Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Jhana78 on 13 April 2009, 03:57:17 PM

Title: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 13 April 2009, 03:57:17 PM
dalam salah satu buku budhist saya pernah membaca bahwa budha mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala, para penulis (pemikir) dianggap rendah, tapi saat ini dihargai setinggi-tingginya. dahulu ada orang-orang yang mengerti jalan kesucian, kemudian memisahkan hidup di hutan bersemedhi. mereka hdiup dengan makanan seadanya, dengn akar-akaran, dan pucuk-pucukan, serta bermeditasi untuk menjalankan kehidupan suci. mereka ini dipuji dan dihargai setinggi-tingginya. dan mereka disebut Jayaka, artinya yang bersemedhi.

kemudian sebagian mereka tidak tahan dengan hidup bersemedhi di hutan, sehingga meninggalkan hutan untuk pindah ke pinggiran hutan dan menulis. (filsuf/pemikir). mereka dihina dan direndahkan, karena dianggap tidak sanggup bersemedhi. dan mereka disebut Ajayaka.

maaf ya sobat, saya tidak ingat ini sempalan dari sutta yang mana. kalau ada yang bisa mengutipkan yang lebih baik, terima kasih.

hanya, yang saya simpulkan dari situ adalah :

berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.

sobat...

benarkah kesimpulan saya tersebut?
kalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?

dan sang budha banyak membahas tentang lumpur konsep.
apakah yang dimaksud dnegan lumpur konsep?

apakah orang yang gemar berdiskusi itu terjebak dalam lumpur konsep?

dan sang budha berkata, " didalam tengkorak ada otak. orang bodoh menganggapnya barang bagus."

padahal kita tahu, bersasarkan pandangan umum otak adalah hal sangat berharga bagi manusia.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: hatRed on 13 April 2009, 04:32:46 PM
Quote from: Jhana78 on 13 April 2009, 03:57:17 PM
hanya, yang saya simpulkan dari situ adalah :

berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.


kenapa berpikir merupakan sesuatu yg lebih rendah daripada samadhi?
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 13 April 2009, 04:44:36 PM
waduah... hatred..! saya lagi nunggu pencerahan dari anda.

coba deh baca penuturan sang budha tentang jayaka  dan ajayaka. saya lupa nama suttanya.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 13 April 2009, 04:47:34 PM
semoga datang seorang dewa yang memposting komentarnya di thread ini, untuk ngasih pencerahan padaku.

(dewa bisa posting enggak yah?)
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: hatRed on 13 April 2009, 04:50:03 PM
ya uda ntar i cari2 dulu suttanya.. :hammer:

mank yg e post gak lengkap?

tenang aja Tuhan hatRed siap memberi pencerahan.. hhahaaahahahaa.............
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Indra on 13 April 2009, 04:51:50 PM
DN 27: Aganna Sutta

Quote
23. 'Kemudian beberapa makhluk ini berpikir: "Hal-hal jahat telah muncul di tengah-tengah para makhluk, seperti mengambil apa yang tidak diberikan, dan mencela, dan berbohong, hukuman dan pengusiran. Kita harus menyingkirkan hal-hal jahat dan tidak bermanfaat." Dan mereka melakukan [94] hal itu. "Mereka menyingkirkan  hal-hal jahat dan tidak bermanfaat" adalah arti dari Brahmana,  yang merupakan gelar pertama yang diperkenalkan untuk orang-orang demikian. Mereka mendirikan gubuk-gubuk daun di tempat-tempat di dalam hutan dan bermeditasi di dalamnya. Dengan api dipadamkan, dengan penumbuk padi disingkirkan, mengumpulkan makanan untuk makan pagi dan malam mereka, mereka pergi ke desa, kota atau ibukota untuk mencari makanan, dan kemudian kembali ke gubuk daun mereka untuk bermeditasi. Orang-orang melihat hal ini dan memperhatikan bagaimana mereka bermeditasi. "Mereka bermeditasi"  adalah arti dari Jhàyaka,  yang adalah gelar kedua yang diperkenalkan.

23. 'Akan tetapi, beberapa makhluk, tidak mampu bermeditasi di gubuk daun, mereka bertempat tinggal di dekat desa dan kota dan menyusun buku.  Orang-orang melihat mereka melihat hal ini dan tidak bermeditasi. "Sekarang orang-orang ini tidak bermeditasi"  adalah arti dari Ajjhàyaka,  yang adalah gelar ketiga yang diperkenalkan. Pada masa itu, ini dianggap sebutan yang rendah, tetapi sekarang sebutan ini menjadi lebih tinggi. Inilah kemudian, Vàseññha, yang menjadi asal-usul dari kasta Brahmana, sesuai dengan gelar masa lampau yang diperkenalkan untuk menyebut mereka. [95] Mereka berasal dari makhluk-makhluk yang sama seperti mereka, tidak ada perbedaan, dan sesuai dengan Dhamma, bukan sebaliknya.

   Dhamma adalah yang terbaik baik bagi manusia
   Dalam kehidupan ini maupun kehidupan berikutnya.


Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Lily W on 13 April 2009, 04:56:35 PM
Quote from: Jhana78 on 13 April 2009, 04:47:34 PM
semoga datang seorang dewa yang memposting komentarnya di thread ini, untuk ngasih pencerahan padaku.

(dewa bisa posting enggak yah?)

Wah...nanti Tuhan akan mengundang dewa nya ke sini....hehehe...

Kira2 siapa yah ...yg akan pake nick "Dewa" itu? hmmm...wakakaka... suatu hari akan muncul nick itu di forum dc ini...;D kita tunggu aja yaah...

_/\_ :lotus:

Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: markosprawira on 13 April 2009, 04:58:01 PM
Quote from: Jhana78 on 13 April 2009, 03:57:17 PM
dalam salah satu buku budhist saya pernah membaca bahwa budha mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala, para penulis (pemikir) dianggap rendah, tapi saat ini dihargai setinggi-tingginya. dahulu ada orang-orang yang mengerti jalan kesucian, kemudian memisahkan hidup di hutan bersemedhi. mereka hdiup dengan makanan seadanya, dengn akar-akaran, dan pucuk-pucukan, serta bermeditasi untuk menjalankan kehidupan suci. mereka ini dipuji dan dihargai setinggi-tingginya. dan mereka disebut Jayaka, artinya yang bersemedhi.

kemudian sebagian mereka tidak tahan dengan hidup bersemedhi di hutan, sehingga meninggalkan hutan untuk pindah ke pinggiran hutan dan menulis. (filsuf/pemikir). mereka dihina dan direndahkan, karena dianggap tidak sanggup bersemedhi. dan mereka disebut Ajayaka.

maaf ya sobat, saya tidak ingat ini sempalan dari sutta yang mana. kalau ada yang bisa mengutipkan yang lebih baik, terima kasih.

hanya, yang saya simpulkan dari situ adalah :

berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.

sobat...

benarkah kesimpulan saya tersebut?
kalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?

dan sang budha banyak membahas tentang lumpur konsep.
apakah yang dimaksud dnegan lumpur konsep?

apakah orang yang gemar berdiskusi itu terjebak dalam lumpur konsep?

dan sang budha berkata, " didalam tengkorak ada otak. orang bodoh menganggapnya barang bagus."

padahal kita tahu, bersasarkan pandangan umum otak adalah hal sangat berharga bagi manusia.

dear Jhana,

Kalau saya lihat, yg dimaksud dengan para pemikir itu adl mereka yg hanya memikirkan saja namun tidak mempraktekkan dalam hidup sehari2

Dalam samadhi samatha pun, yg dikonsentrasikan pun sebenarnya adalah pikiran pada objek tertentu

Jadi bukan pikiran yg lebih rendah ketimbang samadhi namun bagaimana implementasi "apa yg dipikirkan"
Sama seperti diskusi, tukar pikiran : itu adl kegiatan yg sangat bermanfaat, bahkan salah satu bentuk panna/kebijaksanaan adalah Suttamaya panna (Panna yg diperoleh dari banyak membaca sutta)
Namun Panna yg lebih tinggi adalah Cintamaya Panna (mempraktekkan) dan Bhavanamaya Panna (merenungkan)

Lumpur konsep : Mirip seperti diatas, hanya tahu teori2, merasa senang dan bangga (ada cetasika Mana/sombong) dengan bahasa yg tinggi2 namun minim praktek ke batin

Mengenai Otak : Dalam buddhism, otak hanyalah sebagai perantara dari panca indera dengan pusat kesadaran di hadayarupa

Maap jika ada penjelasan yg kurang mengena

Metta
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: hatRed on 13 April 2009, 04:58:41 PM
bingung juga apa hubungan

berpikir dan kemalasan dengan cerita tersebut ya ::)

tapi menurut i berpikir bukan bentuk kemalasan dari meditasi, melainkan penghalang.....
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Indra on 13 April 2009, 05:01:56 PM
mungkin harus dilihat dari situasinya, misalnya jika kita sedang bermeditasi, tapi pikiran memikirkan pekerjaan, tentu ini artinya malas bermeditasi. Tapi sebaliknya jika kita sedang bekerja, tapi kita malah asyik memperhatikan keluar masuk nafas dan akibatnya pekerjaan jadi terlantar, itu berarti malas bekerja.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: hatRed on 13 April 2009, 05:07:07 PM
Quote from: Indra on 13 April 2009, 05:01:56 PM
mungkin harus dilihat dari situasinya, misalnya jika kita sedang bermeditasi, tapi pikiran memikirkan pekerjaan, tentu ini artinya malas bermeditasi. Tapi sebaliknya jika kita sedang bekerja, tapi kita malah asyik memperhatikan keluar masuk nafas dan akibatnya pekerjaan jadi terlantar, itu berarti malas bekerja.

ada betoelnya juga ;D
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Dhamma Sukkha on 13 April 2009, 05:43:05 PM
Quote from: Jhana78 on 13 April 2009, 03:57:17 PM
dalam salah satu buku budhist saya pernah membaca bahwa budha mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala, para penulis (pemikir) dianggap rendah, tapi saat ini dihargai setinggi-tingginya. dahulu ada orang-orang yang mengerti jalan kesucian, kemudian memisahkan hidup di hutan bersemedhi. mereka hdiup dengan makanan seadanya, dengn akar-akaran, dan pucuk-pucukan, serta bermeditasi untuk menjalankan kehidupan suci. mereka ini dipuji dan dihargai setinggi-tingginya. dan mereka disebut Jayaka, artinya yang bersemedhi.

kemudian sebagian mereka tidak tahan dengan hidup bersemedhi di hutan, sehingga meninggalkan hutan untuk pindah ke pinggiran hutan dan menulis. (filsuf/pemikir). mereka dihina dan direndahkan, karena dianggap tidak sanggup bersemedhi. dan mereka disebut Ajayaka.

maaf ya sobat, saya tidak ingat ini sempalan dari sutta yang mana. kalau ada yang bisa mengutipkan yang lebih baik, terima kasih.

hanya, yang saya simpulkan dari situ adalah :

berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.

sobat...

benarkah kesimpulan saya tersebut?
kalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?

dan sang budha banyak membahas tentang lumpur konsep.
apakah yang dimaksud dnegan lumpur konsep?

apakah orang yang gemar berdiskusi itu terjebak dalam lumpur konsep?

dan sang budha berkata, " didalam tengkorak ada otak. orang bodoh menganggapnya barang bagus."

padahal kita tahu, bersasarkan pandangan umum otak adalah hal sangat berharga bagi manusia.
jhana, jhanaa...
klo menurut cerita yg jhana ceritakan secara ringkas, disebutkan bahwa para ajayakanya meninggalkan hidup bersemedhi, lalu ke pinggir hutan menulis (filsuf/pemikir)
menurut wnya, mereka dicela bukan karena berpikir jhana.... ;D ;D ;D
tapi karenaa mereka tidak mau berusaha melatih meditasi merekaa jhanaa, dengan kata lain mereka tidak bersemangat dalam melatih semedhi jhanaa.....
oleh karena itu mereka dihinaa, karena kemudahan menyerah merekaa\;D/\;D/\;D/

Quotekalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?
Bilamanakah seseorang itu dikatakan sebagai seorang pemalas? :D :D :D
bila ia berkata masih terlalu pagi, maka ia tidak bekerja...
bila ia berkata sudah kesiangan, maka ia tidak bekerja...
bila ia berkata masih terlalu panas, masih terlalu dingin, maka ia tidak bekerja...
berkata masih lapar, terlalu kenyang maka ia tidak bekerja...
^
^salah satu wujud kemalasan...^^"
dan klo gak salah di Anguttara Nikaya ada sutta tentang kemalasannya... :-? :-? :-?
(perasaannya pernah terbuka sutta ttg kemalasan di AN klo gak salah...^^"")
jadi, seseorang dikatakan pemalas itu tergantung...^^"""

Quote
berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.
klo berpikir utk berbuat kebajikan(berpikiran baik), malaskah itu? :-? :-? :-?
berpikir tentang kebijaksanaan(bepikir dgn bijak), rendahkah itu? :-? :-? :-?


Metta Cittena,
Citta _/\_
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: bond on 13 April 2009, 05:58:31 PM
Dewanya uda nongol memberi pencerahan  ;D
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: sobat-dharma on 13 April 2009, 06:33:18 PM
Quote from: Jhana78 on 13 April 2009, 03:57:17 PM

benarkah kesimpulan saya tersebut?
kalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?


Kita semua memang pemalas!
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 14 April 2009, 02:23:08 PM
 [at]  Lily, indra, hatred, Jhana78, citta Devi, markosprawira, sobat-dharma, & bond

terima kasih banyak atas postingannya.
sekarang saya sudah mengerti.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Dhamma Sukkha on 14 April 2009, 07:00:14 PM
Quote from: Jhana78 on 14 April 2009, 02:23:08 PM
[at]  Lily, indra, hatred, Jhana78, citta Devi, markosprawira, sobat-dharma, & bond

terima kasih banyak atas postingannya.
sekarang saya sudah mengerti.
Jhana, jhana, ngerti apa cobaa? :D :D :D
dishare2 lhaa yg dingerti ituu \;D/\;D/\;D/
biar kita semua sama2 mengertiii\;D/\;D/\;D/

Metta Cittena,
Citta _/\_
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: sobat-dharma on 15 April 2009, 11:40:16 PM
Quote from: Citta Devi on 14 April 2009, 07:00:14 PM
Quote from: Jhana78 on 14 April 2009, 02:23:08 PM
[at]  Lily, indra, hatred, Jhana78, citta Devi, markosprawira, sobat-dharma, & bond

terima kasih banyak atas postingannya.
sekarang saya sudah mengerti.
Jhana, jhana, ngerti apa cobaa? :D :D :D
dishare2 lhaa yg dingerti ituu \;D/\;D/\;D/
biar kita semua sama2 mengertiii\;D/\;D/\;D/

Metta Cittena,
Citta _/\_

setuju, share dong...
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 25 April 2009, 12:58:33 PM
^ yang saya ngerti :

kalau bermeditasi pada saat seharusnya bekerja, itu berarti malas bekerja.
kalau bekerja pada saat seharusnya bermeditasi, berarti itu malas bermeditasi.

saya sering meninggalkan pekerjaan untuk bermeditasi. hasilnya, sulit sekali berkembang. mungkin karena saya menjadikan meditasi sebagai realisasi kemalasan kerja saja.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 25 April 2009, 09:02:53 PM
                 jhana km ini dapat ide itu dr mana????
berpikir itu perlu tenaga lo,coba km banyak pikiran pasti km cepat lapar
klo gt direktur yg kerjanya cuman mikir itu malas?
km sekolah pakai apa sobat?
maka semua orang jd kuli atau petapa saja.
justru byk orang malas itu tdk suka berpikir
orang yg tidak suka berpikir juga biasanya malas n gagal n bodoh
dalam buddhis berdiskusi dhamma juga merupakan salah satu kebiasaan baik
meditasi n berpikir adalah dua hal yg beda
meditasi adalah melatih pikiran
berpikir adalah menggunakan pikiran
arahat juga berpikir
tanpa berpikir orang akan dianggap mati(mati suri)
orang gila jg berpikir tp kurang waras
individu terdiri dari nama n rupa
atau batin n raga batin dlm buddhis itu pikiran
bekerja bisa saja bersamaan dg meditasi dg cara menjdikan kerja itu sebagai obyek


nah pikirkan baik2 jgnlah tidak mau berpikir ya
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 25 April 2009, 09:06:46 PM
              lumpur konsep maksudnya adalah jgn melekat pd konsep itu sendiri
harus direalisasikan,misalnya byk orang berdiskusi trus tentang sunya nibana termasuk km tentang jhana tp tidak cb merealisasikannya atau dipraktekkan.buddha membabarkan dhamma dg berbagai cara terhadap orang yg berbeda memakai gaya bahasa yg berbeda.mksud sang buddha jgn pakai logika trus
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: lophenk on 26 April 2009, 12:09:52 PM
Quote from: Jhana78 on 25 April 2009, 12:58:33 PM
^ yang saya ngerti :

kalau bermeditasi pada saat seharusnya bekerja, itu berarti malas bekerja.
kalau bekerja pada saat seharusnya bermeditasi, berarti itu malas bermeditasi.

saya sering meninggalkan pekerjaan untuk bermeditasi. hasilnya, sulit sekali berkembang. mungkin karena saya menjadikan meditasi sebagai realisasi kemalasan kerja saja.

Sbg umat awam kita hrs bisa membagi wkt antara kehidupan duniawi n spritual .
kalo wktnya bekerja ya bekerja , kalo wktnya medit ya medit lah .
hrs ada keseimbangan antara keduanya :)
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 02:11:50 AM
               jhana jhana
kenapa km g bekerja sambil bermeditasi saja????
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 02:12:30 AM
           jhana jhana kenapa km g bekerja sambil bermeditasi saja?
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 28 April 2009, 02:13:28 AM
Quote from: Jhana78 on 25 April 2009, 12:58:33 PM
^ yang saya ngerti :

kalau bermeditasi pada saat seharusnya bekerja, itu berarti malas bekerja.
kalau bekerja pada saat seharusnya bermeditasi, berarti itu malas bermeditasi.

saya sering meninggalkan pekerjaan untuk bermeditasi. hasilnya, sulit sekali berkembang. mungkin karena saya menjadikan meditasi sebagai realisasi kemalasan kerja saja.
kenapa km nga bekerja sambil meditasi?
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 30 April 2009, 04:19:17 AM
Quote from: savana_zhang on 28 April 2009, 02:12:30 AM
           jhana jhana kenapa km g bekerja sambil bermeditasi saja?

ada meditasi yang bisa dilakukan sambil bekerja. dan bekerja yang bisa dilakukan sambil meditasi. tapi, ada meditasi yang tidak dapat dilakukan sambil bekerja. dan ada bekerja yang tidak dapat dilakukan sambil meditasi.

Quote from: savana
jhana km ini dapat ide itu dr mana?

dari pengalaman hidup.

walaupun kita bersemangat bermeditasi, tapi kalau itu bukan waktu bermeditasi, maka sebenarnya kita itu pemalas.

walaupun kita semangat bekerja, tapi kalau itu bukan waktu bekerja, maka sesungguhnya kita itu pemelas.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: markosprawira on 30 April 2009, 09:14:56 AM
Quote from: Jhana78 on 30 April 2009, 04:19:17 AM
dari pengalaman hidup.

walaupun kita bersemangat bermeditasi, tapi kalau itu bukan waktu bermeditasi, maka sebenarnya kita itu pemalas.

walaupun kita semangat bekerja, tapi kalau itu bukan waktu bekerja, maka sesungguhnya kita itu pemelas.

Emang wkt bekerja itu kapan sampe kapan bro? misal jam kerja saya dari jam 08.30 - 17.30, lalu saya datang pagi jam 07.00, dan pulang jam 21.00, apakah itu berarti saya pemalas?

Di awal anda menyebut "ada meditasi yang bisa dilakukan sambil bekerja", dimana saya asumsikan bhw meditasi sambil bekerja itu DAPAT dan BISA dilakukan

Tapi di bawah anda menyebut "bersemangat bermeditasi, tapi kalau itu bukan waktu bermeditasi, maka sebenarnya kita itu pemalas" -> disini berarti jika bekerja, maka tidak boleh bermeditasi krn itu adalah pemalas

Mohon penjelasan karena saya melihat ada ketidak sesuaian antara 2 pernyataan anda...

metta
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 30 April 2009, 06:12:41 PM
 [at] markosprawira

anda adalah guru saya....

maksud saya begini, sebagian orang yang malas bekerja, menghindari pekerjaannya. ketika dia bersemangat bermeditasi, tapi sebenarnya hal tersebut merupakan realisasi dari kemalasannya. semangat tersebut muncul karena rasa bebas diri dari pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan. bisa jadi, orang pergi ke retret sekedar untuk menghindari beban pekerjaan yang menumpuk. segiat-giatnya dia bermeditasi, akan diiringi dengan bentuk kemalasan yang halus di dalam dirinya. ini berarti nivarana. semangat meditasinya tersandung oleh nivarana (kemalasan akan pekerjaan yang harus dilakukan). ketika pikirannya terpusat kepada objek meditasi, maka semangatnya muncul. tapi setiap kali pikirannya teringat akan pekerjaan yang harus dilakuakannya, kemalasannyapun muncul.

misalnya, malam ini banyak sekali tugas kantor yang harus saya kerjakan di rumah. tapi saya malas mengerjakannya. sayapun pergi ke diskotik. suasana diskotik ini benar-benar memberikan saya suatu perasaan semangat. maka, saya sebut semangat yang muncul ini merupakan realisasi dari kemalasan akan kerja.

tak ubahnya dengan meditasi. banyak pekerjaan harus saya lakukan. dan itu merupakan beban tersendiri bagi batin saya. tapi saya dapat menghindari semua beban tersebut dengan pergi bermeditasi. sungguh meditasi rasanya sangat menyenngkan. peraaan menyenangkan ini muncul karena membandingkan antara objek-objek yang ada dlam pekerjaan dengan objek-objek dalam meditasi. ini disebut terbuai dengan kenyamanan meditasi.

maaf, kalau saya salah, pak guru!
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 03 May 2009, 03:59:19 PM
             klo bgt pilih jenis mediatasi yg bisa sambil kerja
contohnya konsentrasi dan sadar atas segala tindak tanduk atau pekerjaan yg kita lakukan(vipasana)
khan bisa,emang meditasi samatha tdk bisa sambil bekerja,klo gt ya ga usah melakukan samatha lo
tunggu kerjanya selesai baru meditasi.
             tp ya menurut apa yg saya lihat orang yg rajin bermeditasi umumnya rajin bekerja juga karena dia bisa mengatur pikirannya agar jangan malas,sy sendiri klo waktu rajin meditasi rasanya lbh rajin bekerja.tp saya sebenarnya juga nga bisa meditasi sambil kerja lo,ga tau juga kenapa bgt,kurang karma biak kali ya.
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 03 May 2009, 04:01:21 PM
Quote from: Jhana78 on 30 April 2009, 04:19:17 AM
Quote from: savana_zhang on 28 April 2009, 02:12:30 AM
           jhana jhana kenapa km g bekerja sambil bermeditasi saja?

ada meditasi yang bisa dilakukan sambil bekerja. dan bekerja yang bisa dilakukan sambil meditasi. tapi, ada meditasi yang tidak dapat dilakukan sambil bekerja. dan ada bekerja yang tidak dapat dilakukan sambil meditasi.

Quote from: savana
jhana km ini dapat ide itu dr mana?

dari pengalaman hidup.

walaupun kita bersemangat bermeditasi, tapi kalau itu bukan waktu bermeditasi, maka sebenarnya kita itu pemalas.

walaupun kita semangat bekerja, tapi kalau itu bukan waktu bekerja, maka sesungguhnya kita itu pemelas.

nah kata km ini benar saya setuju,tp bukan karena dia malas tp ga bisa ngatur waktu
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: Jhana78 on 04 May 2009, 01:17:56 PM
Quote from: savana
nah kata km ini benar saya setuju,tp bukan karena dia malas tp ga bisa ngatur waktu

mengapa seseorang tidak bisa mengatur waktu?
apakah waktu terlalu sulit untuk diatur?
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: hatRed on 04 May 2009, 06:31:33 PM
maksudnya waktu dia sendiri kalee...
Title: Re: Berpikir Sebagai Bentuk Kemalasan
Post by: savana_zhang on 05 May 2009, 11:22:06 AM
Quote from: Jhana78 on 04 May 2009, 01:17:56 PM
Quote from: savana
nah kata km ini benar saya setuju,tp bukan karena dia malas tp ga bisa ngatur waktu

mengapa seseorang tidak bisa mengatur waktu?
apakah waktu terlalu sulit untuk diatur?
tergantung kemampuan orang itu
ada orang yg pandai ngatur ada yg ngak,klo semua orang pandai ngatur waktu maka tidak perlu event organizer,pemandu wisata,sekertaris dsb.