Sebuah pertanyaan baik dari bro hideto di page DC lain
Quote from: hidetonamo buddhaya.......
saya ingin menanyakan apakah dengan membaca riwayat hidup buddha dapat meningkatkan keyakinan kita thp buddha??mengapa??........mohon sertakan artikel yg bersangkutan.
thanx....^_^
Kalo riwayat buddha gotama "ya..",manambah keyakinan..
Kalo riwayat buddha2 lainnnya keknya masih ragu2 .. :)
Btw,kalo kisah2 jataka apakah diceritakan oleh mulut sang buddha sendiri?
ini maksudnya buku yg mana? Riwayat Agung Para Buddha yah?
Quote from: Sumedho on 20 April 2010, 09:09:32 PM
Sebuah pertanyaan baik dari bro hideto di page DC lain
Quote from: hidetonamo buddhaya.......
saya ingin menanyakan apakah dengan membaca riwayat hidup buddha dapat meningkatkan keyakinan kita thp buddha??mengapa??........mohon sertakan artikel yg bersangkutan.
thanx....^_^
Bisaa bisaaa \;D/ \;D/ \;D/
waktu dulu wnya baca kronologi hidup Buddha, keyakinan wnya bertambahhh... Liat perjuangannya Sang Buddhaa... \;D/ \;D/ \;D/
bacanya terharuu lhoo... \;D/ \;D/ \;D/
timbul semangattt... \;D/ \;D/ \;D/
Digha Nikaya jugaa lhooo \;D/ \;D/ \;D/
tiap bacanyaa, bisa buat wnya bilang : Menakjubkannn... :)) :)) :))
trus, bisa ikut ngomong YO DHAMMAM DESESI ADIKALYANAM MAJJHEKALYANAM....
Dhamma indah pada awalnya, pada pertengahannyaa, pada akhirnyaa... \;D/ \;D/ \;D/
tapi bacanya sungguh2...\;D/ \;D/ \;D/
menurt wnya bisa kokk, nambah saddhaa... \;D/ \;D/ \;D/
waktu baru mo baca aja, dah muncul semangatt.... \;D/ \;D/ \;D/
ketika bacanya, rada susah nyetopnyaa.... :)) :)) :))
Quote from: Mr.Jhonz on 20 April 2010, 09:27:47 PM
Kalo riwayat buddha gotama "ya..",manambah keyakinan..
Kalo riwayat buddha2 lainnnya keknya masih ragu2 .. :)
Btw,kalo kisah2 jataka apakah diceritakan oleh mulut sang buddha sendiri?
iyaa... dari mulut Sang Buddha sendiri, waktu sedang menjelaskan pada org yg bersangkutann... \;D/ \;D/ \;D/
cthnya kyk yg di kutadanta sutta (Digha Nikaya, ttg pengorbanan tanpa darah... ;D )
si brahmana kutadantanya herann, waktu Sang Buddhanya sedang menceritakan suatu kisahh...
Yg lainnya ketika mendgr Dhamma Sang Bhagava yg begitu menakjubkan itu pada saling berbisik... ;D ;D
tetapi kutadantanya hanya duduk terdiam... ;D ;D ;D
mereka nanya kutadantanya, lalu kutadantanya mengatakan, kenapa kok sang Bhagava waktu bercerita, tdk menggunakan, mungkin yg terjadi beginii, akan begituu, spt yg kudengar(klo gk salah...^^" ), berarti kalau begitu Sang Bhagava sendiri, org tsb... \;D/ \;D/ \;D/
Kutadantanya ada mengatakan, klo dianya sendiri tdk bahagia ketika mendengar Dhammanya sang Bhagava, kepalanya bisa pecah 7 kepingg... :)) :)) :))
Memang menakjubkann lhoo ketika membacanyaa...\;D/ \;D/ \;D/
Thanks a lot to DC \;D/ \;D/ \;D/
yg dah nerbitin DNnyaa... \;D/ \;D/
makasihh banyakk, tim DC \;D/ \;D/ \;D/
tetep semangatt yaaa \;D/ \;D/ \;D/
w dukung penerbitan Samyutta Nikayanyaaa \;D/ \;D/ \;D/
Quote from: Mr.Jhonz on 20 April 2010, 09:27:47 PM
Kalo riwayat buddha gotama "ya..",manambah keyakinan..
Kalo riwayat buddha2 lainnnya keknya masih ragu2 .. :)
Btw,kalo kisah2 jataka apakah diceritakan oleh mulut sang buddha sendiri?
Kalau syair jataka ada di Tipitaka, jadi dipahami sebagai yang diucapkan Sang Buddha sendiri. Tetapi cerita latar belakang keluarnya syair itu terdapat di kitab-kitab komentar. Konon pula yang menyusun kitab-kitab komentar itu adalah para Arahat, sehingga masih valid.
Tetapi ada pandangan yang menyatakan bahwa kemungkinan ditambah belakangan.
bisa.. aku semakin semangat belajar kalo denger kisah nya Buddha Gotama..
tergantung pembaca !
kalau hanya sekilas baca untuk mengetahui tidaklah akan menambah keyakinan
kalau memang ada niat 'menyelidiki kebenaran' yang diuraikan isi bacaan, pastilah akan 'jatuh cinta' ama Buddha Dhamma.
_/\_
Dengan banyak membaca dan lebih mengenal Tiratana, akhirnya jatuh cinta. Tapi tanpa praktik, akhirnya jadi fanatik, bukannya yakin (saddha). Tanpa praktik, bukan lebih bahagia tapi malah lebih menderita karena muncul kemelekatan baru.
Quote from: Mayvise on 21 April 2010, 09:17:34 AM
Dengan banyak membaca dan lebih mengenal Tiratana, akhirnya jatuh cinta. Tapi tanpa praktik, akhirnya jadi fanatik, bukannya yakin (saddha). Tanpa praktik, bukan lebih bahagia tapi malah lebih menderita karena muncul kemelekatan baru.
mantabss jadi jangan cuma teori kita harus praktik juga biar saddha yg bertambah karena ehipasiko terhadap tiratana, grp dah buat maysive
kalo aye jadi semakin tidak yakin =))
Quote from: ryu on 21 April 2010, 10:20:27 AM
kalo aye jadi semakin tidak yakin =))
soalne agamanya aliran ryuyana seh =))
Quote from: kusalaputto on 21 April 2010, 10:56:32 AM
Quote from: ryu on 21 April 2010, 10:20:27 AM
kalo aye jadi semakin tidak yakin =))
soalne agamanya aliran ryuyana seh =))
Aliran apa Tuch ryuyana?......Kalau saya koq tambah baca tambah yakin yach.....
Quote from: Gunawan on 22 April 2010, 09:51:15 AM
Quote from: kusalaputto on 21 April 2010, 10:56:32 AM
Quote from: ryu on 21 April 2010, 10:20:27 AM
kalo aye jadi semakin tidak yakin =))
soalne agamanya aliran ryuyana seh =))
Aliran apa Tuch ryuyana?......Kalau saya koq tambah baca tambah yakin yach.....
aliran made in by ryu jadi ryuyana =))
Tergantung dari masing2x pribadi juga, apakah dapat membuatnya semakin yakin atau malah meragukan?! Balik ke diri masing2x...
Kalau di tanya pendapat pribadi, dengan membaca riwayat dan ajaran2x Sang Buddha memberikan inspirasi dan keyakinan yang positif dalam menjalani kehidupan.
Kalo saya membaca riwayat hidup Sang Buddha seperti membaca buku biografi seseorang. Mempelajari mengenai kehidupan beliau, faktor2 apa yang mendorong beliau melakukan berbagai hal.
jadi kalo ditanya apakah dapat meningkatkan keyakinan? Kayaknya klo bagi gw TIDAK.
Hasil dari membaca riwayat Buddha lebih kepada memberikan pelajaran mengenai makna kehidupan, tujuan dari kehidupan dan pengetahuan akan kehidupan itu sendiri.
Peningkatan keyakinan didapat setelah selesai membaca, kemudian menemukan keselarasannya dengan kehidupan sehari-hari..Jadi kayak timbul semacam pikiran "ooohhh...ternyata bener juga yahhh..."
Bagaimana umat yg sampai memotong daging pahanya untuk dipersembahkan?Itu fanatiknya mengerikan.
Memang mengerikan dan ini berasal dari teks yang belakangan (kisah latar belakangan penetapan aturan Vinaya tertentu kalo tidak salah). Sutta2 awal tidak mencatat kejadian ekstrem seperti ini pernah terjadi....
Quote from: dhammadinna on 21 April 2010, 09:17:34 AM
Dengan banyak membaca dan lebih mengenal Tiratana, akhirnya jatuh cinta. Tapi tanpa praktik, akhirnya jadi fanatik, bukannya yakin (saddha). Tanpa praktik, bukan lebih bahagia tapi malah lebih menderita karena muncul kemelekatan baru.
kalau baca postingan-postingan lama, rasanya dulu sok tau sangat..
Quote from: dhammadinna on 02 August 2015, 10:12:38 PM
kalau baca postingan-postingan lama, rasanya dulu sok tau sangat..
bukankah melekat pada hal2 yg baik itu bermanfaat ?
spt melekat pada pencapaian nibanna...dst dst. ?
tentu tergantung dari orangnya...
klo mnurut sacheng
story telling
adalah salah satu bentuk terKUAT utk suatu PROMOSI... (spt Apple co.)
Quote from: dhammadinna on 02 August 2015, 10:12:38 PM
kalau baca postingan-postingan lama, rasanya dulu sok tau sangat..
iya, kayaknya ane juga punya perasaan yang sama... hehehe...
Quote from: dhammadinna on 02 August 2015, 10:12:38 PM
kalau baca postingan-postingan lama, rasanya dulu sok tau sangat..
Pepatah mengatakan: semakin aku tahu semakin tahu aku bahwa aku tidak tahu apa-apa
Quote from: cumi polos on 03 August 2015, 08:17:07 AM
bukankah melekat pada hal2 yg baik itu bermanfaat ?
spt melekat pada pencapaian nibanna...dst dst. ?
Jika bermanfaat = berkurangnya keserakahan, kebencian, dan kebodohan,
maka sesuatu yang baik belum tentu bermanfaat. Misalnya gemar fangsen, lalu saat fangsen malah rebutan ikan (seolah tangan siapa yang melepas, tangan itu yang barokah). Atau gemar berdana, lalu memonopoli. Atau pengen banget mencapai nibbana lalu rebutan spot meditasi yang kayaknya enak..
Quote from: dhammadinna on 03 August 2015, 07:21:56 PM
Jika bermanfaat = berkurangnya keserakahan, kebencian, dan kebodohan,
maka sesuatu yang baik belum tentu bermanfaat. Misalnya gemar fangsen, lalu saat fangsen malah rebutan ikan (seolah tangan siapa yang melepas, tangan itu yang barokah). Atau gemar berdana, lalu memonopoli. Atau pengen banget mencapai nibbana lalu rebutan spot meditasi yang kayaknya enak..
jawaban yg bagus sekali utk menyadarkan kita kembali...
tapi dgn kekurangan "tangan' serta "spot meditasi"...
terdpt juga hal baik "mencapai nibanna"....
jadi campur2 gitu keinginannya....
Salam kk Seniya _/\_
Quote from: seniya on 03 August 2015, 06:26:50 PM
Pepatah mengatakan: semakin aku tahu semakin tahu aku bahwa aku tidak tahu apa-apa
IMO :
Semakin tahu --> semakin pengetahuannya ber "isi"
Semakin pengetahuannya ber "isi" --> semakin pula (otomatis) "tanha melemah"
Semakin "tanha melemah" --> semakin dekat dengan "kosong"
Semakin memahami "isi" & "kosong" --> lepaskanlah "dualisme" tersebut
Mungkin sudah dekat dengan "nibbana"
Mohon maaf kk Seniya,bila kata2nya ada yg kurang berkenan ^:)^ ^:)^
_/\_
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Quote from: Alexis on 14 August 2015, 02:39:25 AM
Salam kk Seniya _/\_
IMO :
Semakin tahu --> semakin pengetahuannya ber "isi"
Semakin pengetahuannya ber "isi" --> semakin pula (otomatis) "tanha melemah"
Semakin "tanha melemah" --> semakin dekat dengan "kosong"
Semakin memahami "isi" & "kosong" --> lepaskanlah "dualisme" tersebut
Mungkin sudah dekat dengan "nibbana"
Mohon maaf kk Seniya,bila kata2nya ada yg kurang berkenan ^:)^ ^:)^
_/\_
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
:outoftopic:
[spoiler=OOT]Pengetahuan tidak berbanding lurus dengan pencapaian spiritual karena pengetahuan yang dilekati justru menghalangi kemajuan batin.
Sedangkan Nibbana sebagai pendekatan non-dualitas juga tidak didukung oleh sutta-sutta awal, selengkapnya bisa dibaca di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=24397.0 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=24397.0)[/spoiler]
:backtotopic: