Metrotvnews.com, Springfield:
Pembatalan pembakaran Alquran
hanya omong kosong belaka.
Faktanya, dua pendeta justru
melakukannya. Yang melakukan bukan
Pendeta Terry Jones, tapi kedua
pengikutnya.
Pendeta Bob Old bersumpah
melaksanakan aksinya membakar
Alquran. Bersama Pendeta Danny Allen,
Old melakukan aksinya di hadapan
sekelompok orang yang sebagiannya
merupakan awak media, Sabtu (11/9)
lalu, sama persis pada hari yang
dideklarasikan Terry Jones.
Kedua pendeta itu menyiram dua buah
mushaf dan sebuah teks Islam lainnya
dengan cairan pembakar, lalu
menyulutnya dengan api. Mereka
menyaksikan bersama-sama kitab suci
umat Islam itu menjadi abu.
Aksi dua pendeta itu dilakukan di
pekarangan belakang kediaman Old.
Mereka mengatakan aksinya
merupakan pesan dari Tuhan. Old
mengatakan gereja telah
mengecewakan banyak orang karena
tidak mendukung aksinya. "Saya yakin
bahwa sebagai negara kita berada
dalam bahaya," ujarnya sebagaimana
dikutip media online Tennessean
(12/10).
"Ini adalah buku berisi kebencian,
bukan cinta," katanya sambil
memegang Alquran sebelum kemudian
membakarnya. "Ini adalah kitab palsu,
Nabi Muhammad adalah nabi palsu dan
itu merupakan wahyu palsu,"
tambahnya.
Kedua pendeta itu lantas melakukan
apa yang disebutnya sebagai
"demonstrasi damai" dengan sedikit
gegap gempita. Delapan orang
wartawan ikut menyaksikan aksi
kedua rohaniwan gereja itu.
sumber : http://
www.metrotvnews.com/mobile-
si...tgl=2010-09-15
Mari kita ikuti, apakah ada darah tertumpah dan nyawa terbuang sia-sia karena pembakaran dua buah buku....?
Hmm.. Ini sbnrnya reaksi dari rencana pembangunan islamic center di daerah ground zero, new york...
Kiranya agama di jadikan pedoman hidup, ini malah jadi konflik antar agama...
Moga aman2x ajah...
[at] ^: buku??
Lagian aneh juga, kenapa untuk membuktikan bahwa si agama "I" ini tidak
seperti yang dibayangkan oleh mainstream orang2 di dunia ini, maka
ditunjukkan dengan cara membangun rumah ibadahnya di temat yang,
katakanlah, "identik" dengan penghancuran oleh oknum yang mengaku dari
agama "I" ini? Tentu saja dalam hal ini akan terjadi pro kontra pada kubu
masing-masing pihak.
Mengapa tidak dibangun menjadi tempat yang netral saja, misalnya,
WTC dibangun ulang menjadi gedung, atau dijadikan monumen peringatan,
atau museum, rumah sakit, sekolah, dll (yang sedikit 'lebih' berguna untuk
umat manusia) daripada membangun bangunan yang kontroversial seperti itu?
Nah berkepentingan dengan politik pencitraannya Obama pula tuh rencana pembangunan..
berarti mengharap citra politik Obama merosot drastis dg kasus ini, wah kenapa bro lupa, USA sekarang sdg dililit krisis ekonomi yg luar biasa? jadi negara ini sedang menggalang investasi utk negaranya, apapun atau siapapun investor mereka tetap akan terbuka. sepertinya proyek ini berkaitan dg rencana pemulihan ekonomi negara tsb, krn sekarang negara yang kaya adalah negara minyak identik negara2 di timur tengah (selama ini uang mereka pun ditanam di USA)
mettacittena,
Quote from: fabian c on 15 September 2010, 07:19:36 PM
Mari kita ikuti, apakah ada darah tertumpah dan nyawa terbuang sia-sia karena pembakaran dua buah buku....?
;D ;D
Quote from: Ocean Heart on 15 September 2010, 07:35:16 PM
Hmm.. Ini sbnrnya reaksi dari rencana pembangunan islamic center di daerah ground zero, new york...
Kiranya agama di jadikan pedoman hidup, ini malah jadi konflik antar agama...
Moga aman2x ajah...
kok kaget dg "konflik antar agama" bro?
konflik antar aliran aja udah seru selama ini....apalagi antar agama yang jelas2 beda....yang se agama tapi beda aliran aja juga konflik seru kok (****melirik batara Indra****)
Quote from: andry on 15 September 2010, 07:35:57 PM
[at] ^: buku??
Bro Andry yang baik, buku: kumpulan kertas-kertas yang dijilid menjadi satu......
Quote from: Xcript on 15 September 2010, 10:43:17 PM
Lagian aneh juga, kenapa untuk membuktikan bahwa si agama "I" ini tidak
seperti yang dibayangkan oleh mainstream orang2 di dunia ini, maka
ditunjukkan dengan cara membangun rumah ibadahnya di tempat yang,
katakanlah, "identik" dengan penghancuran oleh oknum yang mengaku dari
agama "I" ini? Tentu saja dalam hal ini akan terjadi pro kontra pada kubu
masing-masing pihak.
Mengapa tidak dibangun menjadi tempat yang netral saja, misalnya,
WTC dibangun ulang menjadi gedung, atau dijadikan monumen peringatan,
atau museum, rumah sakit, sekolah, dll (yang sedikit 'lebih' berguna untuk
umat manusia) daripada membangun bangunan yang kontroversial seperti itu?
Bro Xcrypt yang baik, menurut Saya ini sangat melukai hati bangsa Amerika yang bangga karena negaranya (
mainland) tak pernah diserang negara lain. Pembangunan mesjid dekat
ground zero menunjukkan kurangnya toleransi dan kurang menghargai perasaan golongan lain.
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 07:27:16 AM
Quote from: Ocean Heart on 15 September 2010, 07:35:16 PM
Hmm.. Ini sbnrnya reaksi dari rencana pembangunan islamic center di daerah ground zero, new york...
Kiranya agama di jadikan pedoman hidup, ini malah jadi konflik antar agama...
Moga aman2x ajah...
kok kaget dg "konflik antar agama" bro?
konflik antar aliran aja udah seru selama ini....apalagi antar agama yang jelas2 beda....yang se agama tapi beda aliran aja juga konflik seru kok (****melirik batara Indra****)
Samaneri yang saya hormati ^:)^, umat Buddha selalu terlibat dalam konflik selama 2500 tahun lebih perkembangannya, tapi umat Buddha bangga karena
tak pernah setetes darahpun ditumpahkan demi perkembangan agama Buddha, agama Buddha bersih dari noda-noda demikian.
Agama Buddha tidak gembar-gembor sebagai agama damai, tidak gembar-gembor sebagai agama kasih....
Tetapi secara langsung menunjukkan damai dan kasih dengan tak pernah berperang demi agama, karena setiap ada peperangan fisik, selalu ada penderitaan, luka dan kematian.
_/\_
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 07:27:16 AM
Quote from: Ocean Heart on 15 September 2010, 07:35:16 PM
Hmm.. Ini sbnrnya reaksi dari rencana pembangunan islamic center di daerah ground zero, new york...
Kiranya agama di jadikan pedoman hidup, ini malah jadi konflik antar agama...
Moga aman2x ajah...
kok kaget dg "konflik antar agama" bro?
konflik antar aliran aja udah seru selama ini....apalagi antar agama yang jelas2 beda....yang se agama tapi beda aliran aja juga konflik seru kok (****melirik batara Indra****)
Prihatin... Kalau kaget sudah tidak lagi melihat sejarah panjang konflik antar agama... Dahulu komunis di basmi dengan mengajarkan ajaran agama agar manusia bisa lebih baik dan bermoral... Namun bagi sebagian masyarakat menjadikan agama sebagai tombak untuk memicu perpecahan antar sesama... Apa bedanya dengan jaman komunis dulu ??! ... Ujung2xnya konflik dan perang juga...
Quote from: Ocean Heart on 16 September 2010, 08:58:51 AM
Prihatin... Kalau kaget sudah tidak lagi melihat sejarah panjang konflik antar agama... Dahulu komunis di basmi dengan mengajarkan ajaran agama agar manusia bisa lebih baik dan bermoral... Namun bagi sebagian masyarakat menjadikan agama sebagai tombak untuk memicu perpecahan antar sesama... Apa bedanya dengan jaman komunis dulu ??! ... Ujung2xnya konflik dan perang juga...
Komunis bukan berarti tidak beragama atau tidak bermoral. Ini adalah "komunis" versi Orde Baru. Komunis hanya merupakan salah satu cara hidup saja. Baik sosialis, komunis, kapitalis, serta pandangan agama apa pun, tetap saja manusia bermoral dan tidak bermoral sebab moralitas bukan tergantung dari ideologi maupun agama, tetapi dari pola pikir manusia itu sendiri.
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 September 2010, 09:15:51 AM
Quote from: Ocean Heart on 16 September 2010, 08:58:51 AM
Prihatin... Kalau kaget sudah tidak lagi melihat sejarah panjang konflik antar agama... Dahulu komunis di basmi dengan mengajarkan ajaran agama agar manusia bisa lebih baik dan bermoral... Namun bagi sebagian masyarakat menjadikan agama sebagai tombak untuk memicu perpecahan antar sesama... Apa bedanya dengan jaman komunis dulu ??! ... Ujung2xnya konflik dan perang juga...
Komunis bukan berarti tidak beragama atau tidak bermoral. Ini adalah "komunis" versi Orde Baru. Komunis hanya merupakan salah satu cara hidup saja. Baik sosialis, komunis, kapitalis, serta pandangan agama apa pun, tetap saja manusia bermoral dan tidak bermoral sebab moralitas bukan tergantung dari ideologi maupun agama, tetapi dari pola pikir manusia itu sendiri.
Setuju, bro... Memang demikian seharusnya..
Bro Fabian yg baik,
Memang darah tidak pernah menetes demi perkembangan dhamma, tapi demi mempertahankan ideologi maka darah jadi menetes. Peristiwa di Burma yang barusan terjadi th.2008 penembakan anggota sangha yang mencapai sekitar 1000 orang (penembakan dilakukan aparat yg notabene beragama Buddha). Penumpasan vihara di Tibet 7.000 vihara dibumi hanguskan, lebih dari 14.000 bhikkhu/Lama ditembak mati.
mettacittena,
Quote from: Ocean Heart on 16 September 2010, 08:58:51 AM
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 07:27:16 AM
Quote from: Ocean Heart on 15 September 2010, 07:35:16 PM
Hmm.. Ini sbnrnya reaksi dari rencana pembangunan islamic center di daerah ground zero, new york...
Kiranya agama di jadikan pedoman hidup, ini malah jadi konflik antar agama...
Moga aman2x ajah...
kok kaget dg "konflik antar agama" bro?
konflik antar aliran aja udah seru selama ini....apalagi antar agama yang jelas2 beda....yang se agama tapi beda aliran aja juga konflik seru kok (****melirik batara Indra****)
Prihatin... Kalau kaget sudah tidak lagi melihat sejarah panjang konflik antar agama... Dahulu komunis di basmi dengan mengajarkan ajaran agama agar manusia bisa lebih baik dan bermoral... Namun bagi sebagian masyarakat menjadikan agama sebagai tombak untuk memicu perpecahan antar sesama... Apa bedanya dengan jaman komunis dulu ??! ... Ujung2xnya konflik dan perang juga...
Komunis dianggap jahat, padahal orang yang beragamapun juga tidak kalah jahat (lihat di thread penyiksaan yg dilakukan kaum I***m kepada non-I***m). Komunis hanya tidak mengakui adanya Tuhan dan agama, jadi Buddhist bisa dianggap Komunis juga jika ditinjau tidak mengakui adanya Tuhan dan agama, karena yang diutamakan adalah "Kesadaran", untuk melabeli ini Komunis, ini non-komunis, itu semua kembali kepada ideologi yg akhirnya hanya utk kepentingan politik.
mettacittena,
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 10:41:06 AM
Komunis dianggap jahat, padahal orang yang beragamapun juga tidak kalah jahat (lihat di thread penyiksaan yg dilakukan kaum I***m kepada non-I***m). Komunis hanya tidak mengakui adanya Tuhan dan agama, jadi Buddhist bisa dianggap Komunis juga jika ditinjau tidak mengakui adanya Tuhan dan agama, karena yang diutamakan adalah "Kesadaran", untuk melabeli ini Komunis, ini non-komunis, itu semua kembali kepada ideologi yg akhirnya hanya utk kepentingan politik.
mettacittena,
Ralat lagi, komunisme adalah salah satu ideologi yang tidak berhubungan dengan atheisme. Definisinya memang luas, tetapi intinya adalah kesama-rataan (tidak ada kasta) dan kepemilikan bersama. Komunis bisa saja mengakui Tuhan.
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 September 2010, 10:54:38 AM
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 10:41:06 AM
Komunis dianggap jahat, padahal orang yang beragamapun juga tidak kalah jahat (lihat di thread penyiksaan yg dilakukan kaum I***m kepada non-I***m). Komunis hanya tidak mengakui adanya Tuhan dan agama, jadi Buddhist bisa dianggap Komunis juga jika ditinjau tidak mengakui adanya Tuhan dan agama, karena yang diutamakan adalah "Kesadaran", untuk melabeli ini Komunis, ini non-komunis, itu semua kembali kepada ideologi yg akhirnya hanya utk kepentingan politik.
mettacittena,
Ralat lagi, komunisme adalah salah satu ideologi yang tidak berhubungan dengan atheisme. Definisinya memang luas, tetapi intinya adalah kesama-rataan (tidak ada kasta) dan kepemilikan bersama. Komunis bisa saja mengakui Tuhan.
saya sepaham dg Bro Kainyn, memang ini ideologi sebenarnya bagus, kesetaraan, kebersamaan, bagus sih bagus, tapi setelah ditunggangi kepentingan politik akhirnya juga jadi jahat, walau yg beragamapun klo udah ditunggangi kepentingan politk samalah.
Background negara komunis bisa di lihat dari sejarah yang ada... Pembantaian dimana2x, dan lain sebagainya yang merugikan masyarakat...
Namun memang benar bahwa tidak semua demikian, setiap orang bertanggung jawab pada pilihan hidupnya menjadi manusia yang bermoral atau sebaliknya...
masing2 dari mereka semakin mau menunjukkan keberanian dan power nya..
adu aja sapa yg terkuat...??
setelah perang darah terjadi, apa hikmah / sisi positif yg bisa diambil?
Sis elin lucu, ga apa2 memang begini dunia....
sekarang ini duit yang menang, dimana ada duit, maka dia menang, wlu yg udah kebukti bersalah langsung dihukum bebas (cukup bingung juga istilah dihukum bebas, yg namanya dihukum itu ya dihukum, tp kok dihukum bebas).
utk kasus TS itu krn kembali ke tujuan Obama yg ingin menggalang investor, otomatis dana yg aman adalah dana yg tidak pernah diambil, siapa pemilik dana yg tdk membutuhkan dana? ya tentu mereka yg udah berlimpah, jadi negara2 minyak adalah pemilik dana yg tidak pernah menarik dananya. aman utk negara yg ingin menggalang investasi apalagi ini duit nganggur.
mettacittena,
Quote from: Ocean Heart on 16 September 2010, 10:59:28 AM
Background negara komunis bisa di lihat dari sejarah yang ada... Pembantaian dimana2x, dan lain sebagainya yang merugikan masyarakat...
Namun memang benar bahwa tidak semua demikian, setiap orang bertanggung jawab pada pilihan hidupnya menjadi manusia yang bermoral atau sebaliknya...
Sebagaimana beragama juga bukan berarti tidak membantai. Misalnya Inquisition atau jihad dari kelompok ekstremist.
[at] bro kaiyn : yah itulah... Dimana2x terjadi konflik dan permasalahan antar suku, aliran, agama ... Yang nampaknya sulit untuk di damaikan jika tdk ada kesadaran dari masing2x individu yang terlibat...
Quote from: Ocean Heart on 16 September 2010, 02:22:42 PM
[at] bro kaiyn : yah itulah... Dimana2x terjadi konflik dan permasalahan antar suku, aliran, agama ... Yang nampaknya sulit untuk di damaikan jika tdk ada kesadaran dari masing2x individu yang terlibat...
Ya, perbedaan sebetulnya tidak masalah. Menjadi masalah ketika pihak yang satu mulai ingin mengubah paksa atau menghabisi pihak lain. Kadang isu-isu begini paling gampang digunakan oleh provokator untuk bikin kacau, dan akibatnya (yang biasanya buruk) dirasakan semua orang, baik yang terpaut langsung maupun yang tidak tahu apa-apa.
Quote from: Kainyn_Kutho on 16 September 2010, 09:15:51 AM
Quote from: Ocean Heart on 16 September 2010, 08:58:51 AM
Prihatin... Kalau kaget sudah tidak lagi melihat sejarah panjang konflik antar agama... Dahulu komunis di basmi dengan mengajarkan ajaran agama agar manusia bisa lebih baik dan bermoral... Namun bagi sebagian masyarakat menjadikan agama sebagai tombak untuk memicu perpecahan antar sesama... Apa bedanya dengan jaman komunis dulu ??! ... Ujung2xnya konflik dan perang juga...
Komunis bukan berarti tidak beragama atau tidak bermoral. Ini adalah "komunis" versi Orde Baru. Komunis hanya merupakan salah satu cara hidup saja. Baik sosialis, komunis, kapitalis, serta pandangan agama apa pun, tetap saja manusia bermoral dan tidak bermoral sebab moralitas bukan tergantung dari ideologi maupun agama, tetapi dari pola pikir manusia itu sendiri.
Setuju banget. Memang di sini komunis dipropagandakan sebagai atheis, immoral, pembantai dsb. Dan sayangnya banyak yang kemakan dengan ide bahwa komunis itu pasti jahat, atheis dll sehingga memunculkan "alergi" terhadap kata "komunis". Ada baiknya agar tidak lupa melihat kembali siapa dalang dan kepentingan di balik propaganda tersebut. Kenyataannya komunisme hanya sebuah pandangan hidup yang ngga jauh berbeda dengan liberalisme. Masing-masing ada plus minusnya. Jika komunisme biasanya diidentikkan dengan paham kiri, sedangkan liberalisme dengan paham kanan, maka ada jargon berbunyi: "To the left, there is nothing right. To the right, there is nothing left." Yang bila kita perhatikan lebih dekat, paham yang satu cenderung mengembangkan pada batin yang diliputi kebencian, sedangkan paham yang satu lagi pada keserakahan.
Di sinilah pentingnya bagi buddhis untuk tidak melekati pandangan-pandangan, dengan demikian bagian mana yang baik dari itu dapat kita ambil sedangkan yang tidak baik bisa kita hindari.
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 07:23:23 AM
berarti mengharap citra politik Obama merosot drastis dg kasus ini, wah kenapa bro lupa, USA sekarang sdg dililit krisis ekonomi yg luar biasa? jadi negara ini sedang menggalang investasi utk negaranya, apapun atau siapapun investor mereka tetap akan terbuka. sepertinya proyek ini berkaitan dg rencana pemulihan ekonomi negara tsb, krn sekarang negara yang kaya adalah negara minyak identik negara2 di timur tengah (selama ini uang mereka pun ditanam di USA)
mettacittena,
Namaste Neri yang baik, _/\_
Heheh.. Keqnya bukan sekadar itu deh. Apa hubungannya pembangunan mesjid di Ground Zero dengan usaha penggalangan dana dan investasi? Toh pembangunan mesjid di Ground Zero itu terkait politik dalam negeri, sedangkan usaha penggalangan investasi dari negara2 Timteng kan bagian politik luar negeri. Ngga ada untungnya atau keuntungan signifikan bagi para Juragan Arab itu koq dari pembangunan mesjid di Ground Zero.
Kalo kita perhatiin lagi, di Amrik sendiri sudah bertebaran investor dan orang-orang kaya dengan kekayaan yang jika disatukan melebihi dari kekayaan para Juragan Arab. Kenapa tidak menggalang dari dalam negeri itu sendiri? Ini terkait lagi-lagi dengan motivasi dari pembangunan mesjid itu, yaitu politik pencitraan oleh Obama. Seharusnya sebelum mendukung ide itu, Obama dan timnya harus berpikir lebih luas dan memprediksi apa akibat dari penyetujuan thdp ide itu.
Be happy,
N.B. Oya nanya Neri.. Katanya dlm waktu dekat, FB akan diban dari Sri Lanka? Benarkah itu? :)
bukan itu saja tuh "i" center ada kolam renang, gym dan amphi theater jadi tidak khusus ke bidang pendidikan tapi lebih ke arah leisure jadi ini menimbulkan kontradksi tentunya bila mereka membangun tempat ini didalam sana berlaku hukum "i" meski mengatakan bahwa orang luar bisa memasuki dan menikmati fasilitas didalam sana. dan tentu akan menjadi kontra dengan hukum yang berlaku di USA sendiri nantinya.
ini yang membangun sengaja membakar bakar kebencian public USA rasanya dan wa rasa apa yang di katakan masuk akal bila mekah terlarang bagi non muslim berarti ada diskriminasi di dalam dunia "i" tersebut kenapa mereka harus bisa menerima diskriminasi yang dilakukan "i" ini di usa.
Memang benar.. Mekkah dan Madinah itu hanya khusus bagi muslim dan non-muslim tidak akan pernah dapat menginjakkan kakinya di sana. Itu sendiri sudah sebuah diskriminasi, padahal tidak pernah tercatat dalam Al-quran, Hadist n Sirahnya mengenai hal demikian. karenanya sebenarnya tidak perlu protes banyak pula jika merasa didiskriminasi pula.
Baru-baru ini saya mendapat video seorang wanita muda yang mati dihajar dengan sebongkah batu oleh sekumpulan pria dari customer saya. Keterangan menjelaskan bahwa wanita itu dihukum mati karena menolak menikah dengan seorang pria tua. Dan cara hukuman mati ini adalah sesuai dengan Hukum Sharia Islam. Video ini mendadak menjadi populer di kalangan lingkup kerja saya yang berhubungan dengan customer-customer Arab. Sepertinya di luar sana, video ini sendiri cukup memanaskan situasi yang sedang berlangsung mengenai "sengketa" di Ground Zero.
Bahkan para Yahudi pun sudah meninggalkan cara-cara lama yang ada dalam kitab mereka, seperti hukum rajam tersebut. Masih saja ada yang melestarikan kekejaman demikian dan menganggap sebuah kenormalan. Daripada melempari dengan batu lebih baik wanita tersebut dipancung jika memang menyalahi hukum. Kepala terpenggal memang lebih tragis dan seram tetapi kematiannya lebih ekspres dan tidak banyak membuat korban menderita. Bayangkan dilempar 1 batu saja sudah sakit, apalagi sampai dilempari banyak batu hingga membuat tewas. Kepala bonyok bonyok dah..
NB: Bro.. Ada videonya ga? Ga minta ama klien? ;D
[at] Jerry
Hukum Rajam yang saya lihat di video ini agak berbeda dari hukum rajam pada umumnya. Wanita itu ditendang-tendang dan diinjak-injak. Kemudian dilempari sebuah batu ke arah wajahnya. Kemudian pakaiannya sedikit dirobek / dibuka. Lalu dilemparkan sebongkah balok batu yang besar ke arah kepalanya dari belakang. Lalu dilemparkan sekali lagi sebongkah batu itu hingga kepala wanita itu benar-benar pecah.
Saya punya videonya.
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 10:34:28 AM
Bro Fabian yg baik,
Memang darah tidak pernah menetes demi perkembangan dhamma, tapi demi mempertahankan ideologi maka darah jadi menetes. Peristiwa di Burma yang barusan terjadi th 2008, penembakan anggota sangha yang mencapai sekitar 1000 orang (penembakan dilakukan aparat yg notabene beragama Buddha). Penumpasan vihara di Tibet 7.000 vihara dibumi hanguskan, lebih dari 14.000 bhikkhu/Lama ditembak mati.
mettacittena,
Samaneri yang saya hormati ^:)^, jelas sekali bahwa kejadian-kejadian tersebut bukan untuk menyebarkan agama atau untuk mempertahankan agama bukan? Di Myanmar banyak juga umat agama lain di kesatuan angkatan perangnya. kr****n Protestan, ka****k, Hindu dan Taoism ditambah non-agama. Jadi yang menembak para Bhikkhu tak pasti umat Buddha, bisa juga agama lain.
_/\_
Quote from: upasaka on 17 September 2010, 09:50:46 AM
[at] Jerry
Hukum Rajam yang saya lihat di video ini agak berbeda dari hukum rajam pada umumnya. Wanita itu ditendang-tendang dan diinjak-injak. Kemudian dilempari sebuah batu ke arah wajahnya. Kemudian pakaiannya sedikit dirobek / dibuka. Lalu dilemparkan sebongkah balok batu yang besar ke arah kepalanya dari belakang. Lalu dilemparkan sekali lagi sebongkah batu itu hingga kepala wanita itu benar-benar pecah.
Saya punya videonya.
Yang terjadi dalam sebuah gedung gitu bukan ya? Wanitanya berpakaian merah? Yang itu bukan?
BTW, berpakaian waktu mati. Wah menurut tradisi chinese dan indo, bakal jadi hantu pembawa dendam kesumat tuh. :))
Quote from: Jerry on 16 September 2010, 09:04:24 PM
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 07:23:23 AM
berarti mengharap citra politik Obama merosot drastis dg kasus ini, wah kenapa bro lupa, USA sekarang sdg dililit krisis ekonomi yg luar biasa? jadi negara ini sedang menggalang investasi utk negaranya, apapun atau siapapun investor mereka tetap akan terbuka. sepertinya proyek ini berkaitan dg rencana pemulihan ekonomi negara tsb, krn sekarang negara yang kaya adalah negara minyak identik negara2 di timur tengah (selama ini uang mereka pun ditanam di USA)
mettacittena,
Namaste Neri yang baik, _/\_
Heheh.. Keqnya bukan sekadar itu deh. Apa hubungannya pembangunan mesjid di Ground Zero dengan usaha penggalangan dana dan investasi? Toh pembangunan mesjid di Ground Zero itu terkait politik dalam negeri, sedangkan usaha penggalangan investasi dari negara2 Timteng kan bagian politik luar negeri. Ngga ada untungnya atau keuntungan signifikan bagi para Juragan Arab itu koq dari pembangunan mesjid di Ground Zero.
Kalo kita perhatiin lagi, di Amrik sendiri sudah bertebaran investor dan orang-orang kaya dengan kekayaan yang jika disatukan melebihi dari kekayaan para Juragan Arab. Kenapa tidak menggalang dari dalam negeri itu sendiri? Ini terkait lagi-lagi dengan motivasi dari pembangunan mesjid itu, yaitu politik pencitraan oleh Obama. Seharusnya sebelum mendukung ide itu, Obama dan timnya harus berpikir lebih luas dan memprediksi apa akibat dari penyetujuan thdp ide itu.
Be happy,
N.B. Oya nanya Neri.. Katanya dlm waktu dekat, FB akan diban dari Sri Lanka? Benarkah itu? :)
Bro Jerry yg baik,
tentang penggalangan dana yang anda sanggah, okelah, tapi kita tidak menutup mata, kalau ini salah satu usaha USA memberi contoh telah melupakan kejadian tsb dan menerima golongan I***m yg ditunjukkan dg pendirian mesjid secara megah, tentu ada "sesuatu politis" dibalik itu. jelas2 itu peristiwa yang menyebabkan melukai hati rakyat Amerika. lalu dunia politik itu apalagi yang bergandengan kalo bukan duit? politik identik dg duit, juga walau rakyat USA kaya, tapi mana mau mereka menyokong negara? ga spt Thailand, begitu negara kena krisis lalu rakyat berbondong2 menyumbang emas terkumpul 2 ton langsung Thailand bebas dari krisis, tapi mana utk USA, ga ada khan? para miliunerpun mereka simpan duit mungkin di Swiss (bebas pajak), selama Amerika belum bangkit dari krisisnya maka Obama pasti akan mencari berbagai cara, karena sekarang ada dipundak dia utk memulihkan negara Amerika dari krisis dengan taruhan kursi kepresidenannya. tapi saya ga ikutan ahh...lupa...udah berjubah kok ngurusi...udahan ya...
mettacittena,
Quote from: fabian c on 17 September 2010, 12:27:58 PM
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 10:34:28 AM
Bro Fabian yg baik,
Memang darah tidak pernah menetes demi perkembangan dhamma, tapi demi mempertahankan ideologi maka darah jadi menetes. Peristiwa di Burma yang barusan terjadi th 2008, penembakan anggota sangha yang mencapai sekitar 1000 orang (penembakan dilakukan aparat yg notabene beragama Buddha). Penumpasan vihara di Tibet 7.000 vihara dibumi hanguskan, lebih dari 14.000 bhikkhu/Lama ditembak mati.
mettacittena,
Samaneri yang saya hormati ^:)^, jelas sekali bahwa kejadian-kejadian tersebut bukan untuk menyebarkan agama atau untuk mempertahankan agama bukan? Di Myanmar banyak juga umat agama lain di kesatuan angkatan perangnya. kr****n Protestan, ka****k, Hindu dan Taoism ditambah non-agama. Jadi yang menembak para Bhikkhu tak pasti umat Buddha, bisa juga agama lain.
_/\_
Bro Fabian yang baik,
Kejadian tsb memang bukan untuk melindungi agama Buddha, kejadian itu adalah dikarenakan rakyat memohon perlindungan ke vihara, sehingga dilindungi oleh anggota sangha, seperti yang kita ketahui, regim yang berkuasa di Burma amat korup, sehingga rakyat amat sulit sekali hidupnya, untuk mencari kerja saja susahnya setengah mati, waktu mengisi aplikasi kerja maka harus mencantumkan siapa saudara mereka yang menjadi aparat, jika tidak ada "jangan harap dapat pekerjaan", di Burma hanya para aparat dan saudara2nya saja yang bisa bekerja, selain itu silahkan kelaparan, ini sungguh2 terjadi, karena classmate saya ada bhikkhu Burmanya (yg udah ketemu dg beliau salah satu member disini, mungkin salah dua). sejak kejadian pembunuhan anggota sangha yang melindungi rakyat yg kelaparan, maka terjadi eksodus besar2an keluar negeri, bahkan Srilankapun menerima dlm jumlah besar anggota sangha dari Burma. jadi maksud saya negara Buddhistpun terjadi pertumpahan darah.
mettacittena,
Thanks Neri untuk partisipasinya. _/\_
be happy
_/\_
Quote from: Jerry on 17 September 2010, 10:40:28 PM
Thanks Neri untuk partisipasinya. _/\_
be happy
_/\_
u r most welcome bro.
u too, always be happy and well bro...
mettacittena,
Quote from: Jerry on 17 September 2010, 08:41:46 PM
Yang terjadi dalam sebuah gedung gitu bukan ya? Wanitanya berpakaian merah? Yang itu bukan?
BTW, berpakaian waktu mati. Wah menurut tradisi chinese dan indo, bakal jadi hantu pembawa dendam kesumat tuh. :))
Bukan. Lokasi eksekusi di
outdoor. Pada saat eksekusi berlangsung, ada banyak penonton yang mengabadikan momen ini dengan menggunakan ponsel.
Quote from: upasaka on 17 September 2010, 11:05:42 PM
Quote from: Jerry on 17 September 2010, 08:41:46 PM
Yang terjadi dalam sebuah gedung gitu bukan ya? Wanitanya berpakaian merah? Yang itu bukan?
BTW, berpakaian waktu mati. Wah menurut tradisi chinese dan indo, bakal jadi hantu pembawa dendam kesumat tuh. :))
Bukan. Lokasi eksekusi di outdoor. Pada saat eksekusi berlangsung, ada banyak penonton yang mengabadikan momen ini dengan menggunakan ponsel.
Oh ada juga yang baju merah yang selain dilempar batu juga ditendang2 sampai akhirnya vomitted blood. Ckckck.. Berperikemanusiaan sekali..
Quote from: pannadevi on 17 September 2010, 10:36:34 PM
Quote from: fabian c on 17 September 2010, 12:27:58 PM
Quote from: pannadevi on 16 September 2010, 10:34:28 AM
Bro Fabian yg baik,
Memang darah tidak pernah menetes demi perkembangan dhamma, tapi demi mempertahankan ideologi maka darah jadi menetes. Peristiwa di Burma yang barusan terjadi th 2008, penembakan anggota sangha yang mencapai sekitar 1000 orang (penembakan dilakukan aparat yg notabene beragama Buddha). Penumpasan vihara di Tibet 7.000 vihara dibumi hanguskan, lebih dari 14.000 bhikkhu/Lama ditembak mati.
mettacittena,
Samaneri yang saya hormati ^:)^, jelas sekali bahwa kejadian-kejadian tersebut bukan untuk menyebarkan agama atau untuk mempertahankan agama bukan? Di Myanmar banyak juga umat agama lain di kesatuan angkatan perangnya. kr****n Protestan, ka****k, Hindu dan Taoism ditambah non-agama. Jadi yang menembak para Bhikkhu tak pasti umat Buddha, bisa juga agama lain.
_/\_
Bro Fabian yang baik,
Kejadian tsb memang bukan untuk melindungi agama Buddha, kejadian itu adalah dikarenakan rakyat memohon perlindungan ke vihara, sehingga dilindungi oleh anggota sangha, seperti yang kita ketahui, regim yang berkuasa di Burma amat korup, sehingga rakyat amat sulit sekali hidupnya, untuk mencari kerja saja susahnya setengah mati, waktu mengisi aplikasi kerja maka harus mencantumkan siapa saudara mereka yang menjadi aparat, jika tidak ada "jangan harap dapat pekerjaan", di Burma hanya para aparat dan saudara2nya saja yang bisa bekerja, selain itu silahkan kelaparan, ini sungguh2 terjadi, karena classmate saya ada bhikkhu Burmanya (yg udah ketemu dg beliau salah satu member disini, mungkin salah dua). sejak kejadian pembunuhan anggota sangha yang melindungi rakyat yg kelaparan, maka terjadi eksodus besar2an keluar negeri, bahkan Srilankapun menerima dlm jumlah besar anggota sangha dari Burma. jadi maksud saya negara Buddhistpun terjadi pertumpahan darah.
mettacittena,
Pertumpahan darah di Burma terjadi karena usaha mempertahankan kekuasaan bukan mempertahankan Dhamma.
Kalau sudah berdekatan dengan Politik/Kekuasaan, Uang,dan Wanita (nafsu berahi nya sendiri), kata kata bijak Sang Buddha Gotama sering terlupakan.
Pepatah Jawa mengatakan , orang sering tidak mampu menahan godaan Harta, Tahta, Wanita.
Kita semua mengharapkan Myanmar bisa berubah menjadi negara yang lebih demokratis, tanpa tekanan dari luar negeri a.k.a Amerika dan Inggris.
Quote from: Jerry on 17 September 2010, 11:13:44 PM
Oh ada juga yang baju merah yang selain dilempar batu juga ditendang2 sampai akhirnya vomitted blood. Ckckck.. Berperikemanusiaan sekali..
Di dalam Sharia Islam, standar peri kemanusian versi manusia dengan versi Allah memang berbeda. :)
Quote from: upasaka on 17 September 2010, 11:17:16 PM
Quote from: Jerry on 17 September 2010, 11:13:44 PM
Oh ada juga yang baju merah yang selain dilempar batu juga ditendang2 sampai akhirnya vomitted blood. Ckckck.. Berperikemanusiaan sekali..
Di dalam Sharia Islam, standar peri kemanusian versi manusia dengan versi Allah memang berbeda. :)
Oh iya salah bukan berperikemanusiaan. Ralat: berperikeAllahan banget..
Mencoba Melihat Pandangan Lain Tentang Pembakaran Qur'an
An Article by Desi Anwar
Terry Jones, a pastor who leads a congregation of 30 people in Florida, wanted to burn the Muslim holy book because he thinks Islam is evil.
Personally, I couldn't care less what Jones gets up to. The world is full of weird people who do weird things, but life is too short to waste time on the antics of a few sick individuals seeking attention.
My concern, however, is the media's reaction to the case. Is Jones really worthy of the endless airtime and pages devoted to him? Is airing the hateful words of a lone, obscure pastor with a tiny following what constitutes good journalism?
As the pressure mounted to call off his plan — including public condemnation from the US secretary of state and the president himself — Jones, probably gratified by such a high level of attention, had second thoughts.
The global sigh of relief was nearly audible. The only ones who were disappointed seemed to be the journalists camped in the heat outside his church demanding to know if there was going to be a Koran burning or not.
Because if there was, they were sure as hell ready to cover the event live and to broadcast it around the world.
It was a good thing that the pastor was made to come to his senses.
After all, if a cartoon poking fun at the Prophet Muhammad published by an obscure Danish magazine managed to provoke angry reactions on the other side of the world, it is not difficult to imagine what the Koran being burned live on global television would incite.
It's not a question of freedom of expression that is at stake. We are all entitled to our own opinions and feelings.
Rather, it's how we should deal with these kinds of ideas and whether they are newsworthy information fit for the global media. The pastor hates Islam, and that is within his right.
I'm sure a lot of people do. But hate is not news, unless hate itself is something we want to peddle for sensation and ratings.
For the media to elevate some obscure nobody into a figure of importance — in whose hands rests the delicate balance of global peace — smacks of naivete, if not cynicism.
The best thing that can be done to someone like Jones is to ignore him into insignificance and not play into the hands of what terrorists throughout time have always done, which is to seek attention and sympathy for their cause.
Otherwise, the world will forever be held hostage to the likes of Jones, people who relish the idea of having those in power at their beck and call.
The solution to this is simple — don't send a camera crew to give these people the attention they seek.
Cover something else, such as the work being done by the Jewish widows Susan Retik and Patti Quigley, whose husbands died in the Sept. 11 terrorist attacks and who, rather than nurse a lifetime of grief and hatred, built an organization to help educate thousands of Afghan widows and war victims. Now that is newsworthy.
The other thing that upset me about this whole business is how President Susilo Bambang Yudhoyono went out of his way to contact US President Barack Obama and weigh in on the issue.
This was not only unnecessary (the United States is quite capable of handling a potentially explosive problem), but also risible coming from someone who's been conspicuously silent on his own country's problem of simmering religious intolerance, leaving it instead to the people to fight it out for themselves.
The attack on a Christian pastor on Sunday was a natural consequence of a festering problem that the state has not been willing to resolve — the protection of minorities and the practice of pluralism as the country's basic principle.
Obama and New York Mayor Michael Bloomberg have stood firm in the face of opposition to an Islamic center near Ground Zero because they know that on basic and fundamental issues of tolerance and religious rights, noble values must prevail over baser and reactive human emotions.
They are risking their popularity and political capital in the name of what is good for the entire country, because although this might not be what politicians do, it is certainly what good leaders should do.
Obama is sticking his neck out to protect Muslims in America. Where is Yudhoyono's effort to protect Christians in Indonesia? His pusillanimity has only escalated the problem.
The government needs to understand that when it comes to matters of religion and minority rights, even in democracies, it should not be left for the majority's overriding sentiment to decide, but for the state to protect.
For it is in a country's ability to protect its minorities that the integrity and legitimacy of the government lies.
Desi Anwar is a senior anchor and writer. She can be contacted at www.desianwar.com and www.dailyavocado.net.
Quote from: dtgvajra on 17 September 2010, 11:17:04 PM
Quote from: pannadevi on 17 September 2010, 10:36:34 PM
Bro Fabian yang baik,
Kejadian tsb memang bukan untuk melindungi agama Buddha, kejadian itu adalah dikarenakan rakyat memohon perlindungan ke vihara, sehingga dilindungi oleh anggota sangha, seperti yang kita ketahui, regim yang berkuasa di Burma amat korup, sehingga rakyat amat sulit sekali hidupnya, untuk mencari kerja saja susahnya setengah mati, waktu mengisi aplikasi kerja maka harus mencantumkan siapa saudara mereka yang menjadi aparat, jika tidak ada "jangan harap dapat pekerjaan", di Burma hanya para aparat dan saudara2nya saja yang bisa bekerja, selain itu silahkan kelaparan, ini sungguh2 terjadi, karena classmate saya ada bhikkhu Burmanya (yg udah ketemu dg beliau salah satu member disini, mungkin salah dua). sejak kejadian pembunuhan anggota sangha yang melindungi rakyat yg kelaparan, maka terjadi eksodus besar2an keluar negeri, bahkan Srilankapun menerima dlm jumlah besar anggota sangha dari Burma. jadi maksud saya negara Buddhistpun terjadi pertumpahan darah.
mettacittena,
Pertumpahan darah di Burma terjadi karena usaha mempertahankan kekuasaan bukan mempertahankan Dhamma.
Kalau sudah berdekatan dengan Politik/Kekuasaan, Uang,dan Wanita (nafsu berahi nya sendiri), kata kata bijak Sang Buddha Gotama sering terlupakan.
Pepatah Jawa mengatakan , orang sering tidak mampu menahan godaan Harta, Tahta, Wanita.
Kita semua mengharapkan Myanmar bisa berubah menjadi negara yang lebih demokratis, tanpa tekanan dari luar negeri a.k.a Amerika dan Inggris.
wah kebetulan baca thread ini, nah klo kekerasan yang dilakukan kepada Bhikkhuni alasannya kok untuk mempertahankan dhamma agar dhamma tidak dikotori ??
[DELETED]