Iya...setuju. Siapa nyang tau maksudnya untuk 5 tahun lagi?
Quote from: williamhalim on 17 April 2009, 08:17:54 AM
Gagal Jadi Caleg, Junaedi Manurung Bagi-bagi Uang dan Sembako
Khairul Ikhwan - detikPemilu
Jakarta - Meski gagal merebut kursi legislatif DPRD Medan, caleg Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Junaedi Manurung tetap peduli warga miskin di daerahnya. Dia membagi-bagikan uang dan sembako, Kamis (16/4/2009).
Caleg nomor urut 11 Daerah Pemilihan (Dapem) Medan 1 ini membagikan uang pecahan Rp 1.000 kepada puluhan anak dari keluarga miskin di kawasan Mandala, Medan Denai. Sementara kepada keluarga kurang mampu, Manurung memberikan sembako berupa beras sebanyak dua kilogram.
Menurut mantan polisi yang memilih pensiun muda ini, keikutsertaan dalam Pemilu 2009 sebagai caleg bukan semata-mata berharap duduk sebagai anggota dewan, namun hanya sebagai jalan untuk membantu masyarakat kurang mampu.
"Sebagai caleg bukan semata-mata untuk menang, tapi biar bisa membantu orang banyak," kata Manurung.
Manurung menyatakan, pada Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif 9 April lalu, ia hanya memperoleh tidak lebih dari 600 suara di daerah pemilihannya. Jauh dari cukup untuk tiket menjadi anggota DPRD Medan. Ketika ditanya dana yang telah dihabiskan saat kampanye, Manurung hanya tersenyum. Ayah tiga anak ini hanya mengatakan, dana yang dihabiskan tidak sedikit.
Bantuan sembako membuat Junaedi menuai simpati dari masyarakat, terutama warga penerima sumbangan. Warga berterima kasih dan berdoa agar Manurung tabah karena gagal menjadi anggota dewan.
"Walau tidak menang, semoga Pak Manurung tidak stres, panjang umur dan sehat selalu," ucap Tiurlan, salah seorang penerima bantuan.
( rul / anw )
-----------------------
Setidaknya caleg yg satu ini tidak merespon negatif vipaka yg diterimanya.
Ia malah berhasil menanamkan 'kamma baik' atas 'vipaka buruk' yg menimpanya.
Kasus yg terjadi pada Bapak Manurung tsb, sesungguhnya merupakan cerminan kehidupan yg sangat jelas dari kehidupan kita sehari2....
Dalam keseharian kita, secara kasat mata, ratusan kali kita menerima 'vipaka buruk' / 'situasi yg tidak menyenangkan'. Contoh2 situasi/keadaan yg tidak menyenangkan ini, misalnya: kita dimaki, anak malas mandi, lagi kerja diganggu, hasil kerja kita tidak diacuhkan boss, kemacetan dijalan, dagangan yg sedang merugi, dsbnya... Keadaan yg kurang menyenangkan ini sudah tidak bisa diubah dan berada diluar kontrol kita. Selanjutnya, apakah kita akan memberikan reaksi yg negatif atau memberikan reaksi yg positif terhadap
situasi yg telah terjadi ini? Hidup adalah pilihan. Pak Manurung telah menentukan pilihannya yg membawa kebahagiaan bagi dirinya, lingkungannya dan juga, kita yg membacanya.
Pak Manurung telah dengan bijaksana "menanggapi apapun hasilnya tanpa kemelekatan".
::
Koko Willi...anumodana atas postingannya..._/\_ (sy baru baca skrg :D)
Muditacittena atas perbuatan baik yg telah di lakukan oleh Pak Manurung.
btw..saya dikirimin email oleh teman..email yg berisi ttg caleg juga....caleg2 tersebut mendapat "vipaka buruk" dan merespon/menanamkan "kamma buruk" ...emailnya yaitu sbb:
1. Caleg SK di Dapil I Kabupaten Sumbawa menarik kembali bantuan sebuah mesin genset yang di sumbangkannya ke mesjid.
Selain itu, ia juga menarik bantuan dana sebesar Rp 1 juta yang disumbangkannya ke dua mushallah.
2. Caleg AH di Dapil I Kabupaten Sumbawa, sebelumnya ia menyumbang 100 buah kursi plastik dan 25 zak semen ke sebuah
MTS di Kecamatan Labangka, Namun karena kecewa tidak meraih suara yang diharapkan, AH menarik kembali kursi dan semen
tersebut.
3. Oknum caleg di Kota Sumbawa Besar yang tidak disebut nama dan parpolnya, meminta kembali uang sebesar Rp 20 ribu per
orang yang diberikan dengan target 50 hingga 60 suara. Namun di pemilu, perolehan yang ada hanya ada saksi dan keluarga
tim sukses.
4. Caleg nomor urut 9 dari Partai Golkar dari Kota Bogor,Yuniar, melalui tim suksesnya berinisial SB, menarik kembali
ratusan buku tabungan masing-masing senilai Rp50.000 bertuliskan Karya Nyata Sejahtera yang dibagikan saat kampanye di
Kampung Muara, RW 11/14, Kelurahan Pasirjaya,Kecamatan Bogor Barat.Namun saat hasil suara dihitung, dari jumlah DPT
yang jumlahnya sekitar 900 suara,nama Yuniar hanya memperoleh di bawah 10 suara di RW 11 dan 14.
5. Caleg Partai Golkar dari Daerah Pemilihan I Dumai Timur Aswin memalui tim suksesnya mencabut kembali lima tiang
listrik yang telah dipasang untuk menyalurkan listrik kewarga setempat.
6. Caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banjar, Jawa Barat, Srihayati, 23, ditemukan tewas gantung diri
sekitar pukul 07.30 WIB Selasa (14/4).Ibu muda yang mencalonkan diri untuk daerah pemilihan (dapil) I Kota Banjar
dengan nomor urut 8 itu ditemukan tewas di sebuah saung bambu di Dusun Limusnunggal RT01/01, Desa Bangunjaya,Kecamata n
Langkaplancar, Kabupaten Ciamis.
7. Seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pahala Sianipar ditemukan tewas
di kediamannya, Senin (19/04) malam. Ia tewas bunuh diri akibat menenggak obat pembasmi serangga di dalam kamarnya. Di
kediamannya Jalan Pintu Air, Kecamatan Medan Kota.
8. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang
Caleg yang kalah. Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat
gantung diri di kediamannya, Jumat (10/4). Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia
aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini
dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan
istrinya.
9. Lazuardi, seorang caleg DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat, meninggal Senin (13/4) malam lalu. Ia meninggal
beberapa jam setelah mengikuti penghitungan suara pemilu. Diduga caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
(PKPI) ini meninggal karena terlalu lelah dan stres mengikuti rangkaian proses pemilu. Ditambah perolehan suara tak
cukup untuk menjadikannya legislator.
10. Sri Sumini, caleg dari Partai Demokrat di Solo, Jawa Tengah, meninggal akibat serangan jantung dan lever pada hari
Minggu (12/4). Menurut keluarga, sejak masa kampanye hingga usai pencontrengan sang caleg lebih pendiam dan terkesan
menyimpan beban pikiran.
11. Di Cirebon, sebanyak 15 orang caleg mengalami depresi dan memilih melakukan pengobatan spiritual untuk menyembuhkan
depresi kepada Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.
12. Seorang calon legislator daerah pemilihan Tangerang, di perumahan elit Alam Sutera Kunciran, stres dan marah-marah
karena kalah dalam pemilu legislatif 9 April lalu.Sekitar pukul 17.00 WIB (9/4) saat penghitungan suara dilakukan,
seorang pria (40) yang merupakan caleg dari partai tertentu, terlihat frustasi saat mengatahui kalah dalam perolehan
suara. Dia merangkak di pinggir jalan dengan membawa-bawa cangkir sambil meminta-minta uang kepada orang yang berlalu
lalang, katanya kembalikan uang saya, kata caleg itu.
13. Salah seorang caleg Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dari Bulukumba; Andi Langade Karaeng Mappangille
Minggu (12/4) bersama tim suksesnya nekat melakukan penutupan jalan sepanjang 3 km. Tindakan tersebut diduga akibat
perolehan suaranya yang tidak mencukupi menjadi caleg terpilih.
14. Di Ternate, Maluku Utara, seorang caleg berinisial HT meminta kembali televisi yang sudah disumbangkan ke warga.
Ini dilakukan karena perolehan suara sang caleg sangat rendah. Kejadian ini terjadi di RT 02 Kelurahan Falawaja II,
Kota Ternate Selatan.
15. Seorang caleg di Cirebon, Jawa Barat, kini sering melamun dan mengurung diri. Nasib ini menimpa Iwan Setiawan,
caleg Partai Patriot asal Kabupaten Kuningan. Apa yang dialami Iwan ini bisa jadi hanya satu dari banyak kasus yang
bakal terjadi. Setelah mengetahui hasil penghitungan suara tidak sesuai harapan, pria berusia 29 tahun ini mendadak
menjadi pendiam dan sering mengurung diri di kamar. Keluarganya menduga, perilaku Iwan Setiawan terjadi karena
kekalahannya dalam pemilu 9 April lalu. Iwan Setiawan memang telah menghabiskan uang yang banyak untuk kampanye.
Setidaknya Rp 300 juta ludes dibuyurkan.
16. Ni Putu Lilik Heliawati (45), caleg nomor tiga Partai Hanura untuk DPRD Buleleng, meninggal dunia secara mendadak
di rumahnya Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.Musibah terjadi Kamis (9/4) malam sekitar pukul 23.30 Wita itu.
Heliawati diduga meninggal akibat serangan jantung setelah menerima telepon dari tim suksesnya bahwa perolehan suara
yang bersangkutan tidak memenuhi harapan.
17. Caleg nomor urut 15 Daerah Pemilihan (Dapil) berinisial S Sirimau untuk DPRD Kota Ambon, hendak menarik kembali
karpet yang telah disumbangkan kepada ibu-ibu pengajian setempat.
18. Caleg DPRD Kulon Progo menarik kembali sejumlah hadiah dan sumbangan yang pernah ia berikan kepada warga Desa
Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Caleg yang menarik kembali sumbangan kampanyenya itu, S, caleg perempuan.Saat masa
kampanye, S cukup sering memberikan sumbangan dan hadiah kepada warga. Di Dusun Kamal, Karangsari, misalnya, ia
memberikan 14 zak semen untuk pembuatan jalan konblok. Menurut warga, S juga memberikan bantuan alat musik drumband dan
uang tunai Rp 2,5 juta.
19. Di Kalimantan Tengah muncul dua caleg dan tiga simpatisan partai yang mengalami tekanan psikis. Dua dari lima orang
itu mengalami gangguan jiwa ringan atau stres, seorang gangguan jiwa sedang atau depresi. Dua lainnya mengalami
gangguan jiwa berat: terus mengoceh, murung, serta tak mau makan serta Minum. Kelimanya kini dirawat di Balai Kesehatan
Jiwa Masyarakat Kalawa Atei, Kalteng.
20. Dahlan, caleg DPRD Bulukumba dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Caleg nomor urut tiga yang bertarung di
Dapil I Kecamatan Herlang, Bonto Tiro dan Kajang ini, melakukan aksi penyegelan gedung SDN 225 Kajang-Kajang, Desa
Borong, Kecamatan Herlang.Dahlan mulai menyegel sekolah ini sejak Sabtu (11/4) malam lalu dengan cara mengikat pintu
gerbang sekolah menggunakan tali. Ia menyatakan, lahan yang ditempati gedung sekolah itu adalah miliknya.
21. Caleg EP dari partai RepublikaN menggusur 42 KK dari lahan tempat mereka tinggal di kawasan Daeo, desa Gura,
kecamatan Tobelo, kabupaten Halmahera Utara (Halut). Tergusurnya warga itu dikarenakan ada pengusiran dari pemilik
lahan yang beralasan bahwa tempat tinggal warga "menumpang" itu akan dibangun tempat usaha. EP yang merupakan caleg
dari partai RepublikaN tak memperoleh satupun suara dari TPS para warga berdomisili, yang menjadi pemicu dari
penggusuran tersebut.
22. Tim sukses salah satu caleg dari partai Golkar di Dapil I Ternate (Ternate Selatan-Moti) yang menarik televisi yang
diberikan di pangkalan ojek Falajawa II, Kelurahan Kayu Merah, termasuk merusak pangkalan tersebut hanya beberapa jam
setelah penghitungan suara berakhir.
23. Tim sukses Caleg berinisial MG di Kelurahan Jati Ternate melakukanpenarikan televisi dan bantuan semen. Hal ini
dilakukan karena suara yang diperolehnya tidak sesuai dengan harapan.
_/\_ :lotus:
Begitulah kebanyakan politikus, hanya menginginkan kesuksesan pribadi...
Lucunya, mereka semua bermental lemah, tapi ingin menjadi wakil rakyat...
Lebih baik bina dulu mental dan akhlak budi, baru jadi wakil rakyat, jangan cuma menang ngoceh dan menjilat!