kita semua tau, bahwa dhamma buddhism sangat lah dalam dan tidak mudah untuk dipahami dengan nalar umum (yg terbentuk dr pandangan samawi) serta tidak terlalu menyentuh perasaan, tp dhamma menuntun kita untuk mengerti dan memahami hal yg benar atas kehidupan...
banyak ajaran agama lain yg bs dikatakan sangat lucu pola pikir nya dan ga bs di trima dengan logika, tp cukup kuat dan hebat mempengaruhi (permainan) perasaan yg penuh trik dan intrik sesaat seperti gembira, tertawa, sedih, nangis, tertolong, merasa ditemani dan lainnya... cilakannya, banyak (tidak menyatakan keseluruhan) manusia berjenis kelamin wanita yg mudah terpengaruh dengan permainan perasaan seperti itu...
tp di DC sy melihat beberapa wanita malah mengenal, mempelajari dan memegang teguh dhamma, seperti vathena, rina hong dan lainnya... bs share bagaimana cara mengenal, mempelajari dan memegang teguh dhamma ? karena banyak wanita buddhist atau umat awam wanita lebih tertarik ajaran tetangga dan ujung2 nya memberikan dampak yg sangat besar.
kita tidak membahas tuk "memerangi" hal itu, tp sy mempunyai program kerja sendiri yg ingin sy coba terapkan di vihara.
mohon sharingnya
NB. klo ada yg mau becanda, di thread lain aja ya... mohon bantuannya... trims
Quote from: dhanuttono on 23 September 2009, 06:04:59 PM
banyak ajaran agama lain yg bs dikatakan sangat lucu pola pikir nya dan ga bs di trima dengan logika
Kita menganggap agama lain sangat lucu, mereka pun sebaliknya. Let it be...
Sharing ttg mengenal, mempelajari, dan memegang teguh Dhamma. Hmm...
Awalnya sy ingin mengatakan bhw, pengetahuan itu penting. Utk bisa yakin akan sesuatu, harus punya pengetahuan yang cukup tentang sesuatu itu dan menemukan hal yg berharga di dalamnya. Untuk memiliki pengetahuan pun awalnya harus punya 'keinginan utk mencari tau'. Kekurangan pengetahuan dan sifat 'ingin mencari tau' bukan hanya penyakit untuk kaum wanita, pria pun demikian. Ttg perasaan, ada efeknya tp tidak terlalu dominan.
Pertama ttg 'mengenal', sy memang dari keluarga buddhis dan buddhisnya bukan KTP, jd sejak kecil memang sudah dikasih buku cerita jataka n ikut sekolah minggu.
Kedua ttg 'mempelajari', sy suka baca n dengar ceramah (tp yg bahasanya simpel. Kalo teori2 apalagi ttg Abhidhamma gitu agak pelan masuk ke otaknya).
Ketiga ttg 'memegang teguh'. Ini maksudnya apa ya?? kalau maksudnya 'tidak akan pindah agama', o Ya. Tp kalo maksudnya sila saya sudah sesuai dgn yg diajarkan-Nya, atau sudah bijaksana, sy jawab belum. Meditasi aja masih tertatih-tatih begini...
Kalo mau bikin program kerja, bagus jg kalo bisa memberi akses utk reading, asking, discussing, and practicing, utk meningkatkan pengetahuan.
:D
Iya. Saya juga salut dengan wanita yang mau berpikir kritis, punya prinsip yang jelas dalam urusan spiritual, dan tidak terlalu hanyut pada kata-kata manis yang ditulis di kitab agama.
Kalo masalah wanita lebih trtarik hal yg menyangkut perasaan, itu memang benar banget. Tetapi tidak berarti cewe gak mo menjadi bijak. En mengenai agama samawi dluar logika en masuk akal emang bner koq, mereka juga malah ngaku terang2an begitu. Karena bagi mereka masuk akal itu kerjaan iblis. Jadi yg gak masuk akal tuh kerjaan tuhan.
sy sendiri menyaksikan cukup byk (lebih dominan) wanita dr kalangan buddhist pindah ke nasrani dr pd pria buddhist. sy pernah melakukan survei kecil aja kira2 ke beberapa wanita buddhist yg pindah ke nasrani, jawaban mereka semua sama yaitu menyangkut perasaan, misalkan merasa seperti di perhatikan/ditolong/ditemani/dilindungi oleh tuhan dalam imajinasi mereka, kenapa sy katakan imajinasi, wong mereka tidak pernah melihat, mengenal apalg berkomunikasi selain berimajinasi seakan melihat, mengenal dan berkomunikasi.
[at] melia : emang benar apa yg anda katakan, semua itu dimulai dr keinginan sendiri untuk mencari tau, tp yg menjadi dasar keinginan itu adalah adanya hal yg menarik sehingga muncul keinginan dan itu yg saya nama kan dengan "mengenal"
hal itu cukup sulit mengingat rata2 umat buddhist di indonesia rata2 menerima agama dr orang tua dan cilaka nya orang tua membiarkan semua berjalan dgn sendiri, tidak mendidik anaknya untuk mengenal buddhism, walau kadang ada orang tua yg hanya sekedar mengantar ke vihara, tp tidak ada dorongan dr orang tua untuk megenalkan buddhism, beda sekali dgn keluarga nasrani yg sedari kecil udah disusupi konsep2 nasrani ke anak2 nya...
terlebih lg susah untuk mengenalkan buddhist ke wanita non buddhist, hal itu sy rasakan, walau wnaita non buddhist tersebut mau menemani ke vihara, blom tentu dia menerima buddhist apalg jika keluarga besarnya masih tetap non buddhist... itu bs menjadi suatu dilema
sy sndiri pengen buat suatu program tuk muda mudi vihara (trutama wanita), ntah yg awam ato yg emang rajin ke vihara, di ajak dalam suatu kegiatan interaksi yg menarik dalam mempelajari dhamma sehingga tidak monoton... sehingga ada ketertarikan dr dalam diri mereka dan muncul keinginan tuk mempelajari buddhist...
Quotedhanuttono
sy sndiri pengen buat suatu program tuk muda mudi vihara (trutama wanita), ntah yg awam ato yg emang rajin ke vihara, di ajak dalam suatu kegiatan interaksi yg menarik dalam mempelajari dhamma sehingga tidak monoton... sehingga ada ketertarikan dr dalam diri mereka dan muncul keinginan tuk mempelajari buddhist...
siiiiiiip
gimana kalau mengajarkan buddha dhamma melalui
cooking class....
sambil mengajar sambil "membuat", yg produk akhirnya
pengetahuan dhamma serta masakan atau kue2 yg dpt dibawa pulang.
setiap minggu kue2 atau masakannya berganti terus..
dan itu masakan yg mantep2 lho...........
kemudian hasil2 difoto trus di posting disini...
_/\_ :x
^
sdh pernah coba ?? ntar sharing aja hasil nya, baru berkomentar... ok
_/\_
susah kalau sudah mendarah daging, akibat pengetahuan yang tertanam sewaktu kecil mengenai mr.T, dan kebanyakan sekolah itu adalah sekolah agama isla* dan nasran*, jadi wajar kalau anak-anak itu sudha tertanam di pikiran mereka tentang mr.T
kemudian karena kurang nya pengetahuan tentang buddhism...
coba tanya pemuda-pemuda yang buddhis...tahu tentang nasran* atau isla*?
mereka pasti tahu kalau nasran* harus ini itu,
tapi coba tanyakan balik tentang buddhism, mungkin 5 sila saja tidak tahu, atau ditanya agama buddha dari mana? dijawab dari cina...
apalagi kalau ditanyakan apa ajaran buddha? lebih parah lagi.
jangankan pemuda di jalanan, dalam vihara pun ada yang tidak tahu....apa ajaran buddha...
ironis sekali bukan?
-------------------------
keluarga saya saja yang meninggal, 2 minggu sebelum nya sudah dibaptis masuk nasran* hal ini disebabkan betapa ingin nya kesembuhan....
tapi apakah sembuh? ujung-ujung nya bapak pend*ta cuma bilang
" almarhum sudah duduk disamping bos besar disorga dan rencana mr T adalah terbaik bagi kita semua "
kalau diteliti ini mah penipuan,sudah dijanjikan sembuh, malah tidak sembuh.....
belum lagi pake acara nangis tangisan dan bagi saya itu aneh, dulu ada orang meninggal kita menangis, semenjak saya buddhism, meninggal itu biasa...
bahkan sebalik nya yang menangis saya pandang aneh...kita sebut transformasi pandangan.
entah saya yang salah atau tidak...tetapi bagi saya kata Ajahn itu sangat cocok..
kalau mau menangis, nangis lah pada saat anak anda lahir....bukan pada saat kematian.
nb: saya sendiri tidak tahu cocok pakai Mr/ms untuk sebutan T... ;D
memang sebenarnya hal itu adalah penipuan, tp secara sekilas tidak terlihat usaha penipuan itu, kenapa ? karena bantuan datang trus menerus... bayangkan anda anak kecil, jatuh dr sepeda, tangan anda putus... pasti anda sedih, susah, sakit ga kepalang, maka nangis lah anda...
orang2 disekitar anda cuek melihat anda susah, tiba2 ibu anda datang, merangkul, membelai, kemudian membersihkan luka anda, menahan tangan anda... wuih, anda merasa diperhatikan, walau tangan itu tak kunjung tersambung, sakit belum lah hilang... tp efek psikologis yaitu perasaan tersentuh sangat kuat efeknya dr pd sebuah ucapan yg indah tp tak ada reaksi apa2...
byk pengurus buddhist itu cuek, itu jeleknya, orang meninggal baru didatangi, itu pun liat2, klo orang terkenal wuih bejibun yg datang, klo orang biasa, sukur2 ada yg datang, apalagi waktu sedang parah2 nya sakit, belum tentu ada yg datang menjenguk apalagi baca parita seperti terlihat mustahil, kecuali orang penting/berpengaruh di vihara... betul ga ??
dimana sikap peduli dr umat buddhist ? gmn mau mengharapkan efek psikologis itu muncul dalam diri umat nya sendiri ? trus trang sy dlm kehidupan ini blom mati, tp waktu sy melihat orang mau meninggal, sy perhatikan ada orang yg sangat ketakutan ketika menjelang kematian, mungkin krn ia merasa akan berpisah dgn anggota keluarga/lingkungannya dan ia tidak tau mau kemana... bayangkan jika rasa takut itu ditepis dng memberikan efek psikologis... tenang anda telah yakin, maka bapa akan menjemput anda dan anda akan berada disampingnya... bujubuset... emang gombal banget... tp yg mau ko-it itu tenang... keluarga dan orang yg menyaksikan apa nya ga +takjub dgn kejadian itu ?? blom lg dijanjikan pasti selamat,klo ketemu persimpangan udah di jemput untuk jalan ke jalan surga... ga peduli itu benar ato ga, tp menggugah perasaan dan pikiran... ini yg saya katakan, ajaran simple tp efek nya luar biasa "khusus" untuk orang2 yg suka mie instant ato yg byk debu dimata mereka...
>> ATAS
benar sekali yg dikatakan,, umat Buddhist kurang adanya kekompakan, juga kadang cuek dan lbh mementingkan diri sendiri. mungkin ini salah satu faktornya kenapa byk yg pindah.
yang namanya gombal pasti manis rasanya, yang namanya kenyataan mungkin pahit...
itu inti-nya...
orang kadang lebih senang dibohongi dari pada menerima kenyataan.
QuoteRe: Mengenal, Mempelajari dan Memegang teguh Dhamma ?
malah jadi ngomong
customer services... :'(
IMO, Dhamma baru benar8 dikenali ketika ia melihat penderitaan dan menyadarinya.
menurut saya (sesuai dengan topik)..
untuk mengenal dan mempelajari dhamma, ajarkan dhamma sebagaimana adanya aja.. tidak dikurangkan, tidak dilebihkan atau dibumbui..
untuk memegang teguh adalah pilihan bagi yang telah mengenal dan mempelajari dhamma..
bila ia merasa cocok, ia akan memegang teguh.. bila tidak.. berarti ia tidak memiliki cukup karma baik untuk mengenal dhamma lebih dalam :)
agama lain, biarkan saja..
mengenal bukan berarti percaya atau yakin,mempelajari bukan berarti mengerti,meneguhkan dhammma jangan menjadikan kita militan, peraturan keluarga bukan untuk membelenggu,penjara bukan untuk menghentikan perbuatan tidak baik,hukum bukan untuk di takuti
bila kita masih menginginkan sesuatu yg baik maka kita akan mengalami yg buruk,bila kita tak menginginkan yg baik maka kita takan pernah tahu yg buruk,
SEMUA RELATIF/P
Quote from: upasaka on 24 September 2009, 12:11:26 AM
:D
Iya. Saya juga salut dengan wanita yang mau berpikir kritis, punya prinsip yang jelas dalam urusan spiritual, dan tidak terlalu hanyut pada kata-kata manis yang ditulis di kitab agama.
setuju setuju.. apalagi wanita yg sampai tahap praktek, meditasi. wuiih.. salut :jempol:
Quote from: xuvie on 30 September 2009, 07:11:02 PM
Quote from: upasaka on 24 September 2009, 12:11:26 AM
:D
Iya. Saya juga salut dengan wanita yang mau berpikir kritis, punya prinsip yang jelas dalam urusan spiritual, dan tidak terlalu hanyut pada kata-kata manis yang ditulis di kitab agama.
setuju setuju.. apalagi wanita yg sampai tahap praktek, meditasi. wuiih.. salut :jempol:
Sekalian deh punya cita2 setinggi langit
jadi Bhikkuni. :)
Quote from: johan3000 on 30 September 2009, 08:21:33 PM
Sekalian deh punya cita2 setinggi langit
jadi Bhikkuni. :)
wah kebetulan banget tuh bro.. hahaha.. koq tau isi pikiran aye? dah punya kesaktian ya? dah nyampe Jhana?
iya.. sekalian yg punya niatan gitu. :P