Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: Sukma Kemenyan on 22 February 2008, 11:36:25 PM

Title: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Sukma Kemenyan on 22 February 2008, 11:36:25 PM
Simple Question...

Namun saya tidak pernah mendapatkan jawaban dari pertanyaan diatas...

Ada yang bisa membantu ?  :-[
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: El Sol on 22 February 2008, 11:52:01 PM
laksanakan Pancasila sebaik mungkin..kalo bisa perfect..itulah Upasaka/Upasika yg baek..haha

Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Ginny_weasley on 23 February 2008, 01:20:50 AM
Buat Sah nya lagi ya visudhi... biar gak di bilang Buddhist KTP...


Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Sumedho on 23 February 2008, 08:20:04 AM
Melaksanakan ajaran Buddha  8)
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: F.T on 23 February 2008, 08:24:47 AM
Belajar Dhamma,
Renungkan Dhamma, dan
Praktekkan Dhamma ...

_/\_
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: GiNong on 23 February 2008, 08:57:41 AM
Quote from: Felix Thioris on 23 February 2008, 08:24:47 AM
Belajar Dhamma,
Renungkan Dhamma, dan
Praktekkan Dhamma ...

_/\_
jawaban yg bagus t kyk nya
wkkwkwkwk
;D ;D ;D
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: tesla on 23 February 2008, 09:47:03 AM
kebebasan berpikir
berani menerima kenyataan
bersedia menghapus segala kekeliruan
melihat kebenaran

_/\_
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: JackDaniel on 23 February 2008, 09:52:03 AM
Melaksanakan Sila , Samadhi dan Panna
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: mushroom_kick on 23 February 2008, 10:46:52 AM
Quote from: Felix Thioris on 23 February 2008, 08:24:47 AM
Belajar Dhamma,
Renungkan Dhamma, dan
Praktekkan Dhamma ...

_/\_
setuju banget
praktekkan Dhamma...
_/\_
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Pitu Kecil on 23 February 2008, 01:43:01 PM
Quote from: Felix Thioris on 23 February 2008, 08:24:47 AM
Belajar Dhamma,
Renungkan Dhamma, dan
Praktekkan Dhamma ...

_/\_

Pus2 pandai jg ya,  :D Sep Praktekkan Dhamma  _/\_
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: ryu on 23 February 2008, 05:52:05 PM
Jangan Melekat. Inti ajaran sang buddha.
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Lex Chan on 23 February 2008, 09:10:04 PM
Berlatih / praktek:
1. mengurangi perbuatan jahat
2. menambah perbuatan bajik
3. mengembangkan kesadaran
_/\_
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: FZ on 24 February 2008, 07:16:41 AM
Quote from: Lex Chan on 23 February 2008, 09:10:04 PM
Berlatih / praktek:
1. mengurangi perbuatan jahat
2. menambah perbuatan bajik
3. mengembangkan kesadaran
_/\_
3. sucikan pikiran :)
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Lex Chan on 24 February 2008, 03:18:10 PM
Quote from: FoxRockman on 24 February 2008, 07:16:41 AM
Quote from: Lex Chan on 23 February 2008, 09:10:04 PM
Berlatih / praktek:
1. mengurangi perbuatan jahat
2. menambah perbuatan bajik
3. mengembangkan kesadaran
_/\_
3. sucikan pikiran :)

Sama saja kan?
Bukankah pikiran orang suci adalah pikiran yang selalu sadar? :)
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: FZ on 24 February 2008, 04:56:50 PM
Quote from: Lex Chan on 24 February 2008, 03:18:10 PM
Quote from: FoxRockman on 24 February 2008, 07:16:41 AM
Quote from: Lex Chan on 23 February 2008, 09:10:04 PM
Berlatih / praktek:
1. mengurangi perbuatan jahat
2. menambah perbuatan bajik
3. mengembangkan kesadaran
_/\_
3. sucikan pikiran :)

Sama saja kan?
Bukankah pikiran orang suci adalah pikiran yang selalu sadar? :)
Hm.. benar juga.. Thanks 4 correction and tambahan info :)
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Hendra Susanto on 24 February 2008, 06:50:41 PM
"gak tau... saya bukan buddhist" saya adalah "orang"
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: andry on 24 February 2008, 07:26:14 PM
hallo ko menyan,
same as
kayak ko lex chan dan ko hedi
jangan berbuat jahat
tambahlah kebajikan
sucikan hati dan pikiran
(versi simple, namun ok  8))

(versi gembar-gembor)
rajin ke vihara
rajin baca keng atau paritta
memakai aksesoris tasbih
kepala di botakin
kemana2 bicara selalu ke arah sutta-suta
rajin ikuti kegiatan sosial keagama-an
selalu diikuti kata2 bijak sang buddha dalam setiap pembicaraan
(orang banyak pasti akan langsung menjudge anda >> kamu orang buddha yah??  pentingkah itu semua??)
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: chingik on 24 February 2008, 10:21:10 PM
Jangan jadi seorang "Buddhis"
maka anda baru dapat menjadi Buddhis.   
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: Sumedho on 24 February 2008, 10:28:14 PM
mantep, pake ala zen  8)
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: ryu on 25 February 2008, 07:42:40 AM
Dari buku "the Truth of Nature" by Bhikkhu Duddhadasa

"Bagaimana cara berpikir seorang nonpraktisi dan seorang Buddhis yang mempraktikkan ajaran Buddha?"

Mari kita perhatikan sebuah fakta yang akan menjadi petunjuk untuk membedakan cara berpikir seorang non praktisi dan seorang Buddhis yang mempraktikkan ajaran Buddha. Seorang non praktisi berarti seorang yang belum menjadi seorang umat Buddha yang baik dan tidak memahami ajaran Buddha. la hanya menjadi Buddhis karena label agama saja, sesuai dengan catatan kependudukan (seorang Buddhis KTP sejati) dan karena orangtuanya beragama Buddha. Mereka kita sebut dengan Buddhis non praktisi. Persyaratan untuk menjadi seorang Buddhis sejati seorang praktisi, Ariya (orang suci, maju pesat dalam latihan) adalah memiliki pandangan benar yang jauh lebih tinggi daripada seorang non praktisi terhadap semua hal yang ada di sekelilingnya.

Buddha bersabda, "Ada perbedaan yang sangat besar dalam cara pandang antara pandangan para ariya dan pandangan umat biasa." Karena itu, dalam pandangan para ariya, dan juga sesuai dengan peraturan para ariya, bernyanyi sama saja dengan menangis; menari adalah ciri khas orang gila; dan tertawa terbahak bahak adalah kelakuan anak anak ingusan. Orang orang pada umumnya menyanyi, tertawa, dan menikmati semua itu tanpa menyadari kapan dirinya akan lelah. Di dalam pandangan para ariya, menyanyi terlihat sama dengan menangis. Jika kita mengamati seorang yang menyanyi dan berteriak sekeras kerasnya, dia tidak hanya kelihatan seperti orang yang sedang menangis, tetapi selain itu, apa yang dilakukannya berasal dari kondisi kondisi emosional. yang sebenarnya sama dengan menangis.

Menari adalah kelakuan orang gila! Jika kita perhatikan sedikit lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa ketika kita bangun dari tempat duduk untuk menari, kita paling tidak sudah menjadi sepuluh persen gila. Jika tidak, kita pasti tidak akan mau menari. Karena secara umum menari dipandang sebagai sebuah bentuk kesenangan, kita tidak menganggapnya sebagai kelakuan orang gila. Ada beberapa orang yang suka tertawa; tertawa memang menyenangkan. Mereka tertawa terbahak bahak, bahkan di saat saat yang tidak tepat. Tetapi bagi para ariya, dan di dalam peraturan mereka, tertawa adalah kelakuan anak kecil. Oleh sebab itu, jika kita mampu tidak tertawa, ini tentu baik. Tidak tertawa sama sekali bahkan lebih baik lagi.

Contoh contoh di atas menunjukkan bagaimana latihan displin (sila) para ariya berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Secara umum, menyanyi, berdansa, dan tertawa sepertinya tidak membawa akibat dan bukan sesuatu yang istimewa. Namun bagi para ariya kegiatan kegiatan tersebut dianggap tidak berguna dan tidak terkendali. Demikianlah pandangan seseorang yang pikirannya sudah berkembang pesat.

Buddha tidak mengatakan, jangan lakukan hal-hal itu ketika kita menginginkannya, tetapi mengajarkan kita untuk memahami bahwa ada perbuatan yang terpuji dan perbuatan rendah, dan ada hal hal yang tidak layak untuk dilakukan. Karena belum menjadi seorang ariya, kita mungkin ingin melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah. Ketika kita melakukannya, kita akan sadar bahwa hal itu terkadang memang tampak menyenangkan, tetapi pada akhirnya kita akan kelelahan. Selanjutnya, kita dapat meningkatkan diri kita ke tingkat yang lebih tinggi dan berlatih disiplin para ariya.

Sebagian orang tidak suka mendengar tentang "disiplin". Mereka khawatir bahwa mengendalikan diri menyebabkan "penderitaan." Tetapi, mengendalikan diri untuk tidak mengikuti perasaan adalah sebuah praktik dan latihan penting dalam agama Buddha.

Mengendalikan tubuh dan pikiran untuk tidak menuruti setiap perasaan bukanlah penderitaan. Sebaliknya, ini adalah sebuah metoda untuk melenyapkan dukkha. Kita harus menemukan cara. untuk mencegah diri kita agar tidak sampai dikuasai oleh ego atau kekotoran batin. Kita harus menjaga pikiran agar kekotoran batin tidak mengarahkan dan menguasai diri kita. Lihat orang orang yang sedang menari dan perhatikan betapa kuatnya kekotoran batin menguasai dan membuat mereka tunduk. Inikah yang disebut dengan kebebasan?

Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan kemampuan batin kita bagaimanapun juga. Jangan menjadi seorang Buddhis awam selamanya! Buat diri Anda bisa menjadi anggota komunitas Buddhis praktisi, dengan memiliki pengetahuan, kecerdasan, kesadaran, dan pemahaman sehingga penderitaan akan berkurang. jangan lakukan hal hal yang tidak layak dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri. Inilah hasil yang akan Anda dapatkan. Anda akan bertransformasi dari seorang Buddhis non praktisi awam menjadi seorang Buddhis praktisi, yang menaati disiplin para ariya. Buddha berharap akan lebih banyak lagi yang menjadi ariya, semakin banyak lagi orang yang akan meninggalkan keduniawian selamanya.
Title: Re: Bagaimana caranya menjadi "Buddhist" ?
Post by: andry on 25 February 2008, 08:04:19 PM
Sdr ryu yang baik, anumodana atas postingan yg sangat bermanfaat