Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: Terasi on 29 June 2010, 07:01:44 PM

Title: Mancing
Post by: Terasi on 29 June 2010, 07:01:44 PM
Habis liat gambar ikan lele gedeeee sekali di Internet (lebih gede dari kerbau!) udah mati habis ditangkap orang, trus inget berita-berita pemancing kawakan membanggakan hasil pancingannya sekian kilo dsb.
Kasihan ikannya. Kalau nelayan kan nangkap ikan untuk penghidupan, kalo pemancing yang ikut lomba-lomba itu hanya untuk kebanggaan.

Trus ingat diri sendiri waktu kecil suka mancing di kolam pinggir rumah, udah jadi hobi seminggu bisa beberapa kali. Ikan yang sudah saya tangkap dan aniaya ada ribuan ekor. Kebiasaan memancing berhenti setelah agak besar. Tapi sekarang saya jadi miris kalo ingat itu.

Katanya kalau suatu makhluk mati, dia akan langsung terlahir di alam lain saat itu juga. Jadi bila sekarang misalnya, saya fang shen atau berdana, dan berharap dalam hati "Semoga ikan-ikan yang dulu saya bunuh dan aniaya bisa berbahagia". Bukankah itu sudah terlalu terlambat?
Title: Re: Mancing
Post by: dewi_go on 29 June 2010, 07:07:01 PM
lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekalo bro, lanjutin aja fangshennya ntar juga bisa menekan pengaruh buruk mancing dulu :)
Title: Re: Mancing
Post by: tania on 29 June 2010, 08:37:19 PM
sama saja kalau anda baru berharap dalam hati setelah melihat makanan di piring ..  ;D

tapi saya setuju dg post dewi_go .. lebih baik terlambat daripada tidak sama skali .. seperti pelimpahan jasa, juga dilakukan (umumnya) setelah yg bersangkutan meninggal .. terlambat sih, tapi yg bersangkutan mungkin merasa tertolong jika kebetulan lahir di alam yg dapat menerima pelimpahan tsb ..  _/\_
Title: Re: Mancing
Post by: Peacemind on 30 June 2010, 09:37:18 AM
Yo ca pubbe pamajjitvā, pacchā so nappamajjati;
somaṃ lokaṃ pabhāseti, abbhā muttova candimā

Ia yang dulunya lengah dan setelah itu tidak lengah lagi,
menyinari dunia ini, seperti rembulan bebas dari awan.