Apakah di Abhidamma ada dibahas mengenai kehendak bebas (free-will) ? Apakah dalam ajaran Buddha mengenal kehendak bebas ?
Dalam Abhidhamma...
Membahas....Kehendak (cetana) itu adalah termasuk salah satu faktor-faktor batin (bentuk2 pikiran/cetasika) yg netral. Kalo Kehendak (Cetana) ini bersekutu dengan faktor-faktor batin yg tidak bermanfaat maka akan menjadi tidak bermanfaat (akusala) dan kalo kehendak ini bersekutu dengan faktor-faktor batin yang indah maka akan menjadi bermanfaat (indah/kusala).
Jadi Cetana (Kehendak) itu yaitu Kehendak untuk berbuat yang baik atau yang tidak baik.
cmiiw...
_/\_ :lotus:
Quote from: tquantero on 03 July 2009, 03:31:21 PM
Apakah di Abhidamma ada dibahas mengenai kehendak bebas (free-will) ? Apakah dalam ajaran Buddha mengenal kehendak bebas ?
Apakah ada yang disebut dengan kehendak yang tidak bebas?
cetana sama seperti citta, muncul kalo kondisinya pas.
arahatta magga, dan arahatta phala pun muncul karena kondisinya pas.
Sang Buddha mengajarkan jalan tengah, bukan kehendak bebas murni, bukan pula determinisme murni. kehendak bebas sejati cuma angan-angan karena terkendala oleh kondisi fisik dan kebutuhan-kebutuhan.
Salah satu pandangan salah adalah Pubbekatahetuvada, yang disebut pula determinisme.
Tetapi kehendak bebas murni pun salah, karena ada sebab musabab yang saling bergantung.
Dalam novel Tirai detektif Poirot karangan Agatha Christie, penjahatnya seorang ahli batin manusia, yg melihat bibit konflik dari citta-citta pada 2 manusia, dan memanfaatkan kata-kata pada saat dan situasi kondisi tepat untuk menimbulkan citta tertentu yg mendorong orang berbuat jahat.
Kehendak berbuat baik pun tak lepas dari keterkondisian (pendidikan agama, pengetahuan budi pekerti, sifat yg muncul dr teladan orang tua/guru, pengalaman, ingatan, hasrat, dll).
Kesimpulannya adalah bahwa sebagaimana citta lainnya, kehendak atau niat (jahat maupun baik), timbul oleh, dari, dan karena interaksi kondisi-kondisi yg tak terhitung banyaknya... Jadi yang disebut kehendak bebas sebenarnya tidak bebas. Kalau sudah begini, maka diri sebenarnya adalah rantai gerak dan kondisi yang sambung menyambung. Saya ini hanyalah produk mekanis...
Apakah batin arahat masih punya cetana/citta, dan apakah citta itu masih terpengaruh kondisi ?
Cmiiw, mohon petunjuk...
Quote from: tquantero on 03 July 2009, 11:28:25 PM
Dalam novel Tirai detektif Poirot karangan Agatha Christie, penjahatnya seorang ahli batin manusia, yg melihat bibit konflik dari citta-citta pada 2 manusia, dan memanfaatkan kata-kata pada saat dan situasi kondisi tepat untuk menimbulkan citta tertentu yg mendorong orang berbuat jahat.
Kehendak berbuat baik pun tak lepas dari keterkondisian (pendidikan agama, pengetahuan budi pekerti, sifat yg muncul dr teladan orang tua/guru, pengalaman, ingatan, hasrat, dll).
Kesimpulannya adalah bahwa sebagaimana citta lainnya, kehendak atau niat (jahat maupun baik), timbul oleh, dari, dan karena interaksi kondisi-kondisi yg tak terhitung banyaknya... Jadi yang disebut kehendak bebas sebenarnya tidak bebas. Kalau sudah begini, maka diri sebenarnya adalah rantai gerak dan kondisi yang sambung menyambung. Saya ini hanyalah produk mekanis...
Apakah batin arahat masih punya cetana/citta, dan apakah citta itu masih terpengaruh kondisi ?
Cmiiw, mohon petunjuk...
~ Batin Arahat masih punya Cetana/Citta. Cetana di sini adalah sebagai faktor batin netral yang akan selalu muncul di setiap citta.
~Citta itu selalu muncul dan tengelam dan itu masih di cengkeram oleh Tilakkhana (3 sifat universal). Kalo udah parinibbana baru tidak ada kondisi lagi.
cmiiw...
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 06 July 2009, 11:06:32 AM
Quote from: tquantero on 03 July 2009, 11:28:25 PM
Dalam novel Tirai detektif Poirot karangan Agatha Christie, penjahatnya seorang ahli batin manusia, yg melihat bibit konflik dari citta-citta pada 2 manusia, dan memanfaatkan kata-kata pada saat dan situasi kondisi tepat untuk menimbulkan citta tertentu yg mendorong orang berbuat jahat.
Kehendak berbuat baik pun tak lepas dari keterkondisian (pendidikan agama, pengetahuan budi pekerti, sifat yg muncul dr teladan orang tua/guru, pengalaman, ingatan, hasrat, dll).
Kesimpulannya adalah bahwa sebagaimana citta lainnya, kehendak atau niat (jahat maupun baik), timbul oleh, dari, dan karena interaksi kondisi-kondisi yg tak terhitung banyaknya... Jadi yang disebut kehendak bebas sebenarnya tidak bebas. Kalau sudah begini, maka diri sebenarnya adalah rantai gerak dan kondisi yang sambung menyambung. Saya ini hanyalah produk mekanis...
Apakah batin arahat masih punya cetana/citta, dan apakah citta itu masih terpengaruh kondisi ?
Cmiiw, mohon petunjuk...
~ Batin Arahat masih punya Cetana/Citta. Cetana di sini adalah sebagai faktor batin netral yang akan selalu muncul di setiap citta.
~Citta itu selalu muncul dan tengelam dan itu masih di cengkeram oleh Tilakkhana (3 sifat universal). Kalo udah parinibbana baru tidak ada kondisi lagi.
cmiiw...
_/\_ :lotus:
Kalau saya boleh tambahkan :
1. Buddha menyebutkan cetana itulah yg disebut Kamma. Jadi kamma terjadi dengan dipelopori oleh cetana. Pada putthujhana (org awam),setiap tindakan didominasi oleh cetana
Berbeda dengan Arahat dimana setiap tindakannya didominasi oleh Panna/kebijaksanaan
2. Citta Arahat masih timbul dan tenggelam namun krn sudah dominasi Panna, membuat tidak terkotori oleh 3 akar kejahatan lagi (selalu "bersih" / suci)
semoga bermanfaat
metta
kalo sudah bebas nga ada kehendak lagi kali ya..
[at] om Markos
Apa yg dimaksud dengan Rupa Dhamma ya?
_/\_
Quote from: Nanda on 07 July 2009, 09:49:39 AM
kalo sudah bebas nga ada kehendak lagi kali ya..
dear nanda
cetana merupakan salah satu dari sabbacitta sadharana cetasika (cetasika yg muncul dalam semua citta) jadi dalam citta arahat pun, tetap ada cetana/kehendak
namun krn dalam citta arahat sudah didominasi oleh Panna, membuat kehendak yg muncul adalah sewajarnya saja, misal karena tubuh lapar maka ada kehendak utk makan -> inilah yg disebut dengan kiriya/fungsional
semoga bs bermanfaat
metta
Quote from: bond on 07 July 2009, 11:29:18 AM
[at] om Markos
Apa yg dimaksud dengan Rupa Dhamma ya?
_/\_
dear bro bond
mungkin bisa baca tulisan mengenai Sankhara dari Sujin Boriharnwanaket di http://www.dhammastudy.com/words8.html
yang intinya mengenai bhw Dhamma sesungguhnya merupakan realitas/kenyataan dari timbul dan tenggelamnya
Ok saya coba baca2 dulu ya, Thanks om Markos untuk referensinya.
Apakah cowok dikatakan memiliki kehendak bebas,
apa bila lawannya adalah cewek penjerat lelaki professional.........
nah kalau dikatakan 99.9 % lelaki tsb akan masuk dalam perangkap wanita tsb,
apakah cowok tsb masih bisa dikatakan memiliki kehendak bebas?
^Bro Sacheng..... :outoftopic:
:backtotopic:
_/\_ :lotus:
^ uuppps di topik Abhidhamma yo...
kalau ada sebuah object yg sungguh manarik,
apakah ada kebebasan dari orang tsb utk tidak melihat lebih lama ?
Kalau orang kesetrum, apakah ada kehendak utk tidak
menarik diri (tidak terkejut)?
kalau kena panas, gerak reflex, apakah itu ya?
Org bebas utk tidak melihat lebih lama
Org bebas utk melihat lebih lama
Org bebas utk melihat atau tidak melihat dalam artian sebagai latihan, bukan dalam artian tidak melihat karena dosa mula citta atau melihat karena lobha mula citta
Semua tergantung dari kejujuran individu ybs utk mengakuinya
Quote from: johan3000 on 08 July 2009, 06:14:52 PM
Kalau orang kesetrum, apakah ada kehendak utk tidak
menarik diri (tidak terkejut)?
kalau kena panas, gerak reflex, apakah itu ya?
FYI, gerak reflex itu tidak melalui saraf2 otak, tapi melalui medula spinalis (saraf2 yang ada di tulang belakang)
Quote from: Forte on 09 July 2009, 03:19:38 PM
Quote from: johan3000 on 08 July 2009, 06:14:52 PM
Kalau orang kesetrum, apakah ada kehendak utk tidak
menarik diri (tidak terkejut)?
kalau kena panas, gerak reflex, apakah itu ya?
FYI, gerak reflex itu tidak melalui saraf2 otak, tapi melalui medula spinalis (saraf2 yang ada di tulang belakang)
Reflex terjadi karena suatu latihan yg lama (entah dari kehidupan kapan) atas suatu kejadian
misal saat kena panas, kita sedari kecil sudah diajari bhw itu panas, panas itu berbahaya dan kalau kena panas, kita HARUS menarik bagian tubuh yg kena panas
demikianlah terus menerus kesadaran spt itu ditanamkan dalam persepsi/sanna kita sehingga saat terkena panas, kita "reflex" menarik bagian yg terkena
Syaraf adalah penghubung antara tempat produksi kesadaran di hadaya vatthu dengan organ2 tubuh kita.
Terbukti jika syaraf tersumbat dalam kasus stroke, ada bagian tubuh yg tidak berfungsi
Misal yg tersumbat adl syaraf ke tangan
Kita yg melihat bunga indah dan ingin memetik, jadi tidak bisa memetik karena tangannya tidak bisa digerakkan
Kira2 demikianlah gambaran mengenai reflex, syaraf dan kesadaran
semoga bermanfaat
metta
Quote from: markosprawira on 07 July 2009, 04:25:35 PM
Quote from: Nanda on 07 July 2009, 09:49:39 AM
kalo sudah bebas nga ada kehendak lagi kali ya..
dear nanda
cetana merupakan salah satu dari sabbacitta sadharana cetasika (cetasika yg muncul dalam semua citta) jadi dalam citta arahat pun, tetap ada cetana/kehendak
namun krn dalam citta arahat sudah didominasi oleh Panna, membuat kehendak yg muncul adalah sewajarnya saja, misal karena tubuh lapar maka ada kehendak utk makan -> inilah yg disebut dengan kiriya/fungsional
semoga bs bermanfaat
metta
Kesimpulannya salah satu perbedaan batin Arahat dengan Putujjhana adalah Panna. Dan tidak ada kehendak dalam konteks "Aku hendak, aku ingin", karena Anatta. Yang ada hanyalah kiriya yaitu "ada kehendak (atau dorongan untuk?) makan", dan bukan "aku hendak makan".
Cmiiw...
Ikutan dan mau bertanya lebih lanjut ...
Kalo gerak reflexs itu disadari gak ?
Ada hubungannya dengan LDM gak ?
Apa kira-kira seorang Ariya masih melakukan gerak seperti ini ?
_/\_
beberapa cewek cakep manis mulus, wangi semerbak,
sambil ketawa kecil...(rambut panjang),
melewatin depan anda (jaran 5 meter)
nah kalan anda cowok....
apakah anda memiliki KEHENDAK BEBAS utk tidak melirik ?
ada dunk :whistle:
Quote from: tquantero on 14 July 2009, 05:35:50 PM
Quote from: markosprawira on 07 July 2009, 04:25:35 PM
Quote from: Nanda on 07 July 2009, 09:49:39 AM
kalo sudah bebas nga ada kehendak lagi kali ya..
dear nanda
cetana merupakan salah satu dari sabbacitta sadharana cetasika (cetasika yg muncul dalam semua citta) jadi dalam citta arahat pun, tetap ada cetana/kehendak
namun krn dalam citta arahat sudah didominasi oleh Panna, membuat kehendak yg muncul adalah sewajarnya saja, misal karena tubuh lapar maka ada kehendak utk makan -> inilah yg disebut dengan kiriya/fungsional
semoga bs bermanfaat
metta
Kesimpulannya salah satu perbedaan batin Arahat dengan Putujjhana adalah Panna. Dan tidak ada kehendak dalam konteks "Aku hendak, aku ingin", karena Anatta. Yang ada hanyalah kiriya yaitu "ada kehendak (atau dorongan untuk?) makan", dan bukan "aku hendak makan".
Cmiiw...
dear Nanda
kalau boleh saya perjelas mengenai Panna adalah dalam hal Dominan-nya
Jika kita lihat secara citta pada putthujhana, cetana yg berkolaborasi dengan akusala cetasika akan menjadi akusala citta 12
cetana yang berkolaborasi dengan kusala cetasika membuat jadi maha kusala citta 8
Tapi pada arahat, sudah tidak ada kusala atau akusala lagi melainkan maha kiriya citta 8, yang isinya mirip dengan maha kusala (tidak/ada hubungan dengan panna, menyenangkan/tidak dan spontan/diajak) namun karena panna yg dominan, membuat dia bs melihat hal itu secara hakekat yg sesungguhnya
dan kalau saya boleh koreksi : kehendak itu adl cetana, dan cetana ada dalam semua citta
Arahat jangan diartikan tidak mempunyai kehendak/cetana loh krn cetana itu ada dalam semua citta, termasuk citta arahat
Saat arahat lapar maka dia akan makan.
Makan seperti yg ada dalam aharepatikulasanna (perenungan tentang makanan) yaitu makan utk memenuhi kebutuhan fisik, bukan utk mengeyangkan, dsbnya yg berhubungan dgn lobha
semoga bs dimengerti
metta
Quote from: g.citra on 14 July 2009, 06:56:07 PM
Ikutan dan mau bertanya lebih lanjut ...
Kalo gerak reflexs itu disadari gak ?
Ada hubungannya dengan LDM gak ?
Apa kira-kira seorang Ariya masih melakukan gerak seperti ini ?
_/\_
Sadar..... jika dilihat secara biologi, gerak refleks itu tetap melalui syaraf2 namun bukan otak melainkan syaraf di tulang belakang
Jadi ada impuls yg berasal dari hadayavatthu, yg biasanya mengalir via syaraf otak namun krn hal ini sudah terbiasa, jadi bs langsung "shortcut"
Refleks itu ga cuma LDM namun karena Sanna/persepsi dimana hal yg berulang2 dilakukan, akan membuat batin kita "terlatih.
Jadi bisa juga dalam hal aL, aD dan aM misal refleks utk berdana, atau refleks utk membantu org yg kepeleset
Dalam batin Ariya, saya masih belum pernah melihat dinyatakan
Namun pendapat saya pribadi, justru batin Ariya sudah ada refleks utk selalu berada dalam kondisi sobhana krn batinnya sudah terlatih dalam sekian banyak kehidupan utk selalu dalam kondisi sobhana via latihan di JMB-8
sama seperti batin putthujhana yg justru refleks utk hal2 akusala...... ini dinamakan trend batin
semoga bs dimengerti
metta
Quote from: johan3000 on 14 July 2009, 08:00:52 PM
beberapa cewek cakep manis mulus, wangi semerbak,
sambil ketawa kecil...(rambut panjang),
melewatin depan anda (jaran 5 meter)
nah kalan anda cowok....
apakah anda memiliki KEHENDAK BEBAS utk tidak melirik ?
be careful ama lirik2 bro.......
ada guru yg bilang bhw jk qta mau berusaha utk melatih mengurangi kemelekatan, mulai dr hal2 kecil misal utk tidak berlama memandang lawan jenis yg menarik
Saat arahat lapar maka dia akan makan.
Makan seperti yg ada dalam aharepatikulasanna (perenungan tentang makanan) yaitu makan utk memenuhi kebutuhan fisik, bukan utk mengeyangkan, dsbnya yg berhubungan dgn lobha
bearti arahat masih ada kehendak untuk hidup kan
Kehendak utk memenuhi kebutuhan fisik, bukan utk hidup lebih lama
sama seperti merawat kendaraan dalam kondisi yg semestinya, bukan menambah aditif agar bisa lebih cepat, ganti knalpot biar lebih bertenaga, dsbnya
semoga perbedaannya bisa dimengerti
metta
kenapa mesti memenuhi kebutuhan fisik kalau bukan untuk hidup lebih lama dikit
isi bensin untuk berpergian lebih jauh
mobil masih dirawat, masih ganti oli.. masih melekat gak?
apa harapan nya berpergian lebih jauh lagi? kalau hasilnya disini-sini saja
secara cittanya beda banget bro..........
anda bisa aja liat org sama2 merawat mobil, tapi apa jamin bhw secara batinnya, kondisinya sama?
untuk itu, hendaknya bisa dilihat apa yg saya jelaskan utk bro Nanda
Quotekalau boleh saya perjelas mengenai Panna adalah dalam hal Dominan-nya
Jika kita lihat secara citta pada putthujhana, cetana yg berkolaborasi dengan akusala cetasika akan menjadi akusala citta 12
cetana yang berkolaborasi dengan kusala cetasika membuat jadi maha kusala citta 8
Tapi pada arahat, sudah tidak ada kusala atau akusala lagi melainkan maha kiriya citta 8, yang isinya mirip dengan maha kusala (tidak/ada hubungan dengan panna, menyenangkan/tidak dan spontan/diajak) namun karena panna yg dominan, membuat dia bs melihat hal itu secara hakekat yg sesungguhnya
Banyak hal yg terlihat sama, namun yg terpenting adalah apa yg ada dalam batinnya krn itulah yg menentukan "kamma"
metta
Quote from: markosprawira on 15 July 2009, 08:51:14 AM
Quote from: g.citra on 14 July 2009, 06:56:07 PM
Ikutan dan mau bertanya lebih lanjut ...
Kalo gerak reflexs itu disadari gak ?
Ada hubungannya dengan LDM gak ?
Apa kira-kira seorang Ariya masih melakukan gerak seperti ini ?
_/\_
Sadar..... jika dilihat secara biologi, gerak refleks itu tetap melalui syaraf2 namun bukan otak melainkan syaraf di tulang belakang
Jadi ada impuls yg berasal dari hadayavatthu, yg biasanya mengalir via syaraf otak namun krn hal ini sudah terbiasa, jadi bs langsung "shortcut"
Refleks itu ga cuma LDM namun karena Sanna/persepsi dimana hal yg berulang2 dilakukan, akan membuat batin kita "terlatih.
Jadi bisa juga dalam hal aL, aD dan aM misal refleks utk berdana, atau refleks utk membantu org yg kepeleset
Dalam batin Ariya, saya masih belum pernah melihat dinyatakan
Namun pendapat saya pribadi, justru batin Ariya sudah ada refleks utk selalu berada dalam kondisi sobhana krn batinnya sudah terlatih dalam sekian banyak kehidupan utk selalu dalam kondisi sobhana via latihan di JMB-8
sama seperti batin putthujhana yg justru refleks utk hal2 akusala...... ini dinamakan trend batin
semoga bs dimengerti
metta
Oke GRP +1 ...
Lanjut yah bro ... :)
Apakah dalam gerak reflex ada perhatian (sati) yang mendukung ?
Apa seorang Ariya masih bisa 'kaget' bila dikagetkan ?
Dikatakan gerak reflex adalah karena sanna/pencerapan yang dilatih berulang-ulang akan menjadikan batin jadi terlatih, Adakah vedana, sankhara dan vinana juga berperan didalamnya ?
_/\_
Quote from: g.citra on 15 July 2009, 07:41:03 PM
Quote from: markosprawira on 15 July 2009, 08:51:14 AM
Quote from: g.citra on 14 July 2009, 06:56:07 PM
Ikutan dan mau bertanya lebih lanjut ...
Kalo gerak reflexs itu disadari gak ?
Ada hubungannya dengan LDM gak ?
Apa kira-kira seorang Ariya masih melakukan gerak seperti ini ?
_/\_
Sadar..... jika dilihat secara biologi, gerak refleks itu tetap melalui syaraf2 namun bukan otak melainkan syaraf di tulang belakang
Jadi ada impuls yg berasal dari hadayavatthu, yg biasanya mengalir via syaraf otak namun krn hal ini sudah terbiasa, jadi bs langsung "shortcut"
Refleks itu ga cuma LDM namun karena Sanna/persepsi dimana hal yg berulang2 dilakukan, akan membuat batin kita "terlatih.
Jadi bisa juga dalam hal aL, aD dan aM misal refleks utk berdana, atau refleks utk membantu org yg kepeleset
Dalam batin Ariya, saya masih belum pernah melihat dinyatakan
Namun pendapat saya pribadi, justru batin Ariya sudah ada refleks utk selalu berada dalam kondisi sobhana krn batinnya sudah terlatih dalam sekian banyak kehidupan utk selalu dalam kondisi sobhana via latihan di JMB-8
sama seperti batin putthujhana yg justru refleks utk hal2 akusala...... ini dinamakan trend batin
semoga bs dimengerti
metta
Oke GRP +1 ...
Lanjut yah bro ... :)
Apakah dalam gerak reflex ada perhatian (sati) yang mendukung ?
Apa seorang Ariya masih bisa 'kaget' bila dikagetkan ?
Dikatakan gerak reflex adalah karena sanna/pencerapan yang dilatih berulang-ulang akan menjadikan batin jadi terlatih, Adakah vedana, sankhara dan vinana juga berperan didalamnya ?
_/\_
dear g.citra
kalau saya boleh perjelas bhw "kaget" adalah refleksi dari dosa mula citta....... pada mereka yg sudah lebih "tenang", tidak kagetan/setidaknya hanya sedikit kaget saja
Mengenai "sati" adalah salah satu dari 19 sobhana cetasika (mengenai cetasika, sudah ada di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=422.0)
Berdasar pernyataan saya sebelumnya :
QuoteRefleks itu ga cuma LDM namun karena Sanna/persepsi dimana hal yg berulang2 dilakukan, akan membuat batin kita "terlatih.
Jadi bisa juga dalam hal aL, aD dan aM misal refleks utk berdana, atau refleks utk membantu org yg kepeleset
Jadi pada reflex yg akusala, PASTI tidak ada sati karena sati termasuk salah satu dari 19 sobhana cetasika yang selalu muncul bersamaan
Namun Sati akan muncul pada reflex yg KUSALA
Mengenai vinnana, vedana dan sankhara : ini pembahasan secara khandha bro.....
secara singkat panca khandha dibagi menjadi :
- Rupa Khandha : wujudnya adalah Rupa/fisik
- Vinnana Khandha : wujudnya adalah Citta/pikiran
- Sanna Khandha : wujudnya adalah sanna cetasika (salah 1 dari 7 cetasika yg terdapat di semua jenis citta)
- Vedana Khandha : wujudnya adalah vedana cetasika (salah 1 dari 7 cetasika yg terdapat di semua jenis citta)
- Sankhara Khandha : wujudnya adalah 50 cetasika lain selain sanna dan vedana
semoga bs memperjelas yah
metta