Nah, disini kembali anda memisahkan motivasi seseorang dan perbuatannya untuk menindaklanjuti motivasi tsb.
Kembali ke contoh: si Ibu yg membakar anaknya, dimotivasi tidak ingin anaknya menahan malu dan kelaparan.
Berarti anda telah setuju bahwa:
- motivasi si Ibu adalah: baik (kamma baik dalam bentuk pikiran)
- perbuatan membakar anak = dilandasi moha dan dosa, adalah buruk (kamma buruk dalam bentuk perbautan)
Nah, menghasilkan dua kamma yg berbeda
kalo ini kita klop
pertama saya akan menggunakan landasan pikiran utk menggantikan kata motivasi supaya tidak bingung dengan niat itu sendiri.
landasan pikiran adalah hasil analisa / olah pikiran yang dipicu secara internal maupun external yang nantinya akan melahirkan suatu niat.
Sedangkan niat adalah yang melahirkan / merealisasikan perbuatan
Jadi landasan pikiran yang dipengaruhi LDM akan menghasilkan niat/kamma.
Perbuatan adalah netral, karena perbuatan adalah alat untuk mengekpresikan niat kita
Ibu yang membakar anak dikarenakan supaya anaknya tidak menahan malu dan kelaparan adalah suatu bentuk kemohaan yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir. Pikiran yang diliputi LDM senantiasa akan melahirkan niat yang jahat maupun baik, bukan cuma niat yg jahat.
Niat adalah hasil, respon kita menerima hasil olah pikiran. Karena itu landasan pikiran melahirkan niat/kamma.
Jadi praktek menentukan bagaimana kita merespon hasil olah pikiran.
Jadi dari hasil analisa pikiran keadaan si ibu yang terpicu secara ekternal dan internal muncul suatu kesimpulan / pandangan akhir, dan kemudian melahirkan niat/kamma untuk membakar anaknya. Jadi niat adalah kamma tidak peduli baik dan buruk. Baik dan buruk hanyalah peniliaian subjektif yang dilandasi LDM, yaitu hasil olah pikiran (landasan pikiran) yang berakhir pada pandangan/kesimpulan
Sedangkan perbuatan hanyalah ekpressi dari niat, seperti ekpressi gerakan pohon yang di tiup angin, tetapi ekpressi perbuatan ini digerakkan oleh niat.
Niat adalah sesuatu yang hidup sedangkan perbuatan adalah sesuatu yang mati, tidak berarti apa apa
jadi perbuatan tidak bisa dilandasi LDM, tetapi landasan pikiran senantiasa melandasi LDM sampai kesadaran terbebaskan.
Perbuatan hanyalah fungsi dan tubuh kita hanyalah alat.
niat senantiasa berkolaborasi dengan landasan pikiran, karena niat dihidupi oleh landasan pikiran. niat mendapatkan energinya dari landasan pikiran.
seperti tanah yang memberi giji pada tumbuhan
niat adalah semacam bentuk kelahiran dan mengalami lahir dan mati. niat adalah benih
niat adalah terkondisi, hasil pertemuan berbagai kondisi.
niat dilahirkan dari kondisi
niat adalah diri yang terkondsi, diri yg malu, yg melihat baik dan buruk.