Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Meditasi => Topic started by: bond on 12 December 2007, 07:52:28 PM

Title: Kasina
Post by: bond on 12 December 2007, 07:52:28 PM
Bro hengki tolong diposting penjelasan anda mengenai kasina
Title: Re: Kasina
Post by: asunn on 12 December 2007, 08:51:11 PM
yey...kirain ada penjelasan2 menarik heheheh

*ikutan teriak...bro hengki...kasina *mode donk  :o
Title: Re: Kasina
Post by: hengki on 12 December 2007, 08:56:40 PM
10 KASINA

1. PATHAVI KASINA

Dinamakan pathavi kasina karena tanah yang dijadikan sebagai obyek. Pathavi artinya tanah sedangkan kasina artinya melihat, jadi pathavi kasina artinya melihat tanah.
Cara mempergunakan pathavi kasina sebagai obyek yaitu dengan melihat tanah dan bisa juga dengan melihat tanah kosong tanpa tumbuh-tumbuhan. Kalau tanah kosong itu sulit dicari pakai tanah hasil lubang kepiting, biasanya tanah tersebut berwarna kuning muda. Pada jaman Sang Buddha sering menggunakan cara mengambil tanah tsb untuk dibawa kemana-mana, untuk dijadikan obyek. tanah itu dibuat bulat dengan ukuran paling besar 1 jengkal ditambah 4 inchi tidak boleh lebih paling kecil sebesar diameter kelapa. Duduk dengan melihat dan merenungkan tanah tsb, jaraknya jangan terlalu jauh dan jangan terlalu dekat (kira2 satu jengkal ditambah empat inchi) di hadapan kita dan ada tempat untuk menaruh tanah tsb dgn ketinggian dua jengkal ditambah 4 inchi. Ukuran ini cukup tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, jgn dilihat dari pinggir karena kemungkinan obyek tsb tidak rata dan hal ini akan menyebabkan obyek pathavi kasina yg kurang baik. Waktu merenungkan obyek tsb harus diingat warna tanah itu.

Sebaiknya sebelum meditasi bersihkan tubuh jasmani dan tempat meditasi dan perlengkapannya. Sebelum duduk meditasi dgn menutup mata renungkan terlebih dahulu lima kamacchanda perenungan sesuai dgn kamathana asubha, tentang asubha ini akan dibahas kemudian. Waktu merenungkan akibat kamacchanda sampai pikiran tenang tanpa nivarana, kemudian buka mata lihat obyek pathavi kasina dan lihat dgn jelas sampai hafal. tutup mata kemudian renungkan obyek tsb sehingga pathavi kasina ini melekat sekali, kadang2 gambar pathavi kasina tsb hilang, buka mata kembali kemudian lihat dan ingat sampai hafal, kemudian tutup mata kembali, lakukan berulang kali bila obyek tsb belum bisa dipegang, lakukan hal ini sampai gambar pathavi kasina dapat dipegang dgn baik/mantap.

Bila seseorang baik dgn melihat dan tidak melihat obyek tsb, tetapi dpt memegangnya sebagai obyek terus dan dapat dijadikan obyek pathavi kasina yang jelas tanpa melihat obyek tanah tsb hal seperti ini dinamakan uggaha nimitta, artinya gambaran batin mencapai yaitu suatu obyek yg diambil dalam meditasi. Obyek tsb telah melekat pada pikiran, terlihat dgn nyata dan tetap. Tetapi uggaha nimitta ini banyak menimbulkan akibat, karena gambaran yg dilihat itu menjadi bulatan tanah tdk rata dan kadang2 retak. Orang yg latihan ini harus hati2 menjaga pikiran dan nimitta ini sampai menjadi Patibhaga nimitta.

Patibhaga nimitta ini pertama membentuk warna kasina menjadi warna lain sesukanya. Dapat mengubah warna menjadi jernih, seperti gelas/seperti sinar, seperti air yang jatuh pada daun teratai, kadang2 membentuk pathavi kasina ini seperti bulan purnama tanpa awan. Kemudian dibuat besar, kecil, tinggi, pendek dengan kekuatan batin inilah yang dinamakan patibhaga nimitta. Kalau sudah mencapai patibhaga nimitta jangan bergaul dgn orang yang banyak omong, agar dapat menjaga pikiran (pikiran tidak kacau), jangan tertarik dgn nivarana, karena bila tertarik dgn nivarana akan membuat hancur hasil yg telah dicapai. Oleh karena itu berhati-hati menjaga patibhaga nimitta seperti menjaga anak yang paling dicintai dan baru lahir.
Title: Re: Kasina
Post by: hengki on 12 December 2007, 09:21:39 PM
CITTA/ PIKIRAN MENUJU JHANA

Kita mendapat patibhaga nimitta berarti citta itu menuju jhana dgn obyek kasina. dalam 10 kasina itu perasaan keadaan dalam jhana empat dan kadang2 lima. Agar dpt mengetahui bagaimana keadaan perasaan dan pengertian jhana 4 dan jhana 5, terlebih dahulu jhana empat dinamakan catuttha jhana dgn keadaan sbb :
1. Pathama jhana ada lima keadaan yaitu vitaka, vicara, piti, sukha, dan ekagatta
2. Dutiya jhana ada tiga macam keadaan yaitu piti, sukha, dan ekagatta tanpa vitakka dan vicara
3. Tatiya jhana ada dua macam keadaan yaitu sukha dan ekagatta tanpa vitakka, vicara, dan piti
4. Catuttha jhana ada dua macam keadaan yaitu ekagatta dengan upekkha tanpa vitakka, vicara, piti dan sukha.

Jhana lima atau pancama jhana tanpa vitakka, vicara, piti dan sukha yang ada ekagatta dan upekkha. Perbedaan dgn jhana empat adalah kalau jhana lima lebih dalam dan halus sekali (perasaan lebih mantap) latihan nimitta keluar/masuk jhana empat dan jhana lima sampai mahir dgn 10 obyek kasina berarti kita sudah memegang/dapat obyek tsb, kalau belum dapat nimitta tsb sebaiknya jangan mengalihkan pikiran ke obyek yg lain, kalau pindah obyek mungkin lebih lambat untuk mendapatkan hasil karena yg lama belum mahir sudah pindah ke obyek yg baru, sehingga kedua-duanya tdk mendapatkan hasil, bila sudah mahir dgn obyek sepuluh kasina, kemudian pindah ke dalam obyek kasina yang lain lebih mudah paling lama lima belas hari sudah mendapat hasil yg tinggi dari obyek yang lain.
Title: Re: Kasina
Post by: bond on 13 December 2007, 10:16:46 AM
ini penjelasannya mirip yg ditulis di visuddhi magga, cuma ada tambahan2 komentar penulis artikel itu.

Ada yg alo kasina? kalo ada bisa diposting lagi bro hengki. Good article nih.

_/\_ ^:)^ ^:)^
Title: Re: Kasina
Post by: Sukma Kemenyan on 13 December 2007, 11:03:47 AM
apapun objeknya... ujung2nya nimita...
kenapa gak kita bahas nimita nya aja secara detail ?
Title: Re: Kasina
Post by: bond on 13 December 2007, 12:05:56 PM
nimitta banyak macam bro, tergantung watak masing bro. mesti dialami baru tau nimitta apa bukan :))
Title: Re: Kasina
Post by: Sukma Kemenyan on 13 December 2007, 12:14:50 PM
nah... sudah dimulai...
ada banyak macem...

apa aja tuh...   ;) :-?


menanti pemaparan selanjutnya sembari ditemani kopi en rokok
Title: Re: Kasina
Post by: bond on 13 December 2007, 01:10:46 PM
mendingan gini bro kemenyan kan uda tulis. nah yg lainnya berbagi pengalaman apa yg diliat baru, kita lihat apakah itu nimitta atau bukan. soalnya ada yg kaya rembulan,adayg kristal , ada cahya berkilau sekali. Nimitta tercipta karena watak yg membentuk persepsi, nah nimitta itulah hasilnya, makanya disebut rupa nimitta.

Ayo sohib2 dc, cerita dong..... :P
Title: Re: Kasina
Post by: Sukma Kemenyan on 13 December 2007, 10:05:34 PM
1. earth (pathavi kasina),
2. water (apo kasina),
3. air, wind (vayo kasina),
4. fire (tejo kasina),
5. enclosed space, hole, aperture (akasa kasina),
6. bright light (aloka kasina).


First of all one must free the mind from all other hindrances to attending. It is best to begin with this as a preliminary exercise of freeing the mind of all other concerns.


These first four objects are most directly taken up to begin with by attending to these qualities in the contact between your mind and your body as a whole.

When the body is understood the remaining two objects are most directly taken up to begin with by attending to these qualities apart from the body in your mind as a whole.


Direct your attention to your whole body as one.

Attending to your body note the solidity of your body as a whole, this is the earth element, the form and extension in the full space of the body which is your physical mass.

Attending to your body note the fluidity in your body as a whole, this is the water element, the cohesive continuity of your body fluid which is your fluid biological life.

Attending to your body note the presence of air in your body as a whole, this is the air element, the expansive quality of breathing the atmosphere which is your respiration.

Attending to your body note the heat in your body as a whole, this is the fire element, the radiant heat generated by your digestion of nutriment, circulation of fluids and respiration.

Attend to your body until you are fully aware of it and at peace with it just as it is as a whole, mind will then be free to attend fully to mind without disturbance.

Direct your attention to your whole mind as one.

Attending to your mind note the spaciousness of mind as a whole, this is the element of space, the freedom of mind apart from attending to the body.

Attending to your mind note the nature of mind contact of mind as a whole, this is the element of light, the light of mind which reveals that which mind is attending.
---
In relation to heat begin with attending to warmth where it is found and then allow this awareness to pervade the entire body. Similarly with the others. In awareness of one quality and of the body as one there is also a sense of the mind as one.
Title: Re: Kasina
Post by: hengki on 14 December 2007, 06:45:12 PM
2. APO KASINA

Apo kasina ini artinya memakai obyek air dengan cara melihat air yang sering dilakukan dalam meditasi dgn memakai obyek air adalah sbb :
Ambil air yg jernih kalau bisa air hujan jgn memakai air yang kotor atau air yang berwarna. Air yg bersih dimasukkan ke dalam suatu tempat yg mudah dilihat dan diisi sampai penuh sekali jgn sampai kurang. Duduklah dgn sikap meditasi dan melihat air tsb, cara selanjutnya sama dgn meditasi memakai obyek pathavi kasina sampai mendapatkan uggaha nimitta, dgn ciri-ciri melihat obyek air seperti beriak. Untuk patibhaga nimitta obyek air menjadi seperti air di daun lontar seolah-olah keras, jernih dan berkilau. Patibhaga nimitta yg sudah didapat harus dilanjutkan sampai ke catuttha jhana, seandainya belum sampai ke catuttha jhana, sedangkan patibhaga nimitta menghilang, renungkan kembali apo kasina dari awal.

3. TEJO KASINA

Tejo kasina artinya obyek api, hal yg sering dilakukan dalam meditasi dgn memakai obyek api sbb :
Nyalakan api, misal pd sebatang lilin sesudah itu ambil tikar, kulit, karton buat lubang sebesar kurang lebih satu jengkal ditambah empat inchi kemudian lihat api tsb melalui lubang itu, mengenai posisi duduk dan jarak sama seperti memakai obyek pathavi kasina, jangan melihat ujung api karena terus bergerak, jadi harus melihat api yang tebal dan tidak bergerak (sekitar sumbu). Renungkan obyek tsb dalam hati sampai nimitta itu muncul sampai menjadi uggaha nimitta dan terus sampai menjadi patibhaga nimitta, ciri2 uggaha nimitta adalah muncul api seperti biasa, kalau patibhaga nimitta muncul seperti kain merah yg tebal, seperti daun lontar yg terbuat dari emas, seperti tiang emas yg berdiri di angkasa. Kalau sudah mendapat patibhaga nimitta usahakan sampai catuttha jhana.
Title: Great Elements (Earth, Water, Fire, Wind)
Post by: tesla on 05 July 2008, 03:36:37 PM
dilihat dari Sutta-Pitaka, meditasi dg objek 4 elemen memiliki penjelasan yg berbeda...  :-? ??? ??? ???



sumber: MN28, MN62, MN140

kira2 penjelasannya adalah berikut:

~ 4 elemen ini (tanah, air, api, angin) adalah dasar materi.
~ materi (rupa) ada di dalam tubuh & di luar tubuh
~ materi merupakan salah satu dari lima kelompok kemelekatan (panca upadana khanda)
~ oleh krn itu, dalam meditasi objek ini, kita merenungkan setiap elemen yg terdapat dalam tubuh
~ pelenyapan kemelekatan terjadi dg menyadari bahwa elemen (dalam tubuh) tsb bukan aku
~ demikian juga dg elemen di luar tubuh yg walaupun memiliki jumlah yg lebih besar, tetapi memiliki karakteristik sama, yaitu: tidak kekal
~ oleh karena itu hendaknya kita menyadari bahwa elemen di luar tubuh bukan milikku
~ dg demikian tidak ada penderitaan sbg akibat dari kemelekatan thd materi




menurut saya, penjelasan meditasi objek pathavi, apo & tejo sebelumnya lebih ke tujuan akan penembusan pengetahuan akan sifat2 elemen (mungkin di dapat dari absorsi dg objek tsb), yg nantinya akan menghasilkan keahlian mengendalikan elemen...
di sini terlihat perbedaan mendasar dalam meditasi objek elemen ini, yg mana dalam sutta terlihat ajaran Buddha justru sebaliknya, yaitu melepas bahwa elemen bukan aku & bukan milikku...



jadi binggung... ???
Title: Re: Kasina
Post by: Wolvie on 05 April 2010, 08:31:46 PM
kalo kasina yang lain seperti warna putih dlsb, fungsinya apa?

mohon dibabar dong.

oh ya, dari yang diposting di atas juga yang kasina ruang belum dibahas, tolong dilanjutin :)

tejo kasina sama bright/aloka kasina bedanya apa ya? kan sama2 penerangan?? binun
Title: Re: Kasina
Post by: bond on 05 April 2010, 09:16:04 PM
Quote from: Wolvie on 05 April 2010, 08:31:46 PM
kalo kasina yang lain seperti warna putih dlsb, fungsinya apa?

mohon dibabar dong.

oh ya, dari yang diposting di atas juga yang kasina ruang belum dibahas, tolong dilanjutin :)

tejo kasina sama bright/aloka kasina bedanya apa ya? kan sama2 penerangan?? binun

Kasina putih dan aloka tetanggaan. Biasanya untuk melihat sesuatu yg tidak terlihat secara kasat mata. Ujung-ujungnya bisa mata dewa.

Kalo tejo, bisa menggunakan energi panas untuk membakar sesuatu.  Gampangnya main-main dengan api
Nah Kalau ada yang bisa meditasi di gunung bersalju dengan satu helai kain itu objeknya menggunakan tejo kasina salah satunya.
Title: Re: Kasina
Post by: andry on 06 April 2010, 02:08:53 AM
kasina keknya ujung2 power/kesaktian deh...
bisa muncul panna gak dr sanah ko bond?
Title: Re: Kasina
Post by: bond on 06 April 2010, 09:09:13 PM
Quote from: andry on 06 April 2010, 02:08:53 AM
kasina keknya ujung2 power/kesaktian deh...
bisa muncul panna gak dr sanah ko bond?

Panna untuk kesaktian pasti, kalo panna ke kesucian tinggal di switching saja.
Title: Re: Kasina
Post by: fabian c on 06 April 2010, 09:21:47 PM
Quote from: tesla on 05 July 2008, 03:36:37 PM
dilihat dari Sutta-Pitaka, meditasi dg objek 4 elemen memiliki penjelasan yg berbeda...  :-? ??? ??? ???



sumber: MN28, MN62, MN140

kira2 penjelasannya adalah berikut:

~ 4 elemen ini (tanah, air, api, angin) adalah dasar materi.
~ materi (rupa) ada di dalam tubuh & di luar tubuh
~ materi merupakan salah satu dari lima kelompok kemelekatan (panca upadana khanda)
~ oleh krn itu, dalam meditasi objek ini, kita merenungkan setiap elemen yg terdapat dalam tubuh
~ pelenyapan kemelekatan terjadi dg menyadari bahwa elemen (dalam tubuh) tsb bukan aku
~ demikian juga dg elemen di luar tubuh yg walaupun memiliki jumlah yg lebih besar, tetapi memiliki karakteristik sama, yaitu: tidak kekal
~ oleh karena itu hendaknya kita menyadari bahwa elemen di luar tubuh bukan milikku
~ dg demikian tidak ada penderitaan sbg akibat dari kemelekatan thd materi




menurut saya, penjelasan meditasi objek pathavi, apo & tejo sebelumnya lebih ke tujuan akan penembusan pengetahuan akan sifat2 elemen (mungkin di dapat dari absorsi dg objek tsb), yg nantinya akan menghasilkan keahlian mengendalikan elemen...
di sini terlihat perbedaan mendasar dalam meditasi objek elemen ini, yg mana dalam sutta terlihat ajaran Buddha justru sebaliknya, yaitu melepas bahwa elemen bukan aku & bukan milikku...



jadi binggung... ???

Bro Tesla yang baik, meditasi terhadap empat unsur berbeda dengan meditasi terhadap kasina walaupun unsurnya sama-sama tanah misalnya.

Meditasi empat unsur berusaha fokus melihat karakteristik dari unsur tersebut (kearah Vipassana)

Sedangkan meditasi kasina tanah berusaha untuk fokus dan akhirnya menyatu dengan objek tersebut (kearah Samatha)

Penjelasan bro Tesla adalah mengenai meditasi terhadap empat unsur yang menimbulkan panna/Vipassana.

_/\_
Title: Tanya kasina cahaya
Post by: kung lao on 03 October 2010, 04:08:40 PM
salam kenal semuanya,
mau tanya nih!?
Saya pernah baca,untuk memakai alo/cahaya sebagai objek meditasi,cahaya yang digunakan adalah cahaya matahari atau bulan yang masuk melalui suatu celah/lubang,kemudian dilihat dengan menggunakan tabir. Maksudnya kayak liat matahari pake kaca mata hitam gitu yaw??he2 maklum baru belajar..
Trus ada juga penjelasan bisa menggunakan cahaya matahari/bulan yang memantul di dinding/tembok! Kalo kayak gitu cara nangkep objeknya gimana??! Takutnya tar malah ngebayangin tembok/lantai! And jadi meditasi kasina tembok/lantai...hahaha..

Nb: saya tertarik memakai objek cahaya karena dari kecil saya seneng banget ngelihat cahaya yang masuk dari celah atap rumah (maklum dulu atap rumah banyak bolongnya), atau ngelihat cahaya yang masuk dari celah dedaunan, rasanya indah and damai banget pokoknya!

Mungkin ada senior2 atau rekan2 yang bisa ngasih saran cara make objek cahaya untuk meditasi samatha...
Thks before..

''Semoga Semua Makhluk Berbahagia''
Title: Re: Tanya kasina cahaya
Post by: andry on 03 October 2010, 04:28:33 PM
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1136.0
Title: Re: Tanya kasina cahaya
Post by: kung lao on 03 October 2010, 04:46:11 PM
Quote from: andry on 03 October 2010, 04:28:33 PM
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1136.0
maaf,linknya koq gak mau kebuka yaw bro!?!
Title: Re: Tanya kasina cahaya
Post by: dery on 03 October 2010, 04:54:53 PM
^
linknya bisa dibuka kok bro,
Copy dan Paste di tap baru aja
Title: Re: Kasina
Post by: tesla on 04 October 2010, 08:25:10 AM
Quote from: fabian c on 06 April 2010, 09:21:47 PM
Quote from: tesla on 05 July 2008, 03:36:37 PM
dilihat dari Sutta-Pitaka, meditasi dg objek 4 elemen memiliki penjelasan yg berbeda...  :-? ??? ??? ???



sumber: MN28, MN62, MN140

kira2 penjelasannya adalah berikut:

~ 4 elemen ini (tanah, air, api, angin) adalah dasar materi.
~ materi (rupa) ada di dalam tubuh & di luar tubuh
~ materi merupakan salah satu dari lima kelompok kemelekatan (panca upadana khanda)
~ oleh krn itu, dalam meditasi objek ini, kita merenungkan setiap elemen yg terdapat dalam tubuh
~ pelenyapan kemelekatan terjadi dg menyadari bahwa elemen (dalam tubuh) tsb bukan aku
~ demikian juga dg elemen di luar tubuh yg walaupun memiliki jumlah yg lebih besar, tetapi memiliki karakteristik sama, yaitu: tidak kekal
~ oleh karena itu hendaknya kita menyadari bahwa elemen di luar tubuh bukan milikku
~ dg demikian tidak ada penderitaan sbg akibat dari kemelekatan thd materi




menurut saya, penjelasan meditasi objek pathavi, apo & tejo sebelumnya lebih ke tujuan akan penembusan pengetahuan akan sifat2 elemen (mungkin di dapat dari absorsi dg objek tsb), yg nantinya akan menghasilkan keahlian mengendalikan elemen...
di sini terlihat perbedaan mendasar dalam meditasi objek elemen ini, yg mana dalam sutta terlihat ajaran Buddha justru sebaliknya, yaitu melepas bahwa elemen bukan aku & bukan milikku...



jadi binggung... ???

Bro Tesla yang baik, meditasi terhadap empat unsur berbeda dengan meditasi terhadap kasina walaupun unsurnya sama-sama tanah misalnya.

Meditasi empat unsur berusaha fokus melihat karakteristik dari unsur tersebut (kearah Vipassana)

Sedangkan meditasi kasina tanah berusaha untuk fokus dan akhirnya menyatu dengan objek tersebut (kearah Samatha)

Penjelasan bro Tesla adalah mengenai meditasi terhadap empat unsur yang menimbulkan panna/Vipassana.

_/\_

ada ga referensi dalam sutta yg mana meditasi 4 unsur tadi kearah samatha?

thanks in advance
Title: Re: Kasina
Post by: fabian c on 04 October 2010, 03:42:21 PM
Quote from: tesla on 04 October 2010, 08:25:10 AM
Quote from: fabian c on 06 April 2010, 09:21:47 PM
Quote from: tesla on 05 July 2008, 03:36:37 PM
dilihat dari Sutta-Pitaka, meditasi dg objek 4 elemen memiliki penjelasan yg berbeda...  :-? ??? ??? ???



sumber: MN28, MN62, MN140

kira2 penjelasannya adalah berikut:

~ 4 elemen ini (tanah, air, api, angin) adalah dasar materi.
~ materi (rupa) ada di dalam tubuh & di luar tubuh
~ materi merupakan salah satu dari lima kelompok kemelekatan (panca upadana khanda)
~ oleh krn itu, dalam meditasi objek ini, kita merenungkan setiap elemen yg terdapat dalam tubuh
~ pelenyapan kemelekatan terjadi dg menyadari bahwa elemen (dalam tubuh) tsb bukan aku
~ demikian juga dg elemen di luar tubuh yg walaupun memiliki jumlah yg lebih besar, tetapi memiliki karakteristik sama, yaitu: tidak kekal
~ oleh karena itu hendaknya kita menyadari bahwa elemen di luar tubuh bukan milikku
~ dg demikian tidak ada penderitaan sbg akibat dari kemelekatan thd materi




menurut saya, penjelasan meditasi objek pathavi, apo & tejo sebelumnya lebih ke tujuan akan penembusan pengetahuan akan sifat2 elemen (mungkin di dapat dari absorsi dg objek tsb), yg nantinya akan menghasilkan keahlian mengendalikan elemen...
di sini terlihat perbedaan mendasar dalam meditasi objek elemen ini, yg mana dalam sutta terlihat ajaran Buddha justru sebaliknya, yaitu melepas bahwa elemen bukan aku & bukan milikku...



jadi binggung... ???

Bro Tesla yang baik, meditasi terhadap empat unsur berbeda dengan meditasi terhadap kasina walaupun unsurnya sama-sama tanah misalnya.

Meditasi empat unsur berusaha fokus melihat karakteristik dari unsur tersebut (kearah Vipassana)

Sedangkan meditasi kasina tanah berusaha untuk fokus dan akhirnya menyatu dengan objek tersebut (kearah Samatha)

Penjelasan bro Tesla adalah mengenai meditasi terhadap empat unsur yang menimbulkan panna/Vipassana.

_/\_

ada ga referensi dalam sutta yg mana meditasi 4 unsur tadi kearah samatha?

thanks in advance

Bro Tesla yang baik, penjelasan para guru-guru meditasi dan commentary mungkin lebih lengkap, tapi di Sutta juga ada menerangkan mengenai kasina ini,

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.029.than.html
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel238.html#book-10

Isi kedua link ini merujuk ke Sutta yang sama, yaitu AN.29 (the book of tens)

Semoga membantu.

_/\_
Title: Re: Kasina
Post by: tesla on 04 October 2010, 04:50:55 PM
Quotetapi di Sutta juga ada menerangkan mengenai kasina ini,

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.029.than.html
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel238.html#book-10

salah copas? link tsb tentang manfaat sila

thanks anyway
Title: Re: Kasina
Post by: fabian c on 04 October 2010, 07:34:51 PM
Quote from: tesla on 04 October 2010, 04:50:55 PM
Quotetapi di Sutta juga ada menerangkan mengenai kasina ini,

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an10/an10.029.than.html
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nyanaponika/wheel238.html#book-10

salah copas? link tsb tentang manfaat sila

thanks anyway

Nggak salah copas kok bro... coba baca pelan-pelan deh... ini saya copas sedikit... :

Versi Bhante Thanisssaro:

[4] "There are these ten totality-dimensions. Which ten? One perceives the earth-totality above, below, all-around: non-dual,[3] unlimited. One perceives the water-totality... the fire-totality... the wind-totality...the blue-totality... the yellow-totality... the red-totality... the white-totality... the space-totality... the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. These are the ten totalities. Now, of these ten totalities, this is supreme: when one perceives the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. And there are beings who are percipient in this way. Yet even in the beings who are percipient in this way there is still aberration, there is change. Seeing this, the instructed disciple of the noble ones grows disenchanted with that. Being disenchanted with that, he becomes dispassionate toward what is supreme, and even more so toward what is inferior.

Versi Bhante Nyanaponika:

"Monks, there are the ten kasina devices (for concentration). What are the ten? Someone perceives the earth kasina, above, below, on all sides, undivided, unbounded; another person perceives the water kasina... the fire kasina... the wind kasina... the blue... yellow... white... red kasina... the space kasina... the consciousness kasina, above, below, on all sides, undivided, unbounded. These are the ten kasina devices. Among these ten, this is the highest — when one perceives the consciousness kasina above, below... unbounded. There are, indeed, monks, such persons who perceive in that way. But even for persons who thus perceive, change takes place, transformation takes place.

"When seeing this, monks, a well-taught noble disciple is repelled by it; being repelled, he becomes disenchanted about the highest, not to speak of what is low.

_/\_
Title: Re: Kasina
Post by: tesla on 05 October 2010, 01:18:40 AM
Quote[4] "There are these ten totality-dimensions. Which ten? One perceives the earth-totality above, below, all-around: non-dual,[3] unlimited. One perceives the water-totality... the fire-totality... the wind-totality...the blue-totality... the yellow-totality... the red-totality... the white-totality... the space-totality... the consciousness-totality  above, below, all-around: non-dual, unlimited. These are the ten totalities. Now, of these ten totalities, this is supreme: when one perceives the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. And there are beings who are percipient in this way. Yet even in the beings who are percipient in this way there is still aberration, there is change. Seeing this, the instructed disciple of the noble ones grows disenchanted with that. Being disenchanted with that, he becomes dispassionate toward what is supreme, and even more so toward what is inferior.
aha... semakin memperkuat, bahwa di sutta semua referensi tentang kasina mengarah ke vipasanna. ayo gali lagi kalau ada :)
yg samatha hanya ditemukan di bagian kitab komentar (VM)
Title: Re: Kasina
Post by: fabian c on 05 October 2010, 07:11:13 AM
Quote from: tesla on 05 October 2010, 01:18:40 AM
Quote[4] "There are these ten totality-dimensions. Which ten? One perceives the earth-totality above, below, all-around: non-dual,[3] unlimited. One perceives the water-totality... the fire-totality... the wind-totality...the blue-totality... the yellow-totality... the red-totality... the white-totality... the space-totality... the consciousness-totality  above, below, all-around: non-dual, unlimited. These are the ten totalities. Now, of these ten totalities, this is supreme: when one perceives the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. And there are beings who are percipient in this way.

Yet even in the beings who are percipient in this way there is still aberration, there is change. Seeing this, the instructed disciple of the noble ones grows disenchanted with that. Being disenchanted with that, he becomes dispassionate toward what is supreme, and even more so toward what is inferior.
aha... semakin memperkuat, bahwa di sutta semua referensi tentang kasina mengarah ke vipasanna. ayo gali lagi kalau ada :)
yg samatha hanya ditemukan di bagian kitab komentar (VM)

These are the ten totalities. Now, of these ten totalities, this is supreme: when one perceives the consciousness-totality above, below, all-around: non-dual, unlimited. And there are beings who are percipient in this way.
Ini adalah sepuluh kasina, diantara sepuluh kasina ini, ini yang tinggi: jika seseorang menyelami kesadaran-kasina tersebut diatas, dibawah, sekeliling: tanpa dualisme (manunggal), tak terbatas.
Ada mahluk-mahluk yang menyelami dengan cara ini.

Yet even in the beings who are percipient in this way there is still aberration, there is change. Seeing this, the instructed disciple of the noble ones grows disenchanted with that. Being disenchanted with that, he becomes dispassionate toward what is supreme, and even more so toward what is inferior.
Tetapi walaupun pada mahluk-mahluk yang yang telah menyelami dengan cara ini, tetap ada perubahan (tak kekal) tetap ada transformasi. Melihat hal ini, siswa-siswa Ariya tumbuh rasa tidak puas dengan itu. Karena tumbuh rasa tidak puas, maka ia menjadi tak tertarik dengan yang tinggi, apalagi yang rendah.

Tidak dibilang mengarah ke Vipassana bro... hanya dikatakan merasa tak puas... dan tak tertarik....

Title: Re: Kasina
Post by: tesla on 07 October 2010, 04:08:56 PM
oke, tidak ke samatha jg. yg saya tanya bag mana selain kitab komentar yg menunjukan kasina = samatha...
Title: Re: Kasina
Post by: fabian c on 07 October 2010, 06:36:06 PM
Quote from: tesla on 07 October 2010, 04:08:56 PM
oke, tidak ke samatha jg. yg saya tanya bag mana selain kitab komentar yg menunjukan kasina = samatha...

Bro Tesla yang baik, saya tidak menemukan "word to word" kasina = samatha seperti yang dikatakan bro Tesla. Tetapi secara jelas juga dikatakan dalam Maha Sakuludayi Sutta, Majjhima Nikaya 77. Bahwa bahwa Sang Buddha mengajarkan untuk mengembangkan kasina ke seluruh penjuru tanpa batas, ini maksudnya adalah pengembangan Samatha.
Berikut linknya:

http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/2Majjhima-Nikaya/Majjhima2/077-mahasakuludayi-e1.html (http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/2Majjhima-Nikaya/Majjhima2/077-mahasakuludayi-e1.html)

Dalam Sutta yang sama Sang Buddha juga menyebutkan mengenai metode Beliau sehingga para murid mengetahui bahwa tubuh mereka terdiri dari empat unsur (four great elements), berikut cuplikannya:

"Again, Udàyi, I have declared this method to my disciples, by which method my disciples know, this body of mine is made of the four great elements, is produced by mother and father, supported on rice and bread is subject to change through decay, brushing, breaking up and destruction and my consciousness is attached there, bound there. Like a comely lapis gem of high birth, having eight facets and in it is a string either blue, yellow, red or white or pale yellow. In this manner I have declared this method to my disciples. Fallen to this method my disciples know, this body of mine is made of the four great elements, produced by mother and father, supported on rice and bread is subject to change through decay, brushing, breaking up and destruction and this my consciousness is attached there, bound there. Thus too my disciples abide aiming perfect knowledge for emancipation."

Lalu bandingkan mengenai pengembangan kasina dalam Sutta yang sama,

"Again, Udàyi, I have declared to my disciples the method for developing the ten kasina signs. One perceives the sign of earth, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of water, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of fire, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of air, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign blue, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign yellow, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign red, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign white, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign space, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign consciousness, above, below, across without another, limitlessly. Thus too my disciples abide aiming perfect knowledge for emancipation."

Menurut bro Tesla kasina itu apa...? Objek Vipassana....?
Title: Re: Kasina
Post by: tesla on 08 October 2010, 06:08:32 PM
QuoteMenurut bro Tesla kasina itu apa...? Objek Vipassana....?

ini jawaban anda sendiri:
QuoteMeditasi empat unsur berusaha fokus melihat karakteristik dari unsur tersebut (kearah Vipassana)
kearah vipassana? you decide
Title: Re: Kasina
Post by: tesla on 08 October 2010, 06:15:02 PM
Quote from: fabian c on 07 October 2010, 06:36:06 PM
"Again, Udàyi, I have declared to my disciples the method for developing the ten kasina signs. One perceives the sign of earth, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of water, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of fire, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of air, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign blue, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign yellow, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign red, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign white, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign space, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign consciousness, above, below, across without another, limitlessly. Thus too my disciples abide aiming perfect knowledge for emancipation."

point saya bukan tentang samatha / vipassana, namun metoda meditasi.
dari referensi anda saya dapatkan:
pembahasan lebih jauh tentang kasina di sutta, yaitu perceives the sign of earth, above, below, across without another, limitlessly.

tapi inipun masih sangat bias, pengembangan konsentrasi hanya dalam komentar penterjemah, pembahasan nimitta, masuk nimitta, dll pun baru ditemukan di kitab komentar.

Title: Re: Kasina
Post by: fabian c on 09 October 2010, 08:34:13 PM
Quote from: tesla on 08 October 2010, 06:15:02 PM
Quote from: fabian c on 07 October 2010, 06:36:06 PM
"Again, Udàyi, I have declared to my disciples the method for developing the ten kasina signs. One perceives the sign of earth, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of water, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of fire, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign of air, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign blue, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign yellow, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign red, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign white, above, below, across without another, limitlessly. One perceives the sign space, above, below, across without another, limitlessly One perceives the sign consciousness, above, below, across without another, limitlessly. Thus too my disciples abide aiming perfect knowledge for emancipation."

point saya bukan tentang samatha / vipassana, namun metoda meditasi.
dari referensi anda saya dapatkan:
pembahasan lebih jauh tentang kasina di sutta, yaitu perceives the sign of earth, above, below, across without another, limitlessly.

tapi inipun masih sangat bias, pengembangan konsentrasi hanya dalam komentar penterjemah, pembahasan nimitta, masuk nimitta, dll pun baru ditemukan di kitab komentar.



Ya memang benar bro, itulah gunanya kitab penjelasan (commentary), ini hanya merupakan salah satu contoh betapa kita memerlukan kitab commentary, karena Tipitaka saja kadang-kadang hanya menjelaskan secara singkat, diperlukan penjelasan lebih jauh.

Demikian penting Commentary tsb, itulah sebabnya dahulu Y.A. Achariya Buddhaghosa secara sengaja diutus oleh guru beliau jauh-jauh dari India ke Srilanka, khusus untuk mengembalikan kitab commentary dari bahasa Sinhala kembali ke bahasa Pali. Karena kitab commentary dari Srilanka adalah satu-satunya versi yang belum tercemar ajaran lain, sedangkan kitab commentary yang di India telah tercampur aduk tak keruan.

Guru Achariya Buddhaghosa bermaksud mencegah agar kitab commentary bahasa Sinhala tidak tercampur aduk juga, karena bila tercampur aduk maka tak adalagi rujukan yang dapat dianggap cukup sahih, dan akan susah dibedakan mana ajaran Sang Buddha dan mana yang bukan.