Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
gak juga, bulan gelap (ce it) juga Uposatha kok.
Sebelum kelahiran Pangeran Siddhatta, ketika Ratu Maha Maya bermimpi menjelang kehamilannya, dikatakan bahwa Ratu juga menjalankan Atthasila
Oh..!!
jadi ini emank tradisi Buddhist yak? ato Hindhu?...
Sang Buddha ada menyarankan kita untuk Athasila waktu hari Uposatha??...ato ini dibuat ama umat2ne?
1/2 gelap 1/2 terang juga uposatha koq. jadi sebenernya kurang lebih 1 minggu sekale.
jaman Sang Buddha ada kebiasaan bagi para petapa jaman itu untuk membabarkan ajaran masing-masing. terus raja bimbisara request sama Sang Buddha. jadi udah ada dari sebelon Sang Buddha ada.
Quotejaman Sang Buddha ada kebiasaan bagi para petapa jaman itu untuk membabarkan ajaran masing-masing. terus raja bimbisara request sama Sang Buddha.
ini apa kaitannya ama Uposattha yak?
ada beberapa sutta dalam Anguttara Nikaya dimana Sang Buddha menganjurkan pelaksanaan 8 faktor Uposatha Sila. namun saya tidak menemukan Sang Buddha menyebutkan hari2 tertentu untuk pelaksanaan ini, mungkin karena namanya Uposatha Sila maka seyogianya dilaksanakan pada hari Uposatha pula.
kebiasaannya di bulan purnama. jadi deh ditetapkan sama Sang Buddha hari uposatha.
Quote from: Indra on 11 May 2010, 10:01:21 PM
ada beberapa sutta dalam Anguttara Nikaya dimana Sang Buddha menganjurkan pelaksanaan 8 faktor Uposatha Sila. namun saya tidak menemukan Sang Buddha menyebutkan hari2 tertentu untuk pelaksanaan ini, mungkin karena namanya Uposatha Sila maka SEBAIKNYA dilaksanakan pada hari Uposatha pula.
NOOOO!!!!...yesh! dah diganti..:D
he???...Uposatha Sila = Athasila?..
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 May 2010, 10:01:30 PM
kebiasaannya di bulan purnama. jadi deh ditetapkan sama Sang Buddha hari uposatha.
kata Mbah Indra, sang Buddha gk pernah tetapin...
loe denger darimana sang Buddha tetapin hari uposatha waktu bulan purnama?
mbah indra kan baca sutta pitaka. dia kan gak baca vinaya pitaka.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 May 2010, 10:08:39 PM
mbah indra kan baca sutta pitaka. dia kan gak baca vinaya pitaka.
reference-nya donk...kalo gk ada reference sutta...aye males percaya ente..:D
baca khandhaka bagian kedua dari vinaya pitaka
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 May 2010, 10:18:15 PM
baca khandhaka bagian kedua dari vinaya pitaka
cuma pernah baca Vinaya bagian Cullavagga
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 May 2010, 10:18:15 PM
baca khandhaka bagian kedua dari vinaya pitaka
well gw gk ada Tipitaka and vinaya..
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
Kata puasa ..... apa berasal dari kata Uposatha ini?
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
hohohoho...
gw gk bisa seh..T_T
biasane tidur dilantai gw gk bisa...
:D
gk bisa tidur...
trus mo nanya sekalian...
1. minum yogurt, boleh?
2. denger lagu2 Paritta, boleh?
3. minum jus, boleh?
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 11:12:43 PM
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
hohohoho...
gw gk bisa seh..T_T
biasane tidur dilantai gw gk bisa...
:D
gk bisa tidur...
trus mo nanya sekalian...
1. minum yogurt, boleh?
2. denger lagu2 Paritta, boleh?
3. minum jus, boleh?
Yogurt terbuat dari susu. Beberapa tradisi termasuk Theravada Indonesia tidak memperbolehkan minum minuman dari susu. Tapi tradisi tertentu memperbolehkan dengan alasan bahwa Sang Buddha telah menetapkan lima macam obat spesial yang salah satunya adalah susu.
Sebenarnya apapun lagunya jika dengan mendengarkan nafsu keinginan bertambah (contoh menikmati musiknya, bukan makna paritta tersebut) merupakan pelanggaran. Jadi kalau bisa sih dihindari di hari2 Uposatha. Dalam Vinaya kebhikkhuan sendiri, ada peraturan yang tidak memperbolehkan para bhikkhu untuk melagukan kata-kata Sang Buddha. Barangkali ini juga berkaitan dengan kilesa yang muncul karena menikmati melodi kata2 yang dilagukan.
Dalam peraturan vikālabhojana (makan pada waktu yang tidak tepat), seseorang dianjurkan untuk tidak makan makanan padat setelah tengah hari. Dalam peraturan kebhikkhuan, air yang diseduh dari buah yang lebih besar dari kepalan tangan seperti contoh kelapa dikategorikan sebagai makanan padat dan tidak boleh dikonsumsi setelah tengah hari. Namun air yang diseduh dari buah seperti apel, jeruk dan buah2 lain yang berukuran demikian dan lebih kecil dari itu bisa dikonsumsi setelah tengah hari. Artinya, di hari2 Uposatha, air buah2 demikian boleh diminum. Mengenai jus, karena masih ada ampasnya, tentu harus dihindari.
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:32:36 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 11:12:43 PM
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
hohohoho...
gw gk bisa seh..T_T
biasane tidur dilantai gw gk bisa...
:D
gk bisa tidur...
trus mo nanya sekalian...
1. minum yogurt, boleh?
2. denger lagu2 Paritta, boleh?
3. minum jus, boleh?
Yogurt terbuat dari susu. Beberapa tradisi termasuk Theravada Indonesia tidak memperbolehkan minum minuman dari susu. Tapi tradisi tertentu memperbolehkan dengan alasan bahwa Sang Buddha telah menetapkan lima macam obat spesial yang salah satunya adalah susu.
Sebenarnya apapun lagunya jika dengan mendengarkan nafsu keinginan bertambah (contoh menikmati musiknya, bukan makna paritta tersebut) merupakan pelanggaran. Jadi kalau bisa sih dihindari di hari2 Uposatha. Dalam Vinaya kebhikkhuan sendiri, ada peraturan yang tidak memperbolehkan para bhikkhu untuk melagukan kata-kata Sang Buddha. Barangkali ini juga berkaitan dengan kilesa yang muncul karena menikmati melodi kata2 yang dilagukan.
Dalam peraturan vikālabhojana (makan pada waktu yang tidak tepat), seseorang dianjurkan untuk tidak makan makanan padat setelah tengah hari. Dalam peraturan kebhikkhuan, air yang diseduh dari buah yang lebih besar dari kepalan tangan seperti contoh kelapa dikategorikan sebagai makanan padat dan tidak boleh dikonsumsi setelah tengah hari. Namun air yang diseduh dari buah seperti apel, jeruk dan buah2 lain yang berukuran demikian dan lebih kecil dari itu bisa dikonsumsi setelah tengah hari. Artinya, di hari2 Uposatha, air buah2 demikian boleh diminum. Mengenai jus, karena masih ada ampasnya, tentu harus dihindari.
ribet yak...
kalo gw jalanin versi gw aja..gpp khan?..
sebenarnya tujuannya cuma 1 khan?...ilangin Kelisa..bener gk?...
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 11:34:37 PM
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:32:36 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 11:12:43 PM
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
hohohoho...
gw gk bisa seh..T_T
biasane tidur dilantai gw gk bisa...
:D
gk bisa tidur...
trus mo nanya sekalian...
1. minum yogurt, boleh?
2. denger lagu2 Paritta, boleh?
3. minum jus, boleh?
Yogurt terbuat dari susu. Beberapa tradisi termasuk Theravada Indonesia tidak memperbolehkan minum minuman dari susu. Tapi tradisi tertentu memperbolehkan dengan alasan bahwa Sang Buddha telah menetapkan lima macam obat spesial yang salah satunya adalah susu.
Sebenarnya apapun lagunya jika dengan mendengarkan nafsu keinginan bertambah (contoh menikmati musiknya, bukan makna paritta tersebut) merupakan pelanggaran. Jadi kalau bisa sih dihindari di hari2 Uposatha. Dalam Vinaya kebhikkhuan sendiri, ada peraturan yang tidak memperbolehkan para bhikkhu untuk melagukan kata-kata Sang Buddha. Barangkali ini juga berkaitan dengan kilesa yang muncul karena menikmati melodi kata2 yang dilagukan.
Dalam peraturan vikālabhojana (makan pada waktu yang tidak tepat), seseorang dianjurkan untuk tidak makan makanan padat setelah tengah hari. Dalam peraturan kebhikkhuan, air yang diseduh dari buah yang lebih besar dari kepalan tangan seperti contoh kelapa dikategorikan sebagai makanan padat dan tidak boleh dikonsumsi setelah tengah hari. Namun air yang diseduh dari buah seperti apel, jeruk dan buah2 lain yang berukuran demikian dan lebih kecil dari itu bisa dikonsumsi setelah tengah hari. Artinya, di hari2 Uposatha, air buah2 demikian boleh diminum. Mengenai jus, karena masih ada ampasnya, tentu harus dihindari.
ribet yak...
kalo gw jalanin versi gw aja..gpp khan?..
sebenarnya tujuannya cuma 1 khan?...ilangin Kelisa..bener gk?...
Hahaha...bole silahkan diskon sesukanya, ntar Efeknya juga dapat diskon biar adil. Hehehe :)
Quote from: Khun_sang90 on 12 May 2010, 12:20:26 AM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 11:34:37 PM
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:32:36 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 11:12:43 PM
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
hohohoho...
gw gk bisa seh..T_T
biasane tidur dilantai gw gk bisa...
:D
gk bisa tidur...
trus mo nanya sekalian...
1. minum yogurt, boleh?
2. denger lagu2 Paritta, boleh?
3. minum jus, boleh?
Yogurt terbuat dari susu. Beberapa tradisi termasuk Theravada Indonesia tidak memperbolehkan minum minuman dari susu. Tapi tradisi tertentu memperbolehkan dengan alasan bahwa Sang Buddha telah menetapkan lima macam obat spesial yang salah satunya adalah susu.
Sebenarnya apapun lagunya jika dengan mendengarkan nafsu keinginan bertambah (contoh menikmati musiknya, bukan makna paritta tersebut) merupakan pelanggaran. Jadi kalau bisa sih dihindari di hari2 Uposatha. Dalam Vinaya kebhikkhuan sendiri, ada peraturan yang tidak memperbolehkan para bhikkhu untuk melagukan kata-kata Sang Buddha. Barangkali ini juga berkaitan dengan kilesa yang muncul karena menikmati melodi kata2 yang dilagukan.
Dalam peraturan vikālabhojana (makan pada waktu yang tidak tepat), seseorang dianjurkan untuk tidak makan makanan padat setelah tengah hari. Dalam peraturan kebhikkhuan, air yang diseduh dari buah yang lebih besar dari kepalan tangan seperti contoh kelapa dikategorikan sebagai makanan padat dan tidak boleh dikonsumsi setelah tengah hari. Namun air yang diseduh dari buah seperti apel, jeruk dan buah2 lain yang berukuran demikian dan lebih kecil dari itu bisa dikonsumsi setelah tengah hari. Artinya, di hari2 Uposatha, air buah2 demikian boleh diminum. Mengenai jus, karena masih ada ampasnya, tentu harus dihindari.
ribet yak...
kalo gw jalanin versi gw aja..gpp khan?..
sebenarnya tujuannya cuma 1 khan?...ilangin Kelisa..bener gk?...
Hahaha...bole silahkan diskon sesukanya, ntar Efeknya juga dapat diskon biar adil. Hehehe :)
efek??..:D
kalo gw Athasila...gw buat karena gw pengen..bukan karena pengen dapet barang..hahaha
apa hal ini ada pengaruh terhadap agama lain? sepertinya ada agama lain yang mengikuti tradisi ini.
[at] Sol Wah pemikiran Anda sudah bagus tidak mementingkan Hasil atau Tujuan memang itu yang sebaiknya dilakukan, tetapi mengingat hukum Kamma akan lebih baik bila dilakukan dengan sunguh" sesuai dengan pedoman dalam Tipitaka, tetapi saya tekankan bahwa saya tidak menyalahkan atau melarang Anda utk Uposatha dgn versi sendiri, karena menurut saya Anda memiliki niat itu sudah sangat-sangat baik daripada berbicara hal ini tapi prakteknya 'nol' (NATO)... :)
Quote from: ryu on 12 May 2010, 07:01:49 AM
apa hal ini ada pengaruh terhadap agama lain? sepertinya ada agama lain yang mengikuti tradisi ini.
Seperti yang sudah di Post sblumnya, bahwa tradisi Upostha adalah tradisi dari India Kuno sudah ada sejak Jaman Sang Buddha, jadi bila ada Ajaran lain yg memiliki tradisi ini cthnya Hindu saya rasa itu hal yang normal, di tradisi Tionghoa ada yg namanya puasa satu hari, dimana puasa ini mirip dgn Uposatha, mereka boleh makan tapi tanpa lauk-pauk hanya dgn kecap asin dan garam / gula. selain itu semuanya sama dgn Uposatha.
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
mo nanyaa... ;D ;D ;D
bulan asalha dan bulan kattika jatuhnya pada bulan kapan (dlm bulan indo)?
ngomong2 klo laksanain atthasila, sila ke 8, dikatakan tdk boleh duduk maupun berbaring di tempat duduk ataupun tempat tidur yg mewah, bagaimana dgn jongkok? ;D ;D ;D
dan juga dlm sila ke 8 itu, berlaku juga gak utk bantal atopun guling yg digunakan? ;D ;D ;D
klo berlaku, bantal yg bagaimana? guling yg bagaimanaa itu? ;D ;D ;D
dan juga, klo duduk di mobil, itu termasuk melanggar gak ketika lagi menjalankan atthasila? ;D ;D ;D
dan juga mo nanya lagi, napa dlm syarat2 terlanggarnya sila, pada sila ke 7,
QuoteSila ke-7 harus diteliti dlm dua bagian :
Bagian I : menahan diri utk tdk menari, menyanyi, memainkan alat musik dan menonton hiburan, yg merupakan rintangan terhadap btk2 mental yg baik. Ada tiga faktor :
1. naccadini - hiburan spt nyanyian, tarian, dan sebagainya.
2. dassanatthaya gamanam - pergi menonton.
3. dassanam - menonton atau mendengarkan.
Bagian II : menahan diri dari pengenaan perhiasan, ada tiga faktor :
1. maladinam annatarata - hiasan utk memperindah diri spt bunga, parfum dan sebagainya.
2. anunnatakarana bhavo - kecuali sedang sakit, Buddha tdk mengizinkan penggunaan benda2 demikian.
3. alamkata-bhavo - menggunakan hiasan dgn niat utk mempercantik diri.
kenapa dlm syarat2 terlanggarnya itu, tdk ada syarat, niat utk mendengar?
spt syarat pada sila ke 1, 2, 3, 4, 5... ada disertai niat..
kadang, klo org lain yg lagi buka musik, sendiri jadinya ikutan terdengar... pdhl gak ingin mendengarnyaa...
ngomong2 juga, mengenai sila ke 5, apakah makan tape itu diperbolehkan gak?
trims ;D
[at] Dhamma Sukha menurut saya mengapa tidak ada niat? Pelanggaran terjadi apabila musik terdengar. Dan disebut melanggar apabila faktor" tsb terpenuhi. Jadi hanya niat saja saya rasa blum dsbut melanggar. Dan setahu saya, apabila hanya niat saja blum dsbut melanggar dan agar dsbut melanggar faktor" yang ada harus terpenuhi. Ini pendapat saya. :)
Quote from: Khun_sang90 on 12 May 2010, 04:11:14 PM
[at] Dhamma Sukha menurut saya mengapa tidak ada niat? Pelanggaran terjadi apabila musik terdengar. Dan disebut melanggar apabila faktor" tsb terpenuhi. Jadi hanya niat saja saya rasa blum dsbut melanggar. Dan setahu saya, apabila hanya niat saja blum dsbut melanggar dan agar dsbut melanggar faktor" yang ada harus terpenuhi. Ini pendapat saya. :)
benarr... ;D tapi maksudku, kenapa pada sila ke 7 itu, tdk ada faktor mengenai, bila ada niat, spt sila2 1 sampe 5, faktor2nya ada disertai niat, tetapi pada sila ke 7 ini tdk...
klo misalnya, seseorg lagi beratthasila, walaupun ia tdk punya niat mendengarkan musik, org lain buka musik keras2, jadinya ia ikut dengar, dgn begitu, krn ia mendengar, lengkap deh syarat terlanggarnyaa... pdhl ia gak punya niat lhoo.
Nah, sementara sila2 ke 1 sampe ke 5, dlm syarat2 faktor2nya itu ada disertai niat, cth :
QuoteJ. Lima faktor bagi sila pertama adalah :
1. Pano - keberadaan makhluk hidup.
2. panasannita - menyadari bahwa itu adalah makhluk hidup.
3. vadhacittam - niat utk membunuh.
4. upakkamo - usaha utk membunuh.
5. tena maranam - mengakibatkan kematian makhluk hidup tsb.
Nah, sementara pada faktor sila ke 7 itu gak adaa...
klo ada kan, syarat terlanggarnya tdk lengkap... ;D ;D ;D
bila yg menjalankan atthasila itu memang gak punya niat tuk mendengarkan musik, tetapi ada org lain yg membuka musik, jadinya tdk masalahh... ;D ;D ;D
ya saya juga mau tanya kalo lagi athasila ga boleh denger musik, lalu bagaimana jika rekan kerja ada putar musik otomatis karena satu ruangan juga terdengar, apakah melanggar sila juga?
Mohon sharenya tq
yah jangan terbawa alunan musik nya saja.. sampai ikut menyanyi atau bahkan joget jogetan....
Quote from: Dhamma Sukkha on 12 May 2010, 03:42:57 PM
mo nanyaa... ;D ;D ;D
bulan asalha dan bulan kattika jatuhnya pada bulan kapan (dlm bulan indo)?
Yang penting, bulan Āsāḷha muncul tepat sebelum masa vassa untuk para bhikkhu dan bulan kattika muncul tepat setelah masa vassa berakhir. Oleh karena itu, jika masa vassa tahun ini terjadi pada tanggal 26 Juli sampai 25 Oktober, maka tanggal 26 Juni sampai 25 Juli adalah bulan Āsāḷha, sedangkan 26 Oktober sampai 25 Nopember adalah bulan Kattika.
Quote
ngomong2 klo laksanain atthasila, sila ke 8, dikatakan tdk boleh duduk maupun berbaring di tempat duduk ataupun tempat tidur yg mewah, bagaimana dgn jongkok? ;D ;D ;D
dan juga dlm sila ke 8 itu, berlaku juga gak utk bantal atopun guling yg digunakan? ;D ;D ;D
klo berlaku, bantal yg bagaimana? guling yg bagaimanaa itu? ;D ;D ;D
dan juga, klo duduk di mobil, itu termasuk melanggar gak ketika lagi menjalankan atthasila? ;D ;D ;D
Berkaitan dengan tempat duduk dan tidur yang tinggi dan mewah, di sana tidak menyebutkan tentang duduk atau berbaring. Yang ada hanya melatih diri untuk mengendalikan diri terhadap tempat duduk dan tidur yang tinggi dan mewah. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah penggunaan barang tersebut. Jadi apakah untuk duduk,berbaring atau jongkok, jika ia sengaja menggunakan barang tersebut untuk kenikmatan diri atau untuk memuaskan keinginannya, tentu merupakan pelanggaran sila ini. Sebenarnya perlu dicatat di sini bahwa inti sila adalah untuk melatih diri mengendalikan indera kita. Semua peraturan di atas adalah sebagai pengendali indera kita supaya tidak terseret kekotoran batin. Apapun cara penggunaannya jika bertujuan untuk pemuasan indera kita, kita hendaknya berusaha mengendalikannya. Namun demikian, pernah saya membaca satu referensi (lupa tempatnya), ketika seorang bhikkhu diundang umat awam dan disediakan tempat duduk yang tinggi, ia tidak melanggar vinaya meskipun harus duduk di tempat duduk tersebut.
Quote
dan juga mo nanya lagi, napa dlm syarat2 terlanggarnya sila, pada sila ke 7,
QuoteSila ke-7 harus diteliti dlm dua bagian :
Bagian I : menahan diri utk tdk menari, menyanyi, memainkan alat musik dan menonton hiburan, yg merupakan rintangan terhadap btk2 mental yg baik. Ada tiga faktor :
1. naccadini - hiburan spt nyanyian, tarian, dan sebagainya.
2. dassanatthaya gamanam - pergi menonton.
3. dassanam - menonton atau mendengarkan.
Bagian II : menahan diri dari pengenaan perhiasan, ada tiga faktor :
1. maladinam annatarata - hiasan utk memperindah diri spt bunga, parfum dan sebagainya.
2. anunnatakarana bhavo - kecuali sedang sakit, Buddha tdk mengizinkan penggunaan benda2 demikian.
3. alamkata-bhavo - menggunakan hiasan dgn niat utk mempercantik diri.
kenapa dlm syarat2 terlanggarnya itu, tdk ada syarat, niat utk mendengar?
spt syarat pada sila ke 1, 2, 3, 4, 5... ada disertai niat..
kadang, klo org lain yg lagi buka musik, sendiri jadinya ikutan terdengar... pdhl gak ingin mendengarnyaa...
Saya tidak tahu darimana anda dapat kutipan di atas. Tapi menurut saya, niat merupakn faktor yang sangat penting dalam hal ini. Jika kita tidak memiliki niat untuk mendengarkan musik namun kemudian tiba2 teman kita memutar musik, tentu tidak bisa dikategorikan sebagai pelanggaran.
Quote
ngomong2 juga, mengenai sila ke 5, apakah makan tape itu diperbolehkan gak?
Ketika minum tape, kesadaran anda melemah atau nggak? Dalam peraturan kelima, ada pernyataan 'pamadaṭṭhāna' yang berarti sumber kelengahan / melemahnya kesadaran. Saya pikir itu bukan pelanggaran jika makan sedikit dan tidak sampai teler. :D
trims ;D
[/quote]
Quote from: Peacemind on 12 May 2010, 07:38:22 PM
Quote from: Dhamma Sukkha on 12 May 2010, 03:42:57 PM
mo nanyaa... ;D ;D ;D
bulan asalha dan bulan kattika jatuhnya pada bulan kapan (dlm bulan indo)?
Yang penting, bulan Āsāḷha muncul tepat sebelum masa vassa untuk para bhikkhu dan bulan kattika muncul tepat setelah masa vassa berakhir. Oleh karena itu, jika masa vassa tahun ini terjadi pada tanggal 26 Juli sampai 25 Oktober, maka tanggal 26 Juni sampai 25 Juli adalah bulan Āsāḷha, sedangkan 26 Oktober sampai 25 Nopember adalah bulan Kattika.
Quote from: Peacemind on 11 May 2010, 11:07:28 PM
Quote from: Sol Capoeira on 11 May 2010, 09:33:58 PM
Hari Uposatha kenapa harus bulan purnama??...
ada makna ato simbol tertentu?..(menurut pandangan Theravada)
trus, tradisi Athasila waktu Uposatha, yg mulai duluan sapa yak? Sang Buddha?.. :)
Hari Uposatha sebenarnya telah ada sebelum Sang Buddha muncul. Uposatha adalah hari2 yang digunakan oleh masyarakat India kuno untuk melakukan upacara2 keagamaan mereka masing2. Dalam Uposathakkhandhaka bagian Mahāvagga, Vinayapitaka, dikatakan bahwa sebelum Sang BUddha menetapkan hari uposatha sebagai hari penting dalam agama Buddha, para pertapa lain menggunakan hari-hari uposatha yakni hari ke 14, 15 dan hari ke 8 dari setengah bulan untuk berdiskusi ajaran mereka. Melihat hal ini, Raja Bimbisara meminta Sang Buddha supaya para bhikkhu juga menggunakan hari-hari uposatha yang telah disebutkan untuk hal yang sama. Pada perkembangan selanjutnya, setiap hari uposatha khususnya bulan purnama (sukkapakkha) dan gelap (kālapakkha), para bhikkhu diwajibkan untuk membaca patimokkha / peraturan2 kebhikkhuan.
Untuk umat awam, Sang Buddha menganjurkan mereka untuk mempraktikkan aṭṭhasīla (8 latihan moral) di hari2 uposatha. Bahkan dalam Dhammikasutta, Suttanipāta, Sang Buddha menganjurkan upāsaka dan upāsikā untuk mempraktikkan 8 latihan moral ini bukan hanya di hari2 uposatha (4 hari dalam sebulan) tetapi juga pada hari-hari istimewa (pāṭihariyāpakkha). Kitab komentar sutta ini menyebutkan bahwa hari-hari istimewa ini adalah bulan Āsāḷha, tiga bulan di musim hujan, dan bulan Kattika. Oleh karena itu, jika umat Buddha terutama upāsaka dan upāsikā benar2 mau mempraktikkan 8 sīla, ia seharusnya mempraktikkannya di hari2 istimewa selama 5 bulan dan 4 hari setiap bulan di luar hari2 istimewa yang telah disebutkan. Bisa? ;D
5 bulan :-?
bulan Asalha, dan bulan Kattika itung 2 bulan, 3 bulan lagi, bulan2 berapa ajaa? ;D
dari Juni-Juli bulan Asalha, Oktober-November bulan Kattika, klo itung gampangnya, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, uda lebih dari 5 bulann.... ^^"""
nanya gampangnya, sebenarnya 5 bulan itu, bulan berapa2 ajaa? (bingung mikirnya^^"")
mohon pencerahannyaa... ^:)^ ^:)^ ^:)^
Quote from: Peacemind on 12 May 2010, 07:38:22 PM
Quote
ngomong2 klo laksanain atthasila, sila ke 8, dikatakan tdk boleh duduk maupun berbaring di tempat duduk ataupun tempat tidur yg mewah, bagaimana dgn jongkok? ;D ;D ;D
dan juga dlm sila ke 8 itu, berlaku juga gak utk bantal atopun guling yg digunakan? ;D ;D ;D
klo berlaku, bantal yg bagaimana? guling yg bagaimanaa itu? ;D ;D ;D
dan juga, klo duduk di mobil, itu termasuk melanggar gak ketika lagi menjalankan atthasila? ;D ;D ;D
Berkaitan dengan tempat duduk dan tidur yang tinggi dan mewah, di sana tidak menyebutkan tentang duduk atau berbaring. Yang ada hanya melatih diri untuk mengendalikan diri terhadap tempat duduk dan tidur yang tinggi dan mewah. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah penggunaan barang tersebut. Jadi apakah untuk duduk,berbaring atau jongkok, jika ia sengaja menggunakan barang tersebut untuk kenikmatan diri atau untuk memuaskan keinginannya, tentu merupakan pelanggaran sila ini. Sebenarnya perlu dicatat di sini bahwa inti sila adalah untuk melatih diri mengendalikan indera kita. Semua peraturan di atas adalah sebagai pengendali indera kita supaya tidak terseret kekotoran batin. Apapun cara penggunaannya jika bertujuan untuk pemuasan indera kita, kita hendaknya berusaha mengendalikannya. Namun demikian, pernah saya membaca satu referensi (lupa tempatnya), ketika seorang bhikkhu diundang umat awam dan disediakan tempat duduk yang tinggi, ia tidak melanggar vinaya meskipun harus duduk di tempat duduk tersebut.
Quote
dan juga mo nanya lagi, napa dlm syarat2 terlanggarnya sila, pada sila ke 7,
QuoteSila ke-7 harus diteliti dlm dua bagian :
Bagian I : menahan diri utk tdk menari, menyanyi, memainkan alat musik dan menonton hiburan, yg merupakan rintangan terhadap btk2 mental yg baik. Ada tiga faktor :
1. naccadini - hiburan spt nyanyian, tarian, dan sebagainya.
2. dassanatthaya gamanam - pergi menonton.
3. dassanam - menonton atau mendengarkan.
Bagian II : menahan diri dari pengenaan perhiasan, ada tiga faktor :
1. maladinam annatarata - hiasan utk memperindah diri spt bunga, parfum dan sebagainya.
2. anunnatakarana bhavo - kecuali sedang sakit, Buddha tdk mengizinkan penggunaan benda2 demikian.
3. alamkata-bhavo - menggunakan hiasan dgn niat utk mempercantik diri.
kenapa dlm syarat2 terlanggarnya itu, tdk ada syarat, niat utk mendengar?
spt syarat pada sila ke 1, 2, 3, 4, 5... ada disertai niat..
kadang, klo org lain yg lagi buka musik, sendiri jadinya ikutan terdengar... pdhl gak ingin mendengarnyaa...
Saya tidak tahu darimana anda dapat kutipan di atas. Tapi menurut saya, niat merupakn faktor yang sangat penting dalam hal ini. Jika kita tidak memiliki niat untuk mendengarkan musik namun kemudian tiba2 teman kita memutar musik, tentu tidak bisa dikategorikan sebagai pelanggaran.
hoo... yg terpenting niatt... :yes: :yes: :yes: berarti asal tak punya niat mendengarnya, tak jadi masalah... \;D/ \;D/ \;D/
kutipan di atas dari sini broo... \;D/ \;D/ =>>http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13067.0/all.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13067.0/all.html)
Quote
Quote
ngomong2 juga, mengenai sila ke 5, apakah makan tape itu diperbolehkan gak?
Ketika minum tape, kesadaran anda melemah atau nggak? Dalam peraturan kelima, ada pernyataan 'pamadaṭṭhāna' yang berarti sumber kelengahan / melemahnya kesadaran. Saya pikir itu bukan pelanggaran jika makan sedikit dan tidak sampai teler. :D
trims ;D
thanks a lot atas pencerahannyaa \;D/ \;D/ \;D/
Quote from: Peacemind on 12 May 2010, 07:38:22 PM
Ketika minum tape, kesadaran anda melemah atau nggak? Dalam peraturan kelima, ada pernyataan 'pamadaṭṭhāna' yang berarti sumber kelengahan / melemahnya kesadaran. Saya pikir itu bukan pelanggaran jika makan sedikit dan tidak sampai teler. :D
penjelasan ini akan dapat dijadikan pembenaran bagi seseorang untuk meminum alkohol, ada 2 alasan mengapa saya tidak sependapat dengan penjelasan ini.
1. Sila tidak menjelaskan mengenai jumlah yg boleh dan tidak boleh.
2. bahkan setetes alkohol pun dapat melemahkan kesadaran, hanya saja karena tingkat melemahnya terlalu kecil sehingga tidak terasa.
minjen thread yah sol ;D...
sharing donkk....menurut pengalaman teman2 yg menjalankan sila (pancasila n atthasila)...sila keberapa yg "lumayan" berat dilaksanakan.. ??
Sy pribadi, cukup terkendala dalam sila keempat dan keenam ;D
sila ke 4 karena kelepasan ngomong
sila ke 6 karena sering lupa lagi puasa n laper trus caplok makanan abis tu langsung setop (masih bisa di itung uposatha ga ya?
sila ke 7 karena biasa mendengar musik n bersenandung tanpa sadar bersenandung klo dah inget langsung ganti baca parita :)
selain itu 3 sila masih bisa di handel walau ada bolongnya :)
Quote from: dewi_go on 12 May 2010, 06:20:20 PM
ya saya juga mau tanya kalo lagi athasila ga boleh denger musik, lalu bagaimana jika rekan kerja ada putar musik otomatis karena satu ruangan juga terdengar, apakah melanggar sila juga?
Mohon sharenya tq
Pelanggaran terjadi bukan saja karena adanya niat, tetapi juga kesempatan, waspadalah, waspadalah.......
Quote from: JW. Jinaraga on 15 May 2010, 12:07:20 PM
minjen thread yah sol ;D...
sharing donkk....menurut pengalaman teman2 yg menjalankan sila (pancasila n atthasila)...sila keberapa yg "lumayan" berat dilaksanakan.. ??
Sy pribadi, cukup terkendala dalam sila keempat dan keenam ;D
Bagi pengusaha, sudah tentu sila ke 4 itu sulit dipertahankan.
Tetapi kalo salah satu sila dilanggar, bagaimana?
Jika pelanggarannya ringan seperti menipu dikit demi dangangan laris, maka ke 7 sila tetap ku pertahankan.
Tapi kalo lewat jam makan gw langgar, maka latihan hari itu gw batal.
Quote
Ketika minum tape, kesadaran anda melemah atau nggak? Dalam peraturan kelima, ada pernyataan 'pamadaṭṭhāna' yang berarti sumber kelengahan / melemahnya kesadaran. Saya pikir itu bukan pelanggaran jika makan sedikit dan tidak sampai teler. :D
setuju dengan bang Indrapelanggaran tetaplah sebuah pelanggaran tidak mesti harus sedikit atau banyak !
PERATURAN itu dibuat untuk praktek berlatih diri ! bukanlah suatu alasan utk penawaran bisa sedikit, sedang atau banyak dan berbagai alasan lainnya utk dilanggar.
contoh utk makanan yang memabukkan
sedikit belum apa2,
dua dikit masih belum terasa,
tiga dikit tidaklah mengapa
empat dikit mulailah goyang
lima dikit udah pusing
enam dikit mulai ngoceh tidak karuan.
tujuh dikit udah mabuk dan tidak sadar lagi apa yang 'dibuat'
seterusnya ........................................................ !!!!!!!
sekalian mau tanya gimana dengan ayam arak yg secara tradisionil chinese harus di konsumsi oleh wanita setelah melahirkan untuk pengobatan n arak yg d pakai bukan sedikit loh hampir tiap hari harus d minum apa melanggar sila
orang kampung abis ngelahirin gak minum ayam arak langsung nyuci baju lagi besoknya.
Quote from: kusalaputto on 15 May 2010, 03:06:26 PM
sekalian mau tanya gimana dengan ayam arak yg secara tradisionil chinese harus di konsumsi oleh wanita setelah melahirkan untuk pengobatan n arak yg d pakai bukan sedikit loh hampir tiap hari harus d minum apa melanggar sila
kembali lg ke niat.... dan tujuan / motivasi diri melaksanakan sila..
Quote from: kusalaputto on 15 May 2010, 03:06:26 PM
sekalian mau tanya gimana dengan ayam arak yg secara tradisionil chinese harus di konsumsi oleh wanita setelah melahirkan untuk pengobatan n arak yg d pakai bukan sedikit loh hampir tiap hari harus d minum apa melanggar sila
alkohol yg digunakan sebagai obat masih diperbolehkan
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 May 2010, 11:00:55 PM
orang kampung abis ngelahirin gak minum ayam arak langsung nyuci baju lagi besoknya.
Jangan samakan orang kampung yang gaptek tentang kesehatan dengan orang yang high tech kesehatan. Hasil kesehatanya beda.
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 May 2010, 10:22:45 PM
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
maksud bang Gachap diterima =))
kam sia
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 May 2010, 10:22:45 PM
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
Memang gk ada kewajiban. Tp menurut sebagian etnis tertentu , ayam arak sehabis melahirkan (araknya) bermanfaat bagi wanita yg melahirkan.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 May 2010, 10:22:45 PM
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
Ic. Ok jelas Pak. Namaste
Quote from: JW. Jinaraga on 17 May 2010, 08:58:33 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 May 2010, 10:22:45 PM
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
Memang gk ada kewajiban. Tp menurut sebagian etnis tertentu , ayam arak sehabis melahirkan (araknya) bermanfaat bagi wanita yg melahirkan.
dan etnis tertentu itu dalam alirannya bukannya ada aturan vegetarian ;D
Quote from: ryu on 17 May 2010, 09:43:42 AM
Quote from: JW. Jinaraga on 17 May 2010, 08:58:33 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 May 2010, 10:22:45 PM
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
Memang gk ada kewajiban. Tp menurut sebagian etnis tertentu , ayam arak sehabis melahirkan (araknya) bermanfaat bagi wanita yg melahirkan.
dan etnis tertentu itu dalam alirannya bukannya ada aturan vegetarian ;D
Mgkn yg vege, diganti dengan telur / daging palsu ;D
Quote from: ryu on 17 May 2010, 09:43:42 AM
Quote from: JW. Jinaraga on 17 May 2010, 08:58:33 AM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 16 May 2010, 10:22:45 PM
maksud saya cuma menjawab kusalaputto aja. gak ada aturan wajib harus minum ayam arak setelah melahirkan.
Memang gk ada kewajiban. Tp menurut sebagian etnis tertentu , ayam arak sehabis melahirkan (araknya) bermanfaat bagi wanita yg melahirkan.
dan etnis tertentu itu dalam alirannya bukannya ada aturan vegetarian ;D
kayaknya biar dalam etnis chinese tidak ada aturan vegetarian biasanya itu terbawa dari agama buddha maupun leluhur, yg pada ceit cpgo sampe jam 12 siang ga boleh mkn daging atao puasa vege 1/2 hari. terus masalah minu mayam arak adalah pengobatanj secara trdisonal bagi wanita setelah melahirkan karena ketika melahirkan wanita kehilanggan banyak darah akibatnya suhu badan lebih rendah sehingga di beri ramuan ayam tim arak beserta ramuan (ka chiang ma) , lalu sari pati ayam arak ini di gunakan untuk memulihkan suhu tubuh serta darah yg hilang selama proses persalinan. itu sepengetahuan saya, kalau ada yg bisa nambahin atau ada yg salah silahkan d koreksi
:)
Back to topic!!
kalo makan telur setengah mateng, boleh??..
Trus minum Milo??..katane Milo bukan susu..tapi mungkin ada unsur2 susu didalemne...:D
oh terus, kalo mandi boleh pake sabun gk??...nanti dibilang melanggar sila yg pake wangi2an lage..=_=" shampoo??
gosok gigi?....
telor gak boleh.
milo itu coklat. coklat termasuk obat (menurut bhikkhu thai).
sabun ini menarik. di kalangan sangha ada yang menolak pakai sabun wangi.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 May 2010, 09:44:57 PM
telor gak boleh.
milo itu coklat. coklat termasuk obat (menurut bhikkhu thai).
sabun ini menarik. di kalangan sangha ada yang menolak pakai sabun wangi.
telor setengah mateng kenapa gk boleh???...I mean khan gk mengenyangkan...
hmm...jadi Milo boleh yak?...
Sabun, kayakne pake aja yak...buat hygiene...LOL
Quote from: Sol Capoeira on 20 May 2010, 09:49:40 PM
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 May 2010, 09:44:57 PM
telor gak boleh.
milo itu coklat. coklat termasuk obat (menurut bhikkhu thai).
sabun ini menarik. di kalangan sangha ada yang menolak pakai sabun wangi.
telor setengah mateng kenapa gk boleh???...I mean khan gk mengenyangkan...
hmm...jadi Milo boleh yak?...
Sabun, kayakne pake aja yak...buat hygiene...LOL
aturannya gak boleh wangi tapi gak berarti harus jorok
gak pake yang wangi, tapi pake yang gak wangi kan boleh.
susah carinya, deterjen aja wangi
pake dettol kan bisa
sebenarnya tujuan Athasila itu untuk apa seh???
biar gk melekat yak??
bukannya melatih sila, kalo semua ga boleh sampai sabun juga harus beli baru bagi yang ga pake dettol?
bukannya makin memberatkan? tergantung niatkan? seperti halnya makan makanan?
Quote from: Sol Capoeira on 20 May 2010, 10:16:26 PM
sebenarnya tujuan Athasila itu untuk apa seh???
biar gk melekat yak??
Sebagai sarana melatih diri yang lebih intensif dari Pancasila.
Quote from: dewi_go on 21 May 2010, 06:55:03 PM
bukannya melatih sila, kalo semua ga boleh sampai sabun juga harus beli baru bagi yang ga pake dettol?
bukannya makin memberatkan? tergantung niatkan? seperti halnya makan makanan?
Benar. Makanya tidak ada kewajiban untuk mengambil atthasila.
Intinya apa kalo athasila berarti sampai sabun juga harus pakai yang tidak berparfum?
Quote from: dewi_go on 24 May 2010, 06:10:54 PM
Intinya apa kalo athasila berarti sampai sabun juga harus pakai yang tidak berparfum?
Intinya adalah untuk menghindari kemelekatan terhadap tubuh sendiri. Tidak perlu bersikap ekstrim sampai tidak memakai sabun yang tidak ada wewangian. Pakailah sabun mandi sewajarnya.
Lebih bermanfaat bila mandi dengan sabun sewajarnya dan tidak melekat pada tubuh sendiri, daripada mandi dengan sabun yang tidak wangi namun sangat melekat dengan tubuh sendiri.
Quote from: upasaka on 24 May 2010, 06:20:53 PM
Quote from: dewi_go on 24 May 2010, 06:10:54 PM
Intinya apa kalo athasila berarti sampai sabun juga harus pakai yang tidak berparfum?
Intinya adalah untuk menghindari kemelekatan terhadap tubuh sendiri. Tidak perlu bersikap ekstrim sampai tidak memakai sabun yang tidak ada wewangian. Pakailah sabun mandi sewajarnya.
Lebih bermanfaat bila mandi dengan sabun sewajarnya dan tidak melekat pada tubuh sendiri, daripada mandi dengan sabun yang tidak wangi namun sangat melekat dengan tubuh sendiri.
Spt hal nya bunga menggunakan HARUMNYA utk memikat serangga...........
begitu juga sabun yg wangi.........atau super wangi.........
jadi sebaiknya dihindarin...... ... masuk akal ?
bisa saja pakai sabun antiseptik spt Deitol...... wangi apotek
Kalau bunga menggunakan "harum"nya untuk memikat serangga.. Berarti boleh dikatakan bahwa sabun menggunakan "harum"nya untuk memikat manusia?? Mana objek mana subjeknya ya Bro Saceng? :D
Kalo berathasila bolehkah membaca koran??
*maaf jika terkesan konyol ;D
Quote from: Mr.Jhonz on 24 May 2010, 09:28:35 PM
Kalo berathasila bolehkah membaca koran??
*maaf jika terkesan konyol ;D
boleh tau tujuan baca koran apa ya ?
ada monitor yg baru? film baru ? saham naik ? Asia Air lagi ZERO rupiah ?
dst, dst.....
Quotebro Jerry
Kalau bunga menggunakan "harum"nya untuk memikat serangga.. Berarti boleh dikatakan bahwa sabun menggunakan "harum"nya untuk memikat manusia?? Mana objek mana subjeknya ya Bro Saceng? :D
ya bisa saja salah satu kombinasi dari
laki2 > laki2, laki2 > wanita, wanita > wanita............ (jawaban aman, adalah semua kombinasi bisa)
=))
back to topic...
Quote from: johan3000 on 24 May 2010, 09:54:34 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 24 May 2010, 09:28:35 PM
Kalo berathasila bolehkah membaca koran??
*maaf jika terkesan konyol ;D
boleh tau tujuan baca koran apa ya ?
ada monitor yg baru? film baru ? saham naik ? Asia Air lagi ZERO rupiah ?
dst, dst.....
ya kurang lebih seperti itu..
(intinya apa yg dirasa menarik pasti di baca dhe)
Boleh ga yak? ;D
Quote from: johan3000 on 24 May 2010, 06:34:57 PM
Spt hal nya bunga menggunakan HARUMNYA utk memikat serangga...........
begitu juga sabun yg wangi.........atau super wangi.........
jadi sebaiknya dihindarin...... ... masuk akal ?
bisa saja pakai sabun antiseptik spt Deitol...... wangi apotek
Pakai sabun antiseptik maupun sabun medikal (misalnya Dettol) boleh-boleh saja. Pakai sabun sewajarnya (meskipun ada sedikit wewangian) menurut saya juga tidak apa-apa. Memang lebih baik jika memakai sabun yang tidak terlalu wangi. Tapi perlu diingat kalau fungsi sabun adalah untuk membersihkan tubuh, bukan sebagai alat pewangi seperti parfum.