Forum Dhammacitta

Pengumuman => Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis => Topic started by: F.T on 01 October 2009, 06:54:20 AM

Title: Buddhist Festival dan Kathina dana Vihara Girinaga, Makassar
Post by: F.T on 01 October 2009, 06:54:20 AM
Namo Buddhaya,

Acara tanggal. 3 - 10 Okt  Buddhis Festival di GTC, Makasar. dan juga Pameran Relik terbesar dan terbanyak di Indonesia.

Acara tanggal. 11 Okt 2009 Kathina dana di Vihara Girinaga. Makasar. dihadiri Somdeth Maha Sangharaja Cambodia Boukry.

_/\_
Title: Re: Buddhist Festival dan Kathina dana Vihara Girinaga, Makassar
Post by: No Pain No Gain on 03 October 2009, 12:23:50 AM
jauh...ga bisa hadir..wkwkwkw
Title: Re: Buddhist Festival dan Kathina dana Vihara Girinaga, Makassar
Post by: F.T on 05 October 2009, 11:04:47 PM
Ratusan Penari Meriahkan Buddhist Cultural Festival

Liputan6.com, Makassar: Sebanyak 200 penari disiapkan pada acara "Buddhist Cultural Festival" yang berlangsung di Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 hingga 10 Oktober nanti. Pihak Vihara Girinaga Makassar sebagai pihak penyelenggara menyebutkan ratusan penari tersebut akan membawakan 45 jenis tarian.
"Untuk memeriahkan acara yang pertama kalinya digelar di Indonesia ini, kami menyiapkan sekitar 200 penari, seluruh penari berasal dari Makassar," kata Ketua Yayasan Tri Dharma Vihara Girinaga Roy Muslim di Makassar, Ahad (4/10). Seluruh penari akan tampil pada acara "Malam Kesenian Buddhist" yang akan digelar pada 8 Oktober 2009.

Penari akan menampilkan tarian kolaborasi dari tiga negara di antaranya Indonesia, Thailand serta Kamboja. Pertunjukan ini bisa dipastikan akan dihadiri ribuan pengunjung dari sejumlah daerah. Pihak penyelenggara mengaku tidak membebankan biaya alias gratis kepada seluruh lapisan masyarakat yang ingin menyaksikan pertunjukan.

Selain menampilkan musik dari beberapa daerah, penyelenggara menghadirkan musik tradisional Pempeartr dari Kamboja. Panitia juga menampilkan kebudayaan asal Sulsel di antaranya tari akkarena serta lagu asal Makassar yang berjudul Ati Raja, Sailong yang merupakan karya almarhum musisi Tionghoa peranakan, Baba Tjoi Ho Eng.(JUM/LUC)