(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F_qGbWdzkhB-s%2FS6skQVqdChI%2FAAAAAAAADSc%2FoNTOeXu57ww%2Fs1600%2F1.jpg&hash=977de4f240785cffd9d072ba2db28d02cd135d21)
Semakin ketatnya persaingan hidup membuat tingkat tekanan hidup saat ini semakin berat, semakin banyak masalah dan problem kehidupan dihadapi, bila tidak bijak dan pandai bersikap maka tidak mustahil bisa berakibat pada gangguan kejiwaan bahkan bisa bunuh diri menjadi pelarian.
Kenyataan itulah yang akhirnya menjadi sebuah inspirasi bagi Jung Loon ketika mendirikan Coffin Academy yang bertujuan membantu mereka yang memiliki masalah hidup berat agar bisa membantu mengurai masalah tadi dengan cara mengingat kematian. Sebuah pelatihan menjalanai prosesi kematian menjadi trend dan acara pokok di Akademi ini.
Manusia seringkali lupa bahwa suatu saat nanti pasti mati, cepat atau lambat. Dan bila ajal sudah menjemput apapun yang kita miliki di dunia akan kita tinggalkan, harta dan orang orang yang kita cintai semua kita tinggalkan. Dengan mengingat dan menjiwai kematian akhirnya diharapkan bisa mengimbangi ambisi seseorang yang berlebihan dan cenderung menimbulkan tekanan batin yang hebat bila tidak mencapainya.
[spoiler](https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F_qGbWdzkhB-s%2FS6skP7KFNaI%2FAAAAAAAADSU%2FXAews8aLem0%2Fs1600%2F2.jpg&hash=507898d06f2274fb1153720c859e3b6f3c2c3718)[/spoiler]
Peserta pelatiahan kematian dikondisikan benar benar seolah olah mati dan akan dimakamkan, mereka diberikan pakaian kematian dan dimasukan kedalam peti mati dan seolah dihantar menuju tempat peristirahatan terakhir. Semua ini dimaksudkan agar alam bawah sadar mereka menyadari hidup ini tidak langgeng.
Menurut LA Times yang dikutip ruanghati.com menyebutkan setiap orang dikenai biaya US$ 25 atau sekitar Rp 200 ribuan untuk bisa mengikuti prosesi ritual kematian ini. Ribuan orang sangat begitu antusias mendaftar dan antri untuk bisa mengikuti pelatihan prosesi kematian ini dari seluruh Korea Selatan maupun luar negeri.
Sebagai penggagas Jung ingin mereka yang sering depresi bisa lebih menjiwai kematian, dimana kematian merupakan sebuah akhir perjalanan hidup di dunia, hingga akhirnya mereka bisa mengurangi tekanan hidup yang semakin berat karena ambisi juga kenyataan hidup yang diraih masih belum sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Sebetulnya dalam konsep Buddhis kita ambil sebagai contoh, hal seperti ini juga ditemui, yaitu tentang pentingnya mengingat mati, oleh karenanya salah satu tujuan ziarah kubur adalah membantu kita mengingatkan bahwa suatu hari kelak kita akan bernasib seperti mereka yang lebih dahulu menemui ajal sebelum kita.
Tidak ada yang bisa mengetahui kapan kita bakal mati? Oleh karena tidak seorangpun mengetahui kapan maut menjemput kita, mari kita sadari saat kita lupa bahwa semua yang hidup bakal mati hingga akhirnya juga menjadi buah pikir hidup dan segala kemewanan serta kekuasaan dan kebahagiaan dunia bukan segalanya.
gw ogah ikut2an begitu..
seolah olah, udah ndak sabar pengen masuk ke kotak itu aja..
rumah masa depan tuhhh...
Sorry OT! Edannn gambarnya seremmmm >.< pas gw bukanya tengah malem gini dikasih liat gambar begituan.... brrrrrr jadi merinding om XD
Kadang gw jg mikir ntar proses pas kematian kita kek gimana, tp kl disuru ikutan yg ini nggak deh... peti mati buat main2 pamali ah hehehe
unik juga.
_/\_
mungkin dengan begini seseorang bisa menanggapi lebih baik proses anicca.
bentuk lain dari maranasati (perenungan akan kematian)
keknya cukup nyaman juga tidur dalam box, aman dan gak mungkin jatoh
Quote from: Sumedho on 26 March 2010, 02:34:33 PM
bentuk lain dari maranasati (perenungan akan kematian)
betul sekali.
Quote from: Indra on 26 March 2010, 02:39:09 PM
keknya cukup nyaman juga tidur dalam box, aman dan gak mungkin jatoh
hati hati Om, ntar nga bisa bangun lagi. wkwkwk. jks
. ngeri jg, kenapa harus makai cara gt buat renungkan kematian.
Bagus juga sih idenya, yang penting yang ikut itu gak fobia sama ruang sempit aja. Kalo perlu di sesi terakhir, tutup beneran dah petinya, merenung dulu. Jadi bisa lebih afdol.
kalo yg "seolah-olah" mo dikremasi gak ada yah ;D
stress ilang, trauma datang :))
seram euy
Kayakny dah ada filmy juga tentang terapi di peti mati ada yang pernah nonton?
Quote from: Tekkss Katsuo on 26 March 2010, 03:00:10 PM
Quote from: Indra on 26 March 2010, 02:39:09 PM
keknya cukup nyaman juga tidur dalam box, aman dan gak mungkin jatoh
hati hati Om, ntar nga bisa bangun lagi. wkwkwk. jks
. ngeri jg, kenapa harus makai cara gt buat renungkan kematian.
Bukan gak bisa bangun lagi ... Teks
tapi kalo bangun ada waktunya ,........ Teng!! jam 12
bangun dengan gigi bercaling :P :whistle:
huakakaka...
ntar, kalo tekss online dc, kita lemparin pake bawang putih aja huakakakaa
Quote from: Indra on 26 March 2010, 02:39:09 PM
keknya cukup nyaman juga tidur dalam box, aman dan gak mungkin jatoh
astaga, udah segede itu masih ngelindur?
Seru juga ni...
Sekali-kali pas kop-daran buat acara gitu yuk ^-^
Siapa yg mau pertama mencoba???
gimana kalo yang buat thread, duluan masuk :P
Belajar mati sebelum mati itu yang paling keren. Biar kalau mau mati uda mengetahui terlebih dahulu.