Quote from: FoxRockman on 25 January 2008, 04:27:41 PM
Post dari Bro Willi
Quote from: Eddi Brokoli
Ternyata menyenangkan. Ada perasaa tenang dalam hati, apalagi setelah menyebut nama Bis***** All**huak*** sebelum memotong kambing, kata Eddi yang pada Idul Adha, Kamis (20/12), ingin terlibat langsung menyembilih kambing kurban
Quote from: willibordus link=topic=698.msg23966#msg23966
Itu guntingan koran Kompas, hari Minggu kira2 bulan Dec 2007.
Dari artikel koran diatas dapat kita lihat:
Seseorang yg merasa BAHAGIA, dan TENANG sewaktu melakukan penyembelihan makhluk hidup.
Dapat dilihat betapa bahayanya "pandangan salah" (Miccha Ditthi). Dengan berpandangan salah seseorang berpotensi mengulangi perbuatan yg salah tersebut, karna menganggapnya sebagai sesuatu yg benar....
::
Source : HUKUM KARMA : Membunuh dengan Perasaan Gembira (http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=698.30)
Dari post nya Bro Willi, mengenai Miccha Ditthi, bisa dikembangkan lagi pertanyaannya :
Dalam Islam itu dikatakan suatu pahala, karena doktrin mendapat pahala ketika berkurban, maka dapat memberikan suatu perasaan tenang.
Dalam Buddhism, itu dikatakan salah, karena telah mengakibatkan suatu pembunuhan.. dan mengecap doktrin pahala di atas itu merupakan
suatu pembenaran dari suatu kesalahan..
Jadi apa bisa dikatakan 2 pandangan di atas, baik Buddhism maupun Islam merupakan pola pandang yang subjektif ?
Bagaimana membedakan suatu hal itu benar / salah secara objektif ?
Apa tolak ukur suatu pandangan yang benar dan suatu pandangan yang salah ?
Silakan...
kalo ndak salah..menurut sang Buddha..gk ada yg salah dan bener 100% deh...
Carane KURANG BENER tapi niatnye asalnya baek..
Quote from: ElSolCarane KURANG BENER tapi niatnye asalnya baek..
merampas kehidupan lain, bagaimana niatnya baik ya?
Quote from: FoxRockman
Jadi apa bisa dikatakan 2 pandangan di atas, baik Buddhism maupun Islam merupakan pola pandang yang subjektif ?
lho... hanya karena 2 pandangan berbeda kok malah dikatakan kedua-duanya pandangan subjektif?
QuoteBagaimana membedakan suatu hal itu benar / salah secara objektif ?
Apa tolak ukur suatu pandangan yang benar dan suatu pandangan yang salah ?
Dalam Buddhist, tidak dapat dikatakan sebuah tindakan benar ataupun salah... (rasanya pertanyaan seperti "xxx boleh atau tidak?", "xxx salah atau tidak?", dll sudah berkali2 dilontarkan ya... :) )
sebelum kita mengikis moha (kebodohan) secara total, keragu-raguan akan mana yg harus dilakukan & mana yg tidak seharusnya dilakukan pasti selalu muncul. & saya sendiri jg belum terbebas dari moha ;)
untuk hal yg saya tau tidak seharusnya dilakukan, saya akan 'berusaha' ^-^ utk menghidarinya...
dalam hal merampas kehidupan mahkluk lain, secara umum saya mengetahui kematian adalah sebuah penderitaan. oleh karena itu saya 'berusaha' utk menghindari perbuatan yg menyebabkan kematian pada mahkluk lain... (hanya sebatas berusaha ^-^ )
:lotus:
Quote from: tesla on 27 January 2008, 06:00:25 PM
lho... hanya karena 2 pandangan berbeda kok malah dikatakan kedua-duanya pandangan subjektif?
Maksudnya "subjektif" di sini bukan merupakan pandangan universal.
Si A berpikir X karena menurut agamanya X itu benar
Si B berpikir Y karena menurut agamanya Y itu benar
Itu yang dimaksud dengan subjektif pada statement saya.. :D
Quote from: Tesla
Dalam Buddhist, tidak dapat dikatakan sebuah tindakan benar ataupun salah... (rasanya pertanyaan seperti "xxx boleh atau tidak?", "xxx salah atau tidak?", dll sudah berkali2 dilontarkan ya...
Btw apakah seperti Grey Areanya Demon King ? ^-^
Btw dari jawaban yang bro kemukakan itu pandangan Buddhism bukan.. jadi benar menurut versi Buddhism dan benar juga menurut agama lain (yakni menghindari pembunuhan). Akan tetapi membunuh dengan perasaan gembira dalam agama lain dibenarkan.. Tetapi dalam Buddhism tidak dibenarkan..
Jadi apa bisa digambarkan kebenaran dalam Buddhism itu seperti lingkaran besar.. dan lingkaran kecil2 di dalamnya agama lain, kebenaran science, dll ?
[attachment deleted by admin]
Quote from: FoxRockman on 27 January 2008, 06:08:54 PM
Quote from: tesla on 27 January 2008, 06:00:25 PM
lho... hanya karena 2 pandangan berbeda kok malah dikatakan kedua-duanya pandangan subjektif?
Maksudnya "subjektif" di sini bukan merupakan pandangan universal.
Si A berpikir X karena menurut agamanya X itu benar
Si B berpikir Y karena menurut agamanya Y itu benar
Itu yang dimaksud dengan subjektif pada statement saya.. :D
kalau semua berpandangan sama, adakah perang di dunia ini?
kalau definisi
subjectifobjektif adalah harus dimenangkan secara de facto, artinya tidak ada hubungan dengan kebenaran donk?
dulu orang berpendapat bahwa bumi itu datar, dan yg mengatakan bumi itu bulat dikatakan gila.
pendapat tentang bumi adalah pusat tata surya jg demikian. teori heliocentris dianggap orang gila, yg benar adalah geocentris. tetapi kenyataan tidak terjadi karena suara terbanyak kan...
so... mau cari pendapat objektif atau mau cari kebenaran?
Quote
Quote from: Tesla
Dalam Buddhist, tidak dapat dikatakan sebuah tindakan benar ataupun salah... (rasanya pertanyaan seperti "xxx boleh atau tidak?", "xxx salah atau tidak?", dll sudah berkali2 dilontarkan ya...
Btw apakah seperti Grey Areanya Demon King ? ^-^
Btw dari jawaban yang bro kemukakan itu pandangan Buddhism bukan.. jadi benar menurut versi Buddhism dan benar juga menurut agama lain (yakni menghindari pembunuhan). Akan tetapi membunuh dengan perasaan gembira dalam agama lain dibenarkan.. Tetapi dalam Buddhism tidak dibenarkan..
itu adalah pemahaman Buddhist saya.
tentu saja dapat berbeda dg pemahaman Buddhist lain.
apalagi agama lain.
negara yg sama agama aja jg bisa saling perang kok :)
QuoteJadi apa bisa digambarkan kebenaran dalam Buddhism itu seperti lingkaran besar.. dan lingkaran kecil2 di dalamnya agama lain, kebenaran science, dll ?
sorry... ga ngerti yg ini...
TINDAKAN / PERBUATAN
Suatu TINDAKAN/PERBUATAN tidaklah bisa dikatakan SALAH ataupun BENAR. Benar atau salah adalah relatif tergantung dari siapa yg menilai.
PANDANGAN / PEMAHAMAN
Namun suatu pandangan/pemahaman BISA dikatakan SALAH/BENAR.
Suatu Pandangan/pemahaman dikatakan SALAH apabila:
~ Pemahaman orang tersebut tidak sesuai dengan Realita / Hukum yang berlaku, sehingga cara yg dilakukan tidak akan membawa sampai ke tujuan.
Contoh:
~ Seseorang yg terlilit hutang, BERPANDANGAN bahwa dengan membunuh si pemberi hutang maka masalahnya akan selesai, maka ia membunuh si pemberi hutang tersebut. Akhirnya ia malah ditangkap, masuk penjara dan keluarganya jatuh miskin, perusahaannya bangkrut.
Orang ini mempunyai pandangan / pemahaman yg salah, bisa dilihat CARA(membunuh) tidak membawa ke TUJUAN (masalah selesai).
~ Seseorang yg BERPANDANGAN bahwa melompat dari gedung lantai 50 tidak akan membawa celaka, mungkin dia berpikir bahwa tuhan akan menyelamatkannya. Ia melompat dan tentu saja mati hancur.
Orang ini BERPANDANGAN SALAH, diakibatkan karna kurangnya kebijaksanaan, sehingga CARA (melompat) tidak membawa ke TUJUAN (selamat)
~ Seseoran yg INGIN mati, maka ia melompat dari lantai gedung 50, akhirnya ia mati.
Orang ini mempunyai PEMAHAMAN BENAR bahwa: melompat akan membawa kematian. CARA (melompat) yg dilakukan sudah benar, membawa dia ke TUJUAN (kematian).
~ Seseorang yg tau bahwa sumber segala masalah bukan pada tuhan, melainkan pada pikiran/keinginan sendiri, maka orang ini berusaha mengendalikan keinginannya. AKhirnya orang ini terbiasa dan puas dengan keadaan yg ada. Ia tidak lagi menderita karna bisa menerima segala keadaan yg terjadi.
Orang ini mempunyai Pandangan Benar, CARA (mengendalikan keinginan) membawanya sampai ke TUJUAN (berkurangnya penderitaan).
Jadi, dapat kita lihat bahwa suatu pandangan bisa salah atau benar, dalam Buddhism disebut Miccha Ditthi. Tindakan/Perbuatan memang tidak ada salah/benar, namun bicara soal Pandangan/Pemahaman, Sang Buddha tidak main2, tidak boleh ada Pandangan Salah jika ingin mencapai Tujuan.
Bagaimana seseorang bisa memperoleh Pandangan Yang Benar? Yaitu dengan banyak membaca, merenung, menyelidiki dan menerapkan pada pengalaman sehari-hari.
Kebijaksanaan adalah 'Pandangan Benar'. Untuk memperoleh Kebijaksanaan ini seseorang harus berusaha dengan giat, karna ini menentukan seseorang akan sampai ke tujuannya atau tidak.
::
Dalam Kebenaran tidak ada salah dan benar. Yg ada sebab akibat, tinggal kita pilih yg mana. Mau akibatnya sukha or dukha.
_/\_
Anumodana rekan2 sedhamma atas jawabannya..
Kebenaran sejati (Dhamma) telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagava.
Dukkha, Penyebab Dukkha, Lenyapnya Dukkha, Jalan menuju lenyapnya Dukkha, telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagava.
Terpujilah Buddha Gotama, Sang Bhagava, Arahat, Sammasambuddha. Terpujilah Sang Sugata, Sang Pembimbing yang Tiada Taranya, Guru Para Dewa dan Manusia.
2 pandangan yg berbeda jd tidak ada yg benar maupun salah..
Saya jadi teringat berita TV yg ditayangkan beberapa waktu lalu....
Ada pasangan selingkuh (cow itu ud py istri) mau sehidup semati (istilah umum, kayak Sam pek eng tay :)) ) dengan dg cew selingkuhannya itu. Mereka seharian duduk dekat di rel kereta api (surabaya). Ketika kereta datang...mereka berpelukan di Rel Kereta dan di tabrak oleh kereta api itu.
Ternyata hasilnya.....cow itu meninggal...cew itu hidup dan patah kaki...
dan cew ini harus menderita seumur hidup....
Menurut mereka....mereka ud melakukan hal yg benar....kalo menurut kita....mereka bodoh sekali.... ;D
_/\_ :lotus: