TEORI JENDELA PECAH
(BROKEN WINDOW THEORY)
Para pembaca yang pernah mengikuti pelajaran manajemen, tentu pernah pula mengenal teori jendela pecah
(Broken window theory). Bagaimanakah teori tersebut ?
Menurut teori ini, apabila di satu rumah terdapat jendela pecah yang tidak segera diperbaiki, maka bagian-bagian lain dari jendela tersebut atau jendela-jendela yang lainnya cenderung untuk pecah / rusak. Apabila di satu kelompok terdapat anggota atau pimpinannya melanggar ketentuan-ketentuan maka anggota lain dari kelompok itu cenderung untuk ikut melanggar ketentuan-ketentuan. Demikian pula dengan kelompok lainnya, cenderung untuk ikut melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ternyata teori ini cukup relevan/sesuai karena banyak bukti-bukti (yang kasar maupun yang halus) yang dapat diamati langsung.
Apakah teori ini cukup relevan bila diterapkan terhadap organisasi-organisasi umat Buddha ?
Mari kita tinjau secara sepintas !
Di dalam salah satu organisasi umat Buddha (entah majelis ataupun sekte), apabila pimpinan atau salah satu anggotanya telah melanggar Buddha Dhamma, maka anggota-anggota lainnya juga cenderung melanggar Buddha Dhamma. Dapatkah para pembaca mendeteksi hal ini ? Saya harap pembaca dapat menjawabnya sendiri ! Apabila saudara dapat mendeteksi hal ini, tentu cara menanggulanginya adalah pelanggaran-pelanggaran Buddha Dhamma yang dilakukan para anggota / pimpinan di dalam organisasi umat Buddha tersebut seyogyanya segera dibenahi !
Kemudian, apabila salah satu organisasi umat Buddha telah melanggar Buddha Dhamma, maka organisasi-organisasi umat Buddha lainnya juga cenderung melanggar Buddha Dhamma. Dapatkah para pembaca mendeteksi hal ini ? Saya harap pembaca dapat menjawabnya sendiri ! Apabila saudara dapat mendeteksi hal ini, tentu cara menanggulanginya adalah pelanggaran-pelanggaran Buddha Dhamma yang dilakukan oleh organisasi umat Buddha tersebut seyogyanya segera dibenahi !
Demikian pula, apabila salah satu latihan moral (sila) atau vinaya dilanggar, maka sisi moral atau vinaya yang lainnya akan cenderung dilanggar. Oleh karena itu para umat yang berlatih hendaknya segera membenahi diri.
Penyelewengan wewenang, penyebaran pandangan keliru, pelanggaran vinaya, penyisipan pandangan keliru di dalam pengajaran / pendidikan Buddha Dhamma, motivasi negatif di dalam berorganisasi umat Buddha merupakan beberapa contoh yang perlu segera dibenahi.
Tentu saja, di dalam perkembangannya, ada pula mereka yang berupaya untuk menegakkan Buddha Dhamma secara konsisten dan ini merupakan aset / harta yang potensial.
Tindakan pembenahan ini merupakan tugas berat yang hanya dapat berhasil direalisasi apabila terdapat kerjasama di semua lapisan umat Buddha dengan tetap konsisten berdasarkan Buddha Dhamma yang murni, bekerja sama dengan masyarakat luas, bersama pemerintah sehingga akhirnya upaya menuju perealisasian manusia seutuhnya dengan batin bijaksana dan berkualitas tinggi dapat terwujud. Jendela pecah seyogyanya segera diperbaiki dan seyogyanya pula jendela yang masih utuh dijaga jangan sampai pecah. Semoga.
----00000----
DHAMMA STUDY GROUP BOGOR
_/\_ :lotus:
Sebelum mendesign cendela tsb (organisasi tsb)...
udah dipikirkan bagaimana supaya mudah mengganti cendela yg pecah...
(bagaimana procedure mengatasin kesalahan2 yg terjadi didalam...)
contoh :
Absensi sidik jari data absensi yg langsung disimpan di hosting yg dimana semua org
dlm perusahaan tsb tdk ada dpt merubahnya...(mereka hanya dpt memberi keterangan...
spt sakit, izin, dlll)....
jangankan alat absensi disalah gunakan sebagai alat menumpuk KEKUASAAN,
dan PILIH KASIH bagi pinpinan.....
bagaimana menurut yg lain?
gak bisa, contoh nya walubi jaman dulu mana disangka begitu menjadi ketua walubi si hartati murdaya kayak yang punya sendiri bisa mau main pecat bhiku senaknya saja