Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM

Title: Ironi umat Buddha
Post by: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM
Agama Buddha dikembangkan oleh Buddha Gotama atau yang kadang juga disebut Buddha Sakyamuni (Seciamunifo). Pada perjalanan sejarah, terjadi penyimpangan sehingga ajaran Sang Buddha bagai rimba belantara yang membingungkan bagi mereka yang ingin tahu lebih dalam.

Contohnya: satu ajaran mengajarkan untuk mencapai kemurnian batin harus dilakukan dengan menghindarkan mengejar kesenangan duniawi (melepaskan kesenangan indriya)
Ajaran Buddhis yang lain mengatakan kita bisa menggunakan kesenangan indriya untuk memurnikan batin.
dan berbagai kontradiksi yang lain.

Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

Tokoh yang basis sejarahnya hanya didasarkan pada sebuah buku yang diragukan kesahihannya.
Nirvana yang merupakan tujuan akhir umat Buddha akhirnya diselewengkan sehingga akhirnya mirip dengan konsep surga menurut agama-agama lain.

Sebagai perlindungan mereka tidak menyebut namo Sakyamuni Buddha, tetapi menyebut nama Buddha lain yang diragukan keberadaannya ini.

Ajaran Buddha Sakyamuni yang mengajarkan agar umatnya berpikir kritis, diselewengkan dengan menganjurkan agar umatnya tidak lagi berpikir kritis, tetapi hanya percaya membuta pada apa yang ditulis di buku, mirip dengan cara berpikir umat agama lain.

Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Elin on 03 June 2009, 05:00:09 PM
Quote from: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM
Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

nih nyindir salah satu aliran dalam agama Buddha ya? :-?
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Elin on 03 June 2009, 05:01:27 PM
btw apa topik ini cocok dalam Board Mahayana?
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Shining Moon on 03 June 2009, 05:08:52 PM
Sepertinya better ask aja di thread pertanyaan kritis mengenai mahayana yah...
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Elin on 03 June 2009, 05:12:12 PM
IMO, move ke Diskusi Umum deh..
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: chingik on 03 June 2009, 05:29:02 PM
Quote from: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM
Agama Buddha dikembangkan oleh Buddha Gotama atau yang kadang juga disebut Buddha Sakyamuni (Seciamunifo). Pada perjalanan sejarah, terjadi penyimpangan sehingga ajaran Sang Buddha bagai rimba belantara yang membingungkan bagi mereka yang ingin tahu lebih dalam.

Contohnya: satu ajaran mengajarkan untuk mencapai kemurnian batin harus dilakukan dengan menghindarkan mengejar kesenangan duniawi (melepaskan kesenangan indriya)
Ajaran Buddhis yang lain mengatakan kita bisa menggunakan kesenangan indriya untuk memurnikan batin.
dan berbagai kontradiksi yang lain.

Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

Tokoh yang basis sejarahnya hanya didasarkan pada sebuah buku yang diragukan kesahihannya.
Nirvana yang merupakan tujuan akhir umat Buddha akhirnya diselewengkan sehingga akhirnya mirip dengan konsep surga menurut agama-agama lain.

Sebagai perlindungan mereka tidak menyebut namo Sakyamuni Buddha, tetapi menyebut nama Buddha lain yang diragukan keberadaannya ini.

Ajaran Buddha Sakyamuni yang mengajarkan agar umatnya berpikir kritis, diselewengkan dengan menganjurkan agar umatnya tidak lagi berpikir kritis, tetapi hanya percaya membuta pada apa yang ditulis di buku, mirip dengan cara berpikir umat agama lain.

Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.
Lebih ironis lagi adalah sikap fanatisme yg menuduh aliran lain adalah salah, tanpa memiliki pemahaman yg jernih. Sama seperti agama lain yg menyebutkan hanya Lord saya yg benar, lord lain adalah bohong belaka. Sama seperti agama lain yg menyebutkan tiada lord lain selain lord saya.
Oya, memangnya Buddha Gotama minta dipuja? Sama saja anda ternyata lebih memuja Buddha dari pada berlatih dhamma.
Umat mahayana berlatih utk terlahir di Sukhavati dan belajar di bawah bimbingan Buddha Amitabha bukan menolak Buddha Gotama. Berlindung pada Buddha Amitabha, Itu adalah nasihat sendiri dari Buddha Sakyamuni , atas dasar inilah dilakukan dan saya rasa selaras dengan sifat dhamma universal bahwa semua Buddha memiliki aspek kualitas yg sama dan menghormati Buddha Amitabha sama dengan menghormati Buddha Sakyamuni, menghormati Buddha Sakyamuni sama dengan menghormati semua Buddha disepuluh penjuru semesta.

Makanya batin anda yg luas jgn dipersempit. Satu Buddha selaras dengan semua Buddha, semua Buddha selaras dengan satu Buddha. Kalo mau bilang seperti agama tetangga, sama juga toh pemikiran anda seperti agama tetangga :Tiada Buddha lain selain Buddha Gotama.  
 
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: morpheus on 03 June 2009, 05:33:56 PM
Quote from: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM
Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.
maksud anda yg ini, bang?

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.tour-bangkok-legacies.com%2Fimages%2Ffour-faced-buddha-1.jpg&hash=11496eeec2ab2a920d8c13d8fb88b03c5ad02401)
Brahma has four faces and eight hands; a feature that could have given rise to the name four faced Buddha. He is the god of creation, mercy and benevolence. He sits atop a lotus leaf; the lotus flower is commonly used for prayers at Thai shrines and altars.

The shrine of the four faced Buddha was named the Erawan Shrine after Erawan, Indra's three-headed elephant. The original version actually has 33 heads! However Erawan is symbolically represented with three.

The four faces symbolize the four books of the Vedas, the Hindu scriptures and the source of all knowledge in the creation of the universe.
The eight hands, symbolize the omnipresence and power of Lord Brahma.
The upper right hand carries a rosary, symbolizing the cycle of life from creation to death. The upper left hand carries the Vedas, symbolizing knowledge and intellect.
The lower left hand carries a pot of water representing cosmic energy of creation. The lower right hand bestows grace and protection.

The golden swan, the mythical steed of Brahma, is also revered in Thai culture. The royal barge, Suphannahongsa was named after the golden swan, which has been the name of the King's personal barge since King Rama I.
Over the years, Brahma's knowledge and power has granted the wishes of many. Word of the power of this famous deity has spread far and wide and the legend of the Erawan Shrine has been the source of hope and sustenance.

Thais and ethnic Chinese from SE Asia, Taiwan and Hong Kong, who are mainly Buddhists and Taoists, flock to the shrine to pray and seek the blessings of the fouor-faced Brahma.

The four faced Buddha at the Erawan Shrine is a Hindu legacy in Bangkok that has become a fusion of faiths.

Hundreds of devotees pray every day and night at the Erawan Shrine or what's commonly called the four faced Buddha. Were your prayers answered? What was the ritual you went through?

dikutip dari http://www.tour-bangkok-legacies.com/four-faced-buddha.html

===

menurut opini saya, kita gampang saja mengecam dan menggeneralisir sebuah ajaran dengan mengambil contoh satu praktek yg keliru dan dangkal...
emang pada dasarnya manusia cenderung mencari kenyamanan kok...
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: johan3000 on 03 June 2009, 06:07:42 PM
QuoteMereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.

Kalau orang barat cuma sebut CHILI,...

sedangkan kita ada cabe besar, cabe kecil, cabe rawit,
cabe kritiing, cabe Medan, cabe hijau, dst...

Apapun yg orang sebut,
saya yakin tidak akan merubah rasanya cabe....
:x P E D A S  =))

Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Hendra Susanto on 03 June 2009, 06:26:06 PM
dan bukannya lebih indah... 'meng-ironikan' diri sendiri...
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: truth lover on 03 June 2009, 07:18:23 PM
Quote from: morpheus on 03 June 2009, 05:33:56 PM
Quote from: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM
Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.
maksud anda yg ini, bang?

(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.tour-bangkok-legacies.com%2Fimages%2Ffour-faced-buddha-1.jpg&hash=11496eeec2ab2a920d8c13d8fb88b03c5ad02401)
Brahma has four faces and eight hands; a feature that could have given rise to the name four faced Buddha. He is the god of creation, mercy and benevolence. He sits atop a lotus leaf; the lotus flower is commonly used for prayers at Thai shrines and altars.

The shrine of the four faced Buddha was named the Erawan Shrine after Erawan, Indra's three-headed elephant. The original version actually has 33 heads! However Erawan is symbolically represented with three.

The four faces symbolize the four books of the Vedas, the Hindu scriptures and the source of all knowledge in the creation of the universe.
The eight hands, symbolize the omnipresence and power of Lord Brahma.
The upper right hand carries a rosary, symbolizing the cycle of life from creation to death. The upper left hand carries the Vedas, symbolizing knowledge and intellect.
The lower left hand carries a pot of water representing cosmic energy of creation. The lower right hand bestows grace and protection.

The golden swan, the mythical steed of Brahma, is also revered in Thai culture. The royal barge, Suphannahongsa was named after the golden swan, which has been the name of the King's personal barge since King Rama I.
Over the years, Brahma's knowledge and power has granted the wishes of many. Word of the power of this famous deity has spread far and wide and the legend of the Erawan Shrine has been the source of hope and sustenance.

Thais and ethnic Chinese from SE Asia, Taiwan and Hong Kong, who are mainly Buddhists and Taoists, flock to the shrine to pray and seek the blessings of the fouor-faced Brahma.

The four faced Buddha at the Erawan Shrine is a Hindu legacy in Bangkok that has become a fusion of faiths.

Hundreds of devotees pray every day and night at the Erawan Shrine or what's commonly called the four faced Buddha. Were your prayers answered? What was the ritual you went through?

dikutip dari http://www.tour-bangkok-legacies.com/four-faced-buddha.html

===

menurut opini saya, kita gampang saja mengecam dan menggeneralisir sebuah ajaran dengan mengambil contoh satu praktek yg keliru dan dangkal...
emang pada dasarnya manusia cenderung mencari kenyamanan kok...


Iya benar salah satunya mas, akhirnya mungkin nanti ajaran Buddha terlupakan dan masyarakat Thai memuja Brahma yang berasal dari kepercayaan Hindu.

metta,
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: ryu on 03 June 2009, 07:22:01 PM
Penghormatan terbesar terhadap Buddha adalah dengan mengamalkan ajarannya bukan dengan menyimpangkan ajarannya ;D
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: GandalfTheElder on 03 June 2009, 07:29:30 PM
Bro. truth lover,

Tidak usah menyindir dengan bahasa yang "sopan". Apabila anda posting dengan niat seperti ini terus, maka terpaksa akan saya karantina postingan anda baik yang di topik ini atau topik lainnya.

Apa anda pikir Mahayana tidak menghormati Sakyamuni sebagai Guru Utama? Lalu "Namo Penshi Shijia Moni Fo" itu apa?

Amitabha Buddha dalam paham Mahayana adalah Sambhogakaya dari Buddha ke-4 di masa Bhadrakalpa ini yaitu Sakyamuni Buddha. Lima Panca Dhyani Buddha bermanasi menjadi Lima Samyasakmbuddha pada masa Bhadrakalpa ini.

Jadi Amitabha = ya Shakyamuni Buddha.

_/\_
The Siddha Wanderer


Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Shining Moon on 03 June 2009, 07:39:06 PM
Sepertinya tak perlu kita mengkritik orang lain dalam konteks ini... Biarkanlah orang lain memuja Amitabha Buddha. Bukankah melafal Amitabha Buddha adalah praktek meditasi bagi penganut paham Mahayana? Masa kita menganggap remeh orang lain yang melakukan kebajikan (meditasi)?
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: johan3000 on 03 June 2009, 07:40:29 PM
Quote from: GandalfTheElder on 03 June 2009, 07:29:30 PM
Bro. truth lover,

Tidak usah menyindir dengan bahasa yang "sopan". Apabila anda posting dengan niat seperti ini terus, maka terpaksa akan saya karantina postingan anda baik yang di topik ini atau topik lainnya.

Apa anda pikir Mahayana tidak menghormati Sakyamuni sebagai Guru Utama? Lalu "Namo Penshi Shijia Moni Fo" itu apa?

Amitabha Buddha dalam paham Mahayana adalah Sambhogakaya dari Buddha ke-4 di masa Bhadrakalpa ini yaitu Sakyamuni Buddha. Lima Panca Dhyani Buddha bermanasi menjadi Lima Samyasakmbuddha pada masa Bhadrakalpa ini.

Jadi Amitabha = ya Shakyamuni Buddha.

_/\_
The Siddha Wanderer





bro GandalfTheElder

setau saya
"Namo Penshi Shijia Moni Fo" dibacakan 3 X oleh biksu Mahayana
sebelum sebuah ceramah dimulai.

Bukankah begitu?
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: liu_yan_ling on 03 June 2009, 07:46:30 PM
Quote from: johan3000 on 03 June 2009, 06:07:42 PM
QuoteMereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.

Kalau orang barat cuma sebut CHILI,...

sedangkan kita ada cabe besar, cabe kecil, cabe rawit,
cabe kritiing, cabe Medan, cabe hijau, dst...

Apapun yg orang sebut,
saya yakin tidak akan merubah rasanya cabe....
:x P E D A S  =))



setuju hehehehe
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: GandalfTheElder on 03 June 2009, 07:49:51 PM
Quotesetau saya
"Namo Penshi Shijia Moni Fo" dibacakan 3 X oleh biksu Mahayana
sebelum sebuah ceramah dimulai.

Bukankah begitu?

Yap....

Semua umat Mahayana dan Vajrayana mengembalikan sumber ajaran pada Buddha Sakyamuni, apapun penekanannya, apapun tradisinya.

Bahkan sekte2 Amitabha baik di Tiongjkok maupun Jepang juga merayakan kelahiran Sang Bodhisattva Shakyamuni.

Di tradisi Vajrayana Gelugpa, bahkan dilukiskan Buddha Vajradhara berada di dalam hati Buddha Shakyamuni. Vajradhara adalah Buddha utama tradisi Vajrayana, yang memberikan ajaran-ajaran Tantra. Buddha Shakyamuni mewujudkan dirinya sebagai Buddha Vajradhara ketika membabarkan ajaran tersebut. Maka dari itu Shakyamuni dan Vajradhara tidaklah terpisah satu sama lain.

Di dalam Tantra Gyud Zhi, bahkan dikatakan Buddha Shakyamuni merubah diri-Nya menjadi Buddha Bhaisajyaguru (Buddha Pengobatan).

Maka dari itu bila seseorang menghormati Amitabha, Bhaisajyaguru, ia juga menghormati Sang Buddha Shakyamuni.

Kritik tanpa dasar adalah sungguh sangat lucu.

_/\_
The Siddha Wanderer
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Mr.Jhonz on 03 June 2009, 09:52:39 PM
 [at] truth lover
"buatlah pulau pelindung bagi dirimu sendiri
bergegaslah dengan sunguh-sungguh untuk menekuni dhamma dan mencapai kebijaksanaan,
terbebas dari noda dan nafsu keinginan,
anda tidak akan kembali terjerumus dalam lingkaran kehidupan dan kematian lagi."
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: marcedes on 03 June 2009, 10:57:20 PM
"vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"

memang begitu lah hidup iini, banyak hal hal yang tidak pasti dan semua itu tidak mungkin sesuai jalur pikiran.

salam metta.
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Nagaratana on 04 June 2009, 12:23:24 AM
Memang sangat ironis. Semua orang sudah senang mengumandangkan PERSEPSINYA. Karena Sang Buddha sudah Parinibbana, makanya tidak ada tegoran Beliau kepada orang-orang *****.
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: chingik on 04 June 2009, 12:58:09 AM
Quote from: Nagaratana on 04 June 2009, 12:23:24 AM
Memang sangat ironis. Semua orang sudah senang mengumandangkan PERSEPSINYA. Karena Sang Buddha sudah Parinibbana, makanya tidak ada tegoran Beliau kepada orang-orang *****.
Iya termasuk teguran pada anda juga..huehue...
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Nagaratana on 04 June 2009, 01:05:01 AM
Quote from: chingik on 04 June 2009, 12:58:09 AM
Quote from: Nagaratana on 04 June 2009, 12:23:24 AM
Memang sangat ironis. Semua orang sudah senang mengumandangkan PERSEPSINYA. Karena Sang Buddha sudah Parinibbana, makanya tidak ada tegoran Beliau kepada orang-orang *****.
Iya termasuk teguran pada anda juga..huehue...

Sdr. Chingik yang belum ditegor,

Sayang sekali Sang Buddha sudah Parinibbana. Jadi saya maupun Anda tidak pernah ditegor oleh Beliau.
Atau Anda sudah pernah ditegor lewat nimitta setelah melakukan nianfo?
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: lophenk on 04 June 2009, 01:38:48 PM
lucu sekali berusaha mengkritisi sesuatu hal yg diri sendiri gak memahami ^-^
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Shining Moon on 04 June 2009, 01:58:27 PM
Ibarat kata hanya mengetahui kulit doang, belum mengupas isi...
Btw what is da problem with nien fo sampai ada yang berpikir orang tsb perlu ditegor ya (kalo nien fo-nya ganggu tetangga sebelah, ato pake dupa segunung mungkin ditegur pak RT hehehe).
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: K.K. on 04 June 2009, 02:09:20 PM
Ajaran Buddha adalah untuk menilai diri sendiri, bukan orang lain.
Merubah diri sendiri, bukan merubah orang lain.

Sekarang yang ada tinggal ajaran2 yang sebetulnya keasliannya sendiri tidak akan bisa kita buktikan. Kita hidup di zaman Buddha sudah parinibbana sehingga kita tidak bisa mencari "perlindungan" dari Buddha. Itu adalah "ketidak-beruntungan" kamma kita masing-masing. Ada baiknya kita memilih yang cocok bagi kita, dan kita jalankan ajaran itu demi keuntungan diri sendiri dan sesama. Tidak perlu membuktikan yang mana "asli" dan "palsu".

Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: bond on 04 June 2009, 03:00:04 PM
Sesama bis kota jangan senggol2an nanti terbalik lho ;D
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: K.K. on 04 June 2009, 03:22:36 PM
Quote from: bond on 04 June 2009, 03:00:04 PM
Sesama bis kota jangan senggol2an nanti terbalik lho ;D

Iya, sama2 nyari "sewa" ;D
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: ryu on 04 June 2009, 03:33:30 PM
Quote from: bond on 04 June 2009, 03:00:04 PM
Sesama bis kota jangan senggol2an nanti terbalik lho ;D
wahhh, disamakan dengan bis kota, aye tidak terima!!!! ;D
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: chomed23 on 04 June 2009, 03:50:29 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 04 June 2009, 03:22:36 PM
Quote from: bond on 04 June 2009, 03:00:04 PM
Sesama bis kota jangan senggol2an nanti terbalik lho ;D

Iya, sama2 nyari "sewa" ;D


bang lewat blok M ga?  :P
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: K.K. on 04 June 2009, 04:06:41 PM
Quote from: chomed23 on 04 June 2009, 03:50:29 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 04 June 2009, 03:22:36 PM
Quote from: bond on 04 June 2009, 03:00:04 PM
Sesama bis kota jangan senggol2an nanti terbalik lho ;D

Iya, sama2 nyari "sewa" ;D


bang lewat blok M ga?  :P

Lewat. Nanti bisa terus naek no. 666, turun prapatan Avici.

:backtotopic:
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Elin on 04 June 2009, 04:13:42 PM
Tekuni saja aliran yang kita yakini..
Praktekan dalam kehidupan sehari2 ajaran Dhamma..

Lakukan yang terbaik untuk perbaiki Kamma.. _/\_
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: chomed23 on 04 June 2009, 04:43:21 PM
Quote from: Elin on 04 June 2009, 04:13:42 PM
Tekuni saja aliran yang kita yakini..
Praktekan dalam kehidupan sehari2 ajaran Dhamma..

Lakukan yang terbaik untuk perbaiki Kamma.. _/\_

lakukan yang menurut kita baik untuk semua, tidak perduli dari mana pun asalnya.
karena pada dasarnya semua mengajarkan kita untuk menjadi baik dan lebih baik lagi.
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: markosprawira on 04 June 2009, 05:10:23 PM
Baik atau tidak baik sesungguhnya hanya merupakan kemelekatan pada AKU atau Atta....

jika saat ujian dan kita sedang butuh contekan krn ada soal yg tidak bisa dijawab, teman yg memberi contekan disebut sebagai teman yg baik dan yg tidak memberi contekan sebagai teman yang tidak baik

Sebagai buddhist, hendaknya kita menggunakan istilah sesuai tipitaka yaitu kusala atau akusala (bermanfaat atau tidak bermanfaat utk batin)

dalam kasus diatas, teman yg memberi contekan mgkn teman yang baik tapi apakah itu bermanfaat bagi batin kedua pihak? biasanya kalo contek mencontek, penuh dengan lobha pada contekan itu dan dosa pada lingkungan misal guru yg menjaga, ruangan yg terlalu gelap, dsbnya

Memang banyak yang mengajarkan yang baik namun seberapa banyak yg mengajarkan hal yg bermanfaat bagi pengembangan batin?
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: chingik on 04 June 2009, 06:30:38 PM
Quote from: Nagaratana on 04 June 2009, 01:05:01 AM
Quote from: chingik on 04 June 2009, 12:58:09 AM
Quote from: Nagaratana on 04 June 2009, 12:23:24 AM
Memang sangat ironis. Semua orang sudah senang mengumandangkan PERSEPSINYA. Karena Sang Buddha sudah Parinibbana, makanya tidak ada tegoran Beliau kepada orang-orang *****.
Iya termasuk teguran pada anda juga..huehue...

Sdr. Chingik yang belum ditegor,

Sayang sekali Sang Buddha sudah Parinibbana. Jadi saya maupun Anda tidak pernah ditegor oleh Beliau.
Atau Anda sudah pernah ditegor lewat nimitta setelah melakukan nianfo?

Santai aja bro, kalo sy ditegor saya bilang bro titip salam hehe..
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Nagaratana on 04 June 2009, 11:41:41 PM
Quote from: chingik on 04 June 2009, 06:30:38 PM
Quote from: Nagaratana on 04 June 2009, 01:05:01 AM
Quote from: chingik on 04 June 2009, 12:58:09 AM
Quote from: Nagaratana on 04 June 2009, 12:23:24 AM
Memang sangat ironis. Semua orang sudah senang mengumandangkan PERSEPSINYA. Karena Sang Buddha sudah Parinibbana, makanya tidak ada tegoran Beliau kepada orang-orang *****.
Iya termasuk teguran pada anda juga..huehue...

Sdr. Chingik yang belum ditegor,

Sayang sekali Sang Buddha sudah Parinibbana. Jadi saya maupun Anda tidak pernah ditegor oleh Beliau.
Atau Anda sudah pernah ditegor lewat nimitta setelah melakukan nianfo?

Santai aja bro, kalo sy ditegor saya bilang bro titip salam hehe..


Ya, maaf merepotkan.
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: wen78 on 05 June 2009, 12:57:27 AM
apakah sebuah ironi umat Buddha atau sebuah ironi bagi diri kita sendiri(termasuk diri saya sendiri)?
jawabannya ada di diri masing2, termasuk saya sendiri  :-[

_/\_



Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: chingik on 05 June 2009, 01:12:04 AM
Quote from: wen78 on 05 June 2009, 12:57:27 AM
apakah sebuah ironi umat Buddha atau sebuah ironi bagi diri kita sendiri(termasuk diri saya sendiri)?
jawabannya ada di diri masing2, termasuk saya sendiri  :-[

_/\_



ironi juga kok buat saya sndiri. :-[
sy rasa setiap umat Buddha yg paham ttg ajaran Buddha akan mengakuinya jg, tapi maklumlah bila ada yg agak sinis, karena mungkin sudah sama2 merasa ironi.. _/\_
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: markosprawira on 05 June 2009, 01:51:17 PM
Quote from: truth lover on 03 June 2009, 04:52:18 PM
Agama Buddha dikembangkan oleh Buddha Gotama atau yang kadang juga disebut Buddha Sakyamuni (Seciamunifo). Pada perjalanan sejarah, terjadi penyimpangan sehingga ajaran Sang Buddha bagai rimba belantara yang membingungkan bagi mereka yang ingin tahu lebih dalam.

Contohnya: satu ajaran mengajarkan untuk mencapai kemurnian batin harus dilakukan dengan menghindarkan mengejar kesenangan duniawi (melepaskan kesenangan indriya)
Ajaran Buddhis yang lain mengatakan kita bisa menggunakan kesenangan indriya untuk memurnikan batin.
dan berbagai kontradiksi yang lain.

Yang lebih menyedihkan daripada itu adalah penyimpangan penghormatan kepada Sang Buddha Sakyamuni sebagai pendiri ajaran, banyak umat Buddha yang pada akhirnya bukannya memuja Sang Buddha Sakyamuni, mereka akhirnya memuja tokoh lain yang dianggap Buddha yang tak jelas asal-usulnya. Tokoh yang tak ada basis sejarahnya.

Tokoh yang basis sejarahnya hanya didasarkan pada sebuah buku yang diragukan kesahihannya.
Nirvana yang merupakan tujuan akhir umat Buddha akhirnya diselewengkan sehingga akhirnya mirip dengan konsep surga menurut agama-agama lain.

Sebagai perlindungan mereka tidak menyebut namo Sakyamuni Buddha, tetapi menyebut nama Buddha lain yang diragukan keberadaannya ini.

Ajaran Buddha Sakyamuni yang mengajarkan agar umatnya berpikir kritis, diselewengkan dengan menganjurkan agar umatnya tidak lagi berpikir kritis, tetapi hanya percaya membuta pada apa yang ditulis di buku, mirip dengan cara berpikir umat agama lain.

Mereka menyebut namo OMITOFO tak terlintas dalam benak mereka untuk mengatakan namo SECIAMUNIFO?

Ironis, sungguh ironis.

demikianlah bro, sungguh sulit untuk dapat bertemu dengan Dhamma yg sejati......

tapi sulit bukan berarti tidak mungkin, tergantung dari diri kita sendiri, mau membuka diri terhadap dhamma itu, atau mengikuti apa yg enak dan menolak yg tidak enak saja spt yg kita lakukan selama ini

semoga bermanfaat

metta
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: savana_zhang on 08 June 2009, 10:34:56 AM
           amitofo sih tak jd masalah khan cuman nian fo nya beda
tp inti ajarannya masih sama.
            hukum karmanya
            pattica sammupadanya
            tilakhannanya
            tisarananya
            nirvana sbg tujuan akhirnnya

semua diatas khan masih sama persis dg aliran lain kecuali MI LE DA DAO
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: bond on 08 June 2009, 11:52:32 AM
Quote from: wen78 on 05 June 2009, 12:57:27 AM
apakah sebuah ironi umat Buddha atau sebuah ironi bagi diri kita sendiri(termasuk diri saya sendiri)?
jawabannya ada di diri masing2, termasuk saya sendiri  :-[

_/\_





Itulah corak kehidupan dari tilakhana:) so santai aja :)
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: Mr. Wei on 10 June 2009, 05:40:22 PM
TS nya lucu.
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: nyanadhana on 12 June 2009, 02:35:57 PM
Amitofo itu adalah ungkapan blessing bahwa anda diberkahi dengan umur,rejeki yang tak terbatas seperti Buddha Amitabha dengan cahaya tanpa batas...dan kata ini merupakan salam dari aliran Sukhavati yang kemudian berkembang digunakan banyak orang.
saran : anggap saja sebagai saran sama seperti anda berucap Namo Buddhaya....nah sekarang bukanka anda sendiri kalo mengucapkan Namo Shangyang Adi Buddhaya yang alias adalah Tuhan tidak memalukan ajaran Buddha?(tanpa bermaksud mencela aliran tertentu)
so sama aja kalo anda mengambil pengertian secara implisit pasti akan punya pemikiran begitu.simple
Title: Re: Ironi umat Buddha
Post by: trinity on 12 June 2009, 04:31:50 PM
apakah kenyataannya seperti yang di ucapkan truth lover itu benar adanya?

apabila itu benar sungguh sangat disayangkan sekali :)


Maaf apabila ada kata-kata yang salah _/\_