Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Meditasi => Topic started by: bond on 03 August 2009, 09:10:55 AM

Title: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: bond on 03 August 2009, 09:10:55 AM
.......

Anda tidak seharusnya menolak objek (kejadian/sesuatu yang
sedang terjadi/sedang diketahui)

Tugas Anda mengetahui dan juga mencatat/mengamati kekotoran
batin yang muncul yang disebabkan oleh objek dan kemudian
melepasnya

1.
* Hanya ketika ada Saddha (keyakinan), maka Viriya(Semangat) akan
timbul
* Hanya ketika ada viriya, Sati (Perhatian murni) akan menjadi terus -
menerus
* Hanya ketika sati yang terus menerus, Samadhi (Konsentrasi) akan
terbangun
* Hanya ketika samadhi telah terbangun, kemudian anda akan
mengetahui sesuatu sebagaimana adanya
* Ketika anda mengetahui sesuatu seperti apa sesungguhnya saddha
akan meningkat.

2. Jangan kembali ke masa lalu
Jangan merencanakan untuk yang akan datang
Hanya memperhatikan pada apa yang sebenarnya sedang ada
(hadir) pada saat ini.

----- SELESAI--------

Di kutip dari "What is The Right Attitude for Meditation", By U Tejaniya,
Shwee Oo Min Meditation Center.
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: hatRed on 03 August 2009, 09:19:08 AM
umm...... :-?

Saddha yg pertama dengan yg terakhir bedanya dimana ya?

keyakinannya keyakinan akan apa?
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: bond on 03 August 2009, 09:47:38 AM
Saddha pertama adalah saddha terhadap pondasi pertama terhadap Dhamma yang diajarkan Sang Buddha. Tentang Sila, Samadhi, Panna.-->Tahapan awal dalam pelaksanaan.

Saddha yang terakhir adalah mengenai realisasi-realisasi nyata dari PRAKTEK Dhamma/pengalaman langsung.

_/\_

Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: hatRed on 03 August 2009, 09:54:47 AM
saat bermeditasi kan tidak hanya menggunakan objek batin seperti metta dll..

nah kalo dengan objek pernapasan, bagaimana/apa yg dimunculkan dalam saddha dalam Dhamma?
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: hatRed on 03 August 2009, 09:58:11 AM
oh ya.. judulnya kan Panca Bala..

panca bala itu apaan sih... ???

panca = 5
bala = ?
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: HokBen on 03 August 2009, 10:00:27 AM
Quote from: hatRed on 03 August 2009, 09:58:11 AM
oh ya.. judulnya kan Panca Bala..

panca bala itu apaan sih... ???

panca = 5
bala = ?

CMIIW, bala = kekuatan
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: bond on 03 August 2009, 10:13:43 AM
Quote from: hatRed on 03 August 2009, 09:54:47 AM
saat bermeditasi kan tidak hanya menggunakan objek batin seperti metta dll..

nah kalo dengan objek pernapasan, bagaimana/apa yg dimunculkan dalam saddha dalam Dhamma?

Kemurnian sila yang mendukung Samadhi/konsentrasi. Saddha ini yg harus dikembangkan. Realisasinya tercapainya jhana-jhana yg kemudian digunakan untuk bervipasanna.  _/\_
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: 7 Tails on 03 August 2009, 10:41:05 AM
jadi memang semuanya bermula dari keyakinan yah
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Johsun on 03 August 2009, 10:48:24 AM
Mgkn iya.
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: 7 Tails on 03 August 2009, 10:54:19 AM
mungkin juga kagak
misalnya cuma memperhatikan saddha? dan gak perlu tahu lebih jauh
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: williamhalim on 03 August 2009, 12:24:24 PM
Ada yg pernah membahas dengan saya: Saddha duluan atau panna duluan? Saya menjawab: saling mengisi, saling menguatkan. Saddha tanpa panna tidak akan bisa, demikian pula, panna terbentuk karena adanya saddha...

Memang ini bukan rumus matematika 1+1=2, atau urutan A B C

Perkembangan mental lebih kepada hukum saling berkaitan.

SN Goenka pernah membabarkan bahwa Sila, Samadhi dan Panna adalah ibarat Tripod, kaki tiga...
Saling menguatkan dan bisa juga saling melemahkan.

Karena sudah hidup mati berkalpa2, kita tidak akan pernah tahu pembentuk batin awal kita: saddha dulu atau panna dulu? Bibit2 Pancabala tentu sudah ada pada masing2 batin kita, pun pada yg non-Buddhism, hanya ketika pemicunya datang, bibit2 ini akan mulai bersemai, mulai saling menguatkan dengan latihan2, perenungan dan bacaan....

::

Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Peacemind on 31 October 2009, 10:22:02 PM

                                                 ĀPAṆASUTTAṂ

       Evaṃ me sutaṃ – ekaṃ samayaṃ bhagavā aṅgesu viharati āpaṇaṃ nāma aṅgānaṃ nigamo. Tatra kho bhagavā āyasmantaṃ sāriputtaṃ āmantesi – ''yo so, sāriputta, ariyasāvako tathāgate ekantagato abhippasanno, na so tathāgate vā tathāgatasāsane vā kaṅkheyya vā vicikiccheyya vā''ti?
       ''Yo so, bhante, ariyasāvako tathāgate ekantagato abhippasanno, na so tathāgate vā tathāgatasāsane vā kaṅkheyya vā vicikiccheyya vā. Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa evaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ āraddhavīriyo viharissati – akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya, kusalānaṃ dhammānaṃ upasampadāya, thāmavā daḷhaparakkamo anikkhittadhuro kusalesu dhammesu. Yaṃ hissa, bhante, vīriyaṃ tadassa vīriyindriyaṃ.
       ''Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa āraddhavīriyassa etaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ satimā bhavissati, paramena satinepakkena samannāgato, cirakatampi cirabhāsitampi saritā anussaritā. Yā hissa, bhante, sati tadassa satindriyaṃ.
      ''Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa āraddhavīriyassa upaṭṭhitassatino etaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ vossaggārammaṇaṃ karitvā labhissati samādhiṃ, labhissati cittassa ekaggataṃ. Yo hissa, bhante, samādhi tadassa samādhindriyaṃ.
       ''Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa āraddhavīriyassa upaṭṭhitassatino samāhitacittassa etaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ evaṃ pajānissati – anamataggo kho saṃsāro. Pubbā koṭi na paññāyati avijjānīvaraṇānaṃ sattānaṃ taṇhāsaṃyojanānaṃ sandhāvataṃ saṃsarataṃ. Avijjāya tveva tamokāyassa asesavirāganirodho santametaṃ padaṃ paṇītametaṃ padaṃ, yadidaṃ – sabbasaṅkhārasamatho sabbūpadhipaṭinissaggo taṇhākkhayo virāgo nirodho nibbānaṃ  Yā hissa, bhante, paññā tadassa paññindriyaṃ.
       ''Saddho so, bhante, ariyasāvako evaṃ padahitvā padahitvā evaṃ saritvā saritvā evaṃ samādahitvā samādahitvā evaṃ pajānitvā pajānitvā evaṃ abhisaddahati – 'ime kho te dhammā ye me pubbe sutavā ahesuṃ. Tenāhaṃ etarahi kāyena ca phusitvā viharāmi, paññāya ca ativijjha passāmī'ti. Yā hissa, bhante, saddhā tadassa saddhindriya''nti.
       ''Sādhu sādhu, sāriputta!




                                     KHOTBAH DI KOTA ĀPAṆAKA

        Demikianlah yang telah saya dengar. Pada suatu ketika, Sang Bhagava tinggal di tengah2 kaum Anga, di sebuah kota bernama Āpaṇa. Di sana Sang Buddha menyapa Bhikkhu Sāriputta, demikian:
   "Sariputta, apakah seorang murid mulia yang secara penuh berbakti kepada Tathāgatha dan memiliki kepercayaan yang penuh terhadap Tathāgata dan ajarannya akan mempunyai kesangsian atau keragu-raguaan terhadap Tathāgata dan ajarannya?"
   "Bhante, seorang murid mulia yang secara penuh berbakti kepada Tathāgatha dan memiliki kepercayaan penuh terhadap Tathāgata dan ajarannya tidak akan mempunyai kesangsian atau keragu-raguaan terhadap Tathāgata dan ajarannya. Bahkan, bhante, ini bisa diharapkan bahwa seorang murid mulia yang secara penuh berbakti kepada Tathāgaha dan memiliki kepercayaan penuh terhadap Tathāgata dan ajarannya akan tinggal dengan penuh semangat untuk membuang bentuk2 mental yang tidak baik dan mengembangkan bentuk2 mental yang baik; ia akan menjadi kuat, teguh dalam praktik, dan tidak akan mengendorkan tanggung-jawabnya untuk mengembangkan bentuk2 mental yang baik. Usaha demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera usaha".
   "Ini sungguh bisa diharapkan, Bhante, bahwa seorang murid mulia yang memiliki keyakinan dan semangat yang selalu muncul, akan menjadi seseorang yang hidup penuh kesadaran, memiliki kesadaran dan kebijaksanaan yang tinggi, seseorang yang mampu mengingat dan  menyampaikan kembali apa yang telah dilakukan dan dikatakan. Kesadaran demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera kesadaran".
   "Ini sungguh bisa diharapkan, Bhante, bahwa seorang murid mulia yang memiliki keyakinan, semangat yang selalu muncul dan kesadaran yang tertanam kuat, setelah membuat obyek terbebaskan, akan memperoleh konsentrasi, memperoleh pikiran yang terpusat. Konsentrasi demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera konsentrasi".
   "Ini sungguh diharapkan, Bhante, bahwa seorang murid mulia yang memiliki keyakinan, semangat yang selalu muncul, kesadaran yang tertanam kuat dan pikiran yang terkonsentrasi, akan memahami, demikian: 'Awal mula ketidak-tahuan tidak bisa diketahui. Awal pertama tidak bisa dipahami oleh makhluk2 yang mengembara dan berkelana, terintangi oleh ketidak-tahuan dan terikat oleh nafsu keinginan. Akan tetapi, menghilangnya dan lenyapnya ketidak-tahuan, kegelapan tanpa sisa (bisa diketahui demikian): 'Ini adalah keadaan damai, ini dalah keadaan luhur, yakni meredamnya segala yang berkondisi, lenyapnya segala yang berkondisi, penghancuran nafsu keinginan, tanpa nafsu, padam, nibbāna'. Kebijaksanaan demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera kebijaksanaan."
   "Dan, Bhante, ketika dengan cara demikian ia berusaha terus menerus, dengan cara demikian ia selalu sadar terus menerus, dengan cara demikian ia terkonsentrasi terus menerus, dengan cara demikian ia memahami melalui kebijaksanaan terus menerus, seorang murid mulia demikian akan memperoleh keyakinan sempurna demikian, 'Mengenai hal-hal yang dulunya hanya saya dengar, setelah menyentuhnya melalui tubuh, sekarang saya telah mengalaminya, dan setelaj menembusnya melalui kebijaksanaan, saya melihat'. Keyakinan demikian yang ia miliki, bhante, adalah indera keyakinan".
   "Baik, baik, Sāriputta!

Sang Buddha mengulangi apa yang diungkapkan oleh Bhikkhu Sāriputta.
 
            Khotbah Sang Buddha di atas, meskipun tidak mengatakan tentang Pañcabala, telah menjelaskan inter-relasi antara faktor2 yang ada dalam Pañcindriya (5 indera) yang juga terdiri dari keyakinan, semangat, kesadaran, konsentrasi dan kebijaksanaan. Sesunguhnya, dalam Pañcabala dan Pañcindriya bukan hal yang berbeda. Mereka dibedakan dari sudut mana yang kita melihatnya. Lima faktor di atas bisa dikatakan sebagai indera bila kita  melihatnya sebagai indera, dan akan disebut kekuatan bila kita melihatnya sebagai kekuatan.
            Yang menjadi menarik di khotbah di atas adalah dalam praktik, pada awalnya seseorang harus memiliki keyakinan terhadap Sang Buddha dan Dhamma. Setelah memilki keyakinan, empat faktor lainnya juga akan muncul. Dan yang menjadi menarik adalah ketika faktor kebijaksanaan muncul, keyakinan kembali akan muncul. Di sini ada dua macam keyakinan, (1) keyakinan yang mengawali faktor2 lainnya, (2) keyakinan yang menjadi buah dari faktor2 lainnya. Mungkin, ini bisa menjadi diskusi yang menarik juga! Kenapa dan mengapa bisa begitu?!

                                         May u all be happy!

Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Tekkss Katsuo on 31 October 2009, 10:34:48 PM
^^
^
yup tepat adanya.

_/\_
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Jerry on 31 October 2009, 10:44:16 PM
Ke-5nya bekerja simultan step by step. Poin akhir menjadi dasar utk poin awal kembali. Sama spt poin2 pada JMB8.
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: pannadevi on 31 October 2009, 10:46:46 PM
Quote from: Peacemind on 31 October 2009, 10:22:02 PM

                                                 ĀPAṆASUTTAṂ

       Evaṃ me sutaṃ – ekaṃ samayaṃ bhagavā aṅgesu viharati āpaṇaṃ nāma aṅgānaṃ nigamo. Tatra kho bhagavā āyasmantaṃ sāriputtaṃ āmantesi – ''yo so, sāriputta, ariyasāvako tathāgate ekantagato abhippasanno, na so tathāgate vā tathāgatasāsane vā kaṅkheyya vā vicikiccheyya vā''ti?
       ''Yo so, bhante, ariyasāvako tathāgate ekantagato abhippasanno, na so tathāgate vā tathāgatasāsane vā kaṅkheyya vā vicikiccheyya vā. Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa evaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ āraddhavīriyo viharissati – akusalānaṃ dhammānaṃ pahānāya, kusalānaṃ dhammānaṃ upasampadāya, thāmavā daḷhaparakkamo anikkhittadhuro kusalesu dhammesu. Yaṃ hissa, bhante, vīriyaṃ tadassa vīriyindriyaṃ.
       ''Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa āraddhavīriyassa etaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ satimā bhavissati, paramena satinepakkena samannāgato, cirakatampi cirabhāsitampi saritā anussaritā. Yā hissa, bhante, sati tadassa satindriyaṃ.
      ''Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa āraddhavīriyassa upaṭṭhitassatino etaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ vossaggārammaṇaṃ karitvā labhissati samādhiṃ, labhissati cittassa ekaggataṃ. Yo hissa, bhante, samādhi tadassa samādhindriyaṃ.
       ''Saddhassa hi, bhante, ariyasāvakassa āraddhavīriyassa upaṭṭhitassatino samāhitacittassa etaṃ pāṭikaṅkhaṃ yaṃ evaṃ pajānissati – anamataggo kho saṃsāro. Pubbā koṭi na paññāyati avijjānīvaraṇānaṃ sattānaṃ taṇhāsaṃyojanānaṃ sandhāvataṃ saṃsarataṃ. Avijjāya tveva tamokāyassa asesavirāganirodho santametaṃ padaṃ paṇītametaṃ padaṃ, yadidaṃ – sabbasaṅkhārasamatho sabbūpadhipaṭinissaggo taṇhākkhayo virāgo nirodho nibbānaṃ  Yā hissa, bhante, paññā tadassa paññindriyaṃ.
       ''Saddho so, bhante, ariyasāvako evaṃ padahitvā padahitvā evaṃ saritvā saritvā evaṃ samādahitvā samādahitvā evaṃ pajānitvā pajānitvā evaṃ abhisaddahati – 'ime kho te dhammā ye me pubbe sutavā ahesuṃ. Tenāhaṃ etarahi kāyena ca phusitvā viharāmi, paññāya ca ativijjha passāmī'ti. Yā hissa, bhante, saddhā tadassa saddhindriya''nti.
       ''Sādhu sādhu, sāriputta!




                                     KHOTBAH DI KOTA ĀPAṆAKA

        Demikianlah yang telah saya dengar. Pada suatu ketika, Sang Bhagava tinggal di tengah2 kaum Anga, di sebuah kota bernama Āpaṇa. Di sana Sang Buddha menyapa Bhikkhu Sāriputta, demikian:
   "Sariputta, apakah seorang murid mulia yang secara penuh berbakti kepada Tathāgatha dan memiliki kepercayaan yang penuh terhadap Tathāgata dan ajarannya akan mempunyai kesangsian atau keragu-raguaan terhadap Tathāgata dan ajarannya?"
   "Bhante, seorang murid mulia yang secara penuh berbakti kepada Tathāgatha dan memiliki kepercayaan penuh terhadap Tathāgata dan ajarannya tidak akan mempunyai kesangsian atau keragu-raguaan terhadap Tathāgata dan ajarannya. Bahkan, bhante, ini bisa diharapkan bahwa seorang murid mulia yang secara penuh berbakti kepada Tathāgaha dan memiliki kepercayaan penuh terhadap Tathāgata dan ajarannya akan tinggal dengan penuh semangat untuk membuang bentuk2 mental yang tidak baik dan mengembangkan bentuk2 mental yang baik; ia akan menjadi kuat, teguh dalam praktik, dan tidak akan mengendorkan tanggung-jawabnya untuk mengembangkan bentuk2 mental yang baik. Usaha demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera usaha".
   "Ini sungguh bisa diharapkan, Bhante, bahwa seorang murid mulia yang memiliki keyakinan dan semangat yang selalu muncul, akan menjadi seseorang yang hidup penuh kesadaran, memiliki kesadaran dan kebijaksanaan yang tinggi, seseorang yang mampu mengingat dan  menyampaikan kembali apa yang telah dilakukan dan dikatakan. Kesadaran demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera kesadaran".
   "Ini sungguh bisa diharapkan, Bhante, bahwa seorang murid mulia yang memiliki keyakinan, semangat yang selalu muncul dan kesadaran yang tertanam kuat, setelah membuat obyek terbebaskan, akan memperoleh konsentrasi, memperoleh pikiran yang terpusat. Konsentrasi demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera konsentrasi".
   "Ini sungguh diharapkan, Bhante, bahwa seorang murid mulia yang memiliki keyakinan, semangat yang selalu muncul, kesadaran yang tertanam kuat dan pikiran yang terkonsentrasi, akan memahami, demikian: 'Awal mula ketidak-tahuan tidak bisa diketahui. Awal pertama tidak bisa dipahami oleh makhluk2 yang mengembara dan berkelana, terintangi oleh ketidak-tahuan dan terikat oleh nafsu keinginan. Akan tetapi, menghilangnya dan lenyapnya ketidak-tahuan, kegelapan tanpa sisa (bisa diketahui demikian): 'Ini adalah keadaan damai, ini dalah keadaan luhur, yakni meredamnya segala yang berkondisi, lenyapnya segala yang berkondisi, penghancuran nafsu keinginan, tanpa nafsu, padam, nibbāna'. Kebijaksanaan demikian yang ia miliki, Bhante, adalah indera kebijaksanaan."
   "Dan, Bhante, ketika dengan cara demikian ia berusaha terus menerus, dengan cara demikian ia selalu sadar terus menerus, dengan cara demikian ia terkonsentrasi terus menerus, dengan cara demikian ia memahami melalui kebijaksanaan terus menerus, seorang murid mulia demikian akan memperoleh keyakinan sempurna demikian, 'Mengenai hal-hal yang dulunya hanya saya dengar, setelah menyentuhnya melalui tubuh, sekarang saya telah mengalaminya, dan setelaj menembusnya melalui kebijaksanaan, saya melihat'. Keyakinan demikian yang ia miliki, bhante, adalah indera keyakinan".
   "Baik, baik, Sāriputta!

Sang Buddha mengulangi apa yang diungkapkan oleh Bhikkhu Sāriputta.
 
            Khotbah Sang Buddha di atas, meskipun tidak mengatakan tentang Pañcabala, telah menjelaskan inter-relasi antara faktor2 yang ada dalam Pañcindriya (5 indera) yang juga terdiri dari keyakinan, semangat, kesadaran, konsentrasi dan kebijaksanaan. Sesunguhnya, dalam Pañcabala dan Pañcindriya bukan hal yang berbeda. Mereka dibedakan dari sudut mana yang kita melihatnya. Lima faktor di atas bisa dikatakan sebagai indera bila kita  melihatnya sebagai indera, dan akan disebut kekuatan bila kita melihatnya sebagai kekuatan.
            Yang menjadi menarik di khotbah di atas adalah dalam praktik, pada awalnya seseorang harus memiliki keyakinan terhadap Sang Buddha dan Dhamma. Setelah memilki keyakinan, empat faktor lainnya juga akan muncul. Dan yang menjadi menarik adalah ketika faktor kebijaksanaan muncul, keyakinan kembali akan muncul. Di sini ada dua macam keyakinan, (1) keyakinan yang mengawali faktor2 lainnya, (2) keyakinan yang menjadi buah dari faktor2 lainnya. Mungkin, ini bisa menjadi diskusi yang menarik juga! Kenapa dan mengapa bisa begitu?!

                                         May u all be happy!



namo buddhaya Bro.Peacemind yg sy hormati,
pls accept my respect bow to u,

mohon dpt dijelaskan yang saya beri tanda bold berwarna biru, karena saya ingin mengerti lebih jauh penjelasan hal tsb.
maaf bila banyak tanya, krn sy ingin belajar dari anda.
seblm n se sdhnya diucapkan terima kasih.

may u always keeping well n happy

may all beings be happy

mettacittena,
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: gajeboh angek on 01 November 2009, 10:03:09 AM
Menurut saya, keyakinan pertama bagaikan seseorang berada di dasar jurang. kalau tidak yakin seutas tali yang terjulur ke bawah kuat, maka tidak bisa naik ke atas.

Keyakinan yang kedua adalah keyakinan yang sesungguhnya, ketika sudah berada di atas, dan sudah mengalami.
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: marcedes on 01 November 2009, 11:25:47 AM
betul sekali, karena tanpa keyakinan "dasar"[ sebutan istilah ], nivarana ini menganggu terus loh...vicikicha[keragu-raguan] terhadap ajaran.

paling tidak seperti kata Bhante, guru yang sesuai ucapan dan prilaku nya, kemudian di selidiki dengan waktu yg cukup...ijka sesuai maka itulah guru yg bijak
kalau asal percaya, namanya bodoh.
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Peacemind on 01 November 2009, 02:49:23 PM
Samaneri:

Sebenarnya jawaban sy mengenai pertanyaan anda, secara garis besar, tidak akan berbeda dari jawaban2 yang diberikan saudara Jerry, Gacchapin dan Marcedes. Keyakinan yang pertama adalh pondasi yang harus kita miliki sebelum kita terjun kepada praktik sebenarnya. Keyakinan yang kedua merupakan keyakinan yang muncul setelah kita melihat sendiri KEBENARAN ajaran yang kita praktikkan. Kalau Samaneri membaca Sutta bernama Cankisutta, di sana juga tertulis bahwa seseorang yang mau mempraktikkan sebuat ajaran, pertama2, ia harus yakin (saddahati; kata kerja dari saddha) dengan gurunya. Baru setelah yakin, ia akn pergi guru tersebut, mendengarkan ajarannya, menimba ajarannya, menganalisanya, memunculkan usaha untuk mempraktikkannya, mempraktikkannya dan pada akhirnya menembus ajaran tersebut. Keyakinan pertama yang dicatat di Āpaṇasutta ini tampaknya sama dengan keyakinan yang dijadikan sebagai pondasi di Cankisutta ini. Sementara itu, keyakinan kedua bisa disamakan sebagai aveccapasada (unshakeable faith - keyakinan yang tak tergoyahkan), karena keduanya merupakan keyakinan yang muncul setelah seseorang melihat sendiri Dhamma. Selanjutnya, keyakinan ini pun akan kembali mendorong faktor2 Dhamma lainnya.


                                              May you be happy
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: 7 Tails on 01 November 2009, 03:00:31 PM
yakin = sudah mengerti ?
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: pannadevi on 01 November 2009, 03:41:01 PM
Quote from: Peacemind on 01 November 2009, 02:49:23 PM
Samaneri:

Sebenarnya jawaban sy mengenai pertanyaan anda, secara garis besar, tidak akan berbeda dari jawaban2 yang diberikan saudara Jerry, Gacchapin dan Marcedes. Keyakinan yang pertama adalh pondasi yang harus kita miliki sebelum kita terjun kepada praktik sebenarnya. Keyakinan yang kedua merupakan keyakinan yang muncul setelah kita melihat sendiri KEBENARAN ajaran yang kita praktikkan. Kalau Samaneri membaca Sutta bernama Cankisutta, di sana juga tertulis bahwa seseorang yang mau mempraktikkan sebuat ajaran, pertama2, ia harus yakin (saddahati; kata kerja dari saddha) dengan gurunya. Baru setelah yakin, ia akn pergi guru tersebut, mendengarkan ajarannya, menimba ajarannya, menganalisanya, memunculkan usaha untuk mempraktikkannya, mempraktikkannya dan pada akhirnya menembus ajaran tersebut. Keyakinan pertama yang dicatat di Āpaṇasutta ini tampaknya sama dengan keyakinan yang dijadikan sebagai pondasi di Cankisutta ini. Sementara itu, keyakinan kedua bisa disamakan sebagai aveccapasada (unshakeable faith - keyakinan yang tak tergoyahkan), karena keduanya merupakan keyakinan yang muncul setelah seseorang melihat sendiri Dhamma. Selanjutnya, keyakinan ini pun akan kembali mendorong faktor2 Dhamma lainnya.


                                             May you be happy

Bro Peacemind yg sy hormati,
pls accept my respect bow to u,

saya sesungguhnya tertarik itu karena kenapa dibedakan keyakinan pertama dg keyakinan kedua, dan anda menulis di halaman sebelumnya bhw menarik utk di diskusikan, sehingga sy yg masih belajar ini jadi berminat ingin mendengar lebih lanjut. mungkin pandangan saya yg selama ini masih minim dpt terbantu dari anda.

saya hanya tahu, apabila saya memilih agama buddha hanya berdasarkan main2, maka sia2 belaka.  saya memilih agama buddha dan memilih hidup dalam dhamma karena saya yakin.  setelah saya yakin dan saya membuktikan ajaran dhamma maka keyakinan saya tambah semakin kuat, tp pengertian saya keyakinan ini merupakan keyakinan awal telah ada dg sepenuhnya. tidak ada perbedaan ini keyakinan pertama dan ini keyakinan kedua.  sekali lagi sy sungguh2 ingin menimba ilmu bukan debat, karena saya tidak suka debat bikin pusing. jadi bila saya menanyakan sesuatu itu krn saya berminat utk mengetahui lebih jauh.  

sy ingin menambahkan sedikit saddhanusari adalah sotapanna, maka keyakinan awal dia "saddha" itulah yg mengantarkan dia mjd sotapanna. ini yg sy maksud bhw keyakinan pertama dan kedua bagi saya merupakan satu krn utk menembus saddha hrs memiliki keyakinan utuh.

maafkan jk anda mjd kurang berkenan...semoga anda dapat menerima apa yg saya maksud.

may u always keeping well n happy

may all beings be happy

mettacittena,
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Peacemind on 01 November 2009, 03:41:53 PM
Menurut khotbah di atas demikian... Keyakinan juga disebut sebagai keyakinan berakar (mūlakasaddha), dan bukan blind faith.  :)
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Peacemind on 01 November 2009, 03:49:18 PM
Samaneri...

Dalam sutta di atas dikatakn demikian. Keyakinan pertama dan kedua sebenarnya hanya istilah untuk mempermudah pembicaraan. Pada hakekatnya yang ada hanya tingkat keyakinan tersebut berbeda. Sebagai contoh, jika seseorang belajar agama Buddha, ia akan memperoleh keyakinan bahwa nibbāna bisa dicapai. Setelah seseorang mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan mencapai khanikasamādhi atau upacarasamādhi, keyakinan terhadap Sang Buddha dan ajaran tentang nibbāna, akan semakin kuat, meskipun ia belum mencapai nibbāna. Seiring dengan perkembangan batin melalui pembuktian dalam praktik, semakin keyakinan seseorang terhadap Buddha akan semakin kuat....

                                                    May u be happy
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Tekkss Katsuo on 01 November 2009, 04:00:02 PM
^
^
Hingga merealisasikan Sotapana,maka keyakinan terhadap Buddha Dhamma sudah tidak diragukan lagi
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: pannadevi on 01 November 2009, 04:05:03 PM
Quote from: Peacemind on 01 November 2009, 03:49:18 PM
Samaneri...

Dalam sutta di atas dikatakn demikian. Keyakinan pertama dan kedua sebenarnya hanya istilah untuk mempermudah pembicaraan. Pada hakekatnya yang ada hanya tingkat keyakinan tersebut berbeda. Sebagai contoh, jika seseorang belajar agama Buddha, ia akan memperoleh keyakinan bahwa nibbāna bisa dicapai. Setelah seseorang mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan mencapai khanikasamādhi atau upacarasamādhi, keyakinan terhadap Sang Buddha dan ajaran tentang nibbāna, akan semakin kuat, meskipun ia belum mencapai nibbāna. Seiring dengan perkembangan batin melalui pembuktian dalam praktik, semakin keyakinan seseorang terhadap Buddha akan semakin kuat....

                                                   May u be happy

Bro Peacemind yg sy hormati,
salam sejahtera selalu,

thanks. anumodana atas jwbn yg langsung dan segera diberikan.
tanda berwarna biru yg sy tebalin yg menjadi pertanyaan sy (maaf ya, bnyk tanya, krn sy msh belajar  ;D ;D)
1. mohon sutta tsb secara lengkap dlm pali, english n indonesia (maafkan sy yg benar2 ingin belajar)
2. setelah cek ke kamus PTS ttg arti kata tsb
khanikasamādhi : temporary, momentary, unstable
upacarasamādhi : habit, practice, conduct

sekali lagi maaf ya, mohon penjelasan. :)
karena dijelaskan anda bhw setelah seseorang mempraktikkan ajaran sang Buddha maka akan mencapai khanikasamadhi atau upacarasamadhi. pdhal artinya berbeda mnrt kamus. bagaimana bro Peacemind, mhn penjelasannya?
saya menanyakan berkali2 bkn utk debat, tp spy sy memiliki pengetahuan dlm dhamma. ini sungguh2.

may all beings be happy

mettacittena,
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: char101 on 01 November 2009, 07:13:14 PM
Quote from: pannadevi on 01 November 2009, 04:05:03 PM
karena dijelaskan anda bhw setelah seseorang mempraktikkan ajaran sang Buddha maka akan mencapai khanikasamadhi atau upacarasamadhi. pdhal artinya berbeda mnrt kamus. bagaimana bro Peacemind, mhn penjelasannya?

Sambil menunggu jawaban bro peacemind ;D kalau menurut saya khanikasamadhi, objeknya berubah2 yaitu pancakkhandha yang baru muncul dan faktor yang paling kuat itu sati-sampajjana, sedangkan kalau upacarasamadhi objeknya tiap saat selalu sama (40 kamatthana) dan faktor-faktornya sama dengan faktor-faktor jhana.
Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: Peacemind on 01 November 2009, 08:09:09 PM
Quote from: pannadevi on 01 November 2009, 04:05:03 PM



1. mohon sutta tsb secara lengkap dlm pali, english n indonesia (maafkan sy yg benar2 ingin belajar)
2. setelah cek ke kamus PTS ttg arti kata tsb
khanikasamādhi : temporary, momentary, unstable
upacarasamādhi : habit, practice, conduct

sekali lagi maaf ya, mohon penjelasan. :)
karena dijelaskan anda bhw setelah seseorang mempraktikkan ajaran sang Buddha maka akan mencapai khanikasamadhi atau upacarasamadhi. pdhal artinya berbeda mnrt kamus. bagaimana bro Peacemind, mhn penjelasannya?
saya menanyakan berkali2 bkn utk debat, tp spy sy memiliki pengetahuan dlm dhamma. ini sungguh2.

may all beings be happy

mettacittena,

Khaṇikasamādhi tidak dibahas dalam sutta, namun dijelaskan di kitab2 komentar. Salah satunya terdapat di Visuddhimagga,sebagai berikut:

"Sā panesā pañcavidhā pīti gabbhaṃ gaṇhantī paripākaṃ gacchantī duvidhaṃ passaddhiṃ paripūreti kāyapassaddhiñca cittapassaddhiñca. Passaddhi gabbhaṃ gaṇhantī paripākaṃ gacchantī duvidhampi sukhaṃ paripūreti kāyikañca cetasikañca. Sukhaṃ gabbhaṃ gaṇhantaṃ paripākaṃ gacchantaṃ tividhaṃ samādhiṃ paripūreti khaṇikasamādhiṃ upacārasamādhiṃ appanā samādhinti".

"Sekarang, ada lima macam kegiuran yang apabila dialami (gabbhaṃ gaṇhanti, secara literal bermakna terkandung) dan menjadi matang akan menyempurnakan dua macam ketenangan, yakin ketenangan jasmani dan batin. Ketika ketenangan dialami dan menjadi matang, dua macam kebahagiaan, yakni jasmani dan mental kebahagiaan akan sempurna. ketika kebahagiaan dialami dan menjadi matang, tiga macam konsentrasi yakni konsentrasi sementara (khaṇikasamādhi), konsentrasi yang dekat dengan - jhana (upacarasamādhi) dan konsentrasi yang mencerap (appaṇasamādhi) akan menjadi sempurna".

Istilah 'Khaṇika' memang bisa diterjemahkan sebagai temporary, momentary, atau unstable, namun istilah upacara dalam upacarasamādhi berasal dari dua kata, awalan 'upa' (near, dekat), dan kata dasar 'cara' (walk, wander, berjalan, mengembara). Dalam konteks ini, secara sederhana, upacarasamādhi adalah 'satu kondisi batin' yang sangat dekat dengan konsentrasi (jhana).

Saya tidak secara langsung mengatakn bahwa setelah seseorang mempraktikkan ajaran Sang Buddha, ia akn mencapai khanikasamādhi dan upacarasamādhi, karena pada kenyataannya sangat sedikit di antara kita yang pernah mengalami kedua macam konsentrasi ini. Samaneri bisa membaca lagi pernyataan saya di atas dan di sana akan menemukan perbedaan dari apa yang anda simpulkan mengenai pernyataan saya.

Mengenai perbedaan antara khanikasamādhi dan upacarasamādhi, jawaban kurang lebih hampir sama dengan saudara Char101. Cuma mengenai faktor2 upacarasamādhi akan sedikit memiliki perbedaan dengan jhana. Empat faktor pertama jhana pertama sama dengan upacarasamādhi, namun faktor terakhir agak berbeda. Dalam jhana pertama, faktor terakhir adalh ekaggata (has gone to the oneness), sedangkan dalam upacarasamādhi, ekaggaṃ (going to the oneness).

                                                          May you all be happy

Title: Re: Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna
Post by: pannadevi on 04 November 2009, 04:21:42 PM
Bro Char101 n Bro Peacemind yg sy hormati,
pls accept my respect bow to both of u,

Anumodana. atas dana dhammanya...
may u always keeping well n happy.

mettacittena,