Biasa kita memanggil bhante pada bhiku, dan romo pada pandita, bagaimana sih memanggil Bhikuni wa mendadak kok kesulitan yah jadi ikut ikutan manggil suhu dah tidak tahu apa panggilan nya benar atau salah.
Biasa kasih salam saja sih tidak terbiasa memanggil bhikuni, biasa menyapa dengan namo Budhaya saja sihh. tadi mendadak kayak orang bisu melakukan pantomin.
Quote from: daimond on 20 September 2010, 06:40:46 PM
Biasa kita memanggil bhante pada bhiku, dan romo pada pandita, bagaimana sih memanggil Bhikuni wa mendadak kok kesulitan yah jadi ikut ikutan manggil suhu dah tidak tahu apa panggilan nya benar atau salah.
Biasa kasih salam saja sih tidak terbiasa memanggil bhikuni, biasa menyapa dengan namo Budhaya saja sihh. tadi mendadak kayak orang bisu melakukan pantomin.
Ayya ya kalo gak salah..
benar ayya....
Bener... manggilnya Ayya.... trus disertai nama,
misalnya Bhikkhuni Santini (pendiri PERBHIKTIN),
dipanggil Ayya Santini.
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
Quote from: Xcript on 20 September 2010, 08:34:43 PM
Bener... manggilnya Ayya.... trus disertai nama,
misalnya Bhikkhuni Santini (pendiri PERBHIKTIN),
dipanggil Ayya Santini.
Suhu Santini !
_/\_
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
panggil bhante kagak boleh?
Paling gampangnye, tanya aja langsung pada beliau kalo beliau lebih pas disebut dengan panggilan apa.
Quote from: Xcript on 20 September 2010, 08:34:43 PM
Bener... manggilnya Ayya.... trus disertai nama,
misalnya Bhikkhuni Santini (pendiri PERBHIKTIN),
dipanggil Ayya Santini.
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
;D tiap orang kan punya pandangan sendiri samaneri. itu kan keindahan kebebasan berpendapat ;D
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Ini memang membingungkan. Sepertinya 'ayya' memang untuk pria terhormat. Tapi yang umum di antara para bhikkhu, dipanggil 'āyasmā', sedangkan untuk bhikkhuni, 'ayyā'.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 08:38:04 AM
Quote from: Xcript on 20 September 2010, 08:34:43 PM
Bener... manggilnya Ayya.... trus disertai nama,
misalnya Bhikkhuni Santini (pendiri PERBHIKTIN),
dipanggil Ayya Santini.
Suhu Santini !
_/\_
bukannya dia diupasampada dalam aliran mahayana ya? dan memang seharusnya dipanggil suhu..
Quote from: No Pain No Gain on 21 September 2010, 10:54:32 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 08:38:04 AM
Quote from: Xcript on 20 September 2010, 08:34:43 PM
Bener... manggilnya Ayya.... trus disertai nama,
misalnya Bhikkhuni Santini (pendiri PERBHIKTIN),
dipanggil Ayya Santini.
Suhu Santini !
_/\_
bukannya dia diupasampada dalam aliran mahayana ya? dan memang seharusnya dipanggil suhu..
panggilan bhante, suhu, ajahn, ashin, sptnya tidak memandang jenis kelamin, karena artinya GURU
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
males ngetik diakritiknya euy =))
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
berarti yang menerbitkannya ada 'masalah' :))
_/\_
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
harusnya suhu Santini menghormati Vinaya cara penabhisan Bhikkhuni yang di wariskan dari jaman Buddha !
_/\_
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:14:03 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
berarti yang menerbitkannya ada 'masalah' :))
_/\_
jadinya menyesatkan orang :'(
Quote from: kamala on 21 September 2010, 01:41:24 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:14:03 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
berarti yang menerbitkannya ada 'masalah' :))
_/\_
jadinya menyesatkan orang :'(
buku itu diterbitkan oleh siapa, Sis? dan apakah ada dicantumkan sumber naskahnya?
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:13:50 AM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
;D tiap orang kan punya pandangan sendiri samaneri. itu kan keindahan kebebasan berpendapat ;D
setuju.. kok melekat amat sama panggilan/sebutan.
Quote from: kamala on 21 September 2010, 01:41:24 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:14:03 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
berarti yang menerbitkannya ada 'masalah' :))
_/\_
jadinya menyesatkan orang :'(
Tidak menyesatkan. "Ayya" memang juga digunakan untuk laki-laki seperti dalam Samyutta Nikaya, bhikkhuni Thullatissa menyebut Mahakassapa dan Ananda dengan sebutan "Ayya".
Quote from: daimond on 20 September 2010, 06:40:46 PM
Biasa kita memanggil bhante pada bhiku, dan romo pada pandita, bagaimana sih memanggil Bhikuni wa mendadak kok kesulitan yah jadi ikut ikutan manggil suhu dah tidak tahu apa panggilan nya benar atau salah.
Biasa kasih salam saja sih tidak terbiasa memanggil bhikuni, biasa menyapa dengan namo Budhaya saja sihh. tadi mendadak kayak orang bisu melakukan pantomin.
bro Diamond yg baik,
maksud anda benar, agar tidak terjadi kelucuan, karena salah manggil, tapi sebenarnya ga masalah klo mau panggil "Ayya" utk Bhikkhuni Santini. dan "Suhu" utk bhikkhuni Mahayana. sedang dari tanggapan para member boleh dipertimbangkan untuk tidak melekat dengan sebutan, namun tidak ada salahnya kita mengikuti tradisi masing2. misalnya : kalo "Ayya" Santini memang beliau karena tradisinya Theravada, selama menjadi Silacarini 14 thn lebih di mendut murni adalah tradisi Theravada, walau beliau upasampada di Taiwan (Fo Guang Shan), tapi itupun upasampada Theravada, saat itu bersamaan bantuan Fo Guang shan membantu Srilanka menahbiskan bhikkhuni Srilanka 100 orang. saya ada kenal beberapa sahabat beliau yang disini (srilanka), saya juga mengunjungi mereka dan masih berhubungan baik hingga saat ini. tetapi saya memanggilnya Ven.Bhikkhuni.....(diikuti nama masing2). jadi gimana cara manggil bhikkhuni semoga telah terjawab ya bro.
mettacittena,
Quote from: andry on 21 September 2010, 02:06:33 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:13:50 AM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
;D
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
;D tiap orang kan punya pandangan sendiri samaneri. itu kan keindahan kebebasan berpendapat ;D
setuju.. kok melekat amat sama panggilan/sebutan.
;D
Quote from: Indra on 21 September 2010, 11:00:14 AM
Quote from: No Pain No Gain on 21 September 2010, 10:54:32 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 08:38:04 AM
Quote from: Xcript on 20 September 2010, 08:34:43 PM
Bener... manggilnya Ayya.... trus disertai nama,
misalnya Bhikkhuni Santini (pendiri PERBHIKTIN),
dipanggil Ayya Santini.
Suhu Santini !
_/\_
bukannya dia diupasampada dalam aliran mahayana ya? dan memang seharusnya dipanggil suhu..
panggilan bhante, suhu, ajahn, ashin, sptnya tidak memandang jenis kelamin, karena artinya GURU
boleh juga ini dipake...
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 September 2010, 02:12:40 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 01:41:24 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:14:03 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
berarti yang menerbitkannya ada 'masalah' :))
_/\_
jadinya menyesatkan orang :'(
Tidak menyesatkan. "Ayya" memang juga digunakan untuk laki-laki seperti dalam Samyutta Nikaya, bhikkhuni Thullatissa menyebut Mahakassapa dan Ananda dengan sebutan "Ayya".
berarti sebutan "Ayya" ini bisa di pakai baik untuk bhikkhu maupun bhikkhuni ya
berarti tidak ada salah cetak atau lain lain yang "salah"
_/\_
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:17:32 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
harusnya suhu Santini menghormati Vinaya cara penabhisan Bhikkhuni yang di wariskan dari jaman Buddha !
_/\_
bro Adi yg baik,
apakah perbedaan vinaya bhikkhuni Mahayana dan Theravada ?
mettacittena,
Quote from: kamala on 21 September 2010, 01:41:24 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:14:03 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
Quote from: Indra on 21 September 2010, 10:34:58 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 21 September 2010, 10:15:02 AM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 09:16:47 AM
mengenai panggilan "ayya" ini sepertinya bukan khusus untuk bhikkhuni
karena saya pernah membaca terjemahan indonesia dari Dhammacakkapavatthana Sutta yang menyebut ke 5 bhikkhu pertama dengan sebutan Ayya Kondanna, Ayya Asaji, dst
CMIIW....
Setahu saya hanya YM Kondanna yang dipanggil Anynya Kondanna, dan itu pun berbeda dengan Ayya.
Añña Koṇḍañña
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
berarti yang menerbitkannya ada 'masalah' :))
_/\_
jadinya menyesatkan orang :'(
dear sis kamala,
mungkin salah ketik aja...
mettacittena,
Quote from: kamala on 21 September 2010, 04:04:29 PM
berarti sebutan "Ayya" ini bisa di pakai baik untuk bhikkhu maupun bhikkhuni ya
berarti tidak ada salah cetak atau lain lain yang "salah"
_/\_
Bisa, walaupun memang sepertinya tidak terlalu umum. Jadi sepertinya tidak ada salah cetak.
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 September 2010, 04:09:17 PM
Quote from: kamala on 21 September 2010, 04:04:29 PM
berarti sebutan "Ayya" ini bisa di pakai baik untuk bhikkhu maupun bhikkhuni ya
berarti tidak ada salah cetak atau lain lain yang "salah"
_/\_
Bisa, walaupun memang sepertinya tidak terlalu umum. Jadi sepertinya tidak ada salah cetak.
bro Kainyn yg baik,
maaf ya, tadi saya baca postingan sis kamala ttg dhammacakkappavattanasutta yg menyebut "Ayya Koṇḍañña", pdhal yang bener khan Añña Koṇḍañña (sorry numpang copas), maksudnya Añña (a nya pun harusnya panjang, sayang ga bisa ketikkan tanda bacanya) adl knowledge, beliau telah menembus "knowledge of the Dhamma" (terbuka mata dhammanya/memiliki pengetahuan terang menembus dhamma). koreksi saya jika saya salah tangkap maksud sis kamala.
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:14:30 PM
bro Kainyn yg baik,
maaf ya, tadi saya baca postingan sis kamala ttg dhammacakkappavattanasutta yg menyebut "Ayya Koṇḍañña", pdhal yang bener khan Añña Koṇḍañña (sorry numpang copas), maksudnya Añña (a nya pun harusnya panjang, sayang ga bisa ketikkan tanda bacanya) adl knowledge, beliau telah menembus "knowledge of the Dhamma" (terbuka mata dhammanya/memiliki pengetahuan terang menembus dhamma). koreksi saya jika saya salah tangkap maksud sis kamala.
mettacittena,
Kalau untuk Kondañña, "Aññā" itu memang julukannya, maksudnya "yang melihat".
Yang Sis Kamala katakan, dalam buku itu beberapa bhikkhu disebut sebagai 'ayya'
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
Ayya di sini merupakan panggilan untuk orang yang dihormati, bisa juga ditujukan kepada bhikkhu, atau kepada orang awam.
_/\_ Yang Luhur Samaneri Pannadevi,
benar maksud saya seperti yang telah bro Kainyn sampaikan
memang di buku tersebut juga ada disebutkan Bhante Koṇḍañña sebagai Añña Koṇḍañña
tetapi disamping itu di buku tersebut juga memakai sebutan "ayya" untuk kelima Bhikkhu pertama Sang Buddha
karena baru ini pertama kalinya saya mengetahui bahwa panggilan "ayya" juga bisa dipakai kepada seorang bhikkhu jadi saya coba postkan di sini juga sebagai pertanyaan yang telah dijelaskan dengan baik oleh bro Kainyn
_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 September 2010, 04:24:08 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:14:30 PM
bro Kainyn yg baik,
maaf ya, tadi saya baca postingan sis kamala ttg dhammacakkappavattanasutta yg menyebut "Ayya Koṇḍañña", pdhal yang bener khan Añña Koṇḍañña (sorry numpang copas), maksudnya Añña (a nya pun harusnya panjang, sayang ga bisa ketikkan tanda bacanya) adl knowledge, beliau telah menembus "knowledge of the Dhamma" (terbuka mata dhammanya/memiliki pengetahuan terang menembus dhamma). koreksi saya jika saya salah tangkap maksud sis kamala.
mettacittena,
Kalau untuk Kondañña, "Aññā" itu memang julukannya, maksudnya "yang melihat".
Yang Sis Kamala katakan, dalam buku itu beberapa bhikkhu disebut sebagai 'ayya'
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
Ayya di sini merupakan panggilan untuk orang yang dihormati, bisa juga ditujukan kepada bhikkhu, atau kepada orang awam.
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:05:54 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:17:32 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
harusnya suhu Santini menghormati Vinaya cara penabhisan Bhikkhuni yang di wariskan dari jaman Buddha !
_/\_
bro Adi yg baik,
apakah perbedaan vinaya bhikkhuni Mahayana dan Theravada ?
mettacittena,
Mengapa suhu Santini tidak upasampada oleh Sangha Theravada (Thailand, Birma, Laos, Kamboja) jika ingin berjubah Bhikkhuni Theravada. ?
sedangkan kita tahu negara diatas adalah Tradisi Theravada yang kental !
saya tidak tahu secara detail apa perbedaannya karena tidak mempelajarinya secara detail
Harusnya Sangha Bhikkhu Theravada bisa menjawab atau teman2 lainnya bisa bantu !
aku pernah baca sekilas bahwa utk membentuk Sangha Bhikkhuni (Theravada) kembali, harus dihadiri Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni. (Sangha Bhikkhuni kita ketahui sudah punah dan terputus)
Di jaman Buddha memang ada Sangha Bhikkhuni dan di upasampada oleh Buddha sendiri (dengan syarat Sangha Bhikkhuni harus mentaati tambahan sila, Garudhamma),
Setahu saya sampai sekarang dalam acara resmi menyangkut Sangha Theravada baik di Thailand maupun Indonesia belum mengakui keberadaan Bhikkhuni itu adalah bagian Sangha Theravada seperti pada waktu jaman Buddha(diakui keberadaanya).
Demikian yang ada
_/\_
Quote from: kamala on 22 September 2010, 08:43:08 AM
_/\_ Yang Luhur Samaneri Pannadevi,
benar maksud saya seperti yang telah bro Kainyn sampaikan
memang di buku tersebut juga ada disebutkan Bhante Koṇḍañña sebagai Añña Koṇḍañña
tetapi disamping itu di buku tersebut juga memakai sebutan "ayya" untuk kelima Bhikkhu pertama Sang Buddha
karena baru ini pertama kalinya saya mengetahui bahwa panggilan "ayya" juga bisa dipakai kepada seorang bhikkhu jadi saya coba postkan di sini juga sebagai pertanyaan yang telah dijelaskan dengan baik oleh bro Kainyn
_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 21 September 2010, 04:24:08 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:14:30 PM
bro Kainyn yg baik,
maaf ya, tadi saya baca postingan sis kamala ttg dhammacakkappavattanasutta yg menyebut "Ayya Koṇḍañña", pdhal yang bener khan Añña Koṇḍañña (sorry numpang copas), maksudnya Añña (a nya pun harusnya panjang, sayang ga bisa ketikkan tanda bacanya) adl knowledge, beliau telah menembus "knowledge of the Dhamma" (terbuka mata dhammanya/memiliki pengetahuan terang menembus dhamma). koreksi saya jika saya salah tangkap maksud sis kamala.
mettacittena,
Kalau untuk Kondañña, "Aññā" itu memang julukannya, maksudnya "yang melihat".
Yang Sis Kamala katakan, dalam buku itu beberapa bhikkhu disebut sebagai 'ayya'
Quote from: kamala on 21 September 2010, 11:43:56 AM
bukan Añña Koṇḍañña, tapi Ayya Kondanna, Ayya Assaji dst entah salah terjemahan atau gimana
saya membacanya dari buku kecil Dhammacakkapavatthana Sutta yang diterbitkan dalam memperingati vassa ke 40 Bhante Jinnadhammo MT
Ayya di sini merupakan panggilan untuk orang yang dihormati, bisa juga ditujukan kepada bhikkhu, atau kepada orang awam.
Dear sis Kamala,
sorry banget ya, saya baru baca postingannya, karena baru sibuk menghadapi ujian.
iya, itu penjelasan nya Bro Kainyn juga benar, bahwa Ayya itu bisa dipake ke Bhikkhu karena dari bahasa aslinya Pali artinya "Worthy one, honourable".
mettacittena,
Quote from: adi lim on 24 September 2010, 09:03:10 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:05:54 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:17:32 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
harusnya suhu Santini menghormati Vinaya cara penabhisan Bhikkhuni yang di wariskan dari jaman Buddha !
_/\_
bro Adi yg baik,
apakah perbedaan vinaya bhikkhuni Mahayana dan Theravada ?
mettacittena,
Mengapa suhu Santini tidak upasampada oleh Sangha Theravada (Thailand, Birma, Laos, Kamboja) jika ingin berjubah Bhikkhuni Theravada. ?
sedangkan kita tahu negara diatas adalah Tradisi Theravada yang kental !
saya tidak tahu secara detail apa perbedaannya karena tidak mempelajarinya secara detail
Harusnya Sangha Bhikkhu Theravada bisa menjawab atau teman2 lainnya bisa bantu !
aku pernah baca sekilas bahwa utk membentuk Sangha Bhikkhuni (Theravada) kembali, harus dihadiri Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni. (Sangha Bhikkhuni kita ketahui sudah punah dan terputus)
Di jaman Buddha memang ada Sangha Bhikkhuni dan di upasampada oleh Buddha sendiri (dengan syarat Sangha Bhikkhuni harus mentaati tambahan sila, Garudhamma),
Setahu saya sampai sekarang dalam acara resmi menyangkut Sangha Theravada baik di Thailand maupun Indonesia belum mengakui keberadaan Bhikkhuni itu adalah bagian Sangha Theravada seperti pada waktu jaman Buddha(diakui keberadaanya).
Demikian yang ada
_/\_
Bro Adi yang baik,
Kenapa beliau tidak diupasampada di Thai, Burma atau Srilanka, itu adalah kebijaksanaan beliau yang diluar wilayah kita, apapun yang beliau putuskan adalah wewenang beliau, jadi saya tidak memiliki otoritas utk mempertanyakan.
Yang saya tanyakan kemarin adalah bedanya Vinaya Mahayana dan Hinayana (kok sekarang ada aliran baru ya Hinaya)....itu aja pembahasan kita. jangan salah paham ya....
Kalau setahu saya vinaya untuk bhikkhuni baik Mahayana dan Hinayana tidak ada perbedaan sama sekali, dengan jumlah peraturan yg sama : Parajika 8, Sanghadisesa 17, Nissaggiya pacittiya 30, Suddha pacittiya 166, Patidesaniya 8, Sekhiya 75, Adhikarana samatha 7, sehingga total 311 peraturan (Vin.I)
mettacittena,
Sedikit tambahan dari saya, mengapa jumlah vinaya Mahayana dan Hinayana sama, hal ini dikarenakan pendirian Bhikkhuni sasana untuk Mahayana berasal dari Theravada juga, Fa Shien membawa 2 orang bhikkhuni Srilanka yaitu Bhikkhuni Devasara dan temannya untuk mendirikan Bhikkhuni sasana di negara China. hal ini pernah saya posting (wkt itu masih pakai nama beda, belum pake nama asli, karena diprotes mod jadi ganti nama asli), ada di link ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10304.msg173266#msg173266
mettacittena,
boleh lihat Vinaya Mahayana? Setahu saya yang dipakai adalah Vinaya Dharmagupta.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 24 September 2010, 10:03:03 PM
boleh lihat Vinaya Mahayana? Setahu saya yang dipakai adalah Vinaya Dharmagupta.
Bro Gacha yg baik,
Memang kalau vinaya Dharmagupta kayaknya beda deh, jumlah total menjadi 348. untung bukunya segera ketemu, judulnya "A comparative study of Bhikkhuni Patimokkha" by : Chatsumarn Kabilsingh, PhD (beliau sekarang menjadi Ven.Bhikkhuni Dhammananda, satu2nya bhikkhuni Thai yang bergelar Prof, beliau dulu seorang dosen).
(//)
****bagaimana cara menampilkan gambar? saya mo lampirkan scan saya utk buku ini***
mettacittena,
berhubung berkali2 mencoba attach gambar ga bisa, jadi sy copy aja scan-an ini menjadi quote :
Quote
Study of the Bhikkhuni Parajiko 47
/astivada (Sar.), Mula-Sarvastivada (M. Sar.). During King \soka's time IS schools were recorded, but the remaining Ihikkhitnt Patlmokkha in Chinese Tripitaka, the only most Complete Buddhist Text, arc available only in these mentioned chools. The material used arc from various available sources. "or Theravada, the material arc from Pali, English and Thai .ourccs. For Dharmagupta, the materials are from English and Thai. For the rest the materials arc from manuscript's in Thai .ranskited directly from Chinese Tripilaka.**
In the Bhikkhum Piilimokkha, there arc 7 sections, ail oi which will be studied and examined in this dissertation. Again, is pointed out earlier, a few scholars have already clone some work on the Bhikkhu Patimokkha and the comparative study thereof. The Bhikkhwrt Paimokkha, a study of which has been made, is based primarily on the Bhikkhu P&timokkha. To avoid repetition, these rules which arc common to both the Samghas .would be slightly dealt with only when they happen to be relevant. The discussion focuses primarily on the rules which are especially meant for bhikkhunls.
The comparative numbers of the rules in total in each school may be seen below :
Th. Dh. Mhs. Mag. Sar. M. Sar.
Parajika' ,8, 88 8 8 8
Saughadisesa 17 17 . 17 10 17 20
Nissaggiya Pacittiya 30 30 30 30 .30 33
Pacittiya 166 178 210 141 178 180
Patidesanlya 8 '8 8 8 ,8 8
Sqkhiya 75 \ 00 100 7.7 106 90
Adhikarana Samatha 7,77 7 7 7
Toial 311 348 380 200 354 356
44. J. Takakusu, cd. Taisho cd. of the Chinese Version of Tripitakn (85 volumes), Tokyo, 1922-23; MahHasaka No. ',423, p. 206C. (T; Mahasanghika No. 1427, p. 556 B-ff; Dharmagupta No. 1431, p. 1031 B. ff; Sarvastivada No. 1437, p. 479 B. ff: Mula-Sarvar.tivada No. 1455 p. 508 C. ff; Manuscript of itheje texts in Thai version translated by Mr. • Liang Sathiensut and edited by the author.
punya koq, ebooknya ada di buddhanet.net
kan ada 6, theravada, mahasanghika, mahisasaka, sarvastivada, mulasarvastivada, dan dharmagupta. dari keenam aliran, hanya 1 yang dianggap bukan hasil sanghabheda.
pertanyaannya apakah bhiksuni dari taiwan menahbiskan dengan vinaya theravada?
Bro Gacha yang baik,
saya belum mengumpulkan data ttg hal ini, jika ada yang memiliki data penguatnya mohon dibantu ya....karena saya rasa member2 disini jauh lebih ahli dibanding saya, tolong dibantu deh masukannya.
mettacittena,
Quotepertanyaannya apakah bhiksuni dari taiwan menahbiskan dengan vinaya theravada?
Coba baca di link dibawah ini:
http://www.thefreelibrary.com/Keeping+track+of+the+revival+of+bhikkhuni+ordination+in+Sri+Lanka-a0158093987
Di dalam article ini, ada sebuah pembahasan mengenai Penahbisan Bhikkhuni di Fo Guang Shan, Taiwan, pada tahun 1998.
Artikelnya berbunyi sebagai berikut:
The third wave of bhikkhuni Ordination
Fo Guang Shan Fo Guang Shan (佛光山) (pinyin: Fóguāngshān; literally Buddha's Light Mountain) is a Chinese Mahayana Buddhist monastic order that has gained a worldwide presence, and has chapters around the world. sangha who organized the first international conference in 1988 must have done a great deal of research, and came up with an international monastic meeting in Fo Guang Shan in 1997. In this meeting the bhikkhuni ordination was the main concern. At the end of the meeting, those who attended signed a petition requesting Ven.Master Hsing Yun Venerable Master Hsing Yun (TC: 星雲大師; Hanyu Pinyin: Xīngyún Dàshī) (July 22, 1927-) is a Chinese Buddhist monk. He is an important figure in modern Mahayana Buddhism. , Director of Fo Guang Shan to organize yet another international ordination for both the sanghas.
In 1998 an International Ordination was organized by Fo Guang Shan in Bodh Gaya and there were some 140 monastics, both male and female ordained at that time.
From Sri Lanka some 20 dasilmatas were selected to be ordained in this history making event.
A little back ground will be necessary as to how the screening was done. Ven.Somalankara MahaThera gave an interview and explained that application forms were sent to all the dasasilmatas on the island. Twenty of them were selected judging from the long years standing as dasilmatas, their educational background, their Buddhist background, their position in monastic environment, etc. In short the cream of the crop. Most of the dasasilmatas are the chiefs of their own aramas. Some of them have long years standing for 3-4 decades as dasasilmatas. Some of them were already established and recognized both by the sangha and lay society.
At this ordination senior monks from all traditions were presented. From Thailand there were 4 monks, and from Sri Lanka there were at least 10 senior monks of Maha Thera status, that is they have at least 20 years standing as monks. Among them were Ven.Dhammaloka Anunayaka Maha Thera, Ven.Gunaratna Maha Thera from West Virginia West Virginia, E central state of the United States. It is bordered by Pennsylvania and Maryland (N), Virginia (E and S), and Kentucky and, across the Ohio R., Ohio (W). Facts and Figures
Area, 24,181 sq mi (62,629 sq km). Pop. , Ven.Sumangalo Maha Thera of Dambulla, Ven.Somalankara Maha Thera, etc.
The ordination lasted one month as performed in Chinese style, the training period was within this said period. They were aware of the objection posed against the Korean ordination in Sarnath in 1996, so it was properly done by dual sanghas, both senior bhikkhunis and bhikkhus.
Only Theravada ordination
It is interesting to note that after this dual ordination in Bodh Gaya, the Theravada bhikkhu sangha were concern as to the acceptance of the Sri Lankan sangha back home. It is a common belief both in Sri Lanka and Thailand that by taking the dual ordination with the assistance of Chinese bhikkhuni sangha it eventually make the lineage Mahayana.
Also it might be of their concern if the ordination in Bodh Gaya would be considered nanasamvasa (mixed sanghas) by the strict Theravadins back in Sri Lanka. Nobody really knew the reason in their mind, but the fact was, they moved to Sarnath and gave another ordination to the 20 newly ordained Sri lankan bhikkhunis. They quoted the vinaya authority from the Buddha when the Buddha allowed,... "I allow you O monks, to give ordination to bhikkhunis" (Cullavagga, Vinaya Pitaka Vinaya Pitaka
Oldest and smallest division of the Tripitaka. It lays out the 227 rules of monastic life for bhiksus, along with an account of the occasion that led the Buddha to formulate the rule. )
Please read also my explanation for dual sangha ordination.
It may be argued that later the Buddha introduced dual ordination of both bhikkhuni and bhikkhu sangha, but it must be reminded that ordination by single sangha was never lifted, so it must still be valid.
A point to support this argument as pointed out Ven.Kosila Maha Thera from Thailand, in the development for the bhikkhu ordination started out by the simple ordination by the Buddha (Ehibhikkhu Upasampada), then by receiving the refuge in the Triple Gem (Tisaranagamana) then by the pronouncement of the Sangha (natti catutthakammavaca). But on his death bed, the Buddha went back to still give Ehibhikkhu upasampada to Subhadda. This is a proof that when latter requirement of the ordination were added, the Buddha never uplift the previously given allowances.
The fact that the Sri Lankan Theravada bhikkhu Sangha resorted to give ordination to bhikkhunis by single ordination may be taken as valid for this reason.
By single ordination, the newly ordained bhikkhuni sangha can overcome both the objection of nanasamvasa (mixed sangha) and Mahayana lineage.
In the spirit of the Buddha, when the Buddha gave ordination, there was neither Theravada nor Mahayana.
_/\_
QuoteBiasa kita memanggil bhante pada bhiku, dan romo pada pandita, bagaimana sih memanggil Bhikuni wa mendadak kok kesulitan yah jadi ikut ikutan manggil suhu dah tidak tahu apa panggilan nya benar atau salah.
Ayya Secara tradisi Theravāda, kata Ayya dapat digunakan untuk memanggil bhikkhuni. Kalau kita melihat ke dalam kamus Pali Text Society (PTS), kata "Ayya" mempunyai beberapa arti seperti:
1. Sebagai (noun/ kata benda), "ayya" berarti sebagai: gentleman, sire, lord, master. Penggunaannya dapat dijumpai dalam kata "amhākaṃ ayyo/ our worthy Sir" (DhA.ii.95).
2. Sebagai (adjective/kata sifat), "ayya" berarti sebagai: worthy, gentlemanly, honourable. Ini dapat dilihat di dalam: Vin ii.191; DhA ii.94.
3. Dapat pula berarti sebagai: lady (nyonya), mistress (majikan wanita atau guru wanita/ a women with authority). Lihat= M ii.96;DhA i.398;
4. Kata Ayya yang diikuti kata "putta" dapat berarti sebagai anak laki-laki. Lihat= J.i.62;DA i.257.
Pengertian no. 2 dan 3 dapat digunakan sebagai dasar untuk menyebut bhikkhuni dengan sebutan "Ayya".
Untuk mengecek validitasnya, coba lihat kamus PTS yang sudah diubah ke dalam Digital Dictionary oleh samanera Dhammasiri. Kamus bisa di download dari http://dubd.co.cc/
Sebutan untuk Bhikkhuni Saat ini, sebutan Bhikkhuni berbeda-beda sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masing-masing daerah/Negara/tradisi agama Buddha yang diikuti.
Di Korea, baik bhikkhu dan bhikkhuni disebut "sunim". Baca link ini. http://wakeupandlaugh.wordpress.com/2010/07/26/buddhist-nuns-in-korea/
Di Taiwan, bhikkhu dan bhikkhuni disebut dengan "Sufu" (Saya tidak tahu spellingnya, tetapi jika saya memanggil teman Bhikkhuni saya yang dari Taiwan atau menulis sms kepada beliau, saya menulisnya sebagai "Sufu").
Di Sri Lanka, disebut "Meheni vahanse" (seperti yang disebutkan Samaneri Pannadevi di atas)
Di Tibetan Buddhism, disebut dengan "Gelongma". Baca disini: http://en.wikipedia.org/wiki/Nun
Di Thailand disebut dengan "Mae Ji" (kayaknya ini adalah sebutan untuk yang belum mendapat upasampada penuh/ baru dasasilamata saja).
_/\_
Bagi orang yang telah menyadari bahwa tiada "aku", sebutan mungkin tidak terlalu penting.
Quote from: pannadevi on 24 September 2010, 09:42:01 PM
Quote from: adi lim on 24 September 2010, 09:03:10 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:05:54 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:17:32 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
harusnya suhu Santini menghormati Vinaya cara penabhisan Bhikkhuni yang di wariskan dari jaman Buddha !
_/\_
bro Adi yg baik,
apakah perbedaan vinaya bhikkhuni Mahayana dan Theravada ?
mettacittena,
Mengapa suhu Santini tidak upasampada oleh Sangha Theravada (Thailand, Birma, Laos, Kamboja) jika ingin berjubah Bhikkhuni Theravada. ?
sedangkan kita tahu negara diatas adalah Tradisi Theravada yang kental !
saya tidak tahu secara detail apa perbedaannya karena tidak mempelajarinya secara detail
Harusnya Sangha Bhikkhu Theravada bisa menjawab atau teman2 lainnya bisa bantu !
aku pernah baca sekilas bahwa utk membentuk Sangha Bhikkhuni (Theravada) kembali, harus dihadiri Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni. (Sangha Bhikkhuni kita ketahui sudah punah dan terputus)
Di jaman Buddha memang ada Sangha Bhikkhuni dan di upasampada oleh Buddha sendiri (dengan syarat Sangha Bhikkhuni harus mentaati tambahan sila, Garudhamma),
Setahu saya sampai sekarang dalam acara resmi menyangkut Sangha Theravada baik di Thailand maupun Indonesia belum mengakui keberadaan Bhikkhuni itu adalah bagian Sangha Theravada seperti pada waktu jaman Buddha(diakui keberadaanya).
Demikian yang ada
_/\_
Bro Adi yang baik,
Kenapa beliau tidak diupasampada di Thai, Burma atau Srilanka, itu adalah kebijaksanaan beliau yang diluar wilayah kita, apapun yang beliau putuskan adalah wewenang beliau, jadi saya tidak memiliki otoritas utk mempertanyakan.
Yang saya tanyakan kemarin adalah bedanya Vinaya Mahayana dan Hinayana (kok sekarang ada aliran baru ya Hinaya)....itu aja pembahasan kita. jangan salah paham ya....
Kalau setahu saya vinaya untuk bhikkhuni baik Mahayana dan Hinayana tidak ada perbedaan sama sekali, dengan jumlah peraturan yg sama : Parajika 8, Sanghadisesa 17, Nissaggiya pacittiya 30, Suddha pacittiya 166, Patidesaniya 8, Sekhiya 75, Adhikarana samatha 7, sehingga total 311 peraturan (Vin.I)
mettacittena,
Samaneri yang baik,
IMO
Saya melihat ada orang yang senang 'berjubah Bhikkhu' hanya suatu nama,
Dan jika ada orang asal dengan serius mempraktekkan Buddha Dhamma juga bisa mencapai pencerahan, dari pada terlalu 'dipaksakan' sehingga timbul kontroversi.
seperti kita melihat banyak Samanera/i, Silacarini, MeiChi, Sayalay (hanya menjalankan 8-10 sila) serius mempraktekkan Dhamma dengan baik dan benar dan hasilnya lebih bagus dari pada yang berjubah Bhikkhu.
ini saja jadi tidak usah diperpanjang lagi
_/\_
[at] NOYA: Peraturan Cullavagga itu adalah peraturan terdahulu, sebelum diganti prosedur yang lebih baru.
gak pernah ada anggota Sangha yang berani melakukan peraturan sebelumnya. pertama-tama cuma dilarang membunuh manusia, kemudian ditambah lagi gak boleh nyuruh orang, gak boleh nyuruh aborsi. dengan demikian peraturan yang dikeluarkan Sang Buddha ada revisinya.
cuma orang-orang modern aja yang berani melakukan peraturan sebelumnya. seluruh murid, bahkan murid-murid utama gak melakukannya.
demikian juga, peraturan Cullavagga itu sudah diganti.
Quote[at] NOYA: Peraturan Cullavagga itu adalah peraturan terdahulu, sebelum diganti prosedur yang lebih baru.
gak pernah ada anggota Sangha yang berani melakukan peraturan sebelumnya. pertama-tama cuma dilarang membunuh manusia, kemudian ditambah lagi gak boleh nyuruh orang, gak boleh nyuruh aborsi. dengan demikian peraturan yang dikeluarkan Sang Buddha ada revisinya.
cuma orang-orang modern aja yang berani melakukan peraturan sebelumnya. seluruh murid, bahkan murid-murid utama gak melakukannya.
demikian juga, peraturan Cullavagga itu sudah diganti.
Hmmm...emang sih, debat soal Cūllavagga ini sudah banyak terjadi. Saya cuma mencoba menghadirkan wacana dari seseorang yang melegitimasi bahwa bhikkhuni Upasampada di Taiwan sebagai Upasampada Theravāda. Yach,,,inilah salah satu "warisan sejarah" agama Buddha bagi generasi mudanya, sebuah dilema ttg penerimaan Bhikkhuni di jaman ini (khususnya Theravāda). Jadi enaknya saya kembalikan ke masing-masing individu saja, mau mengakui keberadaan bhikkhuni atau tidak? Mau pusing memikirkan ini Theravāda, Mahayana, Yogacara dan Tibetan bhikkhuni atau gak?
Saya beri tanda kutip lho kata warisan sejarahnya di atas. Soalnya kalau "warisan Dhamma" sih selalu bermanfaat dan gak ada dilematis sama sekali. Kebenaran Dhamma tak terbatas ruang dan waktu. Maklum saya kebawa sama ide bahwa Dhamma adalah ultimate truth sedangkan vinaya bukan ultimate truth. (Jelas ini akan OOT kalau dibicarakan di thread ini, Ini hanya numpang curhat aja lho. Dan kata bukan ultimate truth tidak berarti bisa di abaikan dan diubah seenaknya kok. Btw, saya juga masih mumet memikirkan pernyataan ini. hehe)
karena itu saya bilang sama samaneri, itulah indahnya berbeda pendapat ;D
Quote from: NOYA on 25 September 2010, 12:38:08 PM
Quotepertanyaannya apakah bhiksuni dari taiwan menahbiskan dengan vinaya theravada?
Coba baca di link dibawah ini:
http://www.thefreelibrary.com/Keeping+track+of+the+revival+of+bhikkhuni+ordination+in+Sri+Lanka-a0158093987
Di dalam article ini, ada sebuah pembahasan mengenai Penahbisan Bhikkhuni di Fo Guang Shan, Taiwan, pada tahun 1998.
Artikelnya berbunyi sebagai berikut:
The third wave of bhikkhuni Ordination
Fo Guang Shan Fo Guang Shan (佛光山) (pinyin: Fóguāngshān; literally Buddha's Light Mountain) is a Chinese Mahayana Buddhist monastic order that has gained a worldwide presence, and has chapters around the world. sangha who organized the first international conference in 1988 must have done a great deal of research, and came up with an international monastic meeting in Fo Guang Shan in 1997. In this meeting the bhikkhuni ordination was the main concern. At the end of the meeting, those who attended signed a petition requesting Ven.Master Hsing Yun Venerable Master Hsing Yun (TC: 星雲大師; Hanyu Pinyin: Xīngyún Dàshī) (July 22, 1927-) is a Chinese Buddhist monk. He is an important figure in modern Mahayana Buddhism. , Director of Fo Guang Shan to organize yet another international ordination for both the sanghas.
In 1998 an International Ordination was organized by Fo Guang Shan in Bodh Gaya and there were some 140 monastics, both male and female ordained at that time.
From Sri Lanka some 20 dasilmatas were selected to be ordained in this history making event.
A little back ground will be necessary as to how the screening was done. Ven.Somalankara MahaThera gave an interview and explained that application forms were sent to all the dasasilmatas on the island. Twenty of them were selected judging from the long years standing as dasilmatas, their educational background, their Buddhist background, their position in monastic environment, etc. In short the cream of the crop. Most of the dasasilmatas are the chiefs of their own aramas. Some of them have long years standing for 3-4 decades as dasasilmatas. Some of them were already established and recognized both by the sangha and lay society.
At this ordination senior monks from all traditions were presented. From Thailand there were 4 monks, and from Sri Lanka there were at least 10 senior monks of Maha Thera status, that is they have at least 20 years standing as monks. Among them were Ven.Dhammaloka Anunayaka Maha Thera, Ven.Gunaratna Maha Thera from West Virginia West Virginia, E central state of the United States. It is bordered by Pennsylvania and Maryland (N), Virginia (E and S), and Kentucky and, across the Ohio R., Ohio (W). Facts and Figures
Area, 24,181 sq mi (62,629 sq km). Pop. , Ven.Sumangalo Maha Thera of Dambulla, Ven.Somalankara Maha Thera, etc.
The ordination lasted one month as performed in Chinese style, the training period was within this said period. They were aware of the objection posed against the Korean ordination in Sarnath in 1996, so it was properly done by dual sanghas, both senior bhikkhunis and bhikkhus.
Only Theravada ordination
It is interesting to note that after this dual ordination in Bodh Gaya, the Theravada bhikkhu sangha were concern as to the acceptance of the Sri Lankan sangha back home. It is a common belief both in Sri Lanka and Thailand that by taking the dual ordination with the assistance of Chinese bhikkhuni sangha it eventually make the lineage Mahayana.
Also it might be of their concern if the ordination in Bodh Gaya would be considered nanasamvasa (mixed sanghas) by the strict Theravadins back in Sri Lanka. Nobody really knew the reason in their mind, but the fact was, they moved to Sarnath and gave another ordination to the 20 newly ordained Sri lankan bhikkhunis. They quoted the vinaya authority from the Buddha when the Buddha allowed,... "I allow you O monks, to give ordination to bhikkhunis" (Cullavagga, Vinaya Pitaka Vinaya Pitaka
Oldest and smallest division of the Tripitaka. It lays out the 227 rules of monastic life for bhiksus, along with an account of the occasion that led the Buddha to formulate the rule. )
Please read also my explanation for dual sangha ordination.
It may be argued that later the Buddha introduced dual ordination of both bhikkhuni and bhikkhu sangha, but it must be reminded that ordination by single sangha was never lifted, so it must still be valid.
A point to support this argument as pointed out Ven.Kosila Maha Thera from Thailand, in the development for the bhikkhu ordination started out by the simple ordination by the Buddha (Ehibhikkhu Upasampada), then by receiving the refuge in the Triple Gem (Tisaranagamana) then by the pronouncement of the Sangha (natti catutthakammavaca). But on his death bed, the Buddha went back to still give Ehibhikkhu upasampada to Subhadda. This is a proof that when latter requirement of the ordination were added, the Buddha never uplift the previously given allowances.
The fact that the Sri Lankan Theravada bhikkhu Sangha resorted to give ordination to bhikkhunis by single ordination may be taken as valid for this reason.
By single ordination, the newly ordained bhikkhuni sangha can overcome both the objection of nanasamvasa (mixed sangha) and Mahayana lineage.
In the spirit of the Buddha, when the Buddha gave ordination, there was neither Theravada nor Mahayana.
_/\_
nice post bu sayang nih ga bisa kirim GRP, sory baru baca hari ini krn sibuk ujian, ini aja ujian nya masih belum selesai.
saya kok agak sedikit rancu ya...disini disebutkan 20 orang, setahu saya 100 orang. atau mungkin mereka salah kasih info ke saya ya? atau karena mereka berangkat bersama2 rombongan jadi seolah2 seperti banyak sekali. apakah Ibu punya info lain? bisakah saya mendapat info lebih lanjut? thanks seblm n sesdhnya atas kesediaannya.
mettacittena,
Quote from: NOYA on 25 September 2010, 02:30:33 PM
QuoteBiasa kita memanggil bhante pada bhiku, dan romo pada pandita, bagaimana sih memanggil Bhikuni wa mendadak kok kesulitan yah jadi ikut ikutan manggil suhu dah tidak tahu apa panggilan nya benar atau salah.
Ayya
Secara tradisi Theravāda, kata Ayya dapat digunakan untuk memanggil bhikkhuni. Kalau kita melihat ke dalam kamus Pali Text Society (PTS), kata "Ayya" mempunyai beberapa arti seperti:
1. Sebagai (noun/ kata benda), "ayya" berarti sebagai: gentleman, sire, lord, master. Penggunaannya dapat dijumpai dalam kata "amhākaṃ ayyo/ our worthy Sir" (DhA.ii.95).
2. Sebagai (adjective/kata sifat), "ayya" berarti sebagai: worthy, gentlemanly, honourable. Ini dapat dilihat di dalam: Vin ii.191; DhA ii.94.
3. Dapat pula berarti sebagai: lady (nyonya), mistress (majikan wanita atau guru wanita/ a women with authority). Lihat= M ii.96;DhA i.398;
4. Kata Ayya yang diikuti kata "putta" dapat berarti sebagai anak laki-laki. Lihat= J.i.62;DA i.257.
Pengertian no. 2 dan 3 dapat digunakan sebagai dasar untuk menyebut bhikkhuni dengan sebutan "Ayya".
Untuk mengecek validitasnya, coba lihat kamus PTS yang sudah diubah ke dalam Digital Dictionary oleh samanera Dhammasiri. Kamus bisa di download dari http://dubd.co.cc/
Sebutan untuk Bhikkhuni
Saat ini, sebutan Bhikkhuni berbeda-beda sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masing-masing daerah/Negara/tradisi agama Buddha yang diikuti.
Di Korea, baik bhikkhu dan bhikkhuni disebut "sunim". Baca link ini. http://wakeupandlaugh.wordpress.com/2010/07/26/buddhist-nuns-in-korea/
Di Taiwan, bhikkhu dan bhikkhuni disebut dengan "Sufu" (Saya tidak tahu spellingnya, tetapi jika saya memanggil teman Bhikkhuni saya yang dari Taiwan atau menulis sms kepada beliau, saya menulisnya sebagai "Sufu").
Di Sri Lanka, disebut "Meheni vahanse" (seperti yang disebutkan Samaneri Pannadevi di atas)
Di Tibetan Buddhism, disebut dengan "Gelongma". Baca disini: http://en.wikipedia.org/wiki/Nun
Di Thailand disebut dengan "Mae Ji" (kayaknya ini adalah sebutan untuk yang belum mendapat upasampada penuh/ baru dasasilamata saja).
_/\_
Bagi orang yang telah menyadari bahwa tiada "aku", sebutan mungkin tidak terlalu penting.
bu Noya yg baik,
penjelasannya sangat bagus karena detail. saya juga ikutan baca, sayang saya ga bisa buka kamus digital tsb, entah kenapa komputer saya kok ga bisa buka kamus itu. jadi hanya kamus manual aja yg sy gunakan. penjelasan ibu itu ada di hal.75 kamus PTS Pali-English. saya aja baru cek lagi setelah baca postingan ini, kemarin2 terlewatkan, soalnya masih konsen utk ujian.
saya setuju dan sependapat dengan ibu ttg sebutan, namun sebaiknya hal ini tidak perlu diperpanjang lagi, saya tidak menghendaki timbulnya pandangan negative. kita bisa baca dari postingan ibu, tiap negara memiliki panggilan sendiri2 yang kalo diartikan kedlm bahasa indonesia semua memiliki arti yang kurang lebih sama yaitu "Yang Mulia", mengacu ke konsep "menghargai" mereka yang mengambil jalan kehidupan berjubah.
nah bro diamond udah kejawab detail khan. semoga ga jadi bingung lagi.
mettacittena,
Quote from: adi lim on 25 September 2010, 07:55:22 PM
Quote from: pannadevi on 24 September 2010, 09:42:01 PM
Quote from: adi lim on 24 September 2010, 09:03:10 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 04:05:54 PM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 01:17:32 PM
Quote from: pannadevi on 21 September 2010, 09:02:03 AM
Quote from: adi lim on 21 September 2010, 06:34:21 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 September 2010, 10:16:17 PM
Panggil suhu aja, secara Bhikkhuni Theravada kan udah gak ada.
Setuju bro Sunk !
Biksuni Mahayana dipanggil Ayya, ntar yang bingung biksuninya ! :))
_/\_
jangan gitu donk bro...bagaimanapun juga hormatilah beliau yang menjalankan kehidupan berjubah, bila jubah Mahayana silahkan dipanggil "Suhu" dan tidak ada salahnya yang berjubah Theravada dipanggil "Ayya" kalo disini semua dipanggilnya "Meheni Wahanse" (bhs sinhala yang artinya "Yang Mulia"), klo di forum2 resmi Ven.bhikkhuni...(diikuti namanya), jadi utk Ayya Santini kalo dlm forum resmi international pasti dipanggilnya Ven.Bhikkhuni Santini.
mettacittena,
harusnya suhu Santini menghormati Vinaya cara penabhisan Bhikkhuni yang di wariskan dari jaman Buddha !
_/\_
bro Adi yg baik,
apakah perbedaan vinaya bhikkhuni Mahayana dan Theravada ?
mettacittena,
Mengapa suhu Santini tidak upasampada oleh Sangha Theravada (Thailand, Birma, Laos, Kamboja) jika ingin berjubah Bhikkhuni Theravada. ?
sedangkan kita tahu negara diatas adalah Tradisi Theravada yang kental !
saya tidak tahu secara detail apa perbedaannya karena tidak mempelajarinya secara detail
Harusnya Sangha Bhikkhu Theravada bisa menjawab atau teman2 lainnya bisa bantu !
aku pernah baca sekilas bahwa utk membentuk Sangha Bhikkhuni (Theravada) kembali, harus dihadiri Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni. (Sangha Bhikkhuni kita ketahui sudah punah dan terputus)
Di jaman Buddha memang ada Sangha Bhikkhuni dan di upasampada oleh Buddha sendiri (dengan syarat Sangha Bhikkhuni harus mentaati tambahan sila, Garudhamma),
Setahu saya sampai sekarang dalam acara resmi menyangkut Sangha Theravada baik di Thailand maupun Indonesia belum mengakui keberadaan Bhikkhuni itu adalah bagian Sangha Theravada seperti pada waktu jaman Buddha(diakui keberadaanya).
Demikian yang ada
_/\_
Bro Adi yang baik,
Kenapa beliau tidak diupasampada di Thai, Burma atau Srilanka, itu adalah kebijaksanaan beliau yang diluar wilayah kita, apapun yang beliau putuskan adalah wewenang beliau, jadi saya tidak memiliki otoritas utk mempertanyakan.
Yang saya tanyakan kemarin adalah bedanya Vinaya Mahayana dan Hinayana (kok sekarang ada aliran baru ya Hinaya)....itu aja pembahasan kita. jangan salah paham ya....
Kalau setahu saya vinaya untuk bhikkhuni baik Mahayana dan Hinayana tidak ada perbedaan sama sekali, dengan jumlah peraturan yg sama : Parajika 8, Sanghadisesa 17, Nissaggiya pacittiya 30, Suddha pacittiya 166, Patidesaniya 8, Sekhiya 75, Adhikarana samatha 7, sehingga total 311 peraturan (Vin.I)
mettacittena,
Samaneri yang baik,
IMO
Saya melihat ada orang yang senang 'berjubah Bhikkhu' hanya suatu nama,
Dan jika ada orang asal dengan serius mempraktekkan Buddha Dhamma juga bisa mencapai pencerahan, dari pada terlalu 'dipaksakan' sehingga timbul kontroversi.
seperti kita melihat banyak Samanera/i, Silacarini, MeiChi, Sayalay (hanya menjalankan 8-10 sila) serius mempraktekkan Dhamma dengan baik dan benar dan hasilnya lebih bagus dari pada yang berjubah Bhikkhu.
ini saja jadi tidak usah diperpanjang lagi
_/\_
Bro Adi yang baik,
sory baru sempat baca, ok deh kita sudahi aja, sebaiknya kita menghargai keputusan beliau apapun itu, saya salut dengan usaha sungguh2 dari beliau. thanks ya bro. semoga kita semua makin maju dlm dhamma.
mettacittena,
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 25 September 2010, 10:15:16 PM
[at] NOYA: Peraturan Cullavagga itu adalah peraturan terdahulu, sebelum diganti prosedur yang lebih baru.
gak pernah ada anggota Sangha yang berani melakukan peraturan sebelumnya. pertama-tama cuma dilarang membunuh manusia, kemudian ditambah lagi gak boleh nyuruh orang, gak boleh nyuruh aborsi. dengan demikian peraturan yang dikeluarkan Sang Buddha ada revisinya.
cuma orang-orang modern aja yang berani melakukan peraturan sebelumnya. seluruh murid, bahkan murid-murid utama gak melakukannya.
demikian juga, peraturan Cullavagga itu sudah diganti.
bro Gacha yang baik,
peraturan yang baru seperti apa ya? apakah sudah ada? kok setahu saya peraturan tidak pernah diubah, sesuai dg kesepakatan Persamuan Agung I yg dipimpin YA.Maha Kassapa bahwa tidak ada pengubahan dlm Tipitaka walau sekecil apapun itu. bisa bantu penjelasannya bro...
mettacittena,
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 27 September 2010, 08:44:48 AM
karena itu saya bilang sama samaneri, itulah indahnya berbeda pendapat ;D
iya ;D
Quote from: pannadevi on 28 September 2010, 11:42:18 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 25 September 2010, 10:15:16 PM
[at] NOYA: Peraturan Cullavagga itu adalah peraturan terdahulu, sebelum diganti prosedur yang lebih baru.
gak pernah ada anggota Sangha yang berani melakukan peraturan sebelumnya. pertama-tama cuma dilarang membunuh manusia, kemudian ditambah lagi gak boleh nyuruh orang, gak boleh nyuruh aborsi. dengan demikian peraturan yang dikeluarkan Sang Buddha ada revisinya.
cuma orang-orang modern aja yang berani melakukan peraturan sebelumnya. seluruh murid, bahkan murid-murid utama gak melakukannya.
demikian juga, peraturan Cullavagga itu sudah diganti.
bro Gacha yang baik,
peraturan yang baru seperti apa ya? apakah sudah ada? kok setahu saya peraturan tidak pernah diubah, sesuai dg kesepakatan Persamuan Agung I yg dipimpin YA.Maha Kassapa bahwa tidak ada pengubahan dlm Tipitaka walau sekecil apapun itu. bisa bantu penjelasannya bro...
mettacittena,
kl tidak salah yg sepakat itu utk tidak merubah vinaya, bukan tipitakanya *lah wong tipitaka aja belum ada :P*
Quote from: Sumedho on 29 September 2010, 06:24:50 AM
Quote from: pannadevi on 28 September 2010, 11:42:18 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 25 September 2010, 10:15:16 PM
[at] NOYA: Peraturan Cullavagga itu adalah peraturan terdahulu, sebelum diganti prosedur yang lebih baru.
gak pernah ada anggota Sangha yang berani melakukan peraturan sebelumnya. pertama-tama cuma dilarang membunuh manusia, kemudian ditambah lagi gak boleh nyuruh orang, gak boleh nyuruh aborsi. dengan demikian peraturan yang dikeluarkan Sang Buddha ada revisinya.
cuma orang-orang modern aja yang berani melakukan peraturan sebelumnya. seluruh murid, bahkan murid-murid utama gak melakukannya.
demikian juga, peraturan Cullavagga itu sudah diganti.
bro Gacha yang baik,
peraturan yang baru seperti apa ya? apakah sudah ada? kok setahu saya peraturan tidak pernah diubah, sesuai dg kesepakatan Persamuan Agung I yg dipimpin YA.Maha Kassapa bahwa tidak ada pengubahan dlm Tipitaka walau sekecil apapun itu. bisa bantu penjelasannya bro...
mettacittena,
kl tidak salah yg sepakat itu utk tidak merubah vinaya, bukan tipitakanya *lah wong tipitaka aja belum ada :P*
bro Admin yg baik, (mo sebut Tuhan yg baik kok aneh krn Tuhan khan ga mungkin ga baik)
iya ya...;D ;D
**Dvepitaka dah klo gtu** karena saat itu yang ada dhamma vinaya.... ;D
mettacittena,