Candima Sutta (SN 2.9) and Suriya Sutta (SN 2.10) of the Samyutta Nikaya. In these two scriptures, the deities Canda and Suriya protect themselves from the attack of the eclipse deity Rahu by reciting short verses praising the Buddha and pleading for his protection:
"O Buddha, the Hero, thou art wholly free from all evil. My adoration to thee. I have fallen into distress. Be thou my refuge."
In these cases, the Buddha is shown as specifically hearing and responding to the paritta; he enjoins Rahu to release the captive deities rather than have his "head split into seven pieces".
Do you have any comments or further informations regarding this tale?
_/\_
It seems that these suttas had been influenced by ancient Indian folktale about eclipse caused by Rahu swallowing the moon or sun.
Hehehe gara2 TS nya pakai english,gue jadi ikutan :p
Saya pikir sutta2 ini "mengakomodasi" kepercayaan masyarakat tersebut dengan memasukkan elemen Buddhis ke dalamnya (yaitu hanya dengan berlindung kepada Buddha, dewa matahari/bulan dapat bebas dari Rahu,yang menunjukkan bahwa Buddha-lah yang tertinggi). Ini juga sifat Buddhisme awal yg dapat menerima kepercayaan masyarakat setempat dengan menyesuaikannya dengan Buddha Dhamma. Contoh lain yg terkenal juga adalah kisah pertikaian antara para asura & para dewa (yang dipimpin oleh Sakka) yang tampaknya dipengaruhi kisah yg serupa tetapi tidak sama dalam mitologi Hindu.
berarti ini palsu?...
Tipitaka dah dipalsukan?..
Sang Buddha dicerita itu berbohong?...
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 10:06:06 PM
berarti ini palsu?...
Tipitaka dah dipalsukan?..
Sang Buddha dicerita itu berbohong?...
tipitaka emang ga boleh salah ya?
loe beriman ke tipitaka ya?
;D
Nama rahula sering diterjemahkan "belenggu"
padahal dari ceritanya, karena mengambil nama dari rahu.
komentar Bhikkhu Bodhi (dalam footnote SN):
Candima is a deva dwelling in the mansion of the moon. Suriya ia deva dwelling in the mansion of the sun.
When Rahu sees the sun and moon shining brightly, he becomes jealous and enters their orbital paths, where he stands with mouth agape. It then seems as if the lunar and solar mansions have been plunged into the great hell, and the devas in those mansions all cry out simultaneously in terror. While Rahu can cover the mansions with his hand, jaw, and tongue, and can even stuff his cheeks with them, he is unable to obstruct their motion. If he did make such an attempt they would split his head and come through the other side or pull him along and push him down [Spk-pt: because their motion is determined by the law of kamma and is extremely hard for anyone to stop directly].
Quote from: ryu on 08 April 2010, 10:15:17 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 10:06:06 PM
berarti ini palsu?...
Tipitaka dah dipalsukan?..
Sang Buddha dicerita itu berbohong?...
tipitaka emang ga boleh salah ya?
loe beriman ke tipitaka ya?
;D
kyk loe ngak aja....:P
Quote from: Indra on 08 April 2010, 10:33:33 PM
komentar Bhikkhu Bodhi (dalam footnote SN):
Candima is a deva dwelling in the mansion of the moon. Suriya ia deva dwelling in the mansion of the sun.
When Rahu sees the sun and moon shining brightly, he becomes jealous and enters their orbital paths, where he stands with mouth agape. It then seems as if the lunar and solar mansions have been plunged into the great hell, and the devas in those mansions all cry out simultaneously in terror. While Rahu can cover the mansions with his hand, jaw, and tongue, and can even stuff his cheeks with them, he is unable to obstruct their motion. If he did make such an attempt they would split his head and come through the other side or pull him along and push him down [Spk-pt: because their motion is determined by the law of kamma and is extremely hard for anyone to stop directly].
Gerhana itu bukan gara2 Deva ato Ashura....
u know rite kenapa bisa gerhana?...
Quote from: gachapin on 08 April 2010, 10:31:21 PM
Nama rahula sering diterjemahkan "belenggu"
padahal dari ceritanya, karena mengambil nama dari rahu.
OOT
liat katepenya ryu dong =))
btw, sol, liat dulu dong keterangannya. jadi emang bukan karena rahu.
Quote from: gachapin on 08 April 2010, 11:04:28 PM
liat katepenya ryu dong =))
btw, sol, liat dulu dong keterangannya. jadi emang bukan karena rahu.
keterangannya bilang gara2 Rahu kok..=_="
Quote
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fupload.wikimedia.org%2Fwikipedia%2Fcommons%2Fthumb%2F0%2F0d%2FBritishmuseumRahu.JPG%2F275px-BritishmuseumRahu.JPG&hash=bd0411967248c1bcecd226c3b5b9f8fe2637583a)
In Hindu mythology, Rahu is a snake that swallows the sun or the moon causing eclipses. He is depicted in art as a dragon with no body riding a chariot drawn by eight black horses. Rahu is one of the navagrahas (nine planets) in Vedic astrology. The Rahu kala is considered inauspicious.
According to legend, during the Samudra manthan, the asura Rahu drank some of the divine nectar. But before the nectar could pass his throat, Mohini (the female avatar of Vishnu) cut off his head. The head, however, remained immortal. It is believed that this immortal head occasionally swallows the sun or the moon, causing eclipses. Then, the sun or moon passes through the opening at the neck, ending the eclipse.
Source WIKI
wow...tipitaka ternyata bisa kga "original" juga yah?
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:13:23 PM
wow...tipitaka ternyata bisa kga "original" juga yah?
I'm expecting a good explanation, biar Tipitaka tetep ORI..:D
hati2 sol, kalo penjelasan kurang memuaskan, "iman" mu bisa goyah...Trus balik menghujat2 tipitaka deh...
Kalo itu yg terjadi, gw yg paling ketawa sol!
wakakaka...
Quote from: Indra on 08 April 2010, 10:33:33 PM
komentar Bhikkhu Bodhi (dalam footnote SN):
Candima is a deva dwelling in the mansion of the moon. Suriya ia deva dwelling in the mansion of the sun.
When Rahu sees the sun and moon shining brightly, he becomes jealous and enters their orbital paths, where he stands with mouth agape. It then seems as if the lunar and solar mansions have been plunged into the great hell, and the devas in those mansions all cry out simultaneously in terror. While Rahu can cover the mansions with his hand, jaw, and tongue, and can even stuff his cheeks with them, he is unable to obstruct their motion. If he did make such an attempt they would split his head and come through the other side or pull him along and push him down [Spk-pt: because their motion is determined by the law of kamma and is extremely hard for anyone to stop directly].
Mo tanya, gerhana itu kejadian yang berulang2 setiap tahun, bearti kejadian yang disebutkan juga terjadi saat ini?
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:20:46 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 10:33:33 PM
komentar Bhikkhu Bodhi (dalam footnote SN):
Candima is a deva dwelling in the mansion of the moon. Suriya ia deva dwelling in the mansion of the sun.
When Rahu sees the sun and moon shining brightly, he becomes jealous and enters their orbital paths, where he stands with mouth agape. It then seems as if the lunar and solar mansions have been plunged into the great hell, and the devas in those mansions all cry out simultaneously in terror. While Rahu can cover the mansions with his hand, jaw, and tongue, and can even stuff his cheeks with them, he is unable to obstruct their motion. If he did make such an attempt they would split his head and come through the other side or pull him along and push him down [Spk-pt: because their motion is determined by the law of kamma and is extremely hard for anyone to stop directly].
maksud aye itu...
gerhana matahari terjadi karena...
matahari dihalangi oleh bulan, sehingga bayangan kena bumi, dan terjadilah gerhana matahari, dari Bumi emank keliatan kayak dimakan...tapi asline bukan..:D
kalo gerhana bulan terjadi karena...
matahari bersejajar dengan bumi dan bulan, sehingga banyangan bumi kena bulan...:D
so, ke-2 gerhana itu jelas banget BUKAN gara2 DEWA ato ASHURA...:D
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:24:14 PM
Mo tanya, gerhana itu kejadian yang berulang2 setiap tahun, bearti kejadian yang disebutkan juga terjadi saat ini?
nice question!
ini thread senjata bagus buat yg non-Buddhist neh..:D
cape deh kalo ada error yg gitu parah di Buddhism...
jangan2 Nibbana itu juga cuma imajinasi?...
karena sampe skarang, di ke-3 aliran, Nibbana itu definisinya juga beda2...:D
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
klo menurut gw, soal nibbana mah, ketiga aliran inti-nya setuju dengan "antara ada dan tiada, kebahagiaan tertinggi" .
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:36:36 PM
klo menurut gw, soal nibbana mah, ketiga aliran inti-nya setuju dengan "antara ada dan tiada, kebahagiaan tertinggi" .
which is something that is scientifically unproven and logically unthinkable...
Nibbana itu terlalu vague, sampe gw sempet ngerasa kalo itu gk exist..
sebuah teori yg tidak bisa dibuktikan..:D
Bukti idup(ato mati) Nibbana cuma sang Buddha...well, he's gone now, and we'll never know that he really attained Nibbana or not..darou?
Well, gw gk mencoba meng-convert kalian jadi Atheist..karena gw sendiri masih Buddhist..
but then....makin belajar, makin banyak pertanyaan..:D
:D
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
di Thailand sono katanya bertebaran yang dikatakan udh jadi arhat...
Bukannya arhat sudah mencapai nibbana?
Makssudnya om, memank tidak bisa menelan, tapi ada kejadian "gelap sesaat". sama seperti gerhana, hanya proses "gelap sesaat", dan ketika bulan ato matahari berevolusi kembali, jadilah terang..
Teman-teman, terus terang mengenai Rahu ini memang meragukan tapi saya rasa dalam kasus ini mirip raja naga Nandopananda yang melilit gunung Sineru.
Dalam hal ini yang masih belum nyambung adalah periode berkala gerhana, apakah Rahu secara berkala juga menyerang Candima dan Suriya secara teratur?
_/\_
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:41:04 PM
Well, gw gk mencoba meng-convert kalian jadi Atheist..karena gw sendiri masih Buddhist..
but then....makin belajar, makin banyak pertanyaan..:D
:D
Lemparkan ke forum bro...
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:45:38 PM
Makssudnya om, memank tidak bisa menelan, tapi ada kejadian "gelap sesaat". sama seperti gerhana, hanya proses "gelap sesaat", dan ketika bulan ato matahari berevolusi kembali, jadilah terang..
gelap sesaat = gerhana ??..
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:43:52 PM
di Thailand sono katanya bertebaran yang dikatakan udh jadi arhat...
Bukannya arhat sudah mencapai nibbana?
jahh...buktine?...
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
Kalau yang saya tangkap, Rahu hanya menutup pandangan dari Bumi ke Matahari. Makanya digunakan istilah "menelan". Kata "menelan" dalam konteks ini mirip dengan contoh kalimat: "awan gelap
menelan indahnya bulan purnama malam ini".
Apakah Rahu bisa memiliki kemampuan untuk "menutupi" Matahari? Seharusnya memang mungkin, sebab sebagai deva tentunya Rahu memiliki "kekuatan". Selain itu, di Iddhipàdasaüyutta (Saüyutta Nikaya) dinyatakan bahwa seseorang yang mengembangkan empat landasan kekuatan batin bahkan bisa menyentuh Bulan dan Matahari dengan tangannya.
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
kalo ditelen khan dah ilang tuh matahari ama bulan..=_="
makane gk jadi ditelen trus terjadi gerhana...
so, basically sutta ini mo bilank kalo matahari dan bulan itu terselamatkan oleh sang Buddha....=_="
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:48:50 PM
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:45:38 PM
Makssudnya om, memank tidak bisa menelan, tapi ada kejadian "gelap sesaat". sama seperti gerhana, hanya proses "gelap sesaat", dan ketika bulan ato matahari berevolusi kembali, jadilah terang..
gelap sesaat = gerhana ??..
yup.dari sisi orang lihat dari bumi kan seperti gelap sesaat
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:45:38 PM
yup.dari sisi orang lihat dari bumi kan seperti gelap sesaat
jadi Gerhana itu perseteruan si Rahu ama dewa matahari dan bulan gitu?..
=_="
Quote from: upasaka on 08 April 2010, 11:50:08 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
Kalau yang saya tangkap, Rahu hanya menutup pandangan dari Bumi ke Matahari. Makanya digunakan istilah "menelan". Kata "menelan" dalam konteks ini mirip dengan contoh kalimat: "awan gelap menelan indahnya bulan purnama malam ini".
Apakah Rahu bisa memiliki kemampuan untuk "menutupi" Matahari? Seharusnya memang mungkin, sebab sebagai deva tentunya Rahu memiliki "kekuatan". Selain itu, di Iddhipàdasaüyutta (Saüyutta Nikaya) dinyatakan bahwa seseorang yang mengembangkan empat landasan kekuatan batin bahkan bisa menyentuh Bulan dan Matahari dengan tangannya.
tapi gerhana itu khan bukan gara2 perseteruan dewa matahari ato dewi bulan ama si Rahu...=_="
cape gw...haizzz.... :|
dan apakah perseteruan tersebut berlangsung setiap tahun?
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:56:34 PM
Quote from: upasaka on 08 April 2010, 11:50:08 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
Kalau yang saya tangkap, Rahu hanya menutup pandangan dari Bumi ke Matahari. Makanya digunakan istilah "menelan". Kata "menelan" dalam konteks ini mirip dengan contoh kalimat: "awan gelap menelan indahnya bulan purnama malam ini".
Apakah Rahu bisa memiliki kemampuan untuk "menutupi" Matahari? Seharusnya memang mungkin, sebab sebagai deva tentunya Rahu memiliki "kekuatan". Selain itu, di Iddhipàdasaüyutta (Saüyutta Nikaya) dinyatakan bahwa seseorang yang mengembangkan empat landasan kekuatan batin bahkan bisa menyentuh Bulan dan Matahari dengan tangannya.
tapi gerhana itu khan bukan gara2 perseteruan dewa matahari ato dewi bulan ama si Rahu...=_="
cape gw...haizzz.... :|
Gerhana Matahari maupun Gerhana Bulan bukan karena perseteruan Suriya-Candima dengan Rahu. Keduanya adalah murni fenomena alam. Tapi Rahu memiliki kemampuan untuk menciptakan fenomena "gerhana buatan".
Omong-omong soal gerhana, avatar Anda sendiri itu gerhana yah? ;D
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:39:52 PM
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:36:36 PM
klo menurut gw, soal nibbana mah, ketiga aliran inti-nya setuju dengan "antara ada dan tiada, kebahagiaan tertinggi" .
which is something that is scientifically unproven and logically unthinkable...
Nibbana itu terlalu vague, sampe gw sempet ngerasa kalo itu gk exist..
sebuah teori yg tidak bisa dibuktikan..:D
Bukti idup(ato mati) Nibbana cuma sang Buddha...well, he's gone now, and we'll never know that he really attained Nibbana or not..darou?
Raja Milinda bertanya: "apakah Nibbana ada?, "
Bhikkhu nagasena menjawab, "Nibbana ada baginda"
Raja Milinda bertanya lagi: "Bila demikian coba buktikan kepada saya"
Bhikkhu Nagasena menjawab,"Sekarang saya bertanya kepada baginda: apakah menurut baginda gunung Himalaya ada?"
Raja Milinda menjawab,"Gunung Himalaya ada bhante"
Bhikkhu Nagasena, "Coba buktikan kepada saya baginda"
Raja Milinda menjawab, "Wah itu tidak mungkin bhante, saya tak dapat membawa Himalaya kesini untuk diperlihatkan, bhante sendiri yang harus kesana untuk membuktikan".
Bhikkhu Nagasena menjawab, "Demikian juga dengan Nibbana baginda, Saya tak dapat membawa Nibbana untuk diperlihatkan kepada baginda, untuk membuktikannya baginda sendiri yang harus mencapainya"
(kira-kira demikian percakapan antara raja Milinda dan Bhikkhu Nagasena)
_/\_
Quote from: upasaka on 08 April 2010, 11:58:56 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:56:34 PM
Quote from: upasaka on 08 April 2010, 11:50:08 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
Kalau yang saya tangkap, Rahu hanya menutup pandangan dari Bumi ke Matahari. Makanya digunakan istilah "menelan". Kata "menelan" dalam konteks ini mirip dengan contoh kalimat: "awan gelap menelan indahnya bulan purnama malam ini".
Apakah Rahu bisa memiliki kemampuan untuk "menutupi" Matahari? Seharusnya memang mungkin, sebab sebagai deva tentunya Rahu memiliki "kekuatan". Selain itu, di Iddhipàdasaüyutta (Saüyutta Nikaya) dinyatakan bahwa seseorang yang mengembangkan empat landasan kekuatan batin bahkan bisa menyentuh Bulan dan Matahari dengan tangannya.
tapi gerhana itu khan bukan gara2 perseteruan dewa matahari ato dewi bulan ama si Rahu...=_="
cape gw...haizzz.... :|
Gerhana Matahari maupun Gerhana Bulan bukan karena perseteruan Suriya-Candima dengan Rahu. Keduanya adalah murni fenomena alam. Tapi Rahu memiliki kemampuan untuk menciptakan fenomena "gerhana buatan".
Omong-omong soal gerhana, avatar Anda sendiri itu gerhana yah? ;D
Candima sepenuhnya ditelan oleh Rahu ;D
Quote from: upasaka on 08 April 2010, 11:58:56 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:56:34 PM
Quote from: upasaka on 08 April 2010, 11:50:08 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
Kalau yang saya tangkap, Rahu hanya menutup pandangan dari Bumi ke Matahari. Makanya digunakan istilah "menelan". Kata "menelan" dalam konteks ini mirip dengan contoh kalimat: "awan gelap menelan indahnya bulan purnama malam ini".
Apakah Rahu bisa memiliki kemampuan untuk "menutupi" Matahari? Seharusnya memang mungkin, sebab sebagai deva tentunya Rahu memiliki "kekuatan". Selain itu, di Iddhipàdasaüyutta (Saüyutta Nikaya) dinyatakan bahwa seseorang yang mengembangkan empat landasan kekuatan batin bahkan bisa menyentuh Bulan dan Matahari dengan tangannya.
tapi gerhana itu khan bukan gara2 perseteruan dewa matahari ato dewi bulan ama si Rahu...=_="
cape gw...haizzz.... :|
Gerhana Matahari maupun Gerhana Bulan bukan karena perseteruan Suriya-Candima dengan Rahu. Keduanya adalah murni fenomena alam. Tapi Rahu memiliki kemampuan untuk menciptakan fenomena "gerhana buatan".
Omong-omong soal gerhana, avatar Anda sendiri itu gerhana yah? ;D
Yup gerhana Matahari...
ahh...
ngaco kamu...
jelas2 ini Sutta lage jelasin proses gerhana, bukan?...
well..gw juga gk pasti...=_="
Quote from: fabian c on 09 April 2010, 12:02:54 AM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:39:52 PM
Quote from: Edward on 08 April 2010, 11:36:36 PM
klo menurut gw, soal nibbana mah, ketiga aliran inti-nya setuju dengan "antara ada dan tiada, kebahagiaan tertinggi" .
which is something that is scientifically unproven and logically unthinkable...
Nibbana itu terlalu vague, sampe gw sempet ngerasa kalo itu gk exist..
sebuah teori yg tidak bisa dibuktikan..:D
Bukti idup(ato mati) Nibbana cuma sang Buddha...well, he's gone now, and we'll never know that he really attained Nibbana or not..darou?
Raja Milinda bertanya: "apakah Nibbana ada?, "
Bhikkhu nagasena menjawab, "Nibbana ada baginda"
Raja Milinda bertanya lagi: "Bila demikian coba buktikan kepada saya"
Bhikkhu Nagasena menjawab,"Sekarang saya bertanya kepada baginda: apakah menurut baginda gunung Himalaya ada?"
Raja Milinda menjawab,"Gunung Himalaya ada bhante"
Bhikkhu Nagasena, "Coba buktikan kepada saya baginda"
Raja Milinda menjawab, "Wah itu tidak mungkin bhante, saya tak dapat membawa Himalaya kesini untuk diperlihatkan, bhante sendiri yang harus kesana untuk membuktikan".
Bhikkhu Nagasena menjawab, "Demikian juga dengan Nibbana baginda, Saya tak dapat membawa Nibbana untuk diperlihatkan kepada baginda, untuk membuktikannya baginda sendiri yang harus mencapainya"
(kira-kira demikian percakapan antara raja Milinda dan Bhikkhu Nagasena)
_/\_
sapa yg pernah capai Nibbana??...
oh si A bilang dia capai Nibbana..
oh si B bilang dia pernah ke Himalaya..
well, mereka mungkin boong...darou?
Quote
Kedua sutta mengenai penangkapan Candima –dewa bulan- dan Suriya –dewa matahari- mencakupkan syair-syair yang pasti berfungsi sebagai mantra untuk menghentikan gerhana bulan dan matahari (2:9, 10)
source http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=1263
pencet aja CTRL+F trus masukin " Candima"
setao gw liat sebelumnya ngejelasin rasa sirik rahu dan insidentil yang terus ditengahi Sang Buddha.
gak dijelasin terus menerus.
lagipula kepercayaan rahu menelan bulan udah dari dulu sebelon Sammasambuddha ada, waktu rahula lahir misalnya.
kemungkinan besar ada kejadian juga sebelonnya.
Quote from: gachapin on 09 April 2010, 12:14:04 AM
setao gw liat sebelumnya ngejelasin rasa sirik rahu dan insidentil yang terus ditengahi Sang Buddha.
gak dijelasin terus menerus.
lagipula kepercayaan rahu menelan bulan udah dari dulu sebelon Sammasambuddha ada, waktu rahula lahir misalnya.
kemungkinan besar ada kejadian juga sebelonnya.
kalo gitu sang Buddha yg bijaksana, kenapa gk langsung kasih tao yg bener aja gmana gerhana itu terjadi??..
bukankah sang Buddha suka menghancurkan mitos dan hanya berkata yg benar saja?..
jadi jawapannya apa neh???...
=_="
coba dibbacakkhu loe keluarin sol
35 Asura adalah makhluk raksasa yang dikatakan tinggal di daerah surga Tavatimsa; mereka senantiasa konflik dengan para dewa (lihat SN 11:1-6; 35; 207). Mereka juga bergembira di lautan; lihat Teks 157. Rahu adalah raja asura yang tinggal di langit, yang secara berkala menculik rembulan dan matahari (lihat SN 2:9,10). Mitos ini menunjukkan interpretasi India kuno tentang gerhana matahari dan rembulan.
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=739&hal=2&path=tipitaka/sutta/anguttara/anguttara2&hmid=
Dalam Bhagavata Purana 5.24.1-6 menjelaskan bahwa di bawah "planet-planet atas" dibawah Svargaloka, terdapat susunan planet Bhuvarloka yang terletak masih di atas Bumi, planet-planet ini, yaitu mulai dari planet Rahu yang berjarak 80.000 mil di bawah matahari. Planet ini bergerak bagaikan salah satu bintang namun ia merupakan sebuah planet gelap dan tak terlihat; yang mana, keberadaannya dapat dilihat kadang-kadang ketika ada sebuah gerhana. Di bawah rahu 80.000 mil lagi ada planet-planet yang bernama Siddhloka (dimana hidup para Siddha, atau makhluk-makhluk yang secara alamiah memiliki kesempurnaan mistis, seperti bisa terbang dari satu planet ke planet lain tanpa memakai mesin, Caranaloka (dimana hidup para Carana atau para makhluk mirip minstrel 'penyanyi atau penyair pengelana'), Gandharvaloka (dimana hidup para Gandharva atau makhluk 'malaikat' bersayap), dan Vidyadharaloka (dimana hidup para Vidyadhara, makhluk-makhluk halus yang menguntungkan, yang amat cantik dan bijaksana). Di bawah planet-planet ini merupakan tempat kenikmatan untuk para Yaksha (makhluk-makhluk halus misterius yang sering mengunjungi sawah-sawah dan hutan-hutan), para Rakshasha (makhluk raksasa yang mengembara tiap malam, dan juga membentuk kapal dan dapat mengambil wujud seperti anjing, burung hering, burung hantu, orang kerdil, dan lain-lain). Para Pishaca (makhluk-makhluk iblis yang makan daging, dapat merasuki orang-orang dan berkumpul di kuburan atau tempat crematorium dengan hantu lainnya), dan makhluk lainnya seperti hantu dan yang lainnya. Di bawah planet-planet yang gelap dan tak terlihat ini, sekitar ratusan mil adalah planet Bumi.
sumber : http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2009/08/dimana-letak-sorga-dan-neraka/
wogh... koq para makhluk tersebut jadi seperti alien ato cerita fiksi di novel the host...
ato mungkin mereka-lah penyebab munculnya teori ufo?
Quote from: ryu on 09 April 2010, 07:19:26 AM
Dalam Bhagavata Purana 5.24.1-6 menjelaskan bahwa di bawah "planet-planet atas" dibawah Svargaloka, terdapat susunan planet Bhuvarloka yang terletak masih di atas Bumi, planet-planet ini, yaitu mulai dari planet Rahu yang berjarak 80.000 mil di bawah matahari. Planet ini bergerak bagaikan salah satu bintang namun ia merupakan sebuah planet gelap dan tak terlihat; yang mana, keberadaannya dapat dilihat kadang-kadang ketika ada sebuah gerhana. Di bawah rahu 80.000 mil lagi ada planet-planet yang bernama Siddhloka (dimana hidup para Siddha, atau makhluk-makhluk yang secara alamiah memiliki kesempurnaan mistis, seperti bisa terbang dari satu planet ke planet lain tanpa memakai mesin, Caranaloka (dimana hidup para Carana atau para makhluk mirip minstrel 'penyanyi atau penyair pengelana'), Gandharvaloka (dimana hidup para Gandharva atau makhluk 'malaikat' bersayap), dan Vidyadharaloka (dimana hidup para Vidyadhara, makhluk-makhluk halus yang menguntungkan, yang amat cantik dan bijaksana). Di bawah planet-planet ini merupakan tempat kenikmatan untuk para Yaksha (makhluk-makhluk halus misterius yang sering mengunjungi sawah-sawah dan hutan-hutan), para Rakshasha (makhluk raksasa yang mengembara tiap malam, dan juga membentuk kapal dan dapat mengambil wujud seperti anjing, burung hering, burung hantu, orang kerdil, dan lain-lain). Para Pishaca (makhluk-makhluk iblis yang makan daging, dapat merasuki orang-orang dan berkumpul di kuburan atau tempat crematorium dengan hantu lainnya), dan makhluk lainnya seperti hantu dan yang lainnya. Di bawah planet-planet yang gelap dan tak terlihat ini, sekitar ratusan mil adalah planet Bumi.
sumber : http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2009/08/dimana-letak-sorga-dan-neraka/
Saya tambahkan supaya yang membaca tidak keliru, bahwa
Bhagavata Purana adalah kitab Hinduisme bukan Buddhisme
iya ko, mungkin tipitaka terpengaruh dari kitab hinduisme kah ;D
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
Candima dan Suriya adalah dewa dewa yg bertempat tinggal di Bulan dan Matahari, dan Rahu adalah Raja Asura yg menangkap mereka, kemudian Candima dan Suriya meminta perlindungan dari Sang Buddha dan Rahu membebaskan mereka. Sementara itu Matahari, Bulan dan Bumi berevolusi seperti biasa sesuai hukum alam tidak terpengaruh oleh ketiga individu tersebut.
Note: Candima bukan bulan dan Suriya bukan matahari
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bullshit..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Quote from: Indra on 09 April 2010, 09:21:56 AM
Candima dan Suriya adalah dewa dewa yg bertempat tinggal di Bulan dan Matahari, dan Rahu adalah Raja Asura yg menangkap mereka, kemudian Candima dan Suriya meminta perlindungan dari Sang Buddha dan Rahu membebaskan mereka. Sementara itu Matahari, Bulan dan Bumi berevolusi seperti biasa sesuai hukum alam tidak terpengaruh oleh ketiga individu tersebut.
Note: Candima bukan bulan dan Suriya bukan matahari
Tapi jelas2 banget ko...Rahu itu dewa/Ashura (gk penting..=_=") gerhana...
dan dalam sutta ini lage menceritakan tentang Gerhana..versi Buddhism..
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
paka panduan kalama sutta sol
Quote from: ryu on 09 April 2010, 01:45:03 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
paka panduan kalama sutta sol
ayo buktikan Nibbana pake Kalama Sutta..:D
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
Aku tak tahu percentagenya tetapi may be yes may be no. May be less than 10% dongeng lar xixixixi. U can ask those who understand clearly and honest without blind faith. And we have to be honest Tipitaka is not 100% words of Buddha. The main thing is the content. Nibbana is just imagination and.....( you can fill by urself) kekekeke
klo baca tulisan el sol klo yg saddha nya lom kuat bisa goyang naik turun bahtinnya
up
and
down
up
and
down
=)) =)) =))
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:46:14 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 01:45:03 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
paka panduan kalama sutta sol
ayo buktikan Nibbana pake Kalama Sutta..:D
pembuktian nibbana juga percuma sol ga akan bisa, soalnya yang bisa membuktikan hanya diri sendiri. orang bisa berkoar2 telah mencicipi nibbana tapi ketika di suruh membuktikan orang lain ga akan bisa dong mencicipi nibbana orang itu ;D
makanya dalam kalama sutta bilang kalau itu bermanfaat dan tidak di cela para bijaksana lakukan sol ;D
Quote from: ryu on 09 April 2010, 02:34:52 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:46:14 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 01:45:03 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
paka panduan kalama sutta sol
ayo buktikan Nibbana pake Kalama Sutta..:D
pembuktian nibbana juga percuma sol ga akan bisa, soalnya yang bisa membuktikan hanya diri sendiri. orang bisa berkoar2 telah mencicipi nibbana tapi ketika di suruh membuktikan orang lain ga akan bisa dong mencicipi nibbana orang itu ;D
makanya dalam kalama sutta bilang kalau itu bermanfaat dan tidak di cela para bijaksana lakukan sol ;D
kayakne problem dah mulai ke-solve...:D
LOL
tapi kalo non-Buddhist nanya ini gmana??...:D
(loe dah balas blum yak tentang ini?...)
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 02:42:05 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 02:34:52 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:46:14 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 01:45:03 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
paka panduan kalama sutta sol
ayo buktikan Nibbana pake Kalama Sutta..:D
pembuktian nibbana juga percuma sol ga akan bisa, soalnya yang bisa membuktikan hanya diri sendiri. orang bisa berkoar2 telah mencicipi nibbana tapi ketika di suruh membuktikan orang lain ga akan bisa dong mencicipi nibbana orang itu ;D
makanya dalam kalama sutta bilang kalau itu bermanfaat dan tidak di cela para bijaksana lakukan sol ;D
kayakne problem dah mulai ke-solve...:D
LOL
tapi kalo non-Buddhist nanya ini gmana??...:D
(loe dah balas blum yak tentang ini?...)
ade di thread yang tadi ;D
Quote from: ryu on 09 April 2010, 02:45:04 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 02:42:05 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 02:34:52 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:46:14 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 01:45:03 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:43:18 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:41:41 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:29:14 PM
Quote from: dukun on 09 April 2010, 01:17:29 PM
Quote from: El Sol on 09 April 2010, 01:00:36 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 08:11:14 AM
dah sol, convert ke maitreya lagi ajah =))
kalo gw convert, mereka bisa gw buat sebel sampe mati gara2 gw tanyain terus..
LOL
aliran sesat paling bodoh...
gk ada niat sama sekali gw mendalami ajaran mereka...
full of bulls**t..
back to topic..
gk ada jawapan neh..=_="
Cerita itu hanya DONGENG!. AKu harus jujur jika itu dongeng daripada mencari pembenaran. Itulah yang telah ku terawang dialam sana.
CERITA yg loe maksud itu cerita apa??...yg lage kita bahas, ato cerita2 yg ada di aliran sesat Maitreya??
Gerhana
berarti ada dongeng gk jelas donk dalam Tipitaka...
di dalam sutta itu Buddha juga terlibat loh..
berarti mungkin aja donk 90% dari Tipitaka itu cuma dongeng?
paka panduan kalama sutta sol
ayo buktikan Nibbana pake Kalama Sutta..:D
pembuktian nibbana juga percuma sol ga akan bisa, soalnya yang bisa membuktikan hanya diri sendiri. orang bisa berkoar2 telah mencicipi nibbana tapi ketika di suruh membuktikan orang lain ga akan bisa dong mencicipi nibbana orang itu ;D
makanya dalam kalama sutta bilang kalau itu bermanfaat dan tidak di cela para bijaksana lakukan sol ;D
kayakne problem dah mulai ke-solve...:D
LOL
tapi kalo non-Buddhist nanya ini gmana??...:D
(loe dah balas blum yak tentang ini?...)
ade di thread yang tadi ;D
pindahin kesini aja...
mod Ryu...
ups...gk bisa yak? LOL
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:51:40 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
kalo ditelen khan dah ilang tuh matahari ama bulan..=_="
makane gk jadi ditelen trus terjadi gerhana...
so, basically sutta ini mo bilank kalo matahari dan bulan itu terselamatkan oleh sang Buddha....=_="
IMO, sutta ini tidak menceritakan dan tidak ada hubungan dengan GERHANA. Jelas sutta2 ini hanya menceritakan tentang Dewa Candima (yg menetap di bulan) dan Dewa Suriya (yg menetap di matahari) yang ditangkap oleh Rahu dan memohon perlindungan dari Sang Buddha.
mungkin karena pengaruh mitologi Hindu dan kebudayaan setempat, sehingga sutta ini dihubung2kan dengan GERHANA
Quote from: Indra on 09 April 2010, 02:54:23 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:51:40 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
kalo ditelen khan dah ilang tuh matahari ama bulan..=_="
makane gk jadi ditelen trus terjadi gerhana...
so, basically sutta ini mo bilank kalo matahari dan bulan itu terselamatkan oleh sang Buddha....=_="
IMO, sutta ini tidak menceritakan dan tidak ada hubungan dengan GERHANA. Jelas sutta2 ini hanya menceritakan tentang Dewa Candima (yg menetap di bulan) dan Dewa Suriya (yg menetap di matahari) yang ditangkap oleh Rahu dan memohon perlindungan dari Sang Buddha.
mungkin karena pengaruh mitologi Hindu dan kebudayaan setempat, sehingga sutta ini dihubung2kan dengan GERHANA
ok..
dah ngerti..:D
thx ko~
LOL
ok deh, problem solved...
bye2 all...:D
[at] ex-Mods & ex-Global Mods
all the best..;D
sorry for the jokes, If I somehow offended you with them...
but then you guys are really sux..
:D
wait for my next visit...:D kakakkakaka
Quote from: Tan on 17 July 2007, 01:51:49 PM
Saya terjemahkan yang Suriya Sutta terlebih dahulu.
Suriya Sutta (SN 2.10)
DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR.Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di dekat Savatthi, yakni di Jetavana, Vihara Anathapindika. Saat itu, Suriya, dewa mentari sedang terancam oleh Rahu, raja para Asura. Begitu teringat akan Yang Terberkahi, Suriya, dewa mentari melafalkan bait berikut ini:
Buddha, Sang Pahlawan! Engkau telah sepenuhnya terbebas dari kejahatan. Sembah sujudku padaMu. Jadilah Engkau perlindunganku.
Yang Terbekahi kemudian mengutarakan bait-bait berikut ini pada Rahu, raja para Asura, demi menolong Suriya:
Wahai Rahu! Suriya telah berlindung pada Tathagata, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. Para Buddha memancarkan belas kasihnya pada para makhluk.
Wahai Rahu! Janganlah engkau telan penghalau kegelapan, yang bersinar, serta merupakan pengelana nan elok di angkasa. Rahu! Lepaskanlah Suriya, puteraKu."
Dengan segera, Rahu, raja para Asura melepaskan Suriya, dan mendatangi Vepacitta, raja para Asura, serta berdiri di sampingnya dengan gemetar. Seluruh rambutnya berdiri karena ketakutan. Vepacitta lalu bertanya pada Rahu melalui bait-bait berikut ini:
Rahu! Mengapakah engkau dengan tiba-tiba melepaskan Suriya? Mengapa engkau gemetar seperti itu dan mengapakah engkau berdiri di sini dengan rasa takut?
[Rahu menjawab], "Buddha telah memintaku untuk melepaskan Suriya. Bila aku tidak membebaskan Suriya, kepalaku akan pecah menjadi tujuh keping. Jika masih hidup, aku tidak akan mengalami kebahagiaan lagi. Oleh karena itu, kubebaskan Suriya.
Quote from: Tan on 17 July 2007, 01:55:22 PM
Terjemahan bagi Candima sutta, sama saja, tinggal mengganti kata Suriya dengan Candima:
Candima Sutta (SN 2.9)
DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR.Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di dekat Savatthi, yakni di Jetavana, Vihara Anathapindika. Saat itu, Candima, dewa rembulan sedang terancam oleh Rahu, raja para Asura. Begitu teringat akan Yang Terberkahi, Camdima, dewa mentari melafalkan bait berikut ini:
Buddha, Sang Pahlawan! Engkau telah sepenuhnya terbebas dari kejahatan. Sembah sujudku padaMu. Jadilah Engkau perlindunganku.
Yang Terbekahi kemudian mengutarakan bait-bait berikut ini pada Rahu, raja para Asura, demi menolong Candima:
Wahai Rahu! Candima telah berlindung pada Tathagata, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. Para Buddha memancarkan belas kasihnya pada para makhluk.
Wahai Rahu! Janganlah engkau telan penghalau kegelapan, yang bersinar, serta merupakan pengelana nan elok di angkasa. Rahu! Lepaskanlah Candima, puteraKu."
Dengan segera, Rahu, raja para Asura melepaskan Candima, dan mendatangi Vepacitta, raja para Asura, serta berdiri di sampingnya dengan gemetar. Seluruh rambutnya berdiri karena ketakutan. Vepacitta lalu bertanya pada Rahu melalui bait-bait berikut ini:
Rahu! Mengapakah engkau dengan tiba-tiba melepaskan Candima? Mengapa engkau gemetar seperti itu dan mengapakah engkau berdiri di sini dengan rasa takut?
[Rahu menjawab], "Buddha telah memintaku untuk melepaskan Candima. Bila aku tidak membebaskan Candima, kepalaku akan pecah menjadi tujuh keping. Jika masih hidup, aku tidak akan mengalami kebahagiaan lagi. Oleh karena itu, kubebaskan Candima.
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=130.0
Quote from: Indra on 09 April 2010, 02:54:23 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:51:40 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:43:18 PM
Quote from: El Sol on 08 April 2010, 11:33:36 PM
Quote from: Indra on 08 April 2010, 11:32:09 PM
kalo yg gue tangkap dari komentar itu, "walaupun Rahu mampu menelan matahari dan bulan, ia tidak mampu menghentikan rotasinya" artinya gerhana bukan karena Rahu
itu jelas banget ko artinya....
kalo Rahu bisa buat Gerhana tapi gk bisa selama2nya...
dia nelan bulan dan matahari, tapi cuma bentar...
nah, pertanyaannya itu...
apakah gerhana terjadi gara2 ditelan Rahu?
dilanjutkan: Jika Rahu melakukan itu (menelan) maka kepalanya akan pecah dan akan menariknya. jadi di sini Rahu pasti mati karena kepalanya pecah. jadi kesimpulan Rahu gak menelan matahari dan bulan
kalo ditelen khan dah ilang tuh matahari ama bulan..=_="
makane gk jadi ditelen trus terjadi gerhana...
so, basically sutta ini mo bilank kalo matahari dan bulan itu terselamatkan oleh sang Buddha....=_="
IMO, sutta ini tidak menceritakan dan tidak ada hubungan dengan GERHANA. Jelas sutta2 ini hanya menceritakan tentang Dewa Candima (yg menetap di bulan) dan Dewa Suriya (yg menetap di matahari) yang ditangkap oleh Rahu dan memohon perlindungan dari Sang Buddha.
mungkin karena pengaruh mitologi Hindu dan kebudayaan setempat, sehingga sutta ini dihubung2kan dengan GERHANA
Make sense...
Akhirnya pada mengerti semua xixixixixi
Quote from: ryu on 09 April 2010, 07:46:10 AM
iya ko, mungkin tipitaka terpengaruh dari kitab hinduisme kah ;D
Kemungkinan itu ada, Mr. Ryu :)
Kemungkinan bahwa Sang Buddha mengajar dengan meminjam mitos tersebut juga ada. Dan saya jadi teringat istilah upāya-kosalla (Pali) atau upāyakausalya (Sankserta) ;D
Btw, kalau kita tidak membaca kitab komentar atau literatur lainnya, kita hanya akan melihat dalam kedua sutta itu mengisahkan tentang kejar-kejaran itu saja, saya tidak melihat ada peristiwa gerhana di situ. 8)
Quote from: Kelana on 13 April 2010, 08:32:37 PM
Quote from: ryu on 09 April 2010, 07:46:10 AM
iya ko, mungkin tipitaka terpengaruh dari kitab hinduisme kah ;D
Kemungkinan itu ada, Mr. Ryu :)
Kemungkinan bahwa Sang Buddha mengajar dengan meminjam mitos tersebut juga ada. Dan saya jadi teringat istilah upāya-kosalla (Pali) atau upāyakausalya (Sankserta) ;D
Btw, kalau kita tidak membaca kitab komentar atau literatur lainnya, kita hanya akan melihat dalam kedua sutta itu mengisahkan tentang kejar-kejaran itu saja, saya tidak melihat ada peristiwa gerhana di situ. 8)
dan apabila cerita di atas benar maka dewa2 dalam ajaran hindu bisa dikatakan benar?
bukan hal yang aneh. dewa-dewa yang ada adalah dewa-dewa yang ada juga dalam hindu.
tetapi yang penting adalah dewa-dewa itu tidak berpandangan benar sebelum Sammasambuddha muncul.
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 13 April 2010, 09:28:21 PM
bukan hal yang aneh. dewa-dewa yang ada adalah dewa-dewa yang ada juga dalam hindu.
tetapi yang penting adalah dewa-dewa itu tidak berpandangan benar sebelum Sammasambuddha muncul.
bagi aye cerita2 dewa2 itu hanya pemanis, ga penting banget, bisa betul2 ada atau bisa aja mitos :P
Ya,benar, ada atau tidaknya dewa-dewa tsb tidak menjadi masalah bagi kita. Praktek Dhamma tidak memerlukan keberadaan sosok dewa atau makhluk supranatural mana pun.
Saya memiliki beberapa pendapat dari beberapa pijakan berbeda:
Kalau kita mengambil penilaian dari sudut pandang bahwa Tipitaka pasti benar semua dari kata-kata Sang Buddha, maka alasan apapun bisa keluar hingga yang paling konyol sekalipun. Kalau mengambil dari pijakan yang diberikan oleh Sang Buddha (misalnya Gotami Sutta) tentang bagaimana mengenali mana Dhamma-Vinaya yang diturunkan oleh Sang Buddha, mau ngga mau kita harus menghadapi dan mengakui kenyataan tidak semua yang dikatakan berasal dari Sang Buddha memang benar berasal dari Sang Buddha. Perkembangan Agama Buddha tidak lepas dari peran para brahmana terpelajar yang mengembangkan Ajaran Buddha secara lebih sistematis dengan dampak negatifnya membawa serta nilai-nilai lama mereka ke dalam Ajaran. Sangat mungkin, hal yang sama terjadi pada 2 Sutta di atas. Pribadi saya tidak melihat adanya manfaat Dhamma yang terkandung di dalam selain sedikit poin yang mungkin menambah nilai Saddha bagi para penganut Buddhisme zaman dulu. Tapi itu jelas tidak dapat dipakai dalam masa kini. Hanya akan menjadi olok-olok belaka terutama bagi mereka yang skeptis pada Ajaran Buddha.
Selain itu ada tambahan mengenai kriteria ucapan benar yang pantas diucapkan yang pernah ditulis di notesnya El Sol di FB. ;)
The criteria for deciding what is worth saying
[1] "In the case of words that the Tathagata knows to be unfactual, untrue, unbeneficial (or: not connected with the goal), unendearing & disagreeable to others, he does not say them.
[2] "In the case of words that the Tathagata knows to be factual, true, unbeneficial, unendearing & disagreeable to others, he does not say them.
[3] "In the case of words that the Tathagata knows to be factual, true, beneficial, but unendearing & disagreeable to others, he has a sense of the proper time for saying them.
[4] "In the case of words that the Tathagata knows to be unfactual, untrue, unbeneficial, but endearing & agreeable to others, he does not say them.
[5] "In the case of words that the Tathagata knows to be factual, true, unbeneficial, but endearing & agreeable to others, he does not say them.
[6] "In the case of words that the Tathagata knows to be factual, true, beneficial, and endearing & agreeable to others, he has a sense of the proper time for saying them. Why is that? Because the Tathagata has sympathy for living beings."
Menjawab pertanyaan El Sol mengapa Sang Buddha tidak menjelaskan tentang Gerhana Matahari?
Baca poin [5]: Dalam hal ucapan yang Tathagata tahu sebagai fakta, benar, tidak bermanfaat, tetapi menarik dan disetujui oleh yang lain, beliau tidak menyatakannya.
Jika kita asumsikan Sang Buddha adalah sabbanu, yang maha tahu.. Maka bila Sang Buddha menjelaskan soal Gerhana Matahari, akan ada banyak pertanyaan-pertanyaan lain lagi yang mengikuti untuk memberi gambaran lengkap mengenai terjadinya Gerhana Matahari itu. Dengan demikian, ini tidak hanya tak bermanfaat bagi kehidupan suci tapi juga memboroskan waktu, tidak menuntun pada kehidupan suci dan melelahkan Sang Buddha sebagai akibatnya.
Selain itu di sini saya melihat adanya zona abu-abu di mana bila sesuatu itu bukan fakta (unfactual), tidak benar (untrue), tetapi bermanfaat (beneficial), tetapi disenangi (endearing) dan disetujui (agreeable) oleh orang lain. Di sini hal ini tidak dinyatakan secara hitam-putih oleh Sang Buddha. Which means, bahwa Sang Buddha mungkin saja akan mengucapkannya dengan melihat saat yang tepat seperti pada poin [6] sebagai upaya-kosalla beliau pada pendengar, misalnya dalam membangkitkan saddha yang bersangkutan.
_/\_
buddha mendobrak pemahaman hindu dengan memberikan pandangan2 seperti kamma, kasta dll, soal dewa apakah buddha mendobrak juga? seperti dewa siwa, wisnu, dll apakah itu mitos atau fakta?
Sang Buddha mengambil jalan tengah terhadap itu. Tidak menentang juga tidak mendukung. Bagi yang percaya biasanya diarahkan ke alam Brahma melalui pengembangan Brahmavihara. Lebih lanjut lagi biasanya diarahkan untuk pencapaian yang lebih tinggi lagi. Ini baru upaya-kosalla sebenar-benarnya. ;)
Tumben si Jerry jadi pinter..:D
LOL thx..:D
Akibat ngeliat siggynya El Sol. Peredaran darah mengalir lebih cepat ke "kepala". ^-^
Quote from: Jerry on 14 April 2010, 02:43:57 PM
Akibat ngeliat siggynya El Sol. Peredaran darah mengalir lebih cepat ke "kepala". ^-^
wah kepala atas apa bawah neh?...LOL
:hammer: :outoftopic:
:-t :backtotopic:
Quote from: Jerry on 14 April 2010, 02:50:14 PM
:hammer: :outoftopic:
:-t :backtotopic:
wong, eloe yg mulai LOL