Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Studi Sutta/Sutra => Topic started by: Kokuzo on 17 July 2007, 11:20:21 AM

Title: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 11:20:21 AM
 _/\_

manusia pasti selalu menganggap positif dan benar/baik/bagus/tepat pada sesuatu yang menjadi kebanggaannya. kadang ada kecacatan sebesar apapun pada kebanggaannya menjadi tidak terlihat olehnya. buta karena perasaan, buta karena ego. kita semua pasti masih memiliki ego. berhubung kita semua bernaung pada ajaran Buddha, bukankah ajaran Buddha itu sangat indah? indah pada awal, indah pada pertengahan, indah pada akhirnya. Berabagai fenomena di dunia ini bisa terjawab dengan memuaskan (bagi kita) oleh ajaran Sang Buddha... Ajaran yang sangat sempurna, bukan?

Nah, jika kita sudah mengambil suatu ajaran sebagai jalan/panutan, apakah kita akan hanya mencari panutan dan jalan dalam ajaran tersebut? (baca : hanya mencari kebenaran), ataukah kita masih mencari kecacatan pada ajaran yang sudah kita jadikan panutan tersebut? jika kita mencari kecacatan, apakah kita akan menjadikannya panutan?

Maap, bertele"  ;D, yang mau saya sampaikan sebenarnya : "ADAKAH KECACATAN DALAM SUTTA BUDDHIST?"
Keinginan saya membuat topic ini adalah karena melihat lagi buku Beyond Belief (mungkin hampir semua dari kita disini telah membacanya), nah dalam buku tersebut jelas sekali terlihat banyak kecacatan dan ketidaksesuaian antara tulisan" di dalam kitab itu sendiri maupun dari pandangan Buddhisme... Saya pribadi setelah membaca buku ini pertama kali langsung berpikir bahwa ajaran Buddha begitu hebatnya, begitu sempurna. Tapi apakah pernah berpikir untuk melihat kesalahan pada diri sendiri sedangkan kita mampu melihat kesalahan pada orang lain? Bukankah sebaiknya kita menemukan kesalahan sendiri dan menyadarinya sebelum orang lain dirugikan dan memperlihatkan dengan sangat jelas kesalahan kita?

saya sendiri bukan 'penggemar berat' Sutta dan jujur saja sangat jarang membaca Sutta... Rekan" disini menurut saya mungkin ada banyak yang sering dan telah membaca Sutta dan tau banyak tentang isinya... Nah, apakah (jika) Rekan" pernah menemukan kesalahan/ketidak-masuk-akalan/ketidak-sesuaian/kecacatan dalam Sutta Buddhist? Atau ada tulisan" yang agak membingungkan dan menimbulkan pertanyaan yang tidak terjawab...? Kalo ada saya berharap bersedia dishare disini... sehingga kita bisa bersama" mencoba mencari, melihat, dan mengkaji kesalahan tersebut untuk melihat kebenaran sebenarnya...  :)

wah, susah jadi orang sok tau...  #:-S
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 11:40:16 AM
Namo Buddhaya!

Sebenarnya ga ada yang cacat Bro. Asalkan kita memahaminya dalam konteks yang benar. Kalau kita memahami dalam konteks yang tidak benar, apa saja akan nampak cacat. Ajaran Sang Bhagava adalah sempurna adanya. Mengenai pembahasan bagi buku Beyond Belief, saya persilakan Anda untuk bergabung dengan milis lemb_kristologi_buddhist.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 11:47:55 AM
Hm... Maaf saya tidak berpendapat demikian karena semua orang adalah berpendapat demikian terhadap ajaran yang dianutnya... bisa saja umat kr****n berkata : Sebenarnya injil ga da yang cacat Bro. Asalkan kita memahaminya dalam konteks yang benar. Kalau kita memahami dalam konteks yang tidak benar, apa saja akan nampak cacat

nah, berarti tulisan buku Beyond Belief adalah pemahaman dalam konteks yang tidak benar terhadap injil, menurut mereka. bukankah demikian?

ya saya hanya mencoba open minded tidak terkurung dalam doktrin sendiri bahwa ajaran Buddha adalah sempurna sama halnya dengan mereka menganggap semua isi alkitab adalah benar... bukankah tidak adil jika kita menjudge mereka terkurung dalam konsep tuhan sendiri, sedangkan kita malah terkurung dalam konsep tidak ada tuhan sendiri... yah kalo SEANDAINYA tidak ada ya baguslah, dan SEANDAINYA ada yang menemukan, bisa tolong dishare disini. kita coba lihat terlepas dari aliran manapun, kita lihat sebagai sesama umat Buddhis...

btw bisa minta link ke milisnya?  :P
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 12:08:06 PM
Bro 7th dan Bro Tan,

Terakhir sy membaca Bro Tan ada mengungkapkan soal Gerhana Bulan.
Bahwasanya, didalam Samyutta Nikaya, dijelaskan bahwa gerhana bulan disebabkan karena bulan sedang dimakan oleh ... (maaf, saya lupa nama makhluknya)...

Sy mencari2 suttanya, sampai saat ini belum ketemu.

Mungkin Sutta 'Gerhana Bulan' ini  ;D tepat dibahas dalam topik ini

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 12:43:01 PM
yap... gw juga baca...

ya bolehlah, coba kita bahas, tapi inget, terlepas dari aliran apapun itu... gw ga mau ada 'perseteruan aliran' disini... kita sama" sebagai umat Buddha, sama" coba melihat melalui pandangan Buddhisme, bukan Thera, Maha, Vajra, atau apapun itu...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 12:55:49 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 11:47:55 AM
Hm... Maaf saya tidak berpendapat demikian karena semua orang adalah berpendapat demikian terhadap ajaran yang dianutnya... bisa saja umat kr****n berkata : Sebenarnya injil ga da yang cacat Bro. Asalkan kita memahaminya dalam konteks yang benar. Kalau kita memahami dalam konteks yang tidak benar, apa saja akan nampak cacat

nah, berarti tulisan buku Beyond Belief adalah pemahaman dalam konteks yang tidak benar terhadap injil, menurut mereka. bukankah demikian?

ya saya hanya mencoba open minded tidak terkurung dalam doktrin sendiri bahwa ajaran Buddha adalah sempurna sama halnya dengan mereka menganggap semua isi alkitab adalah benar... bukankah tidak adil jika kita menjudge mereka terkurung dalam konsep tuhan sendiri, sedangkan kita malah terkurung dalam konsep tidak ada tuhan sendiri... yah kalo SEANDAINYA tidak ada ya baguslah, dan SEANDAINYA ada yang menemukan, bisa tolong dishare disini. kita coba lihat terlepas dari aliran manapun, kita lihat sebagai sesama umat Buddhis...

btw bisa minta link ke milisnya?  :P

TAN:

Anda benar Bro! Justru itu yang sebenarnya ingin saya katakan. Dulu saya adalah pendukung gigih terhadap Beyond Belief. Tetapi sekarang saya melihat bahwa buku tersebut juga mengandung kelemahan fatal yang bisa jadi bumerang. Saya sangat setuju sekali dengan apa yang Anda katakan berikut ini:

"Hm... Maaf saya tidak berpendapat demikian karena semua orang adalah berpendapat demikian terhadap ajaran yang dianutnya... bisa saja umat kr****n berkata : Sebenarnya injil ga da yang cacat Bro. Asalkan kita memahaminya dalam konteks yang benar. Kalau kita memahami dalam konteks yang tidak benar, apa saja akan nampak cacat

nah, berarti tulisan buku Beyond Belief adalah pemahaman dalam konteks yang tidak benar terhadap injil, menurut mereka. bukankah demikian?"

Alkitab hanya dapat dipahami dari pemikiran Kristiani, yang tidak dapat dijustifikasi berdasarkan pemikiran Buddhis. Oleh karena itu, jika kita memahami Alkitab dari sudut pandang Buddhis, tentu saja Alkitab salah. Semua kitab suci tidak dapat ditafsirkan secara harafiah, perlu "kunci-kunci" untuk memahaminya. Dalam buku BB. penulis terkadang berusaha mengambil penafsiran harafiah secara tajam. Padahal umat Kristiani sendiri tidak pernah memaknai kitabnya secara demikian. Jadi selama kita memahami kitab suci agama lain berdasarkan pemikiran kita sendiri, maka akan timbul banyak cacat. Demikian pula dengan kanon Buddhis, jika mereka balik menyerang kita dengan pola pemikiran yang sama dengan yang kita terapkan pada mereka, maka tentu saja kanon Buddhis akan banyak memiliki kelemahan pula.
Oleh karena itu, benar sekali yang Anda katakan bahwa umat K. akan menganggap buku BB adalah pemahaman yang salah terhadap kitab suci mereka. Inilah kelemahan pertama buku BB. yang agak fatal. Kalau kita seorang freethinker yang benar2 non agama - tanpa dogma dan doktrin apapun yang kita anut, maka buku BB. itu dapat dibenarkan. Masalahnya kita ini juga penganut suatu "agama." Jadi kita tidak bisa terapkan semacam itu pada kitab suci mereka.

Anda benar, bahwa kita harus terbuka pada Dhamma sendiri. Tetapi sebagai umat Buddha kita harus tetap yakin bahwa apa saja yang diajarkan Buddha adalah "benar" adanya. Sebagai contoh sebagai umat Mahayana saya tahu betul bahwa sebagian besar Sutra Mahayana adalah "palsu" adanya. Tetapi sebagai praktisi saya harus "yakin" bahwa sutra itu memang benar disabdakan Bhagavat Sakyamuni. Saya kira ini tidak kontradiksi, kita bisa menjadi seorang scholar dan umat Buddhis sekaligus. Tidak ada masalah.

Baik, saya kira sekian dulu. Mohon tanggapan dan masukannya. Semoga diskusi damai ini dapat terus berlangsung.

Metta,

Tan

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 17 July 2007, 01:01:18 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 11:47:55 AM
Hm... Maaf saya tidak berpendapat demikian karena semua orang adalah berpendapat demikian terhadap ajaran yang dianutnya... bisa saja umat kr****n berkata : Sebenarnya injil ga da yang cacat Bro. Asalkan kita memahaminya dalam konteks yang benar. Kalau kita memahami dalam konteks yang tidak benar, apa saja akan nampak cacat

nah, berarti tulisan buku Beyond Belief adalah pemahaman dalam konteks yang tidak benar terhadap injil, menurut mereka. bukankah demikian?

btw bisa minta link ke milisnya?  :P

mengenai apakah ada cacat di sutta, lebih baik mencari tau apa bermanfaat atau tidak suatu sutta terlepas dari apakah itu sutta murni atau tidak (tidak ada batasan sekte) jika ada sutta yg mengajarkan hal yg tidak benar, maka bs dikatakan cacat tapi harus di bahas dulu, karena penilaian pribadi terlalu subyektif

betul kita harus lepaskan dari konsep dogma, saat ini Dhamma lebih byk bersifat teoritis, cuma dihapal, bukan di pahami dan di praktekan, bkn salah di Dhammanya tapi salah di Buddhist nya, ini yg lama2 berkembang menjadi dogma2 baru yg tak terbantahkan (walaupun sebenarnya tidak ada dogma didalam Buddhism). Tapi bagi saya manfaat yg dirasakan jauh lebih penting dari pada kita mengurusi cacat atau tidak...  :>-

jika di agama lain jg mengklaim hal yg sama, bisa kacau tuh... byk ayat2 yg perlu di sensor (bkn untuk konsumsi umum apalagi anak kecil karena terlalu vulgar 17 thn ke atas  ;D )

linknya http://groups.yahoo.com/group/lemb_kristologi_buddhist/
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 01:04:39 PM
Terima kasih, Bro Tan dan Bro 7th.

Saya juga setuju bahwa kita tidak dapat menjustifikasi kitab suci agama lain dari kacamata agama kita, akan menimbulkan suatu perdebatan yg panjang, bebek dan ayam, hal yang sia-sia....

okey,
sekarang kembali ke topik kita, yaitu: adakah kecacatan dalam sutta buddhist?

saya membuka topik ini dengan sutta Samyutta Nikaya, yg bercerita tentang gerhana bulan. Saya tertarik dengan sutta ini sejak pertama kali membaca tulisan Bro Tan. Apakah kutipan lengkapnya bisa dishare disini?

_/\_




Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 01:05:24 PM
makanya saya juga agak menyayangkan A.L De Silva membandingkannya denagn Buddha dan ajarannya... jika buku BB dilihat secara netral dan ditinjau murni dengan logika, saya kira tidak ada masalah...

soal harus ditafsirkan secara harafiah atau tidak. ini juga aneh... umat K darimana bisa menentukan ayat ini harus harafiah, ayat ini simbolis, dsb? jika memang semuanya tidak bisa dilihat secara harafiah, berarti mereka melakukan kesalahan karena dalam beberapa kasus mereka langsung melihat secara harafiah. contoh : manusia diciptakan dari tanah, hawa dari rusuk adam... itu mereka yakini, apakah bukan harafiah? (duh, jadi campur" ma topic BB neh)

nah, kita juga demikian. jika Sang Buddha mengharapkan kita untuk berpikir logis dan rasional, maka Sutta gerhana itu bisa coba diangkat...

damai atau tidaknya diskusi ini tergantung yang berdiskusi. bagaimana menaggapinya...
diskusi ini adalah NETRAL...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 17 July 2007, 01:08:12 PM
QuoteSN 2.9
Candima Sutta
The Moon Deity's Prayer for Protection

Thus have I heard:

On one occasion the Blessed One was living near Savatthi, at Jetavana at Anathpindika's monastery. At that time Candima, the moon deity, was seized by Rahu, lord of Asura. Thereupon calling to mind the Blessed One, Candima, the moon deity, recited this stanza:

i. "O Buddha, the Hero, thou art wholly free from all evil. My adoration to thee. I have fallen into distress. Be thou my refuge."

Thereupon the Blessed One addressed a stanza to Rahu, Lord of Asuras, on behalf of Candima, thus:

ii. "O Rahu, Candima has gone for refuge to the Tathagata, the Consummate One. Release Candima. The Buddhas radiate compassion on the world (of beings)."

Thereupon Rahu, Lord of Asuras, released Candima, the deity, and immediately came to the presence of Vepacitta, Lord of Asuras, and stood beside him trembling with fear and with hair standing on end. Then Vepacitta addressed Rahu in this stanza.

iii. "Rahu. Why did you suddenly release Candima? Why have you come trembling, and why are you standing here terrified?"

"I have been spoken to by the Buddha in a stanza (requesting me to release Candima). If I had not released Candima my head would have split into seven pieces. While yet I live, I should have had no happiness. (Therefore I released Candima)."


QuoteSN 2.10
Suriya Sutta
The Sun Deity's Prayer for Protection


Thus have I heard:

On one occasion the Blessed One was living near Savatthi at Jetavana at Anathapindika's monastery. At that time Suriya, the sun deity, was seized by Rahu, Lord of Asuras. Thereupon calling to mind the Blessed One, Suriya, the Sun deity, recited this stanza:

i. "O Buddha, the Hero, thou art wholly free from all evil. My adoration to thee. I have fallen into distress. Be thou my refuge."

Thereupon the Blessed One addressed a stanza to Rahu, Lord of Asuras, on behalf of Suriya thus:

ii. "O Rahu, Suriya has gone for refuge to the Tathagata, the Consummate One. Release Suriya. The Buddhas radiate compassion on the world (of beings).

iii. "O Rahu, swallow not the dispeller of darkness, the shining one, the radiant and effulgent traveler through the sky. Rahu, release Suriya, my son."

Thereupon Rahu, Lord of Asuras, released Suriya, and immediately came to the presence of Vepacitta, Lord of Asuras, and stood beside him trembling with fear and with hair standing on end. Then Vepacitta addressed Rahu in this stanza:

iv. "Rahu, why did you suddenly release Suriya? Why have you come trembling, and why are you standing here terrified?"

"I have been spoken to by the Buddha in a stanza (requesting me release Suriya). If I had not released Suriya my head would have split into seven pieces. While yet I live, I should have had no happiness. (Therefore I released Suriya)."
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 01:14:33 PM
Quote from: willibordus on 17 July 2007, 12:08:06 PM
Bro 7th dan Bro Tan,

Terakhir sy membaca Bro Tan ada mengungkapkan soal Gerhana Bulan.
Bahwasanya, didalam Samyutta Nikaya, dijelaskan bahwa gerhana bulan disebabkan karena bulan sedang dimakan oleh ... (maaf, saya lupa nama makhluknya)...

Sy mencari2 suttanya, sampai saat ini belum ketemu.

Mungkin Sutta 'Gerhana Bulan' ini  ;D tepat dibahas dalam topik ini



TAN:

Ya sutta itu adalah Candima dan Suriya Sutta (SN 2.9 dan SN 2.10). Saya mengungkapkan sutta itu sama sekali bukan untuk mendiskreditkan aliran tertentu, seperti yang sudah saya ungkapkan dalam posting terakhir saya.

Kalau kita mencela Alkitab dengan mengajarkan penciptaan enam hari yang tidak sesuai dengan sains, maka mereka juga dapat mencela kita dengan sutta tersebut. Tetapi saya kira saling mencela semacam ini tidak kondusif bagi kemajuan spiritual. Baik Alkitab maupun Tipitaka harus dimaknai sesuai dengan konteks agama masing-masing. Kedua, kitab suci agama bukanlah buku sains. Jadi kalau adalah wajar kalau kita menjumpai sesuatu yang tidak sesuai dengan sains.

Sebenarnya, penciptaan enam hari itu (+ hari ketujuh dimana Tuhan beristirahat) menurut agama Yahudi bukan mengacu pada peristiwa sejarah. Itu sebenarnya melambangkan tujuh tahapan kesadaran manusia, yang mungkin serupa tapi tidak sama dengan tujuh bagian pencerahan (bodhyanga). Ini nampak jelas pada literatur Kabbalah. Kalau kita ngotot menafsirkan secara harafiah, maka tentu saja kisah itu tidak masuk akal, seperti Tuhan yang beristirahat pada hari ketujuh. Dia adalah maha kuasa mengapa perlu istirahat. Demikian pemikiran kita. Tetapi pemikiran seperti itu kurang tepat, karena angka enam + satu (tujuh) sudah dipilih oleh para filosof Yahudi untuk melambangkan simbolisme tertentu, termasuk menjelaskan mengapa seminggu ada tujuh hari. Memang benar, bahwa dalam kitab suci masing2 agama ada bias-bias ego manusia, itu adalah wajar, termasuk dalam Tipitaka/ Tripitaka sendiri.

Suriya Sutta sebenarnya juga demikian. Itu bukan naskah sains, tetapi mengandung perlambang2 tertentu dan filsafat yang dalam. Bahwa sebenarnya dalam hidup kita di dunia samsara ini, terjadi banyak penderitaan. Umat manusia harus saling mencaplok satu sama lain. Tetapi kalau kita berlindung dalam Dhamma, maka kita tidak perlu takut bahaya yang mengancam dari pihak lain. Ini sebenarnya pesan yang hendak disampaikan sutta itu.
Tetapi kalau kita mau membandingkannya dengan sains jelas sutta itu tidak masuk akal. Tetapi sekali lagi itu bukan naskah sains. Jadi kita tidak dapat menafsirkannya demikian. Begitu pula dengan kanon Mahayana, kita tidak dapat menafsirkannya secara harafiah.

Saya kira sekian dulu.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 01:27:49 PM
Sutta dalam bahasa Indonya ada ga? Takut salah persepsi...

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 01:44:13 PM
minta tolong dong, Bro Sumedho terjemahin....  ;D _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 01:51:49 PM
Saya terjemahkan yang Suriya Sutta terlebih dahulu.


Suriya Sutta (SN 2.10)

DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR.Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di dekat Savatthi, yakni di Jetavana, Vihara Anathapindika. Saat itu, Suriya, dewa mentari sedang terancam oleh Rahu, raja para Asura. Begitu teringat akan Yang Terberkahi, Suriya, dewa mentari melafalkan bait berikut ini:

Buddha, Sang Pahlawan! Engkau telah sepenuhnya terbebas dari kejahatan. Sembah sujudku padaMu. Jadilah Engkau perlindunganku.

Yang Terbekahi kemudian mengutarakan bait-bait berikut ini pada Rahu, raja para Asura, demi menolong Suriya:

Wahai Rahu! Suriya telah berlindung pada Tathagata, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. Para Buddha memancarkan belas kasihnya pada para makhluk.

Wahai Rahu! Janganlah engkau telan penghalau kegelapan, yang bersinar, serta merupakan pengelana nan elok di angkasa. Rahu! Lepaskanlah Suriya, puteraKu."

Dengan segera, Rahu, raja para Asura melepaskan Suriya, dan mendatangi Vepacitta, raja para Asura, serta berdiri di sampingnya dengan gemetar. Seluruh rambutnya berdiri karena ketakutan. Vepacitta lalu bertanya pada Rahu melalui bait-bait berikut ini:

Rahu! Mengapakah engkau dengan tiba-tiba melepaskan Suriya? Mengapa engkau gemetar seperti itu dan  mengapakah engkau berdiri di sini dengan rasa takut?

[Rahu menjawab], "Buddha telah memintaku untuk melepaskan Suriya. Bila aku tidak membebaskan Suriya, kepalaku akan pecah menjadi tujuh keping. Jika masih hidup, aku tidak akan mengalami kebahagiaan lagi. Oleh karena itu, kubebaskan Suriya.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 01:55:22 PM
Terjemahan bagi Candima sutta, sama saja, tinggal mengganti kata Suriya dengan Candima:

Candima Sutta (SN 2.9)

DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR.Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di dekat Savatthi, yakni di Jetavana, Vihara Anathapindika. Saat itu, Candima, dewa rembulan sedang terancam oleh Rahu, raja para Asura. Begitu teringat akan Yang Terberkahi, Camdima, dewa mentari melafalkan bait berikut ini:

Buddha, Sang Pahlawan! Engkau telah sepenuhnya terbebas dari kejahatan. Sembah sujudku padaMu. Jadilah Engkau perlindunganku.

Yang Terbekahi kemudian mengutarakan bait-bait berikut ini pada Rahu, raja para Asura, demi menolong Candima:

Wahai Rahu! Candima telah berlindung pada Tathagata, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna. Para Buddha memancarkan belas kasihnya pada para makhluk.

Wahai Rahu! Janganlah engkau telan penghalau kegelapan, yang bersinar, serta merupakan pengelana nan elok di angkasa. Rahu! Lepaskanlah Candima, puteraKu."

Dengan segera, Rahu, raja para Asura melepaskan Candima, dan mendatangi Vepacitta, raja para Asura, serta berdiri di sampingnya dengan gemetar. Seluruh rambutnya berdiri karena ketakutan. Vepacitta lalu bertanya pada Rahu melalui bait-bait berikut ini:

Rahu! Mengapakah engkau dengan tiba-tiba melepaskan Candima? Mengapa engkau gemetar seperti itu dan  mengapakah engkau berdiri di sini dengan rasa takut?

[Rahu menjawab], "Buddha telah memintaku untuk melepaskan Candima. Bila aku tidak membebaskan Candima, kepalaku akan pecah menjadi tujuh keping. Jika masih hidup, aku tidak akan mengalami kebahagiaan lagi. Oleh karena itu, kubebaskan Candima.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 02:01:13 PM
 :-?

hm... apakah hal ini sudah pasti merujuk pada gerhana?

ataukah ingin menyampaikan betapa disegani dan dihormatinya Buddha oleh semua makhluk?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 02:09:21 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 01:05:24 PM
makanya saya juga agak menyayangkan A.L De Silva membandingkannya denagn Buddha dan ajarannya... jika buku BB dilihat secara netral dan ditinjau murni dengan logika, saya kira tidak ada masalah...

soal harus ditafsirkan secara harafiah atau tidak. ini juga aneh... umat K darimana bisa menentukan ayat ini harus harafiah, ayat ini simbolis, dsb? jika memang semuanya tidak bisa dilihat secara harafiah, berarti mereka melakukan kesalahan karena dalam beberapa kasus mereka langsung melihat secara harafiah. contoh : manusia diciptakan dari tanah, hawa dari rusuk adam... itu mereka yakini, apakah bukan harafiah? (duh, jadi campur" ma topic BB neh)

nah, kita juga demikian. jika Sang Buddha mengharapkan kita untuk berpikir logis dan rasional, maka Sutta gerhana itu bisa coba diangkat...

damai atau tidaknya diskusi ini tergantung yang berdiskusi. bagaimana menaggapinya...
diskusi ini adalah NETRAL...

TAN:

Hai Bro! Benar permasalahan dalam menafsirkan kitab suci sebenarnya terletak dalam tataran harafiah dan simbolisnya. Bila muncul penemuan baru dalam sains bisa jadi apa yang dahulu ditafsirkan secara harafiah menjadi simbolis. Sebagai contoh penemuan dalam bidang biologi tidak dapat menganggap lagi bahwa "manusia diciptakan dari tanah," adalah sesuatu yang harafiah. Jadi tafsir suatu kitab suci itu tidak dapat mati dan harus terus berkembang. Orang zaman dahulu yakin bahwa manusia diciptakan dari tanah sebagai suatu FAKTA SEJARAH, karena mereka tidak dapat memberikan penjelasan lebih jauh mengenai asal usul manusia (sains belum berkembang) yang masuk akal. Bagi mereka di zaman dahulu, satu-satunya buku yang bagi mereka dapat diandalkan adalah kitab suci. Tidak ada sumber lain pada zaman itu. Oleh karena itu, para penafsir kitab suci abad pertengahan menganggapnya sebagai kebenaran "saintifik."
Lalu pada abad ke-15 timbullah apa yang disebut Renaisans, yakni penemuan kembali ilmu pengetahuan. Banyak orang yang mengungkapkan fakta yang bertentangan dengan apa yang ditulis dalam kitab suci. Menurut saya kitab suci sendiri tidak "benar" atau "salah" sehubungan dengan hal ini. Karena di dalamnya tidak bilang kalau itu fakta sejarah. Yang menafsirkannya dan mendogmatisasinya sebagai fakta sejarah adalah para agamawan sendiri. Jadi kalau mau disalahkan ya kaum agamawan itu.
Kopernikus yang mencetuskan teori heliosentris malah dikucilkan dan diancam untuk dibunuh. Tetapi kalau kita cermati sebenarnya pihak gereja sendiri tidak sepenuhnya salah, karena teori Kopernikus di zaman itu masih sebuah hipotesa yang dituangkan dalam rumus2 rumit matematika. Para klerus (pejabat gereja) saat itu gagal memahami apa yang diungkapkan Kopernikus karena mereka tidak paham matematika. Jadi saat itu, terjadi miskomunikasi antara gereja dan Kopernikus. Kopernikus sendiri tidak merasa bahwa teorinya bertentangan dengan kitab suci, malah mengokohkan keyakinannya pada Tuhan. Yang patut disayangkan pada zaman itu para klerus sudah terbelenggu oleh dogma, padahal tafsiran terhadap agama tidak dapat dimatikan. Harus terus berkembang.

Kitab suci sendiri saya kira adalah netral, dalam artian tidak baik dan tidak buruk. Ia sama sekali tidak pernah mengklaim bahwa dirinya adalah kitab sains.

Saya kira sekian dulu.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 02:11:42 PM
Thanks Bro Tan...
Sudah mengetik panjang2...  #:-S

BTW, sutta tsb tidak mengatakan rembulan dan matahari secara langsung, namun dikatakan: dewa matahari dan dewa bulan... saya pikir sutta ini masih belum bisa diklaim bertentangan dengan sains (alias tidak cacat).

Sutta ini murni berisi cerita dewa-dewi dan Sang buddha, seperti yang dikatakan Bro Tan sebelumnya, esensinya adalah perlindungan kepada Buddha (Dhamma) di dunia yg kejam ini (contoh: perang dewa yg saling mencaplok).

Berarti sutta2 kita masih yahud punya  [-o<

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 02:13:30 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 02:01:13 PM
:-?

hm... apakah hal ini sudah pasti merujuk pada gerhana?

ataukah ingin menyampaikan betapa disegani dan dihormatinya Buddha oleh semua makhluk?

TAN:

Benar sekali, sutta di atas dapat pula ditafsirkan bahwa Buddha sangat disegani oleh semua makhluk. Tetapi kalau dilihat dari konteksnya, bangsa India di zaman dahulu percaya bahwa gerhana matahari disebabkan oleh ditelannya dewa matahari oleh raksasa Rahu. Gema ini masih nampak di Jawa, dimana saat gerhana orang menabuh lesung, agar Rahu (disebut juga Bathara Kala atau Kalarahu) melepaskan dewa matahari. Jadi Sutta di atas mengacu pada gerhana matahari, walau tidak menyatakannya secara terang-terangan.
Namun ini bukanlah cacat sebenarnya, karena sekali lagi Sutta bukanlah teks sains. Kita perlu menelaahnya dalam tataran filosofis, yakni mencari pesan apa yang sebenarnya terkandung dalam Sutta. Begitu pula dalam menafsirkan Alkitab. Semuanya butuh wawasan yang lebih mendalam.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 02:16:12 PM
Namo Buddhaya,

Kalau kita ingin mematahkan doktrin kr****n, sebenarnya tidak perlu mengotak-atik kitab suci mereka. Kita main saja di konsep. Ada dua konsep utama yang dapat menjadi titik tolak diskusi kita dengan mereka, yakni konsep Ketuhanan dan Keselamatan. Kalau kita bisa menguraikannya dengan logis, maka ini sudah mematahkan doktrin mereka. Ini sudah pernah diulas di milis lemb_kristologi_buddhist.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 02:21:47 PM
Quote from: willibordus on 17 July 2007, 02:11:42 PM
Thanks Bro Tan...
Sudah mengetik panjang2...  #:-S

BTW, sutta tsb tidak mengatakan rembulan dan matahari secara langsung, namun dikatakan: dewa matahari dan dewa bulan... saya pikir sutta ini masih belum bisa diklaim bertentangan dengan sains (alias tidak cacat).

Sutta ini murni berisi cerita dewa-dewi dan Sang buddha, seperti yang dikatakan Bro Tan sebelumnya, esensinya adalah perlindungan kepada Buddha (Dhamma) di dunia yg kejam ini (contoh: perang dewa yg saling mencaplok).

Berarti sutta2 kita masih yahud punya  [-o<



TAN:

Benar saya setuju! Sutta2 kita sebenarnya masih oke punya. Hanya saja kalau kita menyerang K. dengan menafsirkan kitab suci mereka secara harafiah, maka ini bisa jadi bumerang. Mereka juga bisa bilang kalau konsep2 dewa itu sudah ketinggalan zaman, tidak ada buktinya, dan lain sebagainya. Jadi seperti diskusi saya dengan Bro. Dhanuttomo di SMF, kita perlu bijaksana menyikapi evangelisasi. Mulai sekarang kita jangan gegabah lagi. Serangan yang kita lancarkan pada mereka, justru dapat membuat mereka makin pintar, dan menjadikannya senjata untuk menyerang balik kita. Kalau ini yang terjadi yang rugi adalah kita, karena mereka punya dana yang sangat besar. Mustahil bagi kita untuk membalas semua buku yang lontarkan sebagai serangan balik pada kita. Ini yang perlu kita pikirkan baik-baik.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 17 July 2007, 02:36:17 PM
Loh koq jadi bahas K ?  :??
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 02:44:02 PM
nah, masalahnya (ambil contoh) manusia tercipta dari tanah... ini bertentangan dengan pembuktian sains, tetapi mereka masih meyakininya...  #-o
ok"... selese bahas K... bukan disini  :P

kembali ke topik....
nah kalo cerita ini, saya mencoba mengeluarkan berbagai kemungkinan :
apakah Buddha bisa menghentikan gerhana?
apakah gerhana disebabkan Rahu?
apakah matahari dan bulan dapat berbicara kepada Buddha?
apakah Rahu takut kepada Buddha?
apakah Buddha disegani?

apakah dari cerita ini ada poin yang masuk akal dan pantas kita cerna?
jika ya, berarti tidak cacat...
jika tidak, berarti Sutta ini tidak masuk akal dan cacat.
just my stupid opinion...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 17 July 2007, 03:23:31 PM


kembali ke topik....
nah kalo cerita ini, saya mencoba mengeluarkan berbagai kemungkinan :
apakah Buddha bisa menghentikan gerhana?

TAN:

Dahulu orang meyakini bahwa fenomena2 alam, adalah kerja para deva. Seperti hujan yang berasal dari Indra dan lain sebagainya. Doktrin dalam agama Buddha adalah bahwa seorang Buddha itu berada di "atas" para deva, seperti yang terbukti dalam salah satu gelar Beliau: satthadevamanussanam. Oleh karena itu, Beliau perlu digambarkan berkuasa atas kekuasaan alam. Dari sudut pandang scholar, menurut pandangan saya, Sutta di atas tidak berasal dari Buddha sendiri, melainkan sengaja ditulis untuk menekankan keagungan guru mereka di atas guru-guru sektarian lain. Ini suatu pernyataan yang berani, karena dalam naskah Jain, tidak pernah digambarkan bahwa guru mereka berkuasa atas fenonema2 alam.
Mungkin secara filosofis artinya seorang Buddha sudah berada "di atas" hukum alam. Ini adalah konsep Buddhis, dimana seorang Buddha dianggap telah mematahkan segenap belenggu.

apakah gerhana disebabkan Rahu?

TAN:

Gerhana secara fisik jelas tidak disebabkan oleh Rahu. Tetapi gerhana batiniah disebabkan oleh kegelapan batin (moha) yang dilambangkan dengan Rahu. Jadi apakah gerhana disebabkan oleh Rahu, jawabnya "ya" dan "tidak," tergantung dari sudut pandang mana kita menafsirkannya. Tetapi karena sutta adalah teks spiritual, maka konteksnya adalah kemajuan batin.

apakah matahari dan bulan dapat berbicara kepada Buddha?

TAN:

Pada zaman dahulu kekuatan dan fenomena alam (termasuk benda2 langit) dipersonifikasikan sebagai deva. Jadi mereka dianggap sebagai suatu pribadi yang dapat berbicara satu-sama lain. Ini nampak nyata kalau kita membaca mitologi2 Hindu

apakah Rahu takut kepada Buddha?

TAN:

Kebodohan atau pandangan salah akan sirna kalau kita "berlindung" pada Buddha, Dhamma, dan Sangha serta menyelami kebenaran yang dibabarkan Buddha.

apakah Buddha disegani?

TAN:

Ya, naskah-naskah dari agama lain yang sezaman dengan Buddha mengakui bahwa Beliau adalah guru yang baik.


apakah dari cerita ini ada poin yang masuk akal dan pantas kita cerna?

TAN:

Ada.

jika ya, berarti tidak cacat...

TAN:

Tidak cacat sebenarnya.

jika tidak, berarti Sutta ini tidak masuk akal dan cacat.
just my stupid opinion...

TAN:

Demikian pula itu sekedar tafsiran saya. Mohon koreksinya kalau salah.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 03:31:53 PM
hahaha... pola pikir yang cukup bagus bro Tan...

jadi bisakah ditarik kesimpulan bahwa Sutta ini adalah tidak cacat dan hanya merupakan simbolisme?
*sebenarnya seh saya ngarepin adanya kecacatan  :P*
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 17 July 2007, 03:47:40 PM
Kalau simbolisme apakah bisa diartikan lain pula ? Misalnya ada orang yg tidak memiliki latar belakang atau pengalaman yang sama, tentu bisa diartikan berbeda kan ?  :??

Setahu saya didalam Sutta Pitaka tidak menggunakan simbolisme deh, kalau ada perumpamaan juga akan terlihat. Kalau kita melihat secara simbolisme artinya seluruh isi Sutta Pitaka kita lihat dari sudut simbolisme juga donk. :??
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 04:04:36 PM
seperti misalnya:
ketika lahir Siddharta sudah bisa berjalan tujuh langkah, keluar teratai ditiap bekas langkahnya dan Siddharta sudah bisa berbicara "inilah kelahiranku yang terakhir... dst" ?

Ini juga bisa dijadikan senjata oleh agama lain untuk menyerang kita
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 04:08:28 PM
makanya di awal udah saya bilang, jangan seperti umat K yang seenak udel nyebut ini kan simbolis, ini bukan...

nah kalo Sutta Pitaka bukan simbolis...... hal di atas tidak masuk akal... dan tidak ada bedanya dengan dongeng manusia tercipta dari tanah...

kalo simbolis, berarti semua harus dilihat secara simbolis. segala yang kita mengerti secara harfiah perlu dikaji ulang lagi... hayo bingung kan...  ^-^



masalah kelahiran Siddharta, ini pernah saya baca simbolisasinya... tar saya cari lagi...

kalo tidak simbolis, hal" seperti ini, maka untuk membenarkannya kita harus mengakui "Buddhisme tidak selalu logis dan rasional"...  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 17 July 2007, 04:12:28 PM
sebenernya sih gak perlu goncang kalo (seandainya) tipitaka ada kesalahan. gak perlu memberhalakan tipitaka kayak agama lain...

saya pernah baca buku ttg riset dan analisa tipitaka. katanya bagian yg paling tua adalah majjhima nikaya, disusul dengan bagian2 lain, makin lama tambah banyak sehingga jadi tipitaka seperti sekarang ini... jadi blom tentu seluruh isi tipitaka adalah kata2 buddha. bisa aja tambahan belakangan, interpretasi murid2 generasi belakangan atau telat didokumentasikan, diturunkan dari mulut ke mulut hingga akhirnya tercatat di tipitaka...

keindahan buddhisme bukan pada buku...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 04:19:52 PM
betul...

tetapi ketika kita 'diserang' merka menggunakan hal" tersebut, apakah kita bisa menjawabnya dengan, "keindahan Buddhisme bukan pada buku" ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 17 July 2007, 04:27:37 PM
bisa. saya sering pake karena cara kita melihat tipitaka beda dengan cara mereka melihat bible ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 17 July 2007, 04:30:41 PM
Quote from: willibordus on 17 July 2007, 04:04:36 PM
seperti misalnya:
ketika lahir Siddharta sudah bisa berjalan tujuh langkah, keluar teratai ditiap bekas langkahnya dan Siddharta sudah bisa berbicara "inilah kelahiranku yang terakhir... dst" ?

Ini juga bisa dijadikan senjata oleh agama lain untuk menyerang kita
Kalo yang ini ada di sutta pitaka ? kayaknya bukan yah ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 04:32:46 PM
oh bisa yah... dicoba deh...

kalo ditanya : keindahan bukan pada buku/kitab, jadi kalian umat Buddha berpegang kepada apa ajarannya?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 17 July 2007, 04:35:50 PM
empat kebenaran mulia  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 04:39:13 PM
Betul itu,

Sebagai siswa Sang Buddha, selain berusaha untuk mengikis lobha dosa dan moha (perjuangan intern) kita juga perlu berusaha menguasai teori dhamma dengan baik, setidaknya suatu saat ketika terlibat perdebatan dengan para evangelis kita dapat melindungi ajaran dhamma.

Kalo nggak bisa menjawab, tentu ajaran dhamma akan terlihat bodoh dan pihak ke tiga lebih memilih agama K, sayang kan?

Kita sih tidak mencari lawan, hanya mempersiapkan pertahanan, ibarat jagoan kungfu, makin diam, makin jago.... ciaattt!
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 04:43:14 PM
empat kebenaran mulia itu anda ketahui DARIMANA?
*gw pura"nya evangelist neh*

oot dikit, anti klimaks dari topik pertama  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 17 July 2007, 04:46:03 PM
dari buku ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 04:50:22 PM
Quoteseperti misalnya:
ketika lahir Siddharta sudah bisa berjalan tujuh langkah, keluar teratai ditiap bekas langkahnya dan Siddharta sudah bisa berbicara "inilah kelahiranku yang terakhir... dst" ?

Ini juga bisa dijadikan senjata oleh agama lain untuk menyerang kita

Sumedho> Kalo yang ini ada di sutta pitaka ? kayaknya bukan yah ?

Nggak ada di Sutta ya Bro Ben? syukurlah, ini juga menjadi pertanyaan dalam hati sy selama ini, kenapa saat lahir Siddharta bayi sudah tau Dia akan mencapai pencerahan dalam hidup ini? Perjuangan Dia saat dewasa sudah tidak asyik lagi, karena sudah diramalkan oleh Dia sendiri. Kalau cerita ini benar berarti, SIDDHARTA SUDAH TAU DIA PASTI AKAN MENJADI BUDDHA

Cerita ini nggak klop dengan kenyataan yang ada.

Saya sering mendapatkan cerita ini, bahkan seakan2 dari Sutta Pitaka sendiri, di buku 'Kronologis Buddha' juga ada.






Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 04:51:05 PM
katanya keindahan Dhamma bukan dari buku?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 17 July 2007, 04:54:07 PM
makanya, mari kita bahas kelemahan sutta kita (kalo ada)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 17 July 2007, 05:04:19 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 04:51:05 PM
katanya keindahan Dhamma bukan dari buku?
emang bukan dari buku, melainkan keindahan dhamma ada pada pembuktian di dalam diri kita sendiri ;D
sikap buddhis sama bukunya itu berbeda pada sikap kristian sama bukunya. buddhis gak harus menerima hal2 yg menurutnya gak bisa dibuktikan ataupun gak bermanfaat. buddhisme dipelajari bukan dengan percaya, melainkan dengan perenungan dan pengalaman...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 05:08:19 PM
hehehe...

hm, kalo gw seh bakal ngejawab... buku hanya sebagai alat... pemahaman Dhamma muncul dari diri sendiri dan alam.
ibarat kita makan telur rebus... pertama telur tersebut harus lengkap beserta cangkangnya... tapi setelah direbus, cangkang akan kita kupas dan buang. yang kita makan hanya isinya... setelah itu isinya juga akan dibuang menjadi *cencored*, jadi yang tertinggal dalam diri adalah rasa telur rebus tersebut...  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 17 July 2007, 05:13:40 PM
kalo alatnya salah gimana? kalo telornya ternyata telor batu gimana? ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 17 July 2007, 05:16:19 PM
telor batu ga kan bisa dikupas, apalagi dimakan, apalagi dicerna keluar sebagai *cencored*


btw, perlu dibikinin topik baru buat 'latihan perang'?  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 17 July 2007, 11:01:20 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 04:19:52 PM
betul...

tetapi ketika kita 'diserang' merka menggunakan hal" tersebut, apakah kita bisa menjawabnya dengan, "keindahan Buddhisme bukan pada buku" ?

Quoteseperti misalnya:
ketika lahir Siddharta sudah bisa berjalan tujuh langkah, keluar teratai ditiap bekas langkahnya dan Siddharta sudah bisa berbicara "inilah kelahiranku yang terakhir... dst" ?

Banyak diantara kejadian2 penting dalam kehidupan Sang Buddha di bumbui legenda yang bermaksud untuk mempertegas dan mengambil makna yang lebih mendalam dari kejadian itu diantaranya Demikianlah yang saya pernah baca :
Khotbah NIlai-nilai Indah dan Mempesonakan (Acchariyabbhutadhamma Sutta) bercerita bahwa ketika Pangeran Siddharta dilahirkan, dia melangkah 7 langkah, dan setelah melihat ke empat penjuru, berkata : Sayalah pemimpin dunia ini; sayalah yang terbaik di dunia ini; sayalah tertua di dunia ini." Lalu atas pengaruh tradisi yang berkembang, kemudian di tambahkan, bahwa dari setiap jejak kaki sang Pangeran tumbuh bunga teratai indah. Mudah dimengerti, bahwa cerita ini tumbuh, demi menekankan makna spiritual kelahiran Sang Pangeran. Tujuh langkah dan pernyataan keberadaan spiritualnya adalah perlambang bahwa anak ini telah siap untuk melaksanakan Tujuh Faktor Pencerahan (satta bojjhanga) yakni kesadaran/kemawasan, penyelidikan fenomena, keteguhan, kegembiraan, ketenangan, konsentrasi dan keseimbangan - dan olehnya akan mencapai kebahagiaan Nibbana.

Sang Buddha memperingati Siswa2nya agar membedakan kenyataan dengan legenda agar bisa menuntun ke pengertian benar dari ke dua nilai itu :
Ada dua macam orang yang salah menanggapai Tathagata apa dua itu? Dia yang menanggapi khotbah dari makna yang tidak langsung sebagai khotbah dari makna yang langsung, dan dia yang menanggapi khotbah dari makna langsung sebagai khotbah dari makna yang tidak langsung.(Anguttara Nikaya 1:59)

jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal tercantum dalam kitab-kitab suci,
jangan semata-mata mempercayai meskipun suatu hal disampaikan oleh tokoh-tokoh agama ternama,

tetapi suku Kalama,
seandainya kalian sendiri telah menyadarinya, merenungkannya, berdasarkan akal sehat dan pengalaman sendiri,
bahwa sesuatu hal itu memang patut diterima atau dipercayai, mengandung kebenaran, menuju kebahagiaan,
maka sudah selayaknya, suku Kalama, untuk menerima, dan hidup berdasarkan hal-hal tersebut.
(Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 17 July 2007, 11:02:07 PM
Yang membedakan dengan agama lain :
1. Agama lain mengklaim bahwa Kitab sucinya itu berasal dari wahyu / kata-kata Tuhan, tetapi semua naskah berisi ajaran dan pemahaman yang berbeda2. tentu saja tidak mungkin semua benar dan masalahnya apa kita bisa tahu mana yang benar mana yang salah? (  hanya Tuhan yang tahu :)  )
2. Kecenderungan yang kedua mereka terlalu "membuku" sehingga kepercayaannya  disandarkan apa yang dikatakan buku itu dan menghabiskan waktu untuk memperdebatkan ayat demi ayat, di tafsirkan lah, dan berdebat mana yang adalah dan mana yang bukanlah tafsiran yang benar. dan mereka cenderung terlalu memperhatikan buku daripada meneliti diri sendiri.
3. Walau Tuhan benar2 memberikan wahyu lewat nabi juga tidak ada cara untuk memastikan sepenuhnya apakah nabi itu betul2 mendengarkan dan mengerti wahyu itu dengan tepat dan menuliskannya dengan benar? dan bisa saja tidak terekam dengan benar dan terjadi pengurangan atau penambahan isinya.

Naskah sang Buddha disampaikan bukan berdasarkan wahyu tapi dari Sang Buddha (manusia) ke manusia juga (murid2nya)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 17 July 2007, 11:03:37 PM
Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu telah dituliskan
ke dalam buku-buku suci.

Jangan percaya kepada sesuatu hanya karena sesuatu itu diajarkan oleh
para guru dan orang-orang tua.


Tetapi dengan membuat observasi-observasi dan analisis yang mendalam, kau akan menemukan bahwa isu-isu yang dibicarakan tertuju pada alasan yang baik dan berguna, maka tidak akan memalukan jika hal-hal tersebut diteruskan karena akan membawa kebahagiaan, oleh karena itu, adalah penting kalau kau menerimanya dan hidup berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dinyatakan."
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 17 July 2007, 11:07:32 PM
sabbe satta bhavantu sukhitatta
Semoga anda berbahagia  :)) :)) :)) :)) ^:)^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 18 July 2007, 05:49:53 AM
Thanks nih Sdr Dragon,

Ternyata ada di Acchariyabbhutadhamma Sutta (MN 123) yah tentang berjalan 7 langkah.
Di Mahapadana Sutta (DN 14) juga ada cerita serupa tentang Buddha Vipassi rupanya.




Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 18 July 2007, 08:04:02 AM
Lots...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 18 July 2007, 09:08:01 AM
Sama sama. Ini juga saya baca dari buku "dasar pandangan agama Buddha" karya Venerable S. Dhammika. Yg juga menulis good question good answer.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sukma Kemenyan on 18 July 2007, 09:16:31 AM
 [at] Upaseno
^ Reply nya dikit...
Tapi isinya "Dalem"
hehehe.... Mantab Bhante ;)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 18 July 2007, 09:32:15 AM
Berarti, kita mesti wise untuk membaca kitab suci, dalam hal ini adalah tripitaka, karena ayat2 (sutta) yang terkandung di dalamnya bisa berarti harafiah dan bisa juga simbolik.

Untuk bisa membedakan mana yg harafiah dan dan mana yg simbolik tsb, kita kembali pada esensi yg dikandungnya.

Dengan kesimpulan ini, untuk menemukan suatu kecacatan dalam sutta (kitab suci) tidak bisa dinilai dari logika cerita yg dikandungnya, melainkan ADA / TIDAK NILAI2 YG BERTENTANGAN.

Misalnya: disuatu pihak Sang Buddha dikatakan welas asih, di sutta lain dikatakan marah2, nah kan nggak klop, berarti salah satu sutta nya cacat.

itu hanya contoh, di tripitaka rasanya nggak ada yg bertentangan, tapi di injil, ada

Mohon tanggapan



Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 18 July 2007, 09:42:57 AM
Dlm buddhist tdk mengimani kitabnya (masih bisa di pertanyakan) agama lain tdk bisa.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 18 July 2007, 09:45:21 AM
 [at]  bhante, kapan bagi2 nich siraman rohaninya :)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 18 July 2007, 09:52:58 AM
Kalau saya pribadi tidak menjudge apakah benar atau salah, apakah perlu dibaca sebagai simbolik atau meneelah secara literal. Yah itu adalah catatan, tidak ada yang tahu apakah itu pasti benar demikian adanya atau tidak. :D Bisa saja itu kejadiannya seperti itu..... Bisa saja kejadiannya tidak seperti itu.

Saya tidak akan membaca secara simbolik juga karena.... Apa yang kita tafsirnya secara simbolik itu akan condong kearah apa yang ingin kita percaya.

Yah gitu aja deh.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kalyanadhammo on 18 July 2007, 09:58:01 AM
Ngomong2 kalau dalam perdebatan kayaknya agama k, dll tidak banyak tau tentang agama Buddha jadi tidak perlu dikhawatirkan soal tersebut. Kebanyakan mereka tau Buddhis seperti Kong Hu Cu.
Dan kelihatannya mereka tidak tertarik untuk mengetahui.
Kalau ilmuwan baru kita khawatir.  ;D

Lagi pula dalam Buddhis kalau terlihat tidak masuk akal ya boleh tidak dipercayai.
Ada kemungkinan juga Tipitaka sudah ada yang ditambahkan atau mungkin cuma perumpamaan.  ???

Yang saya pelajari dari TV beberapa saat yang lalu menangapi tentang ketika sang pangeran akan mencapai kesempurnaan ketika diserang oleh mara. Para ilmuwan menangapi hal tersebut sebagai perumpamaan dimana mara sebagai kilesa dalam batin. Menurut saya tangapan mereka tidak terlalu pesimis.

Biasanya juga kalau umat Buddhis didebat biasanya mereka yang mulai duluan. Jadi kebanyakan bisa dialihkan pembicaraannya kedalam ajaran mereka saja.

regards.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 18 July 2007, 05:22:59 PM
Mengapa hanya 500 orang yang menyusun sutta (pada Konsili Pertama)? Dan semuanya adalah ex-kaum Brahmana.  Dan semuanya adalah hanya Bhikkhu.   :??   (:$
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 18 July 2007, 08:51:50 PM
Quote from: 7th on 17 July 2007, 11:20:21 AM

saya sendiri bukan 'penggemar berat' Sutta dan jujur saja sangat jarang membaca Sutta... Rekan" disini menurut saya mungkin ada banyak yang sering dan telah membaca Sutta dan tau banyak tentang isinya... Nah, apakah (jika) Rekan" pernah menemukan kesalahan/ketidak-masuk-akalan/ketidak-sesuaian/kecacatan dalam Sutta Buddhist? Atau ada tulisan" yang agak membingungkan dan menimbulkan pertanyaan yang tidak terjawab...? Kalo ada saya berharap bersedia dishare disini... sehingga kita bisa bersama" mencoba mencari, melihat, dan mengkaji kesalahan tersebut untuk melihat kebenaran sebenarnya...  :)

wah, susah jadi orang sok tau...  #:-S

Pasti ada. Kita tidak bisa menepis hal ini.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 18 July 2007, 08:53:41 PM
Quote from: Upaseno on 18 July 2007, 05:22:59 PM
Mengapa hanya 500 orang yang menyusun sutta? Dan semuanya adalah ex-kaum Brahmana.  Dan semuanya adalah hanya Bhikkhu.   :??   (:$

Halo Bhante,

Apakah yang dimaksud Bhante, yang hadir di Persamuhan Agung ke-1 ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 18 July 2007, 10:28:28 PM
wah, i no comment dah kalo Bhante yang nanya...

#:-S
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 18 July 2007, 10:36:50 PM
Quote from: Kelana on 18 July 2007, 08:53:41 PM
Quote from: Upaseno on 18 July 2007, 05:22:59 PM
Mengapa hanya 500 orang yang menyusun sutta? Dan semuanya adalah ex-kaum Brahmana.  Dan semuanya adalah hanya Bhikkhu.   :??   (:$

Halo Bhante,
Apakah yang dimaksud Bhante, yang hadir di Persamuhan Agung ke-1 ?


kalo ga salah mereka adalah para Bhikkhu (499 orang) yg telah mencapai Arahat dan Bhikkhu Ananda (karena menguasai Dhamma), dimana mereka semua (500 orang) adalah para Bhikkhu yg memiliki standar moral yg tinggi (Vinaya-nya terjaga, salah satunya adalah tidak berbohong) sebab itu mereka dipilih untuk mengikuti konsili ke-1 :D

mau tanya nih :
Apakah 84.000 kelompok Dhamma yg di tulis dan di kumpulkan dalam 3 keranjang besar merupakan murni perkataan dari Sang Buddha ?
Jika ya, mengapa baru di buku-kan setelah nya (konsili ke-4) dan muncul beberapa hal baru contoh Abhidhamma ?  Dhamma dan Vinaya diturunkan dengan cara menghapal dan mengulang kembali, apakah cara demikian dapat menjaga kemurniannya ?

mohon pencerahannya  _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 12:20:06 AM
Quote from: dhanuttono on 18 July 2007, 10:36:50 PM
Quote from: Kelana on 18 July 2007, 08:53:41 PM
Quote from: Upaseno on 18 July 2007, 05:22:59 PM
Mengapa hanya 500 orang yang menyusun sutta? Dan semuanya adalah ex-kaum Brahmana.  Dan semuanya adalah hanya Bhikkhu.   :??   (:$

Halo Bhante,
Apakah yang dimaksud Bhante, yang hadir di Persamuhan Agung ke-1 ?


kalo ga salah mereka adalah para Bhikkhu (499 orang) yg telah mencapai Arahat dan Bhikkhu Ananda (karena menguasai Dhamma), dimana mereka semua (500 orang) adalah para Bhikkhu yg memiliki standar moral yg tinggi (Vinaya-nya terjaga, salah satunya adalah tidak berbohong) sebab itu mereka dipilih untuk mengikuti konsili ke-1 :D

mau tanya nih :
Apakah 84.000 kelompok Dhamma yg di tulis dan di kumpulkan dalam 3 keranjang besar merupakan murni perkataan dari Sang Buddha ?
Jika ya, mengapa baru di buku-kan setelah nya (konsili ke-4) dan muncul beberapa hal baru contoh Abhidhamma ?  Dhamma dan Vinaya diturunkan dengan cara menghapal dan mengulang kembali, apakah cara demikian dapat menjaga kemurniannya ?

mohon pencerahannya  _/\_

TAN:

Karena itu saya berpendapat bahwa tidak ada kitab suci yang murni. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hanya kanon kita saja yang valid. Tetapi sebagai umat Buddha, "murni" dan "tidak murni" nya sesuatu dilihat dari kaca mata apakah hal itu dapat mendatangkan kemajuan batin atau tidak.  Jadi pada akhirnya kembali lagi ke praktik.

Sebenarnya membuktikan otentisitas suatu kitab itu adalah tugas kaum scholar. Buddha pernah memberikan perumpamaan mengenai menghitung sapi milik orang lain, tetapi tetap saja sapi itu "milik orang lain." Kalau kita hanya jadi "scholar," maka ajaran yang terdapat dalam kitab suci itu tidak akan mendatangkan manfaat bagi kita sama sekali. Meskipun demikian, saya tidak menyatakan bahwa menjadi scholar itu buruk. Bagi saya keduanya tidak bertentangan.

Umat agama lain boleh saja mengkritisi kalau kitab suci saya "tidak murni," tetapi selama kitab yang saya pegang dapat mendatangkan manfaat, maka keyakinan saya tidak akan goyak sedikitpun.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 19 July 2007, 08:37:08 AM
Quote from: Tan on 19 July 2007, 12:20:06 AM
Quote from: dhanuttono on 18 July 2007, 10:36:50 PM
Quote from: Kelana on 18 July 2007, 08:53:41 PM
Quote from: Upaseno on 18 July 2007, 05:22:59 PM
Mengapa hanya 500 orang yang menyusun sutta? Dan semuanya adalah ex-kaum Brahmana.  Dan semuanya adalah hanya Bhikkhu.   :??   (:$

Halo Bhante,
Apakah yang dimaksud Bhante, yang hadir di Persamuhan Agung ke-1 ?


kalo ga salah mereka adalah para Bhikkhu (499 orang) yg telah mencapai Arahat dan Bhikkhu Ananda (karena menguasai Dhamma), dimana mereka semua (500 orang) adalah para Bhikkhu yg memiliki standar moral yg tinggi (Vinaya-nya terjaga, salah satunya adalah tidak berbohong) sebab itu mereka dipilih untuk mengikuti konsili ke-1 :D

mau tanya nih :
Apakah 84.000 kelompok Dhamma yg di tulis dan di kumpulkan dalam 3 keranjang besar merupakan murni perkataan dari Sang Buddha ?
Jika ya, mengapa baru di buku-kan setelah nya (konsili ke-4) dan muncul beberapa hal baru contoh Abhidhamma ?  Dhamma dan Vinaya diturunkan dengan cara menghapal dan mengulang kembali, apakah cara demikian dapat menjaga kemurniannya ?

mohon pencerahannya  _/\_

TAN:

Karena itu saya berpendapat bahwa tidak ada kitab suci yang murni. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hanya kanon kita saja yang valid. Tetapi sebagai umat Buddha, "murni" dan "tidak murni" nya sesuatu dilihat dari kaca mata apakah hal itu dapat mendatangkan kemajuan batin atau tidak.  Jadi pada akhirnya kembali lagi ke praktik.

Sebenarnya membuktikan otentisitas suatu kitab itu adalah tugas kaum scholar. Buddha pernah memberikan perumpamaan mengenai menghitung sapi milik orang lain, tetapi tetap saja sapi itu "milik orang lain." Kalau kita hanya jadi "scholar," maka ajaran yang terdapat dalam kitab suci itu tidak akan mendatangkan manfaat bagi kita sama sekali. Meskipun demikian, saya tidak menyatakan bahwa menjadi scholar itu buruk. Bagi saya keduanya tidak bertentangan.

Umat agama lain boleh saja mengkritisi kalau kitab suci saya "tidak murni," tetapi selama kitab yang saya pegang dapat mendatangkan manfaat, maka keyakinan saya tidak akan goyak sedikitpun.

Metta,

Tan


tepat... yg penting manfaat yg kita peroleh dari Tripitaka, toh tidak ada hal yg buruk/cacat yg kita jumpai di dalam Tripitaka (kecuali hal2 yg belum bisa di nalar, karena terbatasnya kemampuan kita) atau tidak ada hal yg mengajarkan/memberikan kesempatan pada kita untuk melakukan suatu perbuatan buruk.

so praktek Dhamma adalah hal yg memberikan kita jawaban atas Tripitika...  _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 19 July 2007, 09:32:40 AM
Ayo...ada yang mau jawab lagi?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 19 July 2007, 10:01:23 AM
Quote from: dhanuttono on 18 July 2007, 10:36:50 PM

kalo ga salah mereka adalah para Bhikkhu (499 orang) yg telah mencapai Arahat dan Bhikkhu Ananda (karena menguasai Dhamma), dimana mereka semua (500 orang) adalah para Bhikkhu yg memiliki standar moral yg tinggi (Vinaya-nya terjaga, salah satunya adalah tidak berbohong) sebab itu mereka dipilih untuk mengikuti konsili ke-1 :D

Kita tidak tahu yang dimaksud oleh Bhante adalah Konsili 1 atau bukan. Kalau ya, nampaknya Bhante mempersoalkan mengapa hanya 500 orang dan kata Bhante semuanya ex-kaum Brahmana?

Saya sendiri belum tahu maksud Bhante dari "ex-kaum Brahmana", apakah maksudnya adalah mereka yang berprofesi sebagai pandita kaum Brahmana atau hanya sekedar tahu ajaran Brahmanisme?

Quotemau tanya nih :
Apakah 84.000 kelompok Dhamma yg di tulis dan di kumpulkan dalam 3 keranjang besar merupakan murni perkataan dari Sang Buddha ?
Jika ya, mengapa baru di buku-kan setelah nya (konsili ke-4) dan muncul beberapa hal baru contoh Abhidhamma ?  Dhamma dan Vinaya diturunkan dengan cara menghapal dan mengulang kembali, apakah cara demikian dapat menjaga kemurniannya ?

mohon pencerahannya  _/\_

Pertanyaan ini untuk saya apa untuk Bhante ya?? :-?
Kalau untuk saya, saya sendiri belum menghitung apa benar ada 84.000 kelompok Dhamma atau Dhammakhandha atau pokok Dhamma (bukan pintu Dharma) dalam Tipitaka. Tapi mengacu pada pernyataan Ananda di Theragatha:
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha."
Jadi mungkin saja memang ada 84.000. Tapi masalah apakah 84.000 yang diterima Ananda sama persis dengan yang kita terima sekarang? Saya pikir ada yang berbeda.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 19 July 2007, 10:59:26 AM
Quote from: Kelana on 19 July 2007, 10:01:23 AM
Quote from: dhanuttono on 18 July 2007, 10:36:50 PM

kalo ga salah mereka adalah para Bhikkhu (499 orang) yg telah mencapai Arahat dan Bhikkhu Ananda (karena menguasai Dhamma), dimana mereka semua (500 orang) adalah para Bhikkhu yg memiliki standar moral yg tinggi (Vinaya-nya terjaga, salah satunya adalah tidak berbohong) sebab itu mereka dipilih untuk mengikuti konsili ke-1 :D

Kita tidak tahu yang dimaksud oleh Bhante adalah Konsili 1 atau bukan. Kalau ya, nampaknya Bhante mempersoalkan mengapa hanya 500 orang dan kata Bhante semuanya ex-kaum Brahmana?

Saya sendiri belum tahu maksud Bhante dari "ex-kaum Brahmana", apakah maksudnya adalah mereka yang berprofesi sebagai pandita kaum Brahmana atau hanya sekedar tahu ajaran Brahmanisme?


kalo liat dari pertanyaannya "Mengapa hanya 500 orang yang menyusun sutta ?" adalah konsili ke-1 karena penyusunan Dhamma dan Vinaya sejak konsili ke-1

kalo mengapa hanya 500 orang ? tentunya mereka semua adalah Arahat atau minimal telah mencapai tingkat kesucian serta standar moral mereka yg tinggi. 499 Bhikkhu itu pun di pilih langsung oleh Maha Kassapa atas pilihan dan kesepakatan bersama para Bhikkhu dijaman itu...

ex-brahmana yg dimaksudkan mungkin adalah 500 orang itu dulunya berasal dari kaum Brahmana yg mengerti ajaran Brahmanisme...



Quote from: Kelana on 19 July 2007, 10:01:23 AM
Quote from: dhanuttono on 18 July 2007, 10:36:50 PM
mau tanya nih :
Apakah 84.000 kelompok Dhamma yg di tulis dan di kumpulkan dalam 3 keranjang besar merupakan murni perkataan dari Sang Buddha ?
Jika ya, mengapa baru di buku-kan setelah nya (konsili ke-4) dan muncul beberapa hal baru contoh Abhidhamma ?  Dhamma dan Vinaya diturunkan dengan cara menghapal dan mengulang kembali, apakah cara demikian dapat menjaga kemurniannya ?

Pertanyaan ini untuk saya apa untuk Bhante ya?? :-?
Kalau untuk saya, saya sendiri belum menghitung apa benar ada 84.000 kelompok Dhamma atau Dhammakhandha atau pokok Dhamma (bukan pintu Dharma) dalam Tipitaka. Tapi mengacu pada pernyataan Ananda di Theragatha:
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha."
Jadi mungkin saja memang ada 84.000. Tapi masalah apakah 84.000 yang diterima Ananda sama persis dengan yang kita terima sekarang? Saya pikir ada yang berbeda.



pertanyaan itu untuk Bhante (jika berkenan jawab) dan semua rekan2 disini  ;D
hal yg diragukan oleh bro Kelana sama dengan saya, karena Dhamma dan Vinaya diturunkan dengan cara menghapal dan mengulang kembali, ada kemungkinan terjadi human error, ada jg kemungkinan Dhamma2 dari para Bhikkhu2 setelahnya yg dimasukkan ke dalam Tripitaka, contoh nya Milinda Panha...

hal ini jg terjadi di sekte/aliran2 lainnya seperti Mahayana yg byk memasukkan Dhamma2 dari para Bhikkhu2 setelahnya kedalam kitab suci. tapi untungnya sejauh ini tidak ada efek negatif (hal buruk akibat Dhamma baru yg dimasukkan kedalam kitab suci) karena manfaat nya jauh lebih terasa bagi kita
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 11:12:44 AM
Catatan pinggir : Khuddaka Nikaya 16-18 itu hanya ada di Tipitaka Burma. Milinda Panha itu Khudaka Nikaya 18.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 12:36:02 PM
Namo Buddhaya,

Kalau menurut saya, ada kemungkinan bahwa penyusunan Tipitaka pada konsili pertama itu bukan peristiwa sejarah. Itu adalah suatu legenda yang ditulis untuk menjelaskan asal usul Tipitaka. Dalam legenda konsili pertama disebutkan bahwa Tipitaka yang "ditulis" di atas daun lontar dikumpulkan dalam tiga keranjang dan disebutkan bahwa Abhidhamma sudah ada. Padahal Tipitaka menurut sejarahnya baru dituliskan beberapa ratus tahun setelah konsili pertama dan selain itu Abhidhamma baru ada belakangan.
Menurut selama proses yang beberapa ratus tahun itu, distorsi pasti ada. Buku History of Mindfulness memperlihatkan mengenai proses penyusunan Tipitaka. Saya juga ada buku YM. Bhante Mettanando yang membahas hal itu. Memang seharusnya umat Buddha tidak mengkeramatkan Tipitaka seperti halnya agama lain. Tetapi secara spiritual bagi saya semua "kelemahan" yang ada dalam Tipitaka itu bukanlah masalah, selama kita mengembalikannya sebagai wacana untuk mengolah batin. Kalau mau jujur Sutra-sutra Mahayana juga banyak yang "palsu." Namun bagi saya tetapi bermanfaat untuk kehidupan, jadi tak ada masalah. Karena inti semuanya tetap sila, samadhi, dan panna.
Mungkin ada pertanyaan apakah Tipitaka/ Tripitaka itu dapat diandalkan untuk mengembangkan sila, samadhi, dan panna? Ini semua kita butuh praktik. Kalau dengan intelektual kita menimbang-nimbang terus, maka kita tidak sampai pada tujuan pamungkas. Ibaratnya para pendaki gunung yang terus menerus memperdebatkan dan mempertimbangkan rute mana yang hendak diambil. Akhirnya mereka akan terus menerus berada di kaki gunung tanpa pernah sampai ke puncak.
Sebagai umat Buddha sudah menjadi tugas kita untuk berapologetika, yaitu mencari manfaat dari apa yang orang lain barangkali dianggap "sampah." Tugas seorang scholar adalah melakukan kritik naskah secara ilmiah, tetapi tugas seorang Buddhis adalah mencari manfaat dari naskah-naskah Buddhis, kendati para scholar menyatakannya tidak otentik. Otentik secara spiritual dan otentik secara fisik jelas adalah sesuatu yang berbeda.

Demikian sedikit tanggapan saya. Semoga YM. Bhante Upaseno bersedia memaparkan sedikit kebenaran di sini.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 12:46:00 PM
KELANA:

Pertanyaan ini untuk saya apa untuk Bhante ya??
Kalau untuk saya, saya sendiri belum menghitung apa benar ada 84.000 kelompok Dhamma atau Dhammakhandha atau pokok Dhamma (bukan pintu Dharma) dalam Tipitaka. Tapi mengacu pada pernyataan Ananda di Theragatha:
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha."
Jadi mungkin saja memang ada 84.000. Tapi masalah apakah 84.000 yang diterima Ananda sama persis dengan yang kita terima sekarang? Saya pikir ada yang berbeda.

TAN:

Nah itulah Sdr. Kelana. Kita tidak pernah tahu satu persatu ke-84.000 Dhammakhandha itu. Tetapi sebagai umat Buddha kita harus yakin bahwa apa yang tercantum dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti sudah terdapat dalam 84.000 Dhammakhanda itu. Inilah bedanya agama dengan sains, tetapi harus ada unsur "belief." Kita harus menghargai "belief" masing-masing orang dan tidak semata-mata menjustifikasi bahwa "belief" itu salah. Kalama Sutta sebenarnya lebih mengarah pada "manfaat" suatu "belief" ketimbang untuk menyalahkan atau menganggap sesat "belief" lain. Suatu Dhamma bisa saja bermanfaat bagi kita - oleh karena itu kita laksanakan. Tetapi Dhamma yang sama dapat pula tidak bermanfaat bagi orang lain - karena itu mereka berhak tidak melaksanakannya, dan kita hendaknya menghormati pilihan orang lain yang tidak melaksanakan Dhamma itu, sebab mereka merasa tak mendapatkan manfaat darinya.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 19 July 2007, 04:48:27 PM
Quote from: Tan on 19 July 2007, 12:46:00 PM
Nah itulah Sdr. Kelana. Kita tidak pernah tahu satu persatu ke-84.000 Dhammakhandha itu. Tetapi sebagai umat Buddha kita harus yakin bahwa apa yang tercantum dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti sudah terdapat dalam 84.000 Dhammakhanda itu. Inilah bedanya agama dengan sains, tetapi harus ada unsur "belief." Kita harus menghargai "belief" masing-masing orang dan tidak semata-mata menjustifikasi bahwa "belief" itu salah. Kalama Sutta sebenarnya lebih mengarah pada "manfaat" suatu "belief" ketimbang untuk menyalahkan atau menganggap sesat "belief" lain. Suatu Dhamma bisa saja bermanfaat bagi kita - oleh karena itu kita laksanakan. Tetapi Dhamma yang sama dapat pula tidak bermanfaat bagi orang lain - karena itu mereka berhak tidak melaksanakannya, dan kita hendaknya menghormati pilihan orang lain yang tidak melaksanakan Dhamma itu, sebab mereka merasa tak mendapatkan manfaat darinya.


Aduh Sdr. Tan. Kalau ada indikasi logis kenapa tidak, walau bentuk akhirnya hanya sebagai penafsiran yang logis.

Dan sebagai umat Buddha kita tidak harus yakin bahwa apa yang tercantum dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti terdapat dalam 84.000 Dhammakhanda itu. Kenapa harus? siapa yang paksa? ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 19 July 2007, 04:58:34 PM
Kelana

betul, tidak ada ancaman Sang Buddha bahwa jika tidak percaya kita akan terlahir di alam sengsara... ato.... neraka mungkin?  :P

pembelaan nih ye...  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 05:45:48 PM
Juga tdk diharuskan membaca seluruh isi tipitaka selama 1 tahun. 
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 06:42:49 PM
KELANA:

Aduh Sdr. Tan. Kalau ada indikasi logis kenapa tidak, walau bentuk akhirnya hanya sebagai penafsiran yang logis.

Dan sebagai umat Buddha kita tidak harus yakin bahwa apa yang tercantum dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti terdapat dalam 84.000 Dhammakhanda itu. Kenapa harus? siapa yang paksa?

TAN:

Benar sekali Sdr. Kelana. Saya setuju dengan pendapat Anda. Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti tergolong dalam Dhammakhanda. Demikian pula, tidak pada larangan bagi seseorang untuk meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Tipitaka/ Tripitaka itu termasuk ke dalam Dhammakhanda, bukan? Akhirnya balik lagi "belief" yang menentukan, bukan?
Memang inilah bagusnya Buddhadhamma. Sangat fleksibel. Semuanya dipulangkan pada masing2 individu.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 06:43:45 PM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 05:45:48 PM
Juga tdk diharuskan membaca seluruh isi tipitaka selama 1 tahun. 

TAN:

Tetapi kalau Anda bisa membacanya selama setahun, mengapa tidak? Membaca Tipitaka adalah sangat bagus.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 07:17:22 PM
Iya sungguh sangat sulit menemukan dhamma dari sang buddha (coba apa ada tipitaka di toko2 buku. Tdk spt agama tetangga yg wah sekali dhammanya di mana2.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 07:18:59 PM
Apa semua umat buddha pernah melihat tipitaka seutuhnya spt agama lain yg ada kitabnya?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 07:27:23 PM
HTML pages dan ebook PDF dihitung nga ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 07:42:54 PM
Ya enggalah guru, apa semua isi tripitaka sudah di terjemaahkan ke indonesia? Misalkan saya membaca buku dhamma dan di buku itu ada rujukan isi tripitaka nah bagaimana saya mencari kebenarannya? Kalau mau tau isi cerita di dalam rujukan itu juga susah.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 07:45:25 PM
Keknya isi tipitaka belon semua di translate deh.

yah going for english deh.... itu ada ada beberapa versi :D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 07:56:46 PM
Sy br mengenal dan mencari mengenai budhist belum lama justru baru2 ini sy menemukan forum budhist dan dapat ebook dari sini. Justru sy jg sedang cari dan ingin mengetahui. Sy pernah diberitahu olh sdr Hedy. Kalau yg english di mana? Apa lengkap?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 08:09:59 PM
lumayan lengkap lah. www.accesstoinsight.com yang indo www.samaggi-phala.or.id
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 19 July 2007, 08:11:46 PM
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/index.html
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 08:39:54 PM
Thanks bro nanti kapan2 sy copy di warnet (pk hp mahal). Kenapa di sini tdk menyediakan ebooknya?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 08:50:36 PM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 07:17:22 PM
Iya sungguh sangat sulit menemukan dhamma dari sang buddha (coba apa ada tipitaka di toko2 buku. Tdk spt agama tetangga yg wah sekali dhammanya di mana2.

TAN:

Iya soalnya Tipitaka/ Tripitaka itu ga mudah dipahami, sehingga akhirnya umat malas baca. Karena malas baca jadi ga laku. Terus oleh sebab tidak laku, maka orang malas cetak. Ini problemnya. Bukannya kita sombong, memang patut diakui bahwa Tipitaka itu kalau dibandingin kitab suci lain ibaratnya pelajaran untuk S3. Tapi bukan berarti pelajaran s1 dan s2 ga ada di dalamnya. Hanya saja Buddhadhamma itu cara ngajarnya beda, lebih mengarah ke aspek2 pikiran. Jadi pikiran ini diulas sampai sedetil2nya. Jadi tidak mustahil bahwa ajaran Buddha mengenal apa yang namanya pancakkhandha dan lain sebagainya. Ini tentu saja sulit dipahami oleh umat awam.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 08:53:56 PM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 07:18:59 PM
Apa semua umat buddha pernah melihat tipitaka seutuhnya spt agama lain yg ada kitabnya?

TAN:

Belum tentu pernah lihat. Saya yakin hanya sebagian kecil saja. Yang pernah baca jumlahnya jauh lebih kecil lagi. Kalau yang bahasa Pali komplit saya pernah liat. Kalau saya punyanya yang teks Inggris. Ada beberapa yang download dari internet. Kanon Mahayana lebih banyak lagi kitabnya. Kalau yang Mandarin saya ada CD-nya.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 09:08:16 PM
Ya harusnya kt bhs juga kecacatan komunikasi dlm penyebaran buddha dharma. Karena bayangkan saja , ortu sy aja seumur hidup ke vihara tp blm mengerti benar ajaran sang buddha, yg di perparah jg viharanya kekurangan yg bs memberikan ceramah spt suhu/bhante, yg jadinya hanya melakukan puja bakti tanpa tau artinya, ikut san pu li pai tiap tahun, ikut baca liam keng, yg hanya sebagai kegiatan saja tanpa mengerti benar. Sehingga banyak umat yg sgt sedikit mengenal dhamma ini mudah di pengaruhi dan di ajak oleh pihak lain yg menawarkan kemudahan dan iming2 surganya.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 09:09:49 PM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 08:39:54 PM
Thanks bro nanti kapan2 sy copy di warnet (pk hp mahal). Kenapa di sini tdk menyediakan ebooknya?
Awalnya mau sih. Yang dari Samaggi-phala, bhante Uttamo sudah oke-oke saja. Cuma kan Suttanya terus masih ditranslate pelan2x, yah nanti ebooknya direvisi terus.

Sekarang ini sedang fokus ke buku-buku yang ditranslate, ini saja masih ada terjemahan yang menunggu...

Thanks for inputnya
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 09:11:24 PM
Saya juga sudah download beberapa karya anda, kalau mandarin sy mah kaga ngerti bos.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 09:15:33 PM
Oh ya kenapa ga disusun perbagian2 misalnya yg sdh lengkap menjadi satu buku.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 09:25:12 PM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 09:08:16 PM
Ya harusnya kt bhs juga kecacatan komunikasi dlm penyebaran buddha dharma. Karena bayangkan saja , ortu sy aja seumur hidup ke vihara tp blm mengerti benar ajaran sang buddha, yg di perparah jg viharanya kekurangan yg bs memberikan ceramah spt suhu/bhante, yg jadinya hanya melakukan puja bakti tanpa tau artinya, ikut san pu li pai tiap tahun, ikut baca liam keng, yg hanya sebagai kegiatan saja tanpa mengerti benar. Sehingga banyak umat yg sgt sedikit mengenal dhamma ini mudah di pengaruhi dan di ajak oleh pihak lain yg menawarkan kemudahan dan iming2 surganya.

TAN:

Ya memang ini menyedihkan banyak orang yang belum paham Buddhadhamma. Sekedar sharing pengalaman, kawan saya pernah mengajak orang untuk belajar Dhamma. Dia menjawab, "untuk apa belajar Dhamma lha saya sembahyang gini saja permintaan saya sudah banyak yang dikabulkan kok." Kalau berbicara masalah kecacatan dalam menyebarkan Dhamma mungkin kita perlu membahas dulu, bagaimana "pintu masuk"nya, dalam artian kita mengawali penyebaran Dhamma bagi orang-orang yang hanya tahu sembahyang saja. Biasanya mereka adalah orang-orang yang sudah lanjut usia. Umumnya orang yang lanjut usia akan berkata, "Ah, kamu anak muda. Tahu apa?" Mungkin rekan2 punya ide.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 19 July 2007, 09:32:25 PM
QuoteOh ya kenapa ga disusun perbagian2 misalnya yg sdh lengkap menjadi satu buku.
Ada beberapa calonnya, harap bersabar yah :)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 09:44:14 PM
Justru kebanyakan org tua yg paling ingin mendengarkan dhamma. Ortu sy aja kalau ada dharmma clas (sangat jarang di adakan) dia begitu semangat ikut. Kalau ada buku dhamma yg di bagikan (walau bkn ajaran buddha spt ajaran liao fan kl tdk slh) antusias sekali trus dia berikan ke anaknya (kk sy dia k) dan kk sy menolaknya karena bukan dr agama dia (jd sedih dah ortu gw, udah ngegedein anak eh balesannya kaya gt). Juga karena jrg mendapat dhamma sang buddha jd dia ambil dah ajaran lain yg di tv. campur aduklah pemahaman dhammanya, dan kalau di tanya tentang agama buddha otomatis hanya bisa menjawab lupa lagi atau ga tau. Berbeda dgn anak muda yg msh bs mencari sendiri dgn teknologi sekarang dan lebih bs mengerti sedikitnya ajaran dr sang Buddha.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 09:46:04 PM
 [at] guru . Ok aku kan setia menanti.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 19 July 2007, 09:51:54 PM
RYU

antusias sekali trus dia berikan ke anaknya (kk sy dia k) dan kk sy menolaknya karena bukan dr agama dia (jd sedih dah ortu gw, udah ngegedein anak eh balesannya kaya gt).

TAN:

Hai Bro! Mohon maaf, saya punya pendapat lain. Menurut saya, kalau dia seorang K. mendingan jangan diberikan buku Buddhis. Kalau kita ingin memberi dia hadiah, maka dapat dipilihkan buku K. yang sekiranya bagus dan bermanfaat untuk dia. Jadi menurut saya, tidak ada salahnya bila dia menolak. Bila orang memberikan saya buku K. atau agama lain tentu saja saya akan menolak.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 10:06:04 PM
Justru bukan Buddhist tp ajaran supaya bgmn sikap seorang anak thd ortunya. Tp dia ketakutan sekali spt lihat buku setan saja.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 19 July 2007, 10:10:57 PM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 10:06:04 PM
Justru bukan Buddhist tp ajaran supaya bgmn sikap seorang anak thd ortunya. Tp dia ketakutan sekali spt lihat buku setan saja.
Tapi saya rasa ada benarnya juga. Bagaimana pun kan orang tua yang memberi.
Walau kita gak suka kan, apa salahnya diterima agar tidak menyinggung perasaan orang tua..
Toh selama ini kan orang tua telah besarkan dengan susah payah..
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 19 July 2007, 10:57:22 PM
iya seh... fenomena ini agak menganggu saya juga...

tar saya pikirin lagi. kalo melihat lebih banyak lagi, dibikinin topiknya...  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sukma Kemenyan on 19 July 2007, 11:01:04 PM
Perlu diwaspadai...
cacat ataupun tidaknya,
adakah manfaat (faedah)-nya untuk kemajuan dhamma kita sendiri ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 19 July 2007, 11:25:34 PM
Ada bang bukannya dalan sigalovada sutta tertulis betapa besar karma baik kita apabila bisa memberikan dhamma kepada ortu kita.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sukma Kemenyan on 19 July 2007, 11:35:39 PM
Berapa besar Karma ?
Memang ada "Satuan" pengukurnya ?

Menanam Sebab dengan mengharapkan Akibat,
Hanya membuat putaran Roda tidak pernah berhenti
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 20 July 2007, 12:31:25 AM
Quote from: ryu on 19 July 2007, 10:06:04 PM
Justru bukan Buddhist tp ajaran supaya bgmn sikap seorang anak thd ortunya. Tp dia ketakutan sekali spt lihat buku setan saja.

TAN:

Anda benar juga. Kadang-kadang kalau teman memberikan sesuatu yang saya sebenarnya ga butuh, saya "pura-pura" senang agar dia juga senang. Memang kalau dipikir apa salahnya menyenangkan orang lain. Cuma ya itu, sebagai pihak pemberi kita juga mesti bijaksana. Apakah barang yang kita berikan sesungguhnya bermanfaat atau tepat bagi orang itu.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 20 July 2007, 05:57:09 PM
Quote from: Tan on 19 July 2007, 06:42:49 PM

Benar sekali Sdr. Kelana. Saya setuju dengan pendapat Anda. Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti tergolong dalam Dhammakhanda. Demikian pula, tidak pada larangan bagi seseorang untuk meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Tipitaka/ Tripitaka itu termasuk ke dalam Dhammakhanda, bukan? Akhirnya balik lagi "belief" yang menentukan, bukan?
Memang inilah bagusnya Buddhadhamma. Sangat fleksibel. Semuanya dipulangkan pada masing2 individu.

Catatan, selama ada indikasi logisnya. Jika tidak, itu sama saja membuta.
"belief" tidak sama dengan percaya (iman)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 06:06:13 PM
silahkan senior" berpendapat... nubi duduk diem memperhatikan...  :-?  ~o)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 20 July 2007, 07:28:55 PM
Bhante nya blm dateng ya (uring uring an), gimane nich udah byk yg dateng. Gmn nich (help help).
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 20 July 2007, 09:48:46 PM
Wuah...uda nambah dua halaman nih...

Ok...uda banyak comment yang uda tertulis.

Sebelum saya jawab pertanyaan "Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?", saya harus tegaskan, ajaran Sang Buddha adalah 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Itu semua yang utama. 

Memang sulit menjawab pertanyaan tersebut karena waktu itu kita tidak mengikuti Pasamuan Pertama, Kedua, apalagi yang Ketiga, dimana Raja Asoka mempunyai peranan penting disana. 

Tentu saja, saya tidak bisa tuliskan opini2 saya disini. Banyak orang yang berbeda-beda mendukung Buddhist Scholars, Buddhist Meditators, Buddhist-Buddhistan demi untuk mempraktekkan Dhamma.  Nah...tergantung mereka masing-masing dalam menjawab pertanyaan "Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?".  Semuanya tak ada yang salah karena kita semua tak mengikuti Pasamuan tersebut.  Ya...tentu, tidak bisa kita diharuskan atau diwajibkan untuk PERCAYA saja karena kalo kita asal PERCAYA, itu akan membuat kita berpandangan salah (Micchaditthi).

Kembali ke Inti ajaran Sang Buddha...1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Yang lain daripada itu....ehm....kita ga tau itu cacat ato ga ato ga komplit ato ga beres...

Yang penting sih intinya.

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 20 July 2007, 09:57:40 PM
Agree Bhante, yg terpenting sdh ada dan di sediakan dalam diri sendiri tdk usah memperdebat kan cacat atau tdk, toh yg terpenting mengobati dahulu bknnya mencari sapa yg manah, dari mana asalnya, beracun atau tidak.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 20 July 2007, 10:24:28 PM
Kembali ke.... laptop  8)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 20 July 2007, 10:42:06 PM
QuoteYang penting sih intinya.

QuoteAgree Bhante, yg terpenting sdh ada dan di sediakan dalam diri sendiri tdk usah memperdebat kan cacat atau tdk, toh yg terpenting mengobati dahulu bknnya mencari sapa yg manah, dari mana asalnya, beracun atau tidak.

yah sebenarnya saya bikin topic ini juga bukan mau diambil pusing juga... (liat aja saya sendiri kurang aktif disini di samping juga jarang baca Sutta)  :P
saya juga tau perumpamaan Sang Buddha tentang pemanah itu...
yah menurut saya tidak ada salahnya seandainya dengan adanya topik ini bisa menambah pengetahuan... bukan buat dipusingkan ato dipermasalahkan...
tar Bhante dapet telpon dari GusDur lagi ya...  ;D

yah terserah temen", kalo merasa ga penting didiskusikan hal ini ya paling topiknya ditutup aja...
kalo masih mau ya terserah...
saya sih ikutan belajar aja... dengan bikin topik ini minimal saya dapet pengetahuan tentang Surya dan Candima Sutta, juga sedikit tentang penulisan Tipitaka...

_/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 23 July 2007, 01:28:36 PM
Quote from: ryu on 20 July 2007, 09:57:40 PM
....yg terpenting sdh ada dan di sediakan dalam diri sendiri tdk usah memperdebat kan cacat atau tdk, toh yg terpenting mengobati dahulu bknnya mencari sapa yg manah, dari mana asalnya, beracun atau tidak.

Wuah...ga bisa begitu juga sih....maksudnya asal terima aja gitu?  sama aja donk ntinya...asal percaya?  hehehe...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 23 July 2007, 01:30:15 PM
Quote from: 7th on 20 July 2007, 10:42:06 PM

yah terserah temen", kalo merasa ga penting didiskusikan hal ini ya paling topiknya ditutup aja...
kalo masih mau ya terserah...

_/\_

Penting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku.... 8->
ayo dilanjutkan....
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 23 July 2007, 02:40:41 PM
Bukan begitu Bhante, bukan kah misalkan kita mempelajari sutta yg sedemikian banyak akan menghabiskan waktu saja, sedangkan hidup kita bs di blg sgt singkat, kita dianjurkan lebih baik melakukan hal yg lbh penting drpd mencari2 kesalahan. kalau tdk salah dlm dhamapada ada dikatakan lebih baik seseorang yg membaca sedikit kitab suci tp prakteknya byk dari pada yg membaca byk tp tdk mempraktekkannya. Dan ketika misalnya mengetahui sutta tersebut ada cacat tp ucapan sang Buddha banyak sekali yg dpt di buktikan kebenaran nya dan pd saat di praktekkan jg membawa kebahagiaan bg orang tsb.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 23 July 2007, 03:54:54 PM
yah ga da salahnya selagi mengobati kita sambil mencari" tau si pemanah... sekali tepuk 2 lalat?  :)

QuotePenting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku.... Daydreaming
ayo dilanjutkan....

hahahaha... Bhantenya ampe teriak geto...
ya kan kata Bhante yang penting isinya... bukan nyerah, mana tau nyari kecacatan ini ga da manfaatnya ya disudahi saja... tapi buat saya bermanfaat... bisa tau lebih banyak...

_/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 23 July 2007, 09:15:50 PM
QuotePenting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku....
ayo dilanjutkan....

Nah, karena telah di ssuport oleh Bhante, kita lanjutin aja ya...

Pertama kita sepakati definisi 'kecacatan Sutta' itu terlebih dahulu.

Menurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.

Jadi, jika ada terdapat suatu Sutta yang bertentangan esensinya dengan sutta yang lain, maka salah satu dari sutta itu 'berkemungkinan' cacat, Nah sutta-sutta yang 'berkemungkinan' cacat inilah yang akan kita diskusikan bersama.

Apakah rekan2 setuju atau ada definisi lainnya....

Metta,
Willibordus
 
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 23 July 2007, 09:21:09 PM
Yang sesuai dgn Ehipassiko.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 25 July 2007, 11:08:18 AM
Quote from: Upaseno on 20 July 2007, 09:48:46 PM

Sebelum saya jawab pertanyaan "Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?", saya harus tegaskan, ajaran Sang Buddha adalah 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Itu semua yang utama.  ...........

Yang penting sih intinya.

Satu pertanyaan, Bhante, sebelum kita lanjutkan. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha, dan ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali, adalah Intinya, mengingat hal-hal ini juga kita tahu dari sutta?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 25 July 2007, 11:09:07 AM
Quote from: willibordus on 23 July 2007, 09:15:50 PM

Nah, karena telah di ssuport oleh Bhante, kita lanjutin aja ya...

Pertama kita sepakati definisi 'kecacatan Sutta' itu terlebih dahulu.

Menurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.

Jadi, jika ada terdapat suatu Sutta yang bertentangan esensinya dengan sutta yang lain, maka salah satu dari sutta itu 'berkemungkinan' cacat, Nah sutta-sutta yang 'berkemungkinan' cacat inilah yang akan kita diskusikan bersama.

Apakah rekan2 setuju atau ada definisi lainnya....

Hmm... Saya rasa kurang spesifik Sdr. Willibordus. Jika suttanya ada 100 dan 50 beda dengan yang 50 lainnya bagaimana kita bisa membandingkannya mana yang cacat mana yang tidak cacat?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 25 July 2007, 11:37:56 AM
Quote from: Kelana on 25 July 2007, 11:09:07 AM

Hmm... Saya rasa kurang spesifik Sdr. Willibordus. Jika suttanya ada 100 dan 50 beda dengan yang 50 lainnya bagaimana kita bisa membandingkannya mana yang cacat mana yang tidak cacat?


..
kalau di kiri, lihat kanan cacat.
Kalau dikanan, lihat kiri cacat.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 25 July 2007, 12:16:14 PM
Quote from: Kelana on 25 July 2007, 11:08:18 AM
Quote from: Upaseno on 20 July 2007, 09:48:46 PM

Sebelum saya jawab pertanyaan "Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?", saya harus tegaskan, ajaran Sang Buddha adalah 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Itu semua yang utama.  ...........

Yang penting sih intinya.

Satu pertanyaan, Bhante, sebelum kita lanjutkan. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha, dan ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali, adalah Intinya, mengingat hal-hal ini juga kita tahu dari sutta?

Ajaran-ajaran tersebut ada di Dhammacakkapavatana Sutta. 
Pertanyaan berikutnya adalah, "Bhante kok tau kalo itu adalah ajaran Sang Buddha?"
Hehehe...ya karena Di sutta Theravada, Mahayana, Vajrayana, mempunyai ajaran-ajaran tersebut.  Jadi percocokan Sutta-sutta antara tiga tradisi tersebut juga penting.

next?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: morpheus on 25 July 2007, 12:19:56 PM
bhante, pertanyaannya tadi, "kok tau itu intinya buddhisme?" blom dijawab...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 25 July 2007, 12:21:05 PM
Quote from: willibordus on 23 July 2007, 09:15:50 PM
QuotePenting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku....
ayo dilanjutkan....

Nah, karena telah di ssuport oleh Bhante, kita lanjutin aja ya...

Pertama kita sepakati definisi 'kecacatan Sutta' itu terlebih dahulu.

Menurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.

Jadi, jika ada terdapat suatu Sutta yang bertentangan esensinya dengan sutta yang lain, maka salah satu dari sutta itu 'berkemungkinan' cacat, Nah sutta-sutta yang 'berkemungkinan' cacat inilah yang akan kita diskusikan bersama.

Apakah rekan2 setuju atau ada definisi lainnya....

Metta,
Willibordus
 


Definisi ini kurang pas karena Sang Buddha mengajar dengan banyak cara, tentu cara satu dan lainnya agak kontroversi.  Dan ini dialami oleh guru-guru Buddhisme jaman sekarang juga.  Saya pikir definisi ini kurang cocok untuk menjelaskan "kecacatan dalam sutta."

Coba...tanya definisinya ke Penanya pertama...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 25 July 2007, 12:26:41 PM
Quote from: morpheus on 25 July 2007, 12:19:56 PM
bhante, pertanyaannya tadi, "kok tau itu intinya buddhisme?" blom dijawab...

Perdebatan demi perdebatan telah dilewati selama 2000 tahun lebih oleh pihak Theravada, Mahayana dan Vajrayana tentang apa sih inti Buddhism.
Beberapa tahun lalu, kalo ga salah tahun 50an, Ketiga tradisi tersebut berkumpul di Srilanka untuk membahas inti ajaran Sang Buddha.  Dan mereka dari tiga pihak, menyetujui ajaran-ajaran tersebut adalah inti ajaran Sang Buddha. 

Kalau mau dilihat perbandingannya antara agama2 lain, kita bisa lihat bahwa tidak ada agama lain yang mengajarkan: 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Inilah speciality ajaran Sang Buddha.

Puas?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 25 July 2007, 12:48:07 PM
Ya karena agama lain tdk menganggap bhw hidup sbg penderitaan tp anugerah. Kalau mengenai asal mula kehidupan dlm buddhisme yg ada dlm sutta, apa ada cacatnya tdk Bhante?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 25 July 2007, 03:53:05 PM
Quote
QuoteMenurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.
Definisi ini kurang pas karena Sang Buddha mengajar dengan banyak cara, tentu cara satu dan lainnya agak kontroversi.  Dan ini dialami oleh guru-guru Buddhisme jaman sekarang juga.  Saya pikir definisi ini kurang cocok untuk menjelaskan "kecacatan dalam sutta."

Coba...tanya definisinya ke Penanya pertama...

ketidak cocokan yang saya maksud bukan caranya... tetapi intinya... cara Sang Buddha mengajar mungkin bisa berbeda, tapi kan intinya sma bukan?

nah misalnya di sutta ini Sang Buddha bilang ga boleh membunuh...
eh di sutta lain bilang boleh membunuh...
di sutta ini disebutkan karma adalah A, di sutta laen karma adalah B...
nah kaya gini yang maksudnya cacat..

maafkan bahasa orang awamku...  ^:)^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 25 July 2007, 08:14:36 PM
bagaimana kalau indikasi logisnya cuma 1% saja.. bisa dikategorikan sebagai membuta tidak???
Quote from: Kelana on 20 July 2007, 05:57:09 PM
Catatan, selama ada indikasi logisnya. Jika tidak, itu sama saja membuta.
"belief" tidak sama dengan percaya (iman)

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 25 July 2007, 08:40:08 PM
Quote from: Dharmakara on 25 July 2007, 08:14:36 PM
bagaimana kalau indikasi logisnya cuma 1% saja.. bisa dikategorikan sebagai membuta tidak???
(iman)

99%  ^-^

OT
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 25 July 2007, 08:42:08 PM
Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 11:37:56 AM
..
kalau di kiri, lihat kanan cacat.
Kalau dikanan, lihat kiri cacat.


Kaya bunglon donk  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 25 July 2007, 08:45:26 PM
Quote from: Kelana on 25 July 2007, 08:42:08 PM
Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 11:37:56 AM
..
kalau di kiri, lihat kanan cacat.
Kalau dikanan, lihat kiri cacat.


Kaya bunglon donk  ^-^

wah cape ganti2x, mending ditengah pake kaca mata kuda biar nga terpengaruh kiri sama kanan  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 25 July 2007, 08:59:06 PM
kaya K dong
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 25 July 2007, 09:40:51 PM
Kalo K mah bukan kacamata kuda tapi merem.
Kaca mata kuda kan yg arah pandangan ke tengah saja, tidak bisa lirik kiri dan kanan :P

yah plesetan2x bisa banyak arti nih... bahaya  :whistle:

btw, nice avatar
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 25 July 2007, 10:16:53 PM
Thanks, dapet goggling he he he...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 06:46:26 AM
Besok2 kita semoga ada member namanya Ken dan pasang avatar Ken lagi.. hahahaha..

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 26 July 2007, 08:37:55 AM
Quote from: 7th on 25 July 2007, 03:53:05 PM
Quote
QuoteMenurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.
Definisi ini kurang pas karena Sang Buddha mengajar dengan banyak cara, tentu cara satu dan lainnya agak kontroversi.  Dan ini dialami oleh guru-guru Buddhisme jaman sekarang juga.  Saya pikir definisi ini kurang cocok untuk menjelaskan "kecacatan dalam sutta."

Coba...tanya definisinya ke Penanya pertama...

ketidak cocokan yang saya maksud bukan caranya... tetapi intinya... cara Sang Buddha mengajar mungkin bisa berbeda, tapi kan intinya sma bukan?

nah misalnya di sutta ini Sang Buddha bilang ga boleh membunuh...
eh di sutta lain bilang boleh membunuh...
di sutta ini disebutkan karma adalah A, di sutta laen karma adalah B...
nah kaya gini yang maksudnya cacat..

maafkan bahasa orang awamku...  ^:)^

Intinya sama. 
Perlu diingat juga background Siddharta adalah kasta Ksatria dan dia juga dibimbing oleh orang2 Brahmana yang berbahasa puitis dan bersastra tinggi.  Ya kadang memang beliau memakai bermacam2 bahasa untuk menjelaskan Dhamma kepada orang yang berbeda2 kasta.  Kalau begini, apa bisa diomong cacat?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 26 July 2007, 08:40:17 AM
Quoteketidak cocokan yang saya maksud bukan caranya... tetapi intinya... cara Sang Buddha mengajar mungkin bisa berbeda, tapi kan intinya sma bukan?

nah misalnya di sutta ini Sang Buddha bilang ga boleh membunuh...
eh di sutta lain bilang boleh membunuh...
di sutta ini disebutkan karma adalah A, di sutta laen karma adalah B...
nah kaya gini yang maksudnya cacat

klop!
ini juga yg saya maksud (maafkan juga bahasa awamku  ;D)

kita ambil contoh agama K, ada beberapa ajarannya yg menurut sy cacat, satu contoh (ada di alkitab, namun sy tidak rincikan ayatnya, repot nyari2  ;D):
~ di K diajarkan tuhan itu maha pengasih dan penyayang, namun dijelaskan juga tuhan juga pemurka dan pencemburu, juga penghukum yg sadis

Nah, itukan sudah bertentangan. Diajarin cinta kasih dan memaafkan musuhmu, kok tuhan malah mengamuk di bait allah dan juga menenggelamkan pasukan mesir.

Ini jelas sudah cacat hukum, he he he, maksudnya "cacat karena tidak konsisten".

Untuk ajaran Buddha, ajaran2 dan cerita2 yg bertentangan seperti ini masih belum sy temukan s/d sekarang.

Karena itu, sy masih berkesimpulan tidak ada kecacatan dalam Sutta2 Buddhist.

_/\_







Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 10:06:57 AM
QuoteIntinya sama.
Perlu diingat juga background Siddharta adalah kasta Ksatria dan dia juga dibimbing oleh orang2 Brahmana yang berbahasa puitis dan bersastra tinggi.  Ya kadang memang beliau memakai bermacam2 bahasa untuk menjelaskan Dhamma kepada orang yang berbeda2 kasta.  Kalau begini, apa bisa diomong cacat

ya tidak Bhante...
hanya caranya yang berbeda bukan...
kalo di DKV ini ya cuma tone & manner yang disesuaikan dengan target audience  ^-^

nah yang saya maksud cacat seperti yang dibilang Willi... Bukan hanya caranya yang berbeda, tapi intinya juga berbeda, bertolak belakang malah...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: davit_c on 26 July 2007, 11:14:58 AM
Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 09:40:51 PM
Kalo K mah bukan kacamata kuda tapi merem.
Kaca mata kuda kan yg arah pandangan ke tengah saja, tidak bisa lirik kiri dan kanan :P

yah plesetan2x bisa banyak arti nih... bahaya  :whistle:

btw, nice avatar
Kalau menurut saya kacamata hitam dan putih... :P model tv jaman dulu... :)

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 26 July 2007, 11:40:38 AM
Quote from: 7th on 26 July 2007, 10:06:57 AM
QuoteIntinya sama.
Perlu diingat juga background Siddharta adalah kasta Ksatria dan dia juga dibimbing oleh orang2 Brahmana yang berbahasa puitis dan bersastra tinggi.  Ya kadang memang beliau memakai bermacam2 bahasa untuk menjelaskan Dhamma kepada orang yang berbeda2 kasta.  Kalau begini, apa bisa diomong cacat

ya tidak Bhante...
hanya caranya yang berbeda bukan...
kalo di DKV ini ya cuma tone & manner yang disesuaikan dengan target audience  ^-^

nah yang saya maksud cacat seperti yang dibilang Willi... Bukan hanya caranya yang berbeda, tapi intinya juga berbeda, bertolak belakang malah...
Coba kasi beberapa contoh tentang inti ajaran Buddha yang bertolak belakang...pleaseee... [-o<
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 26 July 2007, 11:45:06 AM
Quote from: ryu on 25 July 2007, 12:48:07 PM
Ya karena agama lain tdk menganggap bhw hidup sbg penderitaan tp anugerah. Kalau mengenai asal mula kehidupan dlm buddhisme yg ada dlm sutta, apa ada cacatnya tdk Bhante?
wuah ga tau. Tetapi, Sang Buddha kadang menjelaskan seperti yang ada di Aganya sutta dan diwaktu lain, beliau ga menjawab pertanyaan2 yang begituan.  Dan di lain waktu, beliau juga mengatakan bahwa memikirkan hal2 (asal mula kehidupan) begitu bisa membuat kita menjadi gila.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 11:47:44 AM
justru itu Bhante, saya nanya apakah ada yang demikian??
nah, jika ada, baru dibahas... begitu...

misalnya Sang Buddha diceritakan punya cinta kasih yang tinggi... di laen cerita dia nampar orang dengan kebencian... nah yang kaya gitu"lah...

Bhante dan Senior" disini yang udah banyak baca Sutta lebih tau daripada Saya... Saya disini sih cuma memantau dan belajar aja   ^:)^

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 26 July 2007, 11:57:37 AM
Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 26 July 2007, 12:00:01 PM
Quote from: 7th on 26 July 2007, 11:47:44 AM
justru itu Bhante, saya nanya apakah ada yang demikian??
nah, jika ada, baru dibahas... begitu...

misalnya Sang Buddha diceritakan punya cinta kasih yang tinggi... di laen cerita dia nampar orang dengan kebencian... nah yang kaya gitu"lah...

Bhante dan Senior" disini yang udah banyak baca Sutta lebih tau daripada Saya... Saya disini sih cuma memantau dan belajar aja   ^:)^

Sorry...baru dong...hahaha...beberapa hari ini memang jadi dodol. :??

Kalo begituan mah banyak, mas.  Dan itu bukannya cacat.  Itu cuma beda cara aja, tergantung pendengarnya.

Sorry...i juga jarang baca sutta...hahaha...so, cuma bisa kasi sudut pandang yang lain aja.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 26 July 2007, 12:04:34 PM
Quote from: ryu on 26 July 2007, 11:57:37 AM
Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?
Mungkin penting untuk beberapa orang untuk merealisasi Dhamma, dan mungkin ga penting untuk beberapa orang lain. 
Cerita2 di Tipitaka apa bisa dipertanggungjawakan?  Ehm...kalau bisa mengurangi keserakahan, kebencian, kebodohan, mengapa tidak?  Cerita model apa aja yang bisa untuk menyebabkan jelek menjadi baik...kan no problem. 
Siapa yang mau menuntut pertanggungjawabannya?   :-w
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 26 July 2007, 12:11:18 PM
Misalkan ada penambahan atau pengurangan dlm penyusunan sutta untuk menghilangkan yg bisa di pandang merugikan ajaran beliau ada tidak indikasi itu?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 26 July 2007, 12:54:19 PM
saya rasa yang cacat bukan sutta nya .. tapi yang mbaca sutta nya deh.. haahhaah.. :D :D :D ..
orang yang bilang sutta itu cacat bagaikan melihat wajah sendiri buruk di cermin, lalu cermin dibelah dua....
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: davit_c on 26 July 2007, 01:22:00 PM
Jgnkan membandingkan isi sutta yang berbeda... dalam menafsirkan sebuah sutta saja bisa berbeda-beda... :)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 01:22:28 PM
Quote from: Dharmakara on 26 July 2007, 12:54:19 PM
saya rasa yang cacat bukan sutta nya .. tapi yang mbaca sutta nya deh.. haahhaah.. :D :D :D ..
orang yang bilang sutta itu cacat bagaikan melihat wajah sendiri buruk di cermin, lalu cermin dibelah dua....
Who do you mean ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: markosprawira on 26 July 2007, 02:33:44 PM
Quote from: Upaseno on 26 July 2007, 12:04:34 PM
Quote from: ryu on 26 July 2007, 11:57:37 AM
Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?
Mungkin penting untuk beberapa orang untuk merealisasi Dhamma, dan mungkin ga penting untuk beberapa orang lain. 
Cerita2 di Tipitaka apa bisa dipertanggungjawakan?  Ehm...kalau bisa mengurangi keserakahan, kebencian, kebodohan, mengapa tidak?  Cerita model apa aja yang bisa untuk menyebabkan jelek menjadi baik...kan no problem. 
Siapa yang mau menuntut pertanggungjawabannya?   :-w

tul banget....... saya setuju banget dengan pengikisan lobha, dosa  dan moha itu....

soal cerita, ga usah terlalu dipertentangkan....... buat apa meributkan konsep???
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 02:47:24 PM
maklum orang desain.. konsep itu penting...  =))
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 26 July 2007, 02:56:49 PM
OOT dikit. Ajarin dong konsep design...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 26 July 2007, 02:58:54 PM
Quotetul banget....... saya setuju banget dengan pengikisan lobha, dosa  dan moha itu....
soal cerita, ga usah terlalu dipertentangkan....... buat apa meributkan konsep???

Seperti cerita pemburu yg kena panah beracun itu kan Bro?

tapi gimana dong, dengan semangat dari Bhante ini:

QuotePenting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku....
ayo dilanjutkan....

nah gimana hayoooo...   

:whistle:
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: markosprawira on 26 July 2007, 03:10:31 PM
Quote from: ryu on 26 July 2007, 11:57:37 AM
Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?

boleh tau di sutta mana ada asal usul kehidupan????

setau saya sih, yang ada adalah asal usul kehidupan di bumi ini

kalau asal usul atau asal mula kehidupan, itu accinteya atau tidak terjangkau oleh logika manusia biasa.......
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 26 July 2007, 04:31:35 PM
Quote from: Upaseno on 26 July 2007, 12:00:01 PM
Sorry...baru dong...hahaha...beberapa hari ini memang jadi dodol. :??

Jadi dodol rasa apa Bhante? Duren ya.... ^-^  sorry Bhante just joke  ^:)^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: langitbiru on 26 July 2007, 06:37:51 PM
waks..kelana malah becandain bhante :-SS
nti kehidupan yg akan dtg, bisa-bisa jadi dodol rasa duren  :-SS
*nakut2in kelana pake hk. karma mode on* >:D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 06:47:16 PM
Quote from: langitbiru on 26 July 2007, 06:37:51 PM
waks..kelana malah becandain bhante :-SS
nti kehidupan yg akan dtg, bisa-bisa jadi dodol rasa duren  :-SS
*nakut2in kelana pake hk. karma mode on* >:D
Nakut2in apa termasuk pelanggaran sila ke 4 gak ya ?  8->
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 07:08:06 PM
kan ada syarat pelanggaran silanya...
kalo nakut"in niatnya baek?  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: langitbiru on 26 July 2007, 07:27:22 PM
 :)) betul tuh kata 7th  :-*
yah itu nakut2in becanda lagi, hedi takut amat ditakut2in  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 07:33:00 PM
Quote from: langitbiru on 26 July 2007, 07:27:22 PM
:)) betul tuh kata 7th  :-*
yah itu nakut2in becanda lagi, hedi takut amat ditakut2in  ^-^
Padahal maksud saya juga nakut2in ce LB.. hehehe  =))
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 26 July 2007, 08:29:23 PM
Quote from: langitbiru on 26 July 2007, 06:37:51 PM
waks..kelana malah becandain bhante :-SS
nti kehidupan yg akan dtg, bisa-bisa jadi dodol rasa duren  :-SS
*nakut2in kelana pake hk. karma mode on* >:D

[-X ngak bisa donk CLB..dodol kan benda mati, jadi paling tidak, mungkin jadi penunggu pohon durennya  =))
"Kelana si Penunggu Pohon Duren"  =))
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 09:25:52 PM
kayanya 5 pelanggaran berat harus jadi 6 tuh...
1 lagi : becandain seorang Bhikku...  ^-^

oh ya ngomong" tentang 5 pelanggaran berat...
bebrapa kali saya baca tuh kok ada yang 6 ya... 1 lagi tuh : berpindah guru/murtad... atau menyebarkan ajaran guru lain...
ada yang dibaca di buku paritta di vihara...
ada yang dikasi tau temen...
ada dari forum...

sebenarnya ada 6 atau 5? kalo 6, apa maksud poin terakhir itu?
apakah tidak boleh berpindah agama?

mohon pencerahan  ^:)^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 09:37:00 PM
Di mana2 semua agama kayaknya ada rule semacam itu.. tidak diperbolehkan murtad, neraka jahanam tempatnya (samawi language mode on)

Tapi menurut saya pribadi..
Intinya berbalik lagi ke orangnya..

Apakah agama tersebut akan memberikan kemajuan bagi orang tersebut..

Dan bila ada agama yang mengatakan bahwa tidak masuk ke agama tertentu, neraka jahanam balasannya. Maka manusia yang hidup dari zaman purba sampai muncul Nabi yang membawa agama tersebut apakah masuk neraka semua ?

Suatu pertanyaan yang perlu direnungkan bukan ? (Ini juga my weapon to attact evangelist)



Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 09:47:26 PM
errr... mungkin weapon to counter tepatnya..  ^-^

gw juga sering pake dulu...  :whistle:

maksud aye Ko, yang bener pelanggaran berat ada 5 ato 6?
mayoritas yang aye baca adalah 5... belakangan baru ngeliat ada yang 6...

kalo mank rule ke-6 itu ada, berarti ga sejalan ma ehipassiko dan Kalama Sutta donk?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 26 July 2007, 09:51:53 PM
 [at] 7th:
Yah ikutin kalama sutta aja, jangan karena tertulis dipercaya :)
Lihat sutta tentang garuka kamma, lalu lihat lagi kalama sutta, jangan percaya isi suttanya juga...  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 09:55:24 PM
Quote from: 7th on 26 July 2007, 09:47:26 PM
errr... mungkin weapon to counter tepatnya..  ^-^

gw juga sering pake dulu...  :whistle:

maksud aye Ko, yang bener pelanggaran berat ada 5 ato 6?
mayoritas yang aye baca adalah 5... belakangan baru ngeliat ada yang 6...

kalo mank rule ke-6 itu ada, berarti ga sejalan ma ehipassiko dan Kalama Sutta donk?

Wah.. Aye juga kurang tahu tentang rule2.. Maklum.. Masih new bie.. Saya lebih ke praktek bagaimana kehidupan sehari2 daripada membaca sutta sih.. Makanya sutta yang pernah saya baca sedikit sekali..
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 26 July 2007, 09:58:40 PM
si Lao Se udah turun gunung ngasi petunjuk...  [-o<
ming bai Lao Se...  ^:)^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 26 July 2007, 10:01:05 PM
Quote from: 7th on 26 July 2007, 09:58:40 PM
si Lao Se udah turun gunung ngasi petunjuk...  [-o<
ming bai Lao Se...  ^:)^
Mari2.. Bersujud dan bernamaskara pada Lao She..
Guru..  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 26 July 2007, 10:10:49 PM
 ::)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 09:21:59 AM
Quote from: ryu on 26 July 2007, 12:11:18 PM
Misalkan ada penambahan atau pengurangan dlm penyusunan sutta untuk menghilangkan yg bisa di pandang merugikan ajaran beliau ada tidak indikasi itu?
THAT'S IT!  Inilah yang perlu dibahas dari pertama kali.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 09:28:29 AM
Quote from: 7th on 26 July 2007, 09:25:52 PM
kayanya 5 pelanggaran berat harus jadi 6 tuh...
1 lagi : becandain seorang Bhikku...  ^-^

oh ya ngomong" tentang 5 pelanggaran berat...
bebrapa kali saya baca tuh kok ada yang 6 ya... 1 lagi tuh : berpindah guru/murtad... atau menyebarkan ajaran guru lain...
ada yang dibaca di buku paritta di vihara...
ada yang dikasi tau temen...
ada dari forum...

sebenarnya ada 6 atau 5? kalo 6, apa maksud poin terakhir itu?
apakah tidak boleh berpindah agama?

mohon pencerahan  ^:)^
Siapa yang ngomong ga boleh berpindah agama?  Aku laporin ke Bagian Hak Asasi Manusia.

Dodol dodol...mau aja lahir di alam makluk dodol.... :o
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 27 July 2007, 10:19:49 AM
Quote from: Upaseno on 27 July 2007, 09:28:29 AM
Quote from: 7th on 26 July 2007, 09:25:52 PM
kayanya 5 pelanggaran berat harus jadi 6 tuh...
1 lagi : becandain seorang Bhikku...  ^-^

oh ya ngomong" tentang 5 pelanggaran berat...
bebrapa kali saya baca tuh kok ada yang 6 ya... 1 lagi tuh : berpindah guru/murtad... atau menyebarkan ajaran guru lain...
ada yang dibaca di buku paritta di vihara...
ada yang dikasi tau temen...
ada dari forum...

sebenarnya ada 6 atau 5? kalo 6, apa maksud poin terakhir itu?
apakah tidak boleh berpindah agama?

mohon pencerahan  ^:)^
Siapa yang ngomong ga boleh berpindah agama?  Aku laporin ke Bagian Hak Asasi Manusia.

Dodol dodol...mau aja lahir di alam makluk dodol.... :o
Wah.. Liberal juga nih Bhante..  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 27 July 2007, 10:59:19 AM
QuoteSiapa yang ngomong ga boleh berpindah agama?  Aku laporin ke Bagian Hak Asasi Manusia.
Dodol dodol...mau aja lahir di alam makluk dodol....

mangkanya owe nanya Bhante...
soalnya di sebagian sumber ada yang nulis : gak boleh berpindah Guru...
owe ga yakin ma poin 6 ini... cuz yang owe tau cuma 5...

nah kalo itu artinya bukan pindah agama? jadi apa donk?
ato emank poin 6 itu ga pernah ada? so, oran bisa kesimpulan darimana nulis itu?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 27 July 2007, 11:02:36 AM
Kalo di robah jd boleh pindah agama gimana? Ada peraturan karena ada yg melanggar, kalau tdk ada yg melanggar maka tdk akan ada peraturan. Ayo ada yg tau penambahan dlm sutta yg kira2 bertentangan dlm jalan mulia berunsur 8?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 27 July 2007, 11:36:15 AM
Ok intermezonya selesai yaa... ;D

Quote from: Upaseno on 25 July 2007, 12:26:41 PM
Perdebatan demi perdebatan telah dilewati selama 2000 tahun lebih oleh pihak Theravada, Mahayana dan Vajrayana tentang apa sih inti Buddhism.
Beberapa tahun lalu, kalo ga salah tahun 50an, Ketiga tradisi tersebut berkumpul di Srilanka untuk membahas inti ajaran Sang Buddha.  Dan mereka dari tiga pihak, menyetujui ajaran-ajaran tersebut adalah inti ajaran Sang Buddha. 

Bagi teman-teman yang belum tahu apa yang Bhante maksud di atas, silakan baca:
http://bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=95


[/quot
Quote from: Upaseno on 27 July 2007, 09:21:59 AM
Quote from: ryu on 26 July 2007, 12:11:18 PM
Misalkan ada penambahan atau pengurangan dlm penyusunan sutta untuk menghilangkan yg bisa di pandang merugikan ajaran beliau ada tidak indikasi itu?
THAT'S IT!  Inilah yang perlu dibahas dari pertama kali.

Wah apa ya? Sepertinya harus benar-benar teliti membaca sutta jika ingin menemukannya. Apakah kisah Sang Buddha berkunjung ke surga Tavatimsa mengajar mantan ibunya, termasuk merupakan penambahan pada sutta? Tapi dimana letak merugikan ajaran Beliau?

Bagaimana kalau masalah Garudhamma yang harus dilakukan oleh bhikkhuni? Beberapa orang mengatakan ada indikasi deskriminasi gender di sini.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 27 July 2007, 11:42:44 AM
Bukan indikasi merugikan tapi juga yg menguntungkan (misalnya untuk kepentingan golongan atau aliran tertentu sehingga ada penambahan) sehingga tdk sejalan dgn inti ajaran beliau.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 27 July 2007, 05:04:55 PM
apa ukuran bahwa sutta itu cacat? sudahkah seseorang mencapai arahat lalu menilai dan mengkritik sebuah sutta? kalau mengkritik sutta berdasarkan sutta yang lain pertanyaannya apakah sutta yang dipakai untuk mengkritik itu sudah tidak cacat? seorang bhiksu zen yang mencapai  bahkan menyatakan apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar.... "sutta hanyalah sebuah jari yang menunjuk ke bulan".....
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 27 July 2007, 06:48:17 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
apa ukuran bahwa sutta itu cacat? sudahkah seseorang mencapai arahat lalu menilai dan mengkritik sebuah sutta? kalau mengkritik sutta berdasarkan sutta yang lain pertanyaannya apakah sutta yang dipakai untuk mengkritik itu sudah tidak cacat? seorang bhiksu zen yang mencapai  bahkan menyatakan apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar.... "sutta hanyalah sebuah jari yang menunjuk ke bulan".....
Benar.. Saya sangat setuju dengan perkataan Anda jari yang menunjuk Bulan.
Dan bisa Anda analogikan ke post Anda mengenai Nibbana..  [-o<
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 27 July 2007, 08:59:37 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
seorang bhiksu zen yang mencapai  bahkan menyatakan apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar.... "sutta hanyalah sebuah jari yang menunjuk ke bulan".....

sebenarnya ane jg binun dengan ajaran Zen/Chan [maaf kalo salah tulis] kata2 memang tidak bs di artikel secara langsung, mengandung makna yg dalam, tp apakah yg dimaksud "apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar" berarti sutta/sutra itu semua adalah palsu/salah/tidak benar/tipuan/ilusi ? jika demikian kenapa Buddha menyatakan Dhammanya ? ga tau  :?? [jd master Zen jg nih  ^-^]

Kecacatan didalam Sutta jika merujuk pada sejarah penyusunan Tripitaka [entah sejarah ini benar ato tidak] bisa [kemungkinan] terjadi karena adanya keinginan dari beberapa Bhikkhu yg ingin menghapus peraturan2 yg dianggap berat/merugikan. Tapi apakah hanya itu ? bs jd masuknya ajaran2 baru [dari para Bhikkhu yg dianggap suci/senior] kedalam kumpulan2 Sutta di kemudian hari, belum lagi proses penerjemahannya dan alasan lainnya.

tapi apakah Dhamma yg diajarkan Buddha hanya terbatas apa yg tertulis di Sutta ? padahal Buddha pernah mengatakan bahwa Dhamma yg dia ajarkan hanya sebanyak daun didalam gemgamannya, tapi Dhamma yg belum diajarkan sebanyak jumlah daun yg ada di hutan [gile byk amat ya  :o], apakah bs dikatakan bahwa penambahan2 yg terjadi dikemudian hari [ajaran baru dari para Bhikkhu/sarjana Buddhist diwaktu lampau] dikategorikan kedalamnya ?

bagaimana kita bs mengetahui ini daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan, yg ini bukan daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan ?

mohon sharingnya  _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 27 July 2007, 09:03:29 PM
sebenarnya ga amsalah daunnya berasal darimana asal bermanfaat bagi kita...
mau daun dari kebon tetangga juga kalo ternyata bermanfaat?  :P
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 27 July 2007, 09:07:37 PM
Quote from: dhanuttono on 27 July 2007, 08:59:37 PM

bagaimana kita bs mengetahui ini daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan, yg ini bukan daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan ?

mohon sharingnya  _/\_

Loh... Sdr. Dhanu, bukankah sudah disampaikan oleh Bhante di atas. ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: ryu on 27 July 2007, 09:09:20 PM
Bukannya anda jg dari tetangga? Khan balik lagi kesini.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 09:47:23 PM
Quote from: 7th on 27 July 2007, 10:59:19 AM
QuoteSiapa yang ngomong ga boleh berpindah agama?  Aku laporin ke Bagian Hak Asasi Manusia.
Dodol dodol...mau aja lahir di alam makluk dodol....

mangkanya owe nanya Bhante...
soalnya di sebagian sumber ada yang nulis : gak boleh berpindah Guru...
owe ga yakin ma poin 6 ini... cuz yang owe tau cuma 5...

nah kalo itu artinya bukan pindah agama? jadi apa donk?
ato emank poin 6 itu ga pernah ada? so, oran bisa kesimpulan darimana nulis itu?
Mau pindah agama, mau pindah guru...itu kan hak asasi manusia. 
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 09:54:18 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
apa ukuran bahwa sutta itu cacat? sudahkah seseorang mencapai arahat lalu menilai dan mengkritik sebuah sutta?

Wuah sorry mas, Sang Buddha adalah satu-satunya guru yang memberi kebebasan untuk semua muridnya untuk tidak gampang percaya sesuatu sebelum meneliti dan mengobservasi sesuatu tersebut.  Tentu saja, "menilai" dan "mengkritik" ada levelnya dan level "menilai" dan "mengkritik" saya, tidak jauh beda artinya dengan "meneliti" dan "mengobservasi."  So, bukan Arahat saja yang boleh menilai dan mengkritik sutta.
Sekali lagi, sorry mas.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 27 July 2007, 09:56:39 PM
Quote from: dhanuttono on 27 July 2007, 08:59:37 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
seorang bhiksu zen yang mencapai  bahkan menyatakan apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar.... "sutta hanyalah sebuah jari yang menunjuk ke bulan".....

sebenarnya ane jg binun dengan ajaran Zen/Chan [maaf kalo salah tulis] kata2 memang tidak bs di artikel secara langsung, mengandung makna yg dalam, tp apakah yg dimaksud "apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar" berarti sutta/sutra itu semua adalah palsu/salah/tidak benar/tipuan/ilusi ? jika demikian kenapa Buddha menyatakan Dhammanya ? ga tau  :?? [jd master Zen jg nih  ^-^]

Kecacatan didalam Sutta jika merujuk pada sejarah penyusunan Tripitaka [entah sejarah ini benar ato tidak] bisa [kemungkinan] terjadi karena adanya keinginan dari beberapa Bhikkhu yg ingin menghapus peraturan2 yg dianggap berat/merugikan. Tapi apakah hanya itu ? bs jd masuknya ajaran2 baru [dari para Bhikkhu yg dianggap suci/senior] kedalam kumpulan2 Sutta di kemudian hari, belum lagi proses penerjemahannya dan alasan lainnya.

tapi apakah Dhamma yg diajarkan Buddha hanya terbatas apa yg tertulis di Sutta ? padahal Buddha pernah mengatakan bahwa Dhamma yg dia ajarkan hanya sebanyak daun didalam gemgamannya, tapi Dhamma yg belum diajarkan sebanyak jumlah daun yg ada di hutan [gile byk amat ya  :o], apakah bs dikatakan bahwa penambahan2 yg terjadi dikemudian hari [ajaran baru dari para Bhikkhu/sarjana Buddhist diwaktu lampau] dikategorikan kedalamnya ?

bagaimana kita bs mengetahui ini daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan, yg ini bukan daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan ?

mohon sharingnya  _/\_
BINGO!  Congratulation! 
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 27 July 2007, 10:21:34 PM
QuoteMau pindah agama, mau pindah guru...itu kan hak asasi manusia.

ga tau dah Bhante...
ada sebagian orang" tidak bertanggung jawab menambahkan poin itu mungkin...  ^-^


Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 27 July 2007, 11:12:41 PM
Quote from: Kelana on 27 July 2007, 09:07:37 PM
Quote from: dhanuttono on 27 July 2007, 08:59:37 PM

bagaimana kita bs mengetahui ini daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan, yg ini bukan daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan ?

mohon sharingnya  _/\_

Loh... Sdr. Dhanu, bukankah sudah disampaikan oleh Bhante di atas. ^-^

maap bro Kelana klo terulang/postinganya sama dengan punya Bhante, dr pagi [27/07/07] ga sempat OL trus waktu OL malam2 gw ga baca posting2 yg lewat, langsung lanjutin [mulai page 12]  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 01:17:13 AM
maaf.. saya koreksi sedikit apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar maksudnya adalah: tidak benar-benar menggambarkan apa yang dirasakannya pada saat mencapai pencerahan..

Quote from: Upaseno on 27 July 2007, 09:56:39 PM
Quote from: dhanuttono on 27 July 2007, 08:59:37 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
seorang bhiksu zen yang mencapai  bahkan menyatakan apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar.... "sutta hanyalah sebuah jari yang menunjuk ke bulan".....

sebenarnya ane jg binun dengan ajaran Zen/Chan [maaf kalo salah tulis] kata2 memang tidak bs di artikel secara langsung, mengandung makna yg dalam, tp apakah yg dimaksud "apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar" berarti sutta/sutra itu semua adalah palsu/salah/tidak benar/tipuan/ilusi ? jika demikian kenapa Buddha menyatakan Dhammanya ? ga tau  :?? [jd master Zen jg nih  ^-^]

Kecacatan didalam Sutta jika merujuk pada sejarah penyusunan Tripitaka [entah sejarah ini benar ato tidak] bisa [kemungkinan] terjadi karena adanya keinginan dari beberapa Bhikkhu yg ingin menghapus peraturan2 yg dianggap berat/merugikan. Tapi apakah hanya itu ? bs jd masuknya ajaran2 baru [dari para Bhikkhu yg dianggap suci/senior] kedalam kumpulan2 Sutta di kemudian hari, belum lagi proses penerjemahannya dan alasan lainnya.

tapi apakah Dhamma yg diajarkan Buddha hanya terbatas apa yg tertulis di Sutta ? padahal Buddha pernah mengatakan bahwa Dhamma yg dia ajarkan hanya sebanyak daun didalam gemgamannya, tapi Dhamma yg belum diajarkan sebanyak jumlah daun yg ada di hutan [gile byk amat ya  :o], apakah bs dikatakan bahwa penambahan2 yg terjadi dikemudian hari [ajaran baru dari para Bhikkhu/sarjana Buddhist diwaktu lampau] dikategorikan kedalamnya ?

bagaimana kita bs mengetahui ini daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan, yg ini bukan daun [Dhamma] yg tergeletak di hutan ?

mohon sharingnya  _/\_
BINGO!  Congratulation! 
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 29 July 2007, 01:19:26 AM
iyaa tapi sayang banthe apa daya , sebagai umat awam, kita cuma bisa percaya aja koq.. tanpa bisa membuktikan apa yang tertulis di sutta itu....

Quote from: Upaseno on 27 July 2007, 09:54:18 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
apa ukuran bahwa sutta itu cacat? sudahkah seseorang mencapai arahat lalu menilai dan mengkritik sebuah sutta?

Wuah sorry mas, Sang Buddha adalah satu-satunya guru yang memberi kebebasan untuk semua muridnya untuk tidak gampang percaya sesuatu sebelum meneliti dan mengobservasi sesuatu tersebut.  Tentu saja, "menilai" dan "mengkritik" ada levelnya dan level "menilai" dan "mengkritik" saya, tidak jauh beda artinya dengan "meneliti" dan "mengobservasi."  So, bukan Arahat saja yang boleh menilai dan mengkritik sutta.
Sekali lagi, sorry mas.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 29 July 2007, 07:30:53 AM
Quote from: Dharmakara on 29 July 2007, 01:19:26 AM
iyaa tapi sayang banthe apa daya , sebagai umat awam, kita cuma bisa percaya aja koq.. tanpa bisa membuktikan apa yang tertulis di sutta itu....

Quote from: Upaseno on 27 July 2007, 09:54:18 PM
Quote from: Dharmakara on 27 July 2007, 05:04:55 PM
apa ukuran bahwa sutta itu cacat? sudahkah seseorang mencapai arahat lalu menilai dan mengkritik sebuah sutta?

Wuah sorry mas, Sang Buddha adalah satu-satunya guru yang memberi kebebasan untuk semua muridnya untuk tidak gampang percaya sesuatu sebelum meneliti dan mengobservasi sesuatu tersebut.  Tentu saja, "menilai" dan "mengkritik" ada levelnya dan level "menilai" dan "mengkritik" saya, tidak jauh beda artinya dengan "meneliti" dan "mengobservasi."  So, bukan Arahat saja yang boleh menilai dan mengkritik sutta.
Sekali lagi, sorry mas.
Ya loe umat agama apa? 
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 29 July 2007, 07:32:00 AM
Quote from: Dharmakara on 29 July 2007, 01:17:13 AM
maaf.. saya koreksi sedikit apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar maksudnya adalah: tidak benar-benar menggambarkan apa yang dirasakannya pada saat mencapai pencerahan..

Wuah...u uda pencerahan?  Sharing pengalaman donk...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 29 July 2007, 01:55:55 PM
Quote from: Upaseno on 29 July 2007, 07:32:00 AM
Quote from: Dharmakara on 29 July 2007, 01:17:13 AM
maaf.. saya koreksi sedikit apa yang ditulis di Sutta itu tidak benar maksudnya adalah: tidak benar-benar menggambarkan apa yang dirasakannya pada saat mencapai pencerahan..

Wuah...u uda pencerahan?  Sharing pengalaman donk...

nah ini yg pernah saya diskusikan dengan Bhante kapan hari, kalo pencerahan/usaha merealisasi kesucian cuma pikiran kita yg tau, bakal muncul banyak orang gila... baru merasakan ini itu, udah di klaim sepihak "gw dah ngalami pencerahan nih" bukan cm terjadi di Buddhism, tp jg di agama lain  ^-^  tuh contohnya sudah ada Bhante, orangnya [Dharmakara] ngaku lg...  ^-^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 29 July 2007, 02:02:54 PM
Quote from: Dharmakara on 29 July 2007, 01:19:26 AM
iyaa tapi sayang banthe apa daya , sebagai umat awam, kita cuma bisa percaya aja koq.. tanpa bisa membuktikan apa yang tertulis di sutta itu....



haha...  =)) orang satu ini aneh banget ya... gini dah gw tegaskan, di dalam Buddhism :
1. TIDAK ada pengharusan untuk IMAN dan TIDAK ada kata IMAN.
2. TIDAK ada penuntutan untuk PERCAYA dan TIDAK ada kata PERCAYA-lah

dan di dalam Buddhism, semua jalan itu telah disediakan, pintu terbuka lebar, tanpa perlu syarat apapun, so tidak ada yg TIDAK bisa dibuktikan, tapi BELUM bisa dibuktikan karena terbatasnya kemampuan kita, seperti layaknya anak SD/SMP yg belum bisa membuktikan teori Integral lipat banyak itu ada, tapi bukan berarti teori itu TIDAK bisa dibuktikan dan TIDAK ada, tapi BELUM bisa dibuktikan oleh anak SD/SMP

so jangan paksakan pandangan anda mengenai IMAN dan PERCAYA kedalam Buddhism, jika anda mau pake siste IMAN dan PERCAYA silakan gunakan sendiri, tidak perlu ditawarkan kepada orang lain apalagi pake acara maksa bukan ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 02:10:55 PM
Ttono, tenang lah kaw bah...
kan sudah kubilang mungkin si Kara ini ex-K, jadi masik pakek cara pemahaman yang dulu dia...
Bahwa sesuatu itu harusnya diimani kalopun tak terbukti...
Jangan emosi dulu kaw No... Santelah...  :)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sukma Kemenyan on 29 July 2007, 02:25:21 PM
percaya sukur...
ga percaya sukur....

geto aja koq repot...

elo bisa mati...
bisa tua...
bisa sakit...
bisa padam...

percaya sukur...
ga percaya sukur...

toh pasti terjadi ini...

hidup udah susah
malah dibikin makin menjlimet....
hai ya...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 29 July 2007, 02:44:30 PM
Quoteelo bisa mati...
bisa tua...
bisa sakit...

yang pasti" aja deh dulu, yang ga perlu pembuktian uda ada di depan mata...
nagapen masalahin yang belum bisa/perlu dibuktiin?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: dipasena on 29 July 2007, 10:10:54 PM
Quote from: 7th on 29 July 2007, 02:10:55 PM
Ttono, tenang lah kaw bah...
kan sudah kubilang mungkin si Kara ini ex-K, jadi masik pakek cara pemahaman yang dulu dia...
Bahwa sesuatu itu harusnya diimani kalopun tak terbukti...
Jangan emosi dulu kaw No... Santelah...  :)

hi-ih, sabar-ai wal [tenang kawan], unda kada [saya tidak] emosi, cm berusaha tegas aja ke in-nya [dia] kada-u'sah [tidak perlu] bawa" model gtu ke Buddhism


NB: berhubung pake bahasa batak khas sumatra, jd saya menggunakan bahasa banjar nih khas kalimantan  ;D
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 30 July 2007, 06:22:03 AM
Quote from: dhanuttono on 29 July 2007, 10:10:54 PM
Quote from: 7th on 29 July 2007, 02:10:55 PM
Ttono, tenang lah kaw bah...
kan sudah kubilang mungkin si Kara ini ex-K, jadi masik pakek cara pemahaman yang dulu dia...
Bahwa sesuatu itu harusnya diimani kalopun tak terbukti...
Jangan emosi dulu kaw No... Santelah...  :)

hi-ih, sabar-ai wal [tenang kawan], unda kada [saya tidak] emosi, cm berusaha tegas aja ke in-nya [dia] kada-u'sah [tidak perlu] bawa" model gtu ke Buddhism

NB: berhubung pake bahasa batak khas sumatra, jd saya menggunakan bahasa banjar nih khas kalimantan  ;D

Butuh tambahan Thread Warung Bahasa Baru neh..  <:-P
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 13 August 2007, 08:32:26 PM
Kok tidak dilanjutin ya???

Interupsi: apakah pembahasan ini juga termasuk sutra??
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 13 August 2007, 09:03:52 PM
kalo sutra buka thread baru aja bang kelana. Biar pada seger lagi
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^

gua cuma mau bilang, makin banyak baca sutra, tambah makin bingung gua .....ada yg bersedia kasih pencerahan ?
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Sumedho on 14 August 2007, 10:32:00 PM
apalagi kalau antar tradisi dicampur2x, lebih bingung lagi loh.
Kalau mau baca, satu2x tradisinya.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: sefung on 14 August 2007, 10:47:33 PM
Quote from: Sumedho on 14 August 2007, 10:32:00 PM
apalagi kalau antar tradisi dicampur2x, lebih bingung lagi loh.
Kalau mau baca, satu2x tradisinya.

benar juga sih, kalau gw ga begitu peduluin sih aliran2,
yg penting ajaran Buddha gw baca dan sekarang gw binggung sendiri...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 15 August 2007, 02:20:13 PM
hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :))
Quote from: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^

gua cuma mau bilang, makin banyak baca sutra, tambah makin bingung gua .....ada yg bersedia kasih pencerahan ?

Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: sefung on 15 August 2007, 05:49:51 PM
Quote from: Dharmakara on 15 August 2007, 02:20:13 PM
hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :))
Quote from: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^
sesepuh Dharma  ini paling sesat diantara yg tersesat... ;D

*modified by admin, note: kalau [ quote] harus ada pasangan [/ quote] nya , kalau tidak dibabad habis semuanya jadi kena quote*
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 15 August 2007, 09:20:51 PM
Quote from: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^
gua cuma mau bilang, makin banyak baca sutra, tambah makin bingung gua .....ada yg bersedia kasih pencerahan ?
Kalo bingung, baca komik aja, Mas...
Dhamma ga untuk membingungkan kehidupan.
Dhamma untuk mempermudah kehidupan.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 15 August 2007, 09:24:13 PM
Quote from: Dharmakara on 15 August 2007, 02:20:13 PM
hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :))
Quote from: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^
"hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :)) "

O begitu yah?  Nti kalo kamu punya anak, ga perlu diajarin apa2 aja yah...biar dia ga ada masalah ama "lupa."
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: El Sol on 16 August 2007, 03:14:01 AM
eh, mao nanya...menurut Frenz disini...Yama di neraka itu error gk seh? kalo menurut gw error banget..pasti buatan orang2 Brahmana...haha menyusup ke dalam Sangha dan buat kayak gituan...<-spekulasi asal2an el sol haha...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: El Sol on 16 August 2007, 03:16:00 AM
Quote from: Dharmakara on 15 August 2007, 02:20:13 PM
hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :))
Quote from: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^

gua cuma mau bilang, makin banyak baca sutra, tambah makin bingung gua .....ada yg bersedia kasih pencerahan ?

alangkah bagusnya pemikiran anda diterapkan didunia ini...pasti tiada yg namane skolah, tiada yg namane buku..tiada yg namane assignment...bebas......salut deh ama pemikiran loe...kalo komunis khan Marxism nanti loe pnya Karaxism ajah...gw sokong deh...^^  :P
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: El Sol on 16 August 2007, 03:16:44 AM
Quote from: Upaseno on 15 August 2007, 09:24:13 PM
Quote from: Dharmakara on 15 August 2007, 02:20:13 PM
hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :))
Quote from: sefung on 14 August 2007, 10:19:14 PM
hormat pada sesepuh  ^:)^
"hehehe.. makin banyak belajar makin banyak lupa..   ;D ;D ;D ;D
tidak belajar sama sekali tidak ada yang lupa..  :)) :)) :)) "

O begitu yah?  Nti kalo kamu punya anak, ga perlu diajarin apa2 aja yah...biar dia ga ada masalah ama "lupa."

Bhante, hahaha....kocak banget...^^
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: sefung on 19 August 2007, 01:40:38 PM
  _/\_ bhante turun tangan ...juga ;D. begini para2 sesepuh...
terkadang ga bgt yakin dgn sutra Buddha, ga yakinnya kenapa ? bukan ga yakin sama Sang Buddha tapi..... takut itu hanya rekayasa tulisan manusia ..
saya pernah baca suatu suatu sutra ttg Manshjuri Bodhisatva di buku tersebut ditulis 5 karma berat tapi salah satunya adalah mengugurkan kandungan  ^-^ ...binggung bgt eke

dan saya ketemu parrita ada tulisaan juga 6 karma berat salah satunya pindah agama lain...
oh my god  ??? ....tolong dicerahkan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 19 August 2007, 02:09:55 PM
Quotedan saya ketemu parrita ada tulisaan juga 6 karma berat salah satunya pindah agama lain...
oh my god   ....tolong dicerahkan

gw juga pernah nemu yang ini... udah dpernah ditanyain n udah dicerahkan Bhante Upaseno di salah satu topik disini kok...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Upaseno on 19 August 2007, 07:18:12 PM
Quote from: sefung on 19 August 2007, 01:40:38 PM
  _/\_ bhante turun tangan ...juga ;D. begini para2 sesepuh...
terkadang ga bgt yakin dgn sutra Buddha, ga yakinnya kenapa ? bukan ga yakin sama Sang Buddha tapi..... takut itu hanya rekayasa tulisan manusia ..
saya pernah baca suatu suatu sutra ttg Manshjuri Bodhisatva di buku tersebut ditulis 5 karma berat tapi salah satunya adalah mengugurkan kandungan  ^-^ ...binggung bgt eke

dan saya ketemu parrita ada tulisaan juga 6 karma berat salah satunya pindah agama lain...
oh my god  ??? ....tolong dicerahkan
Ga yakin, ya jangan diyakini.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Muten Roshi on 20 August 2007, 01:09:28 PM
mohon pencerahan sis metti ,  mohon diposting sutta/sutra-nya ..  :-? :-? :-? jadi bingung deh..
Quote from: sefung on 19 August 2007, 01:40:38 PM
  _/\_ bhante turun tangan ...juga ;D. begini para2 sesepuh...
terkadang ga bgt yakin dgn sutra Buddha, ga yakinnya kenapa ? bukan ga yakin sama Sang Buddha tapi..... takut itu hanya rekayasa tulisan manusia ..
saya pernah baca suatu suatu sutra ttg Manshjuri Bodhisatva di buku tersebut ditulis 5 karma berat tapi salah satunya adalah mengugurkan kandungan  ^-^ ...binggung bgt eke

dan saya ketemu parrita ada tulisaan juga 6 karma berat salah satunya pindah agama lain...
oh my god  ??? ....tolong dicerahkan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kokuzo on 20 August 2007, 02:41:06 PM
sefung kok dipanggil Metti?  #-o

yang 6 karma berat itu ga da di sutta, biasanya ada di cetakan buku paritta di vihara tertentu... coba aja baca".................................... kalo ke vihara....

yang Manshjuri gw ga tau...

kok bingung terus Kara? yakini iman sendiri aja... ga usah denger kata orang  :)
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM
Nimbrung ya..sekalian kenalan dengan semuanya.

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: tesla on 12 December 2007, 01:35:36 PM
QuoteSutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja Smiley

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

^kata2nya bagus  ^:)^ ^:)^ ^:)^

_/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: GiNong on 14 December 2007, 08:39:08 AM
Quote from: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_
setuju
wkkwkwkwk
_/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 15 December 2007, 11:47:08 AM
Quote from: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM
Nimbrung ya..sekalian kenalan dengan semuanya.

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_

Kalimat yang ditebalkan sepertinya kontradiksi ya :whistle:
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 15 December 2007, 12:19:38 PM
Quote from: Kelana on 15 December 2007, 11:47:08 AM
Quote from: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM
Nimbrung ya..sekalian kenalan dengan semuanya.

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_

Kalimat yang ditebalkan sepertinya kontradiksi ya :whistle:

yach, itu kontradiksi.

IMO:
kecacatan suatu sutta / ajaran: jika ada hal2 yg bertentangan dalam suatu kitab suci, sedangkan kebenaran (isi) ajaran tidak bisa dikomplain, tergantung dari pemahaman masing2....

::
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: bond on 15 December 2007, 01:10:41 PM
Sekilas terlihat kontradiksi,

Distorsi adalah lebih bersifat sejarah, pengumpulan data2 secara ilmiah. Tetapi isi dalam arti dalam kitab suci tidaklah cacat sama sekali. Bukankah yg sering menyalahkan arti karena penafsiran saja. Banyak alasan karena isi kitab2 suci atau sutta ditambahkan atau ada yg hilang dalam konteks data, lalu dikatakan cacat atau tidak asli. Bahkan ada yg berpendapat diragukan kesahihannya.

Nah sudut pandang mana kita lihat, kalau untuk kemajuan bathin kita. seharusnya batin kita yg bermasalah bukan tulisan2nya yg tidak lengkap.

Jadi suatu kalimat hendaklah dilihat secara keseluruhan dan pengertian yg terkandung didalamnya dan tidak melulu diartikan secara harafiah

Perhatikan sutta2 Buddha, contoh, Sang Buddha mengatakan ehipasiko, dilain pihak dikatakan dirinyalah paling terang guru manusia dan para dewa.Pasti muncul pertanyaan, kalau paling terang, ngapain juga dipertanyakan(ehipasiko) kontradiksikah?

Smoga bermanfaat. :) _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Kelana on 30 December 2007, 01:07:11 PM
Quote from: bond on 15 December 2007, 01:10:41 PM
Sekilas terlihat kontradiksi,

Distorsi adalah lebih bersifat sejarah, pengumpulan data2 secara ilmiah. Tetapi isi dalam arti dalam kitab suci tidaklah cacat sama sekali. Bukankah yg sering menyalahkan arti karena penafsiran saja. Banyak alasan karena isi kitab2 suci atau sutta ditambahkan atau ada yg hilang dalam konteks data, lalu dikatakan cacat atau tidak asli. Bahkan ada yg berpendapat diragukan kesahihannya.

Nah sudut pandang mana kita lihat, kalau untuk kemajuan bathin kita. seharusnya batin kita yg bermasalah bukan tulisan2nya yg tidak lengkap.

Jadi suatu kalimat hendaklah dilihat secara keseluruhan dan pengertian yg terkandung didalamnya dan tidak melulu diartikan secara harafiah

Bagi saya terlihat kontradiksi, Sdr. Bond, sorry. Mungkin ini karena anda salah paham dengan yang dimaksud.

Apabila suatu sutta itu tulisannya tidak lengkap, maka tentu saja ia tidak bisa dijadikan bahan perbandingan dengan sutta yang sejajar lainnya. Distorsi seperti ini tidaklah termasuk dalam pembahasan konteks asli atau tidak asli. Kita bisa melakukan pembahasan asli atau tidak asli jika tulisannya utuh dan dimengerti. Kemudian kita baru melihat apakah ada perkataan yang kontradiksi atau tidak. Kecacatan suatu sutta adalah jika ada hal-hal yg bertentangan antara satu sutta dengan sutta lain yang sejajar. Nah pertanyaannya adakah kecacatan dalam sutta?

QuotePerhatikan sutta2 Buddha, contoh, Sang Buddha mengatakan ehipasiko, dilain pihak dikatakan dirinyalah paling terang guru manusia dan para dewa.Pasti muncul pertanyaan, kalau paling terang, ngapain juga dipertanyakan(ehipasiko) kontradiksikah?

Smoga bermanfaat. :) _/\_

Tidak kontradiksi bagi saya.
Ajaran Ehipassiko, dimana termasuk Kalama Sutta adalah ajaran untuk membuktikan kebenaran dan penghindaran terhadap kerpercayaan membuta.
Sedangkan pernyataan Sang Buddha atas diriNya sebagai guru manusia dan para dewa, adalah suatu Pernyataan Kebenaran. Dan dalam Pernyataan Kebenaran ini Sang Buddha tidak mengatakan, menyuruh, mengharuskan, mewajibkan seseorang untuk mengikuti diriNya, menjadi siswaNya. Jika Ia mengatakan: "kamu harus mengikuti Aku agar kamu terbebas" atau "jangan ragu dan berpaling dariku karena aku adalah guru para dewa dan manusia, paling terang, maka kau terbebas", barulah ini kontradiksi dengan Ehipassiko.

evam
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: Tan on 13 March 2008, 06:57:35 PM
Semuanya kembali pada kemajuan batin. Apakah sesuatu itu dapat menimbulkan kemajuan spiritual. Ini seharusnya pertanyaan yang lebih penting.

Metta,

Tan
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: loui on 11 April 2008, 01:48:30 PM
Apa sih arti dari benar dan salah?

Kita saja masih tidak bisa mengartikannya... so bagaimana kita membahas masalah ini?

Selama itu menghasilkan kebajikan... go for it !!!  _/\_

Jujur saja, saya tidak pernah mempelajari ajaran budhis sama sekali.  :P
Saya menjalani hidup berdasarkan pemikiran yg saya anggap sesuai... seiring berjalannya waktu... saya baru sadar kalau pemikiran saya cenderung ke ajaran "Budhis"
Tapi bkn berarti seluruh ajaran yg ada sekarang ini saya terima mentah2...

Ajaran budhis punya sejarah yg panjang, dan dalam kurun waktu itu... tidak heran apabila ajaran tersebut ditambah bumbu2. Begitu juga dgn agama lain tanpa terkecuali. Apakah itu salah? Menurut saya itu manusiawi...

Sikap kita yg menentukan, bagaimana kita menanggapinya. Dan semoga saya bisa menjalani seperti apa yg ditulis dalam kalama suta.  _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 11 April 2008, 03:39:06 PM
Quote from: loui on 11 April 2008, 01:48:30 PM
Apa sih arti dari benar dan salah?

Kita saja masih tidak bisa mengartikannya... so bagaimana kita membahas masalah ini?


Saya punya pendapat tersendiri soal "benar" dan "salah" ini.

Jika kita mempunyai suatu tujuan dan menjalankan cara yg mendekatkan kita ke tujuan tsb, maka itu adalah "benar", tapi jika kita menjalankan cara yg menjauhkan kita dari tujuan kita maka itu adalah "salah".

contoh:
~ kita ingin mati, dan kita meloncat dari lantai 20, maka cara yg kita lakukan sudah benar, karena tujuan kita (mati) akan tercapai.
~ kita ingin bahagia, dan kita berpikir bahwa kaya raya adalah jalannya, maka kita korupsi supaya kaya. Cara kita ini jelas salah, karena tujuan kita ingin bahagia tidak tercapai, yg timbul adalah perasaan tamak dan tidak puas, sehingga kita tidak pernah tidur nyenyak, belum lagi resiko tertangkap.

Saya memandang "benar" dan "salah" dari pemikiran tersebut.

::
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: loui on 11 April 2008, 04:43:22 PM
Semoga dengan pandangan itu, william bisa berbuat kebajikan _/\_
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: FZ on 11 April 2008, 09:39:00 PM
Quote from: willibordus on 11 April 2008, 03:39:06 PM
Quote from: loui on 11 April 2008, 01:48:30 PM
Apa sih arti dari benar dan salah?

Kita saja masih tidak bisa mengartikannya... so bagaimana kita membahas masalah ini?


Saya punya pendapat tersendiri soal "benar" dan "salah" ini.

Jika kita mempunyai suatu tujuan dan menjalankan cara yg mendekatkan kita ke tujuan tsb, maka itu adalah "benar", tapi jika kita menjalankan cara yg menjauhkan kita dari tujuan kita maka itu adalah "salah".

contoh:
~ kita ingin mati, dan kita meloncat dari lantai 20, maka cara yg kita lakukan sudah benar, karena tujuan kita (mati) akan tercapai.
~ kita ingin bahagia, dan kita berpikir bahwa kaya raya adalah jalannya, maka kita korupsi supaya kaya. Cara kita ini jelas salah, karena tujuan kita ingin bahagia tidak tercapai, yg timbul adalah perasaan tamak dan tidak puas, sehingga kita tidak pernah tidur nyenyak, belum lagi resiko tertangkap.

Saya memandang "benar" dan "salah" dari pemikiran tersebut.

::
Pola pikir yang cukup unik dan menarik..
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: willyyandi on 13 April 2008, 04:36:06 PM
sutta mungkin ada cacatny.

tidak penting ada atau tidak.
coba buktikan dengan praktik (kata 'praktek' tidak baku. mohon diperhatikan. mari kita kembangkan cinta Indonesia dengan mengerti bahasa yang baku dan tidak  :))

lagian kalau ada yang salah dalam nerjemahin sutta gmn??
yang paling penting memang selama sutta tersebut tidak mengajarkan sesuatu yang mendorong kebencian, keserakahan, dan tidak sesuai dengan realitas, tidak merugikan makhluk apa pun sutta itu dapat dianggap benar (dharma).

pendapat pribadi saya, ada kontradiksi dalam tipitaka.
namun jika kita melihat dari sudut pandang yang lain (kasus tertentu) , kontradiksi tersebut akan hilang dan tidak ada yang namanya sutta lagi.

Catatan:
kata tidak baku mohon dimiringkan.
sebaiknya cari padanan dalam bahasa Indonesia jika ada padanannya. contoh: unduh=download,dsb.
terima kasih.
marilah kita hargai bangsa ini dengan memulai dari menghargai bahasa kita.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: willyyandi on 13 April 2008, 04:40:36 PM
Saya mau menambahkan bahwa walaupun mungkin ada penambahan pada Tripitaka, bukan berarti kita tidak yakin pada Tripitaka. Kita harus membuktikan apakah sesuatu yang kita yakini itu benar atau tidak?
Saya mengatakan mungkin cacat bukan untuk menurunkan keyakinan Anda. Terima kasih

Mohon Maaf kalau ada yang salah,
salam
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: K.K. on 19 April 2008, 01:19:12 PM
Pertama dari yang terutama adalah, setiap sutta dimulai dengan "Evam me suttam" atau "Demikianlah yang kudengar". Jadi itu adalah hasil dari 'denger2' oleh seseorang dan diteruskan ke orang lain. Jadi kalo orang itu tidak jelas mendengar atau tidak mengerti dengan baik, memang betul sekali bisa cacat jadinya.

Ke dua adalah dengan berprinsip 'ehipassiko', ga perlu kita kita fanatik bahwa isi Sutta pasti benar. Kalo ajaran lain menghina kita bahwa buku kita cacat, kita tidak perlu berpikir untuk membalasnya. Setidaknya kita bangga karena kita bisa menyadari bahwa itu ada cacat (karena diturunkan banyak generasi) dan tidak kita percaya secara 'buta' begitu saja. Tidak semua orang punya akal sehat untuk menyadari bahwa kitab suci pun dibuat oleh manusia, dan tidak semua orang memiliki kebesaran hati menerimanya jika ada salah. Biasanya hanya mengatakan 'ajaran saya adalah yang terbaik, yang lain menyimpang/sesat' ataupun 'iman/kebijaksanaan ada di atas pengetahuan'. Tidak ada gunanya.

Pada konsili pertama, memang hanya ada Vinaya (yang diulang oleh Upali) dan Sutta (yang diulang oleh Ananda). Itupun belum semuanya ada. Banyak bagian yang ditambahkan belakangan. Semua juga ada "demikian yang kudengar", padahal entah didengar dari mana, entah siapa yang mendengar, kita tidak tahu. Kita tidak bisa dan tidak perlu membuktikan secara persis bahwa itu memang 'asli'.

Ke tiga, pada masa itu, agama yang dianut adalah (banyak aliran) Brahmanisme yang berpegang pada Veda. Suriya dan Chanda adalah personifikasi dari sifat2 positif maskulin dan feminin, sedangkan Rahu adalah personifikasi dari ketakutan dan sifat2 jelek lainnya. Dikatakan ketika kita mengalami ketakutan dan keraguan, maka ketika teringat pada kualitas Buddha/Dhamma/Sangha, akan hilang.
Jadi, itu bisa disikapi sebagai 'dongeng sebelum tidur', 'bahan menjelekkan agama orang', atau hanya 'pernyataan dalam perumpamaan'. Itu semua tergantung manusianya, bukan pada kitabnya.





Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: nyanadhana on 21 April 2008, 08:33:25 AM
 _/\_ Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist

Tentu saja ada,mengingat 2500tahun sudah Buddhism berdiri sejak Konsili Pertama oleh para Arahat siswa utama Sang Buddha sampai pada masuknya Buddhism ke beberapa negara dihinggapi pemberdayaan kultur budaya dan penafsiran lepas.
Ehipassiko menjadi kunci penting untuk menilai sejauh mana Dhamma itu logis dipraktekkan dan sekali lagi Dhamma bukanlah barang mistis, bersifat rahasia ataupun memiliki ketabuan dalam mendalami Dhamma.
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: SandalJepit on 21 April 2008, 10:35:56 AM
bagaimana membuktikan sutta yang cacat dan sutta yang asli? bedanya dimana?

kata "Evam me suttam" bisa saja ditambahkan sekehendak hati pengarang...
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: williamhalim on 21 April 2008, 10:48:26 AM
Quote from: SandalJepit on 21 April 2008, 10:35:56 AM
bagaimana membuktikan sutta yang cacat dan sutta yang asli? bedanya dimana?

kata "Evam me suttam" bisa saja ditambahkan sekehendak hati pengarang...

IMO,
kita tidak perlu pusing memikirkan suatu sutta asli dari Sang Buddha / tidak.

Yang perlu kita perhatikan adalah:
~ baca isi sutta tsb
~ renungkan dan analisa dgn kehidupan kita
~ terbukti benar, maka kita jadikan pegangan kita

::
Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: K.K. on 21 April 2008, 11:12:06 AM
SandalJepit, "Evam me Suttam" ini justru jadi peringatan bagi kita untuk tidak meletakkan "keyakinan" pada kitab itu, karena kitab yang nota bene adalah hasil denger2 ini, bisa salah. "Evam me suttam" bukanlah atribut bahwa kitab itu asli.

Yang dikatakan willibordus memang benar. Juga perlu ditambahkan untuk belajar dari orang lain. Sebab kadang analisa kita juga bisa salah, dan perlu belajar dari pengalaman orang lain. Juga yang sudah terbukti benar, jadi pegangan kita, namun selalu terbuka untuk pandangan baru.


Title: Re: Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?
Post by: nda on 26 October 2010, 08:04:45 PM
numpang numpang tanya,, masih ga bisa ngerti kenapa paritta pake di"revisi"?
ya biarpun cuma sekali,, tapi kalo gitu, dulu pas nulis, nulisnya "ngasal" dong?
:-? dari jawaban yg saya terima mengenai baru ad seorang bhikkhu yg bisa belajar lebih mendalam,
belajarnya ke siapa? kalo gitu yg  ngajarin harusnya lebih bisa ngebenerin paritta paritta itu sebelomnya dong?
maaf kalo kata2 aga kasar..  :) _/\_