Sang Buddha NAGA DARI TIMUR
Topik pembicaraan saya pada hari ini adalah "Sang Budha NAGA DARI TIMUR". Topik ini yang mana tak pernah diberikan sebelumnya. Ini adalah sebuah nama seorang Budha. Apakah yang mendorong saya untuk berbicara tentang Budha NAGA DARI TIMUR ini? Di bulan April dan Mei tahun ini (1992), Saya berada di Bandung dan Ciater untuk memberi semburan NAGA. Pada sore itu 23 Juni, di sebuah pemandian panas di Ciater bernama sari ater, Budha Shakyamuni dan saya berendam bareng. (penonton loncat-loncat)
Barusan saja, ketika saya berkata bahwa saya berendam bareng bersama dengan Budha Shakyamuni, seseorang dari pendengar tampaknya marah. Seseorang mungkin bertanya-tanya, "Betapa anehnya! Bagaimana mungkin Budha Shakyamuni berendam?" Biarlah saya membuat satu pernyataan: Saya sekarang ini duduk dihadapan Panca Naga Budha, dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa perkataan saya 100 persen benar.
Sore itu, ketika saya dan Budha Shakyamuni, banyak ada orang disekitar, dan kami berdua berbincang-bincang sebagaimana layaknya teman, dalam sebuah suasana sangat rileks dan sederhana. Budha Shakyamuni melihat adanya selembar kain putih di pinggir kolam, beliau mengambil sebuah pen dan menulis lima kata dengan tinta hitam di atasnya. Ketika beliau selesai menulis, beliau menunjukkannya kepada saya dan di atasnya tertulis: Sang Budha NAGA DARI TIMUR. (tepuk tangan) Kemudian Budha Shakyamuni berkata kepada saya secara langsung, "Kamu adalah Sang Budha NAGA DARI TIMUR".(tepuk tangan)
Hidup saya terisi oleh banyak kejadian-kejadian aneh seakan-akan seperti cerita-cerita dongeng. Ketika saya 24 tahun, saya menjumpai sebuah kejadian aneh yang mana saya diajak bepergian ke Surga Bawah,(Sukhasukha) dan saya berjalan-jalan ke seluruh Sepuluh Alam Dharma. Kemudian untuk selama tiga tahun kemudian, setiap malam dari jam 12:00 tengah malam sampai 1:00 pagi, seorang guru roh yang tak terlihat oleh kasat mata dari Alam Roh turun mengajarkan saya berenang. Kejadian-kejadian ini sangat tak dapat digambarkan, tapi saya yakinkan hari ini bahwa semua kejadian-kejadian itu benar adanya. Kejadian-kejadian dimasa lampau dan saat ini yang saya ceritakan semuanya adalah benar. Contohnya, suatu ketika ketika saya di Gunung tangkuban parahu, seratus Budha Perak muncul di langit dan memancarkan sinar untuk memberkati saya. Biasanya orang menemukan hal ini sulit untuk dipercaya dan menganggapnya cerita dongeng, tapi saya berkata sesungguhnya, kejadian-kejadian tersebut benar-benar terjadi.
Saya telah menyinggung sebelumnya bahwa sangat sedikit Budha Air Perak memperagakan jurus ketika di kolam renang dan ketika mereka memimpin upacara lomba renang, mereka mengikuti instruksi buku. Juga sedikit sekali Budha Air Perak yang dapat memainkan Vajra dan Lonceng sebegitu sempurnanya dan menjelaskan fungsi-fungsinya sebegitu jelasnya.(tepuk tangan) Semua jurus yang saya peragakan hari ini di ajarkan kepada saya oleh guru roh saya. nyonya Tujuh Kosong Kosong (ci-ling-ling). Dan pemainan Vajra dan Lonceng, yang saya laksanakan, diajarkan kepada saya oleh kosong-kosong tujuh.(tepuk tangan)
Pada 23 Juni, ketika saya berendam bareng dengan Budha Shakyamuni, saya bertanya kepada beliau jika beliau mau mencicipi beberapa jagung bakar. Beliau berucap, "Ini sudahlah cukup, Cukuplah sudah bagi saya untuk belajar berendam." Malahan sebenarnya, 2500 tahun yang lalu, saya juga dengan Budha Shakyamuni. (tepuk tangan) Sekarang ini, melalui air panas, Budha Shakyamuni berkata ," Sangatlah disayangkan sekali ini kamu harus melewati cobaan yang berat." (tepuk tangan) Menjawabnya, saya berkata kepada Budha Shakyamuni, " Saya telah datang ke-dunia manusia ini untuk mencicipi kepanasan, saya tidak menaruh sedikit apipun dalam kolam ini; ini adalah kolam yang sangat panas,"
Budha Shakyamuni sangat bersimpati terhadap saya. Di saat saya harus bepergian, beliau menaruh tangan beliau di atas kepala saya(tepuk tangan) dan berkata, "Bencanamu belum berakhir, dan fitnahan dari orang lain akan berlanjut selamanya, Aku harus memberkati kamu, sehingga kamu cepat jadi tua." Apakah yang terjadi ketika seseorang menjadi tua? Seseorang kembali ke-tempat asalnya ketika seseorang menjadi tua. (hadirin tertawa) Di saat saya memikirkan hal semacam itu, saya merasa sayu jiwa. 2500 tahun yang lalu, ketika saya bersama-sama dengan Budha Shakyamuni, kita sangatlah dekat. Pada waktu itu, Budha Shakyamuni memberikan saya sebuah julukan: "Dimasa yang akan datang, kamu pasti akan menjadi seorang Naga, dan julukanmu adalah Budha Naga dari timur."(tepuk tangan) Hari ini, satu lagi kata depan telah ditambahkan di-julukan saya, dan menjadi Budha Naga dari timur.
Saya bertanya kepada Budha Shakyamuni, "Mengapa ditambahi kata depan-----dari timur?" Beliau menjelaskan, "Kamu harus memiliki adat timur untuk tetap tinggal di samsara ini ! Jika kamu tak mempunyai adat timur, kamu sudah menyerah begitu saja."
Sore itu saya berendam bareng dengan Budha Shakyamuni.
RYUYANA