OK...kita mulai aja...
Emang ada koneksinya antara seseorang online dan merealisasi Dhamma?
Ibarat pisau yang bisa melukai tetapi bisa juga berguna untuk memotong.
Pisau tersebut netral karena merupakan benda mati, yang menggerakkannya adalah manusia
Intinya :
Saya rasa lebih kepada pribadi sendiri..
Internet hanyalah berupa media yang sifatnya netral.
Yang membuatnya tidak netral adalah pribadi yang sifatnya subjektif
Bagaimana cara memandang suatu objek (persepsi)
Ada, cuma hanya beberapa bagian.
setuju dengan Ko Hedi,
saya sendiri mulai banyak nambah pengetahuan sejak disini, TETAPI efek sampingnya saya menjadi kecanduan dan melekat disini... :??
Kalau sdr tdk melekat forum ini bs gulung tikar nich, dgn online pun ada banyak hal yg bs di realisasikan yaitu menambah pemahaman dhamma Sehingga seseorang semakin yakin dgn apa yg dia pahami lewat pengalaman dirinya jg yg lain (tp juga harus terbuka keingintahuannya, jgn berpikiran sempit)
Apakah melekat dengan Dhamma tidak termasuk kemelakatan?
akhir" ini saya 'haus Buddhisme' banget... dari pdf ampe buku banyak yang dilahap... :??
bingung jg nech jawabnya... coba ahh... buka forum ini pake internet, baca buku dhamma pinjam dr perpus wihara atau donlot e-book nya, dgr pembabaran dhamma kadang pake cd kadang donlot dr internet. internet?? hmmm.... byk membantu.. tp klo connectionnya lg error?? hmmm.... skr ada org mao sharing diliat dr sisi dhamma yg ngepost mencoba bantu sedikit spy lebih enak...
_/\_
Menurut saya ada... saya lebih banyak mengenal ajaran Buddha dari media online selain melalui buku2... dengan onlinepun diskusi Dhamma lebih mudah dilakukan karena tidak dibatasi oleh tempat dan waktu... :)
tapi mungkin sisi buruknya jadi melekat (*kecanduan) dengan media online... :P
Yang menyebabkan melekat itu diri kita sendiri.
Kita yang ingin melekat kepadanya, karena media itu sendiri benda mati bukan ?
Quote from: Upaseno on 20 July 2007, 09:52:54 PM
OK...kita mulai aja...
Emang ada koneksinya antara seseorang online dan merealisasi Dhamma?
Kalau yang Bhante tanyakan adalah
merealisasikan Dhamma, saya pikir ada, Bhante. Ketika secara online seseorang bertanya karena permasalahannya, dan kita memberikan semangat, masukan, penjelasan sesuai dengan Dhamma, maka kita sudah merealisasikan yang namanya Dhamma Dana.
Quote from: Hedi Kasmanto on 21 July 2007, 08:46:03 AM
Yang menyebabkan melekat itu diri kita sendiri.
Kita yang ingin melekat kepadanya, karena media itu sendiri benda mati bukan ?
Setuju... pada dasarnya semua hal adalah netral... Kitalah yang cenderung melekat pada hal2 yg kita sukai...
Hm....
Hubungan Online (Hubungan Internet)
dengan
Merealisasi = Melakukan...
Dhamma
---
Bukan kah itu yg sedang Bhante lakukan sekarang ?
Memberikan pencerahan/ceramah/sharing Dhamma berdasarkan media yg saat ini sedang populer (Internet)
Quote from: davit_c on 21 July 2007, 08:53:13 AM
Quote from: Hedi Kasmanto on 21 July 2007, 08:46:03 AM
Yang menyebabkan melekat itu diri kita sendiri.
Kita yang ingin melekat kepadanya, karena media itu sendiri benda mati bukan ?
Setuju... pada dasarnya semua hal adalah netral... Kitalah yang cenderung melekat pada hal2 yg kita sukai...
kenapa kita tidak memulai aja langsung ? jika melekat tp memberikan manfaat, kenapa tidak ?
merealisasikan Dhamma lewat Internet, kan tidak bedanya dengan menggunakan media lain, misalkan buku, majalah, koran dan lainnya... cm beda di bentuk medianya... masalah itu bermanfaat atau tidak, dipraktekan atau tidak, terpulanglah pada diri pribadi orang itu sendiri dan media itu bersifat netral (Kaya kata bro Hedi) kenapa tidak dicoba aja dl untuk merealisasikan Dhamma lewat inet ? _/\_
Hehehe... bukannya saat ini kita sedang mencoba merealisasikan Dhamma? :)
wah.. berbau zen nih pertanyaanya :P
jawab : apakah dhamma online dan dhamma offline berbeda?
Dimanakah itu dhamma?
Belajar masak di Internet yuks :whistle:
Quote from: ryu on 21 July 2007, 09:39:02 PM
Dimanakah itu dhamma?
Dhamma itu ada dimana2, tergantung kita bs nemukan atau tidak... mau di online dunia maya atau offline jg ga masalah...
apa Dhamma dari online di dunia maya berarti tidak dapat di praktekan ? ya tergantung pribadinya dung, yg diperoleh kan berupa
materi Dhamma, sama hal nya Dhamma lewat media cetak, media elektronik, Dhamma yg di sampaikan juga tetap berupa
materi, setelah materi itu didapat seseorang dari media apa pun, tinggal mau dipraktekin atau ga, bermanfaat atau ga... tergantung pribadi seseorang itu.
Quote from: dhanuttono on 22 July 2007, 08:59:43 PM
Quote from: ryu on 21 July 2007, 09:39:02 PM
Dimanakah itu dhamma?
Dhamma itu ada dimana2, tergantung kita bs nemukan atau tidak... mau di online dunia maya atau offline jg ga masalah...
apa Dhamma dari online di dunia maya berarti tidak dapat di praktekan ? ya tergantung pribadinya dung, yg diperoleh kan berupa materi Dhamma, sama hal nya Dhamma lewat media cetak, media elektronik, Dhamma yg di sampaikan juga tetap berupa materi, setelah materi itu didapat seseorang dari media apa pun, tinggal mau dipraktekin atau ga, bermanfaat atau ga... tergantung pribadi seseorang itu.
Yup benar. Dhamma ada di mana2.. Dan yang membedakannya dengan agama lain, Dhamma itu JUSTRU diperlukan di neraka, agar membantu orang tercerahkan/lahir di alam yang lebih baik.
Bhantenya blm datang yach, sabar teman2 tunggu tgl mainnya.
Bhantenya mengilang... :??
Mungkin... bukan dimana...
tapi... Apakah Dhamma Itu ?
butuh pencerahan negh...
Ada, udah di jelasin ama bhante di sebelah mbah.
Menurut saya ada hubungan antara online dan merealisasi Dhamma.
Online itu luas sekali, bisa jadi chatting, kirim dan terima email, browsing, dll.
Untuk hal ini online saya persempit menjadi penggunaan forum ini.
*Ananda mode on* ;D
"Demikianlah yang saya dengar, pada suatu ketika saya berada di vihara. Ada suatu diskusi mengenai faktor-faktor yang mendukung terjadinya realisasi Dhamma. Ada 7 faktor.. (duh, maaf, ngga ingat semua).. :P Salah satunya adalah kalyana mitta (teman yang baik / good friend / hao pengyou), selain cuaca, makanan, parami (kumpulan kebajikan).."
Kenapa teman yang baik merupakan salah satu faktor yang mendukung? Karena teman yang baik memberikan dorongan untuk melakukan kebaikan, belajar Dhamma, dan mempraktekkan Dhamma.
Kalau ada yang pernah ikut PPD / HPD (Pekan Penghayatan Dhamma / Hari Penghayatan Dhamma) atau retret tentu pernah merasakan "terbawa arus" melakukan kebajikan, misalnya jadi ikutan melaksanakan 8 sila, ikutan meditasi, ikutan mendengar Dhamma, dsb... dsb.. Yang mungkin saja sulit dilakukan jika tidak mengikuti retret.
Mungkin kalau di rumah, kita merasa agak sulit melaksanakan 8 sila. Tetapi kalau ikut retret, kita bisa "terbawa arus" untuk melaksanakan 8 sila karena teman-teman yang lain melaksanakan 8 sila. Di dalam retret, kita bisa ikutan semangat untuk meditasi karena melihat teman-teman yang lain juga semangat bermeditasi, dsb.. dsb..
Begitu pula di forum ini. Kalau banyak yang berdiskusi Dhamma, kita juga "terbawa arus" untuk ikutan berdiskusi yang tentunya juga bermanfaat buat pemahaman kita semua..
Ada tiga tahap merealisasi Dhamma, yaitu:
1. pariyatti (belajar teori),
2. patipatti (praktek), dan
3. pativedha (merealisasi).
Nah, sebelum sampai tahap merealisasi, ada 2 tahapan yang perlu dilalui, yaitu belajar teori dan praktek. Menurut saya, forum ini bisa menjadi media yang baik untuk belajar teori dan juga praktek karena didukung oleh teman-teman yang baik..
_/\_
mungkin yang dimaksud disini adalah "Buddha Dhamma" yah????
Dhamma = Knowledge...... jadi ilmu2 pengetahuan, hukum alam, itu semuanya Dhamma.....
namun yang bisa membawa manusia ke Nibbana adalah Buddha Dhamma.......
ini penjelasan mengenai daun yang ada di hutan Simsappa......... cuma selama ini, kebanyakan orang masih mengasumsikan bahwa Dhamma itu hanyalah yang diajarkan oleh Buddha
bang markos ngawur ah...
Dhamma itu artine bukan "kebenaran" tah? jadi ada Hindu Dhamma, Buddha Dhamma...dll...
kalo gw seh sukane Buddha Dhamma dan Sains Dhamma :)) :))
Saya peenah nonton sebuah film chinese, ketika itu terjadi perang tanding antar dua pemuka agama, yang mana saya sangat tertarik dengan salah satu kata-katanya yakni:
"DIMANAKAH BUDDHA"
_/\_ _/\_ _/\_
Buddha di dalem... ;D
Buddha disini
http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/umum/di-manakah-sang-buddha
Topik ini saya ambil dari suatu opini seorang member di forum ini yang mengatakan bahwa Bhantenya nanti bisa terganggu jika sering online. Saya kurang jelas apa maksudnya, apakah Bhikkhu tidak boleh online atau diperbolehkan online tetapi hanya beberapa menit saja (sambil ditungguin polisi gitu kali yah?). Pandangan yang sempit ini yang menghalangi agama Buddha untuk berkembang. Terus terang, kebanyakan umat Buddha sering terlambat dalam mengambil keputusan, dibanding umat agama lain.
Dari tradisi oral, berkembang ke tradisi daun Ola; dari daun Ola, berkembang ke tradisi buku; dari buku, berkembang ke CD rom, internet, dan selanjutnya akan berkembang melebihi teknologi yang sekarang.
Apakah Bhikkhu cuma boleh mengembangkan agama Buddha dengan cara kuno yang lambat dan sudah tidak dipakai lagi oleh masyarakat umum? Kadang pemikiran kita sendiri yang sempit, yang menjadi penghambat kemajuan agama Buddha.
Kita perlu mengunjungi negara-negara Buddhis lainnya untuk melihat perkembangan agama Buddha yang lebih maju. Jika kita hanya melihat masyarakat Buddhis yang ada di sekeliling kita, kapan kita akan mengetahui kekurangan kita?
Jaman berkembang, kita juga perlu berkembang dan kita harus maju...
NB: Ini renungan untuk hari ini.
bhante, kenapa cuma melihat negara2 buddhis?
kenapa gak melihat semua negara yg ada di dunia?
Ya kan kata Bhante juga topik ini sehubungan dengan pernyataan member yang bilang Bhante terganggu kalo online... jadi ya hubungannya ke Buddhis...
Terima Kasih renungannya Bhante
_/\_
Oalah.. Jadi itu maksud Bhante membuka diskusi ini.. :)
Kami sebagai umat perumah tangga juga ingin merealisasi Dhamma.
Baik dengan online maupun tanpa online.. ^-^
Alkisah, suatu ketika, Lao Tze muda mendampingi gurunya yang sedang sekarat.
Sambil menangis karena sedih, Lao Tze muda berkata "Guru, mohon tinggalkanlah pelajaran terakhir untukku".
Sang guru berkata "Lao Tze, cobalah lihat ke mulutku..." lalu sang guru melanjutkan "adakah kau lihat gigiku?"
Lao Tze berkata "Tidak, tidak ada lagi guru".
"Dan, adakah kau lihat lidahku?"
"Ada guru"
"Kenapa bisa begitu?" tanya sang guru.
"Karena" jawab Lao Tze "Gigi keras dan lidah lunak, guru..."
"Nah.... kurasa sudah kaudapatkan semua dan tidak ada lagi yang dapat kutinggalkan kepadamu" Lalu gurunya meninggal dengan tenang.
"""""""""""" """"""""" """"""""" """
Jangan pelihara keangkuhan itu!
Kalau Anda memang istimewa,
diistimewakan atau tidak,
tak akan menambah pun mengurangi
keistimewaan Anda itu.
[at] atas gw
tambahan...jigong...hahaha ;D
keren juga yg diatas...
Quote from: El Sol on 30 August 2007, 02:59:46 PM[at] atas gw
tambahan...jigong...hahaha ;D keren juga yg diatas...
Salah satu ciri khas El Sol :)) ^:)^
Quote from: Metti on 31 August 2007, 09:33:03 AM
Quote from: El Sol on 30 August 2007, 02:59:46 PM[at] atas gw
tambahan...jigong...hahaha ;D keren juga yg diatas...
Salah satu ciri khas El Sol :)) ^:)^
emank bener kalo El Sol itu keren... 8) Ibu metti mengakui juga khan? ;D :))