Kamis, 07-01-10 | 23:09 | 295 View
Mantan Anggota DPRD Batam Aniaya Biksu
Disinyalir Punya Senpi Ilegal
BATAM -- Gara-gara menebang pohon di depan Vihara Maitri Sagara di kawasan Tiban II, seorang biksu bernama suhu Bhadraviya dianiaya oleh mantan anggota DPRD Kota Batam Kholiq Widiarto. Kholiq mengklaim tanah tempat pohon tersebut berdiri merupakan tanah miliknya dan tidak setuju pohon tersebut ditebang.
Suhu Bhadraviya mengaku kejadian tersebut terjadi Selasa (5/1) sekitar pukul 16.30 WIB ketika ia dan rekan-rekannya menebang pohon dengan alasan mempercantik pemandangan. Namun ia enggan berkomentar mengenai kejadian yang telah menimpanya.
"Saya sudah ceritakan pada polisi semuanya ke polisi, alangkah baiknya tanya polisi saja," ujarnya saat ditemui di Vihara Maitri Sagara kemarin. Sedikit bocoran dari suhu, pohon tersebut ditanam oleh seniornya dengan alasan penghijauan. "Memang kami tidak tahu itu tanah siapa. Kami hanya ingin membuat kawasan tersebut teduh. Selain di tempat ini, kami banyak menanam pohon di kawasan yang dianggap perlu di seluruh Batam," jelasnya.
Menurut salah satu saksi yang enggan disebutkan namanya, saat para biksu memangkas pohon, kholiq dan puluhan rombongannya datang dan langsung memaki para biksu. "Ia (Kholiq) menarik kerah baju biksu sambil bilang, jangan macam-macam, kamu nggak tahu siapa saya," katanya menirukan perkataan Kholiq.
Setelah itu, masih kata sumber itu, biksu tersebut lari ke vihara dan dikejar oleh rombongan Kholiq. "Ia sempat mengacungkan dan meledakan senjata api (senpi) dua kali," ungkapnya. Sementara itu, pekerja bengkel di depan Vihara Maitri Sagara, Sita mengaku tidak ada tembakan sama sekali. Menurutnya, memang betul mantan anggota dewan tersebut memukul biksu tersebut tapi tidak parah.
"Pak Kholiq mengambil topi yang dipakai biksu tersebut dan memukulkan ke biksu tersebut, namun tidak keras," terangnya. Sita merupakan pemilik bengkel di tanah yang diklaim milik Kholiq dengan biaya sewa Rp1,5 juta per tahun. Ia juga menyangkal Kholiq meledakan senpi sebanyak dua kali.
"Tidak ada bunyi pistol. Ketika biksu tersebut lari, Pak Kholiq mengambil parang yang dipakai menebang pohon. Karena marah ia memukulkan parang tersebut ke pagar besi Vihara sebanyak dua kali. Mungkin itu yang disebut bunyi tembakan," ungkapnya.
Masih menurut Sita, Kholiq mengetahui bahwa pohon di tanahnya ditebang sang suhu dari pak RT setempat. "Pak Kholiq itu RW di sini. Ketika Pak RT bilang pohon ditebang, dia marah dan langsung datang kemari," jelasnya.
Kapolsek Sekupang AKP Suka Irawanto mengatakan, Selasa (5/1) sekitar pukul 17.00 WIB mendapat laporan ribut-ribut di depan Vihara Maitri Sagara dan anggota langsung diturunkan. Pihak Mapolsekta Sekupang juga memeriksa beberapa orang sebagai saksi dan didapatkan informasi, ribut-ribut tersebut akibat pemotongan pohon di tanah yang diakui milik Kholiq.
"Dia tidak terima pohon tersebut dipotong dan langsung memaki para biksu untuk menghentikan aktivitas menebang pohon," katanya saat ditemui di kantornya kemarin.
Suka menjelaskan sempat ada perdebatan dan adu mulut diantara para biksu dan mantan anggota dewan dari PDIP tersebut. "Tak terima, Kholiq menarik kerah baju biksu namun sang biksu tidak melawan dan langsung berlari ke Vihara," sebutnya.
Sampai saat ini, polisi masih menunggu hasil visum dari dokter. "Kalau sekilas di leher korban terlihat semacam luka gores kemungkinan terkena kuku saat Kholiq menarik kerah baju biksu itu," bebernya.
Polisi Temukan 15 Amunisi Aktif
Selain itu, dari pemeriksaan saksi juga didapat saat itu Kholiq pegang senjata. "Namun untuk yang bilang diletuskan belum ada yang mengatakannya. Hanya ada yang mengatakan bunyi pukulan besi semacam parang pada pagar besi Vihara," tuturnya.
Polisi pun langsung menggeledah rumah Kholiq di kawasan Tiban II namun tidak menemukan adanya senpi tetapi ditemukan 15 amunisi siap tembak. "Dari penyelidikan ditemukan surat penitipan senjata api jenis revolver ke Mabes polri tahun 2008 di Satintel Poltabes Barelang. Berarti dia pernah memiliki senjata api. Namun dengan adanya surat tersebut, seharusnya ia sudah tidak memiliki senpi lagi," jelasnya.
Kholiq memang sempat datang ke Mapolsekta Sekupang untuk menyerahkan barang bukti berupa parang dan topi namun kemudian pergi lagi. Menurut Kapolsek ia diduga melakukan tindak pidana penganiayaan dan kepemilikan senpi ilegal
"Ia belum sempat diperiksa. Kita akan layangkan surat pemanggilan. Apabila mangkir kita jemput paksa," ungkap Kapolsek. (cr6)
masyalattono, mengapa hal ini terjadi... ehm... ehm... jangan macam-macam, kamu ga tau saya sapa ? saya adalah aa'tono... :D
Wah..latihan yg GA gampang ni untk biksu ;D
mungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
kalau nanam pohon?
gak boleh juga
[at] om indra
benar ga? Bhikku ga boleh tanam dan tebang pohon..kalo benar sy save di batin ni..*serius
[at] Mr.Jhonz, demikianlah yg pernah saya baca,
tidak boleh tebang pohon jelas ada dalam vinaya.
soal menanam pohon, yg saya pernah baca tidak boleh menggali tanah, gak tau juga kalo tanamnya pake cara lempar trus tumbuh. dan ini menurut vinaya bhikkhu (bukan bhikshu)
Quote from: Indra on 09 January 2010, 09:17:40 PM
[at] Mr.Jhonz, demikianlah yg pernah saya baca,
tidak boleh tebang pohon jelas ada dalam vinaya.
soal menanam pohon, yg saya pernah baca tidak boleh menggali tanah, gak tau juga kalo tanamnya pake cara lempar trus tumbuh. dan ini menurut vinaya bhikkhu (bukan bhikshu)
takut ngebunuh cacing yak? kek di film 7 year in tibet
[at] indra
terima kasih penjelasannya _/\_
Quote from: Indra on 09 January 2010, 08:18:29 PM
mungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
masa iya ga boleh nebang pohon karena kasus seperti ini ? rasanya kasus ga ada hubungan ma vinaya itu, cm kebetulan ketika menebang pohon ada orang yg tersinggung karena menebang pohon yg ada ditanah orang lain, sy rasa bukan cuma bhikkhu, bisa aja saya, anda ato sapa pun yg menebang pohon yg ada ditanah orang itu, pasti akan mengalami nasib yg sama :D
bhikkhu ga boleh nebang pohon/mematikan tumbuhan karena alasan cinta kasih, walau tanaman/pohon itu tidak memiliki bathin tp memiliki fisik yg bs tumbuh berkembang, kalo di tebang/mematikan tumbuhan maka otomatis telah menghilangkan kehidupan dari tanaman/pohon, selain itu jg dapat mengganggu mahluk yg mungkin berdiam dipohon itu (seperti cerita buddhism, dimana para bhikkhu di ganggu oleh gandhaba ketika berdiam dihutan), juga dapat merusak ekosistem yg ada...
klo ga boleh nanam, itu sy ga tau, tp masa ada vinaya yg menyatakan tidak boleh menanam ? mohon info lebih lanjut...
makanya kalimat saya diawali dengan kata MUNGKIN, karena saya juga tidak bisa memastikan, mungkin lainnya adalah Buddha ingin agar para bhikkhu terhindar dari persoalan2 yg tidak perlu sehingga menetapkan aturan itu.
kata mungkin bermakna dugaan, biasanya diucapkan ketika pembicara tidak mengetahui secara pasti
bhikunya kg ada kerjaan nebang pohon di tanah orang,orang yg dr pdip anak buahnya mega itu orang syaraf,emang kg bisa bicara baik2,apalagi dgn seorang tokoh agama yg minoritas,jgn pun dipukul di cacimaki aja sepertinya tidak pantas,kalau benar itu anak buahnya megawati besok jgn pilih lagi PDIP sebagai kendaraan politik umat buddha,biar megawati liat seperti apa anak buahnya di bawah,pantas sudah 2 kali sy pilih kalah terus,sy pemilih PDIP dari dulu tapi setelah ini sy akan pilih GUSDUR aja deh,HIDUP BAPAK TIONGHA INDONESIA
lah.. aku baru tau kalo bhiksu di larang nanem dan tebang po'on
ah... pdip lagi dan lagi.. buat malu aja..
mungkin juga untuk meminimalisir efek dari dosa
penolakan dari realita
iseng iseng kalian search di google atau yahoo search, ketik nama si mantan DPRD itu, maka kalian akan tahu sifat dia selama ini:)
klarifikasi: vinaya yg saya sebutkan adalah untuk bhikkhu, kalo bhikshu saya gak tau
Quote from: waliagung on 09 January 2010, 09:45:39 PM
bhikunya kg ada kerjaan nebang pohon di tanah orang,orang yg dr pdip anak buahnya mega itu orang syaraf,emang kg bisa bicara baik2,apalagi dgn seorang tokoh agama yg minoritas,jgn pun dipukul di cacimaki aja sepertinya tidak pantas,kalau benar itu anak buahnya megawati besok jgn pilih lagi PDIP sebagai kendaraan politik umat buddha,biar megawati liat seperti apa anak buahnya di bawah,pantas sudah 2 kali sy pilih kalah terus,sy pemilih PDIP dari dulu tapi setelah ini sy akan pilih GUSDUR aja deh,HIDUP BAPAK TIONGHA INDONESIA
Weleh..welehh. 2014 pilih Gus Dur?? wong Gus Dur sudah almarhum :))
Dalam Aliran Theravada, ada vinaya yang melarang seorang bhikkhu untuk mengusik (baca: menebang) pohon. Kisah yang melatar-belakangi adalah:
"Suatu ketika ada seorang bhikkhu yang ingin menebang sebuah pohon, agar kayunya digunakan sebagai bahan baku guna membangun tempat tinggalnya. Tanpa diketahui oleh bhikkhu itu, rupanya ada satu makhluk yakkha yang berdiam di pohon itu. Yakkha itu kesal sekali ketika menyadari bahwa pohon tempat di mana dia berdiam kini diusik oleh seorang bhikkhu. Yakkha ini hendak membunuh bhikkhu itu. Namun yakkha ini mengingat bahwa seorang bhikkhu adalah siswa Sang Buddha yang patut dihormati. Oleh karena itu, yakkha ini menahan emosinya dan mengurungkan niat untuk membunuh bhikkhu itu. Pohon itu pun selesai ditebang dan bhikkhu itu sudah selesai membangun tempat tinggalnya. Yakkha itu kemudian mendatangi Sang Buddha dan menjelaskan perihal ini. Sang Buddha lalu memuji sikap yakkha yang mampu mengendalikan diri itu. Sang Buddha mengatakan bahwa yakkha itu telah bertindak benar, karena mampu menghindari diri dari perbuatan yang buruk; karena kesabaran yang tinggi. Sejak saat itu, Sang Buddha memberlakukan peraturan (vinaya) kepada para bhikkhu untuk tidak boleh menebang ataupun mengusik pohon".
Dalam Aliran Mahayana, sepertinya memang tidak ada peraturan (vinaya) bagi para bhiksu untuk tidak menebang ataupun mengusik pohon.
nah loh... makanya jgn suka tebang pohon...
berita dari teman sy yg kenal suhu itu : suhu menebang ranting pohon, karena musim hujan dan angin sudah sampai, jadi takut itu pohon tumbang, sehingga mencelakakan orang. sekali lagi, Maksud baik belum tentu hasil baik
Coba yang tebang nya presiden atau ga di suruh presiden, gak akan kejadian tuh :))
Vinaya harus dijagaaa
hmm.. tebang ranting..sama gak dgn tebang pohon??
bikkhu pernah tanam pohon gw liat.....waktu itu divihara sini sedang mendukung tanam 1000 pohon...bikkhu pun ikut turun ke jalan membantu tanam 1000 pohon....( tapi gw ga liat bikkhunya yg nanam....umat sih yg tanam )
tapi kalau menurut saya...sah-sah saja bikkhu menanam pohon yg berada dalam pot yg telah di sediakan,
waktu itu kalau tidak salah bikkhu nya cuma masukkan bibit ke dalam tanah yg telah tergali...
kalau menurut vinaya tidak boleh ya tetap tidak boleh, pelanggaran tetap pelanggaran walaupun tujuannya baik.
contoh lain: berbohong juga tidak selalu buruk, kadang2 dalam situasi tertentu kita terpaksa berbohong, mungkin demi menyelamatkan nyawa, tapi tetap saja ini adalah pelanggaran.
hmm. jadi kalau seumpama gurbenur sini lagi kampanye penghijauan, terus agama buddha mendukung..
kebetulan icon agama buddha kan bikkhu...jadi apabila umat buddha lagi nanam pohon terus bikkhu juga ikut, istilahnya meramaikan disitu tapi tidak beraktivitas apakah termasuk pelanggaran vinaya?
ikut apa? ikut nonton orang lain nanam pohon tidak dilarang vinaya, perbuatan "menanam pohon"lah yg dilarang
vihara di indo gak ada yg kaya Shaolin sih..
kl ada khan bisa.... ciat.. ciat.. dubrak.... :))
kabanyakan nonton silat gini dah :)) :hammer:
komentar yang tidak layak. apakah anda menyarankan ybs melakukan pemukulan balik?
Quote from: wen78 on 10 January 2010, 04:05:56 PM
vihara di indo gak ada yg kaya Shaolin sih..
kl ada khan bisa.... ciat.. ciat.. dubrak.... :))
s
kabanyakan nonton silat gini dah :)) :hammer:
saya ada dengar suhu tsb bisa kung fu loh, tapi beliau menahan diri, terus sekarang sudah kayak selebritis, banyak wartawan minta wawancara, tapi beliau menolak dengan halus, karena sebagai rohaniawan, ini juga bukan dari sumber pertama, tapi sumber teman yg merupakan murid beliau
Kalo menguasai seni bela diri(baca;silat) kenapa ga refleks tangkis yak??...^-^
Quote from: Mr.Jhonz on 10 January 2010, 04:32:25 PM
Kalo menguasai seni bela diri(baca;silat) kenapa ga tangkis aja?kan silat ga harus menyerang...^-^
apa anda pikir tangkis ngak jadi masalah ? mending kayak sekarang, di pukul beberapa kali, dan menghindar terus, cuma kena sekali kalau ngak salah
Quote from: hartono238 on 10 January 2010, 04:34:02 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 10 January 2010, 04:32:25 PM
Kalo menguasai seni bela diri(baca;silat) kenapa ga tangkis aja?kan silat ga harus menyerang...^-^
apa anda pikir tangkis ngak jadi masalah ? mending kayak sekarang, di pukul beberapa kali, dan menghindar terus, cuma kena sekali kalau ngak salah
hidup memang sumber ketidakpuasan ;D
salut buat sang bihksu.....
lebih baik sabar, daripada melawan.
ntar lebih panjang lagi perkaranya, kalau sang bihksu melawan
peace........
Quote from: gachapin on 10 January 2010, 04:08:08 PMkomentar yang tidak layak.
jika memang begitu, silahkan untuk ditindaklanjuti
Quote from: gachapin on 10 January 2010, 04:08:08 PMapakah anda menyarankan ybs melakukan pemukulan balik?
anda sudah mengambil kesimpulan sebelum anda mengutarakan pertanyaan ini.
tidak ada gunanya lagi saya menjawab pertanyaan ini.
Quote from: dhanuttono on 09 January 2010, 09:31:06 PM
Quote from: Indra on 09 January 2010, 08:18:29 PM
mungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
masa iya ga boleh nebang pohon karena kasus seperti ini ? rasanya kasus ga ada hubungan ma vinaya itu, cm kebetulan ketika menebang pohon ada orang yg tersinggung karena menebang pohon yg ada ditanah orang lain, sy rasa bukan cuma bhikkhu, bisa aja saya, anda ato sapa pun yg menebang pohon yg ada ditanah orang itu, pasti akan mengalami nasib yg sama :D
bhikkhu ga boleh nebang pohon/mematikan tumbuhan karena alasan cinta kasih, walau tanaman/pohon itu tidak memiliki bathin tp memiliki fisik yg bs tumbuh berkembang, kalo di tebang/mematikan tumbuhan maka otomatis telah menghilangkan kehidupan dari tanaman/pohon, selain itu jg dapat mengganggu mahluk yg mungkin berdiam dipohon itu (seperti cerita buddhism, dimana para bhikkhu di ganggu oleh gandhaba ketika berdiam dihutan), juga dapat merusak ekosistem yg ada...
klo ga boleh nanam, itu sy ga tau, tp masa ada vinaya yg menyatakan tidak boleh menanam ? mohon info lebih lanjut...
pada jaman sang Buddha ada dewi yang tinggal di pohon melapor pada sang Budhha bahwa para bhikku di dekat tempat tinggal nya menebang pohon( ketika menebang pohon kapaknya kena anak sang dewi sehingga tangan nya terluka parah). hingga muncul larangan ini di vinaya.
oo begitu...
gw jadi jelas deh
bagus juga sih ndak melawan, kalo ndak heboh lagi
saya baru-baru ini nonton sebuah film dokumenter tentang culiner korea....
ternyata di korea ada sebuah kuil yg isinya semua bikkhuni seperti kursus membuat masakan vegetarian yg enak....bahkan makanan di piring di tata rapi bak restoran kelas atas..
disitu bikksuni memetik daun, mencari bahan makanan vegetarian alam, lalu belajar memasak...
bahkan ada seperti pameran masakan yg di adakan kuil tersebut yg di hadiri sejumlah orang asing. wow
kalau di barat ada namanya CIA ( culiner institut accademy ) semacam sekolah khusus koki....
semua siswa nya tak ada yg kurus... :))
Quote from: daimond on 10 January 2010, 07:36:00 PM
Quote from: dhanuttono on 09 January 2010, 09:31:06 PM
Quote from: Indra on 09 January 2010, 08:18:29 PM
mungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
masa iya ga boleh nebang pohon karena kasus seperti ini ? rasanya kasus ga ada hubungan ma vinaya itu, cm kebetulan ketika menebang pohon ada orang yg tersinggung karena menebang pohon yg ada ditanah orang lain, sy rasa bukan cuma bhikkhu, bisa aja saya, anda ato sapa pun yg menebang pohon yg ada ditanah orang itu, pasti akan mengalami nasib yg sama :D
bhikkhu ga boleh nebang pohon/mematikan tumbuhan karena alasan cinta kasih, walau tanaman/pohon itu tidak memiliki bathin tp memiliki fisik yg bs tumbuh berkembang, kalo di tebang/mematikan tumbuhan maka otomatis telah menghilangkan kehidupan dari tanaman/pohon, selain itu jg dapat mengganggu mahluk yg mungkin berdiam dipohon itu (seperti cerita buddhism, dimana para bhikkhu di ganggu oleh gandhaba ketika berdiam dihutan), juga dapat merusak ekosistem yg ada...
klo ga boleh nanam, itu sy ga tau, tp masa ada vinaya yg menyatakan tidak boleh menanam ? mohon info lebih lanjut...
pada jaman sang Buddha ada dewi yang tinggal di pohon melapor pada sang Budhha bahwa para bhikku di dekat tempat tinggal nya menebang pohon( ketika menebang pohon kapaknya kena anak sang dewi sehingga tangan nya terluka parah). hingga muncul larangan ini di vinaya.
cerita ini memang pernah sy dengar
jadi dewa juga bisa terluka kena bogem,apabila saya tidak sengaja mengayunkan tangan?
ah, memang hidup penuh misteri
Quotemungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
Setuju, makanya ikutilah peraturan bhikkhu itu dengan baik.
Quote from: Mr.Jhonz on 09 January 2010, 09:14:21 PM
[at] om indra
benar ga? Bhikku ga boleh tanam dan tebang pohon..kalo benar sy save di batin ni..*serius
save di batin gimana maksudnya om ? :|
tekan save as, trus di pilih hardisk nya, trus tekan savenya
udah deh..
^
^kwwkkwkwkwk :))
syukur deh kalo udah ketangkep..
minta maap ama wartawan. bukannya ama suhu nya..
buat kesel gw aja nih orang
Quote from: Indra on 09 January 2010, 08:18:29 PM
mungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
Jangankan menebang, menanam, memetik juga tidak boleh !
seia sekata bro In ! :))
_/\_
Quote from: adi lim on 11 February 2010, 09:09:36 AM
Quote from: Indra on 09 January 2010, 08:18:29 PM
mungkin itulah sebabnya dalam vinaya terdapat aturan bhikkhu tidak boleh menebang pohon
Jangankan menebang, menanam, memetik juga tidak boleh !
seia sekata bro In ! :))
_/\_
Jangan main hakim sendiri, jangan nonjolkan kekuatan, jangan main pukul..........
soal pohon kan soal kecil tuh....
bila kepotong satu pohon, tingga minta ditanaman 3 ditempat yg lebih strategis
kan begitu.......koq soal pohon itu sampai main pukul segala.........
kalau bisa pakai OTAK, ngapain pakai OTOT ?