Apakah Tilakhana ?
dari beberapa diskusi kelihatannya Tilakhana cukup memegang peranan penting untuk melakukan verifikasi.
Mohon pembabaran dari para sesepuh...
_/\_
Tilakhana itu tiga corak umum. bahasa gaulnya ini adalah fakta kenyataan secara singkat.
Sabbe sankhara anicca (semua bentukan/berkondisi itu tidak kekal)
Sabbe sankhara dukkha (semua bentukan/berkondisi tidak memuaskan)
Sabbe dhamma anatta (segala fenomena itu tanpa inti)
Kalau kita meneliti Tilakhana itu, maka pada Sabbe Sankhara Anicca dan Sabbe Sankhara Dukkha di pakai istilah sankhara (paduan unsur-unsur yang saling bergantungan).
Tetapi, pada Sabbe Dhamma Anatta dipakai istilah Dhamma.
Mengapa Sabbe Dhamma Anatta tidak memakai juga istilah sankhara seperti pada Sabbe sankhara anicca dan Sabbe sankhara dukkha dan justru dipakai istilah Dhamma?
Di sinilah letak kunci persoalan. Istilah Sankhara hanya mencakup lima kelompok kegemaran, yaitu benda-benda dan keadaan-keadaan yang saling bergantungan, saling menjadikan dan relatif, baik fisik maupun mental. Kalau misalnya Sabbe Dhamma Anatta berbunyi "semua sankhara adalah tanpa Aku/Inti", mungkin orang akan berpikir bahwa ada satu Inti di luar benda-benda, di luar lima kelompok kegemaran. Untuk menghindari salah tafsir inilah digunakan istilah Dhamma pada Sabbe Dhamma Anatta.
Sumber : Dhamma Sari
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 30 January 2008, 09:59:57 AM
Kalau kita meneliti Tilakhana itu, maka pada Sabbe Sankhara Anicca dan Sabbe Sankhara Dukkha di pakai istilah sankhara (paduan unsur-unsur yang saling bergantungan).
Tetapi, pada Sabbe Dhamma Anatta dipakai istilah Dhamma.
Mengapa Sabbe Dhamma Anatta tidak memakai juga istilah sankhara seperti pada Sabbe sankhara anicca dan Sabbe sankhara dukkha dan justru dipakai istilah Dhamma?
Di sinilah letak kunci persoalan. Istilah Sankhara hanya mencakup lima kelompok kegemaran, yaitu benda-benda dan keadaan-keadaan yang saling bergantungan, saling menjadikan dan relatif, baik fisik maupun mental. Kalau misalnya Sabbe Dhamma Anatta berbunyi "semua sankhara adalah tanpa Aku/Inti", mungkin orang akan berpikir bahwa ada satu Inti di luar benda-benda, di luar lima kelompok kegemaran. Untuk menghindari salah tafsir inilah digunakan istilah Dhamma pada Sabbe Dhamma Anatta.
Sumber : Dhamma Sari
Apakah maksudnya begini:
~ Segala yg berkondisi, kecuali nibbana, tidaklah memuaskan
~ Segala yg berkondisi, kecuali nibbana, tidaklah kekal
~ Segala yg berkondisi
termasuk nibbana, tidak mempunyai inti
::
Tilakhana 3 corak umum= Dukha, anicca, dan anatta---->disebut Sankhata dhamma, Dhamma yg berkondisi
Tilakhana berlaku hanya pada kehidupan berkondisi,yaitu segala sesuatu berproses muncul dan lenyap dan segala sesuatu yg muncul dan lenyap/tidak kekal membawa penderitaan . Karena adanya muncul dan lenyap maka tidaklah ada atta maka disebut anatta. Tilakhana biasanya diartikan 3 hal diatas.
Dari tiga hal diatas yg masih bertahan dalam hal nibbana, yg tidak berkondisi adalah anatta.
Jadi . Sankhata dhamma Vs Asankhata dhamma/nibbana
Dukha Sukha-(dalam artian sukha nibbana/kebahagiaan tertinggi)
Anicca Nicca/berhenti proses anicca/padam
Anatta Anatta
Kenapa disebut sabbe dhamma anatta bukan sabbe sankhara anatta, IMO karena diantara 3 corak yg tetap pada sankhata dan asankhata adalah anatta saja. sementara sankhara hanya ada pada sankhata/yg berkondisi. Sementara Dhamma mencakup keduanya sankhata dan asankhata. Jadi padanan yg berkondisi adalah yg berkondisi, yg berkondisi dan tidak berkondisi padanannya adalah juga yg berkondisi dan tidak berkondisi._/\_
QuoteApakah maksudnya begini:
~ Segala yg berkondisi, kecuali nibbana, tidaklah memuaskan
~ Segala yg berkondisi, kecuali nibbana, tidaklah kekal
~ Segala yg berkondisi termasuk nibbana, tidak mempunyai inti
hmm nibbana itu tidak berkondisi, jadi tidak perlu pakai kecuali sih..
utk anatta, tidak disebut berkondisi, tetapi
semua fenomena. jadi berkondisi atau tidak, semua anatta.
Quote from: willibordus on 30 January 2008, 10:12:33 AM
Quote from: Lily W on 30 January 2008, 09:59:57 AM
Kalau kita meneliti Tilakhana itu, maka pada Sabbe Sankhara Anicca dan Sabbe Sankhara Dukkha di pakai istilah sankhara (paduan unsur-unsur yang saling bergantungan).
Tetapi, pada Sabbe Dhamma Anatta dipakai istilah Dhamma.
Mengapa Sabbe Dhamma Anatta tidak memakai juga istilah sankhara seperti pada Sabbe sankhara anicca dan Sabbe sankhara dukkha dan justru dipakai istilah Dhamma?
Di sinilah letak kunci persoalan. Istilah Sankhara hanya mencakup lima kelompok kegemaran, yaitu benda-benda dan keadaan-keadaan yang saling bergantungan, saling menjadikan dan relatif, baik fisik maupun mental. Kalau misalnya Sabbe Dhamma Anatta berbunyi "semua sankhara adalah tanpa Aku/Inti", mungkin orang akan berpikir bahwa ada satu Inti di luar benda-benda, di luar lima kelompok kegemaran. Untuk menghindari salah tafsir inilah digunakan istilah Dhamma pada Sabbe Dhamma Anatta.
Sumber : Dhamma Sari
Apakah maksudnya begini:
~ Segala yg berkondisi, kecuali nibbana, tidaklah memuaskan
~ Segala yg berkondisi, kecuali nibbana, tidaklah kekal
~ Segala yg berkondisi termasuk nibbana, tidak mempunyai inti
::
Benar... tapi di poin ke tiga ada kesalahan...
"Segala yg berkondisi termasuk nibbana" ~ ini bisa muncul pengertian bahwa Nibbana = berkondisi...
Padahal, baik yang berkondisi (alam semesta) maupun tidak berkondisi (Nibbana), tidak bisa dimiliki.
_/\_ :lotus:
anumodana, Bro Benz n Sis Lily atas penjelasannya...
_/\_
::
mo bahas ini:
1. Sabbe sankhara anicca (semua bentukan/berkondisi itu tidak kekal)
2. Sabbe sankhara dukkha (semua bentukan/berkondisi tidak memuaskan)
3. Sabbe dhamma anatta (segala fenomena itu tanpa inti)
Yg nomor 1. dan 3. <---- jelas sekali, tidak kekal, selalu berubah dan tanpa inti
Yg nomor 2, dukkha, tidak memuaskan <---- ini beda dgn yg 2 diatas, kalo yg dua diatas (anicca dan anatta) lebih bersifat kondisi, hukum alam, materi, namun dukkha lebih bersifat 'emosi', perasaan, batin.
Menurut saya, dukkha agak berbeda dengan 2 yg lainnya, anicca dan anatta.
::
dari pemahaman saya dukkha dalam tilakkhana adalah "tidak memuaskan".
Tidak memuaskan karena "selalu mengalami perubahan" (anicca).
karena perubahan, kita dapat masuk ke kondisi menyenangkan, tetapi tetap tidak kekal.
makanya dikatakan "tidak memuaskan", sebab rasa menyenangkan tadi akan berubah (menjadi rasa yg lain, penderitaan) sesuai dg corak anicca.
dukkha disini menurut saya adalah dampak dari perubahan (dampak dari anicca), bukan yg berkondisi 'selalu' menderita.
_/\_
IMO, sebaiknya tidak memisah-misahkan anicca - dukkha - anatta.
Ketiganya itu sebenarnya satu. Buddha menjabarkannya menjadi tiga untuk memudahkan pemahaman.
Ilustrasi: rasa lapar
1. dari sisi anicca
Beberapa jam yang lalu baru makan, sekarang merasa lapar.
Ini adalah perubahan (tidak kekal).
Suka atau tidak suka, perubahan itu (dari tidak lapar menjadi lapar) tidak dapat dihindari.
2. dari sisi dukkha
Lapar itu menimbulkan perasaan tidak nyaman, tidak memuaskan.
Suka atau tidak suka, rasa lapar dan perasaan tidak nyaman itu tidak dapat dihindari.
3. dari sisi anatta
Fisik ini bukan milikku. Perasaan ini juga bukan milikku.
Karena bukan milikku maka aku tidak dapat mengendalikan fisik ini, begitu pula tidak dapat mengendalikan perasaan ini.
Suka atau tidak suka, fisik ini menjadi lapar dengan sendirinya.
Suka atau tidak suka, perasaan tidak nyaman ini juga terjadi dengan sendirinya.
Aku tidak dapat menyuruh fisik ini agar tidak lapar.
Aku tidak dapat menyuruh perasaan tidak nyaman ini agar lenyap.
Secara teori, untuk terbebas dari dukkha, yang paling sulit adalah menerima dan mengakui bahwa tilakkhana itu berlaku dan berlangsung setiap saat tanpa terpisahkan. Ini tidak bisa sekedar dipahami secara intelektual.
Ilustrasi:
Jika aku atau orang-orang yang aku sayangi merasa lapar, mengapa aku menderita?
Sementara jika orang-orang yang tidak aku kenal juga merasa lapar, mengapa aku tidak menderita? (atau setidaknya, tidak se-menderita jika terjadi pada aku atau orang-orang yang aku sayangi)
Secara sederhana, jawabannya adalah karena kesalahpahaman tentang atta (aku).
Aku atau milikku (keluargaku, temanku, pacarku, tetanggaku, musuhku, guruku, dll) yang penting, sedangkan yang lainnya masa bodoh..
Secara sederhana juga, barangkali jika anicca - dukkha - anatta itu terpisah-pisah, tidak ada penderitaan.
Anicca tidak menyebabkan penderitaan karena itu berarti ada kemungkinan perubahan dari sakit menjadi sembuh, dari miskin menjadi kaya, dari jelek menjadi cantik / ganteng (lewat operasi plastik :P), dari tidak suci menjadi suci, dll.
Kalau misalnya anicca tidak berlaku, kan kasihan kalau dari dulu sakit melulu atau miskin melulu atau jelek melulu.. :whistle:
Dukkha tidak menyebabkan penderitaan kalau tidak disambung dengan kesalahpahaman tentang atta. Karena merasa bahwa aku atau milikku yang mengalami penderitaan, maka aku menderita. Sedangkan walaupun makhluk lain yang tidak ada hubungannya denganku menderita, aku tidak merasa menderita.
Disclaimer:
"Anyway, ini sekedar pembahasan secara intelektual dari orang yang masih menderita. Jadi, barangkali masih ngawur. Jangan ditelan mentah2, ehipassiko dulu.. ;D"
Quote from: tesla on 30 January 2008, 05:19:36 PM
makanya dikatakan "tidak memuaskan", sebab rasa menyenangkan tadi akan berubah (menjadi rasa yg lain, penderitaan) sesuai dg corak anicca.
dukkha disini menurut saya adalah dampak dari perubahan (dampak dari anicca), bukan yg berkondisi 'selalu' menderita.
Disitu Bro, yg saya Bold itu... RASA.
Dukkha lebih kepada RASA, sehingga Tilakhana yg ini -Dukkha- akan berbeda2 pada tiap orang...
Berbeda dari Anicca dan Anatta yg tidak perlu memakai kata RASA.
::
Quote from: Lex Chan on 30 January 2008, 07:33:33 PM
IMO, sebaiknya tidak memisah-misahkan anicca - dukkha - anatta.
Ketiganya itu sebenarnya satu. Buddha menjabarkannya menjadi tiga untuk memudahkan pemahaman.
Yup.....
Sabbe Sankhara Anicca, Sabbe Sankhara Dukkha & Sabbe Dhamma Anatta = Keping Uang yang sama.
_/\_ :lotus: