Forum Dhammacitta

Komunitas => Politik, ekonomi, Sosial dan budaya Umum => Topic started by: F.T on 05 May 2009, 08:25:15 AM

Title: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: F.T on 05 May 2009, 08:25:15 AM
AKARTA, KOMPAS.com — Bagi Ketua KPK nonaktif Antasari Azhari, tersangka pembunuhan terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen tidak ada manfaatnya membunuh korban. Hal ini disampaikan kembali oleh salah seorang kuasa hukum Antasari, Farhat Abbas, kepada para wartawan di depan Rutan Narkoba Polda Metro Jaya, Senin (4/5), ketika ditanya motif tersangka.

Lebih lanjut, Farhat mengatakan, pucuk pimpinan lembaga antikorupsi tersebut meminta masyarakat tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dan arif menyikapi kasus ini. "Namun, Pak Antasari merasa bahwa hal ini (tuduhan mendalangi pembunuhan) sudah merupakan risiko menjadi Ketua KPK. Mungkin ini sudah jalan hidup yang harus ditempuhnya," ujar Farhat.

Ditambahkan Farhat, Antasari, pihak keluarga, dan tim kuasa hukum terus berupaya menuntut keadilan. Pasalnya, mereka tetap berkeras Antasari tidak mendalangi pembunuhan berencana.
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: F.T on 05 May 2009, 08:26:05 AM
Jaksa Urip dan Musuh Antasari Bersorak

AKARTA, KOMPAS.com — Para terdakwa kasus korupsi dan suap yang pernah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersorak gembira ketika mengetahui Antasari Azhar dijaring sebagai tersangka dan dijebloskan ke tahanan terkait kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Senin (4/5).

"Itu karma bagi orang yang berkehendak zalim terhadap diri saya," ujar Urip Tri Gunawan, mantan jaksa yang dihukum 20 tahun penjara karena menerima suap Rp 6 miliar dari Arthalyta Suryani. Menurutnya, tuntutan 20 tahun yang diajukan jaksa penuntut umum dari KPK dan dikuatkan Mahkamah Agung (MA) membuat Urip sakit hati.

"Masak saya dituntut dan dihukum 20 tahun, salah saya apa. Saya merasa dizalimi. Tidak ada satu pun uang negara yang saya korupsi, tapi saya divonis begitu berat," tegas Urip yang kini menghuni sel tahanan markas Brimob Kelapa Dua, Depok.

Saat ini, terdapat lima terpidana dan terdakwa kasus korupsi penghuni sel Brimob Kelapa Dua, yakni Urip Tri Gunawan, Aulia T Pohan (besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), Hamka Yamdu (anggota DPR), mantan Kepala Biro Gubernur BI Rusli Simanjuntak, dan mantan Deputi Gubernur BI Maman Soemantri.  "Wah, semuanya happy banget. Ketawa-tawa riang. Malah ada yang makannya jadi banyak," ujar sebuah sumber.

Ketika ditanya komentar para penghuni tahanan Brimob Kelapa Dua,  Urip juga mengatakan, mereka juga berpendapat seperti dirinya. "Ya sama seperti yang saya sampaikan ini. Ini karma buat Pak Antasari," sambung Urip.

Penahanan terhadap Antasari dilakukan beberapa saat setelah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono menyampaikan keterangan hasil penyidikan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), di Mapolda Metro Jaya, Senin  sore. Dalam kesempatan itu, Kapolda menyatakan status Antasari Azhar sebagai tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka Kombes  Pol Wiliardi Wizar, tersangka Sigid Haryo Wibisono, dan sejumlah foto.

Antasari menghuni sel tahanan narkoba Polda Metro Jaya sekitar pukul 18.00. "Tadi pagi, dia kita periksa sebagai saksi dan siangnya pemeriksaan dilanjutkan sebagai tersangka," kata Kapolda.

Mengapa Antasari ditahan di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya? "Karena di tahanan punya kita (Direktorat Reserse Kriminal Umum/Ditreskrimum) banyak tahanan KPK. Jadi tidak kita satukan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iriawan. (Persda Network/yls/cw6/mun/ugi/coi)
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: F.T on 05 May 2009, 08:27:37 AM
^-^ apakah sorakan jaksa urip dan musuh2 antasari di karenakan "Misi" mereka berhasil ? ;D who knows..

Tunggu aja kelanjutan kasusnya..
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Johsun on 05 May 2009, 08:35:07 AM
Turut belasungkawa.
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Hendi Wijaya on 05 May 2009, 08:40:17 AM
:-? masih membingungkan...
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: bond on 05 May 2009, 10:10:11 AM
Makanya kalau sudah ada nama,  jabatan dan kekayaan harus tetap pegang sila yg teguh. Manusia terlalu kaya juga tidak baik, terlalu miskin juga tidak baik. Semakin tinggi semakin banyak terpaannya. Resiko politik demikian. Mending minum kopi di kopitiam, tidak perlu pikir masalah rumit karena manusianya sudah rumit. Mending urus diri sendiri jadi tidak bingung dengar omongan sana-sini. _/\_
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Mr. Wei on 05 May 2009, 06:38:25 PM
Btw, gw sempat bercita-cita pengen menjadi anggota KPK lo, dan Antasari ini termasuk 'manusia' yang gw idolakan, tapi ternyata kena kasus :))
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: hatRed on 05 May 2009, 07:29:00 PM
pokoknya.........udah... penjarain aja......

bikin kisruh aja.....
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Mr. Wei on 05 May 2009, 07:39:47 PM
:))
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Mr.Jhonz on 05 May 2009, 08:04:41 PM
*Apa mungkin motif "cinta segitiga>wanita"sengaja di tonjolkan untuk menutupi motif sebenarnya yaitu UANG/MATERI 
*apa mungkin motif pembunuhan hanya karena cemburu,
mungkin motif sebenarnya untuk menghilangkan saksi kunci/bukti?
*Apa mungkin motif wanita hanya sebagai kamuflase?
*Apa mungkin antasari hanya di jebak?

Inilah dunia elit politik,
tidak ada satupun yang dapat dipercaya..
Kitabsuci yg diklaim sebagai wakil dari tuhan mereka saja,berani mereka dustai..
Apalagi kita wongcilik..
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: F.T on 05 May 2009, 08:18:38 PM
* informasi ini belum tentu benar juga karna masih penyelidikan, jadi cukup di baca2 aja dulu yah ;)

Video Mesranya Jadi Senjata Nasrudin
Kisah Antasari-Rani di Kamar 808 Grand Mahakam
SELASA, 5 MEI 2009 | 03:56 WITA

HOTEL Grand Mahakam menjadi saksi bisu pemicu perseteruan antara Ketua KPK (Nonaktif) Antasari Azhar dan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) (alm) Nasrudin Zulkarnaen. Di kamar 808, Antasari pernah kepergok sedang bermesraan dengan Rani Juliani, istri ketiga Nasrudin.

Kamar 808, adalah kamar eksekutif dan tak semua orang bisa menyewanya. Sumber Persda Network menjelaskan, Antasari check in di kamar tersebut, melalui pengusaha Sigid Haryo Wibisono yang kini juga berstatus tersangka.
Sigid meminjamkan kamar ini kepada Antasari. Sebab, bila Antasari melewati jalur biasa, maka akan dengan mudah terlihat oleh banyak orang. "Kalau lewat jalur biasa, Pak Antasari bawa perempuan yang bukan istrinya, kan bisa bahaya," kata sumber tersebut.
Namun, entah karena memang sudah membuntuti Rani atau memang sudah "menyetting" kisah perselingkuhan itu, Nasrudin langsung dengan mudah bisa menangkap basah Antasari dan Rani di kamar itu. Antasari pun tidak berdaya dan tidak bisa berbuat banyak.
Sumber tersebut menjelaskan, peristiwa kepergoknya Antasari-Juliani terjadi sekitar Mei 2008. Persis lima bulan setelah Antasari dilantik menjadi Ketua KPK.
"Nasrudin masuk ke kamar tersebut dengan berpura-pura sebagai room service," katanya. Begitu pintu terbuka, Nasrudin langsung menyerbu ke dalam untuk memastikan istrinya berada di kamar tersebut.
Mendapati Rani di kamar tersebut, Nasrudin ngamuk. Perang mulut antara Antasari dan Nasrudin pun tak terelakkan. "Iya, terjadi pertengkaran hebat di kamar 808 tersebut," jelas sumber lain kepada Persda.
Ponsel milik Rani yang dulunya berprofesi sebagai caddy golf pun diambil Nasrudin. Di dalam ponsel tersebut, Nasrudin juga menemukan bukti perbuatan mesum mereka. "Ada foto dan video mesra Antasari dan Rani," terang sumber tersebut. .
Bermodalkan bukti itu, Nasrudin pun mulai melakukan aksinya. Nasrudin meminta kepada Antasari untuk menyediakan dana Rp 1,2 miliar. Jika tidak, maka foto mesra Antasari dan Rani akan dipublikasikan.
Nasrudin yang juga pelaporkan kasus dugaan korupsi di PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan mendesak agar Antasari menetapkan pimpinan PT RNI menjadi tersangka. Namun permintaan Nasrudin tak kunjung dipenuhi. Nasrudin pun terus menerus meneror dan mengancam akan mempublikasikan foto tersebut.
Akhirnya, Antasari pun curhat kepada Sigid Haryo Wibisono. Intinya, Nasrudin harus dihabisi, karena terus melakukan teror kepada Antasari dan keluarganya. Karena berteman dekat, Sigid pun menindaklanjuti curhat Antasari itu.
Sigid kemudian meminta bantuan seorang berpolisi berpangkat kombes (kolonel) bernama Wiliardi Wizar. Lewat Jerry, orang dekat seorang konglomerat top, mantan Kapolres Jakarta Selatan itu pun kemudian mengorder pembunuhan terhadap Nasrudin 14 Maret 2009.
Mengenai keberadaan kamar 808 Grand Mahakam ini, belum didapatkan konfirmasi dari pengelola hotel berbintang itu. Petugas keamanan melarang wartawan masuk. "Mohon maaf, humas sedang tidak bisa ditemui," kata petugas keamanan itu.
Dalam jumpa pers pada hari Minggu (3/5), Antasari membantah isu perselingkuhan ini. Dia juga membantah terlibat dalam pembunuhan terhadap Nasrudin.
Namun, polisi berpendapat lain. Antasari malah sudah ditetapkan sebagai tersangka. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mencopotnya sebagai Ketua KPK. Terakhir, Antasari mendekam di sel narkoba Polda Metro Jaya.(persda network/yls)
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: hatRed on 06 May 2009, 09:11:56 AM
ini dari kompas Kompas - Selasa, Mei 5 dicopy dari Yahoo news

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dilakukan secara terencana dan melibatkan banyak pelaku. Antasari diduga sebagai aktor intelektual di balik pembunuhan tersebut sehingga ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.
ADVERTISEMENT

Demikian penjelasan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono usai pemeriksaan yang berlangsung Senin (4/5) pagi hingga petang. Nama Antasari Azhar muncul setelah polisi menggali informasi dari tersangka sebelumnya yang telah ditahan. Total ada 11 tersangka yang terseret kasus pembunuhan ini.

Masing-masing Daniel (D) sang eksekutor, Edo (E) sebagai pemberi order, Henrikus Kia Walen (H) sebagai penerima order, Heri Santoso (HS) sebagai pengendara motor, A dan C sebagai pemantau lapangan saat eksekusi, AM sebagai pemantau kebiasaan korban, Wiliardi Wizard (WW) dan Jerry Kusuma (JK) sebagai penghubung, SHW sebagai penyandang dana, dan AA sebagai aktor intelektual.

Penangkapan-penangkapan itu, lanjut Wahyono, dilakukan setelah pihaknya mendengarkan keterangan-keterangan awal dari beberapa saksi yang menyaksikan penembakan itu. Keterangan saksi-saksi itu mengungkap identitas sepeda motor yang digunakan pelaku yakni jenis Yamaha Scorpio. Dari penelusuran terhadap sepeda motor itulah Polisi menangkap Heri Santoso (HS) dan menyita sepeda motor tersebut.

Dari keterangan Heri, diketahuilah identitas Daniel (D) dan Hendrikus (H) yang merupakan orang yang memberikan pekerjaan. Setelah menangkap H, barulah diketahui bahwa ada pihak lain yang terlibat dalam penembakan tersebut. Mereka adalah A dan C. Kedua tersangka itu berperan sebagai pemantau lapangan dan berada di dalam mobil saat kejadian.

"Hasil penangkapan terhadap A membuahkan informasi keterlibatan pelaku lain yakni AM yang perannya adalah memantau serta mengobservasi kebiasaan korban sehari- hari," jelas Wahyono. Ia mengatakan sebelum penembakan yang dilakukan di Modern Land, Tangerang pada 14 Maret 2009 sekitar pukul 14.05 WIB, para pelaku terlebih dahulu melakukan observasi serta mengamati kebiasaan korban sehari-hari.

Keterangan A menyebutkan bahwa AM juga sebagai pihak yang mengawasi pelaksanaan eksekusi terhadap Nasrudin. Untuk menjalankan pekerjaan itu, AM menerima dana atas pekerjaannya dari A. Ternyata, tersangka A pula yang bertugas menyediakan senjata api jenis revolver dengan cara membeli dari pihak lain.

Sebagian sisa dana yang diterimanya, telah pula digunakannya untuk membeli dua buah sepeda motor Yamaha Mio warna merah dan Jupiter MX warna hitam. Kedua sepeda motor itupun telah disita Polisi. Setelah ditangkapnya Heri dan Hendrikus, barulah Polisi berhasil menangkap D sang eksekutor setelah yang bersangkutan kembali ke Jakarta.

Dari keterangan D, Polisi berusaha menggali informasi tentang keberadaan senjata api yang telah digunakan untuk membunuh korban. Setelah itu, baru diketahui bahwa senpi itu berada di tangan Hendrikus yang memberi pekerjaan tersebut.

Akhirnya, pengakuan H menyebutkan bahwa senpi tersebut disimpan H dengan cara memendamnya di dalam tanah. Setelah menggali tempat tersebut, Polisi menemukan senpi yang dimaksud lengkap dengan enam butir peluru.

Ternyata dua peluru dalam keadaan tidak berproyektil lagi. Artinya dua peluru itu telah digunakan untuk menembak. Sedangkan empat peluru lainnya masih utuh dan terletak di silinder senpi tersebut. Pengusutan dilanjutkan dan hasilnya Polisi mengetahui bahwa H sang pemberi kerja, menerima order pekerjaan dan dana dari seseorang yang berinisial E (Edo).

E pun ditangkap Polisi. E menyebutkan, ia ikut dalam pertemuan- pertemuan dan dipertemukan dengan oleh orang yang bernisial C untuk ketemu dengan orang yang lainnya lagi. Ternyata orang tersebut Wiliardi Wizard (WW), polisi aktif berpangkat Kombes yang pernah menjabat Kapolres Jakarta Selatan.

Pemeriksaan terhadap WW menyebutkan bahwa ia mengakui telah menyediakan orang-orang untuk melaksanakan pembunuhan berencana tersebut. Ia juga mengakui, untuk melaksanakan pekerjaan tersebut setelah menerima dana dari Sigid Haryo Wibisono (SHW), seorang pengusaha pemilik PT Pers Indonesia Merdeka dan dihubungkan oleh Jerry Kusuma (JK). SHW yang kemudian ditangkap Polisi mengakui telah menyediakan dana untuk pembunuhan tersebut. Ia juga menyampaikan perihal siapa yang akan menjadi target penembakan itu.

Sigid pula yang menguak keterlibatan Antasari Azhar (AA) dalam pembunuhan berencana terhadap Nasrudin. Dari keterangan SHW, akhirnya polisi memanggil dan memeriksa AA dan menetapkannya sebagai tersangka.


berantai euyyyy
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: hatRed on 06 May 2009, 09:18:34 AM
just comen.....

kalo skenarionya seperti yg dihembus2kan sekarang ini.......... ternyata dalam perang tertutup...

Wanita itu masih merupakan senjata nomor wahid ;)

Waspadalah...waspadalah.....
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: F.T on 06 May 2009, 09:24:17 AM
Ada beberapa yang menganjel dalam proses penyelidikan serta bukti2 yg di temukan. Sepertinya polisi dengan mudahnya menvonis dan menemukan bukti2. Bukannya mencurigai pihak kepolisian, tp cukup meragukan nih.

Tunggu aja ah gimana hasilnya...

Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: hatRed on 06 May 2009, 09:27:18 AM
Quote from: Felix Thioris on 06 May 2009, 09:24:17 AM
Ada beberapa yang menganjel dalam proses penyelidikan serta bukti2 yg di temukan. Sepertinya polisi dengan mudahnya menvonis dan menemukan bukti2. Bukannya mencurigai pihak kepolisian, tp cukup meragukan nih.

Tunggu aja ah gimana hasilnya...



betoelll.......... kalau melihat dari waktu kejadian dan waktu penunjukan Antasari sebagai tersangka,,,,,,,,

bener2 bravoooo , apalagi kalau diliat dari casenya..... rantainya sangat panjang....dan yg paling aneh... hanya bermodal "Yamaha Scorpio" para polisi bisa menunjuk pemilik motor tersebut yg merupakan tersangka..... aneh kan?

emangnya Yamaha Scorpio itu limited edition apa..
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Hendra Susanto on 06 May 2009, 09:56:20 AM
menurut pengamatan ane dari dunia bukan kepolisian
emang banyak yang aneh... :D
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: bond on 06 May 2009, 10:17:38 AM
Quote from: hatRed on 06 May 2009, 09:27:18 AM
Quote from: Felix Thioris on 06 May 2009, 09:24:17 AM
Ada beberapa yang menganjel dalam proses penyelidikan serta bukti2 yg di temukan. Sepertinya polisi dengan mudahnya menvonis dan menemukan bukti2. Bukannya mencurigai pihak kepolisian, tp cukup meragukan nih.

Tunggu aja ah gimana hasilnya...



betoelll.......... kalau melihat dari waktu kejadian dan waktu penunjukan Antasari sebagai tersangka,,,,,,,,

bener2 bravoooo , apalagi kalau diliat dari casenya..... rantainya sangat panjang....dan yg paling aneh... hanya bermodal "Yamaha Scorpio" para polisi bisa menunjuk pemilik motor tersebut yg merupakan tersangka..... aneh kan?

emangnya Yamaha Scorpio itu limited edition apa..

Tentu bisa karena minta bantuan intelligent agent 007 untuk melacaknya  ^-^
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: lophenk on 06 May 2009, 11:04:04 AM
Quote from: bond on 06 May 2009, 10:17:38 AM
Quote from: hatRed on 06 May 2009, 09:27:18 AM
Quote from: Felix Thioris on 06 May 2009, 09:24:17 AM
Ada beberapa yang menganjel dalam proses penyelidikan serta bukti2 yg di temukan. Sepertinya polisi dengan mudahnya menvonis dan menemukan bukti2. Bukannya mencurigai pihak kepolisian, tp cukup meragukan nih.

Tunggu aja ah gimana hasilnya...



betoelll.......... kalau melihat dari waktu kejadian dan waktu penunjukan Antasari sebagai tersangka,,,,,,,,

bener2 bravoooo , apalagi kalau diliat dari casenya..... rantainya sangat panjang....dan yg paling aneh... hanya bermodal "Yamaha Scorpio" para polisi bisa menunjuk pemilik motor tersebut yg merupakan tersangka..... aneh kan?

emangnya Yamaha Scorpio itu limited edition apa..

Tentu bisa karena minta bantuan intelligent agent 007 untuk melacaknya  ^-^

agen 007 james bond 8)  DOR DOR DOR !!!

mungkin memang kasusnya krn wanita , maybe ...
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: HITAM-PUTIH on 06 May 2009, 01:44:46 PM
aduh, kapan ya sergap, buser, patroli, sidik kasus, dan fakta benar lenyap dari saluran tv ku!
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: F.T on 08 May 2009, 06:26:20 PM
JAKARTA, KOMPAS.com — Ada perkembangan baru pada kasus pembunuhaan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Penasihat hukum tersangka Antasari Azhar mengungkapkan, ada sosok baru yang belum dipanggil polisi, berinisial HTS.

Figur baru itu disebut-sebut sebagai orang kunci yang berada di balik pembunuhan Nasrudin, sedangkan Antasari hanyalah kambing hitam.

"Ada satu informasi yang muncul. Atas informasi Sigid Haryo Wibisono (tersangka lainnya), ada seorang lagi berinisial HTS. Nanti sajalah, biarlah polisi yang mengungkapkan semuanya, saya tidak mau menyebutkan itu. Biarlah dari kepolisian saja yang mengungkapkannya," kata anggota tim penasihat hukum Antasari, Ari Yusuf Amir, kepada Persda Network, Kamis (7/5).

Namun saat ditanya lebih jauh, Ari mengatakan, dia belum dapat berkomentar banyak. "Hingga kini kami juga belum menemukan apa sebenarnya yang menjadi motif dari kasus ini, sedangkan penyidik belum mau terbuka kepada kami, sebenarnya ada apa di balik ini. Kita kan tidak tahu," kata Ari.

Tim pengacara Antasari sendiri tidak habis pikir mengapa hanya karena masalah perempuan akhirnya berujung pada maut. "Tidak mungkin orang sekelas pejabat seperti Pak Antasari yang tahu hukum akan membahayakan dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan itu. Saya rasa isu yang belakangan ini berkembang terkait dengan hubungan Pak Antasari dengan si Rani itu hanya pengalihan dari motif sebenarnya," katanya.

Munculnya inisial HTS memicu berbagai spekulasi, di antaranya nama pengusaha yang memiliki berbagai usaha di bidang informasi. Berbagai sumber yang dihubungi Persda Network belum berani memastikan apakah HTS yang dimaksud Ari adalah pengusaha bidang informasi tersebut.

Menurut Ari, nanti pasti akan terkuak, siapa sebenarnya yang ada di balik semua itu. Untuk saat ini, mereka berharap agar polisi mau terbuka untuk menjelaskan kasus tersebut.

Pengacara Antasari lainnya, M Assegaf, mengatakan bahwa, bukan cuma kliennya saja yang dilayani Rani saat main golf di Padang Golf Modernland, Tangerang. Sebelumnya, caddy (petugas pemungut bola golf) cantik itu sempat menjadi langganan bos-bos lain, termasuk bosnya Antasari.

"Yang dimaksud bos-bosnya Antasari ya pejabat kejaksaan juga. Mereka atasannya Antasari dan pernah bermain golf di Modernland. Tapi bos-bosnya ini sudah ada yang pensiun bahkan sudah ada yang meninggal. Mereka pernah ditemani Rani sewaktu main golf," ucap Assegaf kemarin.

Ketika ditanya apakah "bos-bos" Antasari juga pernah dilayani Rani di kamar hotel seperti yang terjadi pada diri Antasari di hotel Gran Mahakam Jakarta? Assegaf mengatakan tidak. "Oh kalau itu saya tidak tahu. Maksudnya, mereka cuma dilayani Rani pada saat main golf saja, itu saja," ujar Assegaf.

Setelah dua hari menjalani pemeriksaan, Kamis kemarin, pemeriksaan terhadap Antasari ditunda. Penundaan dilakukan karena keinginan penyidik. "Saya tidak tahu alasannya apa, mungkin penyidik memeriksa yang lain. Kalau klien kami sih siap saja. Pak Antasari masih sehat kok, enggak sakit," ucap Assegaf.

Asegaf menambahkan, kuasa hukum tidak tahu kapan pemeriksaan lanjutan untuk Antasari dilakukan. Sejauh ini, sudah 84 pertanyaan yang dilontarkan penyidik ke Antasari.

Antasari menjadi salah satu tersangka kasus pembunuhan Nasrudin. Sampai saat ini, Antasari disebut-sebut sebagai otak pelaku pembunuhan yang terjadi di Lapangan Golf Modernland, Tangerang, 14 Maret 2009.

Sementara itu, Eduardus Ndopo Mbete alias Edo, tersangka yang berperan sebagai penerima order pembunuhan Nasrudin, diduga dikeroyok oleh empat tersangka pelaku lainnya. Pengeroyokan diduga karena keempat eksekutor tersebut merasa dibohongi Edo. Total tersangka kasus pembunuhan Nasrudin hingga kini masih 9 orang, 6 di antaranya adalah eksekutor di lapangan.

Sejak ditangkap, Edo dan empat pelaku eksekutor mendekam di ruang tahanan yang sama. Berdasarkan informasi yang dihimpun, keempat pelaku eksekutor itu bertikai dengan Edo sebab karena Edo-lah, mereka kini tidak bisa lagi menghirup udara bebas dan harus menghitung hari di ruang tahanan.

Keempat tersangka eksekutor yang tinggal satu sel dengan Edo yaitu Hari Santosa (pengendara motor Yamaha Scorpio), Daniel Daen (penembak), Fransiskus Tadon Keran alias Amsi (pengendali lapangan), dan Hendrikus Kia Walen alias Hendrik (pemberi order kepada Amsi).

Perkelahian antara Edo dan keempat pelaku eksekutor diperkirakan terjadi karena Daniel dkk merasa ditipu. Pasalnya, Edo pernah menjamin bahwa Daniel dan teman-temannya tidak akan ditangkap sebab tugas yang diberikan terkait misi negara. Padahal, misi negara dengan membunuh Nasrudin adalah menyesatkan.

Kuasa hukum kelima tersangka, Nyoman Rae, yang dihubungi via telepon, Kamis malam, membantah bahwa kelima kliennya berkelahi di ruang tahanan. "Enggak benar informasi itu. Saya sudah klarifikasikan ke lima klien saya, dan tidak ada keributan itu," ucap Nyoman.
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Mr. Wei on 08 May 2009, 07:01:26 PM
Hidup Antasari Azhar :))
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Wolvie on 08 May 2009, 11:20:37 PM
Yah, membingungkan sih kasusnya. Kalo soal cewe doank, kenapa repot2 bikin tim segala untuk matiin Nasruddin. Yang gw ga ngerti perannya Sigid. Kok cuma gara2 solider dia mau bayarin pembunuhan itu? Kalo emang masalah pribadi, kenapa repot2 keluar duit ga sedikit untuk matiin orang, yang ga ada urusannya dengan dia?

Mungkin bisa aja emang bener ada unsur selingkuh, tapi kayaknya selingkuh ini yang dimanfaatkan sebagai celah untuk jatuhin Antasari.
Title: Re: Antasari: Tidak Ada Manfaatnya Membunuh Nasrudin
Post by: Mr. Wei on 27 May 2009, 05:48:22 PM
Gimana nih kelanjutannya? Kalah sama berita pilpres nih...