Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Meditasi => Topic started by: Mr.Jhonz on 20 August 2010, 06:37:59 AM

Title: Hasil Tes Meditasi Biksu diLaboratorium Otak
Post by: Mr.Jhonz on 20 August 2010, 06:37:59 AM
Ketika ilmu pengetahuan dan agama
selalu dibenturkan, Dalai Lama justru
memilih melakukan pendekatan
berbeda. Tiap tahun Lama
mengundang sekelompok peneliti ke
kediamannya di Dharamsala, India
Utara. Mereka diundang untuk
mendiskusikan mengenai pekerjaannya
dan bagaimana Buddhisme mungkin
dapat berperan. Para ilmuwan
kemudian melaporkan pekerjaan
mereka, termasuk menyelidiki biksu-
biksu Buddha dengan arahan Dalai
Lama.
Dia dan para sarjana Buddha juga
membicarakan mengenai pengalaman
mereka sendiri tentang bagaimana
latihan mental dapat membentuk
ulang otak. Setelah itu, terbitlah buku
baru berjudul "Train Your Mind, Change
your Brain" atau "Latihan Pikiranmu,
Ubah Otakmu" yang menggambarkan
pertemuan di Dharamsala dan ilmu
pengetahuan yang terkuak di
belakangnya. Buku itu ditulis Sharon
Begley.
Menurur Lama, pakar otak selalu
kesulitan menjelaskan kemungkinan
bahwa pikiran yang dihasilkan otak
dapat juga berpengaruh melakukan
perubahan di otak. Dengan kata lain,
pikiran dapat berbalik merubah
aktivitas, dan struktur otak. Pada titik
ini, pakar otak mengatakan tidak
mungkin pikiran dapat mengubah
struktur otak.  "Tapi saya terus
memikirkannya bahwa belum ada
dasar ilmu pengetahuan untuk
membenarkan klaim tersebut. Saya
sangat tertarik dengan pikiran itu
sendiri, dan pikiran yang tak tampak
mungkin dapat berpengaruh pada
otak", ungkap Lama. Maka, Dalai Lama
pun mengawali revolusi penelitian
otak.
Sejak 1990-an, Dalai Lama mengirimkan
biksu-biksu Buddha untuk mengikuti
penelitian otak. Semua biksu itu telah
memiliki jam terbang meditasi yang
panjang, sedikitnya 10.000 jam
meditasi hingga lebih dari 55.000 jam.
Satu per satu mereka dites di
laboratorium otak Profesor Richard
Davidson di University Of Wisconsin,
Madison, AS. Sebanyak 256 kawat
elektroda dipasang menempel di kulit
kepala mereka. Kawat itu dihubungkan
ke alat electroencephalograph yang
berfungsi merekam gelombang otak.
Gelombang gamma muncul dengan
meditasi. Bahkan ketika mereka
beristirahat diantara meditasi,
gelombang gamma masih bekerja di
otak dan meskipun tidak bermeditasi,
otak mereka berbeda dari otak orang
yang tak pernah bermeditasi. Dan
ketika berberapa jam latihan meditasi,
gelombang gamma bisa muncul dan
menguat. "Itu memberi kami
kepercayaan diri bahwa perubahan
struktur otak dihasilkan dengan
latihan mental, "ungkap Profesor
Richard Davidson.
Profesor Richard Davidson
menggunakan FMRI untuk mendeteksi
wilayah otak para biksu yang aktif
ketika bermeditasi. Otak biksu itu
bekerja di daerah emosi, pengatur
gerak, rasa positif, dan bahagia.
Dengan meditasi itu mereka menjadi
tenang, terbuka pikiran, dan hati
untuk orang lain. Di wilayah itu pula
emosi negatif, kesedihan, dan
kegelisahan mereda. Maka itu dapat
menjelaskan mengapa rahib dan orang
biasa berbeda. Para rahib banyak
mengaktifkan wilayah otak yang
disebut insula dan caudate kanan.
Daerah itu berhubungan dengan
kontrol emosi sehingga seseorang
lebih berempati dan mencintai.
Biksu dengan praktek meditasi lebih
dari 55.000 jam menunjukkan
perubahan otak yang sangat dramatis.
Latihan mental yang ketat itu telah
membuat otaknya menciptakan empati
dan belas kasih. "Ini pencapaian positif
bahwa keahlian itu dapat dilatih.
Penelitian sebelumnya berpegang
bahwa respons emosi merupakan
kemampuan statis pada orang dewasa.
Tapi penemuan ini menunjukkan
bahwa meditasi dapat merubah fungsi
otak dalam jangka yang panjang,"
ungkap Profesor Richard Davidson.
(WSJ/CR-14).
Sumber : Seputar Indonesia,
International, Sabtu 20 Januari 2007.
Title: Re: Hasil Tes Meditasi Biksu diLaboratorium Otak
Post by: pannadevi on 20 August 2010, 08:27:34 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 20 August 2010, 06:37:59 AM
Ketika ilmu pengetahuan dan agama
selalu dibenturkan, Dalai Lama justru
memilih melakukan pendekatan
berbeda. Tiap tahun Lama
mengundang sekelompok peneliti ke
kediamannya di Dharamsala, India
Utara. Mereka diundang untuk
mendiskusikan mengenai pekerjaannya
dan bagaimana Buddhisme mungkin
dapat berperan. Para ilmuwan
kemudian melaporkan pekerjaan
mereka, termasuk menyelidiki biksu-
biksu Buddha dengan arahan Dalai
Lama.
Dia dan para sarjana Buddha juga
membicarakan mengenai pengalaman
mereka sendiri tentang bagaimana
latihan mental dapat membentuk
ulang otak. Setelah itu, terbitlah buku
baru berjudul "Train Your Mind, Change
your Brain" atau "Latihan Pikiranmu,
Ubah Otakmu" yang menggambarkan
pertemuan di Dharamsala dan ilmu
pengetahuan yang terkuak di
belakangnya. Buku itu ditulis Sharon
Begley.
Menurur Lama, pakar otak selalu
kesulitan menjelaskan kemungkinan
bahwa pikiran yang dihasilkan otak
dapat juga berpengaruh melakukan
perubahan di otak. Dengan kata lain,
pikiran dapat berbalik merubah
aktivitas, dan struktur otak. Pada titik
ini, pakar otak mengatakan tidak
mungkin pikiran dapat mengubah
struktur otak.  "Tapi saya terus
memikirkannya bahwa belum ada
dasar ilmu pengetahuan untuk
membenarkan klaim tersebut. Saya
sangat tertarik dengan pikiran itu
sendiri, dan pikiran yang tak tampak
mungkin dapat berpengaruh pada
otak", ungkap Lama. Maka, Dalai Lama
pun mengawali revolusi penelitian
otak.
Sejak 1990-an, Dalai Lama mengirimkan
biksu-biksu Buddha untuk mengikuti
penelitian otak. Semua biksu itu telah
memiliki jam terbang meditasi yang
panjang, sedikitnya 10.000 jam
meditasi hingga lebih dari 55.000 jam.
Satu per satu mereka dites di
laboratorium otak Profesor Richard
Davidson di University Of Wisconsin,
Madison, AS. Sebanyak 256 kawat
elektroda dipasang menempel di kulit
kepala mereka. Kawat itu dihubungkan
ke alat electroencephalograph yang
berfungsi merekam gelombang otak.
Gelombang gamma muncul dengan
meditasi. Bahkan ketika mereka
beristirahat diantara meditasi,
gelombang gamma masih bekerja di
otak dan meskipun tidak bermeditasi,
otak mereka berbeda dari otak orang
yang tak pernah bermeditasi. Dan
ketika berberapa jam latihan meditasi,
gelombang gamma bisa muncul dan
menguat. "Itu memberi kami
kepercayaan diri bahwa perubahan
struktur otak dihasilkan dengan
latihan mental, "ungkap Profesor
Richard Davidson.
Profesor Richard Davidson
menggunakan FMRI untuk mendeteksi
wilayah otak para biksu yang aktif
ketika bermeditasi. Otak biksu itu
bekerja di daerah emosi, pengatur
gerak, rasa positif, dan bahagia.
Dengan meditasi itu mereka menjadi
tenang, terbuka pikiran, dan hati
untuk orang lain. Di wilayah itu pula
emosi negatif, kesedihan, dan
kegelisahan mereda. Maka itu dapat
menjelaskan mengapa rahib dan orang
biasa berbeda. Para rahib banyak
mengaktifkan wilayah otak yang
disebut insula dan caudate kanan.
Daerah itu berhubungan dengan
kontrol emosi sehingga seseorang
lebih berempati dan mencintai.
Biksu dengan praktek meditasi lebih
dari 55.000 jam menunjukkan
perubahan otak yang sangat dramatis.
Latihan mental yang ketat itu telah
membuat otaknya menciptakan empati
dan belas kasih. "Ini pencapaian positif
bahwa keahlian itu dapat dilatih.
Penelitian sebelumnya berpegang
bahwa respons emosi merupakan
kemampuan statis pada orang dewasa.
Tapi penemuan ini menunjukkan
bahwa meditasi dapat merubah fungsi
otak dalam jangka yang panjang,"
ungkap Profesor Richard Davidson.
(WSJ/CR-14).
Sumber : Seputar Indonesia,
International, Sabtu 20 Januari 2007.


nice post bro, sayang ga bisa kirim GRP, nunggu udah memenuhi quota baru bs kirim GRP....tapi saya jadi ingin tanya...ada bhikkhu yang telah menjalani masa meditasi lama bahkan hingga memiliki kesaktian tapi kok tidak memiliki Welas Asih (contoh : Devadatta, beliau sll berusaha membunuh atau melukai sang Buddha, memang terkait kamma masa lampau, tapi khan seharusnya beliau menjadi berubah otaknya, dengan berubah otaknya tentu berubah perangainya).  sepertinya perubahan otak tidak terlalu menjamin perangai orang berubah, yang utama kekuatan kehendak, walau dia bodoh tapi kalau kehendak nya kuat sekali untuk berubah maka dia pasti berubah. bagaimana menurut anda bro? saya perlu masukan juga.

mettacittena,
Title: Re: Hasil Tes Meditasi Biksu diLaboratorium Otak
Post by: adi lim on 20 August 2010, 09:28:51 AM
bukan bhiksu aja, siapa pun tanpa jubah bhiksu atau Bhikkhu,
pastilah ada perubahan orang tsb jika serius praktek meditasi sesuai dengan Pandangan Benar ajaran Tathagata. ^:)^
_/\_
Title: Re: Hasil Tes Meditasi Biksu diLaboratorium Otak
Post by: hatRed on 20 August 2010, 12:40:35 PM
Quote from: pannadevi on 20 August 2010, 08:27:34 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 20 August 2010, 06:37:59 AM
Otak biksu itu
bekerja di daerah emosi, pengatur
gerak, rasa positif, dan bahagia.
Dengan meditasi itu mereka menjadi
tenang, terbuka pikiran, dan hati
untuk orang lain. Di wilayah itu pula
emosi negatif, kesedihan, dan
kegelisahan mereda.

nice post bro, sayang ga bisa kirim GRP, nunggu udah memenuhi quota baru bs kirim GRP....tapi saya jadi ingin tanya...ada bhikkhu yang telah menjalani masa meditasi lama bahkan hingga memiliki kesaktian tapi kok tidak memiliki Welas Asih (contoh : Devadatta, beliau sll berusaha membunuh atau melukai sang Buddha, memang terkait kamma masa lampau, tapi khan seharusnya beliau menjadi berubah otaknya, dengan berubah otaknya tentu berubah perangainya).  sepertinya perubahan otak tidak terlalu menjamin perangai orang berubah, yang utama kekuatan kehendak, walau dia bodoh tapi kalau kehendak nya kuat sekali untuk berubah maka dia pasti berubah. bagaimana menurut anda bro? saya perlu masukan juga.

mettacittena,

mungkin saat itu para bhiksu tersebut bermeditasi dengan objek metta.
Title: Re: Hasil Tes Meditasi Biksu diLaboratorium Otak
Post by: pranata on 05 April 2011, 12:41:50 AM
Quote from: adi lim on 20 August 2010, 09:28:51 AM
bukan bhiksu aja, siapa pun tanpa jubah bhiksu atau Bhikkhu,
pastilah ada perubahan orang tsb jika serius praktek meditasi sesuai dengan Pandangan Benar ajaran Tathagata. ^:)^
_/\_
Betul itu bro..