Quote from: Kemenyan on 23 July 2007, 04:04:38 PM
^
"Buddha Tzu Chi" <- itulah letak Buddhanisasinya
"Tzu Chi" <- ini sendiri berunsur Tionghuanisasi... (read: Buddha, Taoism, Konghucu)
"NoName" <- kalao ini unsurnya "No Name-nisasi"
Kalau kita lihat dengan kaca pembesar, maka yg terlihat selalu saja lebih besar. Betul gak Bro ?
Yayasan ini didirikan oleh seorang biarawati karena rasa belas kasih nya yg tulus terhadap penderitaan org-orang disekeliling beliatu. Pada awalnya dana dikumpulkan dengan celengan bambu belasan ibu-ibu / umat di vihara beliau.
Beliau mengajarkan umat (ibu-ibu) membiasakan diri menyisihkan uang belanja (setara Rp1000 atau 2000) sebelum pergi kepasar, mengajak mereka membuat kerajinan tangan, menjahit sepatu bayi dsb utk dijual dan semua hasilnya utk kemanusiaan. Setelah sekian tahun, akhirnya mereka memberi nama perkumpulan tersebut. Tentu tidak aneh kalau namanya berembel-embel "Buddha", karena memang lahir dari vihara.
Seiring berjalan waktu, kejujuran dan ketulusan berbuah hasil. Banyak dukungan dari orang-orang, semakin hari semakin banyak dan besar. Meskipun demikian Mater Cheng Yen (pendiri), mengharuskan murid-muridnya (para biarawati) utk tidak menggunakan dana tersebut satu sen pun utk keperluan selain kemanusian, bahkan tidak utk keperluan kehidupan vihara (saya tidak tau kebenarannya, hanya saja, demikianlah presentasinya).
Setelah dana banyak, mulai terpikir utk melakukan aksi kemanusian yg lebih besar lagi. Di Indonesia, kebetulan banyak umat islam. Namun mereka yg pernah menerima bantuan, tidak ada mengaku disuruh pindah agama. Sekarang bahkan di afganistan yg wanitanya pakai jilbab hitam-hitam gitu, pun jadi relawan Tzu Chi.
Sayang kalau tujuan mulia yg tulus ini kemudian "di vonis" sebagai aksi Budhanisasi. Tetapi memang biasanya, orang menilai sesuatu dari luarnya yg barangkali mirip dengan mereka, lalu yakin kalau isinya pasti juga sama dengan mereka. Meskipun demikian, menurutku tidak apa-apa, semuanya akan terbukti dikemudian hari karena "Ketulusan" sangat berbeda dengan "Pamrih".
Kalau dikatakan mengajarkan cinta kasih, saya setuju. Tapi kalau nantinya ternyata misi Tzu Chi menjadi aksi Buddhanisasi seperti ajaran lain, maka saya lah pertama kali yg akan keluar dari kegiatan mereka. Itu tekad saya saat diminta naik panggung utk memberikan kesan dan pesan. Who Care :-) ?? gak ada sih, cuma protes dan kecewa saja....
Memang benar di daerah sy pun mereka bekerja sama dgn gereja untuk berkoordinasi menyalurkan bantuannya. Btw kalau mereka apa membangun sekolah tdk? Apa dgn embel2 agama jg tdk, seperti kalau kt sekolah di yayasan kr****n harus mempelajari agama kr****n? menurut saya sekolah buddhist pun perkembangannya sangat lambat, ada baiknya jg mereka membuat sekolah buddhist yg berkualitas agar umat yg beragama buddhist tdk "tersesat" hehehe
Jadi domba tersesat donk.....
Quote from: ryu on 24 July 2007, 10:19:20 AM
Memang benar di daerah sy pun mereka bekerja sama dgn gereja untuk berkoordinasi menyalurkan bantuannya. Btw kalau mereka apa membangun sekolah tdk? Apa dgn embel2 agama jg tdk, seperti kalau kt sekolah di yayasan kr****n harus mempelajari agama kr****n? menurut saya sekolah buddhist pun perkembangannya sangat lambat, ada baiknya jg mereka membuat sekolah buddhist yg berkualitas agar umat yg beragama buddhist tdk "tersesat" hehehe
Saat ini di Jakarta baru ada 2 rumah susun. 1 di Cengkareng dgn kapasitas 3000 lebih kk, 1 lagi di muara angke 1500an kk. Seperti biasa, selalu ada poliklinik disetiap perumahan yg beroperasi utk org kurang mampu. Saat ini bahkan sudah menjadi Rumah Sakit.
Mereka yg tinggal disitu mayoritas adalah penduduk di bantaran kali angke dan muara angke yg digusur pemerintah. Semuanya ditampung. Cuma bayar 200.000 (tujuannya utk motivasi), mereka sdh dapat tempat tinggal, pengobatan gratis, sering ada operasi gratis dgn dokter relawan dari taiwan, sekolah anak gratis dan buku dipinjam. Ibu2 diberi pelatihan ketrampilan tangan agar bisa mandiri dsb. Disamping itu sering sekali ada baksos pembagian sembako dan susu gratis buat bayi mereka. Ada subsidi atau keringanan rp. 200.000 tadi utk keluarga yg benar2 kurang mampu (ini dirahasiakan agar tidak terjadi kecemburan sosial).
Disekolah mereka tetap beragama masing-masing. Guru-guru juga berjilbab. Dilokasi perumahan selalu ada mesjid, sehingga tidak pernah sepi dari suara azan / sholat kalau mampi disana. Kalau anda nonton Da Ai TV pun, penyiarnya adalah muslim berjilbab. Kita bisa merasakan damai beragama di lingkungan Tzu Chi.
Saya dengar ada rencana (entah kapan pastinya) bangun sekolah international taiwan di Perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK). Saya belum tau apakah ini total agamanya buddha atau tidak. Tapi saya yakin sekolah ini bukanlah utk org kurang mampu, dan kalau tidak salah atas dukungan salah satu donatur (Bos PIK) utk melengkapi fasilitas perumahan elit di sana. Jadi mudah-mudahan bukan Buddhanisasi yg diselubungi aksi sosial.
Itu yg saya tau...
Tzu Chi memang cukup unik. Teman saya ada aktifis didalam jg. Nanti kalau sempat saya coba cari tahu agenda kerja mereka :)
Thanks guru. :)
saya denger sih banyak manfaat bergabung dgn Tsu Chi. ipar ada yg pernah ikut kegiatan mereka, dia memuji kedisiplinan member Tsu Chi. hmm... kira2 sdr Wi Jong bisa sharing apa saja yg diajarkan di sana? ato link-nya mungkin?
[at] Jendral LB
http://www.tzuchi.or.id/berita.html
Saya sering dengar Tsu Chi sering adakan baksos di daerah Cilincing (tanjung Priok)... kebetulan ada Teman (agama "K") yg tinggal di cilincing jg salut ama Tsu Chi dan menyebutnya Buddha Tsu Chi.
Sekarang Tsu Chi udah menyebar di kalbar ( terutama di kota Singkawang )...
Kalo ada teman-teman yg menjadi member Tsu Chi, bisa tolong share di sini...
_/\_
jendral hedi : ^:)^
lily : wah iya, sharing pengalaman di tsu chi, kl bisa sdr Wi Jong bikin thread baru aja di subforum Engaged Buddhism ^:)^
kemaren2x udah sempat nitip ke teman yg di tzu chi utk mengundang mereka yg di milis tzu chi jg. mungkin belum nongol :)
Thank's Benz....
_/\_
Saya cerita sedikit pengalaman saya bersama Tzu Chi. Tapi saya sendiri karena keterbatasan waktu utk keluarga jadinya kadang absen. ( alasan..... %-( )
Apa yg mereka ajarkan ??
Intinya, mereka mengajarkan atau menularkan cinta kasih universal.
Terakhir saya ikut pelatihan sukarelawan. Dari 100 lebih relawan yg hadir, 50% islam, 10 org ka****k, 5 kr****n, 1 hindu, sisanya Buddhis. Mayoritas islam. Semua relawan yg memberi sharing (dari berbagai agama), berbicara dalam 1 bahasa, yaitu cinta kasih. Mereka mengaku merasakan itu dalam budaya Tzu Chi. Ada yg mengajak Tzu Chi joint dengan yayasan agama mereka (karena mereka aktifis juga disana) dan TIDAK SEDIKIT yg malu dengan yayasan bentukan agama mereka sendiri (tapi saya tidak tau mengapa). :)
Sistem rekrutmen relawan tidak sembarangan. Tidak semua org yg ingin bisa langsung jadi relawan. Harus ada yg merekomendasikan. Setelah saya amati, ternyata sistem ini memang benar. Mereka menghindari org2 yg kurang disiplin, sehingga membawa citra negatif bagi organisasi. Relawan harus disiplin, harus bersedia berkorban, punya komitment, bekerja sesuai dengan budaya/kebiasaan dari organisasi, seperti cara menyapa, cara berdiri, cara berjalan, berbaris, cara duduk, posisi tidur, cara makan, cara berpakaian, sisiran rambut, kapan harus mengucapkan terimakasih, harus mandiri membawa mangkok, sendok sampai mencuci sendiri-sendiri. Menjaga kebersihan lingkungan, botol aqua dijaga masing-masing, kertas-kertas makanan dikumpulkan, relawan yg senior harus mengutamakan yg junior dsb. Semua utk tatakerama dan aturan main pada saat sedang "bertugas" dilapangan.
Mereka yg menjadi relawan resmi (baju biru tua) adalah org2 yg telah menunjukan dedikasinya (setelah baju abu2 beberapa lama) dan direkomendasi oleh salah satu senior. Kemudian diberi training, pengarahan dan tata cara serta budaya di Tzu Chi. Mereka tidak ingin baju biru berbuat tidak sesuai dengan misi dan visi atau merusak citra Tzu Chi dsb.
Jadi intinya, tidak ada yg mereka ajarkan kecuali cinta kasih dan attitude. Kalau ada yg mengatakan melakukan Buddhanisasi, mungkin perlu datang dan lihat dengan cara ikutan jadi relawan terlebih dahulu... :)) hitung2 sekalian menambah jumlah relawan yg sedikit sekali di Indonesia
_/\_
Oh iya, ada tambahan
Tzu Chi juga mengadakan home industri, mengkampanyekan dan memberi pelatihan utk produk daur ulang. Menggugah kita utk perduli terhadap kelestarian lingkungan. Mereka mengumpulkan dari rumah ke rumah botol2, plastik2 dsb. Tentunya dari rumah yg ingin berpartisipasi. Rumah itu ditempelkan sticker Tzu Chi, sehingga para relawan bisa mengumpulkan sampah dengan cepat.
Dan yg informasi lain yg membanggakan kita umat Buddha adalah ...
Presiden SBY berkata, pada saat Indonesia terkena bencana beruntun, kalau ada yayasan sosial yg selalu datang pertama kali dilokasi, itu adalah Yayasan Buddha Tzu Chi.
Yah, itu efek samping lainnya menggunakan embel-embel "Buddha" selain terlihat oleh pihak lain sebagai sisi negatif / Buddhanisasi.
^:)^ terima kasih bro Wi TJong atas sharingnya.
Sekarang sudah jelas semua. Ternyata insidernya ada disini :)
Ya bro semoga dapat terus berkembang. Thanks atas informasinya.
trims buat sharingnya ^:)^
hayo..hayo.. td yg bilang buddhanisasi, disuruh join jd relawan tuh ^-^
*dorong kemenyan nyebur ke Tsu Chi*
Bagus sekali.. :)
Sekedar usul kepada Bro Sumedho. Bagusnya thread ini dipecah karena sudah berbeda dengan judul.. Jadi member yang ingin mencari tahu mengenai Tsu Chi dapat membacanya di thread ini..
Ah bukan begitu Ben, saya bukan siapa2 Tzu Chi. Cuma relawan biasa, itupun baju abu2 alias tdk tetap.
Mari kita dukung dan berharap agar organisasi ini bisa tetap konsisten menjalankan visi dan misinya. Dan semoga tambah banyak orang-orang yg mengerti dan mempraktekkan cinta kasih dlm kesehariannya.
Action daripada sekadar lip service (*)
Quote from: Wi Tjong on 25 July 2007, 09:10:14 AM
Ah bukan begitu Ben, saya bukan siapa2 Tzu Chi. Cuma relawan biasa, itupun baju abu2 alias tdk tetap.
Mari kita dukung dan berharap agar organisasi ini bisa tetap konsisten menjalankan visi dan misinya. Dan semoga tambah banyak orang-orang yg mengerti dan mempraktekkan cinta kasih dlm kesehariannya.
Saya rasa tidak begitu..
Baju biru, baju abu2 itu hanya label..
Yang penting niatnya..
Dan menurut saya pribadi, niat Sdr. Wi Tjong dll patut diacungin jempol..
^:)^ ^:)^
Tidak semua bisa seperti Anda.. Termasuk juga saya.. (belum bisa seperti Anda :-[)
Ya mungkin sdr wie bs memberikan masukan2 di sini mengenai kegiatan anda di tzu chi. Thanks
nah, bikinlah kopi darat, undang orang tsuchi, biar penjelasan langsung, kalau perlu bikin copy darat di dapur semarang mutiara taman palem, khan dekat kantor tsuchi (promosi dikit), hehehe
Quote from: ryu on 25 July 2007, 10:24:52 AM
Ya mungkin sdr wie bs memberikan masukan2 di sini mengenai kegiatan anda di tzu chi. Thanks
Wah, saya jadi gak enak :). Jadi seperti juru bicaranya Tzu Chi, padahal bukan samasekali. Saya hanya jalan kalau ada sms atau berita dari kepala group di wilayah tempat tinggal saya.
Gini, relawan Tzu Chi dibagi menjadi menjadi 3 wilayah besar (zona) di jakarta utk memudahkan relawan sendiri. Jadi misalnya saya dekat di cengkareng maka saya termasuk zona jakarta barat dan sekitarnya. Relawan tidak perlu pergi jauh2, bisa hemat waktu dsb.
Masing-masing zona dibagi lagi menjadi sub dan sub dibagi lagi menjadi lebih kecil, sehingga ada kepala group. Kepala group ini biasanya yg memberitahukan anggotanya (sms) kalau ada kegiatan.
Tzu Chi sering adakan Baksos kalau lagi ada drop beras dari taiwan, biasanya ratusan ton (mungkin ribuan bahkan). Sehingga pada periode itu, akan sering sekali bagi2 beras. Entah di cengkareng, T.priok, Ancol, dsb.
Kelihatannya ada yg berminat jadi relawan nih ;D . Bagus. Kalau benar, nanti saya kabari ketua group saya, mungkin dia bisa kenalkan anda dengan ketua group yg sesuai wilayah operasinya dgn tempat tinggal anda.
Kalau mau dengerin presentasi, sebenarnya tidak ada, kecuali tidak resmi begini. Bisa juga baca di website : www.tzuchi.or.id atau langsung http://www.tzuchi.or.id/berita.html utk berita indonesia. Silahkan baca beberapa kegiatan yg ditampilkan...
Maaf sebelumnya, ada masukan dari teman saya, dia merasa bhw organisasi Tzu chi sangat di sayangkan tdk/kurang terlihat dlm memajukan agama Buddha di indonesia, memang benar ajarannya kasih universal shg tdk memandang agama tp menurutnya sebaiknya bs mengembangkan umat Buddha sehingga tdk di pandang sebelah mata dan seenaknya oleh agama tetangga, jd intinya lebih baik memajukan agama Buddha dl, karena kasihan bnyk umat Buddha yg di tekan oleh agama lain melalui sekolah, instansi kesehatan dll. Jd ada baiknya misalnya membangun sekolah Buddhist, rumah sakit, dan lain2 untuk kepentingan umat Buddhist.
Quote from: ryu on 25 July 2007, 02:01:40 PM
Maaf sebelumnya, ada masukan dari teman saya, dia merasa bhw organisasi Tzu chi sangat di sayangkan tdk/kurang terlihat dlm memajukan agama Buddha di indonesia, memang benar ajarannya kasih universal shg tdk memandang agama tp menurutnya sebaiknya bs mengembangkan umat Buddha sehingga tdk di pandang sebelah mata dan seenaknya oleh agama tetangga, jd intinya lebih baik memajukan agama Buddha dl, karena kasihan bnyk umat Buddha yg di tekan oleh agama lain melalui sekolah, instansi kesehatan dll. Jd ada baiknya misalnya membangun sekolah Buddhist, rumah sakit, dan lain2 untuk kepentingan umat Buddhist.
Hm.. Saya rasa ini perlu ditanyakan dulu..
Apa visi dan misi Yayasan Tzu Chi ini ?
Apakah untuk memajukan agama Buddha atau tidak..
Memang benar idealnya Yayasan Buddhis memajukan Buddha di daerah setempat
Tapi semua berbalik lagi ke visi dan misi yang telah digariskan.
Mungkin Bro. Wi Tjong bisa memberi masukan
Saya yakin, bahkan sangat yakin semua orang pasti punya harapan memberi manfaat (prioritas) kepada golongannya, termasuk petinggi2 di Tzu Chi.
Tetapi (ini pendapat pribadi saya) kalau kita berbicara mengajarkan cinta kasih, apakah masih perlu batasan-batasan suku, agama atau ras ? kalau ada, bukan cinta kasih universal dong namanya ?. Misi mulia Tzu Chi bukan utk mengembangkan agama Buddha, tetapi misi mempraktekkan ajaran cinta kasih Buddhisme yaitu : kemanusiaan
Kalau ada yg berkata, semestinya memberi manfaat kepada golongannya terlebih dahulu baru kepada yg lain. Ini kok diperlakukan kurang baik oleh kelompok lain, malah masih tetap konsisten dengan nilai universalnya ? Kalau demikian pikiran kita, maka tidak ada bedanya cinta kasih Buddhisme dengan ajaran kasih mereka, sama saja tidak universal. Dan akhirnya semuanya bermuara pada kepentingan kelompok masing-masing dan lebih parah lagi malah saling sikut-sikutan, saling menjatuhkan dsb seperti ketidakdamaian yg terjadi sampai hari ini.
Selama yg saya rasakan, kalau ada ajaran cinta kasih yg universal, itu hanya ada di Buddhism. Benarkah ini dapat dipraktekkan ? Inilah salah satu bukti nyata. Kalau masih MENDAHULUKAN kepentingan golongan, maka bukan itulah metta yg diajarkan oleh Sang Buddha. Ini pendapatku lho. ;)
Mana lebih urgent ? Mengembangkan agama Buddha atau memperbanyak orang-orang yang punya Cinta Kasih Universal ?? bisa jadi pro dan kontra lagi dech.... #-o
Quote from: Wi Tjong on 25 July 2007, 03:06:56 PM
Saya yakin, bahkan sangat yakin semua orang pasti punya harapan memberi manfaat (prioritas) kepada golongannya, termasuk petinggi2 di Tzu Chi.
Tetapi (ini pendapat pribadi saya) kalau kita berbicara mengajarkan cinta kasih, apakah masih perlu batasan-batasan suku, agama atau ras ? kalau ada, bukan cinta kasih universal dong namanya ?. Misi mulia Tzu Chi bukan utk mengembangkan agama Buddha, tetapi misi mempraktekkan ajaran cinta kasih Buddhisme yaitu : kemanusiaan
Kalau ada yg berkata, semestinya memberi manfaat kepada golongannya terlebih dahulu baru kepada yg lain. Ini kok diperlakukan kurang baik oleh kelompok lain, malah masih tetap konsisten dengan nilai universalnya ? Kalau demikian pikiran kita, maka tidak ada bedanya cinta kasih Buddhisme dengan ajaran kasih mereka, sama saja tidak universal. Dan akhirnya semuanya bermuara pada kepentingan kelompok masing-masing dan lebih parah lagi malah saling sikut-sikutan, saling menjatuhkan dsb seperti ketidakdamaian yg terjadi sampai hari ini.
Selama yg saya rasakan, kalau ada ajaran cinta kasih yg universal, itu hanya ada di Buddhism. Benarkah ini dapat dipraktekkan ? Inilah salah satu bukti nyata. Kalau masih MENDAHULUKAN kepentingan golongan, maka bukan itulah metta yg diajarkan oleh Sang Buddha. Ini pendapatku lho. ;)
Mana lebih urgent ? Mengembangkan agama Buddha atau memperbanyak orang-orang yang punya Cinta Kasih Universal ?? bisa jadi pro dan kontra lagi dech.... #-o
Haha. Pendapat Sdr. Wi Tjong sesuai dengan alur pikiran saya..
Btw.. Thanks 4 sharing..
Iya kok sama ya ? padahal tidak pakai sepakat dulu ... :))
TQ juga, sama-sama.
emang benar hal itu pun saya setuju tetapi yg teman saya bilang karena dia mengalaminya bahkan mungkin banyak juga yg mengalami seperti dia yaitu semacam pemasukan paham2 yg menentang agama buddha dari pihak agama lain yg akhirnya seperti contoh dgn menyogok seseorang Pindah agama yg memberi, dari sekolah jg sudah di doktrin dgn dogma2 agama itu shg otomatis agama Buddha semakin tertekan. Coba saja di negara ini pembangunan rumah ibadah saja di batasi untuk agama minoritas.
Quote from: Wi Tjong on 24 July 2007, 03:24:09 PM
Saya cerita sedikit pengalaman saya bersama Tzu Chi. Tapi saya sendiri karena keterbatasan waktu utk keluarga jadinya kadang absen. ( alasan..... %-( )
Apa yg mereka ajarkan ??
Intinya, mereka mengajarkan atau menularkan cinta kasih universal.
Terakhir saya ikut pelatihan sukarelawan. Dari 100 lebih relawan yg hadir, 50% islam, 10 org ka****k, 5 kr****n, 1 hindu, sisanya Buddhis. Mayoritas islam. Semua relawan yg memberi sharing (dari berbagai agama), berbicara dalam 1 bahasa, yaitu cinta kasih. Mereka mengaku merasakan itu dalam budaya Tzu Chi. Ada yg mengajak Tzu Chi joint dengan yayasan agama mereka (karena mereka aktifis juga disana) dan TIDAK SEDIKIT yg malu dengan yayasan bentukan agama mereka sendiri (tapi saya tidak tau mengapa). :)
Sistem rekrutmen relawan tidak sembarangan. Tidak semua org yg ingin bisa langsung jadi relawan. Harus ada yg merekomendasikan. Setelah saya amati, ternyata sistem ini memang benar. Mereka menghindari org2 yg kurang disiplin, sehingga membawa citra negatif bagi organisasi. Relawan harus disiplin, harus bersedia berkorban, punya komitment, bekerja sesuai dengan budaya/kebiasaan dari organisasi, seperti cara menyapa, cara berdiri, cara berjalan, berbaris, cara duduk, posisi tidur, cara makan, cara berpakaian, sisiran rambut, kapan harus mengucapkan terimakasih, harus mandiri membawa mangkok, sendok sampai mencuci sendiri-sendiri. Menjaga kebersihan lingkungan, botol aqua dijaga masing-masing, kertas-kertas makanan dikumpulkan, relawan yg senior harus mengutamakan yg junior dsb. Semua utk tatakerama dan aturan main pada saat sedang "bertugas" dilapangan.
Mereka yg menjadi relawan resmi (baju biru tua) adalah org2 yg telah menunjukan dedikasinya (setelah baju abu2 beberapa lama) dan direkomendasi oleh salah satu senior. Kemudian diberi training, pengarahan dan tata cara serta budaya di Tzu Chi. Mereka tidak ingin baju biru berbuat tidak sesuai dengan misi dan visi atau merusak citra Tzu Chi dsb.
Jadi intinya, tidak ada yg mereka ajarkan kecuali cinta kasih dan attitude. Kalau ada yg mengatakan melakukan Buddhanisasi, mungkin perlu datang dan lihat dengan cara ikutan jadi relawan terlebih dahulu... :)) hitung2 sekalian menambah jumlah relawan yg sedikit sekali di Indonesia
_/\_
Bro Wi Tjong...
Thanks atas sharingnya..
_/\_
Kalo ada yang mau ikutan, untuk wil Bandung, Besok 26 Juli ada kegiatan kunjungan ke Panti Jompo Karitas di Cimahi, Kumpul jam 8.00 pagi di Kantor Tzu Chi Jl. Dago (seberang MacD).
Hari Minggu tgl 29 Juli, Bagi beras di Banjaran, kumpul jam 6.30 pagi di Kantor Tzu Chi (alamat sama dengan di atas).
Kegiatan ke panti jompo itu kegiatan rutin, kita keliling beberapa panti Jompo. Tiap panti kita kunjungi 2 bulan sekali.
Bagi Kupon dan beras juga cukup sering, kira2 tiap bulan ada.
Selain itu kadang2 bikin baksos pengobatan gratis.
Kalau mau gabung, bisa hubungi Hendra telp (022) 7027 4986.
Bisa langsung gabung tanpa pelatihan dulu, langsung latihan/diberi pengarahan di lapangan. Biasanya kalau bagi kupon Beras, relawan pemula akan dipasangkan dengan relawan yang sudah biasa di lapangan, jadi ngga susah.
Saya dulu juga cuma telp, terus langsung diajak ikut kegiatan baksos.
Kegiatan rutin Tzu Chi di kantornya sih ada beberapa macam, seperti Latihan bahasa isyarat tangan, Belajar Mandarin, tiap minggu ada juga acara belajar philosophi Tzu Chi.
sampai ketemu!
_/\_
Tzu Chi murni atas dasar kemanusiaan menolong orang2 yang sedang dalam kesusahan.
Saya dulu waktu di Jakarta sering ikut kegiatan Tzu Chi dan tidak pernah ada keharusan bahwa setelah menerima bantuan Tzu Chi harus masuk Agama Buddha.
Ikut kegiatan Tzu Chi sangat bagus sekali karena kita bisa berbuat baik secara tidak langsung pada ratusan orang. Bagi yang ingin Merubah Nasib jangan melewatkan kesempatan menjadi Sukarelawan Tzu Chi. banyak manfaatnya, kita dapat banyak teman yang baik2 dan berjiwa sosial.
Pokoknya kalau bisa ikut deh kegiatan sosial Tzu Chi.
Cia Yo
Ngomong2 kembali tentang Tzu Chi,
Hari minggu ini 18 Nov 2007, ada baksos pembagian kupon sembako didaerah Bojong, cengkareng jakarta barat.
Dibutuhkan 200 org relawan. Bagi siapa saja yg ingin ikutan, sangat diharapkan kehadirannya. Kumpul jam 7.00 pagi di Rumah Susun Cinta Kasih, Cengkareng, Jakarta Barat. (Kalau tidak tau boleh hubungi saya di 08129250798). Selesai biasanya jam 2 sore. Kalau banyak relawan, barangkali bisa lebih cepat.
Pakai baju abu-abu, celana puti, sepatu putih. Kalau tidak punya seragam begituan, pakai bebas, nanti akan dibagi rompi relawan. Pakai topi biar gak kepanasan.
Ayo, danakan waktu dan tenaga anda selagi masih sehat dan ada kesempatan. Ditunggu kehadirannya.
bro wi tjong,
bagi2 cerita donk gimana tentang kegiatan bagi kupon Tzu Chi.
Thanks bro
Seminggu sebelum pembagian beras, selalu dilakukan pembagian kupon. Biasanya baksos dilakukan untuk minimal 1 kelurahan. Satu kelurahan dibagi menjadi beberapa RW dan puluhan RT. Total bisa mencapai puluhan ribu kupon.
Setiap pasangan relawan akan mendapatkan "jatah" 1, 2 atau lebih RT tergantung jumlah relawan yg tersedia waktu itu. Dan setiap KK yg ditunjuk oleh RT akan mendapat 1 kupon. 1 Kupon untuk 1 karung beras, isi 20 kg.
Teknisnya, ketua RT akan menyerahkan list keluarga layak menerima bantuan. Berdasarkan list dari RT tadi, relawan akan mendatangi rumah calan penerima dan menyerahkan kupon tersebut. Memberitahu ada pembagian beras, tempat, kapan dan gratis. Dalam pembagian kupon juga sambil berinteraksi, bertegur sapa dsb. Kita akan merasakan kebahagiaan mereka sebagai kebahagiaan kita juga. Kita juga akan merasa sangat bersyukur dan jauh lebih beruntung daripada mereka, meskipun barangkali kondisi kita dirumah juga pas-pasan.
Itu saja dulu bro. , anda ingin bergabung atau sudah pernah bergabung sebelumnya ?
Kmaren cewek saya sempet ikut survey sebelum pembagian kupon yg diwilayah bekasi, dia ikut yg dari perwakilan sinar mas.
Bro witjiong juga ikut?
Hai HokBen
Wow, ternyata ini rekan kita yg ikutan...
Tzu Chi Indonesia, saat ini dibagi wilayah. Untuk jakarta ada 3 zona. Tujuannya agar relawan tidak harus pergi terlalu jauh dari rumahnya. Dan utk memudahkan koordinasi.
Bekasi barangkali termasuk wilayah timur, sementara saya lebih sering ikut diwilayah barat. Cengkareng dan sekitarnya...
gw sh blum ikutan,baru cewek gw yg ikut..
kapan2 dh kalo pas kegiatannya sabtu and cewek gw ngajak , gw ikutan..
wah enak yah bisa ikutan kegiatan Tzu CHi
Kangen gue. Gue dulu sering ikut kegiatan Tzu Chi waktu tinggal di Jakarta. sekarang gue tinggal di Palembang jadi tidak bisa ikut lagi :'(
Bagus banget ada Tzu Chi di Indo jadi bisa menolong orang2 susah karena di Indo sangat banyak orang susah. Kita jadi bisa balas budi pada Negara dimana kita tinggal, tidur, makan, bahkan buang air di sini :)
Tetap Semangat kata Sonny Tulung
Metta,
Hengki
Bro Hengki di Palembang?
Coba aja gerakin muda-mudi vihara Dharmakirti supaya bisa adain cabang Tzu Chi palembang...
_/\_
organisasi luar biasa nih.
kira2 di medan ada gak ya?
gak pernah dengar sih.
buat teman2 DC yang asal medan. kalo ada ikut. tolong kabarin ginny ya. Thx.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata
sis ginny....perhaps this can help..
Kantor Penghubung Medan
Jl. Boulevard Blok G/1 No. 1-3
Cemara Asri – Medan 20371
Telp./Fax. (061) 6638986
Terima kasih atas sharing Bro Wi Tjong, saya sudah cukup lama mendengar mengenai Tzu Chi, tapi setelah baca thread ini baru tahu kegiatannya.
Saya waktu masih menetap di Jakarta dulu pernah aktif di suatu yayasan yang kurang lebih sama dengan Tzu Chi yaitu mengajarkan tentang Human value / Nilai2 Kemanusiaan, setiap minggu pagi pasti ada acara baksos (memang skalanya tidak seluas seperti Tzu Chi) yaitu mengunjungi panti asuhan, panti jompo, RS jiwa, Lapas, dan kadang kedaerah miskin untuk membagi sembako.
Kalau kita mengunjungi panti2 tersebut, kita tidak cuma sekedar memberikan makanan kepada mereka, melainkan kita melayaninya, yaitu mulai dari mengambilkan makanan (makanan juga dimasak gotong royong, bukan beli yang sudah jadi), kalau perlu kita suapin (bagi kaum jompo yang memerlukannya), kita ajak mereka ngobrol, cerita2 untuk menghibur mereka, kita ajak nyanyi2, yang sifatnya untuk memberi pelayanan. Sebab penghuni2 panti dapat diartikan sebagai manusia 'terbuang' yang memerlukan perhatian, dengan kita memberi pelayanan sedemikian rupa setidaknya bisa menghibur mereka.
Banyak pengalaman mengharukan yang menjadikan pengalaman tersendiri yang tak terlupakan, pernah sekali ikut yang di Pulau Penang - Malaysia, waktu itu mengunjungi panti jompo disana, ketika sedang melayani seorang nenek yang mungkin usianya sudah diatas 70 tahun, jadi penglihatan dan pendengarannya juga sudah kurang baik, ketika itu saya sedang menyuapi beliau makan, saya dikira cucunya yang datang menjenguk, karena mungkin sudah lama tidak di jenguk oleh keluarganya, momen2 seperti ini mengingatkan kita untuk bisa selalu berbakti pada orang tua kita. Pernah sekali ketika berkunjung ke RS Jiwa di Grogol - Jakbar, ada seorang mantan pembantu rumah tangga yang dimasukkan ke RSJ oleh bekas majikannya, dia curhat asal usul kenapa dia dimasukkan RSJ, sampai tidak memperbolehkan kami meninggalkan dirinya, dan lain2.
Kegiatan2 seperti ini akan banyak membawa manfaat positif bagi kita, kita bisa mengembangkan metta kita kepada semua orang tanpa pandang bulu, dengan demikian semoga kita bisa menggugah orang lain juga memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukannya.
Kalau ada waktu, nanti mau coba ikut kegiatan Tzu Chi disini (alamatnya sudah dapat).
Sekali lagi Thanks atas sharing Bro Wi Tjong.
bro, gw punya byk waktu luang nih april ini. di tzu chi ngapain aja? harus full time ga? kalo bisa part time bantu2 disana boleh aja? gw di bandung, tau sih tempatnya tzu chi, tapi ga tau itu buat apa, dan belom pernah mampir. ;D
Hai Fuxi,
Sudah lama saya tidak mengunjungi DC, entah tiba-tiba pengen lihat-lihat lagi, eh ternyata ada yang bertanya tentang kegiatan tzu chi di bulan april 08 ini
Sekalian saja, saya buat pengumuman "Dicari Relawan"
Kebetulan kemarin tgl 13 hr minggu, ada lagi pembagian kupon sembako utk warga di daerah pesing jakbar utk kurang lebih 6000 kk.
Terus minggu depannya 20 apr pembagian sembakonya (beras 1 karung / 20kg). Jadi butuh banyak relawan utk bantuin ibu-ibu, anak-anak dan orang tua yg gak mampu mengangkat beras yg diterimanya. Terus bisa juga bantu-bantu ngatur antrian masuk dan keluar, dsb.
Kalau berminat kumpul jam 06.30 tgl 20 apr 2008 di RSKB Cinta Kasih Cengkareng, Jl Outer Ring Road, Jakarta Barat
Kegiatan lain di bulan apr :
tgl 19 sabtu ke panti asuhan ciracas kumpul jam 07 di RSKB
tgl 26 sabtu ke panti cacat ganda kumpul 08.30 di RSKB
Untuk info lebih lanjut bisa hubungi IRA 0818-941836.
Sayang anda di Bandung, mungkin tidak bisa ikut kegiatan kami yang di Jakarta. Untuk kegiatan di Bandung, harus tanya anggota yang bergabung disana.
Wi Tjong,
Kalau ada kegiatan Tzu Chi tolong posting di DC yah biar kalau ada teman2 kita yang mau tanam karma baik bisa ikutan.
Thanks yah karena kamu udah kasih kesempatan orang lain untuk berbuat baik.
Bandung, bandung, ditunggu informasinya. Atau nanti kalau ketemu ko Eddy di VVD gw tanya deh. Biasanya dia yang koordinasi pemuda-pemudi di Vihara buat ikut kegiatan Tzu Chi.
_/\_
Dear all,
Tanggal 20 april ini Tzu Chi juga mengadakan pembagian kupon beras di pademangan kurang lebih 4800 kk yang akan disurvey door to door,sehingga membutuhkan kurang lebih 250 relawan.
Kegiatan akan dimulai pukul 7 pagi di kantor lurah pademangan barat dan diperkirakan selesai pukul 12.00.
Pada tanggal 19 april jam 17.00-18.00 di Jingsi cafe,mal kelapa gading ada briefing utk pembagian kupon ini.
kemungkinan pembagian beras ini mungkin akan jadi yang terakhir utk beras dari taiwan,mengingat krisis pangan yang mulai melanda dunia.
tanggal 27 kita akan melakukan baksos pembagian berasnya.
tanggal 20,Untuk yang dekat dengan kelapa gading,bisa turut berkumpul di Sportclub,di tempat tunggu shuttle bus kelapa gading pada pukul 6.00 pagi.
Gan En
Tambahan:
Kegiatan Tzu Chi-wilayah kelapa gading:
Bertempat di Jingsi Cafe, Mal Kelapa Gading
Setiap Senin,jam 19.00 rapat kasus utk pengajuan permohonan bantuan dari Tzu Chi
Setiap Selasa,jam 19.00 kelas shou yi/isyarat tangan
Kamis (2 minggu sekali), sharing buku2 Master Cheng Yen
Setiap Jumat,kelas kata perenungan dan mandarin
Sabtu,2 minggu sekali,kelas istana dongeng ceria,untuk anak2
Minggu, kalau tidak baksos yah sosialisasi daur ulang
Untuk kegiatan2 ini atau lainnya bisa hubungi Jingsi Cafe.
Gan en
Bro cetera,
Untuk baksos tgl 27 April akan diadakan dimana? Alamat lengkapnya?
Kumpulnya dimana dan jam berapa serta harus hubungi siapa?
Thanks atas infonya
yang wilayah medan, ada yang tahu :)
Bro Hengki,
Tempatnya di Gedung Olahraga di dekat kelurahan pademangan barat. Kalau dari gunung sahari bisa masuk dari samping jalan gedung AL. Baksos dimulai pukul 8 pagi...jadi bisa ngumpul disana sebelumnya saja...skitar jam 7. Nanti disana lgs tanya ke relawan yang pakai biru putih saja,atau kl ga bisa lgs ke korlap (pastinya sih sibuk bagnet yah) Aping Shixiong.
Gan en
Tzu Chi kembali akan mengadakan baksos berupa pembagian beras pada hari minggu tgl 4 Mei 2008 pk. 7 pagi di Kantor Camat Penjaringan (sebelah Rumah Duka Atmajaya) dan membutuhkan banyak Sukarelawan.
Untuk informasi lebih jelas hubungi Tzu Chi di 6016332.
Semoga bermanfaat.
Hari ini di sebelah aye ada ruko lagi bagi2 beras dari tzu chi nih gabung sama kodam siliwangi keknya.
Quote from: Wi Tjong on 25 July 2007, 03:06:56 PM
Saya yakin, bahkan sangat yakin semua orang pasti punya harapan memberi manfaat (prioritas) kepada golongannya, termasuk petinggi2 di Tzu Chi.
Tetapi (ini pendapat pribadi saya) kalau kita berbicara mengajarkan cinta kasih, apakah masih perlu batasan-batasan suku, agama atau ras ? kalau ada, bukan cinta kasih universal dong namanya ?. Misi mulia Tzu Chi bukan utk mengembangkan agama Buddha, tetapi misi mempraktekkan ajaran cinta kasih Buddhisme yaitu : kemanusiaan
Kalau ada yg berkata, semestinya memberi manfaat kepada golongannya terlebih dahulu baru kepada yg lain. Ini kok diperlakukan kurang baik oleh kelompok lain, malah masih tetap konsisten dengan nilai universalnya ? Kalau demikian pikiran kita, maka tidak ada bedanya cinta kasih Buddhisme dengan ajaran kasih mereka, sama saja tidak universal. Dan akhirnya semuanya bermuara pada kepentingan kelompok masing-masing dan lebih parah lagi malah saling sikut-sikutan, saling menjatuhkan dsb seperti ketidakdamaian yg terjadi sampai hari ini.
Selama yg saya rasakan, kalau ada ajaran cinta kasih yg universal, itu hanya ada di Buddhism. Benarkah ini dapat dipraktekkan ? Inilah salah satu bukti nyata. Kalau masih MENDAHULUKAN kepentingan golongan, maka bukan itulah metta yg diajarkan oleh Sang Buddha. Ini pendapatku lho. ;)
Mana lebih urgent ? Mengembangkan agama Buddha atau memperbanyak orang-orang yang punya Cinta Kasih Universal ?? bisa jadi pro dan kontra lagi dech.... #-o
IMO saya tdk setuju dgn anda,saya lbh setuju dgn saudara ryu...
Sibuk2 ajarkan cinta kasih yg universal,tp agama Buddha terbengkalai apakah ini jg dikatakn benar??dan lagi disuruh "memajukan" agama buddha bkn memaksa org lain masuk agama Buddha.Mohon diperhatikan kata2 ini...
Memajukan maksudnya selain cinta universal yg diajarkan mesti diajarkan juga kepada umat buddha ttg ajaran "Buddha" bukan sebatas cinta kasih aja...
Sama aja bohong...
Tdk dpt merealisasikan apa2...
Gw suka DAAI Tv dan sering menonton film...
Byk hal yg bisa didpt dan banyak hal yg juga membodohkan umat...
Cth: Lihat yg berjudul apa ya gw lupa aktris bernama A lan (Dislh 1 adegannya ada adegan yg memohon kpd Dewi Kwam Im dan permohonannya terkabul.Itu seakan2 membdhkan masyarakat bahwa dewa bisa mengabulkan permintaan.Apakah hal ini msh dikatakn benar?)
Mohon tanggapannya...
_/\_
[at] ricky, bisa saja sih dewa menolong manusia, siapa tau gitu lho.
menurut Temen aye nih, Tzu chi itu bisa2 jadinya seperti memberi makan anak macan, dah gede menerkam yang ngasih makan.
Quote from: ryu on 31 May 2008, 08:26:42 PM
[at] ricky, bisa saja sih dewa menolong manusia, siapa tau gitu lho.
menurut Temen aye nih, Tzu chi itu bisa2 jadinya seperti memberi makan anak macan, dah gede menerkam yang ngasih makan.
Setuju boz ryu,bisa2 mereka balik nerkam yg kasih makan ^^(mending jangan dikasih love aja kasih pengetahuan juga)
Gw tau kok deva bisa bantu manusia...
Tp cari deva yg kita tau ma umat awam tau beda...
Cara deva membantu dlm Buddhisme dan cara deva bantu menurut umat awam beda...
Jd bisa keliru umat awam...
_/\_
Gak usah parno lah :). Semua kan tergantung dari karma kita sendiri. Asal kita Berbuat Baik dengan tulus tentunya secara otomatis orang akan Baik kepada kita juga walaupun tidak kenal akrab dengan kita. Ini beneran loh karena saya sudah alami sendiri. Memang ada orang2 yang fanatik, tapi gak usah diperdulikan. Terserah mereka mau jahat atau baik, yang penting kita jangan ikut2an menjadi Jahat.
Buat Ricky Harun :) Memang benar Po Sat atau Dewa bisa mengabulkan Doa kita, tapi itu juga tergantung dari tabungan karma baik kita. Kalau kita se-hari2 jarang Buat Baik, banyak Melanggar Sila, walaupun Dewa mau membantu juga susah karena perbuatan kita sendiri tidak mendukung. Tapi bila kita se-hari2 sering Berbuat Baik, Menjaga Sila, Meditasi, dll maka Dewa bisa membantu mengabulkan Doa kita karena kita ada Tabungan karma baik.
Gitu loh coy. :)
QuoteSibuk2 ajarkan cinta kasih yg universal,tp agama Buddha terbengkalai apakah ini jg dikatakn benar??
Sibuk2 mengajarkan cinta kasih?? wah itu justru memajukan spiritualitas agama Buddha. Masak malah dibilang membuat agama Budha terbengkalai?
Siapa yang melihat dhamma, dia melihat Buddha. Mengajarkan cinta kasih universal, itulah dhamma mulia yang tidak tersekat atau terbelenggu pd label 'agama Buddha' , inilah yang bisa dirasakan oleh setiap insan, dan itulah dhamma universal yang puji oleh para arya dan bijaksana dan itulah semangat agama Buddha yang konkrit.
Sebenarnya masih banyak lagi praktik2 kebajikan dengan metode lain dalam agama Buddha. Misi Tzu Chi hanyalah salah satu bentuk ekspresi semangat agama Buddha dalam menanam kebajikan. Tentu ini tidak bisa dikatakan membuat 'agama Buddha' terbengkalai, karena tugas2 seperti ini tetap ada kapasitas masing2 kelompok dalam memajukannya. Tidak ada organisasi yang bisa mengemban sebuah misi secara keseluruhan. Makanya mengapa Buddha mengklasifikasikan metode latihan utk perumah tangga dan anggota Sangha. Karena untuk ke depannya, masing2 memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengembangkan ajaran Buddha. Dari pijakan ini, kita semestinya bisa memahami tujuan dari misi Tzu Chi.
Quote from: chingik on 31 May 2008, 08:39:56 PM
QuoteSibuk2 ajarkan cinta kasih yg universal,tp agama Buddha terbengkalai apakah ini jg dikatakn benar??
Sibuk2 mengajarkan cinta kasih?? wah itu justru memajukan spiritualitas agama Buddha. Masak malah dibilang membuat agama Budha terbengkalai?
Siapa yang melihat dhamma, dia melihat Buddha. Mengajarkan cinta kasih universal, itulah dhamma mulia yang tidak tersekat atau terbelenggu pd label 'agama Buddha' , inilah yang bisa dirasakan oleh setiap insan, dan itulah dhamma universal yang puji oleh para arya dan bijaksana dan itulah semangat agama Buddha yang konkrit.
Sebenarnya masih banyak lagi praktik2 kebajikan dengan metode lain dalam agama Buddha. Misi Tzu Chi hanyalah salah satu bentuk ekspresi semangat agama Buddha dalam menanam kebajikan. Tentu ini tidak bisa dikatakan membuat 'agama Buddha' terbengkalai, karena tugas2 seperti ini tetap ada kapasitas masing2 kelompok dalam memajukannya. Tidak ada organisasi yang bisa mengemban sebuah misi secara keseluruhan. Makanya mengapa Buddha mengklasifikasikan metode latihan utk perumah tangga dan anggota Sangha. Karena untuk ke depannya, masing2 memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengembangkan ajaran Buddha. Dari pijakan ini, kita semestinya bisa memahami tujuan dari misi Tzu Chi.
Memajukan??Memajukan hanya cinta kasih tdk tau ajaran Buddha bisa dikatakn memajukan gk ya??
Sampai saat ini gw lht dr Tayangan Tzu chi,tau gk ada yg dikatan senior yg kehdpannya difilmkan??
Saya ingin pulang ke rumah AMitabha(Dimana ya tuch?)Saya tdk pernah merendahkan Tzu Chi justru saya sendiri salut dengan kinerjanya yg sungguh2 universal,cm yg saya sayangkan adalah tdk ada pengajaran ttg ajaran Buddha(Ini hal yg plg gw sayangkan)
Banyak org bs berbuat baik,tp sdkt org bisa merealisasikan Nibbana..
_/\_
Quote from: hengki on 31 May 2008, 08:39:03 PM
Gak usah parno lah :). Semua kan tergantung dari karma kita sendiri. Asal kita Berbuat Baik dengan tulus tentunya secara otomatis orang akan Baik kepada kita juga walaupun tidak kenal akrab dengan kita. Ini beneran loh karena saya sudah alami sendiri. Memang ada orang2 yang fanatik, tapi gak usah diperdulikan. Terserah mereka mau jahat atau baik, yang penting kita jangan ikut2an menjadi Jahat.
Buat Ricky Harun :) Memang benar Po Sat atau Dewa bisa mengabulkan Doa kita, tapi itu juga tergantung dari tabungan karma baik kita. Kalau kita se-hari2 jarang Buat Baik, banyak Melanggar Sila, walaupun Dewa mau membantu juga susah karena perbuatan kita sendiri tidak mendukung. Tapi bila kita se-hari2 sering Berbuat Baik, Menjaga Sila, Meditasi, dll maka Dewa bisa membantu mengabulkan Doa kita karena kita ada Tabungan karma baik.
Gitu loh coy. :)
Kl yg mengenal Buddhisme hal tsb sudah gw tau lo...
Yg parah yg tdk tau ajaran Buddhisme tdk tau(INi yg gw namakan membodohkan masyarakat)
Gitu Bro....
_/\_
Maksud ente gimana, yang tdk tahu ajaran Buddhisme tdk tau?
Nggak ngerti gue.
Koq Berbuat Baik dibilang membodohi masyarakat. Aneh gak sih?
ricky, ente bilang Tzu Chi gak mengajarkan ttg Ajaran Buddha?
Yang bener ah :). Kan praktek menolong orang yang berlainan Ras dan Agama, bukankah itu menerapkan Metta dan Karuna dalam kehidupan se-hari2...jadi bukan cuma Praktek Meditasi Metta doang
Quote from: hengki on 31 May 2008, 08:50:56 PM
ricky, ente bilang Tzu Chi gak mengajarkan ttg Ajaran Buddha?
Yang bener ah :). Kan praktek menolong orang yang berlainan Ras dan Agama, bukankah itu menerapkan Metta dan Karuna dalam kehidupan se-hari2...jadi bukan cuma Praktek Meditasi Metta doang
^^
Pertama2 disalah satu forum di DC sudah blg agama Buddha itu kosong..
Terlepas dr metta,karuna,mudita,dll...
^^
Kemudian pakah dengan mengembang metta tetapi tdk mengetahui apa yg diajarkan SB baguskah?
Coba anda merenungkan...
_/\_
Quote from: hengki on 31 May 2008, 08:48:14 PM
Maksud ente gimana, yang tdk tahu ajaran Buddhisme tdk tau?
Nggak ngerti gue.
Koq Berbuat Baik dibilang membodohi masyarakat. Aneh gak sih?
Maksud aye...Kl kita yg tau ajaran Buddhisme kan tau semua kembali pada karma kita..
Deva cuma bisa mematangkan karma baik kita,sehingga kadang kala permohonan kita tercapai...
Sedangkan pandangan umat awam tu deva bantu mereka sepenuhnya(Tdk ada kesan dr mereka sendiri) Sehingga saya katakan itu membodohkan masyarakat karena menjd "mengantungkan" pd hal2 seperti itu...
Bukankah pelindung kita diri kita sendiri?
_/\_
Memang menurut ente yang dimaksud kosong itu apa?
Ogut pengen tahu aja :)
Quote from: hengki on 31 May 2008, 08:56:05 PM
Memang menurut ente yang dimaksud kosong itu apa?
Ogut pengen tahu aja :)
Nanya yg lebih paham dunk...Gw blom paham Boz...
Nanya ko tesla atau pak hudoyo..
Master Dhamma...
^^
Gw jg pengen dengar ^^ Hehehe
_/\_
Itu tugas kita sebagai umat Buddha memberikan pengertian pada umat awam agar mereka tidak se-mata2 tergantung pada Dewa tapi juga agar mereka mau Berbuat Baik, Menjaga Sila, Meditasi, dll.
Inget loh.....tugas membabarkan Dharma bukan cuma tugas Bhante, Romo saja, tapi juga tugas kita sebagai Umat Buddha, tentu saja tergantung kapasitas kita masing2
Quote from: hengki on 31 May 2008, 08:59:03 PM
Itu tugas kita sebagai umat Buddha memberikan pengertian pada umat awam agar mereka tidak se-mata2 tergantung pada Dewa tapi juga agar mereka mau Berbuat Baik, Menjaga Sila, Meditasi, dll.
Inget loh.....tugas membabarkan Dharma bukan cuma tugas Bhante, Romo saja, tapi juga tugas kita sebagai Umat Buddha, tentu saja tergantung kapasitas kita masing2
Makanya gw bilang sangat disayangkan Tzu chi tersebut boz...
Kan gk ada salahnya mengajarkan Buddhisme sekalian Bantuan Kemanusiaan...
Tdk ada yg slh kok...
Kan yg diajarkan yg penting jangan sampai memaksa org...
Ajarkan dulu pada yg memang statusnya beragama Buddha...
Yg agama laen tdk perlu(jika mereka tdk mau ya uda biarin.Thats nOt A bIg PRoBleM)
_/\_
Yang dimaksud kosong itu gak melekat lagi pada bentuk metta, karuna, dll.
Praktek metta dan karuna diharapkan agar orang2 bisa mengikuti teladan yang diberikan oleh Tzu Chi melalui perbuatan.
Itu kan bentuk Dharma juga. Macam2 cara Membabarkan Dharma agar orang menjadi Sadar.
Kosong itu bukan berarti gak berbuat apa2 :)
Quote
Memajukan??Memajukan hanya cinta kasih tdk tau ajaran Buddha bisa dikatakn memajukan gk ya??
cinta kasih emangnya bukan ajaran Buddha? emangnya harus pake embel-embel istilah agama Buddha baru disebut memajukan ajaran Buddha? hehe...yg begitu mending tanya pak Hudoyo deh..
Kemudian, lihat dulu misi Tzu Chi, itu bukan misi keagamaan. Kita harus perhatikan dulu Tzu Chi memprioritaskan sisi kemanusiaan (humanisme). Sedangkan agama Buddha mencakup semua aspek, bukan sekedar humanisme. Jadi wajarlah Tzu Chi tidak terlalu memaksa diri melakukan pendekatan ajaran dhamma yang dalam seperti konsep nibbana. Bisa aja Tzu Chi merasa blm sanggup memiliki kapasitas utk mengajar orang dgn konsep yg dalam, jadi tugas ini lebih baik diserahkan pada yang lebih ahli lagi.
Masing2 memliki pemikiran yang idealis, dan menerapkannya dalam cara yg berbeda-beda. Tidaklah mungkin kita memaksakan suatu misi yang bersifat homogenitas yg sesuai dgn keinginan kita saja. Mengembangkan dhamma memiliki banyak cara. Yang jelas Tzu Chi melakukan pendekatan humanisme, maka wajar saja semua pergerakannya akan meminimalisasi sebisa mungkin utk tidak melibatkan embel2 yang terlalu bernuansa Buddhisme secara keagamaan. Mungkin sedikit banyak masih bisa terlihat seperti itu, tapi itu hal yang tidak terlau penting lagi.
Quote
Sampai saat ini gw lht dr Tayangan Tzu chi,tau gk ada yg dikatan senior yg kehdpannya difilmkan??
Saya ingin pulang ke rumah AMitabha(Dimana ya tuch?)
Saya tdk pernah merendahkan Tzu Chi justru saya sendiri salut dengan kinerjanya yg sungguh2 universal,cm yg saya sayangkan adalah tdk ada pengajaran ttg ajaran Buddha(Ini hal yg plg gw sayangkan)
Banyak org bs berbuat baik,tp sdkt org bisa merealisasikan Nibbana..
hmm...apa tidak terlalu melekat pada Buddhisme yang konseptual.
ketika anda mengatakan .....kinerjanya yg universal..., kata2 ini cukup mewakilkan semangat ajaran Buddha. Jadi tidak ada pengajaran ttg ajaran Buddha yg seperti apa?
Tzu Chi mengajarkan orang berbuat kebajikan, itu bukan ajaran Buddha?
Tzu Chi mengajarkan orang menghormati orang tua, itu bukan ajaran Buddha?
Banyak praktisi Buddhisme yg setelah merasa telah mengenal secara dalam ttg ajaran Buddha, malah meremehkan ajaran kebajikan sehari-hari. Ibarat memetik buah, tapi melupakan dari mana benihnya berasal. Ini yg disayangkan.
Banyak orang yang bisa berbuat baik, saya rasa masih blm banyak. Merealisasi nibbana itu memang penting, tapi lihat dulu kondisi dunia ini. Moralitas yg semakin merosot, semua berpikir dalam persaingan , konflik. Sekedar contoh, dari SD anak2 sudah diajarkan utk saling berlomba (bersaing), bukan saling mengalah dan memberi. Sudah menjadi hal yg mendesak utk mengajarkan kembali nilai2 moralitas. JIka berpikir ke sini, maka mungkin akan memahami bahwa Tzu Chi punya prioritasnya tersendiri.
Sama seperti DC disini, punya misi tersendiri juga dengan prioritas2nya tersendiri. Ada juga yang hanya sebatas wacana, tanpa langkah konkrit. Ada juga yang walau telah melangkah ,tapi kurang all out. SEmua tentu ingin menuju pembebasan sejati.
ini saya kutipkan tulisan Bhante Sudhammacaro tentang Tzu chi...
saya ambil dari blog beliau...
http://sudhammacaro.blogspot.com/2008/05/budayakan-etika-dalam-sms-e-mail.html
Saya anjurkan umat belajar manajemen, sistem dan program sosial masyarakat keagamaan kepada Yayasan Tzu Chi, dengan daftar masuk Relawan Tzu Chi. Hubungi sdr. Usman Hp: 08121007888, atau sdr. Roger Hp. O811885522. Bila sudah mengerti dan menguasainya lalu diterapkan di wihara masing-masing. Alasannya, bahwa umat Buddha selama ini tidak tahu bahkan tidak mengerti hal itu, karena pemimpin dan sesepuhnya tidak mau belajar tentang manajemen, sistem dan program sosial masyarakat keagamaan. Sementara kini kebanyakan umat hanya tahu 'kebaktian' baca paritta, dengar ceramah, diskusi titik. Seiring zaman telah jauh berubah kita harus dapat mengikutinya, yang penting tidak melanggar akidah Dharma. Justru seperti kiprah Relawan Tzu Chi dinilai oleh umat lain 'salut, sangat mengormati dan merasakan mafaatnya', itulah praktik Dharma sebenarnya, tidak hanya sekadar teori Dharma yang muluk dan tinggi.
Hal ini saya kemukakan bukan tanpa alasan, sebab banyak sekali para bhikkhu dari kampung, saat ini kalau pulang kampung naik bus atau kereta api, mereka dihormati oleh para umat lain, baik ketika mau naik atau di dalam bus, atau kereta api. Tidak seperti dulu sebelum adanya DA'Ai TV,
Quote
Makanya gw bilang sangat disayangkan Tzu chi tersebut boz...
Kan gk ada salahnya mengajarkan Buddhisme sekalian Bantuan Kemanusiaan...
Tdk ada yg slh kok...
Kan yg diajarkan yg penting jangan sampai memaksa org...
Ajarkan dulu pada yg memang statusnya beragama Buddha...
Yg agama laen tdk perlu(jika mereka tdk mau ya uda biarin.Thats nOt A bIg PRoBleM)
Pendiri Tzu Chi master Cheng Yen sering juga memberi ceramah ttg Buddhisme. Mungkin di Indo saja blm banyak buku terjemahannya.
Eh...
Gw blg gw jg salut ma Tzu chi ya...
Kan misinya Organisasi kemanusian
Maksud gw cuma kok gk mau sekalian orgnasasi kemanusian sekalian keagamaan(Buad yg mank khusus pemeluk agama Buddha)...
Gitu bOz...
_/\_
Gw baru tau tadi, ternyata pembagian berasnya dibatasi, satu RT CUMA 5 kepala keluarga miskin, sedangkan daerah aye tuh banyak pisan, mereka jadi pada sirik, jadinya kek BLT tuh gak efektif, malah jadi timbul kecemburuan antar tetangga tuh.
Kalau dari segi keagamaan , kadang kepikiran gini seperti contoh, keluarga/saudara sendiri aja masih susah tapi malah nyumbang ke orang lain.
jadi seperti cari NAMA doang. Makanya TEMEN aye kurang setuju ada nama BUDDHAnya, kalo mao universal udah kaga usah ada nama Buddhanya.
[at] riky : Sudah di jelaskan khan ma bro Chingik, bahwa ceramah keagamaan master chen yen itu dalam versi bahasa mandarin, mungkin di indonesia belum beredar versi terjemahannya. Coba bergabung dengan tzu chi dan ikut kegiatan mereka, nanti kamu akan buktikan sendiri bagaimana tzu chi membantu orang2?
[at] ryu : wew.. kasihan jg yah. Dengar2 sih kenaikan harga pangan juga berdampak pada penurunan jumlah pembagian beras ke beberapa negara, termaksud Indonesia. Ada info sekarang ini pembagian beras di berikan kepada yang benar-benar membutuhkan. Mungkin bro Nyana bisa berbagi Informasi mengenai Tzu chi, kebetulan beliau bekerja di tzu chi.
_/\_
Quote from: Felix Thioris on 01 June 2008, 11:19:48 AM
[at] riky : Sudah di jelaskan khan ma bro Chingik, bahwa ceramah keagamaan master chen yen itu dalam versi bahasa mandarin, mungkin di indonesia belum beredar versi terjemahannya. Coba bergabung dengan tzu chi dan ikut kegiatan mereka, nanti kamu akan buktikan sendiri bagaimana tzu chi membantu orang2?
Kinerja uda tau ko,gk usa diehipassiko lagi..
Yg gw gk tau ttg ajarannya gitu lo...
Kl soal bantuan kemanusiaan empat jempol deh buad Tzu chi...
_/\_
Quote from: Felix Thioris on 01 June 2008, 11:19:48 AM
[at] riky : Sudah di jelaskan khan ma bro Chingik, bahwa ceramah keagamaan master chen yen itu dalam versi bahasa mandarin, mungkin di indonesia belum beredar versi terjemahannya. Coba bergabung dengan tzu chi dan ikut kegiatan mereka, nanti kamu akan buktikan sendiri bagaimana tzu chi membantu orang2?
_/\_
ceramah harian Master Cheng Yen dalam teks bahasa indonesia bisa di lihat di
http://youtube.com/user/toykino
Coba kamu baca2 renungan dari Master Chen Yen di sini => Menyelam ke Dasar Batin - Master Chen Yen (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2199.0.html)
[at] Andrew : Thank u ... :)
_/\_
Thank you atas infonya
_/\_
Quote from: Riky_dave on 01 June 2008, 11:29:49 AM
Quote from: Felix Thioris on 01 June 2008, 11:19:48 AM
[at] riky : Sudah di jelaskan khan ma bro Chingik, bahwa ceramah keagamaan master chen yen itu dalam versi bahasa mandarin, mungkin di indonesia belum beredar versi terjemahannya. Coba bergabung dengan tzu chi dan ikut kegiatan mereka, nanti kamu akan buktikan sendiri bagaimana tzu chi membantu orang2?
Kinerja uda tau ko,gk usa diehipassiko lagi..
Yg gw gk tau ttg ajarannya gitu lo...
Kl soal bantuan kemanusiaan empat jempol deh buad Tzu chi...
_/\_
kalo tentang ajaran bisa belajar lewat buku -buku tulisan Master Cheng Yen
Tzu chi juga mengadakan puja bakti rutin
Tzu chi bulan lalu juga mengadakan waisak diJITEC mangga 2 square , yang mengikuti sekitar 3ribu orang... ada juga yang bukan buddhis...
At:atas
Gw baru tau ^^
Gw pikir cuma fokus ama kemanusian dan sedikit ttg puja bhakti gitu...
Yg Soal ajarannya kurang jelas,Tp krn infonya dr kalian2 gw jadi tau..
Thanks
_/\_
Ryu : Justru karena ada nama Buddha nya maka membuat Agama Buddha dipandang positif oleh umat lain karena Umat Buddha punya keperdulian pada sesama tanpa melihat Ras dan Agama.
Memang sih kalau bisa Umat Buddha yg susah semuanya ditolong lebih dulu baru tolong Umat lain, tapi apa mungkin? Dan sepertinya bukan tugas Tzu Chi untuk itu tapi tugas kita semua sebagai Umat Buddha untuk mempunyai keperdulian kepada sesama Umat Buddha dan bukannya lepas tangan lalu membebankan semuanya kepada Tzu Chi. Jadi sebaiknya kita sebagai umat awam juga harus punya keperdulian terhadap umat Buddha yang susah seperti Agama kr****n itu bagus cara memelihara umatnya dengan perduli pada umat2nya yang susah.
Sorry cuma kasih pendapat aja bukan untuk berdebat atau silat lidah :)
i know, FYI yang disumbang itu misalnya diharuskan 1 rt 5 Keluarga, nah bijimana kalo si RT nya itu yang milih siapa aja yang harus di pilih, nah kemudian 'yang gw liat' RT itu pun memilih saudara2nya dulu yang susah, dan otomatis warga yang lain gak kebagian, itulah maksud aye kurang tepat sasaran.
Quote from: ryu on 01 June 2008, 07:32:35 PM
i know, FYI yang disumbang itu misalnya diharuskan 1 rt 5 Keluarga, nah bijimana kalo si RT nya itu yang milih siapa aja yang harus di pilih, nah kemudian 'yang gw liat' RT itu pun memilih saudara2nya dulu yang susah, dan otomatis warga yang lain gak kebagian, itulah maksud aye kurang tepat sasaran.
kok aneh ya...
biasanya dalam memberikan bantuan relawan tzu chi mensurvei langsung dengan datang dari satu rumah ke rumah yang lain ...
dan biasanya tidak ada pembatasan 1 RT cuma 5 rumah seperti ini...
Entahlah, malah gw liat yang ngambil jg kebanyakan pake motor lho :) 'and' aye juga malah kebagian bisa ngambil lho :))
Quote from: Wi Tjong on 24 July 2007, 10:57:16 AM
Quote from: ryu on 24 July 2007, 10:19:20 AM
Memang benar di daerah sy pun mereka bekerja sama dgn gereja untuk berkoordinasi menyalurkan bantuannya. Btw kalau mereka apa membangun sekolah tdk? Apa dgn embel2 agama jg tdk, seperti kalau kt sekolah di yayasan kr****n harus mempelajari agama kr****n? menurut saya sekolah buddhist pun perkembangannya sangat lambat, ada baiknya jg mereka membuat sekolah buddhist yg berkualitas agar umat yg beragama buddhist tdk "tersesat" hehehe
Saat ini di Jakarta baru ada 2 rumah susun. 1 di Cengkareng dgn kapasitas 3000 lebih kk, 1 lagi di muara angke 1500an kk. Seperti biasa, selalu ada poliklinik disetiap perumahan yg beroperasi utk org kurang mampu. Saat ini bahkan sudah menjadi Rumah Sakit.
Mereka yg tinggal disitu mayoritas adalah penduduk di bantaran kali angke dan muara angke yg digusur pemerintah. Semuanya ditampung. Cuma bayar 200.000 (tujuannya utk motivasi), mereka sdh dapat tempat tinggal, pengobatan gratis, sering ada operasi gratis dgn dokter relawan dari taiwan, sekolah anak gratis dan buku dipinjam. Ibu2 diberi pelatihan ketrampilan tangan agar bisa mandiri dsb. Disamping itu sering sekali ada baksos pembagian sembako dan susu gratis buat bayi mereka. Ada subsidi atau keringanan rp. 200.000 tadi utk keluarga yg benar2 kurang mampu (ini dirahasiakan agar tidak terjadi kecemburan sosial).
Disekolah mereka tetap beragama masing-masing. Guru-guru juga berjilbab. Dilokasi perumahan selalu ada mesjid, sehingga tidak pernah sepi dari suara azan / sholat kalau mampi disana. Kalau anda nonton Da Ai TV pun, penyiarnya adalah muslim berjilbab. Kita bisa merasakan damai beragama di lingkungan Tzu Chi.
Saya dengar ada rencana (entah kapan pastinya) bangun sekolah international taiwan di Perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK). Saya belum tau apakah ini total agamanya buddha atau tidak. Tapi saya yakin sekolah ini bukanlah utk org kurang mampu, dan kalau tidak salah atas dukungan salah satu donatur (Bos PIK) utk melengkapi fasilitas perumahan elit di sana. Jadi mudah-mudahan bukan Buddhanisasi yg diselubungi aksi sosial.
Itu yg saya tau...
batin gw marah abis baca ini..
:hammer:
[at] ryu : kenapa tidak ambil saja, ryu ? :)) , nanti di bagikan kepada yang kurang mampu :P
[at] elsol : itulah toleransi beragama ... dan disini letak cinta kasih umat buddha yang universal ...
[at] atas
ngapaen toleransi2 segale..=_="
aye percaya teori Darwin...the strongest survive...
tzu chi seharusne mengambil kesempatan ini untuk membabarkan Buddha Dhamma donk...
kok malah membantu mereka untuk lebih berpandangan salah?!
Quote from: Felix Thioris on 01 June 2008, 08:07:06 PM
[at] ryu : kenapa tidak ambil saja, ryu ? :)) , nanti di bagikan kepada yang kurang mampu :P
[at] elsol : itulah toleransi beragama ... dan disini letak cinta kasih umat buddha yang universal ...
itulah makenye systemnya belum tentu benar, temen aye bilang napa gak yang agama Buddha dulu di tolong, ya jadi kayak gitu, merekapun pastinya nolong keluarganya dulu.
soal dikasih beras tuh, soalnye my mutter tuh suka cie yen , jadi kebagian tuh beras. :))
Uda...
Damai itu Indah...
Biarlah Tzu chi menjadi Tzu chi...
_/\_
Quote from: andrew on 01 June 2008, 11:48:32 AM
Quote from: Felix Thioris on 01 June 2008, 11:19:48 AM
[at] riky : Sudah di jelaskan khan ma bro Chingik, bahwa ceramah keagamaan master chen yen itu dalam versi bahasa mandarin, mungkin di indonesia belum beredar versi terjemahannya. Coba bergabung dengan tzu chi dan ikut kegiatan mereka, nanti kamu akan buktikan sendiri bagaimana tzu chi membantu orang2?
_/\_
ceramah harian Master Cheng Yen dalam teks bahasa indonesia bisa di lihat di
http://youtube.com/user/toykino
hi...
mau kasih tau nih... mulai minggu kemarin alamat ceramah harian master di youtube pindah ke...
https://www.youtube.com/user/nyanadhana
saat ini master lebih sering bercerita tentang keadaan korban bencana gempa di china
Quote from: El Sol on 01 June 2008, 08:12:11 PM
[at] atas
ngapaen toleransi2 segale..=_="
aye percaya teori Darwin...the strongest survive...
tzu chi seharusne mengambil kesempatan ini untuk membabarkan Buddha Dhamma donk...
kok malah membantu mereka untuk lebih berpandangan salah?!
mengenai toleransi ... saya rasa manfaatnya banyak sekali ...
bisa jadi dengan kita mulai melakukan toleransi... membantu tanpa membeda bedakan agama dan tulus...
hubungan antar agama yang mungkin pada awalnya mempunyai rasa saling curiga , was was dan tidak suka...
akan berubah saling simpati, saling mendukung, dan saling bekerja sama untuk kesejahteraan banyak orang...
seperti yang di alami tzu chi, karena sikap toleransi tzu chi ini, sehingga membuat salah satu tokoh islam garis keras di Indonesia, yang pernah dianggap bagian dari teroris Abu Bakar Ba'asyir dari solo ini mengunjungi rusun tzu chi di jakarta ....
mungkin ngga banyak yang tau... kalau keponakan beliau .... sejak tahun 2005 bergabung menjadi relawan tzu chi... dan bahkan keponakan beliau sangat salut kepada master cheng yen... pernah pergi ke hua lien... bertemu dengan master... dan juga mencoba memperkenalkan tzu chi kepada orang orang di solo...
ini loh... yang dilakukan oleh seorang muslim ( garis keras ? ) terhadap sebuah yayasan buddhis...
ini loh salah satu wujud dari toleransi...
di satu pesantren di parung ... yang belakangan pesantren ini cukup dikenal luas... karena menjadi tempat munaslub PKB...
ribuan santri disana juga belajar tentang kata-kata perenungan master cheng yen...
dan diruang kelasnya terdapat foto master cheng yen...
ini loh hasil dari toleransi...
seperti yang dikatakan Master Cheng Yen
Kita hendaknya setiap saat, dengan cinta kasih
meratakan jalan bagi banyak orang
[at] atas
palink juga cuma 1% dari populasi pesantren yg kayak gitu..
ceh..
Quote from: El Sol on 01 June 2008, 08:12:11 PM
[at] atas
ngapaen toleransi2 segale..=_="
aye percaya teori Darwin...the strongest survive...
tzu chi seharusne mengambil kesempatan ini untuk membabarkan Buddha Dhamma donk...
kok malah membantu mereka untuk lebih berpandangan salah?!
Hai El Sol,
Setelah absen lama, kebetulan hari ini saya sempat baca topik ini. Saya akan coba beri anda sedikit masukan. Tapi sebelumnya ...tenangkan diri dulu bro _/\_
Sejauh yang saya ketahui, Buddha sangat bertoleransi pada setiap ajaran, meskipun bertentangan dengan Beliau. Banyak sekali contoh sikap yg beliau tunjukan. Beliau mengatakan apa yang Beliau lakukan dan melakukan apa yang Beliau katakan. Anda tentu setuju saya katakan kalau Buddha adalah contoh teladan sikap toleransi yang sejati. (Tentu dalam arti positif dan bukan pasif, membiarkan Dhamma dibolak-balik). Umat lain boleh hidup dan bebas beribadah dilingkungan Tzu Chi, tetapi tidak boleh melanggar aturan moralitas (sila). Jelas mereka tidak boleh memotong binatang persembahan misalnya. Saya tidak melihat ada toleransi Tzu Chi yang melanggar Dhamma. Sebagai contoh saja, semua relawan Tzu Chi wajib mematuhi 10 sila (tzu chi) yg isinya, tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berkata kasar sd mematuhi aturan lalu lintas !
Mengenai "teori Darwin...the strongest survive"...
Kelihatannya anda keliru memahaminya. Dalam pemahaman saya, teori itu bukan mengatakan yang terkuatlah yang menang. Tetapi yang mampu BER-ADAPTASI-LAH yang akan tetap bertahan. Dinosaurus adalah binatang kuat, tetapi mengapa bukan mereka yang mampu survive sampai sekarang ? Anda tahu binatang apa yang lebih tua umurnya dari dinosaurus ? KECOA ! padahal kecoa adalah binatang lemah bukan ?
Mengenai Tzu Chi seharusnya mengambil kesempatan membabarkan Dhamma...
Apakah yang dimaksud membabarkan Dhamma adalah mengagamabuddhakan orang ? kalau demikian, kelihatannya keliru lagi. Kalau bukan, syukurlah kita buddhis masih satu pandangan
Apa yang dilakukan oleh Tzu Chi dalam pandangan saya justru adalah praktek mengajarkan Dhamma pada semua orang. Agama hanyalah label, bukan itu yg terpenting. Tetapi pikiran manusialah yang harus diisi Dhamma. Hanya ada satu "agama" yang bisa menyatukan semua umat manusia, dan itu jelas bukan agama kr****n, Hindu, Islam pun bukan agama Buddha, bukan semua itu. Itu hanyalah lembaga yang justru mengkotak-kotakan manusia. "Agama" itu adalah cinta kasih universal. Itulah Dhamma yang universal dan bisa dipraktekan oleh siapa saja !
Tzu Chi bukan membagi beras ! Hal itu selalu diumumkan pada kata sambutan setiap sebelum membagi beras. Beras akan habis dalam 2 minggu dan orang miskin terlalu banyak didunia. Tetapi Tzu Chi mengajarkan keperdulian dan cinta kasih universal. Inilah juga yg akhirnya dipahami dan dipraktekan oleh banyak sekali orang-orang yang pernah "disentuh" oleh ketulusan Tzu Chi.
Di Tzu Chi saya bisa melihat semua umat dari agama apa saja, bisa bergandengan tangan bernyanyi lagu tema cinta kasih. Bisa kita lihat bagaimana anak-anak pesantren menyanykan lagu, "Kita Adalah Satu Keluarga" sebelum mereka ikut membantu mengangkat beras bagi orang tua, wanita hamil atau anak-anak kecil.
Dalam pengalaman saya, kita bahkan tidak tahu teman-teman yg sangat aktif selama bertahun-tahun itu beragama apa. Mengapa ? karena insan Tzu Chi tidak membahas agama, tetapi cinta kasih universal !
Mohon jangan salah paham. Saya tidak mewakili Tzu Chi dan juga bukan juru bicara mereka. Tetapi saya hanya melihat sikap nyata yang mereka lakukan adalah benar-benar pelaksanaan ajaran Buddha yang sesungguhnya. Membuktikan, mengajarkan dan mampu menyatukan semua kalangan dengan satu "agama" yang bernama cinta kasih universal
Kalau Tzu Chi juga berpandangan bahwa mengajarkan Dhamma adalah sama dengan mengagamabuddhakan orang-orang, maka pastilah tidak akan ada pendeta yang jadi relawan disini, tidak akan ada orang-orang berseragam Buddha Tzu chi yang melakukan misa yang dipimpin oleh pastor, tidak akan pernah anda bertemu orang berjilbab hitam yg hanya terlihat mata tetapi dengan rompi yang bertuliskan "Relawan Yayasan Buddha Tzhu Chi", tidak akan ada pimpinan pesantren yang meminta foto Master Cheng Yen untuk digantung di ruangannya (yg setahu saya itu adalah hal yang melanggar prinsip agamanya), tidak akan kita anda lihat umat kr****n membantu perayaan waisak, beberapa umat lain bahkan ikut melakukan prosesi pemujaan. Tembok dan sekat agama seolah hilang dan hilang artinya ketika insan tzu chi berkumpul.
Seharusnya umat Buddha melakukan dan meniru apa yg diajarkan oleh Master Cheng Yen. Seharusnya mengajarkan Dhamma bukan dengan teori, tetapi dengan aksi dan teladan nyata. Seharusnya sebagai umat Buddha semakin yakin pada ajaran universal yang mampu menembus dinding dan sekat agama.
Dan semua itu telah dibuktikan dan diteladankan oleh Master Cheng Yen melalui Tzu Chi. Oleh karena itu, jangan dengar dan melihat dari jauh. Tetapi DATANG lah bergabung, LIHAT lah apa yg Tzu Chi ajarkan dan BUKTI kanlah sendiri apakah Tzu Chi memang mengajarkan Dhamma atau tidak. Kalau umat lain saja bisa terkagum-kagum mengapa umat Buddha tidak ?
Sampai kapanpun, akan selalu saja ada pro dan kontra atas perbuatan apa saja. Silahkan memilih. Tetapi berhati-hatilah, jangan sampai menjadi penghambat tumbuhnya niat orang untuk berbuat kebajikan. Sebaiknya selalu memilih sikap yang lebih positif yaitu berharap semoga semua jenis kebajikan semakin berkembang, bertambah banyak dimana-mana dan selalu mendapat dukungan. Karena hanya dengan demikianlah, Dhamma sejati akan selalu ada, hidup dan berkembang. Yang berarti juga kita ada pendukung dan pelesatari Dhamma.
Wi Tjong
[at atas]
penjelasan yg sangat baik..
Hai Bro Wi Tjong,
senang membaca postingan anda, yaph betul apa kata bro Wi tjong, Dhamma itu universal bukan atas nama label tertentu sama contohnya seperti satu jenis tumbuhan obat tapi bisa dijadikan banyak merek obat begitulah Dhamma. ia adalah universal.
Saya ambil contoh Habib Assegaf dari Parung,seorang habib Muslim yang begitu terbuka pemikirannya, ia berkata cinta itu milik semua orang begitu juga sebuah kebenaran, apa yang diajarkan Master Cheng Yen segaris dengan ajaran Islam yang mengetengahkan rukun dan cinta kasih sesama manusia. Anda bisa melihat seorang habib Muslim yang memiliki pemikiran begitu baik, itulah inti Islam yang dipelajari yang mungkin berbeda dengan pemikiran para Muslim garis keras lainnya. sampai hari ini beliau tidk beragama Buddha.
Jangan terjebak oleh pelabelan, setiap agama memiliki kualitas baiknya hanya beberapa oknum yang menyelewengkan sehingga tampak seperti agama yang jahat.
Datanglah ke Tzu Chi dan buktikan.
saya tidak akan berkata banyak. Master Cheng Yen adalah guruku dan guru setiap orang, ketika bertemu beliau tahun lalu, saya baru tahu arti Dhamma itu apa. Lihatlah beliau,sebuah sosok Bodhisatta yang patut kita contoh praktek Sila,Samadhi dan Panna. :)
Elsol...Kasihan deh lo...
^^
Salah baca buku...
_/\_
Quote from: Wi Tjong on 03 June 2008, 11:56:36 AM
Quote from: El Sol on 01 June 2008, 08:12:11 PM
[at] atas
ngapaen toleransi2 segale..=_="
aye percaya teori Darwin...the strongest survive...
tzu chi seharusne mengambil kesempatan ini untuk membabarkan Buddha Dhamma donk...
kok malah membantu mereka untuk lebih berpandangan salah?!
Hai El Sol,
Setelah absen lama, kebetulan hari ini saya sempat baca topik ini. Saya akan coba beri anda sedikit masukan. Tapi sebelumnya ...tenangkan diri dulu bro _/\_
Sejauh yang saya ketahui, Buddha sangat bertoleransi pada setiap ajaran, meskipun bertentangan dengan Beliau. Banyak sekali contoh sikap yg beliau tunjukan. Beliau mengatakan apa yang Beliau lakukan dan melakukan apa yang Beliau katakan. Anda tentu setuju saya katakan kalau Buddha adalah contoh teladan sikap toleransi yang sejati. (Tentu dalam arti positif dan bukan pasif, membiarkan Dhamma dibolak-balik). Umat lain boleh hidup dan bebas beribadah dilingkungan Tzu Chi, tetapi tidak boleh melanggar aturan moralitas (sila). Jelas mereka tidak boleh memotong binatang persembahan misalnya. Saya tidak melihat ada toleransi Tzu Chi yang melanggar Dhamma. Sebagai contoh saja, semua relawan Tzu Chi wajib mematuhi 10 sila (tzu chi) yg isinya, tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berkata kasar sd mematuhi aturan lalu lintas !
Mengenai "teori Darwin...the strongest survive"...
Kelihatannya anda keliru memahaminya. Dalam pemahaman saya, teori itu bukan mengatakan yang terkuatlah yang menang. Tetapi yang mampu BER-ADAPTASI-LAH yang akan tetap bertahan. Dinosaurus adalah binatang kuat, tetapi mengapa bukan mereka yang mampu survive sampai sekarang ? Anda tahu binatang apa yang lebih tua umurnya dari dinosaurus ? KECOA ! padahal kecoa adalah binatang lemah bukan ?
Mengenai Tzu Chi seharusnya mengambil kesempatan membabarkan Dhamma...
Apakah yang dimaksud membabarkan Dhamma adalah mengagamabuddhakan orang ? kalau demikian, kelihatannya keliru lagi. Kalau bukan, syukurlah kita buddhis masih satu pandangan
Apa yang dilakukan oleh Tzu Chi dalam pandangan saya justru adalah praktek mengajarkan Dhamma pada semua orang. Agama hanyalah label, bukan itu yg terpenting. Tetapi pikiran manusialah yang harus diisi Dhamma. Hanya ada satu "agama" yang bisa menyatukan semua umat manusia, dan itu jelas bukan agama kr****n, Hindu, Islam pun bukan agama Buddha, bukan semua itu. Itu hanyalah lembaga yang justru mengkotak-kotakan manusia. "Agama" itu adalah cinta kasih universal. Itulah Dhamma yang universal dan bisa dipraktekan oleh siapa saja !
Tzu Chi bukan membagi beras ! Hal itu selalu diumumkan pada kata sambutan setiap sebelum membagi beras. Beras akan habis dalam 2 minggu dan orang miskin terlalu banyak didunia. Tetapi Tzu Chi mengajarkan keperdulian dan cinta kasih universal. Inilah juga yg akhirnya dipahami dan dipraktekan oleh banyak sekali orang-orang yang pernah "disentuh" oleh ketulusan Tzu Chi.
Di Tzu Chi saya bisa melihat semua umat dari agama apa saja, bisa bergandengan tangan bernyanyi lagu tema cinta kasih. Bisa kita lihat bagaimana anak-anak pesantren menyanykan lagu, "Kita Adalah Satu Keluarga" sebelum mereka ikut membantu mengangkat beras bagi orang tua, wanita hamil atau anak-anak kecil.
Dalam pengalaman saya, kita bahkan tidak tahu teman-teman yg sangat aktif selama bertahun-tahun itu beragama apa. Mengapa ? karena insan Tzu Chi tidak membahas agama, tetapi cinta kasih universal !
Mohon jangan salah paham. Saya tidak mewakili Tzu Chi dan juga bukan juru bicara mereka. Tetapi saya hanya melihat sikap nyata yang mereka lakukan adalah benar-benar pelaksanaan ajaran Buddha yang sesungguhnya. Membuktikan, mengajarkan dan mampu menyatukan semua kalangan dengan satu "agama" yang bernama cinta kasih universal
Kalau Tzu Chi juga berpandangan bahwa mengajarkan Dhamma adalah sama dengan mengagamabuddhakan orang-orang, maka pastilah tidak akan ada pendeta yang jadi relawan disini, tidak akan ada orang-orang berseragam Buddha Tzu chi yang melakukan misa yang dipimpin oleh pastor, tidak akan pernah anda bertemu orang berjilbab hitam yg hanya terlihat mata tetapi dengan rompi yang bertuliskan "Relawan Yayasan Buddha Tzhu Chi", tidak akan ada pimpinan pesantren yang meminta foto Master Cheng Yen untuk digantung di ruangannya (yg setahu saya itu adalah hal yang melanggar prinsip agamanya), tidak akan kita anda lihat umat kr****n membantu perayaan waisak, beberapa umat lain bahkan ikut melakukan prosesi pemujaan. Tembok dan sekat agama seolah hilang dan hilang artinya ketika insan tzu chi berkumpul.
Seharusnya umat Buddha melakukan dan meniru apa yg diajarkan oleh Master Cheng Yen. Seharusnya mengajarkan Dhamma bukan dengan teori, tetapi dengan aksi dan teladan nyata. Seharusnya sebagai umat Buddha semakin yakin pada ajaran universal yang mampu menembus dinding dan sekat agama.
Dan semua itu telah dibuktikan dan diteladankan oleh Master Cheng Yen melalui Tzu Chi. Oleh karena itu, jangan dengar dan melihat dari jauh. Tetapi DATANG lah bergabung, LIHAT lah apa yg Tzu Chi ajarkan dan BUKTI kanlah sendiri apakah Tzu Chi memang mengajarkan Dhamma atau tidak. Kalau umat lain saja bisa terkagum-kagum mengapa umat Buddha tidak ?
Sampai kapanpun, akan selalu saja ada pro dan kontra atas perbuatan apa saja. Silahkan memilih. Tetapi berhati-hatilah, jangan sampai menjadi penghambat tumbuhnya niat orang untuk berbuat kebajikan. Sebaiknya selalu memilih sikap yang lebih positif yaitu berharap semoga semua jenis kebajikan semakin berkembang, bertambah banyak dimana-mana dan selalu mendapat dukungan. Karena hanya dengan demikianlah, Dhamma sejati akan selalu ada, hidup dan berkembang. Yang berarti juga kita ada pendukung dan pelesatari Dhamma.
Wi Tjong
boleh gw tambahkan beberapa hal?
gw rasa masuk akal banget yg loe tulis...
tapi..kenapa tidak mengbuddhakan agama mereka saja? jadi setiap hari Qurban tidak ada lage yg membunuh binatang2 itu..
tidakkah anda liat hal2 positif yg sangat banyak jika Tzu Chi memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat mereka menjadi agama Buddha??
tidakkah anda ingin melihat berhentinya "perang suci" yg berlangsung sampe skarang?
kalo menurut gw...
pengen menghilangkan sebuah pohon..cabut akarnye..cabut agama mereka..sehingga tidak ada lage makhluk2 bodoh seperti FPI dll..merajalela..suka2 mereka mengatasnamakan agama untuk menindas orang lain...
alangkah indahnya jika seluruh Indonesia melaksanakan 5 sila..
Amin sol
^^
Saddhu sol...
_/\_
[at] el sol
tergugah membaca postingan bro el sol ini .. mengbuddhakan agama mereka saja . untuk apa bro? rasanya terkesan ada pemaksaan kehendak disini .. biar mereka tergugah sendiri .. biar mereka yg buktikan sendiri .. ehipassiko .. bukan berarti yg dah jadi buddhis dah membuktikan jg kan .. masih byk yg buddhis sendiri terkadang melakukan hal yg sepatutnya tidak dilakukan .. g rasa c itu .. ga perlu mengajak mereka utk menjadi baik dg cara membuddhiskan mereka .. byk temen2 g yg pindah agama dari buddhis ke agama k .. mereka merasa malah lebih baik disana .. merasa lebih berkesempatan utk berbuat baik ..
butuh banyak karma baik untuk dapat mengenal dan belajar dharma .. apa qta yg dah mengenal dah belajar/berlatih? ato cm ongkang2 kaki aj .. oo g buddhis ..
ttg kurban? mm biarkan mereka ngeh sendiri d ya .. tersadarkan .. sadar kalo emang mereka lakukan dg kurban tuh salah .. (itu menurut persepsi qta saat ini) .. sedangkan persepsi dari mereka gmn? apa kita tau?
"pengen menghilangkan sebuah pohon..cabut akarnye..cabut agama mereka..sehingga tidak ada lage makhluk2 bodoh seperti FPI dll..merajalela..suka2 mereka mengatasnamakan agama untuk menindas orang lain..."
ya inilah salah satu contoh sulitnya menyatukan pandangan .. byk pemikiran beragam, byk kepentingan di situ ..
baru diingetin lagi kemarin ama bhante di vihara ..
" kalo kita nanem rumput, pasti yg keluar rumput tapi kalo kita nanem padi belum tentu keluar padi, malah keluar rumput .. "
sori kalo postingan g di atas jadi OOT .. :)
oh ya kayana disini ada yg lebih tau n aktif di tzu chi .. kalo bole mo tanya2 ni mungkin ada yg tau, bisa sharing .. begini, rencananya sy dan teman2 mo ngadain acara semacam go green ato green festival, yg digaungkan jg oleh tzuchi .. acara ini rencana diadakan utk anak2 kecil umur 7-15 tahun ..
kira2 kalo mo minta bantuan tzuchi untuk jadi pengisi materinya bisa ga?
kalo bisa, apa ada yg punya CPnya?
ada yg ikut acara green festival di senayan bln april kemarin, masuk ke zona kids nya .. ada apa aj c?
bole dishare.. trims ya semuanya ..
sementara loe mikirin dan memuja toleransi loe yg tinggi itu...setiap tahunnya festival pembunuhan binatang terbesar di dunia(Qurban) berlangsung dengan pesat...
dan loe bilank untuk belajar Dhamma butuh Kamma yg banyak..yeah gw setuju..
tapi!..
tidakkah sang Buddha mengajarkan kita teori kamma agar kita bisa mengontrol hidup kita dan bukannya buat kita MENYERAH terhadap kamma?
liat dari tulisan loe..yg gw tangkep adalah loe menyatakan bahwa mereka tidak jadi Buddhist karena kamma mereka tidak cukup..and nothing we can do..so pasrah aja..
what?!
bener kata Bhante itu..
kalo nanem padi..tapi tidak memberi pupuk..kapan tumbuh padinya? yg tumbuh malah rumput2 yg tidak berguna..
sama seperti..
memberi makan makhluk2 rendah(ups..manusia termasuk alam rendah khan?) dan tidak mengajarkan mereka Dhamma...
sama ajah ama nanem padi tumbuh rumput..
bukankah seperti itu?
bukankah seperti itu?
kalo g jawab bukan .. jgn tarik urat ya bro :)
yg g maksud dengan istilah tersebut .. nanem padi itu disamakan dengan berbuat baik, sangat sulit utk berbuat baik, sedangkan nanem rumput=berbuat jahat ..
skarang tzuchi mo berbuat baik, bro el berbuat baik, tmn2 di forum mo berbuat baik, apa qta pantas mempergunjingkan apa yg mereka lakukan? .. apa qta mo jadi rumput .. ngga kan? qta bantu mereka agar tumbuh menghasilkan beras ..
"memberi makan makhluk2 rendah(ups..manusia termasuk alam rendah khan?) dan tidak mengajarkan mereka Dhamma..."
bro el dah ikut kegiatan tzuchi kah? g sendiri blom cm sering denger dari temen2 di perumahan cinta kasih.. lalu skg bro el bs bilang tidak mengajarkan mereka dhamma, gambaran bro el mengajar dhamma itu seperti apa c? apa harus dikumpulin di vihara duduk bareng, trs bro el ceramah? ngajarin dhammaclass? dllnya .. apa seperti itu?
justru menurut g tzuchi tuh mengajarkan dharma lebih nyata, melalui tindakan langsung .. menularkan cinta kasih yg ada, yg universal ..
ttg membuddhiskan mereka, g balik lagi d mo sedkit tanya, bro el buddhis, apa semua dalam 1 kel bro el buddhis? ato ada sodara sepupu, tante, paman, nenek, kakek, bener2 buddhis? kalo ada yg belom coba saja terlebih dahulu membuddhiskan mereka .. sebelum membuddhiskan mereka, anda coba balik tanya ama diri sendiri, apa saya buddhis?
itu aj d, g rasa pendapat2 ini pasti ga akn selesai disini .. g cukupkan disini, tapi g rasa di buddhis butuh jg org2 seperti bro el .. semangat misionarisnya besar .. :)
ps: ayo ayo .. udah pagi menuju siang .. apa anda udah berbuat baik hari ini? yukk .. berlatih ..
Maksud si sol tuh , jgn sampe dah ngasih makan macan ga taunya tuh macan malah balik makan anggota kite. :))
[at] ryu..
yesh that's what I mean..
[at] gratis
kalo dengan memberi makan dan tempat tinggal gratis kepada makhluk2 rendah tersebut bisa menghentikan pembunuhan makhluk hidup dan mencelakakan yg bukan kaffir..boleh2 ajah!!
tapi..
apa buktine?!
mereka itu tetep anggap loe KAFFIR!
selama mereka itu masih berpegang ama agama mereka..mereka tetap akan membunuh binatang2 dan tetep akan membunuh ELOE dan GW yg KAFFIR!...
Tzu Chi itu menurut gw bodoh!..
ada dana gede dan ada akses kepada orang2 miskin..kok gk diajarkan Dhamma? yesh! belajar Dhamma yg gw maksud adalah..hilangnya Mesjid ato gereja di tempat mereka tinggal..hilangnya festival2 gk guna seperti qurban, puasa dll...juga ilang total!
[at]atas...
Waw...Lu reinkarnasi dr Kwan Tek Kong ya??Nyasar ke dunia fana ya??
=)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))
Salam,
Riky
=))
Tadi pagi ada guru saya (agama karesten) curhat ke saya (guru curhat ke murid :)) )
Kebetulan dia lagi ada masalah keuangan... butuh uang banyak banget buat nyambung hidup (orang tuanya baru saja meninggal)...
Jadi dia berinisiatif untuk pergi ke organisasi Tzu Chi, yang katanya membantu siapa saja tanpa kenal ras atau agama.
Tzu Chi bersedia membantu dia... namun Tzu Chi memberikan syarat sbb:
1. Guru saya harus meninggalkan Tuhannya (tuhannya karesten)
2. Guru saya harus menjadi aktifis Tzu Chi
3. Guru saya harus menjadi umat Buddha
Nah begitu dengar syaratnya... kontan saja guru saya langsung terkejut...
Dan akhirnya gak jadi mnta bantuan deh..
Saya belum tahu kisah ini benar atau tidak, dan saya belum mengambil kesimpulan apa-apa
Setahu saya Tzu Chi membantu tanpa syarat
Saya ingin bertanya, apakah benar ada syarat seperti itu?
Atau guru saya yang berbohong (mungkin aja sih...)
Atau kesalahpahaman?
Mungkin ada yang aktifis Tzu Chi bisa membantu :)
Sekali lagi saya tidak bermaksud mencemari nama baik... saya malah bangga sekali dengan organisasi Tzu Chi yang hebat...
Tapi ada masalah yang "aneh", saya minta diluruskan :)
Saya juga gak rela nama harum Tzu Chi tercoreng kalau kejadian itu tidak benar :)
Sekali lagi juga saya belum mengambil kesimpulan apa2...
_/\_
QuoteTzu Chi bersedia membantu dia... namun Tzu Chi memberikan syarat sbb:
1. Guru saya harus meninggalkan Tuhannya (tuhannya karesten)
2. Guru saya harus menjadi aktifis Tzu Chi
3. Guru saya harus menjadi umat Buddha
Saya tidak masuk aktifis manapun dan vihara manapun tapi saya akan memberikan sedikit komentar...
Jika dari 1 sampai ke 3 yang dikatakan gurumu adalah
benar.Coba tanyakan kepada dia,Setahu saya bahwa yang membantu aktivitas Tzu Chi banyak yang pakai JilBab,dan setahu saya juga pemakaian JilBab cuma ada di agama Islam,dan SB tidak pernah mengajarkan umatnya memakai JilBab.Apakah hal ini sudah jelas untuk menjawab keraguan anda?
Salam,
Riky
maaf ikut nimbrung, mau tanya guru agama kamu yang karesten itu ada unsur kesengajaan ga ngomong kayak gitu? karena apapun itu faktanya tidak ada, bahkan saya bisa bantu konfirmasi ke resepsionis di depan yayasan juga ga akan berkata seperti itu.
1. Guru saya harus meninggalkan Tuhannya (tuhannya karesten)
janggal, karena di Tzu Chi tidak mengandalkan agama bahkan tuhan tidak terlalu dipublikasikan bagaimana dia bisa berkata itu layaknya ceramah pendeta karesten?
2. Guru saya harus menjadi aktifis Tzu Chi]
ini ada kemungkinan, karena kita bekerja di ayyasan amal tapi tidak diharuskan, saya sendiri bekerja disini tidak melulu ikut aktifitas TC
3. Guru saya harus menjadi umat Buddha
ini lebih bohong lagi, karena Tzu Chi menanggalkan urusan agama.
Demikian klarifikasi
atau... oknum ?
[at]atas...
Apapun itu mesti diklarifikasi...
Salam,
Riky
oknum?
dia menulis dia datang ke yayasan lho, setau aku resepsionis ataupun siapa aja yang ada di yayasan ga pernah nyinggung agama. banyak orang menderita yang datang ke yayasan kalo ngomongnya seperti itu udah lama yayasan Tzu chi tutup.
ini kasus Jakarta bukan?setau gw sekolah Tzu chi cuman ada di jakarta dan mau jadi guru pun itu ga sembarangan memerlukan tes dalam hal ini tidak membawakan pengaruh agama ke dalam sekolah. saya pikir apakah dia yang mengarang semua cerita ini?
bener nih kata riky, harus di klarifikasi supaya tidak merusak nama baik
Quote from: Sumedho on 20 June 2008, 02:24:53 PM
bener nih kata riky, harus di klarifikasi supaya tidak merusak nama baik
Asal bisa saja diklarifikasi...Banyak orang sudah kecemplung dalam dunia fana.......
Salam,
Riky
Kalo gw, pasti dukung tuh :))
ini sala satu pembahasan yg saya cari"....
so far sekarang sering nonton siaran mereka...
mama saya tiap hari menontonnya... ceramah" pendirinya itu sangatlah mengena dan mendamaikan...
dan saya pikir.. apakah semua umat Buddha akan seperti ini...
jawabnya adalah tidak.. karena kembali ke masing" pribadinya ya...
tapi apa yg telah mereka perbuat.. sungguh mengungkapkan perihal ajaran Sang Buddha...
sya yakinlah.. ga mungkin mereka tidak mengajarkan kebenaran kepada orang" yg mereka tolong...
walaupun tidak diajarkan.. dari cara dan perbuatan mereka sudah merupakan dharma nyata yang dapat di pahami semua orang..
hanya saja.. mungkin orang" yang coba mereka bantu msih membandel n tidak sadar dengan apa yg ada di depan mereka..
sehingga masih tersesat oleh hal" yang tidak bener....
selama hal" yang di lakukan baik adanya... tetap salut untuk Buddha Tzu Chi... ^:)^ ^:)^
teman saya ada yg tinggal di RS mereka kok yg di Cengkareng, dia kong hu cu juga.. n tidak ada neko apa"... disana semua orang hidup dalam kekeluargaan... silahkan menjalankan kepercayaan kalian masing".. ada yg agama islam buddha kr****n... sungguh sebuah pemandangan yg indah... sekarang ga tau ya... da lama juga ga ke sana... :D
^:)^ ^:)^ ^:)^
sharing pengalaman Peace akan cukup mengklarifikasikan apapun yang terjadi , thanks Peace. Well, berhubung aku juga bekerja di dalam lingkup Tzu Chi, bisa dikatakan ngga ada hal aneh seperti yang disebutkan oleh guru karesten kecuali ada sebauh hal dimana ia ditolak untuk mengajar dan akhirnya salah kaprah.
Bekerja di tzu chi tidak segampang oh gw miskin gw kurang ini kurang itumaka kamu akan diterima,kita disini sesuai profesionalitas kok. dan ga ada unsur agama, gw sampe detik ini aja ga pernah bahas apalagi temen2 ga tau dia agama apa yang penting kita bisa bekerja dengan harmonis.
Maaf baru muncul...
Makanya setahu saya juga gitu, gak mungkin neh Tzu Chi bisa ngomong begitu...
Makanya saya ampe pusing2 :hammer:
Jangan2 guru saya mau mencemari nama baik neh...
iya Mr. Wei investigasi aja gurunya.ntar tau kok kenapa dia ngomong kek gitu. kalo perlu tanya nama org yang ngajak dia pindah agama, biar gw langsung ke yayasan konfirmasi.
Guruku punya sifat buruk...
Walaupun sudah dewasa, namun menurut saya kelakuannya masih sperti anak2 (moga2 guru saya gak baca tulisan ini :)) )
Dia suka mengatakan sesuatu yang bertentangan untuk melindungi dirinya.
Dia juga gak suka kalau ditanya2 dengan maksud mencurigai (saya takut kalau saya tanya2 terus tar dia kira saya sedang mencurigai dia)
Dan satu hal yang sangat tidak saya suka...
Dia sangat subjektif... kalau ada murid yang tidak dia suka maka nilainya akan dipotong dan di kelas akan terus dibuat tidak nyaman...
moga2 guru saya gak baca :))
Nanti saya coba ngmong2 dikit deh... tapi pelan2... karena guru saya itu sensitif sekali dan gampang marah...
Mengingat gru saya karesten saya jadi mikir jangan2 berusaha menjelek2an buddhism dengan ngarang2 Tzu Chi neh...
karena guru saya itu sensitif sekali dan gampang marah...
saya pikir pangkal masalah guru kamu ngomong kek gitu adalah sifat sensitifnya
orang yang sensitif itu biasanya suka asal mikir dan suka menjelekkan sesuatu.itu udah tabiat.
^
100% tepat...
kita ngomong dikit yang jelek aja uda dituduh menjelek2an dia... padahal gak begitu...
Asumsi saya juga mengatakan begitu..
Mungkin petugas TC mengatakan sesuatu namun disalahartikan... atau dia mau menjelek2an buddhism
atau dia mau menjelek2an buddhism
kalau dia org yang sensitif dan org TC ada salah omong, yang disalahkan pasti tCnya bukan Buddhistnya,jadi dia mencoba menggali TC lewat Buddhist nya. that's his problem then
Mungkin juga...
Soalnya sering kasus kayak gitu tuh... ada yg salah ngomong, trus disangkut2in ke pihak lain.
Siapapun boleh mengatakan apapun terserah dia...Kebebasan untuk mengeluarkan pendapat...Tapi diharapkan setiap kata2 yang keluar dr mulut siapapun dpt dipertanggung jawabkan baik didunia maupun diakhirat....
Setiap perkataan pasti ada konsequensinya lantas ketika kita mengklarifikasinya org tersebut tidak bisa menerimanya?Biarkan saja tidak perlu diperdebatkan lebih jauh...(Ini hanya menambah LDM dari kedua belah pihak,menjatuhkan diri kita sendiri dlm kebencian,juga menjatuhkan dia sendiri dalam jurang kebencian yang makin mendalam karena "ketidakpuasan")
Saya dengan kebenaran saya,anda dengan kebenaran anda...
Saya tidak menganggu kebenaran anda,anda juga tidak perlu mencekcoki kebenaran saya...
"Kebenaran tetaplah kebenaran,sampai kapanpun kebenaran tetaplah kebenaran...Seperti Buah yang Manis,dia akan tetap manis walaupun tidak ada yang pernah mencobanya...."
Salam,
Riky
Gud gud gud
_/\_
_/\_
ini dari forum kr****n mohon konfirmasinya apa bnr begini??
Setiap kali saya melihat video/ movie clip pertangungan jawab dari pihak gereja yang diputar dan melalui laporan tahunan [dalam bentuk buku juga ada]hati saya merasa terpanggil bukan malah merasa bahwa persembahan syukur adalah wujud morotin dari gereja.
Saya melihat bagaimana anak tukang sampah yang sumbing, bisa dioperasi sumbing dan lebih baik skrg, kedua orang tuanya merasa senang. Saya melihat rumah mereka sangat terkejut, sungguh menyedihkan. Saya melihat dalam video bagaimana anak supir angkot bisa sekolah lagi dan dia sangat senang. Ada rasa senang tersendiri melihat orang lain bisa senang juga dari bantuan kita. Saya rasa setiap orang setuju bahwa setiap manusia yang memiliki hati nurani akan merasa bahwa persembahannya adalah wujud dirinya menyampaikan cinta kasih dan perasaan welas asih, bukan perasaan jengkel karena telah merasa rugi "berbuat baik".
Sesungguhnya berbuat hal yang baik dan penuh kasih ada dalam ajaran setiap agama. Saya tidak merasa gereja telah morotin saya, karena saya memberi sukarela, katakanlah uang 30.000 tidak ada artinya bagi kita mungkin hanya untuk segelas kopi di starbucks, namun bagi mereka yang membutuhkan uang 30.000 penuh makna, dalam satu bulan mungkin kita bisa minum 2 - 3 kali kalau kita kumpulkan senilai 90.000 bisa membayar uang sekolah mereka dan mereka bisa mendapat hidup yang lebih baik melalui persembahan kita.
Ketika banjir besar melanda kelapa gading, akhirnya yang mengevakuasi warga masyarakat adalah pihak gereja dari berbagai denominasi, mereka mengevakuasi dengan cuma cuma, tidak peduli siapapun. Banyak Warga masyarakat yang tinggal dalam gedung gereja, dan pihak gereja memberi makan cuma cuma dan fasilitas sehari hari. Pemerintah pun tidak turut mengevakuasi, Gereja gereja yang ada melalui dana kas gereja dari jemaat digunakan untuk mengevakuasi banyak warga masyarakat. Sehingga kas gereja bisa juga digunakan untuk pendanaan hal hal mendadak dan bencana. apakah warga masyarakat ditarik bayaran ? tidak... gratis, itu semua dari jemaat , oleh jemaat dan untuk jemaat juga dan warga masyarakat non-kr****n.
Justru warga masyarakat kelapa gading yang kerap kali memberi sumbangan pada Yayasan Buddha Tzu Chi [karena pemilik developer kelapa gading / summarecon aktivis Tzu Chi] yang konon menyuarakan cinta kasih untuk korban Tsunami Aceh, Gempa Jogja dan menggalang dana dll dari warga kelapa gading, kok tidak mengevakuasi warga kelapa gading ? tidak ada wujud bantuan dalam bentuk apapun sedikit pun.
Walahualam, Hanya Tuhan dan mereka yang tahu.
http://www..com/portal/index.php?option=com_smf&Itemid=31&topic=2918.660
Wah parah nih K. Menyanjung-nyanjung perbuatan baik mereka dan ujung2nya menjelekkan Tzu Chi.
Padahal kalau mau dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan oleh Tzu Chi, kegiatan mereka itu mah gak ada apa2nya.
Harap diketahui Tzu Chi membangun Rumah Susun di Cengkareng untuk penghuni bantaran kali Angke. Biaya bangun Rumah Susun itu kira2 55 Milyard. Apa orang K sudah melakukan hal yang setara dengan Tzu chi?
Pada waktu banjir besar di Jakarta tahun 2000 lalu, Tzu chi turut membantu memberikan korban banjir berupa nasi bungkus, membersihkan sekolah yg terendam banjir, membersihkan sampah2 yang menumpuk di selokan. Saya tahu ini persis karena saya ikut menjadi Sukarelawan pada waktu itu.
Gak usah bangga-banggain dana lar. Yang penting kan niatnya.
Mau dibilang sedikit, gak tanggap, dll, pasti ada saja yang gak pernah puas.
Lakukan saja yang terbaik, teruskan usaha yang baik.
Cuek saja. Ada sebab maka ada akibat.
Makanye ngebantu domba, dombanya gini nich :))
Loh, justru kita harus bangga dong sebagai Umat Buddha bisa berbuat sesuatu yg berarti utk orang banyak, kan membawa image yang positif bagi Agama Buddha di mata masyarakat.
Kalau dombanya mau dipotong orang, apa salahnya kita beli dan kita lepaskan...kan membantu menolong jiwanya :)
Masa menolong orang harus tanya dulu agamanya apa dan rasnya apa. Rasis banget :)
Melekat melekat...Pada akhirnya akan jatuh juga....:)
Salam,
Riky
ada yang tau kegiatan buddha tzu chi berikutnya ngga? aku mau coba ikutan nih bisa ngga yah? :)
www.tzuchi.or.id
Disana ada jadwal kegiatan yang bisa kamu pilih untuk ikuti
hohohoho yg mo mengetaui kegiatan tzu chi isa contek saya << salah satu relawan tzuchi tapi masi baju abu2
kegiatan tzu chi minggu ini ada donor darah di deli plaza medan
tuk lebih jelas ny liat post w di bagian pengumuman
O yaa tambahan.....
Tzu Chi tuh memang bersifat Budhaism.... tapi terbuka tuk semua kalangan dan semua agama.....
banyak kok relawan yang bukan agama buddha... ada kr****n islam hindu
ikut z ... makin sering ikut akan makin tau apa itu tzu chi.... tapi mayoritas masi buddha sih kl tuk tzu chi medan.... (banding dengan tzu chi jakarta yg lebih merata)
Modify : yg kr****n tuk kris ten << kok disen sor ?? anehhhhhh :(
Reaksi setiap org terhadap suatu fenomena bisa beda-beda. Ada orang yang menilai positif, ada yang setengah postif, seperempat positif sampai ada yang mengatakan negatif. Yang mengatakan positif tentu adalah orang yang terlibat atau yang mampu memahami dan mengerti apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Dan yang menilai negatif, hampir pasti adalah orang tidak terlibat atau memahaminya.
Ali menonton pertandingan sepak bola dengan begitu semangat sampai tidak tidur semalaman. Badu yang tidak mengerti dan tidak suka bola, mengatakan, "Permainan org bodoh ! satu bola dikejar rame-rame, mengapa tidak satu orang satu bola saja ? Dari jauh bola dikejar, sudah dekat bola ditendang. Kok ada yang suka ya ?".
Orang yg berbuat dikritik, yang tidak berbuat apa-apa pun dikritik. Perbuatan terpuji di cela, apalagi yang tidak terpuji. Tidak pernah ada satu hal yang bisa memuaskan / memenuhi keinginan semua orang.
Masih ingat cerita seorang bapak dan anaknya yang berjalan sambil menuntun seekor keledai ? Ditengah perjalanan, ada yang berkata ,"Orang bodoh, ada keledai kok dituntun saja!". Mendengar itu, sang bapak meminta anaknya menaiki keledai itu. Tak lama kemudian ada orang lain yang melihat mereka dan berkomentar, "Anak tidak berbakti, orang tuanya capek berjalan kok dia malah enak-enakan". Mendengar itu, sang bapak kemudian ikut menaiki keledai. Setelah berjalan tak jauh, ada lagi yang berkomentar "Orang-orang tidak berperasaan, satu keledai kecil dinaiki dua orang". Lalu karena bingung dan tidak tahu harus bagaimana lagi, akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan menggendong keledai !
Kalau ingin memuaskan dan memenuhi keinginan semua orang, sangat mungkin kita akan menjadi seperti kedua orang itu. Dimanapun dan kapanpun selalu saja ada yang mengkritik, tetapi itu pernah jadi penghalang bergulirnya kebajikan. So, just do it, dan yakinlah perbuatan baik pasti menghasilkan buah yang baik.
Terakhir saya masih ada satu cerita lagi yang ingin dibagi. Tentang seorang anak berjalan sambil memungut bintang laut yang terdampar disepanjang pantai. Ketemu satu bintang laut, dipungut dan diselamatkan dengan melempar kembali ke laut. Berjalan terus, memungut satu lagi dan melempar ke laut kembali. Seseorang yang sejak tadi diam memperhatikannya bertanya, "Hai anak kecil, apa yang engkau lakukan ?". "Saya sedang menyelamatkan bintang laut yang terdampar ini". Lalu orang tadi tertawa dan berkata "Hahaha, anak bodoh, apakah kamu sanggup menyelamatkan bintang-bintang laut ini ? Berapa banyak yang bisa engkau selamatkan ? Yang sudah engkau lemparkan ke laut pun, apakah tidak akan terdampar kembali ? Lihat saja kebelakang, bintang laut yang kamu selamatkan tadi sekarang terdampar lagi" Sang anak berkata "Saya tidak tahu berapa yang bisa selamat, tapi setiap satu bintang laut dilempar, bertambah satu ekor yang punya kesempatan selamat dan hidup kembali."
Tidak ada pekerjaan besar didunia ini. Yang ada hanyalah karya-karya kecil yang dilakukan terus secara konsisten dan sepenuh hati. Jangan pernah bermimpi atau berharap muluk-muluk, bakal ada orang atau yayasan yang seperti "Superman" yang pasti bisa hadir kapan dan dimana saja diperlukan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada didunia. Dari seluruh bencana/masalah, hanya bisa turut berkontribusi beberapa saja pun, itu tetap adalah kebajikan. Kesempurnaan sebuah kebajikan bukanlah ketika bisa memenuhi harapan setiap oran, juga bukan ketika bisa hadir 7x24 jam dalam seminggu. Cukup Lakukan saja apa yang bisa dilakukan semampunya dan sepenuh hati. Jangan terlalu banyak berencana dan berangan-angan, lakukan saja tindakan nyata. Karena itu jauh lebih berarti daripada sekedar berargumen.
Relawan juga manusia kan ? :)
_/\_
=D> =D> =D> =D>
wuakakak :))
baru denger ada istilah "buddhanisasi".. :P
halaaahh..
sy sih cuek ajah..
yg penting niatnya baik
_/\_
iku nimbrung ah...
gue pribadi ma pendiri dan para anggota dan sukarelawan Tzu Chi salut, Beliau benar2 mempraktekkan welas asih nya kepada semua makhluk sesuai dengan Dhamma yang diajarkan Sang Buddha...Dan itulah yang membuat Tzu Chi lebih 'disukai' oleh masyarakat inilah bentuk manifestasi dari ajaran Dhamma jika dipraktekkan dapat membawa dampak yang LUAR BIASA DAHSYAT huehuee
Quote from: hide_x893 on 14 January 2009, 12:19:13 AM
iku nimbrung ah...
gue pribadi ma pendiri dan para anggota dan sukarelawan Tzu Chi salut, Beliau benar2 mempraktekkan welas asih nya kepada semua makhluk sesuai dengan Dhamma yang diajarkan Sang Buddha...Dan itulah yang membuat Tzu Chi lebih 'disukai' oleh masyarakat inilah bentuk manifestasi dari ajaran Dhamma jika dipraktekkan dapat membawa dampak yang LUAR BIASA DAHSYAT huehuee
45 tahun sejak langkah seorang bhikkuni dengan tubuh kecil mengokohkan tekadnya dan sampai hari ini beliau yakin bahwa Dhamma bukan hanya hak khusus mereka yang beragama Buddha, Dhamma adalah untuk semua makhluk dan Dhamma adalah simpel.
karena ga nemuin topik yg kira2 pas ... tula masupin sini aja ya .. ..
pas baca ...
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi43.tinypic.com%2Fnwwlue.jpg&hash=221e40cd80877fcd5ee3c7346c7605e09c6307e1)
sayang gak sampe sini :( tp jarang juga sich liat tv ;D
Teman2 ada yg punya list yayasan tzu chi terdapat di kota2 mana aja?
Mau Tanya,
cara dapatin celengan bambu gimana?
_/\_
Quote from: JW. Jinaraga on 15 February 2009, 05:15:32 PM
Teman2 ada yg punya list yayasan tzu chi terdapat di kota2 mana aja?
www.tzuchi.or.id
lengkap tinggal klik kantor penghubung
Quote from: Chikennn on 15 February 2009, 05:49:50 PM
Mau Tanya,
cara dapatin celengan bambu gimana?
_/\_
bisa datang ke yayasan dan menyatakan berniat pengen punya celengan bambuatau melalui relawan
Saya. Trisno Budiyanto, Muslim 34 tahun 1 istri dan dua anak. Saya pernah baca di Kompas (kalau ga salah) ada sekolah Budha Tsu Chi di Cengkareng. Menariknya di sekolah tersebut ada mata pelajaran agama Islam (seharusnya memang begitu semua manusia punya hak untuk belajar agama sesuai dengan keyakinanya) Dan Budha Tsu chi juga punya hak untuk membagi cinta kasihnya. terutama kepada sesama yang masih kekurangan (yang mayoritas muslim)
Sebenernya saya juga tertarik menjadi sukarelawan di Sekolah Tsu Chi untuk mengajar KEWIRAUSAHAAN, kebetulan saya bekerja di bagian kredit Micro / Kemitraan di sebuah bank pemerintah, sedikit banyak saya telah belajar dan terjun ke lapangan di sektort usaha kecil dan micro. Saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman di sekolah tersebut tentunya di luar jam kerja saya Sabtu/minggu atau kalau memang mungkin di malam hari. MKSH
sekarang sedang dibangun SMK di Cengkareng juga,bisa menanti penyelesaian pembangunannya
Salam
Quote from: trisnobudiyanto on 26 March 2009, 11:13:29 PM
Saya. Trisno Budiyanto, Muslim 34 tahun 1 istri dan dua anak. Saya pernah baca di Kompas (kalau ga salah) ada sekolah Budha Tsu Chi di Cengkareng. Menariknya di sekolah tersebut ada mata pelajaran agama Islam (seharusnya memang begitu semua manusia punya hak untuk belajar agama sesuai dengan keyakinanya) Dan Budha Tsu chi juga punya hak untuk membagi cinta kasihnya. terutama kepada sesama yang masih kekurangan (yang mayoritas muslim)
Sebenernya saya juga tertarik menjadi sukarelawan di Sekolah Tsu Chi untuk mengajar KEWIRAUSAHAAN, kebetulan saya bekerja di bagian kredit Micro / Kemitraan di sebuah bank pemerintah, sedikit banyak saya telah belajar dan terjun ke lapangan di sektort usaha kecil dan micro. Saya ingin berbagi ilmu dan pengalaman di sekolah tersebut tentunya di luar jam kerja saya Sabtu/minggu atau kalau memang mungkin di malam hari. MKSH
go...go.... ^:)^
dateng aja kekantornya di ITC mangga dua
_/\_
Buddhanisasi di sini berarti mempropagandakan ajaran2 universal Buddhisme tanpa memandang ras, suku bangsa dan agama......bukan mengkonversi orang nonBuddhis menjadi Buddhis....:)
buddhanisasi ??
mnurut sy yayasan ini memang memakai ajaran2 agama buddha untuk menyebarkan cinta kasih universal... jadi kenapa disebut buddhanisasi ?
tidak buddhanisasi tetapi memakai perinsip budhis saja terserah relwan toh kalo u agama nya berbeda sah sah saja kok bagi mereka untuk ikut bergabung dan tidak di paksa harus menjadi budhis segala.
Quote from: Lily W on 24 July 2007, 01:04:29 PM
Saya sering dengar Tsu Chi sering adakan baksos di daerah Cilincing (tanjung Priok)... kebetulan ada Teman (agama "K") yg tinggal di cilincing jg salut ama Tsu Chi dan menyebutnya Buddha Tsu Chi.
Sekarang Tsu Chi udah menyebar di kalbar ( terutama di kota Singkawang )...
Kalo ada teman-teman yg menjadi member Tsu Chi, bisa tolong share di sini...
_/\_
hi salam kenal.aku baru gabung disini aku revickha,aku tuh penasaran bgt d gmna cara bergabung di yayasan ikut terlibat dalam perkumpulannya,thx
Celengan bambu bisa dibeli di Jing Shi Cafe juga. Harganya [at] Rp20rb. Kalau sudah penuh, celengan bisa dibuka, uangnya diambil, dan celengannya dilem lagi. Jadi baru lagi deh...(tak harus beli celengan baru, sayang lingkungan sesuai program mereka).
Kalau ada yang bilang ini adalah propaganda untuk membuddhiskan orang lain, wah yang omong gini hatinya sempit banget....
kalo di pekanbaru ada.. dan gw dan orang rumah, termasuk relawan juga. walopun kami ndak aktif. biasanya mereka dateng kami tinggal kasih barang barang yang bisa di daur ulang.. karton karton, koran bekas, botol ato kaleng bekas minuman (biasanya udah ge cuci dulu)..
orang tzu chi keren banget.. walopun itu anak lebih kecil dari gw, dia ndak pernah ngeluh capek dan lainnya, mereka selalu tersenyum kalo liat gw.. namo omitofo, itu yang selalu mereka ucapkan..
Quote from: yesican88 on 31 March 2009, 03:08:04 PM
Buddhanisasi di sini berarti mempropagandakan ajaran2 universal Buddhisme tanpa memandang ras, suku bangsa dan agama......bukan mengkonversi orang nonBuddhis menjadi Buddhis....:)
Salut buat Buddha Tzu Chi.
Lanjutkan Buddhanisai dengan Cinta yang universal sesuai ajaran Sang Buddha.
Quote from: wiithink on 07 August 2009, 01:16:42 AM
kalo di pekanbaru ada.. dan gw dan orang rumah, termasuk relawan juga. walopun kami ndak aktif. biasanya mereka dateng kami tinggal kasih barang barang yang bisa di daur ulang.. karton karton, koran bekas, botol ato kaleng bekas minuman (biasanya udah ge cuci dulu)..
orang tzu chi keren banget.. walopun itu anak lebih kecil dari gw, dia ndak pernah ngeluh capek dan lainnya, mereka selalu tersenyum kalo liat gw.. namo omitofo, itu yang selalu mereka ucapkan..
Iyah.. semangat mereka perlu di tiru untuk kita2 yang masih ngobrol saja di sini..
Mereka sudah praktek, sedangkan kita masih teori.. hehehe
Bagus yach..mengembangkan sifat cinta kasih dan welas asih
thanks
Mau juga celengan bambu tersebut
Quote from: Lokkhitacaro on 30 September 2009, 04:44:47 PM
Iyah.. semangat mereka perlu di tiru untuk kita2 yang masih ngobrol saja di sini..
Mereka sudah praktek, sedangkan kita masih teori.. hehehe
langsung skak mat gw ;D
aduh hari gene kalo masih ngmgin perbedaan agama kayanya udah ga zaman dah. emangnya kita memilih agama harus dijadikan pembeda. semua tergantung kecocokan masing2. jadi kalo menurut gw yayasa Buddha tzu chi itu ga ada Budhanisasinya sama sekali hanya saja mereka tetap mempertahankan nama Buddha di sana karena pendirinya seorang biarawati itu aja kok repot wuakakak. menolong jangan melihat agama mas.
daripada tetangga..
masa pas ke haiti misionarinya mau nyeludupin anak sana ke amrik..
yah trus ente bisa tebak lah gmn kelanjutannya :-?
ini baru prakteknya mantabbbb... ;D