sebenernya judul asli nya bukan seperti diatas .. tp :
Pilihan Dalai Lama Lebih Pilih Jimmy Hendrix 
Quote
 Pilihan Dalai Lama Lebih Pilih Jimmy Hendrix
MADRID-Rambutnya gondrong. Sehari-hari, dia lebih senang memakai celana gombrong ala penyanyi hip hop. Jangan tanya soal Buddha. Karena, anak muda berusia 24 tahun itu lebih tahu soal Jimmy Hendrix dan terutama film. Maklum, sehari-hari kini dia menimba ilmu soal film di sebuah universitas di Madrid, Spanyol.
Dialah Osel Hita Torres. Pada 1986, ketika baru berusia 14 bulan, salah seorang Lama atau pemimpin spiritual dalam kepercayaan Buddha Tibet, meyakini kalau Torres adalah reinkarnasi dari Lama Yeshe yang baru-baru ini meninggal. Mendengar hal itu, kedua orang tua Torres yang merupakan percampuran Tibet dan Spanyol dan tinggal di Granada membawa sang anak menghadap Dalai Lama di pengasingannya di Dharamsala, India. Dari sembilan bayi yang jadi kandidat Lama saat itu, Dalai Lama memilih Torres. Jadilah Torres seorang Lama dengan nama Lama Tenzin Osel Rinpoche.
"Mulai saat itu saya harus hidup terpisah dari keluarga dan tinggal di tengah lingkungan bernuansa abad pertengahan (di Dharamsala). Saya benar-benar menderita," kata Torres kepada koran Spanyol El Mundo seperti dikutip koran Inggris The Guardian kemarin (1/6).
Dia baru diperkenankan bersosialisasi pada usia enam tahun. Itu pun sebatas dengan sesama bocah yang juga ditasbihkan sebagai reinkarnasi Lama. Tak ada televisi, sepak bola, apalagi teman wanita. Satu-satunya kenangan "indah" hanyalah saat aktor Hollywood Richard Gere mondok untuk beberapa lama di Dharamsala dan tinggal bersebelahan dengannya.
Meski ada bintang film terkenal jadi tetangga kabin, Torres mengenang kalau satu-satunya film yang diperkenankan untuk ditonton adalah The Golden Child yang dibintangi Eddie Murphy. Film itu bercerita tentang seorang Lama anak-anak yang menjadi korban penculikan. Selebihnya, bagi Torres, adalah penderitaan.
"Saya seperti hidup dalam kebohongan," katanya.
Dan, penderitaan itu sama sekali tak berkurang meskipun dia dipuja oleh para pemeluk Buddha Tibet di berbagai penjuru dunia. Hingga kini pun, saat dia sepenuhnya memberontak dari hirarki yang menjadikannya Lama, doa panjang umur tetap disemburkan kepadanya via situs internet milik Yayasan Pelestari Tradisi Mahayana. Yayasan ini memiliki 130 cabang di seluruh dunia.
Pada usia 18 tahun, saat dia sama sekali tak pernah menyaksikan dua insan beda jenis berciuman, Torres akhirnya memilih untuk kembali ke Granada. Tentu saja dia mengalami gegar budaya.
"Ketika pertama datang ke tempat disko, saya setengah mati heran melihat semua orang berjoget. Saya heran mereka begitu asyik menggoyangkan tubuh di ruangan yang penuh asap rokok," kenangnya.
Tapi, perlahan dia menikmati dunia barunya itu. Sampai akhirnya kini dia lebih tahu soal Jimmy Hendrix dan film ketimbang Buddha. (war/ttg)
di kutip dari :
http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=72816
sebenere ada poto nya .. tp lagi males cut
			
				mantaffff =)) =)) =))
			
			
			
				Bukan hal baru.
Dalai Lama ke-6, Tsangyang Gyatso juga "memberontak".
 _/\_
The Siddha Wanderer
			
			
			
				wuijih........... jimi hendrix entar bakal dipasangin hio keknya :-?  tibetan pake hio gak sih ?
			
			
			
				Quote from: hatRed on 02 June 2009, 09:46:20 PM
wuijih........... jimi hendrix entar bakal dipasangin hio keknya :-?  tibetan pake hio gak sih ?
Kayanya gak ada... kalau dupa sih ada....
Ya gak bakalan lah dipasangin hio.... karena dalam Tantra Tibetan nggak sembarang orang dihormati sebagai Guru.
Mis: Dalai Lama menghormati Paus. Apa kita lalu pasang hio ke Paus. Kan gak toh?
Sama dengan Osel, ia ngefans sama Jimmy Hendrix, lah ngapain pasang hio ke Jimmy?.... hehe........
_/\_
The Siddha Wanderer
* lg nonton The Master ni....*
			
 
			
			
				Klarifikasi dari Osel Hita sendiri:
The person recognized as the incarnation of FPMT's founder, Lama Thubten Yeshe, was in his early life known as Lama Osel. Today he prefers to be called simply "Osel". Osel is completing a course of Western studies in Europe, at which he is doing extremely well. The following is a current message from Osel;   
June 2009 
Dear Friends, 
It is important to have a good experience of what life is. I have been really lucky to be able to experience both western and eastern cultures and I am so grateful to everyone who has helped me in both cultures.  In combination, being in India and the West has been a rich experience that I've been privileged to absorb from both sides. 
There were times in India when it was hard to accept the destiny. Being treated differently, and feeling apart. But that experience was really good and I so appreciate it. 
However, certain media find ways to sensationalize and exaggerate an unusual story. So I hope that what appears in news print is not read and taken too literally. Don't believe everything that is written!  
Experience shows that however hard one tries in interviews to sincerely and honestly convey key information, the printed result can tend towards sensationalism to get the most attention. 
FPMT is doing a great job and Lama Zopa is an immensely special person - very inspiring and a great yogi.
Personally, my job is to find new ways in which to discover the true nature of our being. There is no separation between myself and FPMT - we are all working together in so many aspects and terrains. Humanity is our office. Besides, I don't really qualify very much in Buddhist studies, because I didn't finish them, so working together is the clue. 
Courtesy of OselSo I'm trying to find a different way for this future generation. One of the ways is through music, movies and audio-visual techniques. In a movie you can condense so many different stories. You can put in 
music, you can put in different situations and messages. Even just the sunset can be enough to give you peace to find a moment of meditation in yourself. There are so many different millions of possibilities in movies. 
And not just movies, but documentaries actually going somewhere and interviewing people who may have reached a level on their path where they are at peace with themselves, and so much more....!!! 
That's kind of what I'm planning to do. But it is one thing is to plan and another for things to actually happen. So we're back to mental projections. But for now, that's what I am hoping to do. 
Big Love 
Osel
Lagi kutipan:
Far more important, though, is this: the story just doesn't paint a full picture. It's been known for years now that Osel was going to quietly pursue film and explore life as a non-lama. (And while the news here suggests that he's still addressed as "Lama," he isn't; the FPMT folks have been happy to address him as he wishes.) So why would someone who wants to quietly pursue their own thing knowingly seek publicity? And why would that person seek publicity that might damage his relationship with the FPMT, which, from all I've heard about, is just fine?
And what seem to be Osel's complaints about being essentially kidnapped don't wash, either — the young Osel often visited his family in Spain, and his father and his brother even lived with him for a time at Sera Monastery!
(Shambala Sun)
 _/\_
The Siddha Wanderer
			
			
			
				Kalau batin dibiasakan dgn ajaran Buddha maka org itu akan "familiar" dgn lingkungan buddhism
tapi kalau batin terbiasa dgn lingkungan non buddhism jika dia masuk ke lingkungan buddhism, tentunya dia tidak "kerasan"
sama spt org yg tidak suka sepak bola, lalu masuk ke lingkungan kantor yg gi-bol (gila bola)   :P 
tinggal pilih mau tetap disitu tapi merasa terisolir, mau keluar dari kantor itu atau ikutan jadi gi-bol juga  ;D
			
			
			
				saya percaya media membesar2 kan nya :) ... apa lagi bukan ajaran yg mereka anut xixixixixixi .. sangat manusiawi ...
terus mengenai reply dari ybs ... kalo yg artikel bisa di sebut "membesar2 kan", yg reply bisa di sebut jg .. tindakan di bawah tekanan etc, ok smua cuman menebak2 ;D
yg pasti di publik yg masuk adalah yg artikel, dan ga lama pasti masuk ke majalah propaganda .... (harian ini hebat banget mencari hal2 beginian ... skitar 3 bulan lalu kali ... cover nya ... aktor kera sakti telah bertobat wakakkakaka huebat tenan)
btw, ybs ga menyebutkan ya .. knp dia meninggalkan kehidupannya yg dahulu  (alasan nya)
 [at] markos .. 
sejak usia 14 bulan dia uda di "paksa" masuk sebagai anggota lingkungan tsb, dengan alasan reink dari YTH, 14 bulan masi imut lo :)
bersosialisasi baru di usia 6 th ... paling kaga uda 6 th ber gaul dengan linkungan buddhism
dan pada 18 th baru kembali ke granada.
berarti sejak awal batin ybs uda ga cocok dengan buddhism ya ... 
menarik nih ....
			
			
			
				Quoteberarti sejak awal batin ybs uda ga cocok dengan buddhism ya ... 
Belum tentu. Bisa aja cocok sama agama Buddha, tapi tidak cocok sama kehidupan monastik..... hehe...
Seperti para Mahasiddha Buddhis di India dulu.... banyak yang melepas jubah kebhiksuannya dan menjadi yogi awam. Tapi toh pencapaiannya tak diragukan lagi.  8)  8)
 _/\_
The Siddha Wanderer
			
 
			
			
				hmmm bendul jg ;D .... 
			
			
			
				sesuatu yang di paksakan tidak akan berlangsung dengan baik!