Pernyataan kedua yang dijadikan perlindungan oleh umat Buddha adalah Dhamma. Bila mereka berlindung kepada Dhamma, mereka mengucapkan : "Dhammam Saranam Gacchami" yang berarti : "Saya datang berlindung kepada Dhamma."
Dhamma berarti kebenaran , kesunyataan, ajaran Sang Buddha, Hukum, peraturan-peraturan tata kesusilaan, pengalaman hidup.
Istilah Dhamma mempunyai arti yang sangat luas. Tidak terdapat dalam kata-kata Buddhis yang mempunyai lebih luas daripada Dhamma. Ia mencakup bukan saja benda/keadaan yang saling bergantungan, tetapi juga yang tidak saling bergantungan, misalnya Yang Mutlak, Nibbana.
Ada beberapa pengertian mengenai Dhamma untuk memperjelas arti yang telah disebutkan di atas yaitu :
1. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Rupa : Materi bentuk jasmani
b. Nama : Bathin, Jiwa
2. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Lokiya : duniawi
b. Lokuttara : di atas duniawi, di luar duniawi, luhur
3. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Sankkata-Dhamma : yang bersyarat yaitu :
- tertampak dilahirkan
- tertampak lenyapnya
- selama ia berada tertampak perubahan-perubahannya
b. Asankkata-Dhamma : yang tidak bersyarat (Nibbana) yaitu :
- tidak dilahirkan
- tidak termusnah
- ada dan tidak berubah
4. Dhamma 3 : 3 Bagian Dhamma yaitu :
a. Kusala-Dhamma : keadaan yang baik
b. Akusala-Dhamma : keadaan yang tidak baik
c. Abyakata-Dhamma : Keadaan yang netral
Untuk dapat mngerti dengan benar adanya mengenai Dhamma tersebut maka kita harus melaksanakan dengan tiga tahap yaitu :
1. Pariyatti Dhamma : Belajar dengan tekun Dhamma-Vinaya
2. Patipatti Dhamma : Melakssanakan Dhamma – Vinaya di dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pativedha Dhamma : Penembusan, yaitu menganalisa kejadian-kejadian hidup melalui meditasi Vipassana-Bhavana sehingga mencapai kebebasan mutlak.
Dhamma Vinaya, yang dimaksudkan Dhamma adalah Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka. Yang dimaksud Vinaya adalah Vinaya Pitaka. Jadinya Dhamma Vinaya adalah Kitab Suci Tipitaka.
Sang Buddha tidak menuntut kepercayaan membuta dari para pengikutnya, yang tidak mengajarkan kenyakinan yang bersifat dogma, yang tidak menganjurkan upacara-upacara tahyul, tetapi mengajarkan jalan tengah yang mengarahkan manusia pada kehidupan dan pikiran murni guna memperoleh kebijaksanaan mulia dan kebebasan dari semua kejahatan.
Sang Buddha yang penuh cinta kasih telah parinibbana, namun Dhamma nan mulia yang telah Beliau wariskan seluruhnya pada umat manusia, masih ada dalam bentuknya yang murni.
Sekalipun Beliau tidak meninggalkan catatan-catatan tertulis tentang ajarannya, tetapi para siswa Beliau yang terkemuka telah merawat ajaran Beliau dengan jalan menghafal dan mengajarkannya secara lisan dari generasi ke generasi.
Segera setelah Sang Buddha wafat, 500 Arahat yang merupakan siswa yang terkemuka yang ahli dalam Dhamma dan Vinaya (disiplin) menyelenggarakan suatu persamuan untuk mengulang kembali seluruh ajaran Sang Buddha. Yang mulia Ananda Thera yang memiliki kesempatan istimewa mendengarkan semua kotbah Sang Buddha, membaca ulang Dhamma, sedang Upali Thera membaca ulang Vinaya. Demikianlah Tipitaka dikumpulkan dan disusun dalam bentuk yang sekarang oleh para Arahat tersebut.
Sesuai dengan makna yang terkandung dalam kata tersebut Tipitaka berarti 3 keranjang yaitu :
1. Vinaya Pitaka, berisi peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu-Bhikkhuni
2. Sutta Pitaka, berarti kumpulan kotbah Sang Buddha dan beberapa siswa Beliau yang terkemuka
3. Abhidhamma Pitaka, merupakan sistematika ajaran yang terdapat dalam Sutta pitaka
Dhamma akan melindungi mereka yang mempraktekkan Dhamma, Praktek Dhamma akan membawa kebahagiaan. Barang siapa mengikuti Dhamma tidak akan pergi kea lam penderitaan.
Adalah wajar bilamana semua makhluk hidup di dunia ini mengharapkan kebahagiaan dan terhindar dari mara bahaya. Binatangpun mencari kebahagiaan. Bila hari cerah kita lihat burung bergembira mencari makanannya dan anjing berjemur diri menikmati hangatnya sinar matahari. Semut hilir mudik bergotong royong mengangkut makanan demi persediaan di dalam sarangnya.
Bagaimana halnya manusia sebagai makhluk yang berakal, mereka juga berlomba mengumpulkan kebutuhan hidupnya, harta dan barang-barang demi kebahagiaannya. Apakah benar barang-barang ini dapat memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bilamana kekayaan atau benda itu diperolehnya dengan cara yang benar sesuai dengan Dhamma. Memang hal itu dapat merupakan faktor bagi timbulnya kebahagiaan. Tetapi sebaliknya bila kekayaan atau benda itu diperolehnya bukan dnegan cara yang benar menurut Dhamma maka bukannya kebahagiaan yang diterima tetapi penderitaan. Oleh karena itu Guru yang bijaksana, Sang Buddha memberikan Petunjuk bagaimana cara yang benar untuk memperoleh kebahagiaan. Meskipun bersifat sementara kebahagiaan di dunia masih berguna bagi kehidupan. Sebab bila tidak ada kebahagiaan hidup manusia tidak ada artinya. Menurut Dhamma bila kita mencari kebahagiaan hendaknya kita tidak meninggalkan kemoralan (Sila) yaitu Pancasila.
Untuk itu kita harus menyadari ada 2 macam kebahagiaan (sukha) :
1. Samisa-sukha, bahagia yang bermata kail. Kebahagiaan yang didalamnya mengandung ratap tangis dan kekecewaan
2. Nisamisa-sukha, bahagia yang tidak bermata kail. Kebahagiaan sejati karena didalamnya tidak mengandung ratap tangis dan kekecewaan. Kebahagaiaan yang membuat bathin tenang dan tentram
Kebahagiaan yang pertama ialah kebahagiaan yang diperoleh karena mengikuti hawa nafsu (Kama Chanda) yang tidak pernah merasa puas. Bila diikuti terus menyebabkan makhluk hidup terus berputar tak ada akhirnya dalam bahva cakka (roda tumumbal lahir).
Sebaliknya kebahagiaan yang kedua ialah kebahagiaan bathin yang terbebas dari pengaruh nafsu. Dapat dicapai dengan menahan diri (kamasamvara). Di sebut kebahagiaan tak bermata kail karena merupakan suatu kemenangan dalam perjuangan jalan kesucian.
Ada 6 macam kebajikan Sang Dhamma (Dhamma Guna 6) yaitu :
a. Svakkato Bhagavata Dhammo = Dhamma adalah ajaran Sang Buddha yang sempurna.
b. Sandittiko = Pelaksana yang melihat kesunyataan dengan kekuatan diri sendiri
c. Akaliko = Terbebas dari keadaan dan waktu
d. Ehipassiko = Mengundang, datang, memeriksa
e. Opanayiko = patut dilaksanakan
f. Pacatam Vedithobo Vinnuhiti = Dapat diselami oleh para Bijaksana dalam bathinnya.
DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
_/\_ :lotus:
Dhammam Saranam Gacchami....
_/\_
apakah maksud berindung pada dhamma sama dengan bertindak secara bijak sesuai dhamma?
kalo pake kata berlindung, oleh umat awam bisa diartikan sebagai
- memohon perlindungan
- dhamma adalah sosok yg dapat melindungi
Quote from: Reenzia on 16 December 2008, 09:23:50 PM
apakah maksud berindung pada dhamma sama dengan bertindak secara bijak sesuai dhamma?
kalo pake kata berlindung, oleh umat awam bisa diartikan sebagai
- memohon perlindungan
- dhamma adalah sosok yg dapat melindungi
ini masalah keterbatasan bahasa, kebanyakan istilah Dhamma dalam bahasa indonesia bersumber dari bahasa inggris bukan langsung dari Pali, dalam English "I take my refuge in Dhamma". tapi memang bahasa indonesia tidak memliki padanan kata yg tepat untuk menafsirkan "Saranam", maka disepakati kata yg digunakan adalah berlindung, yang penting kita sebagai umat Buddha mengerti makna berlindung dalam konteks ini.
Dhammam Saranam Gacchami.
_/\_
iya betul....terima kasih anggara....
setelah dipikir-pikir, emank tak ada kata yang pas untuk mengartikannya....
sayang sekali hal ini bisa menjadi kesalahpahaman, karena walaupun yg membacanya adalah umat buddhist
masalahnya gak semua umat buddhist mengerti tentang dhamma
btw...anggara baru bergabung yahh....salam kenal........bikin thread perkenalan yaa ^^
refuge = maksudnya tempat pengungsian :))
silahkan anda terjemahkan jadi "Aku mengungsi ke Dhamma", bukan kata berlindung atau mengungsi, tapi makna di balik kata itu yg perlu dipahami
hmm kira-kira apa ya yg tepat?
Aku bertindak bijaksana sesuai dhamma....
bukannya lebih bagus kalo Dhamma sebagai pedoman hidupku ;D
Quote from: 7 Tails on 16 December 2008, 11:43:37 PM
bukannya lebih bagus kalo Dhamma sebagai pedoman hidupku ;D
Aku menjadikan Sang Buddha sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Dhamma sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Orang-orang suci sebagai pedoman hidupkuHmmmm.... boleh juga....
Kalimat ini menurutku lebih bisa menghindari polemik dan lebih jelas artinya.....
Bagaimana pendapat teman2?
bole juga, tapi orang-orang sucinya sangha saja :))
jd lebih mantep
Buddha
Dhamma
Sangha
mank Saranam artinya apa sih sebenarnya ?
Quote from: hatRed on 20 December 2008, 03:51:43 PM
mank Saranam artinya apa sih sebenarnya ?
Namaste suvatthi hotu
Sekedar masukan:
saranaŋ (akusatif dr kt: sarana) = (ke) = perlindungan
gacchāmi = (verb kala sekarang org I tunggal; dr kt gacchati) = (aku) pergi
saranaŋ gacchāmi = aku pergi ke perlindungan = aku berlindung
Buddhaŋ (akusatif dr kt: Buddha) = (kepada) Buddha
Dhammaŋ (akusatif dr kt: Dhamma) = (kepada) Dhamma
Sańghaŋ (akusatif dr kt; Sańgha) = (kepada) Sańgha
Buddhaŋ saranaŋ gacchāmi = aku pergi kepada Buddha sebagai pelindung = aku berlindung pada Buddha
Dhammaŋ saranaŋ gacchāmi = aku pergi kepada Dhamma sebagai pelindung = aku berlindung pada Dhamma
Sańghaŋ saranaŋ gacchāmi = aku pergi kepada Sańgha sebagai pelindung = aku berlindung pada Sańgha
Semoga bermanfaat
thuti
English
Indonesian
Refuge (v) >> tempat perlindungan
present: refuges
past: refuged
past participle: refuged
present participle: refuging
------------------------------
Results for 'refugee'
English
Indonesian
Refugee (n) >> pengungsi
plural: refugees
dari kamus.net
Quote from: willibordus on 20 December 2008, 03:47:48 PM
Quote from: 7 Tails on 16 December 2008, 11:43:37 PM
bukannya lebih bagus kalo Dhamma sebagai pedoman hidupku ;D
Aku menjadikan Sang Buddha sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Dhamma sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Orang-orang suci sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan
Buddha sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan
Dhamma sebagai pedoman hidupku
Aku menjadi
Ariya Sangha sebagai pedoman hidupku
Maaf ada koreksi
Aku menjadikan Ariya Sangha sebagai pedoman hidupku
Quote from: adiharto on 21 December 2008, 01:04:18 PM
Quote from: willibordus on 20 December 2008, 03:47:48 PM
Quote from: 7 Tails on 16 December 2008, 11:43:37 PM
bukannya lebih bagus kalo Dhamma sebagai pedoman hidupku ;D
Aku menjadikan Sang Buddha sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Dhamma sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Orang-orang suci sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Buddha sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Dhamma sebagai pedoman hidupku
Aku menjadikan Ariya Sangha sebagai pedoman hidupku
baru dibahas di kelas weekend kemarin......
makna dari perlindungan disini adalah mencerminkan tekad kita utk bisa mencapai nibbana
Buddha : manifestasi pencapaian nibbana
Dhamma : nibbana adalah asankhata Dhamma
Sangha : manifestasi Ariya Sangha yg sudah mencapai nibbana
Demikianlah pengertian "perlindungan" yg ada dalam buddhism, yg berbeda dengan perlindungan di paham2 lain, dimana mereka "dilindungi" oleh mahluk adi kuasa
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua _/\_
Buddhaŋ saranaŋ gacchāmi = aku pergi kepada Buddha sebagai pelindung = aku berlindung pada Buddha
Dhammaŋ saranaŋ gacchāmi = aku pergi kepada Dhamma sebagai pelindung = aku berlindung pada Dhamma
Sańghaŋ saranaŋ gacchāmi = aku pergi kepada Sańgha sebagai pelindung = aku berlindung pada Sańgha
[at] Romo Cunda :
Rom, mohon diperjelas dong,
arti yang tersirat/terkandung dalam kalimat Tisarana itu.
"aku berlindung kepada ........."
maksud dari berlindung seperti apa dan bagaimana ?
anumodana
a. Svakkato Bhagavata Dhammo = Dhamma adalah ajaran Sang Buddha yang sempurna.
maksudnya sempurna disini apa sis Lily
Quote from: hide_x893 on 06 April 2009, 12:39:58 PM
a. Svakkato Bhagavata Dhammo = Dhamma adalah ajaran Sang Buddha yang sempurna.
maksudnya sempurna disini apa sis Lily
Saya coba jelaskan...
Svakkato Bhagavata Dhammo maksudnya adalah "Dhamma sudah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Buddha".
Dhamma sudah dijelaskan dengan baik, dan tidak ada yang dirahasiakan atau yang ditutup-tutupi.
Quote from: hide_x893 on 06 April 2009, 12:39:58 PM
a. Svakkato Bhagavata Dhammo = Dhamma adalah ajaran Sang Buddha yang sempurna.
maksudnya sempurna disini apa sis Lily
Dhamma dikatakan telah dibabarkan sempurna jika pengajaran dari guru tersebut bisa membawa murid ke tingkat yang tertinggi (dalam hal ini, Arahatta). Jika pengajaran tersebut hanya memberi manfaat, namun bukan manfaat yang tertinggi, maka tidak bisa dikatakan "dibabarkan sempurna".
Karena para murid dapat mencapai Arahatta dengan bimbingan dhamma dari Buddha, maka dikatakan bahwa Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna.
Quote from: Lily W on 21 January 2008, 01:04:34 PM
Pernyataan kedua yang dijadikan perlindungan oleh umat Buddha adalah Dhamma. Bila mereka berlindung kepada Dhamma, mereka mengucapkan : "Dhammam Saranam Gacchami" yang berarti : "Saya datang berlindung kepada Dhamma."
Dhamma berarti kebenaran , kesunyataan, ajaran Sang Buddha, Hukum, peraturan-peraturan tata kesusilaan, pengalaman hidup.
Istilah Dhamma mempunyai arti yang sangat luas. Tidak terdapat dalam kata-kata Buddhis yang mempunyai lebih luas daripada Dhamma. Ia mencakup bukan saja benda/keadaan yang saling bergantungan, tetapi juga yang tidak saling bergantungan, misalnya Yang Mutlak, Nibbana.
Ada beberapa pengertian mengenai Dhamma untuk memperjelas arti yang telah disebutkan di atas yaitu :
1. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Rupa : Materi bentuk jasmani
b. Nama : Bathin, Jiwa
2. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Lokiya : duniawi
b. Lokuttara : di atas duniawi, di luar duniawi, luhur
3. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Sankkata-Dhamma : yang bersyarat yaitu :
- tertampak dilahirkan
- tertampak lenyapnya
- selama ia berada tertampak perubahan-perubahannya
b. Asankkata-Dhamma : yang tidak bersyarat (Nibbana) yaitu :
- tidak dilahirkan
- tidak termusnah
- ada dan tidak berubah
4. Dhamma 3 : 3 Bagian Dhamma yaitu :
a. Kusala-Dhamma : keadaan yang baik
b. Akusala-Dhamma : keadaan yang tidak baik
c. Abyakata-Dhamma : Keadaan yang netral
Untuk dapat mngerti dengan benar adanya mengenai Dhamma tersebut maka kita harus melaksanakan dengan tiga tahap yaitu :
1. Pariyatti Dhamma : Belajar dengan tekun Dhamma-Vinaya
2. Patipatti Dhamma : Melakssanakan Dhamma – Vinaya di dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pativedha Dhamma : Penembusan, yaitu menganalisa kejadian-kejadian hidup melalui meditasi Vipassana-Bhavana sehingga mencapai kebebasan mutlak.
Dhamma Vinaya, yang dimaksudkan Dhamma adalah Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka. Yang dimaksud Vinaya adalah Vinaya Pitaka. Jadinya Dhamma Vinaya adalah Kitab Suci Tipitaka.
Sang Buddha tidak menuntut kepercayaan membuta dari para pengikutnya, yang tidak mengajarkan kenyakinan yang bersifat dogma, yang tidak menganjurkan upacara-upacara tahyul, tetapi mengajarkan jalan tengah yang mengarahkan manusia pada kehidupan dan pikiran murni guna memperoleh kebijaksanaan mulia dan kebebasan dari semua kejahatan.
Sang Buddha yang penuh cinta kasih telah parinibbana, namun Dhamma nan mulia yang telah Beliau wariskan seluruhnya pada umat manusia, masih ada dalam bentuknya yang murni.
Sekalipun Beliau tidak meninggalkan catatan-catatan tertulis tentang ajarannya, tetapi para siswa Beliau yang terkemuka telah merawat ajaran Beliau dengan jalan menghafal dan mengajarkannya secara lisan dari generasi ke generasi.
Segera setelah Sang Buddha wafat, 500 Arahat yang merupakan siswa yang terkemuka yang ahli dalam Dhamma dan Vinaya (disiplin) menyelenggarakan suatu persamuan untuk mengulang kembali seluruh ajaran Sang Buddha. Yang mulia Ananda Thera yang memiliki kesempatan istimewa mendengarkan semua kotbah Sang Buddha, membaca ulang Dhamma, sedang Upali Thera membaca ulang Vinaya. Demikianlah Tipitaka dikumpulkan dan disusun dalam bentuk yang sekarang oleh para Arahat tersebut.
Sesuai dengan makna yang terkandung dalam kata tersebut Tipitaka berarti 3 keranjang yaitu :
1. Vinaya Pitaka, berisi peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu-Bhikkhuni
2. Sutta Pitaka, berarti kumpulan kotbah Sang Buddha dan beberapa siswa Beliau yang terkemuka
3. Abhidhamma Pitaka, merupakan sistematika ajaran yang terdapat dalam Sutta pitaka
Dhamma akan melindungi mereka yang mempraktekkan Dhamma, Praktek Dhamma akan membawa kebahagiaan. Barang siapa mengikuti Dhamma tidak akan pergi kea lam penderitaan.
Adalah wajar bilamana semua makhluk hidup di dunia ini mengharapkan kebahagiaan dan terhindar dari mara bahaya. Binatangpun mencari kebahagiaan. Bila hari cerah kita lihat burung bergembira mencari makanannya dan anjing berjemur diri menikmati hangatnya sinar matahari. Semut hilir mudik bergotong royong mengangkut makanan demi persediaan di dalam sarangnya.
Bagaimana halnya manusia sebagai makhluk yang berakal, mereka juga berlomba mengumpulkan kebutuhan hidupnya, harta dan barang-barang demi kebahagiaannya. Apakah benar barang-barang ini dapat memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bilamana kekayaan atau benda itu diperolehnya dengan cara yang benar sesuai dengan Dhamma. Memang hal itu dapat merupakan faktor bagi timbulnya kebahagiaan. Tetapi sebaliknya bila kekayaan atau benda itu diperolehnya bukan dnegan cara yang benar menurut Dhamma maka bukannya kebahagiaan yang diterima tetapi penderitaan. Oleh karena itu Guru yang bijaksana, Sang Buddha memberikan Petunjuk bagaimana cara yang benar untuk memperoleh kebahagiaan. Meskipun bersifat sementara kebahagiaan di dunia masih berguna bagi kehidupan. Sebab bila tidak ada kebahagiaan hidup manusia tidak ada artinya. Menurut Dhamma bila kita mencari kebahagiaan hendaknya kita tidak meninggalkan kemoralan (Sila) yaitu Pancasila.
Untuk itu kita harus menyadari ada 2 macam kebahagiaan (sukha) :
1. Samisa-sukha, bahagia yang bermata kail. Kebahagiaan yang didalamnya mengandung ratap tangis dan kekecewaan
2. Nisamisa-sukha, bahagia yang tidak bermata kail. Kebahagiaan sejati karena didalamnya tidak mengandung ratap tangis dan kekecewaan. Kebahagaiaan yang membuat bathin tenang dan tentram
Kebahagiaan yang pertama ialah kebahagiaan yang diperoleh karena mengikuti hawa nafsu (Kama Chanda) yang tidak pernah merasa puas. Bila diikuti terus menyebabkan makhluk hidup terus berputar tak ada akhirnya dalam bahva cakka (roda tumumbal lahir).
Sebaliknya kebahagiaan yang kedua ialah kebahagiaan bathin yang terbebas dari pengaruh nafsu. Dapat dicapai dengan menahan diri (kamasamvara). Di sebut kebahagiaan tak bermata kail karena merupakan suatu kemenangan dalam perjuangan jalan kesucian.
Ada 6 macam kebajikan Sang Dhamma (Dhamma Guna 6) yaitu :
a. Svakkato Bhagavata Dhammo = Dhamma adalah ajaran Sang Buddha yang sempurna.
b. Sandittiko = Pelaksana yang melihat kesunyataan dengan kekuatan diri sendiri
c. Akaliko = Terbebas dari keadaan dan waktu
d. Ehipassiko = Mengundang, datang, memeriksa
e. Opanayiko = patut dilaksanakan
f. Pacatam Vedithobo Vinnuhiti = Dapat diselami oleh para Bijaksana dalam bathinnya.
DHAMMA STUDY GROUP, BOGOR
_/\_ :lotus:
"sesuatu" akan menjadi Dhamma bagi seseorg, jika seseorg itu telah "menjemput" nya sendiri!
pertanyaan:
bagaimana jika ada "sesautu yang disebut Dhamma" oleh org lain dan diberitahukan kpd kita...
apakah "sesuatu yang disebut Dhamma" oleh orang lain itu hrs "dimaknai dan layak disebut Dhamma juga" oleh si penenrima yg belum melakukan "penjemputan" sendiri?
ika.
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 12:12:37 PM
"sesuatu" akan menjadi Dhamma bagi seseorg, jika seseorg itu telah "menjemput" nya sendiri!
pertanyaan:
bagaimana jika ada "sesautu yang disebut Dhamma" oleh org lain dan diberitahukan kpd kita...
apakah "sesuatu yang disebut Dhamma" oleh orang lain itu hrs "dimaknai dan layak disebut Dhamma juga" oleh si penenrima yg belum melakukan "penjemputan" sendiri?
ika.
pasti belum pernah denger tentang Ehipassiko, Dhamma Vicayo, dll ya?
kalo soal jemputan no comment deh
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 12:12:37 PM
"sesuatu" akan menjadi Dhamma bagi seseorg, jika seseorg itu telah "menjemput" nya sendiri!
pertanyaan:
bagaimana jika ada "sesautu yang disebut Dhamma" oleh org lain dan diberitahukan kpd kita...
apakah "sesuatu yang disebut Dhamma" oleh orang lain itu hrs "dimaknai dan layak disebut Dhamma juga" oleh si penenrima yg belum melakukan "penjemputan" sendiri?
ika.
Yg di bold itu adalah DHAMMA juga. ;D
Nih...sy cuplikan sedikit lagi ttg artikel yg paling atas....
Ada beberapa pengertian mengenai Dhamma untuk memperjelas arti yang telah disebutkan di atas yaitu :
1. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Rupa : Materi bentuk jasmani
b. Nama : Bathin, Jiwa
2. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Lokiya : duniawi
b. Lokuttara : di atas duniawi, di luar duniawi, luhur
3. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Sankkata-Dhamma : yang bersyarat yaitu :
- tertampak dilahirkan
- tertampak lenyapnya
- selama ia berada tertampak perubahan-perubahannya
b. Asankkata-Dhamma : yang tidak bersyarat (Nibbana) yaitu :
- tidak dilahirkan
- tidak termusnah
- ada dan tidak berubah
4. Dhamma 3 : 3 Bagian Dhamma yaitu :
a. Kusala-Dhamma : keadaan yang baik
b. Akusala-Dhamma : keadaan yang tidak baik
c. Abyakata-Dhamma : Keadaan yang netral
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 23 April 2009, 12:44:46 PM
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 12:12:37 PM
"sesuatu" akan menjadi Dhamma bagi seseorg, jika seseorg itu telah "menjemput" nya sendiri!
pertanyaan:
bagaimana jika ada "sesautu yang disebut Dhamma" oleh org lain dan diberitahukan kpd kita...
apakah "sesuatu yang disebut Dhamma" oleh orang lain itu hrs "dimaknai dan layak disebut Dhamma juga" oleh si penenrima yg belum melakukan "penjemputan" sendiri?
ika.
Yg di bold itu adalah DHAMMA juga. ;D
Nih...sy cuplikan sedikit lagi ttg artikel yg paling atas....
Ada beberapa pengertian mengenai Dhamma untuk memperjelas arti yang telah disebutkan di atas yaitu :
1. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Rupa : Materi bentuk jasmani
b. Nama : Bathin, Jiwa
2. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Lokiya : duniawi
b. Lokuttara : di atas duniawi, di luar duniawi, luhur
3. Dhamma 2 : 2 Bagian Dhamma yaitu :
a. Sankkata-Dhamma : yang bersyarat yaitu :
- tertampak dilahirkan
- tertampak lenyapnya
- selama ia berada tertampak perubahan-perubahannya
b. Asankkata-Dhamma : yang tidak bersyarat (Nibbana) yaitu :
- tidak dilahirkan
- tidak termusnah
- ada dan tidak berubah
4. Dhamma 3 : 3 Bagian Dhamma yaitu :
a. Kusala-Dhamma : keadaan yang baik
b. Akusala-Dhamma : keadaan yang tidak baik
c. Abyakata-Dhamma : Keadaan yang netral
_/\_ :lotus:
sepertinya anda lbh tertarik utk mengomentari Dhamma sebagai sesuatu yang Absolut!
sedangkan saya lbh memerlukan diskusi ttg hal Dhamma sebagai bagian dari diri sendiri yang step by step berkembang sesuai dgn tata cara pelatihan kita yg relatif, yang step by step juga akan sampai pada pemahaman ttg hal yang Absolut itu sendiri, pada waktunya!
itu sebabnya saya pinjam kata "Menjemput" Dhamma!
ika.
Menurut Bro Ika P... Dhamma itu apa?
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 23 April 2009, 01:16:50 PM
Menurut Bro Ika P... Dhamma itu apa?
_/\_ :lotus:
Dhamma itu adalah sepenuhnya "Kebohongan Paling Asli" yang pernah ada di muka bumi ini, bagi setiap mahluk yang belum terberdayakan!
JIka pd saat itu setiap mahkluk "mengaku-ngaku" Dhamma adalah "Kebenaran", maka ia sudah melanggar Kebenaran itu sendiri, yang dlm hal ini Dhamma itu sendiri!
Sampai Dhamma itu mampu "terjemput secara sadar/aware" oleh si mahkluk itu sendiri dan disadarinya sbg pengalman pencerahan relatifnya, Dhamma itu adalah "Kebohongan Yang Paling Asli" dimuka bumi dan alam sememsta ini!
ika.
sorry om ika.... maksud quote nya itu emang makna sesungguhnya apa ungkapan/kiasan...
bisa dijelaskan panjang lebar -_-" (biar tak terjebak dengan persepsi masing2)
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 01:24:33 PM
Quote from: Lily W on 23 April 2009, 01:16:50 PM
Menurut Bro Ika P... Dhamma itu apa?
_/\_ :lotus:
Dhamma itu adalah sepenuhnya "Kebohongan Paling Asli" yang pernah ada di muka bumi ini, bagi setiap mahluk yang belum terberdayakan!
JIka pd saat itu setiap mahkluk "mengaku-ngaku" Dhamma adalah "Kebenaran", maka ia sudah melanggar Kebenaran itu sendiri, yang dlm hal ini Dhamma itu sendiri!
Sampai Dhamma itu mampu "terjemput secara sadar/aware" oleh si mahkluk itu sendiri dan disadarinya sbg pengalman pencerahan relatifnya, Dhamma itu adalah "Kebohongan Yang Paling Asli" dimuka bumi dan alam sememsta ini!
ika.
:hammer:
Ampun DJ.... ^:)^
_/\_ :lotus:
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 01:24:33 PM
Quote from: Lily W on 23 April 2009, 01:16:50 PM
Menurut Bro Ika P... Dhamma itu apa?
_/\_ :lotus:
Dhamma itu adalah sepenuhnya "Kebohongan Paling Asli" yang pernah ada di muka bumi ini, bagi setiap mahluk yang belum terberdayakan!
JIka pd saat itu setiap mahkluk "mengaku-ngaku" Dhamma adalah "Kebenaran", maka ia sudah melanggar Kebenaran itu sendiri, yang dlm hal ini Dhamma itu sendiri!
Sampai Dhamma itu mampu "terjemput secara sadar/aware" oleh si mahkluk itu sendiri dan disadarinya sbg pengalman pencerahan relatifnya, Dhamma itu adalah "Kebohongan Yang Paling Asli" dimuka bumi dan alam sememsta ini!
ika.
Buddha mengajarkan Dhamma.
Buddha mengajarkan Kebohongan?
Hati2 dgn yg anda tuliskan Pak.
Jika tidak menguasai sesuatu dan tidak bisa menjelaskannya secara baik dan jelas, jangan coba2 untuk melontarkannya. Bisa2 banyak orang akan salah pengertian dan ini sangat tidak menguntungkan bagi Bapak.
::
::
Jadi Menurut Om Ika_Polim yg Pandai , mana yang Benar? Coba di jelaskan dong?
dhamma bukan kebenaran
tapi apa adanya, buddha mengajarkan apa adanya
seperti yg saya tulis2 manusia sulit menerima kebenaran
tapi dengan gampang menyatakan kalau ini kesalahan
karena buddha sendiri tidak pernah menyatakan kalau ini kebenaran dan ini kesalahan kan ;D
Quote from: ENCARTA on 24 April 2009, 12:41:46 PM
dhamma bukan kebenaran
tapi apa adanya, buddha mengajarkan apa adanya
seperti yg saya tulis2 manusia sulit menerima kebenaran
tapi dengan gampang menyatakan kalau ini kesalahan
karena buddha sendiri tidak pernah menyatakan kalau ini kebenaran dan ini kesalahan kan ;D
mantabzzzzzzzz..........Dhamma adalah apa adanya..... Seeeppppp... :jempol:
Quote from: williamhalim on 24 April 2009, 12:07:53 PM
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 01:24:33 PM
Quote from: Lily W on 23 April 2009, 01:16:50 PM
Menurut Bro Ika P... Dhamma itu apa?
_/\_ :lotus:
Dhamma itu adalah sepenuhnya "Kebohongan Paling Asli" yang pernah ada di muka bumi ini, bagi setiap mahluk yang belum terberdayakan!
JIka pd saat itu setiap mahkluk "mengaku-ngaku" Dhamma adalah "Kebenaran", maka ia sudah melanggar Kebenaran itu sendiri, yang dlm hal ini Dhamma itu sendiri!
Sampai Dhamma itu mampu "terjemput secara sadar/aware" oleh si mahkluk itu sendiri dan disadarinya sbg pengalman pencerahan relatifnya, Dhamma itu adalah "Kebohongan Yang Paling Asli" dimuka bumi dan alam sememsta ini!
ika.
Buddha mengajarkan Dhamma.
Buddha mengajarkan Kebohongan?
Hati2 dgn yg anda tuliskan Pak.
Jika tidak menguasai sesuatu dan tidak bisa menjelaskannya secara baik dan jelas, jangan coba2 untuk melontarkannya. Bisa2 banyak orang akan salah pengertian dan ini sangat tidak menguntungkan bagi Bapak.
::
::
pertanyaan awalannya sdh saya lontarkan di atas: "apakah jika Buddha mengatakan kpd anda bahwa itu adalah Dhamma dan ini adalah Dhamma dan seterusnya, anda akan saja meng iya kan itu sebagai Dhamma dan ini sebagai Dhamma juga tanpa perlu melakukan hal lain seperlunya utk memutuskan hal yg dikatakan oleh org lain sbg Dhamma???"
itukah yg anda pahami yg sesuai dgn yg Buddha harapkan dr anda melakukannya?
ika.
[at] om Ika
bila saya pergi ke ahli kesehatan..... lalu dia menasihati pola hidup dan kesehatan saya.... apakah saya mesti mencak2 seperti saat saya dinasihati oleh pecandu narkoba tentang pola hidup dan kesehatan saya.....
Quote from: hatRed on 08 May 2009, 08:23:23 PM
[at] om Ika
bila saya pergi ke ahli kesehatan..... lalu dia menasihati pola hidup dan kesehatan saya.... apakah saya mesti mencak2 seperti saat saya dinasihati oleh pecandu narkoba tentang pola hidup dan kesehatan saya.....
yg ditekankan dr pernyataan saya di atas adalah: "segeralah berdayakan potensi-mu"!!!
jika anda sdh terberdayakan sepenuhnya, selanjutnya adalah terserah anda utk melakukan sesuatu!
ika.