Salam kenal. Saya seorang duda beranak 1( co, 4 thn), istri saya baru meninggal 97 hari. Sy mau tanya ada yg tau apa karma penyebab sy dan anakku mengalami hal sedemikian? Baik di kehidupan ini atau yg lalu. Biar kami tdk mengulangin perbuatan tersebut baik disengaja maupun tdk. Minta sarannya juga agar sy dpt menjaga anakku seperti anak-anak lainnya tanpa perbedaan.
Istri sy meninggal karena melahirkan anak ke2, anak ke2 meyusul 3 minggu kemudian. Istri sy adalah seorang yg sangat baik dlm segala segi kehidupan ( org yg benar2 sempurna ), ada yg tau kemungkinan istri dan anak ke2 sy ada dialam yg mana? Sy pernah tanya org pintar, katanya istri sy uda ikut Nam Hai Kuan Im Pu Sat, mungkinkah? Atau ada cara lain utk mencari tau?
MUNGKIN YAH....
Anda di kehidupan lalu/skrg MUNGKIN pernah/sering memisahkan pasangan hidup. Dan anak Anda memiliki keterikatan karma/sebab karma yang sama/memiliki kemiripan sehingga ketika ada kesempatan/kondisi pada saat ini maka masaklah buah karma tersebut di kehidupan ini sehingga Anda semua menjadi satu keluarga.
masa lalu hanyalah kenangan
masa depan belum pasti
yang terpenting adalah selalu berusaha yang terbaik untuk saat ini
saran saya lebih baik Anda sering2 melimpahkan jasa untuk almh istri agar pikiran Beliau dapat terkondisi berbahagia sehingga dapat terlahir di alam yang lebih baik/berbahagia
semoga bermanfaat & membantu
salam metta
Quote from: sofianlaidin on 31 July 2010, 05:20:53 PM
Salam kenal. Saya seorang duda beranak 1( co, 4 thn), istri saya baru meninggal 97 hari. Sy mau tanya ada yg tau apa karma penyebab sy dan anakku mengalami hal sedemikian? Baik di kehidupan ini atau yg lalu. Biar kami tdk mengulangin perbuatan tersebut baik disengaja maupun tdk. Minta sarannya juga agar sy dpt menjaga anakku seperti anak-anak lainnya tanpa perbedaan
Tidak baik mencari penyebab apa yg dilakukan dulunya, sehingga saat ini harus menjalani kenyataan ini.
Yang terpenting hargai anak "pemberian" terakhir dari istri. Sayangi anak bro sepenuh hati dan lanjutkan cita2 yg belum dilakukan bersama.
Saya turut prihatin, sabar ya...
Btw, tentang istrinya sofian tumimbal lahir di mana, kalo mau cari tau, itu hak anda. Tapi untuk apa? Kalo saya sih skeptis alias gak terlalu percaya sama 'orang pintar'. Soalnya gak bisa dibuktikan kebenarannya ;D Toh, istri sofian juga orang baik, mudah-mudahan lahir di alam yang baik :)
Quote from: sofianlaidin on 31 July 2010, 05:20:53 PM
Minta sarannya juga agar sy dpt menjaga anakku seperti anak-anak lainnya tanpa perbedaan.
Kalo ini maksudnya apa? apakah maksud pertanyaannya, adalah bagaimana agar anak bisa tumbuh normal tanpa kehadiran sosok ibu?
Kalo ini maksudnya apa? apakah maksud pertanyaannya, adalah bagaimana agar anak bisa tumbuh normal tanpa kehadiran sosok ibu?
[/quote]
yap bro. Sy pernah cari tau dr org yatim piatu, dia org nantinya bergaul sama anak anak senasib aja, mungkin minder atau yg lain. Sy maunya anak sy tdk punya perasaan yg beda sama lingkungannya. Dan bagaimana agar lingkungan dpt menerima dia apaadany?
Quote from: sofianlaidin on 02 August 2010, 08:15:59 AM
yap bro. Sy pernah cari tau dr org yatim piatu, dia org nantinya bergaul sama anak anak senasib aja, mungkin minder atau yg lain. Sy maunya anak sy tdk punya perasaan yg beda sama lingkungannya. Dan bagaimana agar lingkungan dpt menerima dia apaadany?
mamatiri.
Quote from: Mr. pao on 02 August 2010, 08:23:52 AM
mamatiri.
Blm kepikiran. Kec ada jaminan 100% akan mencintai anak sy seperti anak kandung walau sy uda mati. Siapa yg memberikan jaminannya, Sang Buddha?
Wah sy kurang tau kalo tentang anak, krn belum berpengalaman. Tapi waktu itu saya nonton Kick Andy, tentang perjuangan istri yang ditinggal suaminya bahkan ada yang ditinggal dengan 15 anak. Kebanyakan wanita tidak memutuskan untuk menikah lagi, jadi para orang tua tunggal ini berjuang, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun mental anak. Ternyata anak-anaknya menjadi orang sukses. IMO, kalau wanita bisa kenapa pria tidak? ;D
Saya rasa sih, yang terpenting adalah kualitas sosok ibu itu yang penting, bukan kehadiran sosok ibu secara fisik. Ada kok yang ortunya komplit tapi kelakukannya gak bener, dan ada yang ortunya gak komplit tapi bisa jadi anak berkualitas.
Jadi kalo si anak bisa mendapatkan kualitas baik seorang ibu, dari papa nya, saya rasa gak masalah (setiap orang baik pria maupun wanita, bisa memberi pelajaran tentang kasih sayang, motivasi, kedisplinan, inspirasi, dsb). Sama seperti kisah ibu-ibu di atas, yang bisa menjadi seorang ibu sekaligus bapak untuk anak-anaknya.
ini sepenggal yang saya copas dari sini:
http://kickandy.com/theshow/1/1/1891/read/SEMUA-DEMI-ANAKKU/220
QuoteSementara itu Ibu Mulia Karuseng(67), dari Pare-Pare, Sulawesi, adalah seorang orang tua tunggal yang memiliki warisan anak terbanyak dari nars sumber Kick Andy kali ini. Sewaktu suaminya, As'ad Kamaludin meninggal tahun 1985, Mulia memiliki kewajiban untuk mengurus 15 anak! Anak paling kecil masih berusia 3 tahun.
"Saya membesarkan anak-anak saya dengan modal nekat," katanya. Ia hanyalah seorang ibu rumah tangga dan kemudian belajar untuk bisa berdagang, meneruskan usaha suaminya. Pasang surut kehidupan ia jalani. Perempuan yang tidak lulus SMP ini selalu menanamkan pesan-pesan tentang kejujuran, kesabaran, dan kedisplinan pada anak-anaknya.
Anak-anak yang sudah besar dan bisa bekerja kemudian membantu Mulia untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Hampir di semua keluarga dengan orang tua tunggal, kekompakan adalah kunci utama dalam keberhasilan keluarga mereka.
Mulia kini sedang memetik buah perjuangannya, kegiatannya saat ini adalah berkeliling mengunjungi anak-anaknya yang kini sudah bisa dibilang sukses. Lima anaknya sudah menjadi dokter, tujuh anak bergelar Insinyur, dua sarjana Ekonomi dan satu putranya lulusan Akademi Angkatan Laut.
bang sofian, lupakan karma, let it go, bang...
sukar melupakan istri anda, tapi mendingan rawat anak anda dengan sebaik2nya...
anak anda akan tumbuh seperti anak2 lainnya kalo anda perlakukan seperti anak2 normal lainnya: perhatian, kasih sayang, percaya diri dan self respect... dengan atau tanpa bantuan orang lain.
imo, bukan lingkungan yang harus menerima anda berdua. anda yang harus menerima lingkungan.
Quote from: sofianlaidin on 02 August 2010, 08:57:28 AM
Blm kepikiran. Kec ada jaminan 100% akan mencintai anak sy seperti anak kandung walau sy uda mati. Siapa yg memberikan jaminannya, Sang Buddha?
gak ada jaminan 100% tetapi mungkin bisa mengisi rasa kekosongan anak akan seorang ibu. Yang bisa bro harap mungkin cuman nenek, tapi jaminan 70 persen (karena usianya udah tua) tapi kasian lho nenek udah tua mau direpotkan oleh cucu.
Gw rasa sang Buddha tidak mengurus anak orang.
Quote from: Mayvise on 02 August 2010, 08:58:40 AM
Wah sy kurang tau kalo tentang anak, krn belum berpengalaman. Tapi waktu itu saya nonton Kick Andy, tentang perjuangan istri yang ditinggal suaminya bahkan ada yang ditinggal dengan 15 anak. Kebanyakan wanita tidak memutuskan untuk menikah lagi, jadi para orang tua tunggal ini berjuang, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun mental anak. Ternyata anak-anaknya menjadi orang sukses. IMO, kalau wanita bisa kenapa pria tidak? ;D
Saya rasa sih, yang terpenting adalah kualitas sosok ibu itu yang penting, bukan kehadiran sosok ibu secara fisik. Ada kok yang ortunya komplit tapi kelakukannya gak bener, dan ada yang ortunya gak komplit tapi bisa jadi anak berkualitas.
Jadi kalo si anak bisa mendapatkan kualitas baik seorang ibu, dari papa nya, saya rasa gak masalah (setiap orang baik pria maupun wanita, bisa memberi pelajaran tentang kasih sayang, motivasi, kedisplinan, inspirasi, dsb). Sama seperti kisah ibu-ibu di atas, yang bisa menjadi seorang ibu sekaligus bapak untuk anak-anaknya.
ibu bisa menggantikan posisi ayah, tetapi ayah tidak bisa menggantikan posisi ibu.
Quote from: morpheus on 02 August 2010, 09:10:07 AM
bang sofian, lupakan karma, let it go, bang...
sukar melupakan istri anda, tapi mendingan rawat anak anda dengan sebaik2nya...
anak anda akan tumbuh seperti anak2 lainnya kalo anda perlakukan seperti anak2 normal lainnya: perhatian, kasih sayang, percaya diri dan self respect... dengan atau tanpa bantuan orang lain.
imo, bukan lingkungan yang harus menerima anda berdua. anda yang harus menerima lingkungan.
^
^
aye juga setuju dengan kata morpous dan jinaraga.
Quote from: sofianlaidin on 02 August 2010, 08:15:59 AM
yap bro. Sy pernah cari tau dr org yatim piatu, dia org nantinya bergaul sama anak anak senasib aja, mungkin minder atau yg lain. Sy maunya anak sy tdk punya perasaan yg beda sama lingkungannya. Dan bagaimana agar lingkungan dpt menerima dia apaadany?
Selain kasih sayang, anda harus sering memotivasi/mengangkat mental anak anda. Salah satu caranya dengan sering memberikan pujian. Karena anak berumur 4 tahun dapat diangkat mentalnya dengan mendengar hal2 baik tentang dirinya. Misalnya dalam hal belajar, ketika hitungannya benar/tulisannya bagus, anda dapat memujinya. Ketika anda melihat perubahan ekspresi wajah anak anda menjadi ceria, anda tidak perlu cemas lagi.
aye pernah dengar orang yang telah meninggal, keluarganya mencari tau terlahir di alam mana, dengan jasa orang pintar, tetapi hasilnya ditegur arwah kembali jangan mencarinya lagi karena sekali dicari arwah akan menderita. (ini menurut pemikiran taoisme)
Sdr. Sofianlaidin, menurut saya ada cara untuk mengetahui istri dan anak ke-2 anda ada dimana secara jelas dengan kepala sendiri. Bagaimananya caranya? Dengan cara melatih batin anda sehingga memiliki kekuatan batin. Tapi ini adalah hal yang sukar, diperlukan usaha yang kuat dan lama.
Tapi, jika anda ingin dapat menjaga anak anda seperti anak-anak lainnya tanpa perbedaan, seperti yang anda katakan, maka hendaknya anda tidak membuang waktu anda dengan hanya memikirkan dan hanya berusaha untuk melihat mereka yang sudah tiada. Bagaimana anda bisa mengurus anak anda dengan baik jika waktu yang seharusnya digunakan untuk mengurus anak anda, justru anda gunakan untuk hal yang pada akhirnya tidak ada gunanya?
Saya tidak mengajak anda untuk melupakan istri dan anak ke-2 anda, tetapi mengajak untuk hidup dalam realitas dan tidak hidup dalam menyesali dan menangisi masa lampau. Karena menyesali dan menangisi masa lampau akan memberikan dampak tidak baik pada kehidupan kita. Jadikanlah kenangan indah bersama istri dan anak ke-2 (walau hanya 3 minggu) untuk memacu, memotivasi kehidupan anda dan anak anda yang lain untuk kehidupan yang lebih baik.
Evam
Quote from: sofianlaidin on 31 July 2010, 05:20:53 PM
Salam kenal. Saya seorang duda beranak 1( co, 4 thn), istri saya baru meninggal 97 hari. Sy mau tanya ada yg tau apa karma penyebab sy dan anakku mengalami hal sedemikian? Baik di kehidupan ini atau yg lalu. Biar kami tdk mengulangin perbuatan tersebut baik disengaja maupun tdk. Minta sarannya juga agar sy dpt menjaga anakku seperti anak-anak lainnya tanpa perbedaan.
Istri sy meninggal karena melahirkan anak ke2, anak ke2 meyusul 3 minggu kemudian. Istri sy adalah seorang yg sangat baik dlm segala segi kehidupan ( org yg benar2 sempurna ), ada yg tau kemungkinan istri dan anak ke2 sy ada dialam yg mana? Sy pernah tanya org pintar, katanya istri sy uda ikut Nam Hai Kuan Im Pu Sat, mungkinkah? Atau ada cara lain utk mencari tau?
Sdr. Sofian
Kepergian istri anda tentunya begitu membekas di hati anda, sehingga anda perlu mencari tau kemana mendiang istri anda sekarang (berada dialam mana), namun sebaiknya anda sering melakukan pelimpahan jasa terhadap mendiang istri anda, semoga dengan jalan ini mendiang istri anda dapat terlahir di alam bahagia.
Sekarang tidaklah perlu menanyakan kamma, yang lalu biarlah berlalu, yang ada di hadapan anda saat ini adalah anda menyandang status 'single parent', dan ini tentulah memerlukan perhatian yang lebih khusus, terutama masalah pengasuhan anak anda.
Apakah sebelumnya mendiang istri anda bekerja juga ? Jika iya, maka kini beban ekonomi menjadi tanggung jawab anda sendiri, dan tentunya akan mengurangi pemasukan anda
Namun kadang masalah yang kita hadapi itu hanya terasa berat jika selalu dipikirkan, tapi mungkin terasa ringan setelah dijalankan, sebaiknya benahi dulu hal2 yang anda bisa terlebih dahulu, prioritaskan apa yang semestinya, contoh : pendidikan anak anda
Niscaya akan ada solusi2 baru terhadap permasalahan anda..
Thanks atas dukungan dr saudara semuanya.
Yg sy sadarin peran ibu tetap tdk bisa digantikan oleh ayah, sekalipun sampai sekarang sy masih berusaha melakukan peran ibu sebisa mungkin. Harus kita akui pasti semuanya lbh condong sayang ke ibu drpd bapak.
Saran2 yg ada memang sangat membantu, sy lebih berpikir agak rasional, emang manjalankan tdk semudah yg dipikirkan tapi sy akan berusaha.
Yg sy liat dr sikap2 anakku, sy lebih takut terhadap perkembangan mentalnya, soal material mudah2an tdk terlalu masalah.
Dia pernah minta mama baru ( hanya di forum ini sy berani utarakan, sebab bisa membuat yg lain negative thinking, dikira sy yg gila istri), cuma sy benar2 takut ngak dpt mama yg masih mengganggap anak kandungnya sendiri setelah sy meninggal. Mudah mudahan jalan sy diterangin lq.
bro jalanin aja berusaha sebaik mungkin untuk melakukan yang terbaik aja, terkadang berfikir lebih sulit daripada dilakukan langsung, kalau mang karma bro mengkondisikan bro menilah kembali nanti ( ntah kapan ) setidaknya sudah melalui bhanyak pertimbangan kembali
moga bro tetap kuat n tegar demi anak bro ;D
pengen sih bisa membantu sdr. sofian untuk mengetahui bagaimana keadaan istrinya yang sudah meninggal saat ini, mengingat saya sendiri pernah mengalami perasaan yang sama. tapi, saya tidak bisa membantu. walaupun demikian, saya ingin berbagi keyakinan, krena saya sndiri yakin bahwa dengan bertekun mengembangkan kemampuan batin kita, kita bisa mengetahui atau bertemu kembali dengan orang-orang yang telah meninggal yang kita kasihi.
maaf cerita dikit, sekedar sambung rasa dengan sdr. sofian. (atau nebeng curhat nih :)
dulu, saya sangat meyayangi bibi saya. tapi ia meninggal dunia saat melahirkan anaknya yang ketiga. tiba-tiba saja, wanita yang begitu besar kasih sayangnya padaku, ia lenyap begitu saja dari dunia ini, dan tak dapat ditemui lagi dengan cara apapun. saya berharap, bisa bertemu dan berbicara lagi dengannya. dan salah satu yang menjdi motivasi saya untuk mempelajari ilmu meraga sukma, adalah karena ingin bertemu dengan bibi di alam lain. yah, ilmu tersebut berhasil saya kuasai, saya berhasil memasuki dunia lain dan bertemu para arwah. tapi sayangnya saya tidak dapat menemukan bibi di alam-alam lain tersebut. saya sangat ingin bertemu dengannya, walaupun sekedar dalam mimpi.
Utk saudara deva19.
Benarkah ada ilmu demikian, kalau mau kealam yg lebih tinggi dr level manusia, bisa? Masih sesuai ajaran buddha kan? Boleh mainta petunjuk?
Apakah dialam lain, keluarga sy masih satu nantinya? Soalnya sy selalu menyuruh alm menjaga tpt sy nantinya
menurut saya lebih baik let it go. jangan muluk-muluk ingin ini dan itu, jalani saja dengan sebaik mungkin, pasti akan berguna untuk anda dan anak-anak anda.
inilah kehidupan bro...
welcome to suffering....
hiksss
Quote from: sofianlaidin on 02 August 2010, 08:03:42 PM
Thanks atas dukungan dr saudara semuanya.
Yg sy sadarin peran ibu tetap tdk bisa digantikan oleh ayah, sekalipun sampai sekarang sy masih berusaha melakukan peran ibu sebisa mungkin. Harus kita akui pasti semuanya lbh condong sayang ke ibu drpd bapak.
Saran2 yg ada memang sangat membantu, sy lebih berpikir agak rasional, emang manjalankan tdk semudah yg dipikirkan tapi sy akan berusaha.
Yg sy liat dr sikap2 anakku, sy lebih takut terhadap perkembangan mentalnya, soal material mudah2an tdk terlalu masalah.
Dia pernah minta mama baru ( hanya di forum ini sy berani utarakan, sebab bisa membuat yg lain negative thinking, dikira sy yg gila istri), cuma sy benar2 takut ngak dpt mama yg masih mengganggap anak kandungnya sendiri setelah sy meninggal. Mudah mudahan jalan sy diterangin lq.
Sdr. Sofian
Peran ibu memang sangat penting, karena biasanya wanita lebih tabah dalam mengasuh anak ketimbang para pria.. tapi memang masih terlalu pagi untuk mencari istri pengganti ibu dari anak anda, memang akan menimbulkan persepsi negatif, karena belumlah lama istri anda meninggal, belum lagi ketakutan anda jikalau anak anda mempunyai mama tiri akan diperlakukan berbeda, namun kehidupan tetap harus berjalan, mungkin anda bisa merekrut pengasuh anak (dalam hal ini wanita) agar ada yang bisa membantu merawat anak anda di saat ini..
Quote from: sofianlaidin on 02 August 2010, 10:24:31 PM
Benarkah ada ilmu demikian, kalau mau kealam yg lebih tinggi dr level manusia, bisa? Masih sesuai ajaran buddha kan? Boleh mainta petunjuk?
Apakah dialam lain, keluarga sy masih satu nantinya?S oalnya sy selalu menyuruh alm menjaga tpt sy nantinya
Bisa, tetapi apakah anda sanggup menjalankan segala bentuk latihannya? sudah siapkah anda dengan segala konsekuensi yang akan ada? Seberapa tinggi kah kemampuan anda sekarang?? Dalam ajaran sang Buddha, terdapat alam-alam lain di luar alam manusia ini. Hal ini masih sesuai dengan ajaran sang Buddha dalam konteks "ALAM".
Namun, dalam ajaran sang Buddha, tindakan anda ini kurang sesuai. Sang Buddha mengajarkan pada kita untuk melepaskan kemelakatan, minimal mengurangi kemelekatan. Saya tidak melihat adanya manfaat berguna bagi anda bila anda memfokuskan diri anda untuk hal ini ketimbang memfokuskan diri anda pada kehidupan nyata anda.
Namun bila anda bersikeras, saya akan memberikan petunjuk, Lakukanlah meditasi. Tingkatkan kemampuan konsentrasi. Waktu pencapaian anda = usaha anda + Vipaka anda. Mengenai cara, objek, dan latihan dalam meditasi, anda perlu mempelajari berbagai sumber. bukan kredibilitas saya untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini. Silakan anda bertanya kepada para pengajar meditasi.
Dalam alam lain, menjadi satu atau tidaknya keluarga anda adalah RELATIF, bergantung pada kekuatan kamma yang ada.
Quote from: sofianlaidin on 02 August 2010, 10:24:31 PMSoalnya sy selalu menyuruh alm menjaga tpt sy nantinya
saya tidak paham... apa yang anda maksud dengan kata-kata tersebut? apakah anda berdoa kepada alm. untuk slalu menjaga tempat anda? Bila benar demikian, Saya jadi bertanya-2, anda ini mengharapkan kebahagiaan bagi siapa? bagi diri anda semata? atau bagi alm? atau bagi anda (SEMUA)?
mungkin tidak tepat bila saya bicara disini, karena ini adalah forum yang dibaca oleh umum, tapi saya dapat mengatakan bahwa tindakan anda tersebut tidak menuju ke kebahagiaan yang diajarkan oleh sang Buddha.
Saat ini saya cuma bisa mendoakan semoga anda bertemu dengan orang yang dapat mengajarkan anda kebijaksanaan. Anda perlu bertemu dan berbicara panjang lebar dengan orang (bijaksana).
segala hal ada jodoh nya ada kala bertemu ada kala berpisah, and mungkin terlalu cepat berpisah dengan istri anda tapi coba lihat berapa banyak pasangan suami istri bisa bersama sampai ajal masing masing, coba lihat sophan sophia toh meninggal kan widiyawati juga kan, anda bukan satu satu nya orang yang di tinggakan oleh yang di kasihi.
memang benar ada yang mampu melihat kemana orang pergi tapi sebaiknya relakan saja deh biarkan di bahagia di kehidupan nya yang akan datang. biarkan semuanya berjalan secara natural.
pikirkan saat ini dan masa depan yang akan anda tempuh bersama putra anda adalah yang terbaik mungkin pula anda bertemu jodoh baru mungkin juga putra anda mempunyai kamma mempunyai ibu kedua itu semua hanya kemungkinan yang penting berbahagialah dengan yang ada di dekat anda saat ini karena memang suatu saat semuanya kan bisa berpisah.
Utk saudara blacque
Mungkin anda benar, sy lg mencari kebagiaan sy kembali. Sebelumnya sy sangat mengutamakan keluarga drpd segalanya. Sebelumnya kita sekeluarga benar2 bahagia, yg bisa anda lihat pd keluarga bahagia, ada dikeluarga sy. Semuanya diberikan lebih oleh Yang Kuasa. Sy juga selalu bersyukur apa yg sy dptkan selama ini. Tinggal menunggu kelahiran anak ke2 serta rumah baru yg siap sebentar lagi, tiba2 sy diberi cobaan ini, serasa jatuh dr pencakar langit.
Mengenai istri sy, sy hanya ingin tau dia bahagia disana, sebab selama ini yg dia lakukan utk sy dan keluarga, kalau soal enak dia selalu terakhir, susah dia selalu pertama. Mungkin sy juga ingin bertemu org yg bijaksana, kira2 siapa, bhante, bhiksu atau siapa?
kebahagiaan yang diajarkan Sang Buddha adalah kebahagiaan karena lenyapnya dukkha.
mencari kebahagiaan semu hanya upaya sementara saja, toh pada akhirnya akan sia-sia. anda akan bertemu orang yang tidak disukai, anda akan berpisah dengan yang anda cintai. anda akan menemukan penderitaan dan kehilangan kebahagiaan.
btw, daripada pusing mikirin yang gak pasti, bukankah lebih baik anda fokus kepada dua buah hati anda? kalaupun anda bertanya pada orang yang punya kemampuan, apakah anda yakin 100% akan jawabannya?
Quote from: sofianlaidin on 11 August 2010, 12:03:11 AM
Mengenai istri sy, sy hanya ingin tau dia bahagia disana, sebab selama ini yg dia lakukan utk sy dan keluarga, kalau soal enak dia selalu terakhir, susah dia selalu pertama. Mungkin sy juga ingin bertemu org yg bijaksana, kira2 siapa, bhante, bhiksu atau siapa?
yakin dengan pernyataan anda barusan??? bila anda yakin dengan pernyataan anda barusan, maka saya bisa mengatakan bahwa dia pasti bahagia, semasa hidup beliau berbahagia dalam keluarga anda, dia sering mengorbankan kepentingan dirinya demi kepentingan orang lain, apakah ini bukan suatu kebahagiaan?
Tetapi saya hanya ingin mengingatkan pada anda, DENGAN KONDISI anda sekarang ini, dengan kesedihan anda, dengan segala ratapan anda, MENURUT ANDA, apa iya alm. akan bahagia melihat anda dan keluarga anda yang ditinggalkan?
Anda masih bisa membahagiakan alm meskipun ia telah meninggalkan anda, yaitu dengan anda membahagiakan diri anda dan keluarga anda, anda dapat membahagiakan orang lain malah lebih bagus lagi kan?
Jadikan diri anda bahagia, jadikan diri anda manusia yang berguna, jadikan diri anda menjadi sosok pria yang dapat membahagiakan orang-orang sekitar anda.
Saya hanya mengatakan orang Bijaksana, bijaksana tidak mengenal gelar. Bila anda melihat orang tersebut bijaksana, ya anda pelajarilah kebijaksanaannya untuk kebahagiaan anda.
[at] sofianlaidin
Kalau saya katakan istri anda ada di alam sengsara, memangnya apa yang bisa anda lakukan?
[at] sofianlaidin
Bandingkan penderitaan yang anda hadapi sekarang dengan kisah nyata dibawah ini, kemudian lihat kondisi anda sekarang.
Kisah ini bercerita tentang seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.
Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya, "Saya akan menyuruh Mary di sini untuk menceritakan kepada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin anda mendengarnya."
Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: "OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa.. aku kehilangan segalanya. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya. Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah.
Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan untuk pertama kalinya aku tersenyum. Sesaat kemudian aku berpikir jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."
Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Yang ingin disampaikan adalah :
Anda telah menyimak cerita diatas, dimana isteri ditinggal pergi oleh suami dan anak yang cukup dewasa, dan bagaimana sang isteri menghadapinya dan dimulai dari seekor kucing. Dan yang sangat membedakan adalah anda masih mempunyai seorang ANAK yang akan memotivasi dan memberi harapan serta dorongan semangat kepada anda.
Sejujurnya, anda sekarang sedang menderita, bersedih dan menangis karena anda yang ditinggal dan kehilangan, bukan sebaliknya.
Memang sangat sulit untuk menghadapi kenyataan ini, karena yang paling menderita adalah ANDA sendiri dan ini sangat nyata yang ada sekarang, karena anda merasakankannya. Apakah anda terus menerus dalam kegelapan ini ( mencari jawaban ) dan apakah anda berharap anak anda harus ikut KEHILANGAN kasih sayang dari kesedihan dan juga bertanggung jawab karena penderitaan ayahnya.
Saat ini seharusnya anda lebih banyak MEMBERI kasih sayang kepada anak anda. Karena ini merupakan wujud tanggung jawab yang diberikan isteri anda. Seandainya isteri anda terlahir dialam berbahagia ( seperti yang anda tulis ), maka isteri anda pasti sangat berbahagia karena anda menjalankan TANGGUNG JAWAB ini yakni MEMBERI KEBAHAGIAAN kepada anak anda yakni TEGAR dalam menjalani kehidupan ini.
Jangan membuat anak anda merasa kehilangan lagi walaupun ia masih kecil. Karena banyak juga anak yang sangat menbanggakan PAPA-nya karena kasih sayang yang DIBERIKAN PAPA. Dan ANAK ANDA merupakan HARAPAN, INSPIRASI, MOTIVASI dan SEMANGAT ANDA. Hadapilah Kenyataan Ini.