gw mau tanya nih.
gw pernah lihat dan sering lihat divihara ada yg jual cd lagu atau paritta budhist bajakan. sebenarnya ini melanggar sila ga yah ? dan ada toko buddhist dimana ada yg buka tidak diperjualkan alias gratis tapi diperjual belikan.
menurut pandangan buddhist gimana yah
di DhammaCitta juga menyediakan Lagu.mp3 bernuansa Buddhist,
Pertanyaan:
1. Apakah DhammaCitta membajak ?
2. Apakah Pendistribusian Gratis terhitung membajak ?
3. Apakah mengambil ongkos Burn ke CD dikatakan menjual Bajakan ?
1. Tidak, DhammaCitta tidak membajak...
sebab Content Lagu.mp3 tersebut telah memiliki Izin untuk didistribusikan secara online (download-able) via Websites
2. Tidak
3. Tidak
kok larinya kedhamma citta ? masih blm ngerti nih. _/\_
Maksud bro Kemenyan kira2;
Kalo memang cd lagu2 itu untuk free distribution dan kita membagikan baik via download gratis or burned cd, maka tidak bisa dikatakan membajak... Dan meminta dana/biaya untuk memperbanyak cd itu juga tidak termasuk membajak... Malah wajar aja...
Membajak itu adalah: memperbanyak untuk mencari keuntungan sementara pihak pemegang hak cipta tidak memperoleh apa2...
Benar gak kira2 Bro Kemenyan?
Kalo salah aku minta maaf... ;D ;D
Mbah menyan memberi contoh yang tepat, bro asbak .. Dari contoh di atas, artinya cd mp3 yang terdapat di vihara2 sudah mendapat izin dari penerbit u/ di sebarluaskan .
Mengenai toko buddhist yang menjual cd2 gratis, harus di lihat lagi mungkin mereka bermaksud mendanakan hasil penjualan u/ mencetak lagi cd2 tersebut kepada orang2 yang kurang mampu dan juga di sumbangkan ke vihara2 ...
Bisa tau di daerah mana toko buddhist yang menjual cd2 gratis tsb ? bisa jadi bro melihat isinya sama tetapi biasa penerbitnya beda .. biasa ada penerbit yang mengratiskan ada juga yang mematok harga jual ...
Contoh saja baru2 ini buku 1 menit yang mengubah hidup anda , karya buntario tigris. Penerbit asli dari buntario tigris, mengratiskan semua buku2 yang di terbitkannya ... sedangkan karaniya selaku penerbit mencetak ulang buku tersebut dan menjual buku tersebut ...
Di sini kita melihat bahwa karaniya menjual buku-buku tersebut apakah demi keuntungan semata ? Kalau saya melihat tidak, karena karaniya bersama ehipassiko foundation selama ini mengadakan kegiatan sosial berupa membagi-bagikan buku2 dhamma gratis kepada umat buddha di desa2 terpencil ... Bisa di lihat di website ... www.ehipassiko.net , Dengan demikian keuntungan yang masuk dari penjualan buku juga di sumbangkan ke desa2 dan demi kelangsungan dari penerbit karaniya agar dapat bertahan untuk mencetak lebih banyak buku2 dhamma yang berkualitas.
_/\_
Ada beberapa buku Buddhist ditulis memang buat disebarkan secara gratis.
Karena kepentingannya bukanlah untuk bisnis, tetapi untuk berbuat baik.
Dan bagi yang bukunya disebarkan akan memiliki kepuasan batin tersendiri.
Jadi bajak / tidak membajak itu tergantung kepentingannya. Apakah untuk komersial ? Atau MEMANG SENGAJA disebarkan secara gratis agar orang bisa mendalami Dhamma.
Jika semua dikatakan membajak, berarti kita membajak ajaran Sang Buddha donk. Kan gak ada minta izin dengan Sang Buddha. Tetapi kita tidak membajak, karena Sang Buddha memang menyebarkan ajarannya secara GRATIS :)
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:21:08 AM
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Tidak menjadi masalah.
Dan apa yang dikatakan bro Felix itu sangat benar.
Kadang kala kita ada baiknya membeli buku buddhist, seperti dari karaniya, dll.
Karena tujuan mereka juga bukanlah komersial. Mereka menjual buku agar kita dapat memperoleh manfaat dhamma dari buku yang mereka jual.
Pengalaman pribadi saya dari karaniya
Saya cukup heran dengan penerbit karaniya. Mereka BERANI mengirimkan buku walau saya belum transfer duitnya. Akibatnya saya malu sendiri. Bukunya sudah sampai tapi saya belum transfer dananya.
Di sini tampak jelas niat mereka bukanlah komersil, tetapi niat menyebarkan dhamma. Bisa jadi merupakan kepuasan bagi mereka tersendiri jika bisa menyebarkan dhamma melalui buku, karena tidak semua orang memiliki koneksi internet. Di samping itu dana dari hasil penjualan buku bisa mereka gunakan untuk kelangsungan hidup penerbit dan dana-dana lainnya seperti bantuan sosial dll
Quote from: FoxRockman on 13 February 2008, 09:38:57 AM
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:21:08 AM
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Tidak menjadi masalah.
Dan apa yang dikatakan bro Felix itu sangat benar.
Kadang kala kita ada baiknya membeli buku buddhist, seperti dari karaniya, dll.
Karena tujuan mereka juga bukanlah komersial. Mereka menjual buku agar kita dapat memperoleh manfaat dhamma dari buku yang mereka jual.
Pengalaman pribadi saya dari karaniya
Saya cukup heran dengan penerbit karaniya. Mereka BERANI mengirimkan buku walau saya belum transfer duitnya. Akibatnya saya malu sendiri. Bukunya sudah sampai tapi saya belum transfer dananya.
Di sini tampak jelas niat mereka bukanlah komersil, tetapi niat menyebarkan dhamma. Bisa jadi merupakan kepuasan bagi mereka tersendiri jika bisa menyebarkan dhamma melalui buku, karena tidak semua orang memiliki koneksi internet. Di samping itu dana dari hasil penjualan buku bisa mereka gunakan untuk kelangsungan hidup penerbit dan dana-dana lainnya seperti bantuan sosial dll
bro fox emang alamat karania dimana yah.
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:47:09 AM
Quote from: FoxRockman on 13 February 2008, 09:38:57 AM
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:21:08 AM
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Tidak menjadi masalah.
Dan apa yang dikatakan bro Felix itu sangat benar.
Kadang kala kita ada baiknya membeli buku buddhist, seperti dari karaniya, dll.
Karena tujuan mereka juga bukanlah komersial. Mereka menjual buku agar kita dapat memperoleh manfaat dhamma dari buku yang mereka jual.
Pengalaman pribadi saya dari karaniya
Saya cukup heran dengan penerbit karaniya. Mereka BERANI mengirimkan buku walau saya belum transfer duitnya. Akibatnya saya malu sendiri. Bukunya sudah sampai tapi saya belum transfer dananya.
Di sini tampak jelas niat mereka bukanlah komersil, tetapi niat menyebarkan dhamma. Bisa jadi merupakan kepuasan bagi mereka tersendiri jika bisa menyebarkan dhamma melalui buku, karena tidak semua orang memiliki koneksi internet. Di samping itu dana dari hasil penjualan buku bisa mereka gunakan untuk kelangsungan hidup penerbit dan dana-dana lainnya seperti bantuan sosial dll
bro fox emang alamat karania dimana yah.
Yayasan Penerbit Karaniya,
Jl. Mangga II/8K, Tanjung Duren,
Jakarta Barat
Telepon & Fax : 021-5687929
http://www.karaniya.com
Quote from: FoxRockman on 13 February 2008, 09:51:00 AM
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:47:09 AM
Quote from: FoxRockman on 13 February 2008, 09:38:57 AM
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:21:08 AM
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Tidak menjadi masalah.
Dan apa yang dikatakan bro Felix itu sangat benar.
Kadang kala kita ada baiknya membeli buku buddhist, seperti dari karaniya, dll.
Karena tujuan mereka juga bukanlah komersial. Mereka menjual buku agar kita dapat memperoleh manfaat dhamma dari buku yang mereka jual.
Pengalaman pribadi saya dari karaniya
Saya cukup heran dengan penerbit karaniya. Mereka BERANI mengirimkan buku walau saya belum transfer duitnya. Akibatnya saya malu sendiri. Bukunya sudah sampai tapi saya belum transfer dananya.
Di sini tampak jelas niat mereka bukanlah komersil, tetapi niat menyebarkan dhamma. Bisa jadi merupakan kepuasan bagi mereka tersendiri jika bisa menyebarkan dhamma melalui buku, karena tidak semua orang memiliki koneksi internet. Di samping itu dana dari hasil penjualan buku bisa mereka gunakan untuk kelangsungan hidup penerbit dan dana-dana lainnya seperti bantuan sosial dll
bro fox emang alamat karania dimana yah.
Yayasan Penerbit Karaniya,
Jl. Mangga II/8K, Tanjung Duren,
Jakarta Barat
Telepon & Fax : 021-5687929
http://www.karaniya.com
_/\_ tq bro fox
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:21:08 AM
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Ketika kita mau belajar, maka ketidaktahuan akan berangsur-angsur berkurang...
Quote from: Huiono on 13 February 2008, 09:58:59 AM
Quote from: asbak on 13 February 2008, 09:21:08 AM
_/\_ oh gitu ya
baru tahu...maklum pengetahuan agama buddha benar hancur gw....baru belajar mohon maklum ^:)^
Ketika kita mau belajar, maka ketidaktahuan akan berangsur-angsur berkurang...
_/\_ tq
lari dari topik sikit nih.
pernah dengar semakin kita mau tau, semakin kita tak tau.
semakin kita tak mau tau, semakin kita tau.
apa maksud ungkapan ini?
karena ginny mau tau aja nih tentang Dharma.
Quotesemakin kita mau tau, semakin kita tak tau.
semakin kita tak mau tau, semakin kita tau.
keserakahan n napsu keinginan membuat pikiran menjadi buta
level 2 dr ungkapan diatas:
byk tau = sedikit tau
sedikit tau = banyak tau
:D :D
Quotegw pernah lihat dan sering lihat divihara ada yg jual cd lagu atau paritta budhist bajakan
hasil penjualan utk kepentingan dhamma
cd yg diterbitkan adalah free distribution
Quotetoko buddhist dimana ada yg buka tidak diperjualkan alias gratis tapi diperjual belikan
ongkos produksi
sama kek robin hood, mencuri untuk didanakan tuh. ^-^
setahu ane...
mencuri = perbuatan buruk
berdana = perbuatan baik.
berdana hasil mencuri = hasilnya kurang baik.
alasannya : pelajari lagi hukum karma.
intinya belajar Dharma, jadi orang baik.
hati2 kalo bertindak di 'daerah abu2' ya ;D
cmiiw
_/\_
By : Zen
Saya lupa referensinya, tapi Sang Buddha sendiri mengatakan salah satu pencuri terbesar adalah mereka yang mengaku-aku Dhamma yang diajarkan Sang Buddha sebagai milik mereka.
Saya kurang senang melihat buku-buku Dhamma dikomersilkan.
Kalau ada yang menjual buku Dhamma untuk kelangsungan Dhamma itu sendiri, silahkan.
Kalau ada yang menjual buku Dhamma untuk kelangsungan hidup sendiri, atau untuk keuntungan sendiri, silahkan, tapi tanggung sendiri akibatnya. Apalagi pakai embel-embel hak cipta, seakan-akan mereka bisa membuat sendiri tanpa terinspirasi Dhamma yang diajarkan Sang Buddha.
Tetapi sekarang kan jaman modern, pdf/ebook/cd kan bisa disediakan untuk didownload. Kalau memang harus ada hak cipta karena tuntutan hukum, bukankah buku-buku, tulisan-tulisan, artikel-artikel bisa menggunakan lisensi yang bebas untuk disebarluaskan? Creative Common, GPL, atau public domain sekalian. Kalau memang ada kekhawatiran buku-buku, tulisan-tulisan, artikel-artikel Dhamma disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawabkan, tambahkan saja klausul "Dilarang menggunakan artikel ini untuk menjelek-jelekkan Buddha Dhamma." Beres kan?
Gak usah lah terinspirasi sistem kapitalis, di mana konsep/ide/kebenaran itu bisa dimiliki, bisa dijual, bisa diperdagangkan. Kita sebagai umat Buddha dari dulu sudah mengetahui Dhamma dhana is the best.
Contohlah Candani, untuk menerbitkan kaset Buddhist memang perlu biaya-biaya misalnya studio rekaman, distribusi, cover, tukang-tukang, dll. Tetapi ada juga lagunya yang digratiskan. Lebih bagus lagi kalau sudah balik modal (misalnya 2 tahun) semuanya disediakan gratis ;D