Adakah ajaran pada Dhamma yang melarang umat Buddha untuk merokok ??
kalau ada apa isi ajaran nya ???
hehheheheh
mohon petunjuk...
ada, udah tertulis di kemasan rokoknya:
merokok dapat menyebabkan ... ... ... ...
bukan larangan, hanya warning, setahu saya tidak ada larangan di buddhist, semua anjuran, apapun yg kita lakukan, kita sendiri yg menangung akibatnya
Quote from: tesla on 04 December 2007, 10:03:50 AM
ada, udah tertulis di kemasan rokoknya:
merokok dapat menyebabkan ... ... ... ...
bukan larangan, hanya warning, setahu saya tidak ada larangan di buddhist, semua anjuran, apapun yg kita lakukan, kita sendiri yg menangung akibatnya
oooo
tq kk
ada yg ingin menambahkan ???
X-aeons merokok?
kalau ga salah di e-book pernah baca,
berbeda dg minuman keras atau narkoba (sesuatu yg memabukkan), pengaruh rokok terhadap kesadaran sangat kecil. jadi boleh dibilang rokok tidak menyebabkan kemunduran bathin. hanya saja rokok sangat merusak kesehatan.
Quote from: tesla on 04 December 2007, 10:20:36 AM
X-aeons merokok?
kalau ga salah di e-book pernah baca,
berbeda dg minuman keras atau narkoba (sesuatu yg memabukkan), pengaruh rokok terhadap kesadaran sangat kecil. jadi boleh dibilang rokok tidak menyebabkan kemunduran bathin. hanya saja rokok sangat merusak kesehatan.
yup2 kadang2
hehehhehehehhe
oooooo
tq kk
sekedar bagi pengalaman:
aku dulu perokok juga, sejak belajar Dhamma, mulai kukurangi, sempat stop, tapi akhirnya merokok lagi...
tapi sekarang sudah stop total.
kesimpulan sy pribadi:
~ usahakan stop merokok karena tidak bagus unt kesehatan dan kalau batuk2 akan menganggu saat2 meditasi (jelas nggak bisa mencapai konsentrasi, wong batuk2 terus / leher terasa gatel)
~ kalau sudah berhenti merokok jangan coba2 untuk mengambil sebatang (ini tindakan penting untuk tidak 'mulai' lagi).
~ sebenarnya 'merokok' dapat kita jadikan barometer kita dalam kemajuan Dhamma (peningkatan kesadaran); kenapa begitu? kita mengetahui bahwa merokok adalah tidak baik dan kita sesungguhnya ingin berhenti, tapi tidak bisa karena sudah menjadi kebiasaan. Nah, jika kita melatih praktek Dhamma (sila dan samadhi) dalam hidup kita, berhenti atau masih merokok dapat kita jadikan patokan bagi kemajuan kita. Jika kita telah berhasil berhenti merokok, artinya kita telah berhasil mengontrol kesadaran / pikiran kita. Jika belum, bukan berarti kita tidak ada kemajuan, tetap ada kemajuan, cuma mungkin perlu praktik dan latihan yg lebih intens lagi. Butuh usaha lebih dan butuh waktu.
::
Selain berdampak pada kesehatan tubuh, juga berdampak pada kesehatan dompet.. :P
Quote from: Lex Chan on 04 December 2007, 11:13:08 AM
Selain berdampak pada kesehatan tubuh, juga berdampak pada kesehatan dompet.. :P
Sependapat dengan Bro Willy, cuma tambahan sedikit, faktor lingkungan juga mempengaruhi.. Jadi bagus lebih banyak berada di lingkungan orang2 yang gak merokok, itu lebih membantu. Karena yang saya baca, kalau berada di lingkungan perokok, maka didorong untuk merokok lagi. Dan bila berada di lingkungan non perokok, maka didorong untuk lepas rokok, jadi proses lepas rokok lebih cepat.
Intinya 2 jenis kanker dari dampak merokok
1. Kanker Paru2
2. Kanker Dompet (Kantong kering)
mungkin dari sisi ekonomis bisa dibaca di link ini:
http://www.perencanakeuangan.com/files/BerhentiMerokok.html
Semoga bermanfaat. _/\_
By : Zen
Quote from: Hedi Kasmanto on 04 December 2007, 11:35:34 AM
Intinya 2 jenis kanker dari dampak merokok
1. Kanker Paru2
2. Kanker Dompet (Kantong kering)
::) ^-^ ;D
Quote from: Hedi Kasmanto on 04 December 2007, 11:35:34 AM
Sependapat dengan Bro Willy, cuma tambahan sedikit, faktor lingkungan juga mempengaruhi.. Jadi bagus lebih banyak berada di lingkungan orang2 yang gak merokok, itu lebih membantu. Karena yang saya baca, kalau berada di lingkungan perokok, maka didorong untuk merokok lagi. Dan bila berada di lingkungan non perokok, maka didorong untuk lepas rokok, jadi proses lepas rokok lebih cepat.
yap! aku kelupaan yg ini, FAKTOR LINGKUNGAN. Bro Hedi benar sekali. Sewaktu merokok dulu, aku sering berkumpul dengan orang2 yg perokok, jadinya setelah berhenti, tapi tetap ngumpul dgn mereka, ngobrol2 santai malam hari, yah.... keambil juga sebatang, dua batang dan mulai lagi merokoknya....
Sekarang udah stop merokok dan ngumpul2 dengan perokok juga udah kurang.
**Lingkungan sangat berpengaruh... untuk melatih Dhamma, usahakan bergabunglah dengan lingkungan yg sesuai**
::
terima kasih atas saran-saran nya
wkwkkwkwkwkwk
^:)^ ^:)^ ^:)^
akan di usahakan berhenti,,,
wkkwkwkwkkw
merokok memang tidak melanggar sila, tapi melanggar hak orang lain untuk menghirup udara segar.
Quote from: willibordus on 04 December 2007, 11:08:34 AM
sekedar bagi pengalaman:
aku dulu perokok juga, sejak belajar Dhamma, mulai kukurangi, sempat stop, tapi akhirnya merokok lagi...
tapi sekarang sudah stop total.
kesimpulan sy pribadi:
~ usahakan stop merokok karena tidak bagus unt kesehatan dan kalau batuk2 akan menganggu saat2 meditasi (jelas nggak bisa mencapai konsentrasi, wong batuk2 terus / leher terasa gatel)
~ kalau sudah berhenti merokok jangan coba2 untuk mengambil sebatang (ini tindakan penting untuk tidak 'mulai' lagi).
~ sebenarnya 'merokok' dapat kita jadikan barometer kita dalam kemajuan Dhamma (peningkatan kesadaran); kenapa begitu? kita mengetahui bahwa merokok adalah tidak baik dan kita sesungguhnya ingin berhenti, tapi tidak bisa karena sudah menjadi kebiasaan. Nah, jika kita melatih praktek Dhamma (sila dan samadhi) dalam hidup kita, berhenti atau masih merokok dapat kita jadikan patokan bagi kemajuan kita. Jika kita telah berhasil berhenti merokok, artinya kita telah berhasil mengontrol kesadaran / pikiran kita. Jika belum, bukan berarti kita tidak ada kemajuan, tetap ada kemajuan, cuma mungkin perlu praktik dan latihan yg lebih intens lagi. Butuh usaha lebih dan butuh waktu.
::
ulasan yang sangat baik sekali........... sebenarnya sudah menjawab bahwa merokok tidak hanya berdampak pada fisik saja,namun juga pada batin....
setau aku ya dhamma tu gak ngelarang seseorang untuk tidak merokok ato merokok ato melakukan perbuatan jahat. hanya saja menyarankan untuk tidak melakukan itu. seperti pada pancasila budhist saja. kan ada tulisan : saya melatih diri untuk menghidari bla... blaa... blaa... tanda nya kan kita yang menghindari bukan suatu pemaksaan untuk tidak melakukan itu. gt
gw sambil ngerokok nech jawabnya ;D gak ada larangan n terserah mao berenti apa engak semua ada konsekuensinya. utk saat ini gw belon niat berenti idup rokok!!!
wew
perokok sejati ya kk ???
kwkwkwkwkkw
^:)^ ^:)^
Quote from: X-aeons on 06 December 2007, 10:58:34 PM
wew
perokok sejati ya kk ???
kwkwkwkwkkw
^:)^ ^:)^
Yap.. Perokok juga manusia.. Perokok jangan dimusuhi..
Dengan demikian ada kemungkinan perokok bisa sadar n berubah.. :D
Tp kalo merokok hargai yang tdk merokok, jgn deket2 ah, asepnya ngeganggu hen, sana-sana :p
[at] Hendra : kekna akan lebih enak kalo bisa dieksplor nih..... biar lebih tau dari sudut pandang perokoknya
kenapa lom niat untuk berenti ngerokok??? :-?
emang kalo berenti ngerokok, apa konsekuensinya??? kalo terus merokok, udah tau lah... bahwa :
1. rokok mengandung lebih dari 6 ribu zat yang berbahaya dan tidak ada satupun yang menguntungkan
2. asap menambah pencemaran
3. baju dan celana beresiko besar untuk bolong2
4. badan bau
5. paru2 flek
6. maag sering sakit karena asap itu bersifat asam
dan serentetan lainnya.......... ;D
[at] hendra : wew, jagoaaaan si koko satu ini. hahaha ^^V yupz...
bener ko smua itu ada konsekuensi nya. apapun yang kita perbuat pasti ada resikonya n tinggal kesiapan kita menerima resiko dr perbuatan kita.. nah dr sekarang tu ko coba dunk kurangin ngerokonya, kan ud tau konsekuensinya.. makana dicoba ya.. ^^V (songgong na aku menasehati org yang yang sudah tua hahahaha ntr tinggal tunggu di bantai ajah :p)
Quote from: ryu on 07 December 2007, 06:50:10 AM
Tp kalo merokok hargai yang tdk merokok, jgn deket2 ah, asepnya ngeganggu hen, sana-sana :p
saya menghargai kok kk
wa cuma merokok di tempat yang sepi
hehehehehhehehehhe
Quote from: mei_lee on 07 December 2007, 08:57:10 AM
[at] hendra : wew, jagoaaaan si koko satu ini. hahaha ^^V yupz...
bener ko smua itu ada konsekuensi nya. apapun yang kita perbuat pasti ada resikonya n tinggal kesiapan kita menerima resiko dr perbuatan kita.. nah dr sekarang tu ko coba dunk kurangin ngerokonya, kan ud tau konsekuensinya.. makana dicoba ya.. ^^V (songgong na aku menasehati org yang yang sudah tua hahahaha ntr tinggal tunggu di bantai ajah :p)
emang cc udah tua kok
wkkwkwkwk
kidding thanks nasehatnya
;D ;D ;D
Quote from: willibordus on 04 December 2007, 02:40:45 PM
Quote from: Hedi Kasmanto on 04 December 2007, 11:35:34 AM
Sependapat dengan Bro Willy, cuma tambahan sedikit, faktor lingkungan juga mempengaruhi.. Jadi bagus lebih banyak berada di lingkungan orang2 yang gak merokok, itu lebih membantu. Karena yang saya baca, kalau berada di lingkungan perokok, maka didorong untuk merokok lagi. Dan bila berada di lingkungan non perokok, maka didorong untuk lepas rokok, jadi proses lepas rokok lebih cepat.
yap! aku kelupaan yg ini, FAKTOR LINGKUNGAN. Bro Hedi benar sekali. Sewaktu merokok dulu, aku sering berkumpul dengan orang2 yg perokok, jadinya setelah berhenti, tapi tetap ngumpul dgn mereka, ngobrol2 santai malam hari, yah.... keambil juga sebatang, dua batang dan mulai lagi merokoknya....
Sekarang udah stop merokok dan ngumpul2 dengan perokok juga udah kurang.
**Lingkungan sangat berpengaruh... untuk melatih Dhamma, usahakan bergabunglah dengan lingkungan yg sesuai**
Lingkungan dimana kita berdiam, merupakan suatu kondisi untuk terjadinya berbagai bentuk ikatan (Kebiasaan-kebiasaan).
Pada mulanya orang mulai merokok dari 1 batang setiap hari, dan secara bertahap keterikatannya semakin bertambah (seperti yg di share oleh Bro Willi).
Setiap orang harus berusaha mengetahui sampai sejauh mana keterikatan yang telah di timbunnya, dan berusaha menilai apakah hal demikian memberikan rasa bahagia kepadanya atau malah sebaliknya.
_/\_ :lotus:
alesan gw:
1. karena enak
2. klo lg cr ilham paling enak ngerokok
Quote from: Lily W on 07 December 2007, 05:32:22 PM
Quote from: willibordus on 04 December 2007, 02:40:45 PM
Quote from: Hedi Kasmanto on 04 December 2007, 11:35:34 AM
Sependapat dengan Bro Willy, cuma tambahan sedikit, faktor lingkungan juga mempengaruhi.. Jadi bagus lebih banyak berada di lingkungan orang2 yang gak merokok, itu lebih membantu. Karena yang saya baca, kalau berada di lingkungan perokok, maka didorong untuk merokok lagi. Dan bila berada di lingkungan non perokok, maka didorong untuk lepas rokok, jadi proses lepas rokok lebih cepat.
yap! aku kelupaan yg ini, FAKTOR LINGKUNGAN. Bro Hedi benar sekali. Sewaktu merokok dulu, aku sering berkumpul dengan orang2 yg perokok, jadinya setelah berhenti, tapi tetap ngumpul dgn mereka, ngobrol2 santai malam hari, yah.... keambil juga sebatang, dua batang dan mulai lagi merokoknya....
Sekarang udah stop merokok dan ngumpul2 dengan perokok juga udah kurang.
**Lingkungan sangat berpengaruh... untuk melatih Dhamma, usahakan bergabunglah dengan lingkungan yg sesuai**
Lingkungan dimana kita berdiam, merupakan suatu kondisi untuk terjadinya berbagai bentuk ikatan (Kebiasaan-kebiasaan).
Pada mulanya orang mulai merokok dari 1 batang setiap hari, dan secara bertahap keterikatannya semakin bertambah (seperti yg di share oleh Bro Willi).
Setiap orang harus berusaha mengetahui sampai sejauh mana keterikatan yang telah di timbunnya, dan berusaha menilai apakah hal demikian memberikan rasa bahagia kepadanya atau malah sebaliknya.
_/\_ :lotus:
Lingkungan saya merokok semua tp saya tidak terbawa ahh,
Ada teman saya di keluarganya semua merokok, tp dia tidak ahh
Jadi tergantung niat juga kok, kalo niatnya pengen merokok ya merokoklah.
QuoteJadi tergantung niat juga kok, kalo niatnya pengen merokok ya merokoklah.
yup ini die... gw dr sd ngerokok waktu itu memang niat ngerokok 8)
Quote from: Hendra Susanto on 07 December 2007, 09:44:57 PM
QuoteJadi tergantung niat juga kok, kalo niatnya pengen merokok ya merokoklah.
yup ini die... gw dr sd ngerokok waktu itu memang niat ngerokok 8)
Good Good , pertahankan prestasimu (catatan dalam rapot begitu yah)
kyknya td ada yg mao ngebahas dr sisi perokok??
Bang Markos tuh, Kalo saya liat justru orang mau niat berhenti harusnya bisa lho, kenapa? karena saya lihat seperti rekan saya yang muslim, ketika bulan puasa dia bisa kok tidak merokok sebulan, lah pas udah beres tuh bulan eh ngerokok lagi.
jadi intinya gak mau berhenti :P
Ayo coba sharing kenapa tidak bisa / mau berhenti merokok?
Keberatannya bijimana?
Quoterekan saya yang muslim, ketika bulan puasa dia bisa kok tidak merokok sebulan, lah pas udah beres tuh bulan eh ngerokok lagi.
dia org mantep broo yg perokok klo ude mao buka bukan minum aer putih dulu malah bantai rokok dulu ^-^
gw kgk keberatan broo utk saat ini belon niat berenti
Quote from: Hendra Susanto on 07 December 2007, 09:35:39 PM
alesan gw:
1. karena enak
2. klo lg cr ilham paling enak ngerokok
1&2 = kebiasaan
dalam 1 jam berapa menitkah kita sadar, berapa menitkah kita hanya mengikuti kebiasaan sebelumnya?
pertama kali belajar naik sepeda sadar, setelah mantap sisanya adalah kebiasaan. pada saat sadar, ingatan sangat detail, pada saat kebiasaan ingatan sangat buruk...
misalnya: eh, tadi udah kunci pintu belum ya?
Sati...Sati....Sati.... :P
X-aeons : wew, huhu takada JK!!! hahaha :P
[at] smua perokok : ya kalo isa seh di kurangin ajah ngerokokna.. keg penjelasan ko tesla tu. ^^V hehe
Quote from: mei_lee on 08 December 2007, 11:30:22 AM
X-aeons : wew, huhu takada JK!!! hahaha :P
[at] smua perokok : ya kalo isa seh di kurangin ajah ngerokokna.. keg penjelasan ko tesla tu. ^^V hehe
baik bu
;D ;D ;D ;D
waduuuhh.. baik ko tesla.. gt dunk hahaha =)) :P sadari... sadari... n waspadalah.. waspadalah =))