jumpa lagi cidev...
koq kenapa topiknya dikunci?
aku beri bahan perenungan buat pertanyaan cidev.
seperti yang aku sudah tulis penjelasan juga pada http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=12295.msg290200#new
ini perenungannya :
klo setiap perbuatan baik yang dasarnya hanya tertuju kepada (bagi) kepentingan/keuntungan diri sendiri, itu disebut tindakan metta gak?
seperti juga metta melandasi karuna upekha dan mudita.
'for GOD is love'
jadi klo dilihat dari perbandingan yang saya berikan diatas, metta itu masuk dalam JMB 8 atau metta itu yang melandasinya/semua tindakan? lebih besar mana?
itulah mengapa di forum terjadi keributan atau mau menunjukan secara emosi dalam setiap diskusi, sebab kenyataannya tertuju kepada 'aku' pribadi. Awam hanya mengeluarkan pandangan pengetahuan dari keakuaannya (dari sisi yang berkondisi saja).
Guru Buddha mengajarkan pengetahuan kebenaran (jalan pembebasan) tanpa syarat, Dia mengerjakan apa sesungguhnya?
saat berjalan dalam dunia, kita berjalan dalam 'iman (keyakinan kebenaran), pengharapan dan kasih' untuk kehidupan masa depan,
tetapi ketika kita telah mencapainya, (kita tinggal dalam) hanya kasih didalamnya.
semoga cidev semakin termurnikan dalam setiap motivasi tindakan
_/\_ sahabatmu
coeda-the believer
Quote from: coecoed on 02 September 2010, 08:02:05 AM
jumpa lagi cidev...
koq kenapa topiknya dikunci?
aku beri bahan perenungan buat pertanyaan cidev.
seperti yang aku sudah tulis penjelasan juga pada http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=12295.msg290200#new
ini perenungannya :
klo setiap perbuatan baik yang dasarnya hanya tertuju kepada (bagi) kepentingan/keuntungan diri sendiri, itu disebut tindakan metta gak?
seperti juga metta melandasi karuna upekha dan mudita.
'for GOD is love'
jadi klo dilihat dari perbandingan yang saya berikan diatas, metta itu masuk dalam JMB 8 atau metta itu yang melandasinya/semua tindakan? lebih besar mana?
itulah mengapa di forum terjadi keributan atau mau menunjukan secara emosi dalam setiap diskusi, sebab kenyataannya tertuju kepada 'aku' pribadi. Awam hanya mengeluarkan pandangan pengetahuan dari keakuaannya (dari sisi yang berkondisi saja).
Guru Buddha mengajarkan pengetahuan kebenaran (jalan pembebasan) tanpa syarat, Dia mengerjakan apa sesungguhnya?
saat berjalan dalam dunia, kita berjalan dalam 'iman (keyakinan kebenaran), pengharapan dan kasih' untuk kehidupan masa depan,
tetapi ketika kita telah mencapainya, (kita tinggal dalam) hanya kasih didalamnya.
semoga cidev semakin termurnikan dalam setiap motivasi tindakan
_/\_ sahabatmu
coeda-the believer
Hanya sekedar info.
I Korintus 13:13 dalam Bahasa Indonesia memang tidak dijelaskan apa itu "iman, pengharapan, dan kasih," namun dalam KJV, dijelaskan sebagai berikut:
"(13) And so faith, hope, love abide [faith--conviction and belief respecting man's relation to God and divine things; hope--joyful and confident expectation of eternal salvation; love--true affection for God and man, growing out of God's love for and in us], these three; but the greatest of these is love."
Jadi jelas bukan terjemahan bebas keyakinan kebenaran, pengharapan akan kebahagiaan, dan kasih dalam artian metta. Dan seperti diketahui juga dalam Buddhisme seseorang memiliki Saddha berdasarkan penyelidikan, bukan tanpa dasar. Saddha tidak berkenaan dengan pencipta dan hal-hal "divine" lain, namun keyakinan pada jalan menuju padamnya dukkha. Pengharapan juga jelas bukan berharap diselamatkan karena tidak ada orang yang bisa menyelamatkan orang lain; kita harus berusaha sendiri. Dan kasih/metta dalam Buddhisme, berarti terkikisnya kebencian, bukan sebuah perasaan khusus terhadap objek tertentu apakah Tuhan (Agape), orang tua (Storge), sesama (philia), dan kekasih (eros).
^
^
itulah mengapa timbulnya suatu pertentangan yang terkandung pada pendapat tersebut diatas.
seperti yang sudah saya tulis pada http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17743.90
yang masih terikat berkondisi menceritakan pengetahuan Nibanna, seperti jari menyentuh bulan.
kenyataan secara umum umat buddhist hanyalah seperti ini,
saya buat ilustrasi, misal seorang yang tinggal di kampung Indonesia belum pernah ke Amerika tetapi bercerita tentang Amerika.
apa yang diceritakan itu dari sudut pandang/kondisi keberadaan pada sisi yang mana.
semua adalah spekulasi seperti dikatakan oleh guru Buddha
........
itulah yang disebut unsur-unsur yang berkondisi
itulah yang dimaksud tanpa inti (anatta), bersifat tidak kekal (anicca)
tetapi guru Buddha mengajarkan kembali kepada yang tak berkondisi
apakah asal mula yang tak berkondisi?
bukan jiwa (duniawi), bukan jasmaniah, bukan unsur-unsur pembentuk materi (alam),
tetapi umat dengan keangkuhan 'aku'nya (dalam ikatan dan kemelekatan kepada kekondisiannya) berceloteh tentang Nibanna/ketak-terbatasan/kesunyaan dengan menyamakan sebagai yang alamiah yang berkondisi
adakah the real buddhist?
oleh karena apa yang diceritakan itu ukurannya dari sudut pandang yang berkondisi,
apa kualitas hasil yang diusahakan/dikerjakan oleh kekuatan/kuasa segala yang berkondisi?
segala yang berkondisi menghasilkan ketidak-sempurnaan (anicca dukkha anatta).
salam
coeda, the believer
pertama2 thankss a lot coe2.... \;D/ \;D/ \;D/ \;D/ \^^/"" atas perhatiannya mo ngasih tauu... \;D/ \;D/ \;D/
krn AKU punya ALASAN tersendiri.... ^^ "" tuk mengelocknyaa... \;D/ \;D/ \;D/
jadi kuLOCK \;D/ \;D/ \;D/ ^^""""
krn juga... skrng TS bisa sendiri ngeLOCK Threadnyaa... >:D \;D/ \;D/ \;D/ 8)
jadi bagusan kuLOCkkk... :P :P :P 8)/ krn gak pernah ngeLOCK lhee.... :PV jadinya coba2 (dites) aja dilock tuh threadd.... :)) 8) V :P V
krn dulu... ku belum TAU bisa ngeLOCK... >:D
soalnya dari DULU, dah pengen kali nyoba2 ngeLOCK... :P =))
jadi skrng, dicoba aja ngeLOCK thread sendirii.... :P V
LU org yg cukup TEGUH \;D/ \;D/ \;D/
sungguh2 salutt.... \^^/
tapi LU masih BODOH... ^^/"""" :P ^:)^ <<= gmana tanggapanMU ma pernyataan w yg inii? >:D
Quote from: coecoed on 02 September 2010, 08:02:05 AM
jumpa lagi cidev...
koq kenapa topiknya dikunci?
aku beri bahan perenungan buat pertanyaan cidev.
seperti yang aku sudah tulis penjelasan juga pada http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=12295.msg290200#new
ini perenungannya :
klo setiap perbuatan baik yang dasarnya hanya tertuju kepada (bagi) kepentingan/keuntungan diri sendiri, itu disebut tindakan metta gak?
seperti juga metta melandasi karuna upekha dan mudita.
'for GOD is love'
jadi klo dilihat dari perbandingan yang saya berikan diatas, metta itu masuk dalam JMB 8 atau metta itu yang melandasinya/semua tindakan? lebih besar mana?
itulah mengapa di forum terjadi keributan atau mau menunjukan secara emosi dalam setiap diskusi, sebab kenyataannya tertuju kepada 'aku' pribadi. Awam hanya mengeluarkan pandangan pengetahuan dari keakuaannya (dari sisi yang berkondisi saja).
Guru Buddha mengajarkan pengetahuan kebenaran (jalan pembebasan) tanpa syarat, Dia mengerjakan apa sesungguhnya?
saat berjalan dalam dunia, kita berjalan dalam 'iman (keyakinan kebenaran), pengharapan dan kasih' untuk kehidupan masa depan,
tetapi ketika kita telah mencapainya, (kita tinggal dalam) hanya kasih didalamnya.
semoga cidev semakin termurnikan dalam setiap motivasi tindakan
_/\_ sahabatmu
coeda-the believer
pertengkaran terjadi krn adanya perbedaan..... :( :( :( >:D
maka jadilah DHAMMANYA(Bhagava) itu tanpa batass... \;D/ \;D/ \;D/ (krn memang... DHAMMA itu tanpa BATAS... \;D/ )hingga dapat menyebar ke seluruh penjuruu.... dan bertahan lamaa... \;D/ \;D/ \;D/ krn Dhammanya.... sungguh berkilauu....\>U</ melewati batasan2 ruang dan waktuu... itulah Dhammanussati... \;D/ \;D/ \;D/
mungkin KITA akan semakin sering ketemu lagi ya coe2.... \;D/ \;D/ \;D/
APAMADDENA SAMPADETTHA... \;D/ \;D/ \;D/ _/\_
Kenapa tuh buddha bisa jadi BUDDHA?
krn ia mengerti DHAMMA yg dibabarkanNyaa.... \^^/ \;D/ \;D/ \;D/ \;D/ \;D/
lantas, kenapa BUDDHA tuh dibilang ORG BODOH BANGET?
krn ia memang BODOHH.... \^^/"""" \;D/ \;D/ \;D/
krn BODOHnya lah.... IA jadi BUDDHA... \;D/ \;D/ \;D/
kenapa tuh, ARAHAT gak bisa hidup lwt 7 hari setelah mencapai ARAHAT?
Krn... MEREKA memang dah TAU.... >:D >:D >:D makanya tak mampu hidup berumahtangga.... klo gak masuk sangha.... ^^/" ^:)^
Quote from: Kainyn_Kutho on 02 September 2010, 08:46:04 AM
Quote from: coecoed on 02 September 2010, 08:02:05 AM
jumpa lagi cidev...
koq kenapa topiknya dikunci?
aku beri bahan perenungan buat pertanyaan cidev.
seperti yang aku sudah tulis penjelasan juga pada http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=12295.msg290200#new
ini perenungannya :
klo setiap perbuatan baik yang dasarnya hanya tertuju kepada (bagi) kepentingan/keuntungan diri sendiri, itu disebut tindakan metta gak?
seperti juga metta melandasi karuna upekha dan mudita.
'for GOD is love'
jadi klo dilihat dari perbandingan yang saya berikan diatas, metta itu masuk dalam JMB 8 atau metta itu yang melandasinya/semua tindakan? lebih besar mana?
itulah mengapa di forum terjadi keributan atau mau menunjukan secara emosi dalam setiap diskusi, sebab kenyataannya tertuju kepada 'aku' pribadi. Awam hanya mengeluarkan pandangan pengetahuan dari keakuaannya (dari sisi yang berkondisi saja).
Guru Buddha mengajarkan pengetahuan kebenaran (jalan pembebasan) tanpa syarat, Dia mengerjakan apa sesungguhnya?
saat berjalan dalam dunia, kita berjalan dalam 'iman (keyakinan kebenaran), pengharapan dan kasih' untuk kehidupan masa depan,
tetapi ketika kita telah mencapainya, (kita tinggal dalam) hanya kasih didalamnya.
semoga cidev semakin termurnikan dalam setiap motivasi tindakan
_/\_ sahabatmu
coeda-the believer
Hanya sekedar info.
I Korintus 13:13 dalam Bahasa Indonesia memang tidak dijelaskan apa itu "iman, pengharapan, dan kasih," namun dalam KJV, dijelaskan sebagai berikut:
"(13) And so faith, hope, love abide [faith--conviction and belief respecting man's relation to God and divine things; hope--joyful and confident expectation of eternal salvation; love--true affection for God and man, growing out of God's love for and in us], these three; but the greatest of these is love."
Jadi jelas bukan terjemahan bebas keyakinan kebenaran, pengharapan akan kebahagiaan, dan kasih dalam artian metta. Dan seperti diketahui juga dalam Buddhisme seseorang memiliki Saddha berdasarkan penyelidikan, bukan tanpa dasar. Saddha tidak berkenaan dengan pencipta dan hal-hal "divine" lain, namun keyakinan pada jalan menuju padamnya dukkha. Pengharapan juga jelas bukan berharap diselamatkan karena tidak ada orang yang bisa menyelamatkan orang lain; kita harus berusaha sendiri. Dan kasih/metta dalam Buddhisme, berarti terkikisnya kebencian, bukan sebuah perasaan khusus terhadap objek tertentu apakah Tuhan (Agape), orang tua (Storge), sesama (philia), dan kekasih (eros).
krn belum melihat DHAMMA >:D DHAMMA jadi terbatass.... \T__T/
:-&
tapi bro punya SADDHA \;D/ \;D/ \;D/ itulah yg akan buat bro tetep berada di dalam DHAMMA... \;D/ \;D/ \;D/
klo gak LENGAHH... >:D
YANG gak LIAT CITTA 8)V lah... yang BODOH sesungguhnyaa.... T_T >:D
dalam BUDDHIS terdapat DHAMMA/dhamma, tapi bisa juga tdk... T__T
kenapaa? :-? :-? :-?
Quote from: Dhamma Sukkha on 02 September 2010, 11:18:30 AM
tapi LU masih BODOH... ^^/"""" :P ^:)^ <<= gmana tanggapanMU ma pernyataan w yg inii? >:D
he... he... he.....
klo lu ikut arus besar (ikut-ikutan gengsi), yang ada dalam lu hanya pertentangan seperti yang umum muncul dan terjadi dialami setiap peserta dalam diskusi, seperti mengeruhkan air.
klo lu tidak terpengaruh arus besar, melainkan lu menyelidiki dan merenungkan kepada (kebenaran) apa yang lu cari/rindukan, lu mendapatkan kekuatan dan merasakan kebahagiaan kebebasan pencerahan. seperti beningnya air yang jernih.
'Sebab kebenaran memerdekakan..'
terserah lu mau ikut gaya apa.....
sahabatmu
coedabgf,the believer
Quote from: Dhamma Sukkha on 02 September 2010, 11:41:52 AM
krn belum melihat DHAMMA >:D DHAMMA jadi terbatass.... \T__T/
:-&
tapi bro punya SADDHA \;D/ \;D/ \;D/ itulah yg akan buat bro tetep berada di dalam DHAMMA... \;D/ \;D/ \;D/
klo gak LENGAHH... >:D
Sis, kamu ceria sekali yah. ;D
Quote from: Dhamma Sukkha on 02 September 2010, 11:45:02 AM
YANG gak LIAT CITTA 8)V lah... yang BODOH sesungguhnyaa.... T_T >:D
he.. he... he....
ini apanya citta?
dalam waktu gak lama bisa berubah.....
bole kita saling kenal?
QuoteMengapa Metta tdk termasuk JMB8?
Metta termasuk dalam JMB8 yaitu termasuk dalam Pikiran Benar. Oleh karena itu kita hendaknya tidak hanya membaca daftar JMB8 , tetapi mencari tahu apa definisinya dan contoh yang terkandung di dalamnya.
Quoteini perenungannya :
klo setiap perbuatan baik yang dasarnya hanya tertuju kepada (bagi) kepentingan/keuntungan diri sendiri, itu disebut tindakan metta gak?
seperti juga metta melandasi karuna upekha dan mudita.
Kita harus memahami apa itu Metta, apa itu Karuna, Upekha dan Mudita. Nampaknya pandangan Sdr. Coecoed ini yang masih terkontaminasi dengan konsep agama lain (Christianity) mengartikan Metta sebagai cinta kasih versi agama lain, dimana semua tindakan atau aksi aktif positif bagi pihak lain dan diri sendiri disebut cinta kasih.
Hal ini bisa dipahami karena dalam Christianity tidak memiliki ajaran untuk memahami cara kerja pikiran/batin sehingga menganggap bentuk-bentuk pikiran/batin itu selalu ada, tetap, stabil dan berbaur dalam bentuk-bentuk pikiran/batin lain yang kemudian muncul.
Dalam Buddhisme tidak demikian. Metta ya metta, karuna ya karuna, upekha ya upekha, mudita ya mudita. Saat Upekha datang maka tidak ada pikiran metta, karuna, mudita yang muncul.
Ketika seseorang merasa kasihan kepada orang miskin dan kemudian membantunya, orang ini bertindak berlandaskan pikiran Karuna bukan karena pikiran Metta.
Jadi sebaiknya kita pelajari lagi apa itu Metta, Karuna, Mudita, Upekha , dan bagaimana mereka muncul silih berganti.
Sebagai tambahan, untuk para misionaris Christiany, tidak perlu repot-repot melakukan misinya di sini karena percuma untuk merubah yang tidak beriman menjadi beriman, karena iman adalah pemberian tuhan bukan dari usaha seseorang (baca Efe 2:8-9), saya menunggu tuhan anda memberi saya iman ^-^
saya pernah diberi iman tp dicabut lagi iman saya :))
Quote from: Dhamma Sukkha on 02 September 2010, 11:46:41 AM
dalam BUDDHIS terdapat DHAMMA/dhamma, tapi bisa juga tdk... T__T
kenapaa? :-? :-? :-?
kebenaran yang berlaku pada yang semua berkondisipun disebut dhamma (dari sisi oleh mereka yang duniawi), dhamma yang berlaku kepada ketidak-kekalan (samsara) segala yang berkondisi (semesta alam dan segala isinya).
tetapi kebenaran yang sesungguhnya adalah kebenaran yang menuju kebenaran yang tak berkondisi (absolute Truth)/kesunyaan/Nibanna. Itu yang dimaksud DHAMMA Buddha.
dhamma yang berkondisi dibilang bukan DHAMMA oleh yang tercerahkan. karena ketidak-kekalannya itu yang tercerahkan menyebutnya hanyalah kekhayalan/semu/bayangan.
tetapi siapakah yang sudah terbebas dalam hidup mereka dari penggelapan ikatan keterkondisian mereka dan sudah menyelami yang ketidak-terkondisian kualitas sesungguhnya kehidupan kesejatian mereka?
salam
coeda, the believer
Quote from: Kelana on 02 September 2010, 11:58:42 AM
QuoteMengapa Metta tdk termasuk JMB8?
Metta termasuk dalam JMB8 yaitu termasuk dalam Pikiran Benar. Oleh karena itu kita hendaknya tidak hanya membaca daftar JMB8 , tetapi mencari tahu apa definisinya dan contoh yang terkandung di dalamnya.
Quoteini perenungannya :
klo setiap perbuatan baik yang dasarnya hanya tertuju kepada (bagi) kepentingan/keuntungan diri sendiri, itu disebut tindakan metta gak?
seperti juga metta melandasi karuna upekha dan mudita.
Kita harus memahami apa itu Metta, apa itu Karuna, Upekha dan Mudita. Nampaknya pandangan Sdr. Coecoed ini yang masih terkontaminasi dengan konsep agama lain (Christianity) mengartikan Metta sebagai cinta kasih versi agama lain, dimana semua tindakan atau aksi aktif positif bagi pihak lain dan diri sendiri disebut cinta kasih.
Hal ini bisa dipahami karena dalam Christianity tidak memiliki ajaran untuk memahami cara kerja pikiran/batin sehingga menganggap bentuk-bentuk pikiran/batin itu selalu ada, tetap, stabil dan berbaur dalam bentuk-bentuk pikiran/batin lain yang kemudian muncul.
Dalam Buddhisme tidak demikian. Metta ya metta, karuna ya karuna, upekha ya upekha, mudita ya mudita. Saat Upekha datang maka tidak ada pikiran metta, karuna, mudita yang muncul.
Ketika seseorang merasa kasihan kepada orang miskin dan kemudian membantunya, orang ini bertindak berlandaskan pikiran Karuna bukan karena pikiran Metta.
Jadi sebaiknya kita pelajari lagi apa itu Metta, Karuna, Mudita, Upekha , dan bagaimana mereka muncul silih berganti.
Sebagai tambahan, untuk para misionaris Christiany, tidak perlu repot-repot melakukan misinya di sini karena percuma untuk merubah yang tidak beriman menjadi beriman, karena iman adalah pemberian tuhan bukan dari usaha seseorang (baca Efe 2:8-9), saya menunggu tuhan anda memberi saya iman ^-^
anda berputar dan diputar dalam arus apa?makanya didalam cerita Zen, guru yang tahu sampai dimana kualitas titik penentuan pembebasan/pencerahan muridnya ada yang memakai cara diketuk kepalanya, ada yang dibuntungi jarinya atau bahkan dengan pertanyaan yang membuat si murid (catatan : tidak dilakukan pada semua murid) melepaskan segala doktrin-doktrin pengetahuan kebijaksanaan hasil pencerapannya (dari kehidupannya yang berkondisi) pembelajarannya.
sahabatmu,
coedabgf, the believer
Quote from: Hendra Susanto on 02 September 2010, 12:11:14 PM
saya pernah diberi iman tp dicabut lagi iman saya :))
oleh diri sendirilah kita semua memperoleh atau mengabaikan Anugerah pembebasan/kehidupan kekal, bukan diberi dan dicabut...... tetapi jaminan sudah diberikan dari Fihak lain (the Almighty). ;D
salam
coeda, the believer
Quote from: coecoed on 02 September 2010, 12:36:51 PM
Quote from: Hendra Susanto on 02 September 2010, 12:11:14 PM
saya pernah diberi iman tp dicabut lagi iman saya :))
oleh diri sendirilah kita semua memperoleh atau mengabaikan Anugerah pembebasan/kehidupan kekal, bukan diberi dan dicabut...... tetapi jaminan sudah diberikan dari Fihak lain (the Almighty). ;D
salam
coeda, the believer
jgn diputer toh... dulu pendeta bilang loh bahwa iman itu pemberian atau dengan kata lain umat pilihan.
siapa sih bilang gak ada, metta ada kok dalam jmb8,
8 magga (Delapan ruas jalan utama) :
1. Samma Dithi (Pandangan benar)
2. Samma Sankappa (Pikiran benar)
3. Samma Vacca (Pembicaraan benar)
4. Samma kamanta (Perbuatan benar)
5. Samma Ajiva (Matapencaharian benar)
6. Samma Vayama (Usaha benar)
7. Samma Sati (Perhatian benar)
8. Samma Samadhi (Meditasi benar)
yaitu terdapat dalam upaya benar atau usaha benar antara lain;
Samma-vayama (Usaha Benar).
Usaha yang benar adalah usaha untuk membersihkan diri dan mengembangkan kebaikan. Hal ini dapat diperinci sebagai berikut :
1. Usaha untuk menghindari kejahatan yang belum ada dalam diri.
2. Usaha untuk menghilangkan kejahatan yang sudah ada dalam diri.
3. Usaha untuk menumbuhkan kebaikan yang belum ada dalam diri.
4. Usaha untuk mengembangkan kebaikan yang sudah ada dalam diri.
menumbuhkan dan mengembangkan kebaikan ini termasuk kpada metta karuna mudita upekkha........
dan samadhi benar............(perhatian benar dan meditasi benar)
sedangkan meditasi ada 40 objek antara lain;
40 MACAM OBYEK MEDITASI
1. 10 Kasina (perwujudan benda), yaitu :
a. Pathavi kasina (wujud tanah)
b. Apo kasina (wujud air)
c. Tejo kasina (wujud api)
d. Vayo kasina (wujud udara)
e. Nila kasina (wujud warna biru)
f. Pita kasina (wujud warna kuning)
g. Lohita kasina (wujud warna merah)
h. Odata kasina (wujud warna putih)
i. Aloka kasina (wujud cahaya)
j. Akasa kasina (wujud ruang terbatas)
2. 10 Asubha
a. Uddhumataka: mayat yang melembung
b. Vinilaka : mayat dengan warna muka kebiru*an
c. Vipubbaka: mayat bernanah
d. Vicchiddaka: mayat terbelah di tengah
e. Vikkhayitaka: mayat dimakan binatang
f. Vikkhittaka: mayat hancur lebur
g. Hatavikkhittaka: mayat yang busuk & hancur
h. Lohitaka : mayat yang berdarah
i. Puluvaka: mayat yang dikerumuni belatung
j. Attikha : perwujudan tengkorak
3. 10 Anussati
a. Buddhanussati, perenungan thd SB bahwa beliau telah terbebas dari lobha, dosa & moha.
b. Dhammanussati, perenunagn terhadap Sang Dhamma yang tidak terkena lobha, dosa & moha
c. Sanghnussati, perenungan terhadap sangha yang terbebas dari Lobha, dosa & moha.
d. Silanussati, perenungan terhadap sila yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Caganussati, perenungan terhadap kebajikan yang telah dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Devatanussati, perenungan terhadap para dewa
g. Marananussati, perenungan terhadap kematian yang akan dialami semua mahluk..
h. Kayagatassati, perenungan terhadap kekotoran badan jasmani.
i. Anapanassati, perenungan terhadap masuk keluarnya napas.
j. Upasamanussati, perenungan terhadap keadaan nibbana.
4. 4 Apamanna : keadaan yang tidak terbatas
a. Metta
b. Karuna
c. Mudita
d. Upekha
5. Aharepatikulasanna (perenungan makanan yang menjijikkan)
6. Catudhatuvavathana (analisa terhadap 4 unsur yang ada dalam tubuh)
7. 4 Arupa (perenunagn tanpa bentuk atau materi)
a. Akasanancayatana, obyek ruangan yang tanpa batas.
b. Vinnanancayatana, obyek kesadaran tanpa batas
c. Akincannayatana, obek kekosongan
d. Nevasannanasannayatana, obyek pencerapanpun tidak bukan pencerapan.
empat (4) Brahma-vihara menjadi tidak terbatas dan Jhana yang mereka timbulkan memuncak di alam Brahma. Dengan demikian mengatasi praktek dari aliran-aliran pertapaan lain yang terbatas. Atthakattha mengatakan :
"Seperti sejumlah besar air menggenangi sebuah teluk kecil mencapai Brahma, keadaan tinggi, mengatasi kammaloka ". ( D.A.hal.406 )
Di dalam Haliddavasana Sutta (S.V.115) disebutkan beberapa Bhikkhu dari Haliddasavana, sebuah kota suku bangsa Koliya, mengunjungi sebuah vihara dari "Petapa-petapa yang berpandangan lain" ( Anntitthiya Paribbajaka ). Petapa-petapa itu mengatakan kepada para Bhikkhu :
" Kawan-kawan, Samana Gotama mengajarkan praktek Metta, Karuna, Mudita dan Upekkha pada siswa-siswa-Nya. Kita juga mengajarkan ajaran yang sama kepada murid-murid kita.
Apakah perbedaan berkenaan dengan ajaran-ajaran dan hukum-hukum antara kita dengan petapa Gotama ? "
Para Bhikkhu itu tadi kemudian menyampaikan pernyataan para petapa tersebut kepada Sang Buddha dan Sang Buddha menjawab demikian :
" O, para Bhikkhu, apabila para petapa dari pandangan-pandangan lain mengatakan demikian, mereka seharusnya ditanya demikian : " Tetapi , kawan-kawan, dengan cara apa Metta harus dikembangkan ? Membawa kearah manakah ? Apakah hasil-hasil akhirnya ? Demikian pula halnya dengan Karuna, Mudita, dan Upekkha.
Setelah ditanya demikian, para petapa dari pandangan-pandangan lain itu tidak akan dapat menerangkan lebih jauh, dan mereka akan merasa kebingungan. Mengapa demikian ? Karena hal itu di luar jangkauan mereka."
Sang Buddha sendiri menerangkan pertanyaan-pertanyaan ini kepada para Bhikkhu, dan berkata :
" Disini para Bhikkhu mengembangkan unsure penerangan ( Bhojjanga ), yaitu kesadaran ( Sati ) yang disertai dengan Metta ( Cinta-kasih ), yang berdasarkan pada kesunyian, pada kebebasan dari nafsu-nafsu, pada pemadaman, yang cenderung pada kebebasan dan Nibbana. Apabila ia memupuk keinginan : "Semoga saya hidup dengan keseimbangan, sadar dan memiliki pengertian terang", Ia berdiam diri disana, ia mencapai kebebasan yang disebut Subhavimokkha. O..., para Bhikkhu, penggunaan Metta Cetivimutti adalah Subha ( pencerapan indah sekalipun di dalam hal-hal yang menjijikkan ). Disana timbullah pandangan terang bagi yang masih belum merealisasikan kebebasan yang lebih tinggi. "
Demikian Metta ( cinta-kasih ) diterangkan dengan Bhojjhanga-bhojjhanga lainnya dan menyusul Karuna, Mudita dan Upekkha. Perbedaan mereka adalah ;
1. Karuna mempunyai hasil akhir dalam "Ruang-tanpa-batas",
2. Mudita berhasil akhir dalam "Kesadaran-Tanpa-Batas",dan,
3. Upekkha berhasil akhir dalam "Kekosongan".
Di dalam system Buddhis, Brahma-vihara menghantar kepada Nibbana sebagai tujuan terakhir yang tertinggi, tetapi apabila mereka tidak dikembangkan sampai pada keadaan itu, maka hasil yang langsung adalah pencapaian kealam Brahma. Maka berkenaan dengan Metta, kita temukan kalimat :
" Apabila ia tidak dapat mencapai keadaan yang lebih tinggi ( tingkat Arahat ), ia dilahirkan kembali di dalam Alam Brahma. " ( A.V.342 ).
Orang yang mengembangkan Brahma-vihara sampai kepada Jhana hidup di dunia ini seperti kehidupan para Brahma. Karena itu, Buddhaghosa Thera menerangkan mereka sebagai :
" Brahma ete vihata, settha ete vihara",
Artinya :
"Brahma atau mulia adalah cara-cara penghidupan ini. "
Empat (4) sifat-sifat Brahma-vihara timbul di dalam suatu lapangan kesadaran tidak terbatas meliputi seluruh dunia yang luas, karena itu, merekea disebut "tidak-terbatas".