Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: Deva19 on 17 June 2010, 09:15:05 AM

Title: Pandangan Umat Budhis Tentang Syukur
Post by: Deva19 on 17 June 2010, 09:15:05 AM
saya ingin tahu, bagaimana pandangan umat budhis tentang konsep syukur seperti yang terdapat dalam agama-agama samawi. saya copaskan artikelnya :

Quote

Keajaiban Syukur


Hidup ini mudah jika kita terbuka. Terbuka melihat hal-hal kecil di sekitar kita, terbuka menerima cobaan yang sedikit menghambat perjalanan kita, terbuka dalam berpikir begitu beruntungnya kita jika dibandingkan dengan orang lain, dan masih banyak lagi keterbukaan yang harus kita lakukan dalam menyikapi hidup. Untuk selanjutnya kita perlu berterima kasih kepada Tuhan atas takdir-Nya yang indah untuk kita. Itulah Bersyukur...



Dengan bersyukur, ibarat kata punya uang seribu saja kita merasa kaya. Selain itu, bersyukur merupakan obat ampuh untuk mengobati sifat iri. Yup..sifat dimana kita merasa cemburu ketika orang lain bahagia, sifat yang menunjukkan kalau kita tidak punya sesuatu yang bisa kita banggakan atau bahkan sifat yang bisa menghambat kehidupan kita. Tidaklah sulit untuk melakukan ini. Hanya perlu kepekaan terhadap apa yang telah kita miliki dan peka terhadap sekitar kita.

Akhirnya, Anda akan merasakan keindahan hidup seperti orang dan nyanyian katakan. Inilah keajaiban bersyukur...

jangan lupa selalu bersyukur atas nkmat dan karunia nya...

dikutip dari : www.unic77.tk: Keajaiban Bersyukur

kalau saya sendiri, memang mengalami, bahwa syukur merupakan obat ampun untuk stress. bagaimana pendapat kawan-kawan budhis di sini? mohon di sharing pendapatnya.
Title: Re: Pandangan Umat Budhis Tentang Syukur
Post by: CHANGE on 17 June 2010, 10:20:35 AM
Hanya sharing pandangan saja dari pemahaman Dhamma.

Memang benar rasa syukur dapat mengurangi stress, dan ini sangat tergantung dari LATIHAN kita untuk "MELEPAS" terhadap semua permasalahan yang dihadapi baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Tentu menjadi pertanyaan bagaimana kita memulai melatihnya ?
Dan secara sederhana kita berlatih ber DANA dengan MELEPAS, yakni untuk melepas kepemilikan "AKU " baik dalam bentuk materi dan non materi, semakin sering kita melakukan berarti semakin kita melatih rasa syukur, dan dalam hal ini yang pertama kali dilatih adalah bukan rasa syukur tetapi yang dilatih adalah... seperti cerita dibawah ini

BELANJA DI "TOKO KEBAHAGIAAN"  

Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan
bertanya, ''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.''

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya. ''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.''

Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas? Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah banyak disampaikan, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.

Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.'' Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan.

Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.

Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,''misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.

Menu yang lain misalnya ''bersyukur.'

' ''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah.

''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. YANG TERMAHAL TERNYATA ADALAH ''KESABARAN'' KARENA KESABARAN INI MERUPAKAN BAHAN BAKU DARI SEGALA MACAM PRODUK YANG DIJUAL DI SANA.

Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya".

Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.

Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''MUNCUL'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan

Sesuai dengan ungkapan dhamma ini :

Khantῑ paramaṁ tapo tῑtikkhā
Melatih kesabaran adalah cara bertapa yang tertinggi
(Ovādapāṭimokkhadipāṭhā)


Artinya rasa syukur merupakan bagian dari latihan kesabaran. Dengan melatih kesabaran berarti melatih rasa syukur, keikhlasan, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan.dan lainnya. Sama seperti dalam meditasi, kita harus kembali ke objek semula, pada saat pikiran mengembara kemana-mana baik yang menyenangkan maupun menyedihkan. Artinya kita sedang melatih KESABARAN. Yakni melatih kesabaran untuk Menerima Apa Adanya. Dan secara jujur saya harus katakan TIDAK MUDAH.

Jadi KESABARAN adalah HASIL dari LATIHAN.


Title: Re: Pandangan Umat Budhis Tentang Syukur
Post by: dipasena on 17 June 2010, 11:25:31 AM
bagi aa syukur merupakan bentuk "penerimaan" yg bs diartikan sebagai kelegaan dan terimakasih. namun syukur itu lebih baik lagi jika dilakukan dalam 2 kondisi, susah maupun senang. biasanya syukur dilakukan ketika hal baik/kebahagiaan/kesenangan datang pada hidupnya dan merasa puas dengan hal itu namun kadang lupa melakukan syukur ketika hal buruk/penderitaan/kesusahan menerpa hidupnya dan merasa tidak puas dengan hal itu...

kebanyakan orang memikirkan keberuntungan yg diperolehnya saja, sehingga ia lupa akan kesialan yg diperolehnya. Hal itu disebabkan ada nya pola berpikir bahwa bersyukur merupakan bentuk terimakasih kepada "seseorang" yg telah memberikan keberuntungan dalam hidupnya, "seseorang" jika dikaitkan dengan agama maka "seseorang" itu adalah tuhan (dalam pandangan agama samawi) sehingga orang akan berpikir tidak mungkin bagi seorang tuhan memberikan kesialan kepada dirinya... pada saat itu dirinya tidak bs menerima kondisi "kesialan/kesusahan/penderitaan" yang dialaminya, maka dirinya semakin menderita.

aa'tono
Title: Re: Pandangan Umat Budhis Tentang Syukur
Post by: seniya on 17 June 2010, 12:03:16 PM
Bersyukur = merasa puas dg apa yg ada (santussako)
Title: Re: Pandangan Umat Budhis Tentang Syukur
Post by: L1M on 17 June 2010, 10:17:03 PM
Quote from: Deva19 on 17 June 2010, 09:15:05 AM
saya ingin tahu, bagaimana pandangan umat budhis tentang konsep syukur seperti yang terdapat dalam agama-agama samawi. saya copaskan artikelnya :

Quote

Keajaiban Syukur


Hidup ini mudah jika kita terbuka. Terbuka melihat hal-hal kecil di sekitar kita, terbuka menerima cobaan yang sedikit menghambat perjalanan kita, terbuka dalam berpikir begitu beruntungnya kita jika dibandingkan dengan orang lain, dan masih banyak lagi keterbukaan yang harus kita lakukan dalam menyikapi hidup. Untuk selanjutnya kita perlu berterima kasih kepada Tuhan atas takdir-Nya yang indah untuk kita. Itulah Bersyukur...



Dengan bersyukur, ibarat kata punya uang seribu saja kita merasa kaya. Selain itu, bersyukur merupakan obat ampuh untuk mengobati sifat iri. Yup..sifat dimana kita merasa cemburu ketika orang lain bahagia, sifat yang menunjukkan kalau kita tidak punya sesuatu yang bisa kita banggakan atau bahkan sifat yang bisa menghambat kehidupan kita. Tidaklah sulit untuk melakukan ini. Hanya perlu kepekaan terhadap apa yang telah kita miliki dan peka terhadap sekitar kita.

Akhirnya, Anda akan merasakan keindahan hidup seperti orang dan nyanyian katakan. Inilah keajaiban bersyukur...

jangan lupa selalu bersyukur atas nkmat dan karunia nya...

dikutip dari : www.unic77.tk: Keajaiban Bersyukur

kalau saya sendiri, memang mengalami, bahwa syukur merupakan obat ampun untuk stress. bagaimana pendapat kawan-kawan budhis di sini? mohon di sharing pendapatnya.
Title: Re: Pandangan Umat Budhis Tentang Syukur
Post by: Deva19 on 01 July 2010, 04:41:44 PM
tanks for All