(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.signsofchristreturn.com%2Fnews%2F0_21_national_id_card_450.jpg&hash=157dbb67913ca1a596b8d88ecefbff3e0e57deb6)
Sri Lanka siap merilis direktori biksu
ColomboPage News Desk, Sep 29, 2010
Colombo, Sri Lanka - Sri Lanka Departemen Urusan Buddha telah merencanakan untuk merilis direktori biksu, Perdana Menteri DM Jayarathna yang juga Menteri Urusan Buddha mengungkapkan ke media. direktori ini akan terdiri dari nama-nama biksu Budha, kuil-kuil tempat tinggal mereka, nomor telepon, tanggal penahbisan, umur dan informasi penting lainnya.
Direktori akan diberikan secara gratis kepada candi sekitar pulau, Departemen kata. Departemen permintaan para biksu Budha untuk membantu dalam menyusun direktori dengan memberikan informasi.
Perdana Menteri berkata kepada media bahwa direktori akan menghentikan gerakan dari beberapa elemen yang memanipulasi jubah saffron untuk keuntungan pribadi.
bagaimana dgn Indonesia, apakah cara spt diatas baik diterapkan ?
apakah juga dibuat direktory di internet supaya semua org juga bisa akses ?
(note: foto diatas, hanya cuplikan...bukan ID utk pemakai jubah saffron,
tapi mantep ada gambar retina dan sidik jari, dan gelombang suara)
mohon sharing nya...
Bro Johan yang baik,
masalah jubah yang jenis ini kalo tidak salah memang serba guna, karena di cuaca panas siang hari atau tinggal di negara yang panas sekali maka jubah ini terasa dingin di kulit, tidak menyengat panas ke tubuh,jika malam hari juga membantu tubuh melindungi dari dingin jadi hangat, beda dg jubah srilanka dari cotton, jika siang hari tubuh serasa terbakar semakin jadi panas sekali. memang harganya murah berkisar Rs.800 hingga Rs.1000 (setara Rp.80rb hingga Rp.100rb).
mettacittena,
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.
bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Quote from: johan3000 on 03 October 2010, 10:04:54 AM
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Bro Johan yg baik,
menurut Dhammapada 362
bhikkhu adalah yg seperti ini : "Orang yang mengendalikan tangannya, kakinya, perkataannya, dan kepalanya, yang suka meditasi dan mencapai ketenangan, orang yang tekun menyendiri, dan puas dengan keadaannya dialah yang disebut seorang bhikkhu" ( Hatthasaṃyato pādasaṃyato, vācāsaṃyato saṃyatuttamo; Ajjhattarato samāhito, eko santusito tamāhu
bhikkhuṃ.)
Kita tunduk pada peraturan yang dibuat Sang Buddha ataukah siapa? sehingga harus ditangkap pihak berwajib?
mettacittena,
Quote from: johan3000 on 03 October 2010, 10:04:54 AM
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.
bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Bro Johan yang baik,
ini saya sendirikan jawabannya, karena yang satu membahas tentang siapa dan apa yang disebut bhikkhu, sedang yang ini tentang jubah.
begini ya bro, untuk jubah bahan tsb, tidak hanya Theravada saja, tetapi semua sekte, mau Mahayana atau Tantrayana sama saja, asal bahan nya dg ciri2 tsb itulah bahan saffron. silahkan anda lanjutkan diskusi anda dg yg lain tapi saya akan berhenti disini saja karena saya tidak ingin menimbulkan pro dan kontra. saya masih butuh belajar banyak tentang dhamma. maafkan saya.
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 09:59:22 AM
Bro Johan yang baik,
masalah jubah yang jenis ini kalo tidak salah memang serba guna, karena di cuaca panas siang hari atau tinggal di negara yang panas sekali maka jubah ini terasa dingin di kulit, tidak menyengat panas ke tubuh,jika malam hari juga membantu tubuh melindungi dari dingin jadi hangat, beda dg jubah srilanka dari cotton, jika siang hari tubuh serasa terbakar semakin jadi panas sekali. memang harganya murah berkisar Rs.800 hingga Rs.1000 (setara Rp.80rb hingga Rp.100rb).
mettacittena,
oya ada yang ketinggalan, kami selama tinggal disini menggunakan jubah srilanka (Rev.Peacemind dan Rev.Dhammasiri pun menggunakan jubah srilanka), lebih berat bahannya dibandingkan bahan yang digunakan di Indonesia, pd saat mencuci menjadi lebih berat lagi (bisa dibayangkan ukuran sprei double dari bahan cotton tebal), itulah yang kami jalani selama ini. jika memiliki tubuhnya mungil, kasihan juga karena semua ukuran jubah sejenis, siap2 keabisan tenaga pd saat mencuci, karena menggunakan sabun batang dan tenaga manual (tangan).
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 10:58:45 AM
Quote from: johan3000 on 03 October 2010, 10:04:54 AM
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.
bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Bro Johan yang baik,
ini saya sendirikan jawabannya, karena yang satu membahas tentang siapa dan apa yang disebut bhikkhu, sedang yang ini tentang jubah.
begini ya bro, untuk jubah bahan tsb, tidak hanya Theravada saja, tetapi semua sekte, mau Mahayana atau Tantrayana sama saja, asal bahan nya dg ciri2 tsb itulah bahan saffron. silahkan anda lanjutkan diskusi anda dg yg lain tapi saya akan berhenti disini saja karena saya tidak ingin menimbulkan pro dan kontra. saya masih butuh belajar banyak tentang dhamma. maafkan saya.
mettacittena,
saffron setau saya hanya merujuk pada warnanya, bukan bahannya, warnanya yg jingga itu
Quote from: Indra on 03 October 2010, 11:59:16 AM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 10:58:45 AM
Quote from: johan3000 on 03 October 2010, 10:04:54 AM
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.
bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Bro Johan yang baik,
ini saya sendirikan jawabannya, karena yang satu membahas tentang siapa dan apa yang disebut bhikkhu, sedang yang ini tentang jubah.
begini ya bro, untuk jubah bahan tsb, tidak hanya Theravada saja, tetapi semua sekte, mau Mahayana atau Tantrayana sama saja, asal bahan nya dg ciri2 tsb itulah bahan saffron. silahkan anda lanjutkan diskusi anda dg yg lain tapi saya akan berhenti disini saja karena saya tidak ingin menimbulkan pro dan kontra. saya masih butuh belajar banyak tentang dhamma. maafkan saya.
mettacittena,
saffron setau saya hanya merujuk pada warnanya, bukan bahannya, warnanya yg jingga itu
Bro Indra yang baik,
maksudnya dari Pemerintah Srilanka akan memberantas para oknum yang menggunakan jubah bhikkhu untuk mencari keuntungan pribadi, begitukah? mohon bantuannya untuk menjelaskan. thanks seblm n sesdhnya.
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 12:03:04 PM
Quote from: Indra on 03 October 2010, 11:59:16 AM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 10:58:45 AM
Quote from: johan3000 on 03 October 2010, 10:04:54 AM
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.
bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Bro Johan yang baik,
ini saya sendirikan jawabannya, karena yang satu membahas tentang siapa dan apa yang disebut bhikkhu, sedang yang ini tentang jubah.
begini ya bro, untuk jubah bahan tsb, tidak hanya Theravada saja, tetapi semua sekte, mau Mahayana atau Tantrayana sama saja, asal bahan nya dg ciri2 tsb itulah bahan saffron. silahkan anda lanjutkan diskusi anda dg yg lain tapi saya akan berhenti disini saja karena saya tidak ingin menimbulkan pro dan kontra. saya masih butuh belajar banyak tentang dhamma. maafkan saya.
mettacittena,
saffron setau saya hanya merujuk pada warnanya, bukan bahannya, warnanya yg jingga itu
Bro Indra yang baik,
maksudnya dari Pemerintah Srilanka akan memberantas para oknum yang menggunakan jubah bhikkhu untuk mencari keuntungan pribadi, begitukah? mohon bantuannya untuk menjelaskan. thanks seblm n sesdhnya.
mettacittena,
setuju, memang demikianlah yg saya pahami, tapi jadi bingung ketika dikaitkan dengan bahan, bagaimana jika ada orang gungul mengenakan jubah bhikkhu tapi bukan dari bahan yg disebutkan samaneri di atas?
Quote from: Indra on 03 October 2010, 12:05:15 PM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 12:03:04 PM
Quote from: Indra on 03 October 2010, 11:59:16 AM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 10:58:45 AM
Quote from: johan3000 on 03 October 2010, 10:04:54 AM
apakah seseorang bukan bhiku tapi
pingin pakai jubah serta cukur rata.
bolehkah ? apakah melawan hukum ?
jubah saffron = jubah yg dipakai bhiku/bhikuni ?
Bro Johan yang baik,
ini saya sendirikan jawabannya, karena yang satu membahas tentang siapa dan apa yang disebut bhikkhu, sedang yang ini tentang jubah.
begini ya bro, untuk jubah bahan tsb, tidak hanya Theravada saja, tetapi semua sekte, mau Mahayana atau Tantrayana sama saja, asal bahan nya dg ciri2 tsb itulah bahan saffron. silahkan anda lanjutkan diskusi anda dg yg lain tapi saya akan berhenti disini saja karena saya tidak ingin menimbulkan pro dan kontra. saya masih butuh belajar banyak tentang dhamma. maafkan saya.
mettacittena,
saffron setau saya hanya merujuk pada warnanya, bukan bahannya, warnanya yg jingga itu
Bro Indra yang baik,
maksudnya dari Pemerintah Srilanka akan memberantas para oknum yang menggunakan jubah bhikkhu untuk mencari keuntungan pribadi, begitukah? mohon bantuannya untuk menjelaskan. thanks seblm n sesdhnya.
mettacittena,
setuju, memang demikianlah yg saya pahami, tapi jadi bingung ketika dikaitkan dengan bahan, bagaimana jika ada orang gungul mengenakan jubah bhikkhu tapi bukan dari bahan yg disebutkan samaneri di atas?
bro Indra yg baik,
oh jadi itu ya maksudnya, maaf kalo gitu saya tadi salah persepsi, thanks ya bro...bro Johan sorry ya klo juga jadi ikut bingung.... ;D
lalu bahan yang sangat menyesuaikan lingkungan itu namanya apa? klo panas jadi dingin utk kulit kita, sdg pd saat malam jadi hangat utk tubuh kita. saya juga kurang tahu nama bahannya apa itu. saya kira pemerintah Srilanka menolak bahan jubah ini, karena banyak membanjiri Srilanka, bahan ini datang dari Thailand, dg warna Srilanka tapi enak dan nyaman, hanya harganya 10x harga jubah srilanka, membuat terbelalak mata yang memiliki dana minim melihat harga yang mahal, namun umat yg kaya2 tetap berbondong2 memborong jubah ini, bayangkan saja jika ada 3.000 bhikkhu yang dipersembahi dg harga jubah segitu, ini yg sering dilakukan presiden, selalu mengadakan doa bersama dan disaat itu beliau mempersembahkan jubah. (tapi sebenarnya sy kurang tahu persembahan ini dari yang sejenis Thai atau yg lokal punya).
ttg bhikkhu yg menggunakan jubah bukan dari bahan yg sy sebutkan diatas, saya jadi ingat thread sebelah yang panas, apakah itu yg anda maksudkan bro? jika iya, maafkan saya tidak mengetahui kriteria pasti untuk jubah mereka. ;D ;D ;D (****hayooo....jangan memancing ya bro....****)
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 12:26:40 PM
lalu bahan yang sangat menyesuaikan lingkungan itu namanya apa? klo panas jadi dingin utk kulit kita, sdg pd saat malam jadi hangat utk tubuh kita.
mettacittena,
itu namanya Air Conditioner ;D
Quote from: Indra on 03 October 2010, 12:36:44 PM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 12:26:40 PM
lalu bahan yang sangat menyesuaikan lingkungan itu namanya apa? klo panas jadi dingin utk kulit kita, sdg pd saat malam jadi hangat utk tubuh kita.
mettacittena,
itu namanya Air Conditioner ;D
jadinya om haa...karena hanya "haa...." jawaban yang tepat.... ;D ;D
bahasa sinhala "haa" artinya "yes"
ketika kita di telp seseorang maka tanggapan kita, "haa", "haa", itu artinya kita paham krn menjawab "yes" "yes"....beda dg hahaha lo....
mettacittena,
kalo gundul, pake jubah, melaksanakan ajaran Sang Buddha, tapi gak ditahbiskan dan gak ngaku Sangha, emang masalah?
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 03 October 2010, 09:56:27 PM
kalo gundul, pake jubah, melaksanakan ajaran Sang Buddha, tapi gak ditahbiskan dan gak ngaku Sangha, emang masalah?
jaman sekarang sepertinya "Iya" beda dengan jaman Sang Buddha, karena semua para samana mereka cukup pergi ke hutan, motong rambutnya sendiri, bertapa sendiri, meditasi sendiri, mencapai pencerahan sendiri, kayaknya ga masalah. tapi dijaman sekarang kalo saya tiba2 berjubah menggundulkan diri dan menjalankan sungguh2 latihan saya, belum tentu diterima oleh mereka karena tidak diketahui siapa gurunya, dari vihara mana, apa alirannya. enak jaman dulu, semua orang yg melatih diri bebas tanpa mikir apa2 tinggal pergi bertapa masuk hutan.
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 10:15:53 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 03 October 2010, 09:56:27 PM
kalo gundul, pake jubah, melaksanakan ajaran Sang Buddha, tapi gak ditahbiskan dan gak ngaku Sangha, emang masalah?
jaman sekarang sepertinya "Iya" beda dengan jaman Sang Buddha, karena semua para samana mereka cukup pergi ke hutan, motong rambutnya sendiri, bertapa sendiri, meditasi sendiri, mencapai pencerahan sendiri, kayaknya ga masalah. tapi dijaman sekarang kalo saya tiba2 berjubah menggundulkan diri dan menjalankan sungguh2 latihan saya, belum tentu diterima oleh mereka karena tidak diketahui siapa gurunya, dari vihara mana, apa alirannya. enak jaman dulu, semua orang yg melatih diri bebas tanpa mikir apa2 tinggal pergi bertapa masuk hutan.
mettacittena,
sepertinya bukan begitu juga, bahkan sejak jaman Sang Buddha pun untuk menjadi bhikkhu atau bhikkhuni harus melalui proses penahbisan, gak bisa tinggal gundul dan pake jubah
kalo samana?
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 03 October 2010, 11:29:20 PM
kalo samana?
jadi petapa telanjang aja, lebih praktis, gak perlu jubah juga bisa
Quote from: Indra on 03 October 2010, 11:01:04 PM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 10:15:53 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 03 October 2010, 09:56:27 PM
kalo gundul, pake jubah, melaksanakan ajaran Sang Buddha, tapi gak ditahbiskan dan gak ngaku Sangha, emang masalah?
jaman sekarang sepertinya "Iya" beda dengan jaman Sang Buddha, karena semua para samana mereka cukup pergi ke hutan, motong rambutnya sendiri, bertapa sendiri, meditasi sendiri, mencapai pencerahan sendiri, kayaknya ga masalah. tapi dijaman sekarang kalo saya tiba2 berjubah menggundulkan diri dan menjalankan sungguh2 latihan saya, belum tentu diterima oleh mereka karena tidak diketahui siapa gurunya, dari vihara mana, apa alirannya. enak jaman dulu, semua orang yg melatih diri bebas tanpa mikir apa2 tinggal pergi bertapa masuk hutan.
mettacittena,
sepertinya bukan begitu juga, bahkan sejak jaman Sang Buddha pun untuk menjadi bhikkhu atau bhikkhuni harus melalui proses penahbisan, gak bisa tinggal gundul dan pake jubah
ok, sedikit ralat, maksud sy dijaman itu khan Sang Buddha juga memotong sendiri rambutnya, mengenakan jubah sendiri. kalo menjadi murid beliau jelas melalui penahbisan.
mettacittena,
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 03 October 2010, 11:29:20 PM
kalo samana?
yah sama aja...tetap mengikuti aturan...
(***siap2 mo menggundulkan diri, meditasi sendiri, tdk perlu menjadi anggota sangha nih kelihatannya....aliran gachanyana...***) ;D ;D
mettacittena,
Quote from: Indra on 03 October 2010, 11:30:37 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 03 October 2010, 11:29:20 PM
kalo samana?
jadi petapa telanjang aja, lebih praktis, gak perlu jubah juga bisa
bro padpad jadi geleng2 kepala...kasihan sekali temannya indra akhirnya "sinting" beneran.... ;D ;D
(***sory bro Gacha...kaburrr***)
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 11:35:08 PM
ok, sedikit ralat, maksud sy dijaman itu khan Sang Buddha juga memotong sendiri rambutnya, mengenakan jubah sendiri. kalo menjadi murid beliau jelas melalui penahbisan.
mettacittena,
;D sebenarnya, Sang Buddha juga ditahbiskan.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 04 October 2010, 07:38:12 AM
Quote from: pannadevi on 03 October 2010, 11:35:08 PM
ok, sedikit ralat, maksud sy dijaman itu khan Sang Buddha juga memotong sendiri rambutnya, mengenakan jubah sendiri. kalo menjadi murid beliau jelas melalui penahbisan.
mettacittena,
;D sebenarnya, Sang Buddha juga ditahbiskan.
heh? kamsudnya kwaci?
hm, kalau mau menjadi pertapa biasa silahkan saja tidak ada yang melarang yang di larang bila mereka mengaku ngaku ini itu berlebihan. harusnya bisa di bedakan antara pertapa biasa (mungkin aliran lain) dan murid sang Buddha yang telah di umpasampada.
tentu nya akan salah bila pertapa biasa tersebut mengaku murid sang buddha dll yang bukan bagian sangha dsb. tetapi pertapa tersebut tidak bersalah bila dia tidak membuat orang mengakui / mengira dia bagian sangha dan lain sebagai nya