Forum Dhammacitta

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: Lily W on 19 December 2007, 01:50:36 PM

Title: PROSES KEMATIAN
Post by: Lily W on 19 December 2007, 01:50:36 PM
PROSES KEMATIAN
By Selamat Rodjali
Ini hasil ringkasan:

Kematian ini adalah terhentinya proses fungsi tertentu, fungsi lain muncul
jadi kematian itu tidak berhenti sampai disitu tetapi berlanjut dengan
fungsi yang lain dari mahluk itu yaitu fungsi lahir.

Fungsi kesadaran ada 14 fungsi, dua diantara fungsi itu adalah fungsi
sebagai akhir dari proses saat itu/cuti citta dan satu fungsi lagi adalah
fungsi patisandhi atau fungsi kelahiran.

Marana sanna vithi nanti akan berperan, ada hal-hal tertentu yang dialami
oleh mahluk yang menjelang mati ini, saat itu ada 'bioskop kehidupan' ada
tidaknya perbuatan/dorongan sangat berat yang kita lakukan.

Ada 3 hal yang dialami menjelang kematian yaitu :

1. Perbuatan; objek pikiran saat itu mengalami apa yang kita pernah
perbuat, ada perbuatan yang sangat berat yang berkesan sangat buruk yaitu
membunuh ayah-ibu, membunuh Arahat, melukai Buddha, memecah belah Sangha,
kalau kita pernah melakukan hal itu maka akan terbayang perbuatan tersebut,
perbuatan itu tampak dalam batin yang akan menentukan kemana kita lahir,
jika objek berat garuka kamma yang tampak maka kita akan lahir di alam
niraya/avici, demikian juga yang lain ia juga akan nampak misal kita
melakukan meditasi sudah mencapai jana itu akan nampak objek yang begitu
kuat maka kita akan lahir di alam brama, kalau tidak ada perbuatan yang
sangat berat seperti itu maka ada perbuatan lain yang bisa terjadi yaitu;

2. Perbuatan menjelang mati misal; ada yang baca paritta, ada yang
marah-marah, ada yang sedih dan lain-lain jika kamma menjelang ajal tidak
ada maka ada;

3. Perbuatan yang menjadi kebiasaan akan nampak misal; biasa berdana,
biasa membunuh atau lainnya, kebiasaan yang baik menjelang kematian bisa
timbul ketenangan, sebaliknya kebisaan buruk misal membunuh akan menimbulkan
satu kegelisahan.

Apabila point 1, 2, 3 tidak ada maka kamma yang sewaktu-waktu pernah kita
lakukan itu akan nampak karena kondisinya tepat artinya setiap perbuatan
kita yang sekecil apapun berpotensi menyebabkan/ mempengaruhi kelahiran
sehingga lahir di tempat tertentu yang lebih baik atau lebih buruk.

Jadi proses kematian itu urutannya yang berat dahulu, kalau menjelang mati
tenang-tenang saja maka kebiasaan bisa muncul, jika tidak ada semua maka
sesuatu yang pernah dilakukan entah dalam kehidupan ini atau kehidupan
lampau sewaktu-waktu bisa muncul dan disitulah terjadi tenang atau tidak
tenang dari proses pikiran menjelang mati, pada saat fungsi mati dorongan
tadi masih ada kekuatannya, fungsi lahir yang disertai janaka kamma menjadi
kekuatan lahir.

Kalau tidak ada perbuatan yang terbayang bisa muncul symbol dari perbuatan,
bisa juga objeknya adalah symbol dari perbuatan misal berdana jubah
simbolnya jubah, vihara, rupang Buddha dan symbol-simbol yang lainnya.

Hal-hal yang tidak terjangkau dalam kehidupan sehari-hari bisa muncul karena
kekuatan-kekuatan itu sendiri, jadi naralnya kalau melihat/membayangka n hal
yang menyenangkan/ baik timbul satu ketenangan, bila batin tenang saat itu
kemudian fungsi mati terjadi maka tumimbal lahir kekuatannya bagus, jadi
dalam hal ini kita mati tidak ditentukan oleh satu mahluk adi kodrati
tertentu.

Proses mati selesai ada kelajutannya yaitu tuminbal lahir karena ada
kekuatan tadi, kesadaran tuminbal lahir tidak hanya 2 macam surga dan neraka
tetapi ada 19 jenis kesadaran plus satu, sehingga dari 19 jenis kesadaran
mampu menjadikan mahluk yang tuminbal lahir tersebar di salah satu dari 30
alam kehidupan + satu (patisandhi rupa), jadi mahluk dapat lahir di 31 alam
kehidupan mulai dari neraka, alam setan, alam binatang, alam manusia, alam
deva, alam brama. Dari 19 jenis kesadaran plus satu adalah merupakan hasil
dari proses mati tadi, mau lahir kemana kita bisa merencanakannya, kalau
patisandhi ingin ini pikirannya harus seperti apa? Kalau pikiran sepertii
ini maka perbuatannya harus bagaimana? tetapi semua perencanaan itu tidak
akan terjadi kalau tidak dijalankan.

Umumnya naral kita tidak dipakai sehingga banyak orang tidak belajar atau
memang karena Kitab Suci Agama Buddha belum diterjemahkan semua sehingga
belum memasyarakat artinya banyak yang percaya membuta, begitu dikisik-kisik
banyak yang pindah agama pada agama yang tidak pakai naral yang jawabannya
percaya atau tidak.

Umat Buddha itu sebenarnya paling bahagia, karena ajarannya naral bukan
sekedar mendengar dan melihat saja jika sebatas itu maka akan timbul
keraguan apakah itu benar atau tidak, kalau tidak pakai naral asal percaya
justru itu lebih mudah mengajarnya, tapi apakah kita mau seperti itu asal
percaya saja.

Kalau misalnya masa depan kita ke surga atau neraka di tentukan oleh mahluk
tertentu entah itu maha kuasa, maha brama, deva agung atau 'Tuhan
berperson', maka perbuatan kita saat ini untuk apa, tidak ada gunanya kita
berbuat baik kalau keputusan ada di tangan 'x'.

Sesungguhnya proses kammalah yang menentukan kemana kita lahir, proses kamma
adalah hukum universal/berlaku umum, mirip dengan api; api itu menimbulkan
cahaya dan sifatnya membakar, kalau kena bakar tidak perduli orang percaya
panas atau tidak, tidak peduli orang itu beragama atau tidak

Bagaimana orang yang mati mendadak, apakah ia menyadari kematiannya?

Proses menjelang mati itu pasti terjadi walaupun sebelumnya ia kaget atau
koma, tetapi ia tetap melalui marana sanna vithi (15 saat kesadaran)
kesadaran ini kecepatannya 1/10 pangkat 27, jadi begitu ketabrak mobil/koma
kecepatan kesadaran pasti terjadi, kaget saja satu kamma/action jadi
kecepatan kesadaran jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, tidak heran
kalau mati di bumi, lahir diplanet lain.

_/\_  :lotus:
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: johan3000 on 29 May 2009, 08:20:32 AM
Apakah kematian itu sesuatu yg mengerikan?
bagaimana kita mengantisipasi kematian?
apakah berguna menghabiskan duit banyak..
   hanya menunda kematian bebrapa minggu atau bulan?

thanks sebelumnya....
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: markosprawira on 29 May 2009, 08:28:41 AM
Secara buddhism, sebenarnya setiap saat kita sudah mengalami kematian yaitu proses timbul, berlangsung dan padam baik secara batin maupun fisik.....

jadi sebenarnya kematian yang "besar" dimana kita menghabiskan vipaka sebagai mahluk saat ini dan terlahir kembali sebagai mahluk yang baru, hanya merupakan proses selanjutnya dari timbul, berlangsung dan padam.....

so apa yg harus ditakutkan? yg takut pada kematian, bahkan sampai ada yg menyembah dewa kematian saking takutnya dengan kematian, adalah mereka yang belum mengerti hakekat sesungguhnya dari anicca, dukkha dan anatta

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: kullatiro on 28 August 2010, 07:18:42 PM
Quote from: johan3000 on 29 May 2009, 08:20:32 AM
Apakah kematian itu sesuatu yg mengerikan?
bagaimana kita mengantisipasi kematian?
apakah berguna menghabiskan duit banyak..
   hanya menunda kematian bebrapa minggu atau bulan?

thanks sebelumnya....

well kecuali bisa seperti YA MAHA kASSAPA jadi lah arahat dan ikut beliau menunggu kelahiran Buddha  Maitreya, bahkan YA Maha Kassapa Pada suatu hari juga akan tiba pada kematian.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: rooney on 28 August 2010, 07:24:13 PM
Quote from: daimond on 28 August 2010, 07:18:42 PM
Quote from: johan3000 on 29 May 2009, 08:20:32 AM
Apakah kematian itu sesuatu yg mengerikan?
bagaimana kita mengantisipasi kematian?
apakah berguna menghabiskan duit banyak..
   hanya menunda kematian bebrapa minggu atau bulan?

thanks sebelumnya....

well kecuali bisa seperti YA MAHA kASSAPA jadi lah arahat dan ikut beliau menunggu kelahiran Buddha  Maitreya, bahkan YA Maha Kassapa Pada suatu hari juga akan tiba pada kematian.


^
Y.A.MahaKassapa belum parinibbana ?
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: kullatiro on 28 August 2010, 07:45:05 PM
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

QuoteSetelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan "Gunung Kaki Ayam".

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, "Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup." Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false (http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false)

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html (http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html)
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Nevada on 28 August 2010, 08:48:20 PM
Menurut Aliran Theravada, YA. Maha Kassapa sudah memasuki Parinibbana (meninggal dunia). Sedangkan menurut Aliran Mahayana, YA. Maha Kassapa saat ini sedang bertapa di sebuah gunung dan akan bangkit dari pertapaannya saat Buddha Maitreya muncul di Bumi.

Jika seandainya YA. Maha Kassapa memang bisa bertahan hidup selama itu, maka ini artinya YA. Maha Kassapa lebih sakti dari Buddha Gotama*.

*Buddha Gotama hanya bisa memperpanjang usia-Nya hingga sampai pada usia 100 tahun saja 
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Indra on 28 August 2010, 09:04:11 PM
Quote from: daimond on 28 August 2010, 07:45:05 PM
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

QuoteSetelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan "Gunung Kaki Ayam".

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, "Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup." Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false (http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false)

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html (http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html)

menurut buku itu (dari link yg disebutkan di atas) Maha Kassapa mencapai parinibbana di dalam gua itu setelah bertekad agar jasmaninya tidak rusak hingga kelahiran Buddha Metteya, bukan tetap hidup.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: kullatiro on 28 August 2010, 09:27:55 PM
Quote from: upasaka on 28 August 2010, 08:48:20 PM


*Buddha Gotama hanya bisa memperpanjang usia-Nya hingga sampai pada usia 100 tahun saja

hal ini masih kontrakdiksi soalnya bila maha kassapa bisa selama itu Buddha juga semestinya bisa lebih lama dari maha kassapa.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: kullatiro on 28 August 2010, 09:29:43 PM
Quote from: Indra on 28 August 2010, 09:04:11 PM
Quote from: daimond on 28 August 2010, 07:45:05 PM
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

QuoteSetelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan "Gunung Kaki Ayam".

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, "Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup." Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false (http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false)

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html (http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html)

menurut buku itu (dari link yg disebutkan di atas) Maha Kassapa mencapai parinibbana di dalam gua itu setelah bertekad agar jasmaninya tidak rusak hingga kelahiran Buddha Metteya, bukan tetap hidup.

kalau buku di indonesia yang seperti bahasa indonesia itu. aku menambah kan link itu dengan menyadari ada kontrakdiksi dengan apa yang aku baca di indonesia.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Indra on 28 August 2010, 09:32:55 PM
Quote from: daimond on 28 August 2010, 09:29:43 PM
Quote from: Indra on 28 August 2010, 09:04:11 PM
Quote from: daimond on 28 August 2010, 07:45:05 PM
ceritanya masih dalam kondisi meditasi di bukit kaki tiga menunggu kedatangan Buddha Maitreya.
coba cari buku tentang murid murid sang Buddha ada terdapat disana informasinya.

QuoteSetelah Buddha meninggal dunia, Kassapa memimpin komunitas Buddhis selama tiga puluh tahun. Mereka melanjutkan usaha dengan tekun untuk menyebarkan Dhamma dan menjadikan Dhamma berkembang lebih jauh. Ketika Kassapa berusia lebih dari seratus tahun, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dan menyerahkan tanggung jawab penyebaran Dhamma kepada Ananda.

Kassapa memilih Gunung Kukkatapada, di barat daya Rajagaha, sebagai tempat di mana ia akan mengasingkan
diri untuk memasuki meditasi yang dalam. Karena gunung ini memiliki tiga puncak yang berbentuk seperti kaki ayam, gunung ini dinamakan "Gunung Kaki Ayam".

Ketika Kassapa mencapai Gunung Kukkatapada, tiba-tiba terjadi getaran di bumi dan surga. Tiga puncak membuka dengan sendirinya. Kassapa berkata pada langit biru, "Aku ingin bermeditasi di sini untuk sementara. Setelah enam milyar tahun, pada hari Buddha Maitreya terlahir di dunia manusia clan mencapai ke-Buddha-an, aku akan datang membantu-Nya menyebarkan Dhamma dan mengajar makhluk hidup." Ketika ia selesai berbicara, ia terjun dan ketiga puncak segera tertutup lagi.

Ketika Raja Ajatasattu mendengar bahwa Kassapa telah meninggalkan dunia manusia, ia menangis sedih. Raja pergi menemui Ananda. Mereka mendaki Gunung Kukkatapada bersama.

Ketika Ananda clan Raja Ajatasattu tiba di Gunung Kukkatapada, puncaknya membelah kembali, menunjukkan Kassapa sedang bermeditasi dengan tenang di dalamnya, dengan teratai putih bertebaran di tanah sekitarnya.
Sampai sekarang, Kassapa masih terus bermeditasi di dalam Gunung Kukkatapada sambil menjaga jubah Buddha. Ia menunggu keluarnya Maitreyabuddha untuk menyerahkan jubah itu pada Maitreya Buddha

http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false (http://books.google.co.id/books?id=mBrD61IPbl4C&pg=PA132&lpg=PA132&dq=Maha+Kassapa++Kukkatapada&source=bl&ots=eHiXWDBeT4&sig=WyUQGxJsx7eRcsgQGVMnyuv6-ew&hl=id&ei=TAZ5TOrfM4XKcdjA7PQF&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB4Q6AEwAQ#v=onepage&q&f=false)

http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html (http://www.w****a.com/forum/seputar-buddhisme/6090-maha-kassapa-bermeditasi-di-gunung-kukkatapada.html)

menurut buku itu (dari link yg disebutkan di atas) Maha Kassapa mencapai parinibbana di dalam gua itu setelah bertekad agar jasmaninya tidak rusak hingga kelahiran Buddha Metteya, bukan tetap hidup.

kalau buku di indonesia yang seperti bahasa indonesia itu. aku menambah kan link itu dengan menyadari ada kontrakdiksi dengan apa yang aku baca di indonesia.

berarti buku terjemahan indonesia itu bukan bersumber dari buku yg sama di atas
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: kullatiro on 28 August 2010, 09:34:46 PM
mungkin juga soalnya membaca buku sampel tentang hal ini di "ekyayana graha" sambil berdiri (soalnya tidak beli buku ini sihh)  jadi baca gratis
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Nevada on 28 August 2010, 09:37:04 PM
Quote from: daimond on 28 August 2010, 09:27:55 PM
Quote from: upasaka on 28 August 2010, 08:48:20 PM
*Buddha Gotama hanya bisa memperpanjang usia-Nya hingga sampai pada usia 100 tahun saja

hal ini masih kontrakdiksi soalnya bila maha kassapa bisa selama itu Buddha juga semestinya bisa lebih lama dari maha kassapa.

Betul. Jadi kalau YA. Maha Kassapa bisa hidup selama itu, kenapa Buddha Gotama malah tidak bisa?

*tanya kenapa
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Jerry on 29 August 2010, 01:09:33 AM
Dari cerita yang seharusnya Maha Kassapa telah pari-nibbana, menjadi urban legend bahwa beliau sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan jubah Sang Buddha pada saat munculnya Buddha Metteyya.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: sukuhong on 29 August 2010, 09:56:42 AM
Quote from: Jerry on 29 August 2010, 01:09:33 AM
Dari cerita yang seharusnya Maha Kassapa telah pari-nibbana, menjadi urban legend bahwa beliau sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan jubah Sang Buddha pada saat munculnya Buddha Metteyya.

kayak ganti pejabat pimpinan serahkan tongkat estafet pimpinan penggantinya ;D

kamsia
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Jerry on 30 August 2010, 12:57:18 AM
Quote from: sukuhong on 29 August 2010, 09:56:42 AM
Quote from: Jerry on 29 August 2010, 01:09:33 AM
Dari cerita yang seharusnya Maha Kassapa telah pari-nibbana, menjadi urban legend bahwa beliau sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan jubah Sang Buddha pada saat munculnya Buddha Metteyya.

kayak ganti pejabat pimpinan serahkan tongkat estafet pimpinan penggantinya ;D

kamsia
memang.. kan jadi timbul pertanyaan, siapa penyerah tongkat estapet (baca: jubah Buddha Kassapa) dari Buddha Kassapa ke Buddha Gotama? ^-^
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: seniya on 30 August 2010, 07:35:58 AM
Jubah Buddha Gotama bukan berasal dr Buddha sebelumnya,tetapi diberikan oleh Brahma Ghatikara (sahabat Bodhisattva di kehidupan lampau sbg Jotipala pd masa Buddha Kassapa) ketika Siddhartha membuang pakaian kerajaannya. Kalau tdk salah dlm Anagatavamsa maupun Maitreyavyakarana, Bodhisatta Metteya jg mendptkan jubah & kebutuhan seorg bhikkhu dr dewa Brahma ketika ia melepaskan keduniawian. Jd apa benar ad transmisi jubah dr Buddha satu k yg lain?

Btw ini udh OOT nih,kasihan TS-nya,sebaiknya dijadikan topik baru atau digabung dg topik yg udh ada (kalau tdk salah ad topik di board Mahayana ttg penukaran jubah antara Kassapa dg Buddha Sakyamuni).
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Jerry on 30 August 2010, 07:05:54 PM
Ntar kita minta digabungkan saja dengan topik yang sudah ada atau dibuatkan sebagai topik baru. TS sih udah ngga pernah muncul lagi di sini. Sementara kita lanjut saja dulu ampe admin atau glomod yang berbaik hati turun tangan dan dipindahkan ke tempat sesuai.

Nah katanya:
QuoteKalau tdk salah dlm Anagatavamsa maupun Maitreyavyakarana, Bodhisatta Metteya jg mendptkan jubah & kebutuhan seorg bhikkhu dr dewa Brahma ketika ia melepaskan keduniawian.

Sementara di link yang diberikan oleh Daimond, katanya:

Quote
"A sanskrit chronicle on "the Masters of the Law" offers us a curious account of the great elder's end according to the Northern Buddhist tradition. According to this record, after the First Council Kassapa realized that he had fulfilled his mission and decided to attain final Nibbana. He transmitted the Dhamma to Ananda, paid his final respects to the holy places, and entered Rajagaha. He intended to inform King Ajatasattu of his impending demise, but the king was asleep and Kassapa did not wish to wake him up. Thus he climbed to the summit of Mount Kukkatapada alone, sat down cross-legged in a cave, and made the determination that his body should remain intact until the coming of the future Buddha, Metteyya. It was to Metteyya that Kassapa was to hand over the robe of Gotama Buddha--the very same rag robe that the Blessed One had bestowed on him at their first meeting. Then Kassapa attained final Nibbana, or, according to a variant, the meditative attainment of cessation (nirodhasamapatti). The earth quaked, the devas strewed flowers over his body, and the mountain closed over him.

Soon afterwards King Ajatasattu and Ananda went to Mount Kukkatapada to see Mahakassapa. The mountain partly opened and Kassapa's body appeared before them. The king wanted to cremate it, but Ananda informed him that Kassapa's body must remain intact until the coming of Metteyya. Then the mountain closed up again and Ajatasattu and Ananda departed. Chinese Buddhist tradition locates Mount Kukkatapada in Southwest China, and Chinese legend abounds in reports of pious monks who, on pilgrimage to the mountain, managed to gain a glimpse of Kassapa's corpse sitting in meditation posture awaiting the arrival of the next Buddha."

Kira-kira menurut Bro Seniya, dari yang Bro Seniya tuliskan (sumber Anagatavamsa & Maitreyavyakarana) dengan sumber yang saya kutipkan yaitu (Sanskrit chronicle on "the Masters of the Law"), manakah dan siapakah yang ngarang?
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: seniya on 30 August 2010, 08:08:38 PM
 [at] jerry:

Setelah saya cek kembali, ternyata baik dalam Anagatavamsa (http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet09.htm) maupun Maitreyavyakarana (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=16932.0) tidak ditemukan tentang jubah Buddha Metteya. Kayaknya saya salah ingat tentang jubah yang diterima Pertapa Gotama dari Brahma Ghatikara, tetapi dalam RAPB (Buddhavamsa) dikatakan bahwa Bodhisatta Dipankara menerima jubah dari dewa brahma (hal. 209), sedangkan untuk para Buddha lainnya tidak disebutkan (hanya diceritakan secara singkat bahwa mereka meninggalkan keduniawian setelah melihat 4 peristiwa dan menjalankan kehidupan sebagai pertapa).

Menurut buku "The Coming Buddha, Ariya Metteya", Anagatavamsa merupakan teks Pali tentang Buddha Metteya yang ditulis oleh Ashin Kassapa (1160-1230 M). Lihat http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet00.htm (http://www.buddhanet.net/budsas/ebud/metteya/arimet00.htm). Untuk Maitreyavyakarana yang berbahasa Sanskerta tidak diketahui penulisnya, tetapi kemungkinan dari aliran Sarvastivada.

Tetapi dalam Divyavadana, Buddha Maitreya akan mengunjungi gunung Gurupadaka (bukan Kukkutapada) di mana jenazah Mahakassapa berada dan menghormati jenazah beliau. Dalam Maitreya-samiti, Mahakassapa dikatakan masih hidup di gunung Kukkutapada dan setelah memberikan penghormatan kepada Maitreya, beliau Parinibbana. Hanya dalam Maitreya-sutra terjemahan bahasa Cina yang menyebutkan Mahakassapa menyerahkan jubah Buddha Sakyamuni kepada Maitreya. Untuk lebih jelasnya, lihat http://books.google.co.id/books?id=KzQ9AAAAIAAJ&printsec=frontcover&dq=the+future+buddha&source=bl&ots=i8t0xYgwsZ&sig=rYTJENRQL1CI2dB6kCckyGAg1yA&hl=id&ei=pql7TO_oPIWavAPZ86Bk&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CEoQ6AEwCA#v=onepage&q=Maitreyavyakarana&f=false (http://books.google.co.id/books?id=KzQ9AAAAIAAJ&printsec=frontcover&dq=the+future+buddha&source=bl&ots=i8t0xYgwsZ&sig=rYTJENRQL1CI2dB6kCckyGAg1yA&hl=id&ei=pql7TO_oPIWavAPZ86Bk&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CEoQ6AEwCA#v=onepage&q=Maitreyavyakarana&f=false)
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: Jerry on 30 August 2010, 08:48:48 PM
Sip. Thanks for the info. _/\_
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: kullatiro on 06 September 2010, 08:28:18 PM
yang bisa di ambil kesimpulan bahwa YA Maha Kassapa masih dalam keadaan atau kondisi Meditasi sambil menunggu kedatangan Buddha yang akan datang (soal menyerahkan jubah dll kesampingkan dulu).

catatan:
adakah yang tertarik untuk bermeditasi bersama(/disamping) dengan YA Maha Kassapa sambil menunggu Buddha Maitreya. ada dua teratai disamping nya lohh yang masih kosong.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: johan3000 on 10 September 2010, 10:29:30 AM
bisakah tau kapan kita akan mati ?
adakah cara utk memprediksinya ?
adakah orang mengantisipasi kematian dgn keceriaan ?
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: andry on 10 September 2010, 12:29:45 PM
bisa dan ada.
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: johan3000 on 10 September 2010, 05:47:53 PM
Quote from: andry on 10 September 2010, 12:29:45 PM
bisa dan ada.

kalau begitu mohon bantuannya bro....

apakah waktu gw masih banyak ?
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: andry on 10 September 2010, 11:43:26 PM
Quote from: johan3000 on 10 September 2010, 05:47:53 PM
Quote from: andry on 10 September 2010, 12:29:45 PM
bisa dan ada.

kalau begitu mohon bantuannya bro....

apakah waktu gw masih banyak ?
ntar gw ubek2 dulu di buku..
msh keknya...wkwkwkw
Title: Re: PROSES KEMATIAN
Post by: johan3000 on 11 September 2010, 09:55:50 PM
Quote from: andry on 10 September 2010, 11:43:26 PM
Quote from: johan3000 on 10 September 2010, 05:47:53 PM
Quote from: andry on 10 September 2010, 12:29:45 PM
bisa dan ada.

kalau begitu mohon bantuannya bro....

apakah waktu gw masih banyak ?
ntar gw ubek2 dulu di buku..
msh keknya...wkwkwkw
serius bro biar gw bisa pasang asuransi yg besar.... =))