Ｎａｈ ｋａｗａｎ２ ｍｕｎｇｋｉｎ ｊｕｄｕｌ ｄｉａｔａｓ ｓｅｄｉｋｉｔ ｔａｂｕ ｂａｇｉ ｙｇ ｓｕｋａ ｂｅｒｐｉｋｉｒ ｋｏｔｏｒ ｔｐ ｉｎｉ ｍｅｎａｒｉｋ ｕｎｔｕｋ ｄｉｔｅｌｕｓｕｒｉ ｋａｒｅｎａ ｆｅｎｏｍｅｎａ ｉｎｉ ｓａｎｇａｔ ｕｍｕｍ ｄｅｗａｓａ ｉｎｉ．
ｐｅｒｔａｍａ ｔａｍａ ｋｉｔａ ｔｅｋａｎｋａｎ ｄｉｓｉｎｉ ｂａｈｗａ ｙｇ ｄｉｄｉｓｋｕｓｉｋａｎ ａｄａｌａｈ ｓｅｘｎｙａ ｂｕｋａｎ ｋｏｎｄｉｓｉ ｌａｉｎ．
ｄａｌａｍ ａｒｔｉａｎ ｓｉｐｅｌａｋｕ ｍｅｌａｋｕｋａｎ ｔａｎｐａ ｄｉｐａｋｓａ（ｋｅｄｕａ ｂｅｌａｈ ｐｉｈａｋ）．ｓｉ ｗａｎｉｔａ ｅｍａｎｇ ｓｕｄａｈ ｔｉｄａｋ ｐｅｒａｗａｎ（ｊｄ ｔｉｄａｋ ａｄａ ｙａｎｇ ｄｉｒｅｎｇｇｕｔ ｄａｒｉｎｙａ）
ｓｉｐｅｌａｋｕ ｂｕｋａｎ ｂｈｉｋｋｕ
ｋｅ ｄｕａ ｐａｓａｎｇ ｏｒａｎｇ ｔｕａ ｐａｓａｎｇａｎ ｕｄａｈ ｔａｕ ｋａｒｅｎａ ｅｍａｎｇ ｕｄａｈ ｄｉｊｏｄｏｈｉｎ ｊｄ ｍｅｒｅｋａ ｇ ｍａｓａｌａｈ ｔｕｈ
ｓｉｐｅｌａｋｕ ｓｕｄａｈ ｄｅｗａｓａ ｍａｐａｎ ｓｅｃａｒａ ｅｋｏｎｏｍｉ（ｈａｒｔａｎｙａ ｃｕｋｕｐ ｂｕａｔ ｐｅｌｉｈａｒａ １０ ａｎａｋ）
ｓｉ ｃｏｗｏｋ ｄｉｔｅｔａｐｋａｎ ａｋａｎ ｂｅｒｔａｎｇｇｕｎｇ ｊａｗａｂ ｄａｌａｍ ｋｏｎｄｉｓｉ ａｐａｐｕｎ
ｍａｓａｌａｈ ｍｅｒｅｋａ ａｄａｌａｈ ｄｉ ｂｅｂｅｒａｐａ ｄａｅｒａｈ ｄｉ ｉｎｄｏｎｅｓｉａ ｎｇｕｒｕｓ ｓｕｒａｔ ｎｉｋａｈ ｃｕｋｕｐ ｒｉｂｅｔ ｄａｎ ｍｅｒｅｋａ ｉｎｉ ｇ ｐｕｎｙａ ｗａｋｔｕ
ｄａｎ ｋａｒｅｎａ ｍｅｒｅｋａ ｆｕｎｇｋｙ ｊｄ ｍｅｒｅｋａ ｇ ｐｕｓｉｎｇ ａｍａ ｐｒｅｓｅｐｓｉ ｏｒａｎｇ ｋａｒｅｎａ ｂｙｋ ｏｒａｎｇ ｂｇｔ ｊｕｇａ
Ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｅｒｐｅｎｄａｐａｔ ｂａｈｗａ ｋｌｏ ｍｏ ｐｉｓａｈ ｉｔｕ ｂｉｓａ ｄｇ ｃａｒａ ａｐａｐｕｎ ｓｅｋａｌｉｐｕｎ ｓｕｄａｈ ｎｉｋａｈ ｔｏｈ ｂａｎｙａｋ ｆｅｎｏｍｅｎａ ｏｒａｎｇ ｍｅｎｉｋａｈ ｄｇ ｐｅｒｊａｎｊｉａｎ ｐｉｓａｈ ｈａｒｔａ ｄａｎ ｕｒｕｓ ｓｕｒａｔ ｎｉｋａｈ ｉｎｉ ｂｕａｎｇ２ ｗａｋｔｕ ｍｅｒｅｋａ．
ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｅｒｐｉｋｉｒ ｂａｈｗａ ａｓａｌｋａｎ ｔｉｄａｋ ａｄａ ｐｉｈａｋ ｙｇ ｄｉｒｕｇｉｋａｎ ｍａｋａ ｔｉｄａｋ ａｄａ ｄｏｓａ
ｍａｓａｌａｈ ｉｎｉ ｔｅｒｌｅｐａｓ ｄａｒｉ ｓｅｘ ｍｅｎｇｈａｍｂａｔ ｋｅｓｕｃｉａｎ ｄａｎ ｐｅｎｃａｐａｉａｎ ｍｅｄｉｔａｓｉ ｋａｒｅｎａ ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｅｌｕｍ ｂｅｒｎｉａｔ ｍｅｎｊａｄｉ ｏｒａｎｇ ｓｕｃｉ
ｄａｎ ｔｇ ｔｅｒｐｅｎｔｉｎｇ ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｕｋａｎ ｐｅｎｕｌｉｓ ｈａ ｈａ ｈａ
ｍｅｎｕｒｕｔ ａｇａｍａ ｙｇ ｍｅｎｇａｋｕｉ ａｄａｎｙａ ｔｕｈａｎ ｐｅｒｓｏｎａｌ ｂａｈｗａ ａｌａｓａｎ ａｐａｐｕｎ ｈａｒａｍ ｕｎｔｕｋ ｓｅｘ ｓｅｂｅｌｕｍ ｎｉｋａｈ
ｂａｇａｉｍａｎａ ｍｅｎｕｒｕｔ ａｎｄａ ｓｅｂａｇａｉ ｕｍａｔ ｂｕｄｄｈａ？？？
1st of all, please change your font type.
It's difficult to read.. :D
Semua tergantung trend batin dan juga hukum negara.
Di barat, kalau tidak salah saya pernah baca buku Good Question Good Answer, di sana tidak mempermasalahkan sex pranikah asal ada komitmen.
Namun jika di Indonesia, yang mengharuskan adanya ikatan resmi, idealnya agama Buddha yang bernaung di Indonesia harus mengikutinya.
Dan trend batin melakukan sex pranikah itu atas dasar apa ? Kalau tidak berdasarkan LDM, terlepas dari hukum negara, tidak bermasalah
CMIIW
Saya malah tidak bisa baca tulisan TS, semua yang muncul hanya berbaris2 kotak2 kecil..
ha ha ha font nya kekecilan ya
sori sori
seperti yang saya katakan diskusi ini terlepas dari kecenderungan norma2 masyarakat sekitar dan hukum negara
anggap saja ada di salah satu hutan di indonesia.contohnya menurut FPI dimanapun dan kapanpun asalkan belum menikah secara sah disaksikan penghulu maka dosa dan haram meskipun di hutan.karena klo melanggar norma masyarakat maka karmanya bukan dari sex itu sendiri tp dari menyakiti hati orang lain misalnya.
Ｎａｈ ｋａｗａｎ２ ｍｕｎｇｋｉｎ ｊｕｄｕｌ ｄｉａｔａｓ ｓｅｄｉｋｉｔ ｔａｂｕ ｂａｇｉ ｙｇ ｓｕｋａ ｂｅｒｐｉｋｉｒ ｋｏｔｏｒ ｔｐ ｉｎｉ ｍｅｎａｒｉｋ ｕｎｔｕｋ ｄｉｔｅｌｕｓｕｒｉ ｋａｒｅｎａ ｆｅｎｏｍｅｎａ ｉｎｉ ｓａｎｇａｔ ｕｍｕｍ ｄｅｗａｓａ ｉｎｉ．
ｐｅｒｔａｍａ ｔａｍａ ｋｉｔａ ｔｅｋａｎｋａｎ ｄｉｓｉｎｉ ｂａｈｗａ ｙｇ ｄｉｄｉｓｋｕｓｉｋａｎ ａｄａｌａｈ ｓｅｘｎｙａ ｂｕｋａｎ ｋｏｎｄｉｓｉ ｌａｉｎ．
ｄａｌａｍ ａｒｔｉａｎ ｓｉｐｅｌａｋｕ ｍｅｌａｋｕｋａｎ ｔａｎｐａ ｄｉｐａｋｓａ（ｋｅｄｕａ ｂｅｌａｈ ｐｉｈａｋ）．ｓｉ ｗａｎｉｔａ ｅｍａｎｇ ｓｕｄａｈ ｔｉｄａｋ ｐｅｒａｗａｎ（ｊｄ ｔｉｄａｋ ａｄａ ｙａｎｇ ｄｉｒｅｎｇｇｕｔ ｄａｒｉｎｙａ）
ｓｉｐｅｌａｋｕ ｂｕｋａｎ ｂｈｉｋｋｕ
ｋｅ ｄｕａ ｐａｓａｎｇ ｏｒａｎｇ ｔｕａ ｐａｓａｎｇａｎ ｕｄａｈ ｔａｕ ｋａｒｅｎａ ｅｍａｎｇ ｕｄａｈ ｄｉｊｏｄｏｈｉｎ ｊｄ ｍｅｒｅｋａ ｇ ｍａｓａｌａｈ ｔｕｈ
ｓｉｐｅｌａｋｕ ｓｕｄａｈ ｄｅｗａｓａ ｍａｐａｎ ｓｅｃａｒａ ｅｋｏｎｏｍｉ（ｈａｒｔａｎｙａ ｃｕｋｕｐ ｂｕａｔ ｐｅｌｉｈａｒａ １０ ａｎａｋ）
ｓｉ ｃｏｗｏｋ ｄｉｔｅｔａｐｋａｎ ａｋａｎ ｂｅｒｔａｎｇｇｕｎｇ ｊａｗａｂ ｄａｌａｍ ｋｏｎｄｉｓｉ ａｐａｐｕｎ
ｍａｓａｌａｈ ｍｅｒｅｋａ ａｄａｌａｈ ｄｉ ｂｅｂｅｒａｐａ ｄａｅｒａｈ ｄｉ ｉｎｄｏｎｅｓｉａ ｎｇｕｒｕｓ ｓｕｒａｔ ｎｉｋａｈ ｃｕｋｕｐ ｒｉｂｅｔ ｄａｎ ｍｅｒｅｋａ ｉｎｉ ｇ ｐｕｎｙａ ｗａｋｔｕ
ｄａｎ ｋａｒｅｎａ ｍｅｒｅｋａ ｆｕｎｇｋｙ ｊｄ ｍｅｒｅｋａ ｇ ｐｕｓｉｎｇ ａｍａ ｐｒｅｓｅｐｓｉ ｏｒａｎｇ ｋａｒｅｎａ ｂｙｋ ｏｒａｎｇ ｂｇｔ ｊｕｇａ
Ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｅｒｐｅｎｄａｐａｔ ｂａｈｗａ ｋｌｏ ｍｏ ｐｉｓａｈ ｉｔｕ ｂｉｓａ ｄｇ ｃａｒａ ａｐａｐｕｎ ｓｅｋａｌｉｐｕｎ ｓｕｄａｈ ｎｉｋａｈ ｔｏｈ ｂａｎｙａｋ ｆｅｎｏｍｅｎａ ｏｒａｎｇ ｍｅｎｉｋａｈ ｄｇ ｐｅｒｊａｎｊｉａｎ ｐｉｓａｈ ｈａｒｔａ ｄａｎ ｕｒｕｓ ｓｕｒａｔ ｎｉｋａｈ ｉｎｉ ｂｕａｎｇ２ ｗａｋｔｕ ｍｅｒｅｋａ．
ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｅｒｐｉｋｉｒ ｂａｈｗａ ａｓａｌｋａｎ ｔｉｄａｋ ａｄａ ｐｉｈａｋ ｙｇ ｄｉｒｕｇｉｋａｎ ｍａｋａ ｔｉｄａｋ ａｄａ ｄｏｓａ
ｍａｓａｌａｈ ｉｎｉ ｔｅｒｌｅｐａｓ ｄａｒｉ ｓｅｘ ｍｅｎｇｈａｍｂａｔ ｋｅｓｕｃｉａｎ ｄａｎ ｐｅｎｃａｐａｉａｎ ｍｅｄｉｔａｓｉ ｋａｒｅｎａ ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｅｌｕｍ ｂｅｒｎｉａｔ ｍｅｎｊａｄｉ ｏｒａｎｇ ｓｕｃｉ
ｄａｎ ｔｇ ｔｅｒｐｅｎｔｉｎｇ ｐａｓａｎｇａｎ ｉｎｉ ｂｕｋａｎ ｐｅｎｕｌｉｓ ｈａ ｈａ ｈａ
ｍｅｎｕｒｕｔ ａｇａｍａ ｙｇ ｍｅｎｇａｋｕｉ ａｄａｎｙａ ｔｕｈａｎ ｐｅｒｓｏｎａｌ ｂａｈｗａ ａｌａｓａｎ ａｐａｐｕｎ ｈａｒａｍ ｕｎｔｕｋ ｓｅｘ ｓｅｂｅｌｕｍ ｎｉｋａｈ
ｂａｇａｉｍａｎａ ｍｅｎｕｒｕｔ ａｎｄａ ｓｅｂａｇａｉ ｕｍａｔ ｂｕｄｄｈａ？？？
gimana ya cara ngubah font nya
saya juga bingung kenapa tadi bisa dapat font itu
jd kita dapat udah dapat 1 opini yg menyatakan tidak apa apa
ada yang lain?
ketik ulang deh, saya ga bisa baca soalnya.. :(
8-} tulisan normal aja , bro. makasih
:backtotopic:
nikah itu urusan formalitas di sosial aja :)
Menurut saya sexpranikah lebih pada memiliki potensi untuk memasakkan buah karma buruk,
karena sexpranikah di dalam sebagian besar pandangan masyarakat Indonesia, adalah hal yang tidak terpuji.
Contoh ekstrimnya:
-pasangan belum menikah yang digrebek masyarakat dan diarak.
-lebih parah lagi sampe masuk koran. :hammer:
itulah akibatnya kalau melanggar aturan sosial :))
jadi ingat pelajaran PPKn / PMP dulu, ya.. ada bedanya antara norma agama, dan norma adat.
Norma adat ya tergantung kebiasaan masyarakat setempat.
Kalau di Barat, mau sex pranikah, masyarakat sana kemungkinan cuek, bahkan bisa jadi ada pesta sex remaja
Namun kalau di sini, hal itu dianggap tabu..
pra-nikah bukannya artinya bentar lagi nikah (tinggal menunggu hari H)?
gpp atuh... :))
bukan kecil tapi spasinya bsr2 tuhhh
Quote from: savana_zhang on 20 April 2009, 07:24:00 PM
ha ha ha font nya kekecilan ya
sori sori
seperti yang saya katakan diskusi ini terlepas dari kecenderungan norma2 masyarakat sekitar dan hukum negara
anggap saja ada di salah satu hutan di indonesia.contohnya menurut FPI dimanapun dan kapanpun asalkan belum menikah secara sah disaksikan penghulu maka dosa dan haram meskipun di hutan.karena klo melanggar norma masyarakat maka karmanya bukan dari sex itu sendiri tp dari menyakiti hati orang lain misalnya.
bijimana jika melakukan sesuatu tindak seksual yg bukan ML?seperti mastur, kissing, petting dsbnya?
apakah tdk diperkenankan juga?
apakah sex yang aman dan sehat, diperkenankan oleh buddhisme...hanya jika dgn pasutri yg telah menikah?
bagaimana yg tdk bs mengendalikan libidonya?
hmmm
Quote from: Sumedho on 20 April 2009, 08:41:10 PM
nikah itu urusan formalitas di sosial aja :)
[/quote
ＡＰＡＫＡＨ SEX PRANIKAH ＩＴＵ ＭＥＮＧＨＡＳＩＬＫＡＮ KARMA ＢＵＲＵＫ
rasanya iya....
lagi pingin pas ngak bawa jas hujan...
main tancep dan jadilah baby atau pilih aborsi... (pembunuhan)
dan hati2 lah kalau dilakukan didalam mobil....
jangan2 mati keracunan CO dari knalpot.... (pembuhan lagi)
atau ketangkap di motel....ortu jadi malu (tidak berbakti... karna memalukan ortu)
Quote from: Forte on 20 April 2009, 10:28:13 PM
jadi ingat pelajaran PPKn / PMP dulu, ya.. ada bedanya antara norma agama, dan norma adat.
Norma adat ya tergantung kebiasaan masyarakat setempat.
Kalau di Barat, mau sex pranikah, masyarakat sana kemungkinan cuek, bahkan bisa jadi ada pesta sex remaja
Namun kalau di sini, hal itu dianggap tabu..
Saya setuju pendapat Bro Forte, selain itu juga sulit menentukan karma buruk atau tidak, yang penting salah satu atau kedua pasangan bukan masih menjadi milik orang lain, sudah cukup umur, berani bertanggung jawab atas perbuatan dan segala resiko yang akan ditimbulkannya, semisal hamil
Sebab mengacu pada norma adat kita dengan barat sungguh berbeda, bahkan cenderung bertolak belakang
Biasa pola barat, uji coba sex dulu, tinggal bersama (cohabitation) setelah dirasa fun dan cocok baru deh nikah
Disini kan tidak bisa, malah harus nikah dulu, sex urusan belakang setelah nikah baru deh uji coba terus baru tinggal bersama
Kalo menurut 'Penerawangan' saya sih karma buruk......lebih tetapnya lagi lobha :P, tapi gak papa kita kan masih manusia ;D
Quote from: Sumedho on 20 April 2009, 10:05:32 PM
itulah akibatnya kalau melanggar aturan sosial :))
ya ga cuma aturan sosial bro..... itu adalah vipaka, termasuk dari kamma-nya yg berbuah pada kehidupan sekarang, total khan ada 7 javana.
Jadi akan ada vipaka pada kehidupan mendatang, dan 5 vipaka yg sewaktu2 akan berbuah (jika kondisinya memungkinkan)
Quote
ＡＰＡＫＡＨ SEX PRANIKAH ＩＴＵ ＭＥＮＧＨＡＳＩＬＫＡＮ KARMA ＢＵＲＵＫ
pertama yg namanya hasil itu namanya vipaka bukan karma buruk....
karma buruk itu tindakannya.......
kalo yg dimaksud adalah
"ＡＰＡＫＡＨ SEX PRANIKAH ＩＴＵ ＭＥＮＧＨＡＳＩＬＫＡＮ Vipaka ＢＵＲＵＫ"
maka................
tergantung orangnya..... ada orang yg ketimpa tangga malah seneng........
ada orang yg dapet makanan enak malah nangis............
jadi tergantung orangnya...... ya..........
intinya....... kalau setelah melakukan tindakan tersebut menimbulkan ketidak puasan.... maka bisa dikatakan..... gara2 sex tersebut... menimbulkan vipaka buruk
Intinya sex pranikah itu banyak jebakan batman dan yg pasti disana ada lobha dan dimana ada lobha pasti ada vipaka buruk. Kembali kepada orangnya dalam menyikapi sex pranikah. Apakah dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab atau sekedar pemuas nafsu. Tapi kebanyakan fail.
Ngesex bagi yg sudah berumah tangga saja banyak bermasalah apalagi yg pranikah. Think about it. Renungan : berapa banyak lobha yg ingin engkau biarkan? semakin kita penuhi semakin merajalela tanpa batas disitulah akar dukkha. Ada yg ngak ngesex sampe kepala nyut2an :)) (jadi addiction soalnya so be careful)
yah makin seru saja nih,terus masukan pendapatmu
sementara pertanyaan ini sih emang belum g confirm ke guru2 yg kompeten tp sekarang kita liat dulu macam2 pndangan dari teman2
untuk ditekankan lg ini soal SEXnya bukan norma masyarakat,anggap aja hidup di gunung yg g ada orangnya.karena klo pake norma sos saya rasa udah jelas seperti yg dikatakan bro forte.
menurut e ndiri gmana?
Quote from: savana_zhang on 21 April 2009, 10:25:12 AM
yah makin seru saja nih,terus masukan pendapatmu
sementara pertanyaan ini sih emang belum g confirm ke guru2 yg kompeten tp sekarang kita liat dulu macam2 pndangan dari teman2
untuk ditekankan lg ini soal SEXnya bukan norma masyarakat,anggap aja hidup di gunung yg g ada orangnya.karena klo pake norma sos saya rasa udah jelas seperti yg dikatakan bro forte.
Guru2 mana yg bro maksud? bhikkhu kah? Yg pasti kalo menurut ajaran Sang Buddha , selama ngesex tidak bakal mencapai kesucian Arahat atau Buddha. Norma yg paling baik adalah kembali ke individu. apakah sex untuk mainan atau fun atau sesuatu yg sakral untuk bikin keturunan. Dan juga kembali ke tujuan hidup kita, apakah mau berada di jalan kesucian atau perumah tangga. demikian dengan sex pranikah. apapun aturan sosial yg berlaku kalau moralnya bejad dan menjadikan sex sebagai fun maka tetap saja menanam lobha ditanah yg subur.
Intinya Anda ingin bermain di samsara, atau menghentikan permainan petak umpet samsara ;D
Banyak sekali alasan tentang pembenaran mengenai berbagai sex menyimpang...karena itu bukalah mata kita lebar2 ttg kebenaran.
pandangan ttg sexpranikah: bagusnya jgn deh..kita menghargai pasangan kita hingga ke jenjang pernikahan...
thanks.
Quote from: savana_zhang on 21 April 2009, 10:25:12 AM
untuk ditekankan lg ini soal SEXnya bukan norma masyarakat,anggap aja hidup di gunung yg g ada orangnya.karena klo pake norma sos saya rasa udah jelas seperti yg dikatakan bro forte.
kalo SEX, yang pasti itu adalah kamma/perbuatan buruk karena dilandasi oleh lobha
Quote from: markosprawira on 21 April 2009, 01:30:55 PM
Quote from: savana_zhang on 21 April 2009, 10:25:12 AM
untuk ditekankan lg ini soal SEXnya bukan norma masyarakat,anggap aja hidup di gunung yg g ada orangnya.karena klo pake norma sos saya rasa udah jelas seperti yg dikatakan bro forte.
kalo SEX, yang pasti itu adalah kamma/perbuatan buruk karena dilandasi oleh lobha
Termasuk yang sudah pasutri ?
buat atristina yg terhormat
saya rasa tidak ada perbedaan fundmental antara ML,petting,kissing dsb
itu tetap saja melakukan hubungan sex n kenapa seh g sekalian saja khan
n meskipun sudah pasutri tetap sex akan menghambat jalan kearahatan ato kebuddhaan
makanya bhikkhu harus tidak menikah.n emang yang dibahas ini adalah apakah sex pranikah bisa membikin orang jatuh di neraka
bukan apakah sex pranikah bisa membuat orang tidak bisa jd arahat n terus berputar dilingkaran samsara itu sudh pasti atuh
sex pascanikah aja bisa menghalangi orang jd arahat n ini sudah jelas saya rasa
Pangeran Sidharta aja kan sempet merit n punya anak tapi beliau bisa menjadi Buddha... orang yang mencapai Arahat atau Buddha itu kan di dasarkan pada Karma.. masalah melakukan sex pranikah menurut saya itu merupakan perbuatan asusila yang harus di hindari...
Parita Pancasila Ayat ke 3?
Kamesu Micacara Veramani Sikkhapadam Sammadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari dari perbuatan asusila
itu kan udah jelas...
Quote from: bond on 21 April 2009, 10:11:40 AM
Intinya sex pranikah itu banyak jebakan batman dan yg pasti disana ada lobha dan dimana ada lobha pasti ada vipaka buruk. Kembali kepada orangnya dalam menyikapi sex pranikah. Apakah dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab atau sekedar pemuas nafsu. Tapi kebanyakan fail.
Ngesex bagi yg sudah berumah tangga saja banyak bermasalah apalagi yg pranikah. Think about it. Renungan : berapa banyak lobha yg ingin engkau biarkan? semakin kita penuhi semakin merajalela tanpa batas disitulah akar dukkha. Ada yg ngak ngesex sampe kepala nyut2an :)) (jadi addiction soalnya so be careful)
Wah...parah tuh...;D
Semoga kita2 yg ada di sini tidak demikian yaah....:)
_/\_ :lotus:
Quote from: liu_yan_ling on 21 April 2009, 05:48:42 PM
Pangeran Sidharta aja kan sempet merit n punya anak tapi beliau bisa menjadi Buddha... orang yang mencapai Arahat atau Buddha itu kan di dasarkan pada Karma.. masalah melakukan sex pranikah menurut saya itu merupakan perbuatan asusila yang harus di hindari...
Parita Pancasila Ayat ke 3?
Kamesu Micacara Veramani Sikkhapadam Sammadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari dari perbuatan asusila
itu kan udah jelas...
Wah...gimana dgn manusia yg mula2 ada di bumi ini? mereka kan belum tau ttg menikah itu gimana atau belum ada upacara pernikahan, surat nikah, KUA dll? cemana tuh? ;D
ini ada cuplikan tentang Sila ke 3 yaitu sbb:
SILA III : KAMESU MICCHACARA VERAMANI
Menghindari berbuat Asusila
1. Objek yang menyebabkan pelanggaran sila ketiga :
Bagi seorang laki-laki :
a. Wanita yang telah menikah
b. Wanita yang masih dalam pengawasan atau asuhan keluarga
c. Wanita yang dilarang menurut adapt istiadat, peraturan agama, atau hokum Negara/kerajaan
Yang dilarang karena adat istiadat adalah wanita yang masih dalam satu garis keturunan yang dekat
Yang dilarang karena peraturan agama adalah wanita yang menjalankan kehidupan suci (brahmacari). Dalam tradisi Theravada wanita disebut di atas adalah Upasika Atthasila, Samaneri dan Bhikkhuni.
Yang dilaarang karena hokum Negara/kerajaan adalah wanita yang menjadi selir raja.
2. Objek yang menyebabkan pelanggaran sila ketiga :
Bagi seorang wanita :
a. Laki-laki yang telah menikah
b. Laki-laki yang dilarang karena peraturan agama, misalnya : Upasaka, Atthasila, Samanera dan Bhikkhu
3. Pelanggaran sila ketiga
a) Seorang wanita/alki-laki yang berbuat asusila dengan laki-laki/wanita yang terlarang baginya, telah melakukan perzinahan
b) Seorang wanita yg masih di bawah asuhan melakukan perbuatan asusila dengan laki-laki yang tidak merupakan objek terlarang baginya, tidak melanggar sila ini. Tetapi, wanita tersebut dapat dikatakan melanggar Dhamma karena menodai dirinya sendiri, dan menjatuhkan nama baiknya dalam masyarakat.
FAKTOR :
1. Ada objek yang tidak patut di gauli
2. Mempunyai pikiran untuk menyetubuhi objek tersebut
3. Berpikir untuk menyetubuhi
4. Berusaha untuk menyetubui
5. Berhasil Menyetubuhi melalui usaha tersebut
Hal-hal lain yang dikategorikan pelanggaran sila ketiga yang harus juga kita hindari :
1. Berzinah (melakukan hubungan kelamin bukan dengan suami/istrinya)
2. Berciuman dengan lain jenis kelamin yang disertai nafsu birahi
3. Menyenggol, mencolek & sejenisnya yang disertai nafsu birahi
Catatan :
Tujuan sila ketiga ini adalah untuk mencegah perceraian, dan membina keharmonisan serta kepercayaan timbale balik antara suami istri
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,418.0.html
Coba perhatikan faktor2 sila ke 3 itu... kalo ada salah satu faktor yang tidak terpenuhi maka tidak dapat dikatakan melanggar sila ke 3.
_/\_ :lotus:
Nah,ini dia yang kita mau
_/\_ Tepuk tangan
sangat rasional dan sesuai dg dhamma
Siapa yang tidak setuju?berarti asalkan tidak melanggar hal2 diatas maka tidak berkarma buruk
maka secara sederhana bisa disimpulkan klo Lily berpendapat bahwa Sex pranikah sebelum catatan sipil itu gpp
karena sebenarnya pd saat ke-2 pasangan udah berkomitmen maka sebenarnya mereka udah menikah.bahwa catatan sipil itu cuman produk manusia n tradisi jd kosong secara fundamental.jd intinya tidak apa2.bagus sekali _/\_ :lotus
yg perlu dicatat, apakah yg dimaksud dengan kamma buruk? jika yg dimaksud adalah akusala kamma, tentu maksudnya dari akusala kamma itu bukan sekadar kamma buruk.
Akusala adalah unskillful atau tidak terlatih yang membawa kita pada pembebasan, jadi SEMUA kegiatan sex adalah akusala ;D
itu tetap karma buruk.
Untuk Hal MBA lebih baik jangan walaupun saling suka... krn dalam agama buddha yang benar2 buddhist sudah melakukan pelanggaran sila...jd jangan dilakukan...
trans to English
The MBA for the better do not even like each other ... because already in breach of moral conduct should not be done ...
Quote from: savana_zhang on 22 April 2009, 07:07:46 AM
sangat rasional dan sesuai dg dhamma
Siapa yang tidak setuju?berarti asalkan tidak melanggar hal2 diatas maka tidak berkarma buruk
maka secara sederhana bisa disimpulkan klo Lily berpendapat bahwa Sex pranikah sebelum catatan sipil itu gpp
karena sebenarnya pd saat ke-2 pasangan udah berkomitmen maka sebenarnya mereka udah menikah.bahwa catatan sipil itu cuman produk manusia n tradisi jd kosong secara fundamental.jd intinya tidak apa2.bagus sekali _/\_ :lotus
Jangan salah artikan yaah... tidak melanggar SILA bukan berarti sesuai DHAMMA lho.
Semua pikiran yg tentang seks (melakukan/tidak)...di situ pasti ada LOBHA (kemelekatan terhadap objek) dan LOBHA itu adalah Akusala Kamma (Kamma Buruk) yang nantinya akan berbuah yang buruk juga (VIPAKA BURUK).
_/\_ :lotus: