Hi.. Friend semua..
Aku mau tanya neh tntg hukum karma..
Aku punya cerita nyata sekali karmanya dan cepat berbuah. Kejadiannya di Belitung. Aku punya sepupu perempuan, sepupu aku menikah kira2 10 tahun lalu, suaminy suka hobi menembak monyet di hutan, di belitung itu byk pohon2 seperti hutan lah, pada saat sepupu aku hamil, suaminy tetap melakukan hobiny menembak monyet. Pada saat anak mereka lahir dan kira2 umurny 2 ato 3 tahun. Ternyata watak/sifat ankny seperti monyet, suka ngamuk2, pukul2 kepala, mulutny kluar air liur, persis seperti monyet tingkah lakuny dan smp skrg masi hidup dan belum berubah.. Benar2 karma itu nyata..
Aku punya 1 kisah lagi yg sama tapi dari temen aku ceritanya. Di jakarta klo tdk slah dan aku lupa tny kpn kjadian.
Kta temen aku, dy punya kenalan teman, katany hobiny suka menembak kepala kelalawar, dan waktu istrinya hamil juga tetap melakukan hobiny, dan pada waktu lahir, (aku lupa tny umurny tp masi kecil), kepalanya sangat besar dan tdk normal lah seperti org laen. Pada suatu hari kta tmn aku ayahny prgi ke vihara dan tany bgaimana menymbuhkan anakny sama pngurus vihara (klo tdk slah ingt aku), dan di ceritakan waktu dlu dy sering menembak kepala kelelawar, dan pngurus vihara menyarankan agr dy srg2 melepaskan makhluk hidup mungkn bisa menyembuhkan ankny, dan akhrny ayhny srg membeli burung dan melepaskannya. Ternyta sekali lagi karma itu benar2 nyata, lma klamaan kepala anakny mengecil tp bbrp lama (aku tdk tny tmn aku brp bulan ato tahun) akhirny ankny meninggal juga..
Knp ya prbuatan karma yg satu ini sngt cpt berbuah dan nyata sekali terasa karmanya???
Kenapa anakny yg dpt buah karmanya, bukanny si pelaku yg melakukan karma???
Mohon Bimbinganny..
Thanx..
			
			
			
				walaupun hukum kamma mustahil dapat dimengerti oleh puthujana, hanya dipahami dengan baik oleh seorang Buddha, namun yg pasti, siapa yg berbuat, maka dia lah yg menerima akibatnya, jadi tidak mungkin apa yg dilakukan seseorang, dan keturunannya yg menerima akibatnya. akibat yg diturunkan ini hanya berlaku dalam hal hutang piutang.
kenapa si anak menjadi mirip monyet, ini juga akibat dari perbuatannya sendiri, mungkin saja di masa lampau ia juga sering menembak monyet, dan karena hubungan karma dengan si ayah maka terlahir kembali menjadi anak dari ayah itu.
			
			
			
				Setuju denga Bro Indra.
IMO, Anak itu terlahir dengan kondisi seperti itu adalah buah Kamma Buruk anak itu sendiri, bukan karena perbuatan Ayahnya, tapi karena perbuatan seorang Ayah (suka memburu) bisa  mengkondisikan keluarga itu menerima Anak demikian, tentunya pasti ada hubungan ikatan Kamma antara anak dan Ayah tersebut dimasa lampau.
Kalau kita hanya memvonis bahwa seorang pemburu pasti mendapat anak demikian, ternyata di dunia banyak pemburu2 yang tidak mendapat anak yang sifat nya seperti cerita diatas.
Jadi Kamma buruk berbuah tentulah butuh suatu kondisi yang pas juga.
Dan seorang pemburu juga tentu pasti akan menikmati Kamma buruknya BERBUAH, akibat perbuatan berburu itu, dan kapan berbuah tidak bisa ditentukan, tergantung kondisi yang tepat juga.
Jadi kesimpulan. janganlah melakukan perbuatan Berburu. ;D
 _/\_
			
			
			
				Thanx atas jawaban bro indra....
Jawaban yg sangat bagus sekali. hehehehe.....
Semoga bermanfaat bagi yg membacanya...
			
			
			
				kyknya buah kamma yg berbuah k anak n keturunan itu dr mahayana  d klo ga slah tlg koreksi klo ada kesalahan.
			
			
			
				Quote from: kusalaputto on 31 December 2009, 10:15:38 AM
kyknya buah kamma yg berbuah k anak n keturunan itu dr mahayana  d klo ga slah tlg koreksi klo ada kesalahan.
nggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.
Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...
::
			
 
			
			
				yup benr skali g prnh bc klo baca mantra ....1oox bs terhidar dr malapetaka dll. lg bk itu hsl sumbangan orng n memang menimbulkan salah lkaprah kacau d
			
			
			
				Quote from: kusalaputto on 31 December 2009, 10:15:38 AM
kyknya buah kamma yg berbuah k anak n keturunan itu dr mahayana  d klo ga slah tlg koreksi klo ada kesalahan.
Belum tentu dari satu aliran bisa saja aliran lainnya, karena di Buddhism sudah banyak tercemar (tradisi2, pendapat pribadi tokoh agama), jadi lebih baik jangan menuduh, yang penting kalau kita udah mengerti, boleh dijelaskan kepada teman2, apa yang benar dan bermamfaat.
 _/\_
			
 
			
			
				Quotenggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.
Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...
Yap di Mahayana nggak ada yang begituan, karma sendiri ya karma sendiri, mana bisa nurun?
Yang ada adalah semacam "jenis mencari jenis"...... yaitu misalnya ada suami istri yang sering berbuat bajik, maka karma mereka akan membuat mereka mendapatkan anak yang bajik, karena anaknya bajik, maka ketika sudah saatnya punya cucu, maka cucu yang terlahir juga bisa jadi bajik. 
Demikian juga karena kebajikan di kehidupan lampau, maka ketika terlahir jadi anak, maka akan terlahir di keluarga yang bajik pula. Jadi krn karmanya aja yg cocok, jenis ketemu jenis maka seolah-olah terkesan karma turunan.
 _/\_
The Siddha Wanderer
			
 
			
			
				
Namo Buddhaya,
Iya,apa yang kita perbuat,itulah yang kita terima.
Misalnya kita itu menerima karma buruk,kecelakaan yang menyebabkan kematian,akan tetapi orang tersebut selalu berbuat kebajikan2 terus menerus,dan memupuk karma baik,maka orang tersebut terhindar dari kecelakaan ataupun mengalami kecelakaan,akan tetapi hanyalah patah tangan saja
			
			
			
				Quote from: GandalfTheElder on 31 December 2009, 05:37:37 PM
Quotenggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.
Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...
Yap di Mahayana nggak ada yang begituan, karma sendiri ya karma sendiri, mana bisa nurun?
Yang ada adalah semacam "jenis mencari jenis"...... yaitu misalnya ada suami istri yang sering berbuat bajik, maka karma mereka akan membuat mereka mendapatkan anak yang bajik, karena anaknya bajik, maka ketika sudah saatnya punya cucu, maka cucu yang terlahir juga bisa jadi bajik. 
Demikian juga karena kebajikan di kehidupan lampau, maka ketika terlahir jadi anak, maka akan terlahir di keluarga yang bajik pula. Jadi krn karmanya aja yg cocok, jenis ketemu jenis maka seolah-olah terkesan karma turunan.
 _/\_
The Siddha Wanderer
anumodana utk penjelasannya bro......
dengan ini jelas bhw konsep kamma secara mahayana jelas selaras dengan theravada, bukan seperti yg selama ini dipersepsikan org awam
			
 
			
			
				Quote from: markosprawira on 06 January 2010, 09:54:51 AM
Quote from: GandalfTheElder on 31 December 2009, 05:37:37 PM
Quotenggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.
Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...
Yap di Mahayana nggak ada yang begituan, karma sendiri ya karma sendiri, mana bisa nurun?
Yang ada adalah semacam "jenis mencari jenis"...... yaitu misalnya ada suami istri yang sering berbuat bajik, maka karma mereka akan membuat mereka mendapatkan anak yang bajik, karena anaknya bajik, maka ketika sudah saatnya punya cucu, maka cucu yang terlahir juga bisa jadi bajik. 
Demikian juga karena kebajikan di kehidupan lampau, maka ketika terlahir jadi anak, maka akan terlahir di keluarga yang bajik pula. Jadi krn karmanya aja yg cocok, jenis ketemu jenis maka seolah-olah terkesan karma turunan.
 _/\_
The Siddha Wanderer
anumodana utk penjelasannya bro......
dengan ini jelas bhw konsep kamma secara mahayana jelas selaras dengan theravada, bukan seperti yg selama ini dipersepsikan org awam
:'( :'( :'( g masih termasuk orang awam :'( :'( :'( ga papa la namanya jg msh belajar ;D ;D ;D
			
 
			
			
				kayaknya untuk kasus yg ke 2 karena hobi ayahnya sering membunuh
maka anak yg dilahirkan ,karena mengikuti karma buruknya lahir di keluarga ini namun karma buruknya berbuah cepat sehingga ketika sakitnya sembuh anak tsb mati
hanya pikiran orang awam 
sadhu sadhu sadhu
			
			
			
				menurut saya: anaknya waktu kehidupan yg lampau jga suka menembak monyet,jadi pada kehidupan yg skrg,krna berjodoh karma dgan bapaknya yg suka menembak monyet,jadi tuh anak juga masi tetep kena karmanya..
kita ambil contoh; bagaimana orang tua yg sehat2,normal dan tdak melakukan hal2 yg tdk terpuji bisa kadang mempunyai anak yg cacad,autis,etc??itulah karma..
			
			
			
				Konsep "org tua berbuat,anak kena getahnya" kayaknya dr tradisi Chinese,yg salah kaprah dianggap sbg Mahayana. Cmiiw
			
			
			
				Klo menurut saya lain lagi,
seseorang berbuat baik akan menerima karma baik pula,
seseorang berbuat jahat akan menerima karma jelek pula.
Menurut pendidikan buddhist, 
Klo seseorang berbuat sesuatu itu akan menerima sendiri akibatnya, baik ataupun buruk.
dan karma perbuatan itu tidak bisa terjadi pada orang lain ataupun keturunan atau anaknya.
Dan ada pendapat dari kalangan Bhante kesohor demikian.
kalau seseorang banyak dan sering berbuat baik, sesuatu saat hukum alam akan memberikan dukungan support atas aksi tindakan baiknya. walaupun tanpa disadarinya sendiri ataupun tanpa memohon pertolongan dari Buddha ataupun mantra (pembacaan paritta), pertolongan otomatis ini datang tanpa bisa disadari seseorang dalam tindakan baiknya, bantuan dari alam ini tanpa disadari akan datang mendukungnya.
Dan berikut ini menurut pendapat saya sendiri :
Karena si ayah suka membunuh monyet atau berburung binatang, dan pada saat si istri nya lagi hamil, si suami masih tetap melakukan aksinya membunuh monyet, maka atas dasar asumsi seperti diatas ; tindakan buruk yg dilakukan suaminya akan mendapat suatu undangan hawa burut tanpa di inginkan oleh si suaminya, dan hawa buruk dari alam sekitar akibat dari tindakan buruknya sering membunuh monyet akan datang menghampiri dalam kehidupannya, dan kebetulan istrinya lagi hamil maka dampak buruk dari hawa negatif yang mendekati si suami akan kebetulan nyasar kedalam sifat kepribadian anaknya yang kelak akan tumbuh membesar.
dan lagian teori kemiripan masaknya akibat karma yg diterima dalam menempuh kehidupan saat ini (yg baik maupun yg buruk) akan sangatlah mirip dalam suatu keluarga, baik itu antara siayah dan sianak, maupun siibu dengan si anak, (similarity of karma cook grouping in earning this current life). 
dengan adanya teori kemiripan masaknya karma dalam suatu keluarga, maka ada sedikit banyaknya mendukung penjelasan akan realita yang dihadapi oleh siayah akan kelahiran anak yg sedang dikandung si ibunya.
Dengan tanpa mengetahui penjelasan theoritis yang seksama, maka akan nampak bahwa seolah olah karma akibat banyak membunuh monyet oleh siayah ditanggung oleh sianaknya. Jadi penjelasan akan kondisi demikian adalah tidak rasional dan nampak tidaklah terlalu adil ditinjau dari segi buddhisme, dan tahayul ini sebenarnya diturunkan dari realita yang dibawakan oleh nenek moyang manusia. baik itu di cina maupun di negara kita indonesia.
Dengan banyak mempelajari buddhisme yang sebenarnya telah dituntun oleh Sang Guru Buddha Agung telah dilakukan sejak 2000 tahun yg lalu, dan kita sekarang hanya tinggal mempelajari dan memetik hasil yg baik dari latihan dan perbuatan yg kita terapkan sehari hari.
			
			
			
				Di dalam MILINDA PANHA, disebutkan... "Tanpa pandangan dari sammasambuddha, seseorang tidak dapat menerangkan jauhnya jangkauan kamma...."
Karena penyebab suatu fenomena itu ada 24 Paccaya (penyebab) dan Kamma (phala/vipaka) hanya-lah salah satu dari 24 paccaya itu...
Sedangkan berbuah-nya kamma yang secara langsung dapat kita temukan dari sutta adalah kamma phala dari memberikan dana (terutama dana makanan) kepada para ARIYA yang baru keluar dari meditasi nirodha samapati (kebahagian dari buah pencapaian Arahat).
			
			
			
				kepada sdr stephen chow,
Mohon izin copas nya buat postingan di forum dhammacakka.org
sudah pasti akan saya cantumkan nama anda : stephen chow,- dhammacitta.org.
thanx berat atas izin yg diberikan sebelumnya.
			
			
			
				Quote from: vendelta on 09 January 2011, 01:26:16 PM
kepada sdr stephen chow,
Mohon izin copas nya buat postingan di forum dhammacakka.org
sudah pasti akan saya cantumkan nama anda : stephen chow,- dhammacitta.org.
thanx berat atas izin yg diberikan sebelumnya.
Tidak masalah jika DC juga tidak masalah bro. Ok..
			
 
			
			
				ayah dan anak sama2 mendapat karma buruk!!