Begini para senior..
Sebagai buddhist yg baik,apakah kita boleh menantang orang lain dgn kata 'sumpah'?
Contoh; "u berani sumpah ga?kalo bohong,7 kehidupan mendatang terlahir cacat lho..."
disatu sisi bertentangan dgn karaniyametta sutta
di sisi lain berusaha mendapatkan pengakuan jujur dgn menakuti orang...
Mohon bantuannya
pertanyaan saya adalah :
Kenapa anda harus MENANTANG ??
baik dengan SUMPAH maupun TIDAK.
toh hukum kamma akan jalan.
emang gak ad cara laen ap?
klo yg ditantang emang salah gimana? kan kasian 7 turunannya. memang gk mengharap gnrang laen celaka, tp menderita.
Quote from: andry on 17 April 2009, 10:09:10 PM
pertanyaan saya adalah :
Kenapa anda harus MENANTANG ??
baik dengan SUMPAH maupun TIDAK.
toh hukum kamma akan jalan.
soalnya ada beberapa tipe orang menganggap sifat 'tidak jujurnya' sebegai suatu hal yang biasa...
Mereka secara gampang mengucapkan kata2 tidak benar,ketika ditakuti dgn 'sumpah' baru mereka sadar.
Jadi maksud sy adalah menantang sebagai langkah menakutimemang kalo renungin dgn karaniyametta,
"....
jangan menipu orang lain atau menghina siapa saja,
jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka,
bagaikan ibu yang melindungi anak yang tunggal
demikian...."
jadi serba salah...
Tapi untungnnya niat untuk menantang orang dgn 'sumpah' belum sempat terucap.karena karaniya metta(semoga semua makhluk berbahagia)..
Kita kahn ada Pancasila Buddhis .....
tak perlu menantang orang agar percaya omongan kita
berlatih saja Pancasila Buddhis, prilaku, tutur kata yg baik lambat laun akan terlihat dilingkungan sekitar kita, dan
orang2 juga bisa menilai ....... apakah seseorang sering berbohong ato tidak
Bagi orang yang sudah memahami Buddha Dhamma dengan baik, tidak lagi suka kata2 SUMPAH.
karena sudah mengerti tentang bahwa setiap makhluk hidup mewariskan kamma masing2i
Perbuatan baik atau buruk, itulah yang akan diwariskan
coba baca : ABHINHAPACCAVEKKHANA (Perenungan Kerap Kali)
Semoga bermamfaat
_/\_
Bagaimana di dunia kerja atau dalam dunia bisnis, yg mana orang itu berkali2 melakukan kebohongan yg bisa mengakibatkan kerugian materi? dan yg fatalnya orang itu sudah berkali2 di beri nasihat dsb tetapi masih tidak mengerti juga....contoh saja yg nyata , orang2 di DPR.
Apakah kita harus menunggu bekerjanya hukum karma? atau dengan kata metta yg ternyata hanyalah sebuah kecerobohan dan ketidak tegasan kita?
Quote from: bond on 18 April 2009, 09:35:32 AM
Bagaimana di dunia kerja atau dalam dunia bisnis, yg mana orang itu berkali2 melakukan kebohongan yg bisa mengakibatkan kerugian materi? dan yg fatalnya orang itu sudah berkali2 di beri nasihat dsb tetapi masih tidak mengerti juga....contoh saja yg nyata , orang2 di DPR.
Apakah kita harus menunggu bekerjanya hukum karma? atau dengan kata metta yg ternyata hanyalah sebuah kecerobohan dan ketidak tegasan kita?
Kalau ini hukum harus dipertegas. :)
Jangan sedikit-sedikit main ambil sumpah pocong...
Kalau kita memaksa orang lain untuk bersumpah, berarti kita telah memaksakan kehendak kita sendiri terhadap orang lain tersebut
Lebih bagus kita membangkitkan kesadaran orang tersebut, bahwa perilakunya itu tidak baik
Lama2 kita yang jadi kebiasaan, dikit2 bawa sumpah melulu terhadap orang lain; "Sumpeh Lo?"
Itukan jadi tidak baik bagi diri kita juga dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan
Quote from: Lokkhitacaro on 18 April 2009, 07:15:17 PM
Kalau kita memaksa orang lain untuk bersumpah, berarti kita telah memaksakan kehendak kita sendiri terhadap orang lain tersebut
Lebih bagus kita membangkitkan kesadaran orang tersebut, bahwa perilakunya itu tidak baik
Lama2 kita yang jadi kebiasaan, dikit2 bawa sumpah melulu terhadap orang lain; "Sumpeh Lo?"
Itukan jadi tidak baik bagi diri kita juga dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan
tapi kalo keadaan kepepet/terdesak ga apa2 kan? :)
kalo tantangan 'sumpah' diperhalus bagaimana?
Contoh,"jangan berbohong,ga baik di akhirat,kalo bohong u tahu diapaiin ga di neraka?"
tapi kalo ditantang begitu tu orang mana takut...
Jadi Serba salah
Quote from: bond on 18 April 2009, 09:35:32 AM
Bagaimana di dunia kerja atau dalam dunia bisnis, yg mana orang itu berkali2 melakukan kebohongan yg bisa mengakibatkan kerugian materi? dan yg fatalnya orang itu sudah berkali2 di beri nasihat dsb tetapi masih tidak mengerti juga....contoh saja yg nyata , orang2 di DPR.
Apakah kita harus menunggu bekerjanya hukum karma? atau dengan kata metta yg ternyata hanyalah sebuah kecerobohan dan ketidak tegasan kita?
Jika saya adalah seorang umat buddhis yg baik dan taat, maka tanpa saya bekerja sudah ada yg kerja
IMO, tergantung sikon(situasi dan kondisi) dan landasan batin kita ketika menantang dengan sumpah, apabila untuk menyadarkan tanpa ada rasa benci , itu tidak masalah. Daripada kita langsung memberikan sanksi berupa hukuman nyata. Jika iya terkena hukum duniawi adalah juga karmanya, dan apabila dia tidak mengakui maka kelak kena hukum karma juga, dan apabila dia diingatkan tentang sumpah dan tidak menyadari konsekwensinya dan memilihnya untuk tetap berbohong maka itu pilihan karma dia juga (artinya kalau masih bohong berarti memang org itu sudah tidak ada akhlak yg baik) maka bukan berarti kita ingin dia lebih menderita, jadi dikembalikan kepada niat kita. Misal dengan kita tantang dengan sumpah, bisa jadi mengingatkan agar perilaku itu tidak diulang2 dan dia sadar, tetapi kalau dengan sadar dia mengambil konsekwensi yg kita sampaikan, maka itu bukan salah kita tetapi dia yg memilihnya sendiri.
Tetapi memang cara menantang sumpah tidak boleh diumbar sedemikian rupa, gunakan panna kita utk melihat seberapa jauh bandelnya org itu, misal dalam hal kebohongan jika dihubungkan dengan bisnis dan dunia kerja. Jadi ini hanya salah satu cara saja menyadarkan orang, diatas hukum masih ada hukum lagi. Jadi harus ada keseimbangan antara cinta kasih , kebijaksanaan dan ketegasan. _/\_
Quote from: Mr.Jhonz on 17 April 2009, 09:43:52 PM
Sebagai buddhist yg baik,apakah kita boleh menantang orang lain dgn kata 'sumpah'?
Contoh; "u berani sumpah ga?kalo bohong,7 kehidupan mendatang terlahir cacat lho..."
disatu sisi bertentangan dgn karaniyametta sutta
di sisi lain berusaha mendapatkan pengakuan jujur dgn menakuti orang...
Kondisinya, disaat orang menekankan kita untuk menyebut kata 'sumpah' intinya orang itu kurang percaya kepada kita... Bukankah itu adalah kamma vipaka kita ? :)
salam... Namo Buddhaya ... _/\_ ...
Quote from: Mr.Jhonz on 18 April 2009, 07:36:13 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 18 April 2009, 07:15:17 PM
Kalau kita memaksa orang lain untuk bersumpah, berarti kita telah memaksakan kehendak kita sendiri terhadap orang lain tersebut
Lebih bagus kita membangkitkan kesadaran orang tersebut, bahwa perilakunya itu tidak baik
Lama2 kita yang jadi kebiasaan, dikit2 bawa sumpah melulu terhadap orang lain; "Sumpeh Lo?"
Itukan jadi tidak baik bagi diri kita juga dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan
tapi kalo keadaan kepepet/terdesak ga apa2 kan? :)
kalo tantangan 'sumpah' diperhalus bagaimana?
Contoh,"jangan berbohong,ga baik di akhirat,kalo bohong u tahu diapaiin ga di neraka?"
tapi kalo ditantang begitu tu orang mana takut...
Jadi Serba salah
Kalo sekadar memberitahu sih tidak apa2, tapi tidak disertai dengan ancaman masuk neraka segala, sebab kita tidak tahu kapasitas dan sejauh mana perbuatan dan buah kamma yang akan dia petik nantinya, selain itu dia sudah besar kan ? apalagi kalo sudah dewasa, yah harus tau diri lah..
Quote from: Mr.Jhonz on 17 April 2009, 09:43:52 PM
Begini para senior..
Sebagai buddhist yg baik,apakah kita boleh menantang orang lain dgn kata 'sumpah'?
Contoh; "u berani sumpah ga?kalo bohong,7 kehidupan mendatang terlahir cacat lho..."
disatu sisi bertentangan dgn karaniyametta sutta
di sisi lain berusaha mendapatkan pengakuan jujur dgn menakuti orang...
Mohon bantuannya
bagi para semua yang cuma "tunduk percaya dan yakin" pd kata "sumpah" , maka mereka akan sering "dikalahkan/dibohongi" oleh penggunaan kata itu!
kenapa??
kita paham dlm buddhism dikatakan bahwa suatu perbuatan disebut "suatu benar2 perbuatan" hanya jika diawali dulu oleh kehendak/niat!
bagaimana dgn perbuatan yang sama sekali tidak diawali oleh niat/kehendak? apakah itu bisa digolongan dlm kelompok kata "perbuatan"?
jadi...
jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!
ika.
gw sumpahin loe semua kaya dan berbahagia =))
gw terima sumpahnya dengan mas kawin sebesar sumo Mr. Jhonz.. :))
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 11:18:20 AM
jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!
ika.
Menarik, Bro Ika, Bisakah seseorang mengucapkan sumpah tanpa didahului oleh kehendak? setahu saya orang yang mengucapkan sesuatu tanpa kehendak disebut, dalam bahasa sehari2, MENGIGAU.
saya mohon. . .bro2x jangan ngucapin sumpah sembarangan. jangan. . .
apapun keadaan dan alasannya. jangan. . . .
btw. . . ada yg tahu forum selain wihara dan dhammacitta ga bro?
Quote from: HITAM-PUTIH on 23 April 2009, 10:46:01 PM
saya mohon. . .bro2x jangan ngucapin sumpah sembarangan. jangan. . .
apapun keadaan dan alasannya. jangan. . . .
btw. . . ada yg tahu forum selain wihara dan dhammacitta ga bro?
permohonan diterima.
Emang ada pengalaman buruk dgn sumpah?
Mengenai forum,coba klik di 'buddhisme untuk pemula' di sana ada 'website2 buddhis'
thank
Quote from: Indra on 23 April 2009, 10:38:44 PM
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 11:18:20 AM
jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!
ika.
Menarik, Bro Ika, Bisakah seseorang mengucapkan sumpah tanpa didahului oleh kehendak? setahu saya orang yang mengucapkan sesuatu tanpa kehendak disebut, dalam bahasa sehari2, MENGIGAU.
jika menggigau tsb dialkukan tanpa didahului oleh niat/kehendak, menurut anda pribadi akan kah hal tindakan itu memberikan buah karma?
ika.
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 11:20:05 AM
Quote from: Indra on 23 April 2009, 10:38:44 PM
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 11:18:20 AM
jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!
ika.
Menarik, Bro Ika, Bisakah seseorang mengucapkan sumpah tanpa didahului oleh kehendak? setahu saya orang yang mengucapkan sesuatu tanpa kehendak disebut, dalam bahasa sehari2, MENGIGAU.
jika menggigau tsb dialkukan tanpa didahului oleh niat/kehendak, menurut anda pribadi akan kah hal tindakan itu memberikan buah karma?
ika.
Mengigau, karena diucapkan saat orang tersebut dalam keadaan tidak sadar, tentu saja ini juga tanpa kehendak, karma adalah kehendak, bukan? maka anda bisa melanjutkan sendiri.
Saya perhatikan anda lebih suka bertanya daripada menjawab. Bro Ika, bisakah anda mengubah kebiasaan buruk anda? saya yakin anda memiliki pengalaman dan pengetahuan yg cukup baik, jadi cobalah dalam sebuah forum diskusi anda lebih dermawan sedikit dengan membagikan pengetahuan dan pengalaman anda dengan cara menjawab pertanyaan bukan cuma bertanya, bertanya, bertanya. saya akan senang sekali melihat postingan anda yg tanpa tanda tanya.
nah, dalam quote saya di atas, ada pertanyaan yg menunggu jawaban. silahkan.
Quote from: Indra on 24 April 2009, 11:25:25 AM
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 11:20:05 AM
Quote from: Indra on 23 April 2009, 10:38:44 PM
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 11:18:20 AM
jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!
ika.
Menarik, Bro Ika, Bisakah seseorang mengucapkan sumpah tanpa didahului oleh kehendak? setahu saya orang yang mengucapkan sesuatu tanpa kehendak disebut, dalam bahasa sehari2, MENGIGAU.
jika menggigau tsb dialkukan tanpa didahului oleh niat/kehendak, menurut anda pribadi akan kah hal tindakan itu memberikan buah karma?
ika.
Mengigau, karena diucapkan saat orang tersebut dalam keadaan tidak sadar, tentu saja ini juga tanpa kehendak, karma adalah kehendak, bukan? maka anda bisa melanjutkan sendiri.
Saya perhatikan anda lebih suka bertanya daripada menjawab. Bro Ika, bisakah anda mengubah kebiasaan buruk anda? saya yakin anda memiliki pengalaman dan pengetahuan yg cukup baik, jadi cobalah dalam sebuah forum diskusi anda lebih dermawan sedikit dengan membagikan pengetahuan dan pengalaman anda dengan cara menjawab pertanyaan bukan cuma bertanya, bertanya, bertanya. saya akan senang sekali melihat postingan anda yg tanpa tanda tanya.
nah, dalam quote saya di atas, ada pertanyaan yg menunggu jawaban. silahkan.
saya pikir anda sebaiknya renungkan dulu ungkapan "bertindak tanpa niat" dan hubungannya dgn "tindakan tanpa buah karma"!
apakah buddhism tidak pernah membahas ttg itu?
apakah buddhism cuma sepenuhnya membahas ttg hal tindakan yang pasti akan menghasilkan buah karma?
by and by, pertanyaan apa yang anda maksud yang menunggu jwban itu?
ika.
Quote from: Indra on 23 April 2009, 10:38:44 PM
Quote from: ika_polim on 23 April 2009, 11:18:20 AM
jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!
ika.
Menarik, Bro Ika, Bisakah seseorang mengucapkan sumpah tanpa didahului oleh kehendak? setahu saya orang yang mengucapkan sesuatu tanpa kehendak disebut, dalam bahasa sehari2, MENGIGAU.
[at] Mr Jhonz
thanks
atas petunjuknya. ada, tapi rahasia dunk. . . .
menantang seseorang untuk membuktikan kebenaran sebenarnya melalui sumpah sebenarnya bukan masalah bagaimana, asalkan batin mencari kebenaran dan buka kebencian....
isi kalimat nya diganti saja lah...
misalkan kita sudah tahu objek berbohong, bilang saja kalau "kebohongan mu sudah saya tahu,apa kamu senang bohong sama aku."
tapi jika anda melatih kemampuan diri, anda bisa tahu kalau objek itu bohong apa jujur.
mirip dengan kemampuan deny darko( the master gitu loh ) ^^
salam metta.