Saya kadang membaca, banyak kesaksian orang yang sakit bisa sembuh karena meminum air yang telah diletakkan di altar dan dibacakan paritta2 atau bisa juga maha karuna dharani atau mantra Medicine Buddha. 
Dibacakannya juga banyak sekali sampai ber jam2.
hal ini didukung juga dengan penelitian dari Masaru Emoto.
Nah daripada repot, kita bisa meletakkan gelas air itu di depan speaker lalu diputarkan pembacaan maha karuna dharani sampai lama, kita kan bisa melakukan aktivitas lain.
Bahkan kita bisa memilih penyanyinya, bisa Imee Ooi, Bhikkhu2 yang terkenal dll.
apakah berbeda khasiat air nya kalau dibaca langsung secara live dengan dibacakan pakai kaset?
parritanya kan sama...kadang suara penyanyinya lebih bagus dari kita malah
			
			
			
				persentase kesungguhan niatnya?
			
			
			
				kalau penelitian itu bahkan tulisan yg ditempel saja bisa mengubah. artinya, bikin sticker tulisan yg bagus2x aja :D
			
			
			
				 [at] ^: agree + di bacain doa yak.. abis itu kita jual... 
5cmx5cm=25rb...
			
			
			
				bukannya yg penting pikiran positifnya yah?
			
			
			
				Quote from: raynoism on 10 September 2010, 10:15:50 AM
Saya kadang membaca, banyak kesaksian orang yang sakit bisa sembuh karena meminum air yang telah diletakkan di altar dan dibacakan paritta2 atau bisa juga maha karuna dharani atau mantra Medicine Buddha. 
Dibacakannya juga banyak sekali sampai ber jam2.
hal ini didukung juga dengan penelitian dari Masaru Emoto.
Nah daripada repot, kita bisa meletakkan gelas air itu di depan speaker lalu diputarkan pembacaan maha karuna dharani sampai lama, kita kan bisa melakukan aktivitas lain.
Bahkan kita bisa memilih penyanyinya, bisa Imee Ooi, Bhikkhu2 yang terkenal dll.
apakah berbeda khasiat air nya kalau dibaca langsung secara live dengan dibacakan pakai kaset?
parritanya kan sama...kadang suara penyanyinya lebih bagus dari kita malah
ada faktor laen jg , yaitu visualisasi + niat yg tulus + usaha konsentrasi. Untk mengawali membc mantra/dharani sering diawali dngan katakata "brang siapa saja yg niat tulus" atau "hati tidak kacau(konsent), maka....
			
 
			
			
				artinya buddhism ga ada beda ama tetangga dunk? *minyak urapan,anggur+roti
			
			
			
				Quote from: Mr.Jhonz on 10 September 2010, 05:55:28 PM
artinya buddhism ga ada beda ama tetangga dunk?
buddhism mana dolo, buddhism bukan cuma satu..amulet gmna tuh?
			
 
			
			
				Quote from: Mr.Jhonz on 10 September 2010, 05:55:28 PM
artinya buddhism ga ada beda ama tetangga dunk? *minyak urapan,anggur+roti
orangnya sakit karna memang kekurangan minum air..............terutama air yg segar dari mata air...
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 10 September 2010, 10:15:50 AM
Saya kadang membaca, banyak kesaksian orang yang sakit bisa sembuh karena meminum air yang telah diletakkan di altar dan dibacakan paritta2 atau bisa juga maha karuna dharani atau mantra Medicine Buddha. 
Dibacakannya juga banyak sekali sampai ber jam2.
hal ini didukung juga dengan penelitian dari Masaru Emoto.
Nah daripada repot, kita bisa meletakkan gelas air itu di depan speaker lalu diputarkan pembacaan maha karuna dharani sampai lama, kita kan bisa melakukan aktivitas lain.
Bahkan kita bisa memilih penyanyinya, bisa Imee Ooi, Bhikkhu2 yang terkenal dll.
apakah berbeda khasiat air nya kalau dibaca langsung secara live dengan dibacakan pakai kaset?
parritanya kan sama...kadang suara penyanyinya lebih bagus dari kita malah
halo bro,
mengisi air dengan medan energi untuk si penderita bisa saja dengan membacakan mantra atau keng...
tentu si pembaca harus seseorang yg sudah terlatih....
makanya biasa para bikkhu theravada dalam tradisi thailand menggulung seuntas benang putih dari Buddha rupang ke air tersebut, karena biasanya setiap Buddharupang yg di buat di vihara itu di atas kepala telah di tanamkan relik SangBuddha..
			
 
			
			
				jadi no problem ya kalo pake kaset pembacaan paritanya trus saya tinggal pergi.
ya niat kok.
untuk saya minum sendiri dulu.he3
parita yang terbaik apa?
berapa lama pembacaannya?
thanks all
			
			
			
				
(a) Empat kecakapan si pembaca
1. Si pembaca harus memiliki kemampuan membaca kalimat-kalimat dan kata-kata dalam bahasa Pali dengan ucapan, artikulasi dan aksen yang tepat.
2. Ia harus memahami benar kalimat-kalimat Pali yang ia bacakan.
3. Si pembaca harus membacakan Paritta tanpa mengharapkan imbalan atau hadiah.
4. Paritta harus dibacakan sengan hati yang penuh cinta kasih dan belas kasihan.
Paritta hendaknya dibacakan hanya dalam kondisi ini agar efektif dalam menghindari dan menghalau bahaya yang akan terjadi bagi si pendengar. Jika kondisi ini tidak terpenuhi oleh si pembaca, tidak ada manfaat yang akan diperoleh dari pembacaan Paritta.
Kondisi dalam membacakan dan mendengarkan Paritta dijelaskan dalam komentar Digha Nikaya. Si pembaca harus mempelajari dan meneliti kata-kata dan kalimat-kalimat secara sistematis, serta harus memperhatikan dan memahami istilah-istilah Pali. Jika tidak benar-benar mempelajari ucapan dan makna dari kata-kata Pali, kecil kemungkinan untuk memperoleh manfaat yang diinginkan. Hanya pembacaan oleh mereka yang telah mempelajari dengan sungguh-sungguh cara membaca Paritta ini yang akan menghasilkan manfaat yang besar. Pembacaan Paritta oleh mereka yang mengharapkan imbalan atau hadiah tidak akan menghasilkan manfaat apapun. Pembacaan Paritta oleh mereka yang memiliki hati yang penuh cinta kasih dan belas kasihan dan dengan kecenderungan yang mengarah kepada membebasan dari lingkaran penderitaan akan sangat bermanfaat.
[N.B: Oleh karena itu, siapapun yang membacakan Paritta, terlebih dahulu harus mempelajari bahasa Pali beserta komentar-komentarnya di bawah bimbingan seorang guru yang baik, juga diharapkan lebih memperhatikan cara pengucapan, aksen dan penggalan. Setiap penghilangan kata, atau kalimat dari kitab Pali akan menyebabkan pembacaan itu menjadi tidak berguna. Pembacaan yang benar dengan pemahaman penuh atas maknanya merupakan kekuatan dari Paritta yang akan membawa manfaat yang diharapkan.
Kesalahan dalam cara membacakan, kesalahan dalam pengucapan dan salah memahami makna sebenarnya, apalagi ditambah dengan keinginan untuk memperoleh imbalan, akan mengurangi kekuatan Paritta dan tidak akan memperoleh manfaat yang diinginkan.
Oleh karena itu, harus ditekankan, mengenai pentingnya membaca Paritta sesuai kondisi yang telah digariskan, dengan hati penuh cinta kasih dan belas kasihan serta bertekad untuk terbebas dari Samsara dan tidak mengharapkan imbalan.]
(b) Empat kecakapan si pendengar
1. Si pendengar harus terbebas dari kesalahan atas lima pelanggaran besar yang akibatnya akan segera berbuah yaitu, (a) membunuh ayah, (b) membunuh ibu (c) membunuh seorang Arahat (d) melukai seorang Buddha, (e) memecah-belah kesatuan para siswa Sang Buddha.
2. Si pendengar harus bebas dari pandangan salah (Niyata-micchÈditthi).
3. Si pendengar harus memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan mengenai kemanjuran dan manfaat dari Paritta.
4. Si pendengar haus mendengarkan pembacaan Paritta dengan tekun, penuh perhatian dan penuh hormat.
			
			
			
				sebenarnya semua ini dateng nya dari Ratana sutta. mempelajari latar belakang ratna sutta akan memberi pengertian lebih baik.  
			
			
			
				Quote from: Indra on 11 September 2010, 06:39:57 AM
(a) Empat kecakapan si pembaca
1. Si pembaca harus memiliki kemampuan membaca kalimat-kalimat dan kata-kata dalam bahasa Pali dengan ucapan, artikulasi dan aksen yang tepat.
2. Ia harus memahami benar kalimat-kalimat Pali yang ia bacakan.
3. Si pembaca harus membacakan Paritta tanpa mengharapkan imbalan atau hadiah.
4. Paritta harus dibacakan sengan hati yang penuh cinta kasih dan belas kasihan.
Paritta hendaknya dibacakan hanya dalam kondisi ini agar efektif dalam menghindari dan menghalau bahaya yang akan terjadi bagi si pendengar. Jika kondisi ini tidak terpenuhi oleh si pembaca, tidak ada manfaat yang akan diperoleh dari pembacaan Paritta.
Kondisi dalam membacakan dan mendengarkan Paritta dijelaskan dalam komentar Digha Nikaya. Si pembaca harus mempelajari dan meneliti kata-kata dan kalimat-kalimat secara sistematis, serta harus memperhatikan dan memahami istilah-istilah Pali. Jika tidak benar-benar mempelajari ucapan dan makna dari kata-kata Pali, kecil kemungkinan untuk memperoleh manfaat yang diinginkan. Hanya pembacaan oleh mereka yang telah mempelajari dengan sungguh-sungguh cara membaca Paritta ini yang akan menghasilkan manfaat yang besar. Pembacaan Paritta oleh mereka yang mengharapkan imbalan atau hadiah tidak akan menghasilkan manfaat apapun. Pembacaan Paritta oleh mereka yang memiliki hati yang penuh cinta kasih dan belas kasihan dan dengan kecenderungan yang mengarah kepada membebasan dari lingkaran penderitaan akan sangat bermanfaat.
[N.B: Oleh karena itu, siapapun yang membacakan Paritta, terlebih dahulu harus mempelajari bahasa Pali beserta komentar-komentarnya di bawah bimbingan seorang guru yang baik, juga diharapkan lebih memperhatikan cara pengucapan, aksen dan penggalan. Setiap penghilangan kata, atau kalimat dari kitab Pali akan menyebabkan pembacaan itu menjadi tidak berguna. Pembacaan yang benar dengan pemahaman penuh atas maknanya merupakan kekuatan dari Paritta yang akan membawa manfaat yang diharapkan.
Kesalahan dalam cara membacakan, kesalahan dalam pengucapan dan salah memahami makna sebenarnya, apalagi ditambah dengan keinginan untuk memperoleh imbalan, akan mengurangi kekuatan Paritta dan tidak akan memperoleh manfaat yang diinginkan.
Oleh karena itu, harus ditekankan, mengenai pentingnya membaca Paritta sesuai kondisi yang telah digariskan, dengan hati penuh cinta kasih dan belas kasihan serta bertekad untuk terbebas dari Samsara dan tidak mengharapkan imbalan.]
(b) Empat kecakapan si pendengar
1. Si pendengar harus terbebas dari kesalahan atas lima pelanggaran besar yang akibatnya akan segera berbuah yaitu, (a) membunuh ayah, (b) membunuh ibu (c) membunuh seorang Arahat (d) melukai seorang Buddha, (e) memecah-belah kesatuan para siswa Sang Buddha.
2. Si pendengar harus bebas dari pandangan salah (Niyata-micchÈditthi).
3. Si pendengar harus memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan mengenai kemanjuran dan manfaat dari Paritta.
4. Si pendengar haus mendengarkan pembacaan Paritta dengan tekun, penuh perhatian dan penuh hormat.
waaah .... keren nieee  :jempol:
Minta izin copas .... sewaktu-waktu utk menerangkan tujuan dari Pariita utk orang sakit
atoo ..... untuk membuat artikel diFB (lagi cari bahan dan judul) ;D
 sedikit mao ralat .... kalo benar Ralat 
urutannya (a) membunuh Ibu (b) membunuh ayah ...... ini urutan yg benar ato yg diatas tidak pelu di ralat lagi ;D
Anumodana  _/\_
			
 
			
			
				hmm..saya kadang pas pergi. air saya taro di deket laptop trus saya puterin parita. efeknya sama kan? he3
biar praktis juga
			
			
			
				Quote from: raynoism on 17 September 2010, 09:22:29 AM
hmm..saya kadang pas pergi. air saya taro di deket laptop trus saya puterin parita. efeknya sama kan? he3
biar praktis juga
:hammer: teteeep mau cara praktis..  #:-S
padahal uda dikasih tau diatas tuch... 
			
 
			
			
				Quote from: Elin on 17 September 2010, 10:31:35 AM
Quote from: raynoism on 17 September 2010, 09:22:29 AM
hmm..saya kadang pas pergi. air saya taro di deket laptop trus saya puterin parita. efeknya sama kan? he3
biar praktis juga
:hammer: teteeep mau cara praktis..  #:-S
padahal uda dikasih tau diatas tuch... 
lho yang baca in parrita kan sudah memenuhi kualifikasi, bahkan yang nyanyi imee ooi kan dia sudah paham betul pelafalannya. saya sebagai pendengar juga yakin2 aja.
jadi nda masalah kan?
di mana letak ketidak efektifannya?
			
 
			
			
				Quote
lho yang baca in parrita kan sudah memenuhi kualifikasi, bahkan yang nyanyi imee ooi kan dia sudah paham betul pelafalannya. saya sebagai pendengar juga yakin2 aja.
jadi nda masalah kan?
di mana letak ketidak efektifannya?
Sebagai contoh, misalnya saja anda menelpon seseorang ke rumahnya, katakan saja si A, tetapi diangkat oleh kakaknya. Anda pun perlu mengutarakan keinginan anda untuk berbicara dengan si A, bahkan mungkin perlu menjelaskan siapa anda yang saat ini sedang mencari si A. 
Tetapi lain halnya bila anda menelpon ke HPnya, dan nada telepon anda terhubung pada Operator yang menandakan bahwa Hp si A ini sedang sibuk/tidak aktif, dsb, anda pun tidak merasa perlu menjelaskan lagi bahwa anda saat ini sedang ingin berbicara dengan si A. suara yang diputar tersebut hanyalah suara rekaman seseorang, tidak perduli seberapa merdu dan indahnya suara tersebut, anda tidak akan berdiskusi dan menegokan kondisi anda bahwa anda ingin segera berbicara dengan si A. Kecuali, anda sudah gila, rekaman kok diajak ngomong??  Ini saya tidak perlu membahas kalau kasusnya demikian. 
Atau contoh lain, anda memiliki software yang luar biasa hebat dalam ilmu kedokteran. Sekali anda masukkan gejala2 penyakit yang anda derita saat ini, software tersebut memberikan saran dan jenis obat yang paling tepat untuk diri anda. Pertanyaannya: Apakah dengan begitu anda sudah sembuh? software tersebut bahkan mampu memberikan diagnosa yang lebih tepat dari dokter loh, dan anda tidak perlu pergi ke dokter, tidak perlu antri ke dokter, tidak perlu buang waktu untuk menjelaskan panjang lebar dan memeriksa riwayat anda. tidak perlu ada tagihan, tidak perlu bayar. Sangat banyak yang tidak perlu anda lakukan. Sembuhkah anda?
rekaman paritta tersebut bagaikan memori dalam pikiran kita. Bila memang hal ini anda anggap efektif dalam "KASUS DEMIKIAN", saya punya usul yang lebih hebat. Hilangkan saja ceramah2, kebaktian, dan tidak perlu adanya lagi vihara, cetya atau apapun tempat melakukan kebaktian. CUKUP dengan menyetel rekaman saja, maka anda sudah melaksanakan puja bakti, tidak perlu dhammaduta, tidak perlu bhikkhu, tidak perlu orang lain. Dari rekaman itu sudah sangat cukup kok..  
			
 
			
			
				"
Tetapi lain halnya bila anda menelpon ke HPnya, dan nada telepon anda terhubung pada Operator yang menandakan bahwa Hp si A ini sedang sibuk/tidak aktif, dsb, anda pun tidak merasa perlu menjelaskan lagi bahwa anda saat ini sedang ingin berbicara dengan si A. suara yang diputar tersebut hanyalah suara rekaman seseorang, tidak perduli seberapa merdu dan indahnya suara tersebut, anda tidak akan berdiskusi dan menegokan kondisi anda bahwa anda ingin segera berbicara dengan si A. Kecuali, anda sudah gila, rekaman kok diajak ngomong??  Ini saya tidak perlu membahas kalau kasusnya demikian. "
saya suka kalimat sodara yang di atas.ha3..
hmm...perumpamaannya kok agak nda pas ya? (tapi saya suka uraian sodara yang bagian berbicara dengan rekaman)
bukannya suara rekaman itu efektif untuk menyampaikan bahwa HP si A sedang tidak aktif atau sibuk? kalau pun beneran itu operator yang bicara, toh saya juga tetap mengetahui bahwa HP si A sibuk, terlepas yang bicara itu hanya rekaman atau orang asli, informasinya tetap sama.
ttg software kedokteran, software itu kan sudah memberikan obat yang tepat buat saya, tinggal saya yang mau beli atau tidak.
kalaupun saya periksa ke dokter, dengan hasil diagnosa dan resep yang sama, tetapi masalah nebus resep kan urusan saya.
tetapi software itu kan memang sudah bisa menggantikan dokter.
ttg ceramah di vihara 
begini, rekaman kan ada kalau ada sesuatu yang direkam. tentu saja kalau tidak ada yang ceramah, apa yang mau direkam?
nah, maksud saya ceramah itu perlu dan kebaktian itu perlu tetapi kalau rekaman kebaktian itu direkam beserta ceramahnya, dan diputar saat ada orang yang ingin kebaktian di rumah, saya kira karma baik mendengar dhamma nya tidak berkurang. esensi dhamma kan bukan pada tempatnya.
ya di masa depan saya kira, vihara pun bisa dalam bentuk virtual, (kalau percikan airnya bisa juga_)
jadi menurut saya untuk membuat air berkah, bisa dengan cara praktis.
coba bayangin, pas kita ke sekolah atau kerja, di rumah air  minum sudah kita puterin dharani dan parrita, pas kita pulang kan tinggal minum atau kasi keluarga. betapa praktis dan efektifnya
			
			
			
				bukannya suara rekaman itu efektif untuk menyampaikan bahwa HP si A sedang tidak aktif atau sibuk? 
--> Rekaman paritta itu pun efektif untuk menyampaikan bahwa itu hanyalah suatu bentuk pengulangan, tidak ada makhluk di dalam rekaman tersebut. bahkan, hal yang anda anggap indah ini pun, bila didengar oleh makhluk tertentu bisa menjadi penderitaan.
begini, rekaman kan ada kalau ada sesuatu yang direkam. tentu saja kalau tidak ada yang ceramah, apa yang mau direkam?
nah, maksud saya ceramah itu perlu dan kebaktian itu perlu tetapi kalau rekaman kebaktian itu direkam beserta ceramahnya, dan diputar saat ada orang yang ingin kebaktian di rumah, saya kira karma baik mendengar dhamma nya tidak berkurang. esensi dhamma kan bukan pada tempatnya.
--->  ternyata anda cukup pintar. sekarang saya tanya saja ke anda, bagaimana kaitannya dengan hal yang anda bahas? analogi anda masih tetap sama? 
Anda juga bilang, kebktian itu perlu, dan ceramah itu perlu, tapi buat apa? kan cukup dengarkan saja rekaman si bhante A pada sesi kebaktian ini, atau dengarkan saja rekaman bhante b pada hari besoknya. 
kamma baik yang anda katakan tidak berkurang ini adalah efektif bila ada si pendengar, dan pendengar ini mampu mengerti yang didengar. bila tidak, bagaimana bisa jadi efektif?
Ada faktor yang perlu disini, DOKTER (pelaksana), Pasian (penerima), Obat sebagai perantara. 
bila kita hilangkan saja faktor dokter disini. hal ini masih dimungkinkan. Tapi tidak bisa merembet ke semua kasus. misalnya saja anda merasa pusing, anda masih bisa beli panadol untuk sakit anda. tapi apakah setiap anda pusing, panadol ini bisa menyembuhkan? Buat saya kadang malah memperparah.
Dokter disini berperan sebagai orang yang menganalisa penyakit anda. Anda katakan anda pusing, tetapi pusing ini pun bisa jadi ada penyebab lainnya? anda tidak serta merta diberikan panadol untuk menyembuhkan penyakit anda. Dokter mungkin menyarankan anda untuk minum obat lain. Tapi dengan tujuan menyembuhkan penyakit anda.
Sekarang bgini, tanpa NIAT dari si pelaksana, apakah dalam air tersebut sudah langsung memiliki kekuatan yang tepat? bila ada, kekuatan tersebut berasal dari mana?
Saya tergelitik untuk bertanya, anda sudah mencoba metode anda belum? sudah anda coba untuk berikan kepada orang yang sakit parah? 
			
			
			
				sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
			
			
			
				[spoiler]
Quote from: Indra on 11 September 2010, 06:39:57 AM
(a) Empat kecakapan si pembaca
1. Si pembaca harus memiliki kemampuan membaca kalimat-kalimat dan kata-kata dalam bahasa Pali dengan ucapan, artikulasi dan aksen yang tepat.
2. Ia harus memahami benar kalimat-kalimat Pali yang ia bacakan.
3. Si pembaca harus membacakan Paritta tanpa mengharapkan imbalan atau hadiah.
4. Paritta harus dibacakan sengan hati yang penuh cinta kasih dan belas kasihan.
Paritta hendaknya dibacakan hanya dalam kondisi ini agar efektif dalam menghindari dan menghalau bahaya yang akan terjadi bagi si pendengar. Jika kondisi ini tidak terpenuhi oleh si pembaca, tidak ada manfaat yang akan diperoleh dari pembacaan Paritta.
Kondisi dalam membacakan dan mendengarkan Paritta dijelaskan dalam komentar Digha Nikaya. Si pembaca harus mempelajari dan meneliti kata-kata dan kalimat-kalimat secara sistematis, serta harus memperhatikan dan memahami istilah-istilah Pali. Jika tidak benar-benar mempelajari ucapan dan makna dari kata-kata Pali, kecil kemungkinan untuk memperoleh manfaat yang diinginkan. Hanya pembacaan oleh mereka yang telah mempelajari dengan sungguh-sungguh cara membaca Paritta ini yang akan menghasilkan manfaat yang besar. Pembacaan Paritta oleh mereka yang mengharapkan imbalan atau hadiah tidak akan menghasilkan manfaat apapun. Pembacaan Paritta oleh mereka yang memiliki hati yang penuh cinta kasih dan belas kasihan dan dengan kecenderungan yang mengarah kepada membebasan dari lingkaran penderitaan akan sangat bermanfaat.
[N.B: Oleh karena itu, siapapun yang membacakan Paritta, terlebih dahulu harus mempelajari bahasa Pali beserta komentar-komentarnya di bawah bimbingan seorang guru yang baik, juga diharapkan lebih memperhatikan cara pengucapan, aksen dan penggalan. Setiap penghilangan kata, atau kalimat dari kitab Pali akan menyebabkan pembacaan itu menjadi tidak berguna. Pembacaan yang benar dengan pemahaman penuh atas maknanya merupakan kekuatan dari Paritta yang akan membawa manfaat yang diharapkan.
Kesalahan dalam cara membacakan, kesalahan dalam pengucapan dan salah memahami makna sebenarnya, apalagi ditambah dengan keinginan untuk memperoleh imbalan, akan mengurangi kekuatan Paritta dan tidak akan memperoleh manfaat yang diinginkan.
Oleh karena itu, harus ditekankan, mengenai pentingnya membaca Paritta sesuai kondisi yang telah digariskan, dengan hati penuh cinta kasih dan belas kasihan serta bertekad untuk terbebas dari Samsara dan tidak mengharapkan imbalan.]
(b) Empat kecakapan si pendengar
1. Si pendengar harus terbebas dari kesalahan atas lima pelanggaran besar yang akibatnya akan segera berbuah yaitu, (a) membunuh ayah, (b) membunuh ibu (c) membunuh seorang Arahat (d) melukai seorang Buddha, (e) memecah-belah kesatuan para siswa Sang Buddha.
2. Si pendengar harus bebas dari pandangan salah (Niyata-micchÈditthi).
3. Si pendengar harus memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan mengenai kemanjuran dan manfaat dari Paritta.
4. Si pendengar haus mendengarkan pembacaan Paritta dengan tekun, penuh perhatian dan penuh hormat.
[/spoiler]
Kalo menurut saya sih, manfaat paritta terletak di "arti/bhs indonesia-nya", bukan bahasa palinya. Dengan merenungkan isi paritta, kita mendapat pemahaman teoritis dhamma, sama seperti baca sutta juga. Bahkan kalo baca paritta, kalo parittanya panjang, saya sengaja skip bahasa palinya dan hanya baca bahasa indonesianya saja... Bukannya males baca pali, tapi sy ngertinya bahasa indonesia. Jadi lebih nyata manfaatnya.
Sama halnya kalo membacakan paritta untuk orang sakit, mereka juga jadinya bisa merenungkan isi paritta kalo dibaca dalam bahasa yang mereka ngerti.
 [at]  Ray:
Saya tidak tau ya apakah air paritta ada kekuatannya atau tidak. Tapi saya lebih melihatnya sebagai bagian dari upacara/ritual saja (saya belum pernah merasakan manfaat dari minum/diperciki air paritta).
			
				Quote from: raynoism on 17 September 2010, 11:24:01 AM
Quote from: Elin on 17 September 2010, 10:31:35 AM
Quote from: raynoism on 17 September 2010, 09:22:29 AM
hmm..saya kadang pas pergi. air saya taro di deket laptop trus saya puterin parita. efeknya sama kan? he3
biar praktis juga
:hammer: teteeep mau cara praktis..  #:-S
padahal uda dikasih tau diatas tuch... 
lho yang baca in parrita kan sudah memenuhi kualifikasi, bahkan yang nyanyi imee ooi kan dia sudah paham betul pelafalannya. saya sebagai pendengar juga yakin2 aja.
jadi nda masalah kan?
di mana letak ketidak efektifannya?
Judulnya: "cara baru dan praktis membuat air berkah".
Judulnya ini mencerminkan Ray mau bagi-bagi info ;D Berarti uda tau dong efektif ato gaknya? hehe... Btw, efektif ato gaknya dinilai darimana Ray? ada penyakit yang sembuh atau bagaimana?
			
 
			
			
				Quote
Judulnya: "cara baru dan praktis membuat air berkah".
Judulnya ini mencerminkan Ray mau bagi-bagi info ;D Berarti uda tau dong efektif ato gaknya? hehe... Btw, efektif ato gaknya dinilai darimana Ray? ada penyakit yang sembuh atau bagaimana?
bagi info kalau memang benar itu ga masalah.. tapi kalau tidak benar dan ini dipercayai oleh sebagian orang... cukup repot jadinya kan ? :p 
Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan apakah paritta yang dibacakan, terlepas dari rekaman atau tidak, oleh pelaku A atau B, itu efektif atau tidak.
bagi saya, dan bagi si pasien/penderita, seharusnya bukan hal2 seperti itu yang menjadi permasalahan, melainkan efektifitas dan manfaat yang diperoleh. Ketika anda pernah mengalami sakit parah, anda pun mungkin akan mengerti yang saya maksudkan hehe.. 
			
 
			
			
				^ ^ ^ mungkin ;D
Iya Blac, sampe saat ini sih saya memandang manfaat paritta adalah dari perenungan isi paritta-nya... Sebatas itu yang benar-benar saya pahami.
			
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? ;D Apa hubungan dewa dengan air paritta?
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa. Btw, pengertian "bijaksana" menurut Ray apa? 
			
 
			
			
				Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
air berkah.....
			
 
			
			
				Quote
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
baiklah, kalau begitu, anda bsia memastikan dulu bahwa khasiat dan efektifitas yang anda rasakan ini adalah BENAR? darimana benarnya? untuk mengetahui seberapa efektifitasnya, amatlah sulit bila dipraktekkan kepada diri sendiri. saya bagi ilmu saya disini, praktekkan ke orang lain yang sedang sakit parah.. Katakanlah saja ini adalah air obat untuk penyakitnya. (anda mau menjamin khasiatnya, silakan saja,itu hak anda), tanpa perlu minum obat lain, cukup air itu saja. anda pantau perkembangannya, dan reaksi apa yang muncul setelah ia meminum air tersebut. kiranya hasil dan pengalaman tersebut dapat diberikan sebagai info penunjang kepada kami agar kami pun dapat mempraktekkan hal yang sama.
saya pribadi tidak kenal imee oi atau siapapun itu.. dan siapapun pembacanya, bagi saya sama saja. 
Terjemahan atau tidak terjemahan... sama saja. tergantung mana yang lebih sesuai dan lebih dimengerti oleh si pelaku. 
Quotepara dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
dalam konteks bahasa, kurang tepat bila anda tuliskan demikian.  anda menuliskan seakan2 anda ini sudah mengerti para dewa, bila memang demikian... mohon ajarkan juga pada saya supaya saya dapat lebih memahami para dewa. 
			
 
			
			
				Quote
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
betul juga... sayang sekali dulu tidak ada sound player... bila ada, kita tidak perlu adanya bhikkhu ananda untuk membacakan paritta tersebut..  Cukup dengan panggung + sound system yang diset dekat sungai, maka jadilah sungai berkah. kalau cuma percikan air yah sedikit..  ke sungai saja biar bisa menjadi cadangan juga?
			
 
			
			
				hmm...
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:31:56 PM
Quote
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
baiklah, kalau begitu, anda bsia memastikan dulu bahwa khasiat dan efektifitas yang anda rasakan ini adalah BENAR? darimana benarnya? untuk mengetahui seberapa efektifitasnya, amatlah sulit bila dipraktekkan kepada diri sendiri. saya bagi ilmu saya disini, praktekkan ke orang lain yang sedang sakit parah.. Katakanlah saja ini adalah air obat untuk penyakitnya. (anda mau menjamin khasiatnya, silakan saja,itu hak anda), tanpa perlu minum obat lain, cukup air itu saja. anda pantau perkembangannya, dan reaksi apa yang muncul setelah ia meminum air tersebut. kiranya hasil dan pengalaman tersebut dapat diberikan sebagai info penunjang kepada kami agar kami pun dapat mempraktekkan hal yang sama.
saya pribadi tidak kenal imee oi atau siapapun itu.. dan siapapun pembacanya, bagi saya sama saja. 
Terjemahan atau tidak terjemahan... sama saja. tergantung mana yang lebih sesuai dan lebih dimengerti oleh si pelaku. 
Quotepara dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
dalam konteks bahasa, kurang tepat bila anda tuliskan demikian.  anda menuliskan seakan2 anda ini sudah mengerti para dewa, bila memang demikian... mohon ajarkan juga pada saya supaya saya dapat lebih memahami para dewa. 
hmm sodara blacque, sodara sendiri kan apakah pernah pergi ke alam dewa, kok tau di sana nda ada penterjemah bahasa pali?
ttg khasiat air berkah belum saya coba pada orang sakit keras, (saya harus membuat karya tulis ilmiah untuk ini, dengan double blind procedure)
 [at] mayisse: kebijaksanaan menurut saya, telah mengalami sepenuhnya dukkha, anicca dan anatta. 
			
				Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:36:05 PM
Quote
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
betul juga... sayang sekali dulu tidak ada sound player... bila ada, kita tidak perlu adanya bhikkhu ananda untuk membacakan paritta tersebut..  Cukup dengan panggung + sound system yang diset dekat sungai, maka jadilah sungai berkah. kalau cuma percikan air yah sedikit..  ke sungai saja biar bisa menjadi cadangan juga?
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung, Buddha mungkin berpikir akan membuat suasana kurang dramatis. kurang tradisional.dan akan mengagetkan YA Ananda. nah pada kenyataanya dengan suara YA Ananda aja bisa kok, (7 hari ya bacanya? lama bener, jaman sekarang cukup sound system)
			
 
			
			
				Quote
hmm sodara blacque, sodara sendiri kan apakah pernah pergi ke alam dewa, kok tau di sana nda ada penterjemah bahasa pali?
ttg khasiat air berkah belum saya coba pada orang sakit keras, (saya harus membuat karya tulis ilmiah untuk ini, dengan double blind procedure)
 [at] mayisse: kebijaksanaan menurut saya, telah mengalami sepenuhnya dukkha, anicca dan anatta.
Pernah atau tidak pernah, saya tidak melihat manfaatnya untuk diceritakan disini..
Saya pernah bertemu dengan orang Australia...  Ketika saya jelaskan, saya jelaskan semua hal dengan bahasa inggris kepada dia...  sampai akhirnya dia tanya kepada saya, dan ternyata dia berbicara dalam BAHASA INDONESIA. saya pun tanya kepada dia, darimana dia bisa mengerti bahasa indonesia, dia cma menjawab karena dia sudah tinggal di indonesia dari kecil.. 
Tetapi apakah semua orang Australia mengerti bahasa indonesia?? jawaban ini saya serahkan saja kepada anda... 
			
 
			
			
				Quote
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung, Buddha mungkin berpikir akan membuat suasana kurang dramatis. kurang tradisional.dan akan mengagetkan YA Ananda. nah pada kenyataanya dengan suara YA Ananda aja bisa kok, (7 hari ya bacanya? lama bener, jaman sekarang cukup sound system)
ya... saya itu usulan saya untuk anda kok... bukan usulan yang akan saya lakukan .... :p tapi saya amat tertarik untuk mengetahui pengalaman anda bila anda melakukan hal tersebut. oh ya, tambahkan juga rekaman2 dari aliran lain.. Semakin banyak semakin membantu kan?? 
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:38:20 PM
 [at] mayisse: kebijaksanaan menurut saya, telah mengalami sepenuhnya dukkha, anicca dan anatta. 
untuk memahami Tilakkhana sudah dijelaskan caranya oleh Sang Buddha. Dan cara itu bukanlah dengan minum air paritta :)
			
 
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:46:52 PM
Quote
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung
Terimakasih.. oh ya, Buddha kan memiliki pengetahuan yang sempurna sebagai seorang Sammasambuddha.... Kenapa beliau tidak melakukan hal tersebut? bagaimana hal ini menurut anda? Sang Buddha juga tidak perlu berceramah ke berbagai daerah... cukup teleconference saja ke semua kota dan alam....  beres semuanya.. 
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.
2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.
			
 
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:51:10 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:46:52 PM
Quote
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung
Terimakasih.. oh ya, Buddha kan memiliki pengetahuan yang sempurna sebagai seorang Sammasambuddha.... Kenapa beliau tidak melakukan hal tersebut? bagaimana hal ini menurut anda? Sang Buddha juga tidak perlu berceramah ke berbagai daerah... cukup teleconference saja ke semua kota dan alam....  beres semuanya.. 
hmm ttg kemahatauan, iya saya baca di vinaya pitaka, memang benar Buddha itu maha tau. tetapi cara mengajar Buddha dibuat seefisien mungkin supaya sebanyak mungkin makhluk mengerti dhamma. (Buddha juga tau makhluk ini bakal tercerahkan atau tidak)...dan dikatakan dalam vinaya, Buddha mengajar dengan lengkap supaya dhamma Buddha bisa lebih awet, karena Buddha bilang ada Buddha2 lain yang kalau ngajar cuma nyuruh ini itu dan tidak suka ceramah, akibatnya dhamma Buddha tersebut pendek umurnya.
hmm hubungan uraian di atas dgn sound system dan tele conference. Buddha tentu saja akan menggunakan cara yang paling mudah diterima orang2. jangan sampai Buddha dikira melakukan sihir2 dengan menciptakan komputer dan lain2. Tetapi kelak pada jaman Buddha Metteya bisa saja Beliau menggunakan tele conference. atau pada Buddha akan datang yang lahir pada jaman teknologi maju. maka sungai berkah hasil sound system pun bisa dilakukan.
kalau Buddha Gotama terlalu menunjukkan kesaktian Beliau malah nanti tidak membawa kemajuan batin,. kalau kesaktian untuk mendatangan keyakinan,nda masalah. 
			
 
			
			
				Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.
2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.
1) oh.. Buddha kan cuma bilang ke Ananda untuk membaca Ratana SUtta dan memerciki kampung itu kan?lalu masalah selesai. yang Buddha tidak bilang yang bagian mana?
2) hmm...   
			
 
			
			
				Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.
2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.
ijin menambahkan untuk memperjelas point no 2... Seseorang yang dapat menyembuhkan kegelapan batin seseorang, itulah yang dapat dikatakan seseorang yang ajaib, yang bahkan seorang Sammasambuddha sendiri tidak dapat melakukan hal ini.
bayangkan bila iya, seketika sang buddha mencapai penerangan sempurna, semua makhluk terbebas dari roda samsara, dan semuanya seketika mencapai nibbana..... dan tidak ada makhluk2 yang tersisa di alam2 berkondisi... ^^ 
			
 
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 04:22:11 PM
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.
2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.
ijin menambahkan untuk memperjelas point no 2... Seseorang yang dapat menyembuhkan kegelapan batin seseorang, itulah yang dapat dikatakan seseorang yang ajaib, yang bahkan seorang Sammasambuddha sendiri tidak dapat melakukan hal ini.
bayangkan bila iya, seketika sang buddha mencapai penerangan sempurna, semua makhluk terbebas dari roda samsara, dan semuanya seketika mencapai nibbana..... dan tidak ada makhluk2 yang tersisa di alam2 berkondisi... ^^ 
hmm..iya saya setuju dengan hal ini....ibaratnya..cuma diri kita yang mampu membuat kita minum air berkah itu, kalau orang yang memaksakan maka kita bisa tersedak, (tapi kalau infus bagaimana ya? harusnya kan bisa jadi infus berkah kalau teori ini benar, kita mesti rame2 baca mantra di depan kumpulan infus supaya pasien cepat sembuh, kalau capai bisa pakai sound system)
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 24 September 2010, 04:21:52 PM
[spoiler]Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat.  penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.
2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.
[/spoiler]1) oh.. Buddha kan cuma bilang ke Ananda untuk membaca Ratana SUtta dan memerciki kampung itu kan?lalu masalah selesai. yang Buddha tidak bilang yang bagian mana?
2) hmm...  
Kalimat Ray yang dibold kurang tepat. Di kalimat tsb tidak disebutkan secara spesifik yaitu Vesali, jadi sepertinya mengeneralisir bahwa "kalau ada 
bencana wabah di suatu tempat, percik aja plus baca paritta. Dokter gak penting".
Lalu, saya tidak tau tentang kekuatan 'air yang dibacain paritta', jadi sy skeptis tentang hal ini. Sekali lagi, saya melihatnya hanya sebagai ritual saja.
Jadi, ketika Ray mengatakan bahwa 'air paritta 
mungkin bisa membuat bijaksana', atau 'air paritta punya kekuatan', atau 'suara imee ooi pastilah memiliki daya yang kuat', saya melihat pernyataan ini tidak berbeda jauh dengan seorang anak kecil yang menangis di depan rupang Buddha lalu berkhayal, kekuatan tangisannya akan membuat sang Buddha tersentuh untuk membantunya ;D 
			
 
			
			
				Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:58:57 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 04:21:52 PM
[spoiler]Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja... 
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat. 
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.
bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.
kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.
para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
Kok terdengar makin takhayul sih? 
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa
IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat.  penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......
1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.
2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.
[/spoiler]1) oh.. Buddha kan cuma bilang ke Ananda untuk membaca Ratana SUtta dan memerciki kampung itu kan?lalu masalah selesai. yang Buddha tidak bilang yang bagian mana?
2) hmm...  
Kalimat Ray yang dibold kurang tepat. Di kalimat tsb tidak disebutkan secara spesifik yaitu Vesali, jadi sepertinya mengeneralisir bahwa "kalau ada bencana wabah di suatu tempat, percik aja plus baca paritta. Dokter gak penting".
Lalu, saya tidak tau tentang kekuatan 'air yang dibacain paritta', jadi sy skeptis tentang hal ini. Sekali lagi, saya melihatnya hanya sebagai ritual saja.
Jadi, ketika Ray mengatakan bahwa 'air paritta mungkin bisa membuat bijaksana', atau 'air paritta punya kekuatan', atau 'suara imee ooi pastilah memiliki daya yang kuat', saya melihat pernyataan ini tidak berbeda jauh dengan seorang anak kecil yang menangis di depan rupang Buddha lalu berkhayal, kekuatan tangisannya akan membuat sang Buddha tersentuh untuk membantunya ;D 
ok saya akan meneliti dan menelaah lagi, nice discussion........(jangan lupa minum air berkah)
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 10 September 2010, 10:15:50 AM
Saya kadang membaca, banyak kesaksian orang yang sakit bisa sembuh karena meminum air yang telah diletakkan di altar dan dibacakan paritta2 atau bisa juga maha karuna dharani atau mantra Medicine Buddha. 
Dibacakannya juga banyak sekali sampai ber jam2.
hal ini didukung juga dengan penelitian dari Masaru Emoto.
Nah daripada repot, kita bisa meletakkan gelas air itu di depan speaker lalu diputarkan pembacaan maha karuna dharani sampai lama, kita kan bisa melakukan aktivitas lain.
Bahkan kita bisa memilih penyanyinya, bisa Imee Ooi, Bhikkhu2 yang terkenal dll.
apakah berbeda khasiat air nya kalau dibaca langsung secara live dengan dibacakan pakai kaset?
parritanya kan sama...kadang suara penyanyinya lebih bagus dari kita malah
Apakah kalau orang yang punya niat itu pikirannya bersih, terkonsentrasi, tapi suaranya jelek/fals/bisu, jadinya tidak manjur? 
			
 
			
			
				Quote
Apakah kalau orang yang punya niat itu pikirannya bersih, terkonsentrasi, tapi suaranya jelek/fals/bisu, jadinya tidak manjur?
Ngga juga... indah /buruknya suara, atau bahkan bisu masih bisa...  Hati dan Niatnya itu kan masih bisa berfungsi. ditambah matangnya kamma... kemanjuran pun tercipta.. 
			
 
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 25 September 2010, 09:30:11 AM
Quote
Apakah kalau orang yang punya niat itu pikirannya bersih, terkonsentrasi, tapi suaranya jelek/fals/bisu, jadinya tidak manjur?
Ngga juga... indah /buruknya suara, atau bahkan bisu masih bisa...  Hati dan Niatnya itu kan masih bisa berfungsi. ditambah matangnya kamma... kemanjuran pun tercipta.. 
Bagaimana dengan pengaruhnya lewat rekaman suara? Menurut Bro Blacque, bisa berpengaruh? 
			
 
			
			
				Quote
Bagaimana dengan pengaruhnya lewat rekaman suara? Menurut Bro Blacque, bisa berpengaruh?
sejujurnya, saya tidak tertarik untuk mencoba... karena menurut saya tidak akan bisa berpengaruh. antara 2 orang yang membacakan paritta/doa yang sama kepada secangkir gelas yang sama pun dapat memberikan hasil yang berbeda kemanjurannya..
Rekaman suara... ya apalagi.. ga ada unsur "pelaku", dalam hal ini niat dan tujuan, serta kamma baik si pelaku yang membacakan tidak ada.. 
			
 
			
			
				tapi bila memang ada, entah bro ray atau siapapun, yang sudah pernah mencoba dengan metode tersebut, dan berhasil dipraktekkan ke orang lain yang kesusahan...  saya akan menarik semua kata2 saya... dan mohon bimbingannya bagaimana bisa hal tersebut terwujud.... 
 :)
			
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 25 September 2010, 09:46:54 AM
sejujurnya, saya tidak tertarik untuk mencoba... karena menurut saya tidak akan bisa berpengaruh. antara 2 orang yang membacakan paritta/doa yang sama kepada secangkir gelas yang sama pun dapat memberikan hasil yang berbeda kemanjurannya..
Rekaman suara... ya apalagi.. ga ada unsur "pelaku", dalam hal ini niat dan tujuan, serta kamma baik si pelaku yang membacakan tidak ada.. 
Saya setuju. Bukanlah suara yang memberikan 'khasiat', namun kekuatan pikiran si pembaca. Pakai speaker paling besar, cari pembaca bersuara terindah, namun jika si pembaca tidak punya pikiran terpusat dan keinginan baik, maka tidak ada hasilnya. Sebaliknya jika pikiran terpusat dan berkeinginan baik, "mantra" diungkapkan dalam hati juga akan terlihat hasilnya. 
Mengenai efek pada si peminum sendiri, selain kemanjuran air tersebut, memang juga karma berperan. 
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 25 September 2010, 09:57:24 AM
Quote from: Blacquejacque on 25 September 2010, 09:46:54 AM
sejujurnya, saya tidak tertarik untuk mencoba... karena menurut saya tidak akan bisa berpengaruh. antara 2 orang yang membacakan paritta/doa yang sama kepada secangkir gelas yang sama pun dapat memberikan hasil yang berbeda kemanjurannya..
Rekaman suara... ya apalagi.. ga ada unsur "pelaku", dalam hal ini niat dan tujuan, serta kamma baik si pelaku yang membacakan tidak ada.. 
Saya setuju. Bukanlah suara yang memberikan 'khasiat', namun kekuatan pikiran si pembaca. Pakai speaker paling besar, cari pembaca bersuara terindah, namun jika si pembaca tidak punya pikiran terpusat dan keinginan baik, maka tidak ada hasilnya. Sebaliknya jika pikiran terpusat dan berkeinginan baik, "mantra" diungkapkan dalam hati juga akan terlihat hasilnya. 
Mengenai efek pada si peminum sendiri, selain kemanjuran air tersebut, memang juga karma berperan. 
pikiran dan suara sama2 bekerja dalam hukum2 alam, panca niyama. hukum alam saling mempengaruhi bukan hanya pikiran yang menentukan
kondisi pikiran manusia tidak mutlak diperlukan untuk bekerjanya suatu proses. contoh, seorang tabib yang hatinya begitu jahat dan mengharap kematian pasiennya (karena musuh besarnya), ketika terpaksa memberikan obat pada pasien itu (bukan racun karena sedang diawasi polisi misalnya), apakah obat itu akan berkurang khasiatnya hanya karena pikiran nya jelek? Kalau ada teman si pasien yang baik hati sekali sangat mengharapkan kesembuhan si teman, lalu keliru tak sengaja salah memberi racun karena ada musuh yang menukar isi botol obat, apakah si pasien itu akan selamat?  pikiran si teman tetap tidak bisa merubah racun jadi obat.(kecuali punya iddhi juga)
menurut saya, suara yang jelek dan fals, pelafalan nada mantra keliru, hasilnya akan kurang baik. pikiran memang besar pengaruhnya, tetapi hukum2 alam bukan cuma pikiran saja. saya menjatuhkan barang, saya percaya benda itu melayang, benda itu tetap jatuh karena gravitasi bumi (kecuali saya sudah meraih iddhi)
ttg pelaku, sudah jelas dikatakan Buddha, tidak ada yang namanya pelaku, yang ada hanyalah sebab2 yang saling berproses memunculkan akibat. MAnusia pembaca mantra hanya proses, speaker juga hanyalah kumpulan proses. tidak ada pelaku, hanya perlakuan yang ada
Buddha saja tercipta dengan 32 tanda agung hasil bentukan karma yang Beliau lakukan, jelas menjadi Sammasambuddha harus dengan fisik sempurna. Di sini membuktikan keindahan memang nyata ada dan perlu, namun Buddha bilang juga, keindahan itu tidak kekal dan tidak layak untuk dilekati, Buddha tidak pernah menyangkal keindahan, Beliau cuma bilang, keindahan itu nyata, tetapi hanyalah perpaduan proses dan unsur sehingga secara hakiki tidak nyata.
apalagi bisu, suara jelek saja kurang kok.  ada guru yang sangat pandai dan bijak, sayang terkena penyakit lalu bisu, apakah jika dia mengajar hanya dalam hati (seperti orang bisu baca parrita untuk air berkah), murid2 akan paham?
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 25 September 2010, 01:43:31 PM
pikiran dan suara sama2 bekerja dalam hukum2 alam, panca niyama. hukum alam saling mempengaruhi bukan hanya pikiran yang menentukan
kondisi pikiran manusia tidak mutlak diperlukan untuk bekerjanya suatu proses. contoh, seorang tabib yang hatinya begitu jahat dan mengharap kematian pasiennya (karena musuh besarnya), ketika terpaksa memberikan obat pada pasien itu (bukan racun karena sedang diawasi polisi misalnya), apakah obat itu akan berkurang khasiatnya hanya karena pikiran nya jelek? Kalau ada teman si pasien yang baik hati sekali sangat mengharapkan kesembuhan si teman, lalu keliru tak sengaja salah memberi racun karena ada musuh yang menukar isi botol obat, apakah si pasien itu akan selamat?  pikiran si teman tetap tidak bisa merubah racun jadi obat.(kecuali punya iddhi juga)
menurut saya, suara yang jelek dan fals, pelafalan nada mantra keliru, hasilnya akan kurang baik. pikiran memang besar pengaruhnya, tetapi hukum2 alam bukan cuma pikiran saja. saya menjatuhkan barang, saya percaya benda itu melayang, benda itu tetap jatuh karena gravitasi bumi (kecuali saya sudah meraih iddhi)
ttg pelaku, sudah jelas dikatakan Buddha, tidak ada yang namanya pelaku, yang ada hanyalah sebab2 yang saling berproses memunculkan akibat. MAnusia pembaca mantra hanya proses, speaker juga hanyalah kumpulan proses. tidak ada pelaku, hanya perlakuan yang ada
Buddha saja tercipta dengan 32 tanda agung hasil bentukan karma yang Beliau lakukan, jelas menjadi Sammasambuddha harus dengan fisik sempurna. Di sini membuktikan keindahan memang nyata ada dan perlu, namun Buddha bilang juga, keindahan itu tidak kekal dan tidak layak untuk dilekati, Buddha tidak pernah menyangkal keindahan, Beliau cuma bilang, keindahan itu nyata, tetapi hanyalah perpaduan proses dan unsur sehingga secara hakiki tidak nyata.
apalagi bisu, suara jelek saja kurang kok.  ada guru yang sangat pandai dan bijak, sayang terkena penyakit lalu bisu, apakah jika dia mengajar hanya dalam hati (seperti orang bisu baca parrita untuk air berkah), murid2 akan paham?
Memang betul bahwa di dunia ini bukan selalu ditentukan pikiran saja. Tetapi dalam hal ini, saya belum menemukan bahwa suara bisa mengubah struktur kristal air. 
Suara manusia yang sebetulnya adalah gelombang secara garis besar adalah berbeda warna (timbre), tinggi-rendah (frekuensi), dan kekuatan (amplitudo). Kalau ada penjelasannya, boleh dijelaskan di sini secara fisika. 
			
 
			
			
				thanks buat masukannya, iya saya memang berdasarkan kepercayaan saya terhadap instruksi Buddha untuk menolong warga vesali. harus dibuktikan, tetapi saya tidak menyangkal bahwa pikiran juga perlu. semua kan saling terkait. he3...
			
			
			
				Quote
menurut saya, suara yang jelek dan fals, pelafalan nada mantra keliru, hasilnya akan kurang baik. pikiran memang besar pengaruhnya, tetapi hukum2 alam bukan cuma pikiran saja. saya menjatuhkan barang, saya percaya benda itu melayang, benda itu tetap jatuh karena gravitasi bumi (kecuali saya sudah meraih iddhi)
ttg pelaku, sudah jelas dikatakan Buddha, tidak ada yang namanya pelaku, yang ada hanyalah sebab2 yang saling berproses memunculkan akibat. MAnusia pembaca mantra hanya proses, speaker juga hanyalah kumpulan proses. tidak ada pelaku, hanya perlakuan yang ada
Buddha saja tercipta dengan 32 tanda agung hasil bentukan karma yang Beliau lakukan, jelas menjadi Sammasambuddha harus dengan fisik sempurna. Di sini membuktikan keindahan memang nyata ada dan perlu, namun Buddha bilang juga, keindahan itu tidak kekal dan tidak layak untuk dilekati, Buddha tidak pernah menyangkal keindahan, Beliau cuma bilang, keindahan itu nyata, tetapi hanyalah perpaduan proses dan unsur sehingga secara hakiki tidak nyata.
apalagi bisu, suara jelek saja kurang kok.  ada guru yang sangat pandai dan bijak, sayang terkena penyakit lalu bisu, apakah jika dia mengajar hanya dalam hati (seperti orang bisu baca parrita untuk air berkah), murid2 akan paham?
Saya menilai disini, keterkaitan hubungan yang anda sampaikan tidak relevan. Tapi saat ini bukan itu yang akan kita bahas kan? :P akan makin sulit dimengerti bila suatu hal yang berbeda anda anggap sama. Perlu adanya pemilah2an dulu hehe
Sekaitan dengan hal nada suara, pelafalan mantra, memberikan hasil yang kurang baik... adalah kurang tepat. 
Namun, pelafalan mantra, seperti misalnya mengucapkan bhavantu, malah jadinya bhavatu... ini memang SALAH... Karena dua2nya adalah hal yang berbeda tapi dapat terdengar sama... Tetapi hal yang terdengar sama tersebut, bukan berarti si pelaku salah melafalkan mantra... kecuali bila ia yang seharusnya mengucapkan bhavantu, malah ingatnya bhavatu :p
Nada suara sekaitan dengan efek kemanjuran.. saya belum pernah menemui hal dimana nada suara berpengaruh. Dari beberapa orang yang saya temui yang mampu untuk membuat air berkah, tidak semuanya bernada indah, MALAHAN... mereka bukan penyanyi...:P
Faktor dalam pengajaran adalah penyampaian informasi, yang dapat berupa tulisan, suara, gambar, gerak tubuh... apakah anda selama ini anda hanya belajar melalui penyampaian suara?? kita saat ini berdiskusi pun bukan melalui suara kan? anda tidak tahu nada saya indah atau tidak, saya pun begitu..  anda juga tidak tahu apakah saya ini bisu atau tidak.. :p tetapi saya menggunakan kepandaian saya, untuk menyampaikan pikiran saya ini kepada anda dengan metode yang tepat, yaitu melalui tulisan ini. 
			
 
			
			
				oh.....
saya sudah beberapa hari tidak meminum air berkah speaker saya...
kemungkinan tenaga saya bisa berkurang nih......
			
			
			
				^ ^ ^ :)) hanya perasaanmu saja, nak...
Btw, sy males bahas tentang air berkah. Pada akhirnya tidak ada bukti nyata dan kita hanya sibuk berspekulasi...
			
			
			
				Quote from: Mayvise on 27 September 2010, 01:02:01 PM
^ ^ ^ :)) hanya perasaanmu saja, nak...
Btw, sy males bahas tentang air berkah. Pada akhirnya tidak ada bukti nyata dan kita hanya sibuk berspekulasi...
Saya tidak berspekulasi  :)
			
 
			
			
				Quote from: Mayvise on 27 September 2010, 01:02:01 PM
^ ^ ^ :)) hanya perasaanmu saja, nak...
Btw, sy males bahas tentang air berkah. Pada akhirnya tidak ada bukti nyata dan kita hanya sibuk berspekulasi...
hmmm....ok saya mau bikin tugas dulu........(sambil membuat air berkah di depan komputer)
			
 
			
			
				 [at]  Ray & Blac: Saya tidak mengatakan bahwa air berkah atau apapun lah namanya itu, adalah hoax. Bisa saja terjadi, entah bagaimana caranya. Bisa saja ampuh alias manjur, entah apa saja faktor pengkondisinya.
Tapi hati-hati jangan sampe tersugesti... atau berkhayal... atau membuatnya menjadi sakral.
(Ray, iya silakan membuat air berkah... jangan lupa diminum lho... biar lancar bikin tugasnya ;D )
			
			
			
				Quote from: Mayvise on 27 September 2010, 01:48:45 PM
 [at]  Ray & Blac: Saya tidak mengatakan bahwa air berkah atau apapun lah namanya itu, adalah hoax. Bisa saja terjadi, entah bagaimana caranya. Bisa saja ampuh alias manjur, entah apa saja faktor pengkondisinya.
Tapi hati-hati jangan sampe tersugesti... atau berkhayal... atau membuatnya menjadi sakral.
(Ray, iya silakan membuat air berkah... jangan lupa diminum lho... biar lancar bikin tugasnya ;D )
oh thanks....ntar kalau saya kepikir cara2 baru memberkahi air, ntar saya post
			
 
			
			
				Quote
Tapi hati-hati jangan sampe tersugesti... atau berkhayal... atau membuatnya menjadi sakral.
Thanks atas peringatannya...  Semoga ngga sampai menjurus ke arah sana :)
			
 
			
			
				Kalau air memang merespon kata-kata, bukan pikiran, saya lumayan penasaran apakah air bisa membedakan bahasa. Misalnya kalau denger "kyur de sik" apakah airnya akan berbahasa Inggris dan menerjemahkan ke "cure the sick" ataukah tercampur bahasa Estonia "kiur de sikk" (puting susu kambing jantan)? 
Apakah juga air bisa membedakan logat? Karena di Australia pelafalan "today" cukup mirip ke "to die". 
			
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 27 September 2010, 02:16:03 PM
Quote
Tapi hati-hati jangan sampe tersugesti... atau berkhayal... atau membuatnya menjadi sakral.
Thanks atas peringatannya...  Semoga ngga sampai menjurus ke arah sana :)
Sesuatu yang "tak tampak" memang cenderung menjurus ke arah sana.
Dalam beberapa kasus, penyembuhan bisa terjadi berkat air paritta. Tapi apakah semua air yang dicap sebagai 'air paritta' adalah benar-benar ada kekuatannya? tidak ada yang bisa memastikan. 
Kalo orangnya Optimis, dia percaya bahwa airnya pastilah memiliki kekuatan. Dia yakin suara Imee Ooi sangat mendukung terciptanya air yang manjur. Atau dia berpikir, air ini dibacakan paritta oleh Bhante senior. Pasti manjur nih... Lantas kalo airnya tidak manjur, nanti malah bisa menyalahkan: ooh bhantenya kurang sakti, oo.. saya harus belajar bahasa pali biar afdol, dst. Akhirnya hanya berputar-putar dalam pernyataan-pernyataan pembenaran. Mencari alasan yang tampak logis untuk mempertahankan ke-sakral-an air paritta atau meningkatkan kemanjuran air paritta.
Setau saya - tolong dikoreksi kalo ternyata saya hanya sok tau - kisah di Vesali adalah satu-satunya kisah tentang air paritta. Selain kisah itu, tidak ada kisah lain yang menunjukkan cara membasmi wabah dengan air paritta. Lantas mengapa sebuah kisah tersebut lalu membuat air paritta seolah-olah menjadi sesuatu yang sangat menakjubkan?
Misalnya kisah tentang Angulimala yang membacakan paritta untuk seorang wanita yang hendak melahirkan. Apakah lalu paritta tersebut adalah paritta mujarab yang ketika dibacakan untuk semua wanita yang hendak melahirkan, langsung bisa lancar melahirkannya?
Lalu ada kisah tentang Maha Kassapa yang sembuh ketika dibacakan Bhojjanga Paritta, apakah lantas orang sakit bisa sembuh ketika dibacakan Bhojjanga Paritta?
Saya menulis hal ini bukan berarti ingin mengubah Ray dari Optimis menjadi Pesimis. Tapi hanya mau mengingatkan saja agar berhati-hati. Kadang kita merasa bahwa suatu hal itu pasti benar, hanya karena terlalu percaya (tanpa pengertian benar). Atau mencari jalan pintas karena gak mau repot (misalnya minum air paritta biar pinter ;D ).
			
 
			
			
				mungkin dalam kasus pembacaan paritta di Sutta, orang yang membacakan yang berpengaruh?
			
			
			
				Quote from: xenocross on 27 September 2010, 03:53:15 PM
mungkin dalam kasus pembacaan paritta di Sutta, orang yang membacakan yang berpengaruh?
Kalo yang Bhojjanga Paritta, di paritta tsb dikatakan bahwa setelah mendengar isi paritta tersebut, Maha Kassapa merasa bahagia dan oleh karena itu beliau sembuh. IMHO, faktor terpenting kesembuhan adalah karena beliau bahagia mendengar isi paritta tersebut. Beliau 
memahami isi paritta tersebut, dan berbahagia karenanya (tentu didukung oleh karma baik beliau juga).
			
 
			
			
				Quote from: Mayvise on 27 September 2010, 03:34:47 PM
Dalam beberapa kasus, penyembuhan bisa terjadi berkat air paritta. Tapi apakah semua air yang dicap sebagai 'air paritta' adalah benar-benar ada kekuatannya? tidak ada yang bisa memastikan. 
Kalau menurut Masaru Emoto, yang dibacakan positif, kristal airnya menjadi sempurna. Ini memang mungkin pengaruh ketika diminum, tapi juga belum ada penjelasannya air tersebut dipercik, lalu bisa menyembuhkan. Masih sebatas kepercayaan juga. 
QuoteMisalnya kisah tentang Angulimala yang membacakan paritta untuk seorang wanita yang hendak melahirkan. Apakah lalu paritta tersebut adalah paritta mujarab yang ketika dibacakan untuk semua wanita yang hendak melahirkan, langsung bisa lancar melahirkannya?
Dalam kasus Angulimala, sebetulnya kekuatan kebenaran yang berpengaruh. Jika dibacakan 1000 kali oleh orang yang gemar membunuh, walaupun suaranya merdu dan pelafalannya baik, saya yakin tidak akan manjur. 
QuoteLalu ada kisah tentang Maha Kassapa yang sembuh ketika dibacakan Bhojjanga Paritta, apakah lantas orang sakit bisa sembuh ketika dibacakan Bhojjanga Paritta?
Ketika sakit, pikiran kita menjadi lemah dan kurang terpusat untuk men-sugesti diri sendiri. Maka pembacaan paritta oleh orang lain bisa membantu kita men-sugesti diri sendiri. Buddha sendiri sewaktu sakit, meminta bhikkhu lain membacakan paritta. 
QuoteSaya menulis hal ini bukan berarti ingin mengubah Ray dari Optimis menjadi Pesimis. Tapi hanya mau mengingatkan saja agar berhati-hati. Kadang kita merasa bahwa suatu hal itu pasti benar, hanya karena terlalu percaya (tanpa pengertian benar). Atau mencari jalan pintas karena gak mau repot (misalnya minum air paritta biar pinter ;D ).
Ini yang sebetulnya paling penting. Dari mencari hal gampang (pakai rekaman) saja itu sudah menggeser makna dari air paritta itu sendiri, walaupun maksudnya adalah baik.  
			
 
			
			
				jadi mungkin mendengarkan rekaman paritta bagi orang sakit? Kalau orangnya ngerti paritta itu bisa manjur gitu?
			
			
			
				^ ^ ^ Sy gak paham betul faktor-faktor apa saja yang menentukan kemanjuran (air) paritta untuk menyembuhkan orang sakit. Dari awal saya hanya tertarik untuk melihat manfaat paritta dari isi (Dhamma) nya, dan bukan dari "kekuatan" nya :)
			
			
			
				Quote from: xenocross on 28 September 2010, 09:51:41 AM
jadi mungkin mendengarkan rekaman paritta bagi orang sakit? Kalau orangnya ngerti paritta itu bisa manjur gitu?
Ya, jadi kalau dari sudut psikologis, isi dari paritta itu yang membuat pikiran si penderita terpusat. Di samping itu, dari sudut pandang Buddhisme, konsentrasi dari si pembaca paritta juga membantu membuahkan kamma baik si penderita sakit. 
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 27 September 2010, 02:30:57 PM
Kalau air memang merespon kata-kata, bukan pikiran, saya lumayan penasaran apakah air bisa membedakan bahasa. Misalnya kalau denger "kyur de sik" apakah airnya akan berbahasa Inggris dan menerjemahkan ke "cure the sick" ataukah tercampur bahasa Estonia "kiur de sikk" (puting susu kambing jantan)? 
Apakah juga air bisa membedakan logat? Karena di Australia pelafalan "today" cukup mirip ke "to die". 
hmm..maka dari itu mantra yang baik haruslah dalam bahasa aslinya, sanskrit atau turunannya bisa, yang penting masih sanskrit. SUdah dibuktikan juga bahwa bahasa sanskrit adalah bahasa yang tidak ambigu dan bisa dipakai buat komputer untuk menjembatani antara manusia dan komputer, NASA yang meneliti. 
apakah ada mantra yang menggunakan kata cure the sick? atau to day? setau saya sanskrit atau bahasa kuno laen dah, belum ketemu mantra bahasa inggris. terjemahan inggris ada memang.
nda usah air parrita, minum obat yang dikasi dokter tidak semua pasien sembuh. 
parrita biarpun dibaca tidak mengerti, itu sudah sangat bermanfaat. 
bahkan kalau air supaya bener2 ampuh kan dibacain sampai lama seperti di ratana sutta, sekarang dengan komputer kita bisa mempercepat pembacaan mantra 7 hari 7 malam, jadi filenya diedit lalu dimampatkan atau dipercepat hingga jadi beberapa menit saja, kan jadi keren ntar airnya.
bahkan kemaren malem saya coba taruh botol air di atas speaker lap top, lalu saya puterin dharani. saya pegang botol tersebut yang sedang dikasi dharani, botol itu terasa bergetar halus sesuai irama dharani, ini membuktikan bahwa metode ini sukses karena suara dharani begitu kerennya sehingga mampu membuat botol air saya bergetar. dan yang menyanyi bukan sembarang orang tapi Imee Ooi. ingat, Imee OOi yang nyanyi, pasti hasilnya menakjubkan.
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
ingat Imee Ooi
			
 
			
			
				kok saya baca post di atas jadi ingat artikel bhante Dhammika tentang prayer wheel
http://sdhammika.blogspot.com/2009/01/prayer-wheels.html
			
			
			
				Quote from: raynoism on 28 September 2010, 02:33:10 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 September 2010, 02:30:57 PM
Kalau air memang merespon kata-kata, bukan pikiran, saya lumayan penasaran apakah air bisa membedakan bahasa. Misalnya kalau denger "kyur de sik" apakah airnya akan berbahasa Inggris dan menerjemahkan ke "cure the sick" ataukah tercampur bahasa Estonia "kiur de sikk" (puting susu kambing jantan)? 
Apakah juga air bisa membedakan logat? Karena di Australia pelafalan "today" cukup mirip ke "to die". 
hmm..maka dari itu mantra yang baik haruslah dalam bahasa aslinya, sanskrit atau turunannya bisa, yang penting masih sanskrit. SUdah dibuktikan juga bahwa bahasa sanskrit adalah bahasa yang tidak ambigu dan bisa dipakai buat komputer untuk menjembatani antara manusia dan komputer, NASA yang meneliti. 
apakah ada mantra yang menggunakan kata cure the sick? atau to day? setau saya sanskrit atau bahasa kuno laen dah, belum ketemu mantra bahasa inggris. terjemahan inggris ada memang.
^ ^ ^ Itu hanya contoh aja Ray, bahwa kata-kata dalam bahasa yang berbeda bisa memiliki pelafalan yang sangat mirip.
nda usah air parrita, minum obat yang dikasi dokter tidak semua pasien sembuh. 
parrita biarpun dibaca tidak mengerti, itu sudah sangat bermanfaat.
bahkan kalau air supaya bener2 ampuh kan dibacain sampai lama seperti di ratana sutta, sekarang dengan komputer kita bisa mempercepat pembacaan mantra 7 hari 7 malam, jadi filenya diedit lalu dimampatkan atau dipercepat hingga jadi beberapa menit saja, kan jadi keren ntar airnya.
^ ^ ^ saya yakin Ray sedang bercanda. Jadi, thread ini serius atau hanya iseng-iseng aja Ray? Saya kembalikan ke tangan TS ;D
bahkan kemaren malem saya coba taruh botol air di atas speaker lap top, lalu saya puterin dharani. saya pegang botol tersebut yang sedang dikasi dharani, botol itu terasa bergetar halus sesuai irama dharani, ini membuktikan bahwa metode ini sukses karena suara dharani begitu kerennya sehingga mampu membuat botol air saya bergetar. dan yang menyanyi bukan sembarang orang tapi Imee Ooi. ingat, Imee OOi yang nyanyi, pasti hasilnya menakjubkan.
^ ^ ^ saya yakin Ray bercanda lagi. Benda apapun yang ditaro di atas speaker pasti bergetar lah ;D
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
^ ^ ^ no comment
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
^ ^ ^ becanda lagi kan ???
ingat Imee Ooi
^ ^ ^ ingat... ingat... tink  ;)
			 
			
			
				Quote from: raynoism on 28 September 2010, 02:33:10 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 September 2010, 02:30:57 PM
Kalau air memang merespon kata-kata, bukan pikiran, saya lumayan penasaran apakah air bisa membedakan bahasa. Misalnya kalau denger "kyur de sik" apakah airnya akan berbahasa Inggris dan menerjemahkan ke "cure the sick" ataukah tercampur bahasa Estonia "kiur de sikk" (puting susu kambing jantan)? 
Apakah juga air bisa membedakan logat? Karena di Australia pelafalan "today" cukup mirip ke "to die". 
hmm..maka dari itu mantra yang baik haruslah dalam bahasa aslinya, sanskrit atau turunannya bisa, yang penting masih sanskrit. SUdah dibuktikan juga bahwa bahasa sanskrit adalah bahasa yang tidak ambigu dan bisa dipakai buat komputer untuk menjembatani antara manusia dan komputer, NASA yang meneliti. 
apakah ada mantra yang menggunakan kata cure the sick? atau to day? setau saya sanskrit atau bahasa kuno laen dah, belum ketemu mantra bahasa inggris. terjemahan inggris ada memang.
nda usah air parrita, minum obat yang dikasi dokter tidak semua pasien sembuh. 
parrita biarpun dibaca tidak mengerti, itu sudah sangat bermanfaat. 
bahkan kalau air supaya bener2 ampuh kan dibacain sampai lama seperti di ratana sutta, sekarang dengan komputer kita bisa mempercepat pembacaan mantra 7 hari 7 malam, jadi filenya diedit lalu dimampatkan atau dipercepat hingga jadi beberapa menit saja, kan jadi keren ntar airnya.
bahkan kemaren malem saya coba taruh botol air di atas speaker lap top, lalu saya puterin dharani. saya pegang botol tersebut yang sedang dikasi dharani, botol itu terasa bergetar halus sesuai irama dharani, ini membuktikan bahwa metode ini sukses karena suara dharani begitu kerennya sehingga mampu membuat botol air saya bergetar. dan yang menyanyi bukan sembarang orang tapi Imee Ooi. ingat, Imee OOi yang nyanyi, pasti hasilnya menakjubkan.
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
ingat Imee Ooi
untuk promosi silahkan di Kaki Lima, Bro.
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 28 September 2010, 02:33:10 PM
hmm..maka dari itu mantra yang baik haruslah dalam bahasa aslinya, sanskrit atau turunannya bisa, yang penting masih sanskrit. SUdah dibuktikan juga bahwa bahasa sanskrit adalah bahasa yang tidak ambigu dan bisa dipakai buat komputer untuk menjembatani antara manusia dan komputer, NASA yang meneliti. 
apakah ada mantra yang menggunakan kata cure the sick? atau to day? setau saya sanskrit atau bahasa kuno laen dah, belum ketemu mantra bahasa inggris. terjemahan inggris ada memang.
nda usah air parrita, minum obat yang dikasi dokter tidak semua pasien sembuh. 
parrita biarpun dibaca tidak mengerti, itu sudah sangat bermanfaat. 
bahkan kalau air supaya bener2 ampuh kan dibacain sampai lama seperti di ratana sutta, sekarang dengan komputer kita bisa mempercepat pembacaan mantra 7 hari 7 malam, jadi filenya diedit lalu dimampatkan atau dipercepat hingga jadi beberapa menit saja, kan jadi keren ntar airnya.
bahkan kemaren malem saya coba taruh botol air di atas speaker lap top, lalu saya puterin dharani. saya pegang botol tersebut yang sedang dikasi dharani, botol itu terasa bergetar halus sesuai irama dharani, ini membuktikan bahwa metode ini sukses karena suara dharani begitu kerennya sehingga mampu membuat botol air saya bergetar. dan yang menyanyi bukan sembarang orang tapi Imee Ooi. ingat, Imee OOi yang nyanyi, pasti hasilnya menakjubkan.
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
ingat Imee Ooi
Oh, jadi air mengenali bahasa tertentu yah? :D
OK deh, no comment. 
			
 
			
			
				Quote from: xenocross on 28 September 2010, 02:40:25 PM
kok saya baca post di atas jadi ingat artikel bhante Dhammika tentang prayer wheel
http://sdhammika.blogspot.com/2009/01/prayer-wheels.html
Beliau kan memang bukan praktisi tibetan buddhism, wajar kalau melihat hal2 sperti di tibet itu bagi dia kurang berguna. Silakahkan cari artikel ttg prayer wheel dimana para lama atau rinpoche menganggap prayer wheel itu tidak berguna. (lagian Beliau juga belum punya kesaktian kok, jadi mana dia tau prayer wheel berguna atau tidak,pendapatnya itu kan memang pendapat pribadi dia)
air tidak bisa mengenali bahasa tertentu kok....hanya sebab akibat saja.
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 28 September 2010, 02:51:36 PM
Quote from: xenocross on 28 September 2010, 02:40:25 PM
kok saya baca post di atas jadi ingat artikel bhante Dhammika tentang prayer wheel
http://sdhammika.blogspot.com/2009/01/prayer-wheels.html
Beliau kan memang bukan praktisi tibetan buddhism, wajar kalau melihat hal2 sperti di tibet itu bagi dia kurang berguna. Silakahkan cari artikel ttg prayer wheel dimana para lama atau rinpoche menganggap prayer wheel itu tidak berguna. (lagian Beliau juga belum punya kesaktian kok, jadi mana dia tau prayer wheel berguna atau tidak,pendapatnya itu kan memang pendapat pribadi dia)
air tidak bisa mengenali bahasa tertentu kok....hanya sebab akibat saja.
sebab akibat dari apa ? 
			
 
			
			
				Quote
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
Yah sepandai2nya... yang dilihat disini bukan cara menjalankannya seefektif dan sepraktis mungkin dengan mengabaikan hasilnya. 
Ketika orang sakit parah, mereka dapat saja mengabaikan cara pengobatannya dari mana... yang mereka utamakan adalah Kesembuhan, dalam hal ini merupakan HASIL nya :P
nah, bagaimana hasilnya dari metode anda, hingga saat ini anda tidak dapat membuktikannya kepada orang lain kan, anda hanya dapat memberikan pembuktian dari diri anda, sehingga bagi saya, mungkin anda terlalu mensugesti diri sendiri tentang air tersebut, paritta tersebut, dharani tersebut, dan imei ooi tersebut. 
			
 
			
			
				iya memang masih buat diri saya sendiri dulu. kalau ada yang sakit akan saya rujuk ke tabib dulu aja. saya sangat menyenangi air berkah saya sendiri. lap top buat muterin lagu dharani pun telah menjadi lap top berkah menurut saya.
sebab akibat ya, sepeerti kalau di bumi saya lepas gelas ya jatuh, saya suka atau tidak, saya percaya atau tidak, kalau gelas itu tidak dihalangi ya tetap jatuh.
			
			
			
				Ray, ada dua manfaat kalo Ray membaca paritta sendiri. Pertama, Ray (mungkin) bisa mendapat air berkah. Kedua, Ray sendiri melakukan kebajikan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan. 
Mengapa memilih satu manfaat bila bisa mendapat dua?
			
			
			
				Quote from: Mayvise on 30 September 2010, 12:49:25 PM
Ray, ada dua manfaat kalo Ray membaca paritta sendiri. Pertama, Ray (mungkin) bisa mendapat air berkah. Kedua, Ray sendiri melakukan kebajikan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan. 
Mengapa memilih satu manfaat bila bisa mendapat dua?
Karena yang dua manfaat dilakukan dengan susah payah, kalau yang satu, tinggal pake tenaga listrik. 
			
 
			
			
				Quote
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
saya jadi bertanya2, kalau suaranya saja sudah begitu dahsyat, manfaat apakah yg bisa kita harapkan jika mengawini Imee Ooi?
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 30 September 2010, 12:53:29 PM
Quote
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
saya jadi bertanya2, kalau suaranya saja sudah begitu dahsyat, manfaat apakah yg bisa kita harapkan jika mengawini Imee Ooi?
hmm...saya suka ide ini. menurut logika saya sih, maka dalam keseharian maka kita bisa mendengar suara Imee OOi yang asli,bukan sekedar di rekaman (bayangin yang rekaman aja berkah, apalagi asli), dan kita akan terbiasa untuk selalu diingatkan untuk belajar dhamma terus.
Quote from: Mayvise on 30 September 2010, 12:49:25 PM
Ray, ada dua manfaat kalo Ray membaca paritta sendiri. Pertama, Ray (mungkin) bisa mendapat air berkah. Kedua, Ray sendiri melakukan kebajikan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan. 
Mengapa memilih satu manfaat bila bisa mendapat dua?
thanks, iya saya seneng kok mestinya belajar parrita dan menghapal nya. cuman saya ingin memanfaatkan waktu luang ketika sekolah, saya kan tidak sempat buat air berkah di skul (kecuali guru mengijinkan), nah pulang2 air berkah sudah tersedia untuk diminum. kalau parrita dihapal hasilnya akan bagus sekali karena neuron2 yang buat menghapal pun akan berubah menjadi neuron berkah tentunya. kita bisa membuat air berkah di manapun juga. Tubuh kita kan 70 persen air, kalau kita baca parrita maka tubuh kita pun akan menjadi tubuh berkah
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 30 September 2010, 12:53:29 PM
Quote
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
saya jadi bertanya2, kalau suaranya saja sudah begitu dahsyat, manfaat apakah yg bisa kita harapkan jika mengawini Imee Ooi?
ga perlu pake kaset atau cd lagi ... tinggal minta dia nyanyi.. 
			
 
			
			
				Quote from: raynoism on 30 September 2010, 01:02:36 PM
Quote from: Indra on 30 September 2010, 12:53:29 PM
Quote
menurut saya mengganti bacaan parrita asli dengan rekaman bukan lah mencari cara gampang, namun menunjukkan bagaimana menggunakan teknologi yang ada, itu namanya kepandaian.
seseorang bisa memiliki kepandaian seperti itu, pastilah karena beliau meminum air berkah yang diberi suara rekaman dharani yang dinyanyikan oleh Imee Ooi....
saya jadi bertanya2, kalau suaranya saja sudah begitu dahsyat, manfaat apakah yg bisa kita harapkan jika mengawini Imee Ooi?
hmm...saya suka ide ini. menurut logika saya sih, maka dalam keseharian maka kita bisa mendengar suara Imee OOi yang asli,bukan sekedar di rekaman (bayangin yang rekaman aja berkah, apalagi asli), dan kita akan terbiasa untuk selalu diingatkan untuk belajar dhamma terus.
maksud saya, mungkin dagingnya bahkan lebih dahsyat lagi daripada suaranya
			
 
			
			
				Quote from: Blacquejacque on 30 September 2010, 01:05:07 PM
ga perlu pake kaset atau cd lagi ... tinggal minta dia nyanyi.. 
Kalau pakai kaset/CD adalah sama, sungguh mubazir buang-buang biaya mengawininya hanya untuk mendapat manfaat sama yang bisa didapat dengan kaset/CD. 
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 01:18:39 PM
Quote from: Blacquejacque on 30 September 2010, 01:05:07 PM
ga perlu pake kaset atau cd lagi ... tinggal minta dia nyanyi.. 
Kalau pakai kaset/CD adalah sama, sungguh mubazir buang-buang biaya mengawininya hanya untuk mendapat manfaat sama yang bisa didapat dengan kaset/CD. 
maaf tapi Bro Kainyn mungkin tidak melihat peluang dari investasi ini, saya akan  buka praktek dengan menyewakan suaranya
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 01:18:39 PM
Quote from: Blacquejacque on 30 September 2010, 01:05:07 PM
ga perlu pake kaset atau cd lagi ... tinggal minta dia nyanyi.. 
Kalau pakai kaset/CD adalah sama, sungguh mubazir buang-buang biaya mengawininya hanya untuk mendapat manfaat sama yang bisa didapat dengan kaset/CD.
Mendengarkan secara live kan lebih menarik? :p bisa request lagu lain juga kalau mau.. 
Kalau khawatir buang2 biaya untuk mengawininya... GAMPANG... jgn kita yang kawinin dia... dia yang kawinin kita dong
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 30 September 2010, 01:21:19 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 01:18:39 PM
Quote from: Blacquejacque on 30 September 2010, 01:05:07 PM
ga perlu pake kaset atau cd lagi ... tinggal minta dia nyanyi.. 
Kalau pakai kaset/CD adalah sama, sungguh mubazir buang-buang biaya mengawininya hanya untuk mendapat manfaat sama yang bisa didapat dengan kaset/CD. 
maaf tapi Bro Kainyn mungkin tidak melihat peluang dari investasi ini, saya akan  buka praktek dengan menyewakan suaranya
selain itu saya juga akan memproduksi bukan saja2 CD paritta, tapi juga CD untuk segmen pasar agama lain
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 30 September 2010, 01:21:19 PM
maaf tapi Bro Kainyn mungkin tidak melihat peluang dari investasi ini, saya akan  buka praktek dengan menyewakan suaranya
Betul sekali, saya tidak melihat potensi itu. Selama "raynoism-ism" masih berkembang, tentu suaranya menjadi komoditi yang seperti kacang goreng. 
Quote from: Blacquejacque on 30 September 2010, 01:22:14 PM
Mendengarkan secara live kan lebih menarik? :p bisa request lagu lain juga kalau mau.. 
Kalau khawatir buang2 biaya untuk mengawininya... GAMPANG... jgn kita yang kawinin dia... dia yang kawinin kita dong
Betul, tapi ada yang lebih efektif: biarkan Bro Indra yang mengawininya, nanti lagi kopdar baru kita request dan rekam. 
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 30 September 2010, 01:24:09 PM
selain itu saya juga akan memproduksi bukan saja2 CD paritta, tapi juga CD untuk segmen pasar agama lain
Kalau ini sepertinya susah karena masyarakat lebih percaya jika dinyanyikan dengan penuh kepercayaan (penyanyinya beragama sama dengan lagunya). 
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 01:29:28 PM
Kalau ini sepertinya susah karena masyarakat lebih percaya jika dinyanyikan dengan penuh kepercayaan (penyanyinya beragama sama dengan lagunya). 
Agama lain itu mungkin maksudnya TBSN, Falun Gong, Suma Ching Hai's spiritual teachings, dll.
			
 
			
			
				Quote from: upasaka on 30 September 2010, 05:34:49 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 01:29:28 PM
Kalau ini sepertinya susah karena masyarakat lebih percaya jika dinyanyikan dengan penuh kepercayaan (penyanyinya beragama sama dengan lagunya). 
Agama lain itu mungkin maksudnya TBSN, Falun Gong, Suma Ching Hai's spiritual teachings, dll.
Oh, maksudnya yang "sealiran" gitu yah? :D Betul, bisa juga. 
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 05:37:51 PM
Quote from: upasaka on 30 September 2010, 05:34:49 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 September 2010, 01:29:28 PM
Kalau ini sepertinya susah karena masyarakat lebih percaya jika dinyanyikan dengan penuh kepercayaan (penyanyinya beragama sama dengan lagunya). 
Agama lain itu mungkin maksudnya TBSN, Falun Gong, Suma Ching Hai's spiritual teachings, dll.
Oh, maksudnya yang "sealiran" gitu yah? :D Betul, bisa juga. 
iya tapi yang asli kan cuma Buddha. air berkahnya pun asli.kalau aliran lain, berkahnya belum terjamin