca setelah saya post.
nah berkaitan lagi dengan ramalan perjalanan hidup sumedha ke masa depan..bukankah dengan adanya ramalan pasti, berarti perjalanan hdp sumedha sudah TERTENTU..apakah dengan demiikian bisa disebut takdir jg ya? (bener2 bingung nih)
Soal "kepastian" sudah diterangkan dengan baik oleh Ko Luis sebelumnya. Apa yang sudah tertentu adalah gambaran secara kasarnya. Sedangkan gambaran-gambaran detil dari peristiwa, tentu saja Buddha Dipankara pun mungkin tidak dapat meramalkan secara pasti.
Buddha Dipankara mungkin mempertimbangkan dan menyelidiki dari beberapa hal misalnya: Sumedha dan Sumitta bersama-sama memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tujuannya. Kemudian soal kemampuan, mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk mencapai tujuannya. Lalu mungkin mempertimbangkan, apakah mereka memang memiliki potensi yang cukup untuk menempuh bagaimanapun beratnya perjalanan yang menghadang di depan mereka? Ketika semua dirasakan telah OK, maka Buddha Dipankara berani merestui mereka.
Misalnya: Bro NPNG punya niat pengen ke Bandung bersama Surti, pacarnya. Minta ijin ke ortu. Ortu NPNG mungkin saja akan melihat dulu apakah NPNG benar-benar niat pergi? Jika ya, ortu mungkin lanjut menyelidiki dengan cara apa NPNG akan pergi ke Bandung? Apa dengan jalan kaki, bersepeda atau naik motor atau naik mobil? Jika naik mobil, apakah BBM mencukupi dan persediaan uang yang dibawa? Jika semua sudah OK, ortu dapat saja meramalkan NPNG bersama Surti dalam sekitar 3-4 jam ke depan akan sampai ke Bandung. Namun dalam perjalanan bisa saja ban pecah sehingga agak tertunda, namun tetap saja perjalanan akan tertempuh oleh NPNG dan Surti.
Rasanya tidak perlu unsur "takdir" yang membingungkan koq.
be happy
_/\_
Quote from: Jerry on 19 October 2010, 05:05:39 AM
Soal "kepastian" sudah diterangkan dengan baik oleh Ko Luis sebelumnya. Apa yang sudah tertentu adalah gambaran secara kasarnya. Sedangkan gambaran-gambaran detil dari peristiwa, tentu saja Buddha Dipankara pun mungkin tidak dapat meramalkan secara pasti.
_/\_
Seperti kutipan di RAPB
Anak-Ku Sariputta, ada empat hall yang tidak terukur, tidak terhitung dan tidak diketahui awalnya dan akhirnya, Empat hal itu adalah
1. makhluk-makhluk secara umum
2. luasnya alam semesta
3. jumlah alam semesta
4. Sabbannuta Nana yang dimiliki oleh Para Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurnadari penjelasan 4 hal diatas,
kemampuan SammasamBuddha tidak boleh diragukan.
para Buddha tidak menjelaskan perincian secara detail peristiwa karena ada alasan tertentu.
Semoga Bermamfaat
_/\_