JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Reformasi Tionghoa (Parti) meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak menghadiri perayaan "Cap Go Meh Indonesia Tanah Airku" yang diadakan Rabu (3/3/2010) di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) oleh Forum Bersama Indonesia Tionghoa (FBIT).
"Cap Go Meh yang diadakan FBIT itu adalah Cap Go Meh kedaluwarsa, seharusnya Cap Go Meh diadakan 15 hari setelah hari Raya Imlek. Sedangkan Rabu sudah memasuki tanggal 18 menurut penanggalan China," jelas Ketua Umum Parti, Lieus Sungkharisma di Jakarta, Selasa (2/3/2010).
Dia mengatakan, jika presiden hadir pada perayaan tersebut akan menimbulkan diskriminasi pada warga Tionghoa lainnya.
Tidak semua elemen masyarakat Tionghoa hadir dalam perayaan itu. Dan itu, katanya, berbeda dengan perayaan Cap Go Meh di Glodok pada 28 Februari lalu.
Lieus mengkhawatirkan akan terjadi kecemburuan sosial jika presiden hadir dan mengotori kesakralan dari perayaan Cap Go Meh karena diadakan tidak sesuai ketentuan.
"Tidak ada satu pun di belahan dunia ini yang merayakan Cap Go Meh setelah hari ke-15, itu namanya Cap Pue," ujar Lieus.
Sama halnya dengan Lieus, Sekjen Generasi Muda Budhist Indonesia (Gemabudhi), Suhatman juga berpendapat agar presiden tidak hadir dalam perayaan itu.
Selain itu, perayaan itu menurut Lieus hanya diselenggarakan oleh pihak-pihak yang ingin melakukan politisi perayaan Cap Go Meh sebenarnya.
"Parti minta agar acara-acara dalam budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa tidak dikotori oleh misi politik dan kepentingan politik praktis. Dan masyarakat Tionghoa jangan pernah mementingkan ambisi pribadi dengan mengatasnamakan suku Tionghoa," kata Lieus.
Berkaitan dengan rencana pembangunan Pagoda dan bangunan Tien Men di anjungan Tionghoa TMII, Lieus menyatakan ketidaksetujuannya.
"Pagoda dan Tien Men itu bukan budaya Indonesia, jadi jangan dibangun di Taman Mini. Selain itu, luas tanah 4,6 hektar itu terlalu berlebihan jika semuanya dibangun gedung khas Tionghoa. Hal itu akan menimbulkan kecurigaan dari suku-suku lain yang mendapatkan luas tanah hanya 2.000 meter persegi," ujar Lieus
Bagus2 sudah seharusnya kita tahu diri
Rasanya tidak setuju dengan statemen diatas tuh !
Kalau sudah seperti demikian, yang 'meminta' SBY tidak datang juga sudah melakukan perbuatan yang tidak baik terkesan Serakah dan Irihati.
Siapapun yang terima Surat Undangan boleh datang atau tidak datang, tergantung kepentingan yang diundang.
orang mau merayakan cap go me atau cap pek tidak ada urusan, biarin aja !!! ^:)^
Dengan adanya statement meminta pak SBY tidak usah datang, itu sudah tidak benar dan terkesan ada masalah yang sifatnya perbedaan.
Kalau tidak adanya statemen seperti itu,
jika Pak SBY datang juga tidak masalah dan tidak ada yang tahu.
Jika pak SBY tidak datang juga tidak masalah dan tidak ada yang tahu.
Kalau sudah adanyta statemen demikian, keduanya jadi masalah. :))
capek deh.
kamsia
Quote"Tidak ada satu pun di belahan dunia ini yang merayakan Cap Go Meh setelah hari ke-15, itu namanya Cap Pue," ujar Lieus.
lantas kenapa diadakan perayaan itu?????.. aneh.. merayakan tapi mengakui itu tidak benar???
kalau perayaan waisak nasional emang selalu on time ya ?
kayaknya natal juga suka di undur kok ?
cuma nanya dowankk
Tuh live di metro tv sekarang... Pembukaan tarian dari maitreya ...
Yg aneh kok gemabudhi(organisasi buddhis) ikut2an??
Kesannya cap go meh itu jadi urusan buddhisme, bukan kultur tiong hoa...
Lieus Sungkharisma ..... yang dukung Buddha Bar bukan?? ::)
Quote from: Virya on 03 March 2010, 10:07:10 PM
Lieus Sungkharisma ..... yang dukung Buddha Bar bukan?? ::)
yang bener?
^
^
Yup, .... benar
ada kasus lama ....baca sini http://www.wartakota.co.id/read/warta/16296