yang berpengalaman, mohon bagi info biasanya para meditator itu seberapa cepatkah memasuki jhana?
Waktu saya ikut retreat di bawah bimbingan Sayalay Dipankara, katanya kalau benar dalam beberapa jam bisa melihat nimitta, dan beberapa jam lagi bisa mencapai jhana. Catatan bahwa hal ini bisa dicapai para yogi dalam 7 hari bermeditasi.
Konon Ajahn Chah dalam beberapa hembusan nafas bisa mencapai jhana, sedangkan YM Maha Mogallana bisa mencapai jhana dalam sekejap pikiran.
Kalau udah biasa meditasi, dg objek yang juga udah biasa pasti lebih cepat dong mercy.
Apalagi kalau di kehidupan lampau juga sering meditasi, pasti cepat.
Wkt mengikuti kelas Visudhi Magga Dr.Mon.. salah satu skill yang harus dikuasai (mastery) soal jhana adalah kecepatan memasuki dan keluar dari jhana... seperti YM Maha Mogallana bisa masuk dengan sekejap dan keluar dengan sekejap juga... kalo bisa kita perlu berlatih masuk dan keluar jhana dlm wkt sekali jentikan jari ato paling lama 10 kali jentikan jari....udah di kategorykan sudah menguasai masuk dan keluar jhana..
yang saya herankan....
kadang-kadang saya bisa cepat masuk jhana, dalam beberapa hembusan nafas, saya bisa masuk ke dalam jhana. tapi di lain waktu, saya harus bermeditasi hingga 10 jam untuk bisa mencapai jhana.
jika minggu ini bisa masuk jhana dengan cepat, minggu depan sangat lambat. seringnya sih lambat. kok bisa gitu ya?
Quote from: Jhana78 on 12 May 2009, 02:58:13 PM
yang saya herankan....
kadang-kadang saya bisa cepat masuk jhana, dalam beberapa hembusan nafas, saya bisa masuk ke dalam jhana. tapi di lain waktu, saya harus bermeditasi hingga 10 jam untuk bisa mencapai jhana.
jika minggu ini bisa masuk jhana dengan cepat, minggu depan sangat lambat. seringnya sih lambat. kok bisa gitu ya?
Ini tandanya om belum mahir atau Vasi dalam keluar masuk jhana, banyak sekali kondisi yg mempengaruhinya. Karena itu ada teknik mengevaluasi faktor jhana di hadayavatthu. Dan seperti objek kasina lainnya saat keadaan sadar normal, objek digenggam juga, tapi memang sulit dan perlu waktu. Coba Anda perhatikan moment2/kondisi kapan anda cepat masuk jhana dan tidak, buat perbandingan. Nah jika Anda mahir maka gampang mongkondisikan batin pada moment cepat masuk jhana. Dalam hal ini diperlukan kecerdasan,kebijaksanaan dan konsistensi latihan.
jika kita tidur, kadang-kadang kita perlu waktu berjam2 untuk bisa lelap, dan di saat lainnya, begitu kepala menyentuh bantal udah langsung hilang kesadaran, bahkan saya sendiri sewaktu gak mau tidur, misalnya waktu nyetir, malah bisa ketiduran.
[at] bond
kalau dalam keadaan normal, seharusnya objek objek jhana dilepaskan ya?
bagaimana cara melepaskannya?
Quote from: indra
jika kita tidur, kadang-kadang kita perlu waktu berjam2 untuk bisa lelap, dan di saat lainnya, begitu kepala menyentuh bantal udah langsung hilang kesadaran, bahkan saya sendiri sewaktu gak mau tidur, misalnya waktu nyetir, malah bisa ketiduran.
perumpamaan yang sangat tepat.
Quote from: Jhana78 on 12 May 2009, 03:28:56 PM
[at] bond
kalau dalam keadaan normal, seharusnya objek objek jhana dilepaskan ya?
bagaimana cara melepaskannya?
Quote from: indra
jika kita tidur, kadang-kadang kita perlu waktu berjam2 untuk bisa lelap, dan di saat lainnya, begitu kepala menyentuh bantal udah langsung hilang kesadaran, bahkan saya sendiri sewaktu gak mau tidur, misalnya waktu nyetir, malah bisa ketiduran.
perumpamaan yang sangat tepat.
Dalam keadaan normal otomatis faktor2 jhana terlepas kecuali dikehendaki kembali.
Quote from: Jhana78 on 12 May 2009, 02:58:13 PM
yang saya herankan....
kadang-kadang saya bisa cepat masuk jhana, dalam beberapa hembusan nafas, saya bisa masuk ke dalam jhana. tapi di lain waktu, saya harus bermeditasi hingga 10 jam untuk bisa mencapai jhana.
jika minggu ini bisa masuk jhana dengan cepat, minggu depan sangat lambat. seringnya sih lambat. kok bisa gitu ya?
mo tanya, masuk jhana/kondisi jhana seperti apa?
Tolong jangan posting meditasi agama lain di sini. Kalau mau diskusi meditasi secara lebih universal silahkan posting di board meditasi universal.
QuoteThere is the case where a monk, secluded from sensuality, secluded from unskillful qualities, enters & remains in the first jhana: rapture & pleasure born of seclusion, accompanied by directed thought & evaluation.
menurut saya:
dari sudut pandang sutta, jhana adalah kondisi praktikal yg terjadi setelah meninggalkan kesenangan indra & mental yg tak bermanfaat.
ini sama sekali bukanlah suatu pencapaian...
berbeda dg penjelasan pada vm & abhidhamma bahwa jhana adalah sebuah ketrampilan tinggi dalam konsentrasi :)
_/\_
Dalam Jhana, 5 rintangan pasti ditinggalkan. Tetapi 5 rintangan ditinggalkan, tanpa konsentrasi, orang tidak bisa dibilang berada dalam jhana. Contoh gampangnya, dalam pikiran Arahat, tidak ada keraguan, kelambanan, ketakutan, pikiran kejam, dan kenikmatan indriah. Namun tidak bisa dikatakan mereka tiap saat berada dalam jhana, bukan?
kita tidak tahu bagaimana batin arahat.
jika mau dikatakan berada dalam jhana atau tidak,
maka harus ditanya arahatnya tentang faktor jhana.
ada hadir atau tidak?
jhana setahu saya, tidak terdokumentasi selalu dalam keadaan diam.
Quote from: tesla on 13 May 2009, 02:49:55 PM
kita tidak tahu bagaimana batin arahat.
jika mau dikatakan berada dalam jhana atau tidak,
maka harus ditanya arahatnya tentang faktor jhana.
ada hadir atau tidak?
jhana setahu saya, tidak terdokumentasi selalu dalam keadaan diam.
Selalu dalam keadaan diam, karena dalam jhana 1 saja, semua indera sudah tidak berfungsi.
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 May 2009, 02:51:36 PM
Quote from: tesla on 13 May 2009, 02:49:55 PM
kita tidak tahu bagaimana batin arahat.
jika mau dikatakan berada dalam jhana atau tidak,
maka harus ditanya arahatnya tentang faktor jhana.
ada hadir atau tidak?
jhana setahu saya, tidak terdokumentasi selalu dalam keadaan diam.
Selalu dalam keadaan diam, karena dalam jhana 1 saja, semua indera sudah tidak berfungsi.
koreksi dikit utk om kainyn, jhana 1 sangat rentan oleh suara sebagai gangguan. Jadi dalam jhana satu, indera pendengaran masih berfungsi hanya tidak seperti keadaan normal.
Quote from: bond on 13 May 2009, 04:57:35 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 May 2009, 02:51:36 PM
Quote from: tesla on 13 May 2009, 02:49:55 PM
kita tidak tahu bagaimana batin arahat.
jika mau dikatakan berada dalam jhana atau tidak,
maka harus ditanya arahatnya tentang faktor jhana.
ada hadir atau tidak?
jhana setahu saya, tidak terdokumentasi selalu dalam keadaan diam.
Selalu dalam keadaan diam, karena dalam jhana 1 saja, semua indera sudah tidak berfungsi.
koreksi dikit utk om kainyn, jhana 1 sangat rentan oleh suara sebagai gangguan. Jadi dalam jhana satu, indera pendengaran masih berfungsi hanya tidak seperti keadaan normal.
OK, thanx infonya, Bro bond.
Kalau menurut saya, ini subjektif. Bagi orang tertentu, mungkin masih rentan terhadap suara, bagi yang lain mungkin terhadap cahaya (yang tiba2 terang) dan lain-lain. Tetapi di sini yang mau saya katakan adalah, tidak mungkin seseorang dalam keadaan biasa (tidak diam), berada dalam jhana.
AFAIK, prana dan jhana saling berhubungan. tidak memiliki prana, tidak akan mencapai jhana, dan tidak memiliki jhana, juga tidak akan memiliki prana. jhana dan prana berjalan seperti sepasang kaki. tidak ada 1 kaki, maka jalannya tidak akan mulus.
bila prana diartikan sebagai kebijaksanaan dan jhana adalah meditasi, maka org tersebut bijak dalam kehidupan sehari2 dan mendapatkan pencerahan dalam meditasi. pencerahan yg didapatkan dalam meditasi, akan dibawa terus kedalam kehidupan sehari2 sehingga ia dikatakan oleh orang lain bahwa ia adalah orang yg bijak.
jadi menurut gua, seberapa cepat masuk jhana, hanya diri sendiri yg tau dan tergantung kemana pikiran kamu berada.
cmiiw _/\_
maksudnya panynya atau prajna kali yak?
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 May 2009, 05:15:13 PM
Quote from: bond on 13 May 2009, 04:57:35 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 May 2009, 02:51:36 PM
Quote from: tesla on 13 May 2009, 02:49:55 PM
kita tidak tahu bagaimana batin arahat.
jika mau dikatakan berada dalam jhana atau tidak,
maka harus ditanya arahatnya tentang faktor jhana.
ada hadir atau tidak?
jhana setahu saya, tidak terdokumentasi selalu dalam keadaan diam.
Selalu dalam keadaan diam, karena dalam jhana 1 saja, semua indera sudah tidak berfungsi.
koreksi dikit utk om kainyn, jhana 1 sangat rentan oleh suara sebagai gangguan. Jadi dalam jhana satu, indera pendengaran masih berfungsi hanya tidak seperti keadaan normal.
OK, thanx infonya, Bro bond.
Kalau menurut saya, ini subjektif. Bagi orang tertentu, mungkin masih rentan terhadap suara, bagi yang lain mungkin terhadap cahaya (yang tiba2 terang) dan lain-lain. Tetapi di sini yang mau saya katakan adalah, tidak mungkin seseorang dalam keadaan biasa (tidak diam), berada dalam jhana.
Ok, thanks inputnya.
akhirnya harus kembali ke diri masing2 utk mengalami jhana :)
Quote from: gachapin on 13 May 2009, 08:32:58 PM
maksudnya panynya atau prajna kali yak?
iya.. sorry salah tulis. di rumah biasa ngomong nya prana ;D
sekitar 2 minggu lalu, aye divonis masuk jhana 1 sewaktu kelas meditasi yg meditasinya sekitar 45 menit (kelas meditasi memank dibagi 3 sesi, pengantar, meditasi, dan pembahasan)...
Gara2 itu, selama beberapa hari tiap mo meditasi d rmh, selalu penasaran akan jhan lagi...
tp skrng udh biasa aja seh, alias malah lg jarang meditasi... ^-^
Quote from: tesla on 13 May 2009, 08:35:44 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 May 2009, 05:15:13 PM
Quote from: bond on 13 May 2009, 04:57:35 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 13 May 2009, 02:51:36 PM
Quote from: tesla on 13 May 2009, 02:49:55 PM
kita tidak tahu bagaimana batin arahat.
jika mau dikatakan berada dalam jhana atau tidak,
maka harus ditanya arahatnya tentang faktor jhana.
ada hadir atau tidak?
jhana setahu saya, tidak terdokumentasi selalu dalam keadaan diam.
Selalu dalam keadaan diam, karena dalam jhana 1 saja, semua indera sudah tidak berfungsi.
koreksi dikit utk om kainyn, jhana 1 sangat rentan oleh suara sebagai gangguan. Jadi dalam jhana satu, indera pendengaran masih berfungsi hanya tidak seperti keadaan normal.
OK, thanx infonya, Bro bond.
Kalau menurut saya, ini subjektif. Bagi orang tertentu, mungkin masih rentan terhadap suara, bagi yang lain mungkin terhadap cahaya (yang tiba2 terang) dan lain-lain. Tetapi di sini yang mau saya katakan adalah, tidak mungkin seseorang dalam keadaan biasa (tidak diam), berada dalam jhana.
Ok, thanks inputnya.
akhirnya harus kembali ke diri masing2 utk mengalami jhana :)
Sama2. :)
patokan kita dikatakan telah mencapai jhana itu apa ?? ada kriteria, misalkan kita belajar program, patokan kita telah mencapai level tertentu misalnya kita bisa membuat aplikasi database... nah untuk kasus jhana itu apa kriterianya ??
karena kalo tidak ada patokan dasar, pengalaman jhana kembali ke diri masing2 dan memiliki ceria/kriteria masing2, klo gtu setiap orang malah berimajinasi atas pencapaian jhana atau bermain di level prasaan, rasanya telah mencapai jhana dengan cara menebak2.... sehingga muncul berbagai pandangan dan pengakuan ini itu bahwa dia telah menemukan "sesuatu" seperti yg dikatakan/ditulis/dinyatakan...
ada yg bisa sharing ?? _/\_
ukurannya ya faktor-faktor jhana
Quote from: Indra on 13 May 2009, 09:52:55 PM
ukurannya ya faktor-faktor jhana
apakah faktor2 jhana itu paten dan pasti dialami seseorang jika telah melewati suatu proses dalam latihan samadhi nya ?
wah, udah pada tingkatan jhana..
hebat..hebat...
Quote from: dhanuttono on 13 May 2009, 10:06:45 PM
Quote from: Indra on 13 May 2009, 09:52:55 PM
ukurannya ya faktor-faktor jhana
apakah faktor2 jhana itu paten dan pasti dialami seseorang jika telah melewati suatu proses dalam latihan samadhi nya ?
ya "demikianlah yang kudengar", kata Ananda.
Quote from: Nanda on 13 May 2009, 10:09:54 PM
wah, udah pada tingkatan jhana..
hebat..hebat...
waduh, ga saat nya deh tuk menyatakan hal itu... jhana bukan suatu hal goib/mistis/hal yg kelewat tinggi yg ga bs dicapai, siapa pun bs, bahkan ada diantara kita tp kita yg tidak mengetahui atau menyadari karena kita belum mencapainya, tp apa salahnya jika kita mendikusikan hal ini sebagai suatu hal yg nyata karena benar keberadaan tingkat2 jhana, kita bukan membahas sesuatu hal hasil imajinasi... ya ga :D
dhanuttono _/\_
Quote from: Nanda on 13 May 2009, 10:09:54 PM
wah, udah pada tingkatan jhana..
hebat..hebat...
apa yg hebat dg jhana?
Quote from: Indra on 13 May 2009, 10:12:01 PM
Quote from: dhanuttono on 13 May 2009, 10:06:45 PM
Quote from: Indra on 13 May 2009, 09:52:55 PM
ukurannya ya faktor-faktor jhana
apakah faktor2 jhana itu paten dan pasti dialami seseorang jika telah melewati suatu proses dalam latihan samadhi nya ?
ya "demikianlah yang kudengar", kata Ananda.
klo gtu kita akan masuk kelevel "percaya"/belief, karena ada nya suatu ide/pernyataan/pendapat yg di-"iya"/terima oleh seseorang, tanpa suatu analisa lebih dalam :D
yg ingin sy ketahui, apa kriteria yg pasti dr semua itu, mungkin ada yg udah pernah mencapai, kan bs sharing tuh... selama ini sy mendengar sharing dari beberapa orang dan pengalaman mereka masing2 berbeda serta tidak ada yg sesuai dengan "demikianlah yang kudengar"
_/\_
jhana kan suatu tingkatan yang tidak semua orang bisa capai dengan mudah..
aye aja, susah untuk masuk jhana.. paling upacara samadhi .. :(
salut.salut..
Quote from: dhanuttono on 13 May 2009, 09:48:04 PM
patokan kita dikatakan telah mencapai jhana itu apa ?? ada kriteria, misalkan kita belajar program, patokan kita telah mencapai level tertentu misalnya kita bisa membuat aplikasi database... nah untuk kasus jhana itu apa kriterianya ??
karena kalo tidak ada patokan dasar, pengalaman jhana kembali ke diri masing2 dan memiliki ceria/kriteria masing2, klo gtu setiap orang malah berimajinasi atas pencapaian jhana atau bermain di level prasaan, rasanya telah mencapai jhana dengan cara menebak2.... sehingga muncul berbagai pandangan dan pengakuan ini itu bahwa dia telah menemukan "sesuatu" seperti yg dikatakan/ditulis/dinyatakan...
ada yg bisa sharing ?? _/\_
saya pribadi, tidak memikirkannya.
setiap saya mencapai suatu kondisi baru(katakanlah jhana 1 atau katakanlah sebuah kondisi yg tenang yg mendamaikan pikiran dan batin), sering kali ketika keesokan harinya meditasi tidak mencapai kondisi tersebut(kondisi seperti yg kemarin tercapai). dari pengalaman saya, kegagalan tersebut dikarenakan keinginan kita untuk mencapai kondisi tersebut. bisa dikatakan melekat untuk ingin mencapai kondisi tersebut.
kesimpulan saya tersebut karena, umumnya setelah lewat sekian waktu dimana sudah tidak mencapai kondisi tersebut, kadang ketika meditasi, tidak memiliki keinginan untuk mencapai kondisi tersebut. seolah2 melakukan meditasi adalah suatu rutinitas. sehingga tidak terpikir dan tidak memiliki keingin tersebut(bisa dikatakan lupa). pada saat itulah, umumnya kita bisa mencapai kondisi itu lagi.
sehingga saya pun mencoba untuk tidak memikirkan untuk mencapai kondisi tersebut. dan bisa dikatakan cukup berhasil. hanya saja, untuk melepaskan kemelekatan terhadap kondisi tersebut, jujur saja sangat amat susah ;D
tapi untuk meditasi menggunakan visualisasi(sebuah titik cahaya, sebuah object, dll) saya kurang tau..., sebab saya meditasi fokus pada pernafasan. mungkin lebih tepatnya menyadari pernafasan.
menyadari pernafasan ini, mudah dibawa ke dalam kehidupan sehari2. kadang dengan mengambil nafas panjang, bisa langsung....... (tiba2 lebih tenang sesaat).
masih dalam invetigate, mungkin ada faktor yg lain selain "kemelekatan" tehadap kondisi tersebut.
_/\_
Quote from: Nanda on 13 May 2009, 10:17:44 PM
jhana kan suatu tingkatan yang tidak semua orang bisa capai dengan mudah..
aye aja, susah untuk masuk jhana.. paling upacara samadhi .. :(
salut.salut..
imo, ga usah pusing banding2 dg orang (statistik ato legenda)
yg masuk jhana sedikit
jika dilihat dari pertama
1. yg buddhist dikit
2. buddhist yg tidak sembah2 tuhan lagi ---> lebih sedikit lagi
3. buddhist yg meditasi ---> lebih sangat sedikit lagi
4. yg capai jhana ---> ...
anda memulai meditasi, itu sudah kejadian yg sulit lho
silahkan teruskan saja
haha.. ane masih jauh.. masi upacara samadhi.
Mau tanya,
apakah benar orang yang telah memasuki jhana saat meditasi..
ketika di disundul bara api rokok dia tidak akan bereaksi(kaget)?
kan dah dibahas disini
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,157.0.html
:backtotopic: