Jakarta - Tidak adanya standarisasi di software yang mengirim pulsa elektronik dirasa menyulitkan bagi para penjual pulsa. Padahal saat ini ada lebih dari 100-an developer software pulsa yang ada di Indonesia.
Tidak selarasnya software pulsa ini alhasil menimbulkan masalah dalam hal format, metode, kode produk dan result code (error code) di bisnis yang mulai menjanjikan tersebut.
Atas dasar inilah Kelompok Pedagang Pulsa (KPP) Bandung menggelar Konferensi Developer Software Pulsa se-Indonesia. Dalam konferensi yang diikuti oleh 105 orang dari sekitar 60-an developer software pulsa ini akan merumuskan format software sehingga bisa interkoneksi antar software pulsa yang beredar di pasaran.
"Banyak developer software pulsa di Indonesia. Mungkin lebih ada 100-an lebih. Dan mereka belum mempunyai standar. Ini yang menyulitkan kita sebagai pengguna produk mereka," tutur Ketua Pelaksana Konferensi, Dwi Lesmana saat berbincang dengan detikINET di sela-sela acara yang digelar di Ballroom Hotel Novotel Bandung, Jalan Cihampelas, Sabtu (20/3/2010) siang.
Ditambahkan Dwi, inisiatif untuk mengumpulkan para developer software pulsa ini muncul dari para pedagang pulsa yang merasa kesulitan beberapa waktu ini.
"Awalnya ada keluhan dari teman-teman yang sulit untuk melayani pelanggan atau pembeli pulsa saat terjadi gangguan. Mereka tidak bisa dikirim dari temannya yang lain karena softwarenya berbeda," ungkapnya.
Rencananya di akhir konferensi ini akan dibentuk asosiasi atau perkumpulan developer software pulsa. "Tapi ini tergantung dari forum. Kalau terbentuk kan kita enak koordinasinya," pungkasnya.
( afz / ash )
Bandung - Walaupun jumlahnya mencapai ratusan, tapi belum ada satu pun asosiasi atau organisasi yang mewadahi developer software pulsa.
Saat ini jumlah developer software mencapai ratusan. Tersebar di seluruh wilayah dan
produknya pun banyak dipergunakan oleh para pedagang pulsa.
Dalam Konferensi Developer Software Pulsa se-Indonesia yang digagas oleh Kelompok Pedagang Pulsa (KPP) Bandung di Ballroom Hotel Novotel, Sabtu (20/3/2010), wacana untuk membentuk asosiasi atau organisasi muncul.
"Sudah diusulkan, tapi belum disepakati. Kita tidak tahu apakah nanti akan terbentuk atau tidak," papar Ketua Pelaksana Konferensi, Dwi Lesmana saat berbincang dengan detikINET di sela-sela acara.
Dwi berpendapat bahwa jika asosiasi atau organisasi yang mewadahi para developer
software pulsa ini terbentuk maka pihaknya bisa dengan mudah berkoordinasi. Karena
selama ini, antara pedagang pulsa yang notabene adalah pengguna dari software buatan mereka (developer software - red) susah berkoordinasi jika terjadi masalah.
"Kita akan mendesak developer untuk buat satu wadah. Momentum ini sayang kalau tidak di-follow up. Dengan adanya wadah ini maka kita dari pedagang yang juga pengguna software mereka bisa mudah melakukan koordinasi jika kita ada keperluan," harapnya.
Konferensi ini digagas karena tidak adanya standarisasi dalam software pulsa. Kondisi ini menjadi kendala bagi para pedagang pulsa. Mereka tidak bisa saling membantu karena tidak adanya interkoneksi di software yang berjumlah ratusan ini. ( afz / fyk )
setau saya sih utk interkoneksi kayanya byk pake XML
tapi parahnya interkoneksinya cuma kasih 1 method, yaitu: topup (alias isi pulsa)
utk cek saldo, cek harga, dll masih lom ada... (kecuali yg kecil2 via YM)