Salam kenal ya semua, saya disini nubie non Budhist numpang tanya..
OK langsung aja ya, disebutin Sotapanna itu orang yang udah bisa bebas sepenuhnya dari 3 belenggu di bawah ini :
The three specific chains or fetters (Pali: saṃyojana) of which the Sotapanna is free are:
1. Sakkāya-diṭṭhi (Pali) - Belief in self
2. Vicikicchā (Pali) - Skeptical doubt
3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals
Kalo dilihat emang sederhana,cuma 3 belenggu. Tapi menurut saya 3 hal ini bisa menjadi sangat susah dicapai kalau kita tidak atau belum memiliki klasifikasi en kemampuan mental pikiran tertentu yang para sotapanna telah kembangkan. Setuju? sama juga kaya kita misal masih SMP,kita mampu mampu aja nembus ujian SMA,asal kemampuan otak kita sudah cukup. Nah,gampang juga berarti kalo mau jadi Sotapanna. Tinggal belajar aja apa yang Sotapanna udah pelajari. :bow
Pastilah ada kelebihan2 tertentu pada dirinya yang kita belum punyai atau kuasai. Dan alangkah baiknya bila kita mengetahui :
- kelebihan2 apa saja itu yang diperlukan.
- dan cara2 untuk mencapainya.
Silahken di share teman2,tolong kalo ada yang spesifik en detail yahh lewat text2 ato sutta2. .
Thank you and respect
Caranya Salah satunya; meditasi vipassana intensif
jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam:
Quote3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals
?
Kalo dari jalur meditasi samatha (meditasi ketenangan batin), yg pernah saya dengar dari guru saya sih, tahap2annya dari Jhanna I - IV terus Arupa Jhanna I - IV kemudian pada tahap ini dibutuhkan satu tipe perenungan khusus dan KARMA BAIK YG MENDUKUNG. Baru bisa masuk ke sotapanna.
Quote from: tesla on 22 July 2010, 08:07:16 AM
jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam:
Quote3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals
?
Bisa diperjelas apa maksudnya?
Kalau ngikuti metode lamrim, langsung meditasi soal kematian, impermanence, paticcasamupada, dan 4 kebenaran mulia. Dari situ masuk penolakan terhadap samsara, lalu masuk anatta.
Kalau berbakat langsung jadi arahat!
:D
Quote from: markosprawira on 22 July 2010, 09:11:05 AM
Quote from: tesla on 22 July 2010, 08:07:16 AM
jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam:
Quote3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals
?
Bisa diperjelas apa maksudnya?
step by step itu jg bisa menjadi kemelekatan thd ritual
Quote from: tesla on 22 July 2010, 01:02:11 PM
Quote from: markosprawira on 22 July 2010, 09:11:05 AM
Quote from: tesla on 22 July 2010, 08:07:16 AM
jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam:
Quote3. Sīlabbata-parāmāsa (Pali) - Attachment to rites and rituals
?
Bisa diperjelas apa maksudnya?
step by step itu jg bisa menjadi kemelekatan thd ritual
dear bro tesla
saya ingin memperjelas saja karena di pernyataan pertama menyebut :
jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam Sīlabbata-parāmāsadisini jelas bro menolak cara step by step.....
sedangkan dibawah, bro tesla menyebutkan kemungkinan :
step by step itu jg bisa menjadi kemelekatan thd ritualnah pernyataan manakah yang sesungguhnya dimaksudkan?
dan mengenai ritual, boleh tahu apa yang anda persepsikan sebagai ritual, apakah semua ritual termasuk ritual menghormati org tua atau upacara bendera? ataukah ritual keagamaan termasuk upacara, sembahyang, atau mungkin meditasi?
mohon konfirmasinya juga _/\_
Quote from: markosprawira on 22 July 2010, 02:52:50 PM
dear bro tesla
saya ingin memperjelas saja karena di pernyataan pertama menyebut : jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam Sīlabbata-parāmāsa
disini jelas bro menolak cara step by step.....
sedangkan dibawah, bro tesla menyebutkan kemungkinan :
step by step itu jg bisa menjadi kemelekatan thd ritual
nah pernyataan manakah yang sesungguhnya dimaksudkan?
dan mengenai ritual, boleh tahu apa yang anda persepsikan sebagai ritual, apakah semua ritual termasuk ritual menghormati org tua atau upacara bendera? ataukah ritual keagamaan termasuk upacara, sembahyang, atau mungkin meditasi?
mohon konfirmasinya juga _/\_
dear bro markos,
yg bener adalah pernyataan ke2.
yg pertama hanya ajakan utk kritis.
yg saya persepsikan sbg ritual adalah kalau melakukan sesuatu demi suatu tujuan, tetapi sesungguhnya ga ngerti bagaimana itu bisa terjadi. jadi yah just do it & hope it works
Quote from: tesla on 22 July 2010, 03:14:48 PM
Quote from: markosprawira on 22 July 2010, 02:52:50 PM
dear bro tesla
saya ingin memperjelas saja karena di pernyataan pertama menyebut : jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam Sīlabbata-parāmāsa
disini jelas bro menolak cara step by step.....
sedangkan dibawah, bro tesla menyebutkan kemungkinan :
step by step itu jg bisa menjadi kemelekatan thd ritual
nah pernyataan manakah yang sesungguhnya dimaksudkan?
dan mengenai ritual, boleh tahu apa yang anda persepsikan sebagai ritual, apakah semua ritual termasuk ritual menghormati org tua atau upacara bendera? ataukah ritual keagamaan termasuk upacara, sembahyang, atau mungkin meditasi?
mohon konfirmasinya juga _/\_
dear bro markos,
Quote
saya ingin memperjelas saja karena di pernyataan pertama menyebut : jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam Sīlabbata-parāmāsa
disini jelas bro menolak cara step by step.....
feedback saya adalah ajakan utk kritis, tp tampaknya anda cepat sekali men-judge yah agar saya masuk ke kelompok anti step-by-step :)
dear bro tesla,
disini anda ada salah memotong kalimat saya, seharusnya yg saya maksud :
Quotedear bro tesla
saya ingin memperjelas saja karena di pernyataan pertama menyebut : jika ada cara step by step, bukankah akan terperangkap dalam Sīlabbata-parāmāsa
disini jelas bro menolak cara step by step.....
sedangkan dibawah, bro tesla menyebutkan kemungkinan :
step by step itu jg bisa menjadi kemelekatan thd ritual
nah pernyataan manakah yang sesungguhnya dimaksudkan?
jadi jelas bhw saya tidak menjudge bahkan justru minta konfirmasi.... semoga jadi jelas
Quote from: tesla on 22 July 2010, 03:14:48 PM
Quotenah pernyataan manakah yang sesungguhnya dimaksudkan?
dan mengenai ritual, boleh tahu apa yang anda persepsikan sebagai ritual, apakah semua ritual termasuk ritual menghormati org tua atau upacara bendera? ataukah ritual keagamaan termasuk upacara, sembahyang, atau mungkin meditasi?
menurut saya, tidak dapat dikatakan tindakan A adalah ritual/bukan hanya dari tindakan itu sendiri.
bedanya ritual/non-ritual imo adalah seseorang mengerti how it works, tidak ada missing link dalam proses.
dalam ritual keagamaan, byk sekali missing link, termasuk di agama Buddha ;)
misalnya pembahasan pelaksanaan sila (pancasila/atthasila/dll)... bagi saya, selagi tidak mengerti sila yah sama aja sedang melaksanakan ritual.
well noted, jadi kalau saya boleh bilang, yang anda maksudkan dengan ritual intinya disini adalah "panna", mengerti dan memahmi apa yg dilakukan... bahwa jika tidak paham, berarti itu menjadi ritual
jika benar seperti itu, berarti masalahnya bukan pada step by step-nya, atau pada tindakannya melainkan bagaimana pemahaman, pengertian yang benar dalam melakukan step by step itu .... tlg koreksi jika saya salah
Quote from: markosprawira on 22 July 2010, 03:40:24 PM
jadi jelas bhw saya tidak menjudge bahkan justru minta konfirmasi.... semoga jadi jelas
iya... maaf... saya yg terlalu cepat menjudge :)
Quote
well noted, jadi kalau saya boleh bilang, yang anda maksudkan dengan ritual intinya disini adalah "panna", mengerti dan memahmi apa yg dilakukan... bahwa jika tidak paham, berarti itu menjadi ritual
benar
Quote
jika benar seperti itu, berarti masalahnya bukan pada step by step-nya, atau pada tindakannya melainkan bagaimana pemahaman, pengertian yang benar dalam melakukan step by step itu .... tlg koreksi jika saya salah
benar,
tetapi step by step di sini jg berarti 2 kemungkinan.
#1 hanya ada 1 jalan
#2 ada byk jalan
jika 1 jalan, mk apa yg ditanyakan ts udah tepat
jika ada byk jalan, maka ts harus sadar (mengerti), bahwa yg ia tanyakan hanyalah "salah satu opsi" or akan jatuh ke ritual.
gpp bro, sama2 jadi latihan agar kita bisa lebih bisa menyimak juga
mengenai step by step : saya rasa, jika memang orang yang tahu bahwa dia sedang melatih kebijaksanaan, bukan jalan dalam artian label/merk mana yang akan diperhitungkan
melainkan bagaimana agar dapat melatih apa yang bermanfaat dan mengikis apa yg tidak bermanfaat bagi batinnya
demikian pendapat saya.........
kalo misalnya ada orang yang berkeinginan jadi bodhisatta, berarti tidak boleh jadi sotapanna?
kalau sotapanna kan maksimal 7 kali kelahiran udh parinibbana.
padahal yang mau jadi bodhisatta kan bisa saja memang tidak ragu lagi thd buddha, tidak percaya ada diri yang kekal dan tidak melekat pada ritual.
bagaimana ini?
di sini ada yang ingin jadi bodhisatta? minimal calon bodhisatta.ha3
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 07:55:46 PM
kalo misalnya ada orang yang berkeinginan jadi bodhisatta, berarti tidak boleh jadi sotapanna?
kalau sotapanna kan maksimal 7 kali kelahiran udh parinibbana.
padahal yang mau jadi bodhisatta kan bisa saja memang tidak ragu lagi thd buddha, tidak percaya ada diri yang kekal dan tidak melekat pada ritual.
bagaimana ini?
di sini ada yang ingin jadi bodhisatta? minimal calon bodhisatta.ha3
IMO bukan tidak boleh jadi Sotapanna, namun pencapaian itu terhalangi oleh tekadnya untuk mencapai Kebuddhaan.
Bodhisatta belum tentu memiliki kualitas2 yg anda sebutkan itu. contohnya Bodhisatta Gotama sewaktu kelahirannya sebagai Brahmana Jotipala juga awalnya tidak percaya pada Buddha Kassapa.
Quote from: Indra on 23 July 2010, 11:16:00 PM
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 07:55:46 PM
kalo misalnya ada orang yang berkeinginan jadi bodhisatta, berarti tidak boleh jadi sotapanna?
kalau sotapanna kan maksimal 7 kali kelahiran udh parinibbana.
padahal yang mau jadi bodhisatta kan bisa saja memang tidak ragu lagi thd buddha, tidak percaya ada diri yang kekal dan tidak melekat pada ritual.
bagaimana ini?
di sini ada yang ingin jadi bodhisatta? minimal calon bodhisatta.ha3
IMO bukan tidak boleh jadi Sotapanna, namun pencapaian itu terhalangi oleh tekadnya untuk mencapai Kebuddhaan.
Bodhisatta belum tentu memiliki kualitas2 yg anda sebutkan itu. contohnya Bodhisatta Gotama sewaktu kelahirannya sebagai Brahmana Jotipala juga awalnya tidak percaya pada Buddha Kassapa.
oo...ok thanks, baru tau saya ttg kisah itu. hmm..kalo sdr indra juga ingin jd bodhisatta jg?
ray..sampe semua org ditanya tertarik jd Bodhisatta atau nggak...hahhaha...semoga ray bisa jadi bodhisatta yak ntar.. sadhu3x...
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 11:44:40 PM
Quote from: Indra on 23 July 2010, 11:16:00 PM
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 07:55:46 PM
kalo misalnya ada orang yang berkeinginan jadi bodhisatta, berarti tidak boleh jadi sotapanna?
kalau sotapanna kan maksimal 7 kali kelahiran udh parinibbana.
padahal yang mau jadi bodhisatta kan bisa saja memang tidak ragu lagi thd buddha, tidak percaya ada diri yang kekal dan tidak melekat pada ritual.
bagaimana ini?
di sini ada yang ingin jadi bodhisatta? minimal calon bodhisatta.ha3
IMO bukan tidak boleh jadi Sotapanna, namun pencapaian itu terhalangi oleh tekadnya untuk mencapai Kebuddhaan.
Bodhisatta belum tentu memiliki kualitas2 yg anda sebutkan itu. contohnya Bodhisatta Gotama sewaktu kelahirannya sebagai Brahmana Jotipala juga awalnya tidak percaya pada Buddha Kassapa.
oo...ok thanks, baru tau saya ttg kisah itu. hmm..kalo sdr indra juga ingin jd bodhisatta jg?
wah terlambat bro, soalnya rasanya gue udah mencapai kesucian poligami :D
Quote from: Indra on 23 July 2010, 11:49:01 PM
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 11:44:40 PM
Quote from: Indra on 23 July 2010, 11:16:00 PM
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 07:55:46 PM
kalo misalnya ada orang yang berkeinginan jadi bodhisatta, berarti tidak boleh jadi sotapanna?
kalau sotapanna kan maksimal 7 kali kelahiran udh parinibbana.
padahal yang mau jadi bodhisatta kan bisa saja memang tidak ragu lagi thd buddha, tidak percaya ada diri yang kekal dan tidak melekat pada ritual.
bagaimana ini?
di sini ada yang ingin jadi bodhisatta? minimal calon bodhisatta.ha3
IMO bukan tidak boleh jadi Sotapanna, namun pencapaian itu terhalangi oleh tekadnya untuk mencapai Kebuddhaan.
Bodhisatta belum tentu memiliki kualitas2 yg anda sebutkan itu. contohnya Bodhisatta Gotama sewaktu kelahirannya sebagai Brahmana Jotipala juga awalnya tidak percaya pada Buddha Kassapa.
oo...ok thanks, baru tau saya ttg kisah itu. hmm..kalo sdr indra juga ingin jd bodhisatta jg?
wah terlambat bro, soalnya rasanya gue udah mencapai kesucian poligami :D
ha3...sip2...
may you happy always
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 11:55:52 PM
Quote from: Indra on 23 July 2010, 11:49:01 PM
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 11:44:40 PM
Quote from: Indra on 23 July 2010, 11:16:00 PM
Quote from: raynoism on 23 July 2010, 07:55:46 PM
kalo misalnya ada orang yang berkeinginan jadi bodhisatta, berarti tidak boleh jadi sotapanna?
kalau sotapanna kan maksimal 7 kali kelahiran udh parinibbana.
padahal yang mau jadi bodhisatta kan bisa saja memang tidak ragu lagi thd buddha, tidak percaya ada diri yang kekal dan tidak melekat pada ritual.
bagaimana ini?
di sini ada yang ingin jadi bodhisatta? minimal calon bodhisatta.ha3
IMO bukan tidak boleh jadi Sotapanna, namun pencapaian itu terhalangi oleh tekadnya untuk mencapai Kebuddhaan.
Bodhisatta belum tentu memiliki kualitas2 yg anda sebutkan itu. contohnya Bodhisatta Gotama sewaktu kelahirannya sebagai Brahmana Jotipala juga awalnya tidak percaya pada Buddha Kassapa.
oo...ok thanks, baru tau saya ttg kisah itu. hmm..kalo sdr indra juga ingin jd bodhisatta jg?
wah terlambat bro, soalnya rasanya gue udah mencapai kesucian poligami :D
ha3...sip2...
may you happy always
you too
Quote from: No Pain No Gain on 23 July 2010, 11:48:11 PM
ray..sampe semua org ditanya tertarik jd Bodhisatta atau nggak...hahhaha...semoga ray bisa jadi bodhisatta yak ntar.. sadhu3x...
thanks2,,ha3