Forum Dhammacitta

Pengembangan Buddhisme => Pengembangan DhammaCitta => Topic started by: Sumedho on 31 March 2010, 06:32:43 AM

Poll
Question: peleburan board study sutta/sutra
Option 1: Setuju votes: 17
Option 2: Tidak setuju votes: 5
Option 3: Tidak tahu/peduli votes: 0
Title: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Sumedho on 31 March 2010, 06:32:43 AM
kalau kita lihat, pada board ini, sering terjadi diskusi dimana berdasarkan sudut pandang tradisi masing2x sehingga batasan "bebas" tradisi menjadi blur/tidak jelas.

bagaimana pendapat teman2x, utk menghilangkan board ini dan mengembalikan diskusi di board ini ke tradisi masing2x?
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: The Ronald on 31 March 2010, 06:48:22 AM
tidak setuju...
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: ryu on 31 March 2010, 07:05:06 AM
setuju
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Hendra Susanto on 31 March 2010, 07:22:00 AM
deal... pembahasan sutta masing2 pandangan dibuatkan child board di board masing2...
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Kelana on 31 March 2010, 08:56:21 AM
Saya pribadi kurang setuju. Justru dengan adanya board ini kita bisa belajar untuk membebaskan diri dari pandangan tradisi, belajar bersikap netral. Dalam judul board sudah ada ketentuannya, seharusnya anggota bisa melihat dan mengikuti peraturan. Jika ada anggota yang melanggar , bukankah ada moderator yang bisa mengarahkan? Jika tidak bisa diarahkan diskusinya, tutup saja topiknya, bukan boardnya.

Apakah anggota forum sudah siap studi sutta/sutra secara ilmiah atau belum, atau justru tidak paham maksud dari studi sutra/sutta, ini perlu diperhatikan. Selanjutnya saya serahkan kepada forum dan tentunya kepada suhu Medho.
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: bond on 31 March 2010, 08:56:55 AM
Setuju bos. Ide om Hendra bagus juga. Biar tidak adu-aduan tetapi lebih kepada kajian akal sehat dan ilmiah. Dalam prakteknya orang seringkali sulit untuk menjadi netral, karena keyakinan biasanya bersinggungan dengan ego sehingga terjadi conflict of interest.
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 31 March 2010, 09:00:46 AM
alternatip: yang umum tetap ada jadi masih bisa berant^H^H^H^H^H^H diskusi antar aliran

jadi kalau yang mau diskusi secara spesifik bisa di board masing-masing, kalau yang mau diskusi antar aliran juga bisa
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: bond on 31 March 2010, 09:06:25 AM
Nah kalo yang mo berantem antar aliran boleh juga dibuat board khusus  :)), keknya pernah saya usulin deh kalau tidak salah waktu ngobrol berat sama bro Upasaka.  ;D

Selanjutnya ku kembalikan pada sang pencipta.
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: johan3000 on 31 March 2010, 09:34:59 AM
Quote from: bond on 31 March 2010, 09:06:25 AM
Nah kalo yang mo berantem antar aliran boleh juga dibuat board khusus  :)), keknya pernah saya usulin deh kalau tidak salah waktu ngobrol berat sama bro Upasaka.  ;D

Selanjutnya ku kembalikan pada sang pencipta.

Maksudnya mau adu kesabaran ?.... kelihatannya ini yg menarik Mod Bond! (gw setuju yg ini)
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: K.K. on 31 March 2010, 10:07:22 AM
Kalau dibilang studi dengan mengeluarkan faktor tradisi, sudah pasti tidak nyambung karena walaupun banyak persamaan antar tradisi, namun juga banyak perbedaan yang tidak mungkin disamakan. Dengan saling menimpali dengan referensi masing-masing, diskusi akan berputar-putar di sana.
Contohnya dalam Mahayana, Arahat terlahir kembali, sedangkan dalam tradisi Theravada tidak.

Jika dikatakan mau netral, maka mau tidak mau harus berdasarkan fakta atau bukti ilmiah yang realistis. Dengan demikian sutta/sutra yang membahas yang tidak/belum bisa dibuktikan seperti alam lain atau hal gaib, jadi tidak ada artinya dibicarakan. Jadi kalau disatukan, semua konsep jadi campur aduk dengan kebenaran dan pembenaran masing-masing. Sebentar tolok ukur ke sutta, sebentar ke sutra, sebentar ke fakta.

Kalau menurut saya, sebaiknya kitab suci ditelaah sendiri oleh orang yang memang menganut kepercayaan tersebut. Biarlah seseorang belajar kritis terhadap "iman"-nya sendiri sehingga terus berkembang.

Mengenai board "antar kepercayaan" itu mungkin bisa dibuat semacam board yang memang tolok ukurnya adalah fakta. Seseorang boleh bawa kepercayaannya ke board itu, dari Buddhisme sampai aliran sesat seperti Satanic. Di situ kita bisa belajar berargumen berdasarkan fakta dengan baik, bukan modal iman dan dogma. 
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: fabian c on 31 March 2010, 10:52:21 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 31 March 2010, 10:07:22 AM
Kalau dibilang studi dengan mengeluarkan faktor tradisi, sudah pasti tidak nyambung karena walaupun banyak persamaan antar tradisi, namun juga banyak perbedaan yang tidak mungkin disamakan. Dengan saling menimpali dengan referensi masing-masing, diskusi akan berputar-putar di sana.
Contohnya dalam Mahayana, Arahat terlahir kembali, sedangkan dalam tradisi Theravada tidak.

Jika dikatakan mau netral, maka mau tidak mau harus berdasarkan fakta atau bukti ilmiah yang realistis. Dengan demikian sutta/sutra yang membahas yang tidak/belum bisa dibuktikan seperti alam lain atau hal gaib, jadi tidak ada artinya dibicarakan. Jadi kalau disatukan, semua konsep jadi campur aduk dengan kebenaran dan pembenaran masing-masing. Sebentar tolok ukur ke sutta, sebentar ke sutra, sebentar ke fakta.

Kalau menurut saya, sebaiknya kitab suci ditelaah sendiri oleh orang yang memang menganut kepercayaan tersebut. Biarlah seseorang belajar kritis terhadap "iman"-nya sendiri sehingga terus berkembang.

Mengenai board "antar kepercayaan" itu mungkin bisa dibuat semacam board yang memang tolok ukurnya adalah fakta. Seseorang boleh bawa kepercayaannya ke board itu, dari Buddhisme sampai aliran sesat seperti Satanic. Di situ kita bisa belajar berargumen berdasarkan fakta dengan baik, bukan modal iman dan dogma. 


Saya setuju dengan ide bro Kainyn yang satu ini, saya mengharapkan board studi sutta/sutra dirubah menjadi perbandingan antar sekte (meniru forum perbandingan agama), menurut saya perbedaan pemikiran antara Mahayana dan  Theravada lebih lebar dibandingkan dengan perbedaan antara K*****n dan K******k, sehingga para anggota dapat dengan jelas membedakan antara ajaran Mahayana, Theravada, Tantrayana dll.

Mungkin ini bisa menjadi tempat untuk mengasah kemampuan berargumen yang paling seru di jagat Dhammacitta

Hanya sekedar usul.

_/\_
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: sukuhong on 31 March 2010, 02:37:20 PM
saya setuju
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: chingik on 31 March 2010, 03:47:50 PM
 [at] fabian,
Menurut saya, berargumen antar aliran begini tidak mendukung kemajuan batin.
Akan lebih baik lagi kita bersikap kritis pada aliran yg kita pegang sendiri. Misalnya sejauh ini kenapa kita gak mencapai kesucian, gak memiliki sense of urgent utk terlepas dari dukkha, lalu kita bercemin pd aliran yg kita pelajari dgn mengkritisi di mana letak kesalahan kita. Alih2 selalu membandingkan antar tradisi, padahal tradisi sendiri blm sanggup kita implementasikan dlm pelatihan kita.
Sekedar beri masukan..hehe..
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Edward on 31 March 2010, 04:25:51 PM
Sebetulnya masih bingung...Antara yes or no...
Dalam board masing2 tradisi sudah ada sub board mengenai sutta ataopun sutra...

Nah memank yang jadi permasalahan di bagian studi sutta / sutra...
Kalao idealnya, memank pembahasan harus lepas dari tradisi, dan lebih membahas ke sutta / sutra tersebut...
Tapi realitanya lebih banyak jadi ajang perdebadatan antar aliran..
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Sumedho on 31 March 2010, 04:30:24 PM
itu point bagus juga...

di tiap tradisi sudah ada boardnya utk sutta dan sutra. Dari awal di board studi ini memang utk terlepas dari tradisinya. yah bisa dikatakan jadi tempat terlepas dari tradisi.

bro KK, sebagai mod, mungkin akan sangat berat tugasnya :|
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Hades on 31 March 2010, 04:49:11 PM
saya pribadi setuju akan hal demikian. Sebaiknya masalah pembahasan Sutta/Sutra di serahkan sesuai tradisi masing masing. Hal ini mengingat, pada faktanya, sulit orang bisa menjadi objektif dan lepas dari tradisi dan ini telah terlihat dari kenyataan selama ini. Apabila sudah tidak bisa lepas dari tradisi dan pandangan masing masing akan tradisi tersebut, yang terjadi adalah saling tidak menghargai.
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: K.K. on 31 March 2010, 04:56:07 PM
Quote from: Sumedho on 31 March 2010, 04:30:24 PM
itu point bagus juga...

di tiap tradisi sudah ada boardnya utk sutta dan sutra. Dari awal di board studi ini memang utk terlepas dari tradisinya. yah bisa dikatakan jadi tempat terlepas dari tradisi.

bro KK, sebagai mod, mungkin akan sangat berat tugasnya :|
Saya pikir yang paling masalah adalah menentukan batasannya saja. Kalau terlepas dari tradisi, apakah terlepas dari Buddhisme juga? Misalnya membandingkan dengan iptek atau bahkan dengan ajaran agama lain.
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Edward on 31 March 2010, 05:08:47 PM
betul2...misalkan pembahasan objektif..Objektif dari segi apa?
Apakah dari segi sejarah? Ato dari segi ikonografi? atau dari segi penerjemahan?
Kalau misalkan pembahasan dari segi isi, sudah pasti akan langsung campur baur...
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: bond on 31 March 2010, 05:08:58 PM
Mending judulnya diganti studi/debat/argumen/tinju lintas aliran dalam buddhisme vs  fakta .  Just input.  Batasannya sebenarnya sudah jelas misal studi sutra/sutta dibawahnya sudah ditulis terlepas dari tradisi, tetapi tetap saja banyak melenceng akhirnya makna judul jadi kabur. Dan tidak mungkin juga kan bro kainyn semprit pluit tiap kali melenceng  ^-^. Kalau judulnya diubah kainyn bisa lebih santai juga. Jadi yang benar2 ingin mengkaji sutra dan sutta bisa benar2 mengkaji di tradisi masing2. Jangan sampai lagi mengkaji direcoki orang-orang yang berpikiran sempit.

Just input monggo. Aye ikut aja keputusan tuhan  ;D
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: Hades on 31 March 2010, 05:29:47 PM
Menurut saya, jika memang hendak mempertahankan board studi demikian, sebaiknya pengunaan kata kata ataupun hal hal yang mengandung judgement terhadap suatu tradisi baik secara implisit maupun eksplisit harus dihindarkan. Tapi, saya tetap merasa hal demikian sulit dilakukan, karena setiap orang memiliki kecondongannya sendiri. Jika orang tersebut berpikiran sempit, maka orang tersebut tdak akan mendengarkan penjelasan pihak lain, melainkan justru selalu mencari cari kelemahan dan berusaha menyudutkan pihak lain. Jika sudah terjadi hal demikian, maka satu pihak yang merasa disudutkan akan merasa pembahasan demikian tidak berguna dan bisa menimbulkan rasa tidak enak hati pada pihak tersebut. Sedangkan pihak yang menyudutkan akan semakin mengembangkan ego dia tanpa sepengetahuannya kalo dia sudah sukses memperbesar ego dia.
Disinilah pentingnya moderator yang bertindak secara bijaksana, bertindak menengahi permasalahan yang ada. Oleh sebab itu, moderator yang handal dan tidak menjudgement sangat diperlukan disini.

Saran kedua, jika hal ini sudah mengarah dan sudah diperkirakan bakal mengarah ke perdebatan dan judgement judgement tertentu, memang sebaiknya judul board diganti misalnya, perdebatan sehat mengenai sutta dan sutra. ini hanya contoh. Terima kasih
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: GandalfTheElder on 31 March 2010, 05:41:28 PM
Yep. Setuju dengan bro bond. Yaitu dibuatkan sendiri forum perbandingan aliran Buddhis dengan fakta. Jangan dibuat perbandingan antara aliran, bisa-bisa debat tak berujung lagi.

Lebih baik mendiskusikan hubungan antara konsep dalam sebuah aliran Buddhisme dengan fakta, bukan antar aliran.

Tapi soal board ajang tinju, saya masih 50-50 krn bisa bagai pedang bermata dua, yaitu saya belum tahu hasilnya dan saya ragu akan mengarah ke sektarianisme atau malah diskusi yg objektif.

Krn jujur saya lebih memilih diskusi secara damai2 saja daripada ajang tinju yang memancing lobha dvesa moha. Kalau tiga racun dah keluar semua, maka tidak menutup kemungkinan malah mengarah ke sektarianisme lagi.

Tp ide untuk mengelompokkan sebagai ajang tinju juga ada bagusnya, yaitu mengelompokkan mereka yang ingin berdebat secara blak2an... tp klo ada thread semacam itu, saya sih gak ikut2 deh....  8) 8) 8)... lbh baik melatih diri sendiri daripada mempeributkan konsep dengan fakta dsb secara ajang tinju, lebih baik langsung Aihipasyika (Ehipassiko) sendiri.

Tp kalau perbandingan aliran Buddhis dengan fakta masih dalam lingkup peraturan diksusi yang sopan, saya masih mau ikutan. :))

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Peleburan board studi sutta/sutra ke tradisi masing2x.
Post by: fabian c on 31 March 2010, 07:40:29 PM
Quote from: chingik on 31 March 2010, 03:47:50 PM
[at] fabian,
Menurut saya, berargumen antar aliran begini tidak mendukung kemajuan batin.
Akan lebih baik lagi kita bersikap kritis pada aliran yg kita pegang sendiri. Misalnya sejauh ini kenapa kita gak mencapai kesucian, gak memiliki sense of urgent utk terlepas dari dukkha, lalu kita bercemin pd aliran yg kita pelajari dgn mengkritisi di mana letak kesalahan kita. Alih2 selalu membandingkan antar tradisi, padahal tradisi sendiri blm sanggup kita implementasikan dlm pelatihan kita.
Sekedar beri masukan..hehe..

Bro Chingik yang baik, Sebenarnya saya netral dalam hal ini, mau dilebur boleh... tidak dilebur boleh... ganti tema juga boleh... tak ada masalah bagi saya.

Bicara soal kesucian, untuk mendorong orang untuk mencapai kesucian, perlu pengertian apa itu kesucian, bagaimana mencapainya, bagaimana tingkat pengertian orang itu, pengalaman orang itu di masa lampau dll. Bila seseorang belum mengerti apa itu kesucian, manfaat kesucian, bagaimana mencapai kesucian dll, bagaimana ia akan tertarik untuk mencapai kesucian? Mungkin kesucian itu dianggapnya cuma dongeng. Banyak umat Buddha yang beranggapan kesucian adalah dongeng.

Sepanjang saya mempraktikkan tradisi ajaran yang ada dalam aliran yang saya anut, saya justru prihatin karena demikian banyak salah pengertian diantara teman-teman yang hanya belajar teori.
Tempat untuk berdebat juga akan mengkritisi mereka yang hanya belajar teori, dengan harapan suatu ketika mereka bosan saling sindir "cuma teori melulu" dan mendorong mereka untuk mencoba berpraktik.

Tentu bro Chingik dan teman-teman yang lain setuju bahwa praktik sangat penting dalam kehidupan umat Buddha, masalahnya bahkan praktik yang seperti apakah yang sebaiknya dilakukan oleh umat Buddha juga menjadi perdebatan.

Ada yang menganggap pergi ke rumah jompo, menolong orang sakit, membacakan paritta untuk orang sakit dan orang meninggal adalah praktik, ada yang menganggap  menjalankan sila dan bermeditasi dan melatih pandangan terang adalah praktik. Jadi memang umat Buddha pandangannya berbeda-beda.

Selama ini saya melihat banyak sekali umat Buddha yang cara berpikirnya bukan Buddhis (saya juga bertahun-tahun berusaha untuk berpikir secara Buddhis), ini bisa dimaklumi. Karena besar di lingkungan yang berbeda.

Jaman Sang Buddha masih hidup Beliau juga terlibat dalam berbagai debat, pemuka-pemuka semua aliran agama pernah terlibat debat. Hal ini tak terhindarkan walaupun orang itu berasal dari aliran yang sama. Lebih-lebih tak terhindarkan bila ada forum atau milis pasti terjadi debat. Saya kira debat itu perlu, debat justru akan membuat kita lebih mengerti pandangan pandangan dan cara berpikir orang lain sehingga memperluas pemikiran dan pengertian kita.

Usul saya hanya sekedar pemikiran, keputusan saya kembalikan pada teman-teman.

_/\_