hi Temen temen sedharma...
just sharing..
semalam, sy melihat sebuah acara di tv, yang judulnya "masihkah kau mencintaiku" dengan topik seperti judul di atas..
sebenarnya pertama saya liat semuanya simpel aja... hanya ingin tau endingnya... bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini...
setelah perjalanan panjang saling tanya antara pasangan suami istri yang uda 24 thn menikah itu, disaksikan oleh keluarga dan juga anak mereka...
akhirnya, muncullah gadis yang menjadi pihak ketiga itu,..
sang anak tentu saja tidak bs menerima karena ternyata itu adalah temennya dikuliah yang sering datang kermh...
sang Ibu hanya ingin satu ending bahagia, yaitu suaminya kembali bersama mereka dan menceraikan perempuan selingkuhannya itu. karena anak mereka akan segera menikah...
menurut saya, lumayan happy ending..
sang wanita sich mau mau aja di ceraikan.. karena merasa bersalah terhadap teman dan ibunya yang sudah baik kepadanya...
tapi ternyata... wanita tsb uda hamil...
penasehat dan psikolog di acara itu, meminta pasangan itu memutuskan masalah ini dengan bijaksana...
dan akhir dari keputusannya adalah suami akan tetap kembali pada istrinya setelah istri mudanya melahirkan,, lalu anak dari istri mudanya itu akan dirawat oleh istri tua, dan suami menceraikan istri mudanya...
dan sang suami setuju dengan hal itu....
nah, yang menjadi perhatian saya adalah... apakah ini disebut bijaksana??? mereka mengambil keputusan tanpa memikirkan pihak ketiga.. mengapa memisahkan anak dengan ibunya??? mereka juga tidak bertanya kepada pihak ketiga, apakah setuju dengan semua itu, dipisahkan dengan anaknya...
bagaimana pendapat temen2 seDhamma??
mmg bukan urusan saya sich.. ;D
cuma saya ingin sharing saja.. karena, saya juga tidak menemukan keputusan yang bijaksana yang tidak menyakiti pihak manapun.. andai kata dikemudian hari saya mengalami kasus seperti ini.. mgkn saya juga tidak bs mengambil keputusan yang bijak...
please sharing.. :)
IMO.. acara reality show banyak yang telah "dibumbui"... jadi gak perlu terlalu dianggap secara berlebihan pula..
Dan MENGAPA harus mencari OBAT karena sakit.. KENAPA TIDAK mencegah sakit itu datang ?
Intinya mengapa menuntut keadilan sana sini akibat salah dari kelakuannya sendiri.. mengapa harus selingkuh ? mengapa mau diselingkuhi ?
jika yang terjadi itu benar.. mungkin kepikiran kasian ya anaknya.. tapi berbalik lagi.. pada ajaran buddhist mengenai hukum karma yang berlaku..
1 pertanyaan buat sis.. adakah keputusan pengobatan yang benar2 sempurna u/ seseorang yang menderita penyakit yang parah ? jika tidak ada.. maka samalah dengan jawaban di atas.. bagaimana bisa menuntut keputusan yang sempurna.. untuk masalah yang sudah ribet..
Cerein aja tuh suaminy
masih bnyk "suami2 takut istrh" diluar sana... Wakakakakaaa
at forte, bkn ditanggapi secara berlebihan sich.. hehehe.. cm saya pikir, kalo saya berada pada posisi seperti itu, apa ya keputusan yang akan saya ambil??? kenapa mereka bs memutuskan begitu gampang ya... apa melakukan sesuatu tidak perlu memikirkan org lain??
mmg mgkn tidak ada keputusan yang sempurna.. tapi apakah tidak bs membuat keputusan yang bahagia untuk semua pihak???
at hatred :hammer:
Cerai istri tua meninggalkan anak yg dah kuliah dan dwasa. Dah mo merid lagi.
Cerai istri muda meninggalkan seorang bayi.
Makanya jangan selingkuh dan jangan mau jadi selingkuhan. Menyusahkan orang lain aja...
Tapi that is a good solution. Kalau anaknya tetep sama ibunya, ibunya mana bisa biayai hidup anaknya? Terus mana bisa cari kerja kalau harus asuh anak? Terus Jarang kan ada yang mau sama janda cerai dengan paket anak?
Kalau tetep sama selingkuhannya, kebangetan..
Terus si istri tua, udah mesti maafin suami eh mesti ngurusin anaknya suami sama orang lain. Sungguh pengorbanan besar..
Quote from: Chandra Rasmi on 16 July 2009, 04:16:17 PM
mmg mgkn tidak ada keputusan yang sempurna.. tapi apakah tidak bs membuat keputusan yang bahagia untuk semua pihak???
tidak bisa.. simpel kan.. singkat kata.. penyakit sudah mengerogoti kaki.. dan kaki mau diamputasi.. masih kah bertanya apakah membahagiakan si penderita ? pasti nggak kan..
ya idealnya ya diterima saja.. mau gimana lagi..
gak selingkuh => gak ada masalah
gak jajan sembarangan => gak ada penyakit..
kenapa seh harus repot2 cari obat kalau bisa dicegah ? cegah pake suplemen
itu Buddhism suplemennya.. makan 3x 1.. :P ntar capai Nibbana deh..
Jadi ingat satu cerita drama yg pernah di tayang kan di DAAI TV.
Kira2 kisahnya begini.....(ringkasnya)....
Dari kecil si cow itu sangat miskin tapi dia rajin bekerja. setelah dewasa dan menikah dg gadis yg sederhana. Mereka hidup pas2an dan bahkan kdg2 kesulitan ekonomi. Bininya mengurus RT nya sambil menjahit (sbg pendapatan tambahan). Nah..setelah hari demi hari... Suaminya itu jadi Pengusaha Perkapalan yg sukses....bininya sangat percaya ama Suaminya itu dan tidak pernah pikir yg bukan2 ttg suaminya. ... ternyata diam2 suaminya itu punya simpanan... Simpanannya itu punya 2 anak. akhirnya suatu waktu ketauan oleh Bininya gara2 suaminya mau beli rumah buat simpanannya. Bininya sgt benci ama suaminya. anak2 nya udah gede dan anaknya ada 4-5 (lupa2 ingat). RT mrk tidak bahagia.
Akhirnya suatu hari... ada yg ajak ketemu ama Master Cheng Yen.... Master suruh bininya untuk memaafkan simpanan suaminya....Master berkata : Kamu bisa melepaskan tapi kamu belum memaafkan makanya kamu tidak akan bahagia.
Kata2 itu di renungkan terus oleh bini si pengusaha itu.... akhirnya dia mau memaafkan simpanan itu dan hidupnya jadi bahagia (tidak menderita lagi). Anak2 simpanan itu di biayai sekolah sampai perguruan tinggi dan waktu menikah juga... yg jadi pendamping pengantin adalah suami istri pengusaha itu.
Happy ending lah....
Sori yah...buru2 ketiknya...agi mau tutup ktr nih....
semoga cerita ini bermanfaat...
_/\_ :lotus:
kenapa selingkuh ya?
kan masih ada daun pintu, daun cendela, maupun kap mobil?
tanya kenapa ? (A mild)
hmm... i understand now... mmg begitulah resikonya.. tidak bs bahagiain semua org ya...
tetap harus ada yang terluka...
klo sy pribadi sich... memilih melepas suaminya sich.. toh sy punya karir, anak uda gede.. hehhee... (ini jawaban krn blm pernah rasain sich.. ) hehhee
intinya cm rasa ketidakpuasan, ada nya keinginan yg berlebih...
si suami ga tahan melihat daun muda yg merupakan teman anaknya dan sering diajak nginap di rumah oleh anaknya. alasan iba terhadap teman anaknya cm merupakan alasan, jika bener ingin membantu bukan berarti untuk bs mendapatkan diri teman anak nya, bukan kah itu menyatakan ada sesuatu yg ia kejar dengan mengorbankan materi nya, itu yg dijadikan alasan bahwa ia iba... pd hal karena rasa ketidak puasan terhadap istrinya...
ada suatu survey, bahwa wanita makin tua, gairah sex nya menurun, tp pria semakin tua, gairah sex nya makin tinggi... jd si istri mungkin tidak lagi memiliki gairah sex yg tinggi, sehingga hubungan suam istri tidak lg berkesan bagi suami, sampe si suami mengatakan bahwa hubungan suami-istri kayak patung... muncul rasa ketidakpuasan tuk masalah satu ini...
kalo bicara kebahagiaan, kehidupan bahagia dengan istrinya selama 24 tahun bisa sirna dengan kebahagiaan 1 taon dengan wanita yg merupakan teman anaknya sendiri... tidak ada yg kekal atas kebahagiaan, tidak ada yg benar2 terkesan dr suatu kebahagiaan, yg ada cm kebahagiaan sesaat yg membuat rasa puas sesaat... ketika muncul keinginan untuk memperoleh kepuasaan sesaat itu tidak dipenuhi, maka kebahagiaan itu jg tidak muncul... maka saat itu memunculkan suatu usaha untuk mencari rasa kepuasaan sesaat nya itu, dalam hal ini adalah sex... sehingga ia mendekati teman anaknya... dan disitu ia memperoleh kebahagiaan sesaat dan menimbulkan rasa puas sesaat yg ia cari
ehm... ya itu lah manusia... rasa ketidakpuasan yg berlebih dan tidak dapat dikontrol bisa berbahaya, baik pria maupun wanita. semoga semakin byk orang yg bs merasa puas dan sadar akan rasa puas itu...
solusi : coba renunggi segala hal yg akan kita lakukan, bs dengan berbagai cara tuk bs menenangkan diri dan mulai melakukan perenungan... satu hal yg bs kita liat, td malam ketika si suami mendapatkan banyak advice, si suami merenung dalam waktu yg singkat dan memperoleh jawaban atas persoalannya, setidak nya sudah ada titik terang dalam penyelesaian masalah ini... jd kuncinya adalah tenang, renungi dan sadar/eling !
Quote from: Lily W on 16 July 2009, 04:39:47 PM
Jadi ingat satu cerita drama yg pernah di tayang kan di DAAI TV.
Kira2 kisahnya begini.....(ringkasnya)....
Dari kecil si cow itu sangat miskin tapi dia rajin bekerja. setelah dewasa dan menikah dg gadis yg sederhana. Mereka hidup pas2an dan bahkan kdg2 kesulitan ekonomi. Bininya mengurus RT nya sambil menjahit (sbg pendapatan tambahan). Nah..setelah hari demi hari... Suaminya itu jadi Pengusaha Perkapalan yg sukses....bininya sangat percaya ama Suaminya itu dan tidak pernah pikir yg bukan2 ttg suaminya. ... ternyata diam2 suaminya itu punya simpanan... Simpanannya itu punya 2 anak. akhirnya suatu waktu ketauan oleh Bininya gara2 suaminya mau beli rumah buat simpanannya. Bininya sgt benci ama suaminya. anak2 nya udah gede dan anaknya ada 4-5 (lupa2 ingat). RT mrk tidak bahagia.
Akhirnya suatu hari... ada yg ajak ketemu ama Master Cheng Yen.... Master suruh bininya untuk memaafkan simpanan suaminya....Master berkata : Kamu bisa melepaskan tapi kamu belum memaafkan makanya kamu tidak akan bahagia.
Kata2 itu di renungkan terus oleh bini si pengusaha itu.... akhirnya dia mau memaafkan simpanan itu dan hidupnya jadi bahagia (tidak menderita lagi). Anak2 simpanan itu di biayai sekolah sampai perguruan tinggi dan waktu menikah juga... yg jadi pendamping pengantin adalah suami istri pengusaha itu.
Happy ending lah....
Sori yah...buru2 ketiknya...agi mau tutup ktr nih....
semoga cerita ini bermanfaat...
_/\_ :lotus:
hati2 dgn posting yg ini... kalau nanti para suami
copy and print..... siap2 digunakan bila perlu
gimana ? apakah juga dimaafkan ?
apakah sis Lily akan memaafkannya ?
Quote from: Chandra Rasmi on 16 July 2009, 04:49:34 PM
hmm... i understand now... mmg begitulah resikonya.. tidak bs bahagiain semua org ya...
tetap harus ada yang terluka...
klo sy pribadi sich... memilih melepas suaminya sich.. toh sy punya karir, anak uda gede.. hehhee... (ini jawaban krn blm pernah rasain sich.. ) hehhee
Itu namanya EGO.... ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: johan3000 on 16 July 2009, 05:23:25 PM
Quote from: Lily W on 16 July 2009, 04:39:47 PM
Jadi ingat satu cerita drama yg pernah di tayang kan di DAAI TV.
Kira2 kisahnya begini.....(ringkasnya)....
Dari kecil si cow itu sangat miskin tapi dia rajin bekerja. setelah dewasa dan menikah dg gadis yg sederhana. Mereka hidup pas2an dan bahkan kdg2 kesulitan ekonomi. Bininya mengurus RT nya sambil menjahit (sbg pendapatan tambahan). Nah..setelah hari demi hari... Suaminya itu jadi Pengusaha Perkapalan yg sukses....bininya sangat percaya ama Suaminya itu dan tidak pernah pikir yg bukan2 ttg suaminya. ... ternyata diam2 suaminya itu punya simpanan... Simpanannya itu punya 2 anak. akhirnya suatu waktu ketauan oleh Bininya gara2 suaminya mau beli rumah buat simpanannya. Bininya sgt benci ama suaminya. anak2 nya udah gede dan anaknya ada 4-5 (lupa2 ingat). RT mrk tidak bahagia.
Akhirnya suatu hari... ada yg ajak ketemu ama Master Cheng Yen.... Master suruh bininya untuk memaafkan simpanan suaminya....Master berkata : Kamu bisa melepaskan tapi kamu belum memaafkan makanya kamu tidak akan bahagia.
Kata2 itu di renungkan terus oleh bini si pengusaha itu.... akhirnya dia mau memaafkan simpanan itu dan hidupnya jadi bahagia (tidak menderita lagi). Anak2 simpanan itu di biayai sekolah sampai perguruan tinggi dan waktu menikah juga... yg jadi pendamping pengantin adalah suami istri pengusaha itu.
Happy ending lah....
Sori yah...buru2 ketiknya...agi mau tutup ktr nih....
semoga cerita ini bermanfaat...
_/\_ :lotus:
hati2 dgn posting yg ini... kalau nanti para suami
copy and print..... siap2 digunakan bila perlu
gimana ? apakah juga dimaafkan ?
apakah sis Lily akan memaafkannya ?
Kalo saya ada praktek Dhamma... saya akan memaafkan....;D
Kalo saya tidak praktek Dhamma atau praktek saya itu salah... saya tidak akan memaafkan... mungkin kek pendapat Sis Chandra Rasmi itu....EGO...;D
jadi tergantung sikon saat itu yah... ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: Chandra Rasmi on 16 July 2009, 04:49:34 PM
hmm... i understand now... mmg begitulah resikonya.. tidak bs bahagiain semua org ya...
tetap harus ada yang terluka...
klo sy pribadi sich... memilih melepas suaminya sich.. toh sy punya karir, anak uda gede.. hehhee... (ini jawaban krn blm pernah rasain sich.. ) hehhee
Kalau tidak ada yg mo terluka janganlah bermain api. Sudah tau api panas, masih saja di pegang ^-^
yg sembunyi sembunyi itu asik lohh.. ;D
Iya asik..... padahal lobha yg makin berkembang....... :))
Quote from: Chandra Rasmi on 16 July 2009, 03:49:24 PM
nah, yang menjadi perhatian saya adalah... apakah ini disebut bijaksana??? mereka mengambil keputusan tanpa memikirkan pihak ketiga.. mengapa memisahkan anak dengan ibunya??? mereka juga tidak bertanya kepada pihak ketiga, apakah setuju dengan semua itu, dipisahkan dengan anaknya...
bagaimana pendapat temen2 seDhamma??
mmg bukan urusan saya sich.. ;D
cuma saya ingin sharing saja.. karena, saya juga tidak menemukan keputusan yang bijaksana yang tidak menyakiti pihak manapun.. andai kata dikemudian hari saya mengalami kasus seperti ini.. mgkn saya juga tidak bs mengambil keputusan yang bijak...
please sharing.. :)
kalo udah maen api sih, biasanya PASTI ada pihak yg tersakiti alias tidak ada keputusan yg memuaskan.......
Quote from: markosprawira on 21 July 2009, 01:45:51 PM
Iya asik..... padahal lobha yg makin berkembang....... :))
ketika manusia tenggelam dalam keasikan, biasanya cenderung melupakan segala hal ;D
Kalau memang bukan urusan anda yah jangan diurusin, hanya ketahuilah itulah akibat dari selingkuh.
Kemudian anda gunakan waktu dan pikiran anda untuk berdisiplin diri agar jangan sampai anda sendiri selingkuh.
Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati ;)
Quote from: Chandra Rasmi on 16 July 2009, 03:49:24 PM
hi Temen temen sedharma...
just sharing..
semalam, sy melihat sebuah acara di tv, yang judulnya "masihkah kau mencintaiku" dengan topik seperti judul di atas..
sebenarnya pertama saya liat semuanya simpel aja... hanya ingin tau endingnya... bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini...
setelah perjalanan panjang saling tanya antara pasangan suami istri yang uda 24 thn menikah itu, disaksikan oleh keluarga dan juga anak mereka...
akhirnya, muncullah gadis yang menjadi pihak ketiga itu,..
sang anak tentu saja tidak bs menerima karena ternyata itu adalah temennya dikuliah yang sering datang kermh...
sang Ibu hanya ingin satu ending bahagia, yaitu suaminya kembali bersama mereka dan menceraikan perempuan selingkuhannya itu. karena anak mereka akan segera menikah...
menurut saya, lumayan happy ending..
sang wanita sich mau mau aja di ceraikan.. karena merasa bersalah terhadap teman dan ibunya yang sudah baik kepadanya...
tapi ternyata... wanita tsb uda hamil...
penasehat dan psikolog di acara itu, meminta pasangan itu memutuskan masalah ini dengan bijaksana...
dan akhir dari keputusannya adalah suami akan tetap kembali pada istrinya setelah istri mudanya melahirkan,, lalu anak dari istri mudanya itu akan dirawat oleh istri tua, dan suami menceraikan istri mudanya...
dan sang suami setuju dengan hal itu....
nah, yang menjadi perhatian saya adalah... apakah ini disebut bijaksana??? mereka mengambil keputusan tanpa memikirkan pihak ketiga.. mengapa memisahkan anak dengan ibunya??? mereka juga tidak bertanya kepada pihak ketiga, apakah setuju dengan semua itu, dipisahkan dengan anaknya...
bagaimana pendapat temen2 seDhamma??
mmg bukan urusan saya sich.. ;D
cuma saya ingin sharing saja.. karena, saya juga tidak menemukan keputusan yang bijaksana yang tidak menyakiti pihak manapun.. andai kata dikemudian hari saya mengalami kasus seperti ini.. mgkn saya juga tidak bs mengambil keputusan yang bijak...
please sharing.. :)
terus terang saya tidak percaya dengan reality show seperti itu , :)
adegan/cerita seperti ini sudah pernah saya lihat di acara "pihak ketika" juga disinetron terlanjur cinta .
tapi yach kalau suatu saat ada kejadian seperti ini , kita ngak bisa juga kasihan sama istri mudanya , siapa suruh seenaknya mau sama suami orang dan bapak temannya sendiri . saya tidak setuju kalau istri mudanya dikasihani karena dipisahkan dari anak (memang sich kasihan) tapi saya rasa istri tua lebih disakiti karena ada pihak ketiga dan suami yang dipercayainya mengkhianatinya dan juga perasaan anaknya akan bapaknya selingkuh sama temannya sendiri .
kalo gw jadi bini tuanya, pasti gw talak 3 tuh laki gw..
terlaluuuuu...
udah 1x, ntar ada 2 ato 3x nya lagi
aye tdk boleh berselingluh donk, bisa menyakiti ke dua pihatk :))
_/\_
mendingan istri tua ceraikan si suami, setelah anak mereka menikah
kasian si bayi
tapi kasian juga sih kalau istri tua masih cinta
ribet euy
udah poligami ajah...
Intinya tentang keikhlasan, melepaskan. yahh kalo mang suami udah punya istri lain ya udah ceraikan ajalah,, kalo dipikir si istri muda dan suami juga sama kurang ajarnya, ya udah ga usah deket2 ajalah..
_/\_
Itu pembohongan...saya tidak yakin itu REALITY SHOW,itu DRAMA SHOW baru betul...rasanya kalau saya memegang gelar sarjana Hukum,acara2 seperti ini bahkan saya gugat ke pengadilan... haha...
Quote from: andry on 15 November 2009, 08:42:31 PM
udah poligami ajah...
sahtujuh kan d agama mereka poligami boleh jadi masalah selesai tanpa ada yg di pisah kan dah gitu suami pun seneng ditemani 2 wanita d ranjang ;D ;D ;D
apa pun ceritanya yg penting uda dapat daon muda
^
mauntab ;D ;D ;D
Yg slah adlh yg memulai.. Jd dari 3 pihak yg mulai dluan adlah pihak laki2 jd di sini yg buat masalah adlh laki2..
Jd mau pilih istri tua ya istri muda yg menderita..
Jd mau pilih istri muda ya istri tua yg menderita..
Diantara 2 pilihan yg ada yg mendrita dan memilih 1, pastilah ada yg menderita 1 pihak..
ini acara yg si helmy yahya itu ya ?? :nohope: