oleh karena kebiasaan yang sudah mengakar -dalam.. tidak mudah untuk dirombak , haruskah kita mengampuni orang yang terbiasa berbuat salah ?
Kebiasaan yang sudah mengakar -dalam terbentuk di bawah sadar dalam jangka panjang .
Ini berbeda dengan kejahatan yang terencana .
jadi ,
kita justru harus mengerahkan kasih yang lebih besar lagi ..
dan kesabaran untuk mendidik dan membimbing orang-orang ini .
Ada sebuah kisah tentang seorang bhiksu muda .
Dia sulit sekali memperbaiki kebiasaan nya suka mencuri ,
sekali pun dia sepenuh hati mengikuti Buddha .
Gurunya mengampuni nya setiap saat.
Akan tetapi , dalam suatu kasus,
keadaan benar - benar gawat ,
dan seluruh bhiksu lainnya menjadi gusar .
Mereka melaporkan situasinya kepada guru mereka ,
menuntut agar bhiksu muda itu diusir .
Guru mereka menjawab ,
" Biar pun kalian pergi semua ,saya tidak dapat mengusirnya .
Karena kalian tekun dalam mengembangkan bathin kalian ,
Kalian akan akan di terima baik kemana pun kalian pergi.
Namun , dia punya masalah dan tidak akan diterima dimana pun .
Jadi ,
bagaimana mungkin saya mengusirnya agar kalian tetap di sini ? "
Seluruh bhiksu tersebut tersentuh ketika mendengar hal ini .
Sang pencuri merasa malu dan mulai terisak penuh penyesalan .
Dia bertekad untuk memperbaiki dirinya ..
dan akhirnya menjadi orang yang baru.
Orang seperti apa yang paling berbahagia di dunia ini ?
Mereka yang dapat memaafkan orang lain adalah yang paling berbahagia .
Begitu Anda memaafkan orang lain ,
kecemasan Anda akan sirna .
sadhu.sadhu.sadhu.
koq aneh, parajika koq diampunin?
Bro Hariyono, harap anda memposting kutipan dari sumber yg valid, dan mohon sertakan sumbernya
sepenuh hati mengikuti Buddha .... kok pencuri?? :o
kalimat dan kata-kata yg aneh ???
Jangan bermaen dgn kalimat2 yg indah, tetapi prilakunya bertolak belakang .....
pencuri yaah tetap disebut pencuri .... jangan ada kalimat sepenuh hati mengikuti Buddha
menurut saya weles asih yg terbaik adalah weles asih yg seimbang dan merata kepada semua mahkluk maupun diri sendiri, itu lah welas asih yg paling sulit dilatih dan weles asih yang paling tinggi
_/\_
Quote from: hariyono on 07 November 2009, 12:02:58 PM
oleh karena kebiasaan yang sudah mengakar -dalam.. tidak mudah untuk dirombak , haruskah kita mengampuni orang yang terbiasa berbuat salah ?
Kebiasaan yang sudah mengakar -dalam terbentuk di bawah sadar dalam jangka panjang .
Ini berbeda dengan kejahatan yang terencana .
jadi ,
kita justru harus mengerahkan kasih yang lebih besar lagi ..
dan kesabaran untuk mendidik dan membimbing orang-orang ini .
Ada sebuah kisah tentang seorang bhiksu muda .
Dia sulit sekali memperbaiki kebiasaan nya suka mencuri ,
sekali pun dia sepenuh hati mengikuti Buddha .
Gurunya mengampuni nya setiap saat.
Akan tetapi , dalam suatu kasus,
keadaan benar - benar gawat ,
dan seluruh bhiksu lainnya menjadi gusar .
Mereka melaporkan situasinya kepada guru mereka ,
menuntut agar bhiksu muda itu diusir .
Guru mereka menjawab ,
" Biar pun kalian pergi semua ,saya tidak dapat mengusirnya .
Karena kalian tekun dalam mengembangkan bathin kalian ,
Kalian akan akan di terima baik kemana pun kalian pergi.
Namun , dia punya masalah dan tidak akan diterima dimana pun .
Jadi ,
bagaimana mungkin saya mengusirnya agar kalian tetap di sini ? "
Seluruh bhiksu tersebut tersentuh ketika mendengar hal ini .
Sang pencuri merasa malu dan mulai terisak penuh penyesalan .
Dia bertekad untuk memperbaiki dirinya ..
dan akhirnya menjadi orang yang baru.
Orang seperti apa yang paling berbahagia di dunia ini ?
Mereka yang dapat memaafkan orang lain adalah yang paling berbahagia .
Begitu Anda memaafkan orang lain ,
kecemasan Anda akan sirna .
sadhu.sadhu.sadhu.
Kisah di atas seperti seorang penggembala yg rela meninggalkan kawanan 99 ekor domba demi mencari 1 ekor domba yg tersesat. Wah.. harus nanya ke Ryu nih ^-^
Quote from: Tekkss Katsuo on 09 November 2009, 12:40:10 AM
menurut saya weles asih yg terbaik adalah weles asih yg seimbang dan merata kepada semua mahkluk maupun diri sendiri, itu lah welas asih yg paling sulit dilatih dan weles asih yang paling tinggi
_/\_
Welas, bukan WELES
:))
;D
Quote from: Virya on 08 November 2009, 11:17:33 PM
sepenuh hati mengikuti Buddha .... kok pencuri?? :o
kalimat dan kata-kata yg aneh ???
Jangan bermaen dgn kalimat2 yg indah, tetapi prilakunya bertolak belakang .....
pencuri yaah tetap disebut pencuri .... jangan ada kalimat sepenuh hati mengikuti Buddha
Mungkin biksunya punya kelainan seperti kleptomania.orang yang menderita penyakit kebiasaan mencuri.dan tindakan itu terkadang tanpa disadarinya.
Quote from: sriyeklina on 12 January 2010, 08:23:11 AM
Quote from: Virya on 08 November 2009, 11:17:33 PM
sepenuh hati mengikuti Buddha .... kok pencuri?? :o
kalimat dan kata-kata yg aneh ???
Jangan bermaen dgn kalimat2 yg indah, tetapi prilakunya bertolak belakang .....
pencuri yaah tetap disebut pencuri .... jangan ada kalimat sepenuh hati mengikuti Buddha
Mungkin biksunya punya kelainan seperti kleptomania.orang yang menderita penyakit kebiasaan mencuri.dan tindakan itu terkadang tanpa disadarinya.
Seorang bhikkhu / bhiksu tidak boleh demikian. Dia harus melatih kesadarannya, sehingga tidak ada perbuatan yang namanya kebiasaan yang tanpa disadari. Seorang bhikkhu yang benar bahkan menyadari dengan jelas setiap kali mengedipkan mata.
Apalagi tindakan pencurian, sudah pasti itu melanggar Vinaya (peraturan komunitas bhikkhu).