Pancakkhandha (lima kelompok faktor kehidupan) terdiri atas :
1 rupa-khandha (kelompok jasmani),
2 vedana-khandha (kelompok perasaan),
3 sañña-khandha (kelompok pencerapan),
4 sankhara-khandha (kelompok bentuk pikiran), dan
5 viññana-khandha (kelompok kesadaran).
Apakah pancakkhandha itu syarat disebut makhluk ?
Apakah Pancakkhandha inilah penyebab Dhukka?
Bagaimana hal tsb bisa terjadi?
_/\_
Quote from: johan3000 on 09 June 2009, 05:57:03 AM
Pancakkhandha (lima kelompok faktor kehidupan) terdiri atas :
1 rupa-khandha (kelompok jasmani),
2 vedana-khandha (kelompok perasaan),
3 sañña-khandha (kelompok pencerapan),
4 sankhara-khandha (kelompok bentuk pikiran), dan
5 viññana-khandha (kelompok kesadaran).
Apakah pancakkhandha itu syarat disebut makhluk ?
dear bro,
kalau boleh saya lengkapi, itu syarat untuk dapat disebut mahluk hidup
demikianlah mahluk hidup tersusun, dari nama/batin dan rupa/fisik
lebih rinci terdiri dari citta, cetasika dan rupa
lebih rinci lagi dari khanda2 seperti yang anda sebut diatas
Quote from: johan3000 on 09 June 2009, 05:57:03 AM
Apakah Pancakkhandha inilah penyebab Dhukka?
Penyebab Dukkha, seperti yang Guru Buddha sudah jelaskan dari dulu adalah Moha/ignorance. Panca Khanda hanyalah hasil dari lingkaran samsara, yang juga menjadi sarana utk melanjutkan lingkaran itu
Quote from: johan3000 on 09 June 2009, 05:57:03 AM
Bagaimana hal tsb bisa terjadi?
_/\_
Boleh diperjelas yg dimaksud dengan "hal" itu apa?
kalau Khanda, bisa baca mengenai nama-rupa di Berbagai Tinjauan Paticca Samuppada (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9609.15.html)
kalau sebab dari dukkha, itu adalah Moha/ignorance
semoga bs memperjelas
metta
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5036.msg94283.html#msg94283
Quote
Lily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
Quote1 rupa-khandha (kelompok jasmani),
thanks atas jawaban bro markosprawira yg baik!
bagaimana kelompok jasmani inilah yg menimbulkan kemelekatan ?
apakah spt mata (HAL ITU) juga yg menimbulkan kemelekatan?
thanks!
Quote from: johan3000 on 10 June 2009, 09:11:29 PM
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5036.msg94283.html#msg94283
Quote
Lily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
Quote1 rupa-khandha (kelompok jasmani),
thanks atas jawaban bro markosprawira yg baik!
bagaimana kelompok jasmani inilah yg menimbulkan kemelekatan ?
apakah spt mata (HAL ITU) juga yg menimbulkan kemelekatan?
thanks!
setahu saya bukan mata masalah-nya, melainkan apa yang ditangkap oleh mata dan masuk ke pikiran...kemudian mulai lah kemelekatan itu.
misalkan gambar biru dan merah, mata menangkap gambar objek sebagai objek saja....tetapi pikiranlah yang membedakan gambar-gambar itu,kemudian mana bagus mana tidak,...
metta
Quote from: johan3000 on 10 June 2009, 09:11:29 PM
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5036.msg94283.html#msg94283
Quote
Lily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
Quote1 rupa-khandha (kelompok jasmani),
thanks atas jawaban bro markosprawira yg baik!
bagaimana kelompok jasmani inilah yg menimbulkan kemelekatan ?
apakah spt mata (HAL ITU) juga yg menimbulkan kemelekatan?
thanks!
Yg menimbulkan kemelekatan yah anda sendiri, bro........ pancakhandha hanyalah alat yg anda gunakan..... yang karena moha/ignorance dari diri kita sendiri, lalu melekati (lobha) yg indah, yg menyenangkan dan menolak (dosa) yg tidak menyenangkan
itu kenapa moha diterjemahkan dengan ignorance.....
QuoteLily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
jadi apa arti kalimat diatas ?
mohon dibantu...
_/\_
Quote from: johan3000 on 13 June 2009, 11:40:28 PM
QuoteLily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
jadi apa arti kalimat diatas ?
mohon dibantu...
Pancakkhandha timbul pada enam indriya bagian dalam (Ayatana 6) yaitu:
~ Mata (Cakkhu)
~ Telinga (Sota)
~ Hidung (Ghana)
~ Lidah (Jivha)
~ Jasmani (Kaya)
~ Pikiran (Mano)
dan pada enam indriya bagian luar yaitu:
~ Bentuk (Rupa)
~ Suara (Sadda)
~ Bau-bauan (Gandha)
~ Rasa (Rasa)
~ Sentuhan (Photthaba)
~ Kesan-kesan Pikiran (Dhamma)
Jadi...pada waktu mata seseorang melihat bentuk, telinga mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mencicipi Rasa, Jasmani menyentuh dingin, panas, dingin, lembek, keras dan Pikiran menganalisa kesan-kesan pikiran.....dan di situ menimbulkan kemelekatan terhadap objek...itulah DUKKHA yg dalam arti sebenarnya (hakikat sesungguhnya). (cmiiw)
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 14 June 2009, 11:28:09 AM
Quote from: johan3000 on 13 June 2009, 11:40:28 PM
QuoteLily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
jadi apa arti kalimat diatas ?
mohon dibantu...
Pancakkhandha timbul pada enam indriya bagian dalam (Ayatana 6) yaitu:
~ Mata (Cakkhu)
~ Telinga (Sota)
~ Hidung (Ghana)
~ Lidah (Jivha)
~ Jasmani (Kaya)
~ Pikiran (Mano)
dan pada enam indriya bagian luar yaitu:
~ Bentuk (Rupa)
~ Suara (Sadda)
~ Bau-bauan (Gandha)
~ Rasa (Rasa)
~ Sentuhan (Photthaba)
~ Kesan-kesan Pikiran (Dhamma)
Jadi...pada waktu mata seseorang melihat bentuk, telinga mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mencicipi Rasa, Jasmani menyentuh dingin, panas, dingin, lembek, keras dan Pikiran menganalisa kesan-kesan pikiran.....dan di situ menimbulkan kemelekatan...itulah DUKKHA yg dalam arti sebenarnya (hakikat sesungguhnya). (cmiiw)
_/\_ :lotus:
Dear Lily,
Jadi apakah seorang bayi yang terlahir ke dunia,langsung memiliki kemelekatan?seperti rasa lapar,haus dll?
Salam hangat,
Riky
Quote from: Riky_dave on 14 June 2009, 11:31:52 AM
Dear Lily,
Jadi apakah seorang bayi yang terlahir ke dunia,langsung memiliki kemelekatan?seperti rasa lapar,haus dll?
Salam hangat,
Riky
Ya...bahkan semasa dalam kandungan si bayi udah menimbulkan kemelekatan...waktu dia dalam kandungan, kalo si ibu sedang mendengarkan lagu klasik maka dia akan menjadi diam (anteng)...itulah kemelekatan...dan kalo si ibu merasa panas..maka si bayi akan tendang2 dalam kandungan...itulah penolakkan....
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 14 June 2009, 11:38:19 AM
Quote from: Riky_dave on 14 June 2009, 11:31:52 AM
Dear Lily,
Jadi apakah seorang bayi yang terlahir ke dunia,langsung memiliki kemelekatan?seperti rasa lapar,haus dll?
Salam hangat,
Riky
Ya...bahkan semasa dalam kandungan si bayi udah menimbulkan kemelekatan...waktu dia dalam kandungan, kalo si ibu sedang mendengarkan lagu klasik maka dia akan menjadi diam (anteng)...itulah kemelekatan...dan kalo si ibu merasa panas..maka si bayi akan tendang2 dalam kandungan...itulah penolakkan....
_/\_ :lotus:
Jadi,apakah proses "Pembuahan" didalam "rahim" sang ibu,si "makhluk" sudah memiliki PancaKhanda?
Secara kasar "apakah pikiran yang mengontrol kamma,atau kamma yang mengontrol pikiran?"
Salam Hangat,
Riky
Quote from: Riky_dave on 14 June 2009, 11:42:54 AM
Quote from: Lily W on 14 June 2009, 11:38:19 AM
Quote from: Riky_dave on 14 June 2009, 11:31:52 AM
Dear Lily,
Jadi apakah seorang bayi yang terlahir ke dunia,langsung memiliki kemelekatan?seperti rasa lapar,haus dll?
Salam hangat,
Riky
Ya...bahkan semasa dalam kandungan si bayi udah menimbulkan kemelekatan...waktu dia dalam kandungan, kalo si ibu sedang mendengarkan lagu klasik maka dia akan menjadi diam (anteng)...itulah kemelekatan...dan kalo si ibu merasa panas..maka si bayi akan tendang2 dalam kandungan...itulah penolakkan....
_/\_ :lotus:
Jadi,apakah proses "Pembuahan" didalam "rahim" sang ibu,si "makhluk" sudah memiliki PancaKhanda?
Secara kasar "apakah pikiran yang mengontrol kamma,atau kamma yang mengontrol pikiran?"
Salam Hangat,
Riky
Pada saat Patisandhi Citta masuk ketika pertemuan sel telur dan sperma di dlm kandungan...di situ rupakkhandhanya belum terbentuk....kemudian setelah Patisandhi Citta itu udah masuk dan berproses....timbullah kammajarupa (materi yg di hasilkan oleh kamma). Setelah itu Citta berubah keadaannya menjadi Bhavanga (Kesadaran penerus kehidupan) dan berproses, Kammajarupa tetap timbul di setiap Citta. Dalam Bhavanga CItta kemudian timbul Cittajarupa (rupa yang di hasilkan oleh citta) yg pertama. Kemudian Utujarupa (rupa yg di hasilkan oleh Suhu/linglungan dll) itu timbul dari Kammapaccayatujarupa dan Cittapaccayautujarupa yang menjadi sebab. Kemudian Jivitanavakakalapa (9 macam rupa: Unsur tanah, unsur air, unsur api, unsur gerak, warna, bau, rasa, makanan, unsur kehidupan) akan timbul di citta setelah patisandhi citta. habis itu Aharajarupa (Rupa yg di hasilkan oleh makanan) itu timbul setelah Jivitanavakakalapa, yaitu minggu ke 2 atau minggu ke 3 (masa kehamilan) setelah makanan yang ibu makan itu dicerap oleh jasmani bayi dalam kandungan.
Bila Bhavanga Citta itu padam dan citta baru timbul menjadi Manodvarajjana citta ( Kesadaran melalui Pintu Pikiran) dan berproses. Di dalam citta sudah ada 4 kkhandha (sannakkhandha, Vedanakkhandha, Sankharakkhandha dan Vinnanakkhandha).
Pikiran (Citta) dan Kamma adalah bergandengan .... Citta muncul kamma dilakukan.
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 14 June 2009, 11:28:09 AM
Quote from: johan3000 on 13 June 2009, 11:40:28 PM
QuoteLily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
jadi apa arti kalimat diatas ?
mohon dibantu...
Pancakkhandha timbul pada enam indriya bagian dalam (Ayatana 6) yaitu:
~ Mata (Cakkhu)
~ Telinga (Sota)
~ Hidung (Ghana)
~ Lidah (Jivha)
~ Jasmani (Kaya)
~ Pikiran (Mano)
dan pada enam indriya bagian luar yaitu:
~ Bentuk (Rupa)
~ Suara (Sadda)
~ Bau-bauan (Gandha)
~ Rasa (Rasa)
~ Sentuhan (Photthaba)
~ Kesan-kesan Pikiran (Dhamma)
Jadi...pada waktu mata seseorang melihat bentuk, telinga mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mencicipi Rasa, Jasmani menyentuh dingin, panas, dingin, lembek, keras dan Pikiran menganalisa kesan-kesan pikiran.....dan di situ menimbulkan kemelekatan terhadap objek...itulah DUKKHA yg dalam arti sebenarnya (hakikat sesungguhnya). (cmiiw)
_/\_ :lotus:
Bukankah panca indra dibawah ini hanya
memberi kemungkinan/kesempatan informasi sampai ke otak/pikiran
(jadi 5 panca indra tsb sebagai jembatan....)
~ Bentuk (Rupa)~ Suara (Sadda)~ Bau-bauan (Gandha)~ Rasa (Rasa)~ Sentuhan (Photthaba)
Sedangkan yg membuat kemelekatan adalah pikiran/keputusan/ingatan tsb yg kemudian menimbulkan dhukka.
adalah tidak tepat mengikut sertakan panca indra sebagai yg menimbulkan kemelekatan,.
tetapi panca indra sebegai gerbang/user interface/kesempatan terjadinya informasi sampai ke otak/pikiran yg mungkin bisa menimbulkan kemelekatan.
apakah begitu?
Kalau tdk salah, tidak harus memiliki ke-5 agregat baru sesuatu dpt disebut makhluk hidup. Krn dlm Buddhism dikenal jg makhluk dlm berbagai alam yg hanya memiliki satu atau beberapa dr khandha tsb.
Lebih tepatnya, mungkin memiliki ke-5 agregat baru dpt disebut 'manusia normal' kali yah.. :)
Karena dlm 1 majalah pernah saya baca ttg bbrp kasus orang2 yg tdk memiliki perasaan akibat adanya kerusakan dlm instrumen otak, sehingga tdk dpt atau sangat sulit utk membuat sebuah keputusan.
cmiiw
Quote from: johan3000 on 14 June 2009, 01:58:54 PM
Quote from: Lily W on 14 June 2009, 11:28:09 AM
Quote from: johan3000 on 13 June 2009, 11:40:28 PM
QuoteLily :
Pada hakikatnya.... lima kelompok perpaduan (pancakkhandha) yang menimbulkan kemelekatan (panca upadana kkhandha) itulah yang di sebut DUKKHA
jadi apa arti kalimat diatas ?
mohon dibantu...
Pancakkhandha timbul pada enam indriya bagian dalam (Ayatana 6) yaitu:
~ Mata (Cakkhu)
~ Telinga (Sota)
~ Hidung (Ghana)
~ Lidah (Jivha)
~ Jasmani (Kaya)
~ Pikiran (Mano)
dan pada enam indriya bagian luar yaitu:
~ Bentuk (Rupa)
~ Suara (Sadda)
~ Bau-bauan (Gandha)
~ Rasa (Rasa)
~ Sentuhan (Photthaba)
~ Kesan-kesan Pikiran (Dhamma)
Jadi...pada waktu mata seseorang melihat bentuk, telinga mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mencicipi Rasa, Jasmani menyentuh dingin, panas, dingin, lembek, keras dan Pikiran menganalisa kesan-kesan pikiran.....dan di situ menimbulkan kemelekatan terhadap objek...itulah DUKKHA yg dalam arti sebenarnya (hakikat sesungguhnya). (cmiiw)
_/\_ :lotus:
Bukankah panca indra dibawah ini hanya
memberi kemungkinan/kesempatan informasi sampai ke otak/pikiran
(jadi 5 panca indra tsb sebagai jembatan....)
~ Bentuk (Rupa)~ Suara (Sadda)~ Bau-bauan (Gandha)~ Rasa (Rasa)~ Sentuhan (Photthaba)
Sedangkan yg membuat kemelekatan adalah pikiran/keputusan/ingatan tsb yg kemudian menimbulkan dhukka.
adalah tidak tepat mengikut sertakan panca indra sebagai yg menimbulkan kemelekatan,.
tetapi panca indra sebegai gerbang/user interface/kesempatan terjadinya informasi sampai ke otak/pikiran yg mungkin bisa menimbulkan kemelekatan.
apakah begitu?
Dalam Buddhism... pikiran itu tidak sama dengan otak... ato pikiran bukan terletak di otak...:D
Ingat Rupakkhandha itu ada 28 jenis rupa....~ Bentuk (Rupa)~ Suara (Sadda)~ Bau-bauan (Gandha)~ Rasa (Rasa)~ Sentuhan (Photthaba) adalah termasuk ke dalam RUPA 28 itu. Merekalah (ada4-7 materi) yang menjadi obyek dari panca indriya. Kalo tidak ada obyek itu tidak akan terjadi kesadaran (melihat, mendengar, mencium, mencicipi, sentuhan, pikiran) dan kemelekatan juga tidak akan timbul.
Coba perhatikan proses citta vithi.... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1393.0.html
Jenis-jenis Citta Vithi:
1. Panca Dvara Vithi = Proses keberlangsungan Pikiran melalui Pintu Panca Indera
ada 17 saat saat pikiran :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Ket :
1 2 3 = Bhavanga Citta = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar kehidupan ato rangkaian kehidupan Pintu Panca Indera
4 =
Kesadaran yang berfungsi mengarahkan indera ke objek5 =
Kesadaran indera (melihat), Kesadaran indera (mendengar), Kesadaran indera (mencium wewangian), Kesadaran indera (mengecap rasa kecapan) dan Kesadaran indera (mengalami sentuhan).6 = Kesadaran yang menerima pengalaman (5)
7 = Kesadaran memeriksa pengalaman yang dialami oleh (6)
8 = Kesadaran yg memutuskan apa yg di periksa oleh (7)
9-15 = Javana = Kesadaran yg mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang diambil oleh kesadaran ( 8 )
16-17 = Tadarammana Citta = Kesadaran yg fungsinya mencatat pengalaman yg diambil oleh (4-15)
Contoh:
Pada saat ada objek penglihatan, itu belum terjadi kesadaran melihat. kesadaran kita masih masih memiliki objek yang lampau (1), pada saat objek muncul, kesadaran yang memiliki objek lampau bergetar (2)... sampai akhirnya di interupsi, selesai (berakhir)(3). itu namanya bhavanga citta. Pada saat dia berakhir, ada kesadaran yang berfungsi mengarahkan
indera terhadap objek (4)....ini belum melihat, pintu sudah terbuka tapi belum muncul kesadaran melihat. Ada kesadaran yang mengarahkan
Indera terhadap objek, barulah terjadinya kesadaran melihat (5)...setelah terjadi kesadaran melihat, ada kesadaran lain yg berfungsi menerima pengalaman melihat tadi(6), kemudian ada kesadaran lain yang memeriksa apa yang telah diterima(7), kemudian ada kesadaran lain yang berfungsi memutuskan apa yang telah di periksa ( 8 ) baik/buruk, apa yang harus dilakukan? maka terjadilah kesadaran yang mendorong terjadinya perbuatan atau kamma (kusala, akusala & kiriya) (9-15), setelah selesai itu ada kesadaran yang berfungsi mencatat (16-17) pengalaman apa yang telah di arahkan, di lihat, di terima, di periksa, di putuskan dan dilakukan (4-15).
2. Mano Dvara Vithi = Proses keberlangsungan Pikiran melalui Pintu Indera Pikiran
ada 13 saat saat Pikiran :
1 2 3 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 = Bhavanga Citta = Kesadaran yg berfungsi menyambung antar kehidupan
8 = Kesadaran yg memutuskan
9-15 = Javana = Kesadaran yg mendorong terjadinya aksi atas keputusan yang diambil oleh kesadaran ( 8 )
16-17 = Tadarammana Citta = Kesadaran yg fungsinya mencatat pengalaman yg diambil oleh (8-15)
(cmiiw)...
_/\_ :lotus:
jadi menurut ncik lily, menurut buddhism, pikiran terletak di dengkul?
Quote from: xuvie on 14 June 2009, 02:54:13 PM
Kalau tdk salah, tidak harus memiliki ke-5 agregat baru sesuatu dpt disebut makhluk hidup. Krn dlm Buddhism dikenal jg makhluk dlm berbagai alam yg hanya memiliki satu atau beberapa dr khandha tsb.
Lebih tepatnya, mungkin memiliki ke-5 agregat baru dpt disebut 'manusia normal' kali yah.. :)
Karena dlm 1 majalah pernah saya baca ttg bbrp kasus orang2 yg tdk memiliki perasaan akibat adanya kerusakan dlm instrumen otak, sehingga tdk dpt atau sangat sulit utk membuat sebuah keputusan.
cmiiw
Quote from: Indra on 14 June 2009, 09:46:00 PM
jadi menurut ncik lily, menurut buddhism, pikiran terletak di dengkul?
Bro Xuvie...
Dalam 31 Alam kehidupan terdiri dari makhluk yang mempunyai :
~ Panca Khandha contoh: makhluk-makhluk neraka, setan, asura, binatang, manusia, dewa dan rupa brahma
~ Empat Khandha contoh: Arupa Brahma
~ Satu Khandha contoh: Asannasatta Brahma
Yg kita bahas di sini adalah Makhluk yang mempunyai PANCAKHANDHA yaah.
Dalam Buddhisme...yg di sebut makhluk adalah Pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) dan Salayatana (6 landasan indera yaitu mata, telinga, hidung, lidah, jasmani dan pikiran).
Bro Xuvie & Bro Indra...
Kesadaran/pikiran itu munculnya di hadayavatthu dan bukan di otak. Nah dari permukaan simpul penerima objek ke hadayavatthu dihubungkan oleh saraf-saraf halus yang tersebar seperti jala rapat. Dan yang paling rapat serta padat adalah di sekitar otak.
Misalnya :
seseorang melihat, maka perambatan getaran dari mata ke
hadayavatthu, sebagian besar merambat melalui jaringan otak yang sangat
padat saraf (konduktor rambatan objek). Jika daerah otak terganggu, maka
sebagian besar informasi menjadi terganggu, maka rambatan itu tidak lengkap
informasinya ketika sampai di hadayavatthu.
_/\_ :lotus:
tapi kenapa kalo dengkul gue kebentur, gue jadi pusing2 dan gak bisa mikir?
PANCAKHANDHA
contoh...
spt bosnya kopi Excl*** bilang....
pegawai baru kerja, ehhh semua kopi saya dicicipin,...
malah yg mahal2 dia cicipin.....(minum gratis)
ya udah biarin aja, biar dia juga bisa jelasin pembeli
gimana rasa kopi tsb..... biarin dia minum gratis...
gak usah dimarahin,... nanti lah bosan sendiri...
ternyata memang setelah sekian bulan mereka pada bosan
mencicipinnya... lagi2 kalau terlalu banyak juga bisa
sakit mag.
Nah yg membuat melekat kan bukan kopi, maupun lidah pekerja tsb. tetapi dari program dlm otaknya yg membuatnya melekat.
Apakah begitu?
Quote from: johan3000 on 14 June 2009, 11:23:16 PM
PANCAKHANDHA
contoh...
spt bosnya kopi Excl*** bilang....
pegawai baru kerja, ehhh semua kopi saya dicicipin,...
malah yg mahal2 dia cicipin.....(minum gratis)
ya udah biarin aja, biar dia juga bisa jelasin pembeli
gimana rasa kopi tsb..... biarin dia minum gratis...
gak usah dimarahin,... nanti lah bosan sendiri...
ternyata memang setelah sekian bulan mereka pada bosan
mencicipinnya... lagi2 kalau terlalu banyak juga bisa
sakit mag.
Nah yg membuat melekat kan bukan kopi, maupun lidah pekerja tsb. tetapi dari program dlm otaknya yg membuatnya melekat.
Apakah begitu?
Kalo tidak ada lidah...apakah bisa mencicipi rasa kopi itu?
Kalo tidak ada kopi...apakah bisa tau rasa kopi itu gimana?
Kalo tidak ada lidah & kopi.... bagaimana bisa timbul melekat itu atau dia mau melekat pada apa soalnya dia tidak bisa merasa dan kopipun tidak ada? ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: Indra on 14 June 2009, 10:07:28 PM
tapi kenapa kalo dengkul gue kebentur, gue jadi pusing2 dan gak bisa mikir?
baru liat lagi neh thread... gak bisa nahan ketawa.. =)) ngeliat post om indra...
:|
:backtotopic:
jadi seorang manusia gak bakalan mungkin kehilangan salah satu khandanya gitu ya :-?
misal rupanya hilang sedangkan 4 khanda yg laen masih ada....
atau perasaannya gak ada lagi....... berarti itu bukan manusia lagi...... kan....
nah.... orang yg udah arahat gitu perasaannya gmana? hilangkah? atau apa?
Quote from: Lily W on 15 June 2009, 12:32:38 AM
Quote from: johan3000 on 14 June 2009, 11:23:16 PM
PANCAKHANDHA
contoh...
spt bosnya kopi Excl*** bilang....
pegawai baru kerja, ehhh semua kopi saya dicicipin,...
malah yg mahal2 dia cicipin.....(minum gratis)
ya udah biarin aja, biar dia juga bisa jelasin pembeli
gimana rasa kopi tsb..... biarin dia minum gratis...
gak usah dimarahin,... nanti lah bosan sendiri...
ternyata memang setelah sekian bulan mereka pada bosan
mencicipinnya... lagi2 kalau terlalu banyak juga bisa
sakit mag.
Nah yg membuat melekat kan bukan kopi, maupun lidah pekerja tsb. tetapi dari program dlm otaknya yg membuatnya melekat.
Apakah begitu?
Kalo tidak ada lidah...apakah bisa mencicipi rasa kopi itu?
Kalo tidak ada kopi...apakah bisa tau rasa kopi itu gimana?
Kalo tidak ada lidah & kopi.... bagaimana bisa timbul melekat itu atau dia mau melekat pada apa soalnya dia tidak bisa merasa dan kopipun tidak ada? ;D
_/\_ :lotus:
Begitu sis Lily,...
dua kelompok...
1. pekerja di kedai kopi
2. customer yg doyan kopi dan mampir sekali2 (gak tiap hari)
semua minuman kopinya sama, semua kelompok memiliki lidah, dan pikiran yg sehat (sadar) utk menilai suatu rasa.
kenapa pekerja di kedai kopi menjadi bosan utk minum gratis lagi? sedangkan customer masih berdatangan?
Ini membuktikan ingatan/cara berpikir yg membuat seseorang melekat atau tidaknya.
Apakah begitu ?
thread ini bakal jadi kuliah abhidhamma yg menarik.
Kesadaran/pikiran itu munculnya di hadayavatthu dan bukan di otak.
1. apa itu hadayavatthu
2. dimanakah letak hadayavatthu
3. apa fungsi hadayavatthu
aku ikut belajar ya.... _/\_
[at] Evo
ada di thread lain... disni.. http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8419.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8419.0.html)
i quote pembukanya yak
[spoiler]
Quote from: Lily W on 16 January 2009, 10:30:05 PM
HADAYAVATTHU
VATTHU artinya landasan fisik atau tempat di mana kesadaran (citta) dan factor-faktor batin (cetasika) muncul untuk menghasilkan proses kesadaran (citta vithi).
HADAYA sering diartikan sebagai bagian tubuh di rongga dada yang dalamnya terdapat sejumlah darah yang sangat murni.
Kitab Visuddhi-Magga (Jalan Kesucian) memaparkan hal ini dengan kata-kata :
"ini terdapat di bagian jantung. Warnanya seperti bagian belakang dari mahkota bunga teratai. Ukurannya seperti sebuah kuncup teratai dengan bagian mahkota luar telah terbuka ke bawah; halus di bagian luarnya, dan bagian dalamnya mirip sebelah dalam dari Kosataki (loofah gourd). Bagi mereka yang telah memiliki pengertian, benda itu lebih berkembang; bagi mereka tidak memiliki pengertian, tetap seperti kuncup. Di dalamnya terdapat sebuah lubang seukuran sebuah dasar biji punnaga dimana setengah pannasa darah tetap berada, membantu kemunculan unsur batin dan unsur kesadaran batin. Arahnya, ditemui dibagian tengah antara dua dada, di dalam badan. Batasannya, dikeliling oleh sesuatu yang menyusun jantung."
Jantung itu sendiri bukanlah landasan batin (HADAYAVATTHU). Namun apabila jantung ini dalam hubungan/bersekutu dengan darah murni yang dikandungnya, akan mengkondisikan dan memproduksi suatu tenaga atau kekuatan yang kita sebut Landasan batin (HADAYAVATTHU). Oleh karena itu, HADAYAVATTHU itu sendiri bukan sepotong daging dalam dada dimana "Jantung" telah ditetapkan, Walaupun jantung ini sering di identifikasi sebagai HADAYAVATTHU, semata-mata karena dalam hubungannya dengan darah murni yang terdapat di dalamnya, mengkondisikan Landasan (VATTHU), katakanlah, kekuatan atau tenaga dimana batin dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu pula, HADAYAVATTHU hanya merupakan materi yang muncul dalam bagian tubuh ketika jantung, darah murni dan lainnya berkombinasi mengkondisikannya.
"Yam nissaya manodhatu manovinnanadhatu ca, vattanti pancavokare tam vatthu 'ti pavuccati"
Tergantung pada benda atau sifat itulah unsur batin(manodhatu) dan unsur kesadaran batin(manovinnanadhatu) muncul didalam yang makhluknya memiliki lima kelompok perpaduan(pancavokare-bhava), karena itu kita tidak dapat berpandangan bahwa Jantung merupakan HADAYAVATTHU.
Landasan Batin (HADAYAVATTHU) merupakan Kammajarupa (materi yang dihasilkan oleh perbuatan), karena materi itu muncul saat konsepsi (patisandhi) bersama dengan kelompok badan jasmani (kaya dasaka kalapa) dan kelompok materi jenis kelamin, tergantung kepada KAMMA (perbuatan) lampau. Oleh karena itu, KAMMA dapat membuat seseorang memiliki Landasan Batin yang lemah atau kuat.
Contoh :
Rumah tegangan listrik (gardu listrik)
Orang biasa, umumnya menganggap "gardu listrik" itu sendiri sebagai sumber tenaga, atau unsur pembentuk. Sebenarnya tidak demikian. "Tenaga" tidak diproduksi oleh "gardu listrik" tetapi oleh seperangkat pembangkit, yg terdiri dari electromagnet, dinamo dan "engkol kontak" (phassa). Jantungpun dapat diibaratkan motor; aliran VATTHU, yang dalam kerjanya dikondisikan pula oleh Otak. Demikian pula, melalui fisik bola mata, terdapat landasan penglihatan (cakkhu vatthu), fisik mata tidak melihat: "melihat" muncul karena pembiasan objek penglihatan, oleh kontak dengan landasan penglihatan (yaitu organ sensitive atau peka, pasada rupa, di dalam mata). Melihat adalah kombinasi dari 3 hal ini, yang memproduksi pikiran/kesadaran.
Dengan kata lain, di dalam proses kesadaran penuh, otak hanya sebagai bagian dari 'tombol kontak', 'pengungkit', 'operator' dan sebagainya, yang berguna juga untuk pengawasan, pengendalian, memulai, berhenti dan tujuan-tujuan fungsional lainnya. Hadaya vatthu adalah 'keseluruhan rumah tegangan' atau 'perangkat pembangkit' itu sendiri. Inilah yang menyebabkan mengapa seseorang menderita akibat serangan yang disebut 'letih otak' ketika seseorang bekerja berlebihan atau kurang tidur berhari-hari. Pada orang tersebut, otak tak sempurna dalam berfungsi karena tak mampu memberi rekasi positif jika diberi tekanan berlebih dari tenaga yang diperoleh dari 'perangkat pembangkit utama' yaitu hadaya vatthu. Otak gagal untuk berfungsi optimal, demikian pula jantung menjadi letih dan melemah. Oleh karena itu, hadaya vatthu kita adalah dinamo dari proses kesadaran secara lengkap, membawa impuls/dorongan, dorongan berpikir, dan dinamo ini akan berfungsi secara optimal hanya jika 'seluruh' perangkat pembangkit bekerja bersama secara harmoni, dalam persesuaian yang simultan atau bersamaan.
Sumber : Abhidhamma bagi Pemula (Egerto C. Baptist)
Semoga bermanfaat...
_/\_ :lotus:
[/spoiler]
Quote from: hatRed on 15 June 2009, 12:43:03 AM
Quote from: Indra on 14 June 2009, 10:07:28 PM
tapi kenapa kalo dengkul gue kebentur, gue jadi pusing2 dan gak bisa mikir?
baru liat lagi neh thread... gak bisa nahan ketawa.. =)) ngeliat post om indra...
:|
:backtotopic:
jadi seorang manusia gak bakalan mungkin kehilangan salah satu khandanya gitu ya :-?
misal rupanya hilang sedangkan 4 khanda yg laen masih ada....
atau perasaannya gak ada lagi....... berarti itu bukan manusia lagi...... kan....
nah.... orang yg udah arahat gitu perasaannya gmana? hilangkah? atau apa?
Seorang Arahat masih mempunyai Pancakkhandha lho (kecuali dia udah parinibbana). Hanya di dalam proses pikirannya yaitu moment di Javana (9-15) itu adalah kiriya (sbg fungsional saja).
coba liat topik cetasika .... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,422.0.html
di situ perasaan adalah termasuk cetasika yg umum (netral) dan ada di setiap citta. Bagi seorang arahat, cittanya adalah mahakiriya...maka cetasikanya adalah Annasamana cetasika 13 dan Sobhana cetasika 22 (tidak termasuk virati 3).
jadi...perasaannya itu tidak ilang yaah... ;D
(cmiiw)
_/\_:lotus:
Quote from: Indra on 14 June 2009, 10:07:28 PM
tapi kenapa kalo dengkul gue kebentur, gue jadi pusing2 dan gak bisa mikir?
soalnya ente "melekat" ama sakitnya, om........ coba aja pikiran terus difokusin ama sakit itu, jamin tambah sakit..... boro2 mau mikirin yg laen
tp kalo disadari bhw sakit hanyalah proses yg timbul dan pasti tenggelam, jamin ente kaga bakalan pusing.......
Quote from: johan3000 on 15 June 2009, 06:06:38 AM
Quote from: Lily W on 15 June 2009, 12:32:38 AM
Quote from: johan3000 on 14 June 2009, 11:23:16 PM
PANCAKHANDHA
contoh...
spt bosnya kopi Excl*** bilang....
pegawai baru kerja, ehhh semua kopi saya dicicipin,...
malah yg mahal2 dia cicipin.....(minum gratis)
ya udah biarin aja, biar dia juga bisa jelasin pembeli
gimana rasa kopi tsb..... biarin dia minum gratis...
gak usah dimarahin,... nanti lah bosan sendiri...
ternyata memang setelah sekian bulan mereka pada bosan
mencicipinnya... lagi2 kalau terlalu banyak juga bisa
sakit mag.
Nah yg membuat melekat kan bukan kopi, maupun lidah pekerja tsb. tetapi dari program dlm otaknya yg membuatnya melekat.
Apakah begitu?
Kalo tidak ada lidah...apakah bisa mencicipi rasa kopi itu?
Kalo tidak ada kopi...apakah bisa tau rasa kopi itu gimana?
Kalo tidak ada lidah & kopi.... bagaimana bisa timbul melekat itu atau dia mau melekat pada apa soalnya dia tidak bisa merasa dan kopipun tidak ada? ;D
_/\_ :lotus:
Begitu sis Lily,...
dua kelompok...
1. pekerja di kedai kopi
2. customer yg doyan kopi dan mampir sekali2 (gak tiap hari)
semua minuman kopinya sama, semua kelompok memiliki lidah, dan pikiran yg sehat (sadar) utk menilai suatu rasa.
kenapa pekerja di kedai kopi menjadi bosan utk minum gratis lagi? sedangkan customer masih berdatangan?
Ini membuktikan ingatan/cara berpikir yg membuat seseorang melekat atau tidaknya.
Apakah begitu ?
Bro Sacheng....
~ Itu kek saya yang suka buat bolu tapi saya tidak suka mencicipinya... karena saya udah bosan dan bagi saya bolu itu tidak enak lho makanya sy tidak mau mencicipinya...;D nah...yang anehnya teman-teman forum pada doyan ama boluku karena menurut mereka yang sudah mencicipi bolu buatanku itu, bolu itu adalah enak sekali lho... :jempol:
~ Kalo kopinya itu tidak enak...mana mungkin dia balik ke situ lagi u/mencicipi kopi itu... kecuali ada kemelekatan terhadap obyek lain yaitu si penjual adalah wanita seksi (kek isu-isu yg ada di kopitiam bahwa cewek-cewek kopitiam mengiurkan :)) ).... ;D
_/\_ :lotus:
coba baca ebook disini bro johan3000
http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi (http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi)
Quote from: Sumedho on 15 June 2009, 09:53:04 AM
coba baca ebook disini bro johan3000
http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi (http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi)
Suhu Medho,
thanks atas pengarahannya ...
_/\_
Quote from: Sumedho on 15 June 2009, 09:53:04 AM
coba baca ebook disini bro johan3000
http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi (http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi)
proyek tertunda dulu yang akhirnya terbit :jempol: