Dapat dimengerti kenapa murid2 LSY tidak berani berbalik dari LSY dan menghina maha guru, ada hukumanannya toh :
4. Antara Guru dan Sakit Kaki
Seorang pria usia 40 an bernama Yang You menderita sakit kaki yang aneh. Setiap hari sakit sekitar 1 jam.
Bila mulai sakit, rasanya seperti babi disembelih, seperti di iris pisau, seperti dibakar, tak tertahankan sakitnya,
sengsara sekali sampai ia berteriak teriak kesakitan. Semua jenis pengobatan telah dicoba nya namun
tidak memberikan kesembuhan.
Dokter yang memeriksa nya merasa keheranan. Dari luar, kaki nya baik baik saja seperti orang normal.
Setelah diperiksa lewat sinar X, tidak ditemukan adanya tulang retak ataupun tulang berduri. Juga bukan
disebabkan oleh radang sendi, neuralgia, infeksi, ataupun bengkak. Urat nadi kaki nya normal. Dokter menggeleng gelengkan kepala, tidak mengerti. Pokoknya, menurut pengobatan ala barat, kaki nya normal saja.
Dokter telah banyak memberi resep obat. Setelah dicoba, tidak manjur sama sekali.
Kemudian, Yang You mencoba pengobatan ala timur. Sinshe berusaha mengobati nya dengan osteopati Cina,
pemijitan, menekan dengan jari, akupunktur, menyetel tulang belakang, dan sebagainya. Sinshe juga
menggeleng-gelengkan kepala, tidak menemukan cara untuk menyembuhkan nya.
Yang You masih berupaya lagi. Ada yang beranggapan bahwa penyakitnya adalah tulang berduri.
Maka, ia diobati dengan cara menyembuhkan tulang berduri sebagai berikut :
Hui ren tiga qian, gui jian tiga qian, huang jin satu qian, niu qi satu setengah qian, gui ban satu setengah qian,
quan zhi masing masing satu glen, quan mu gua satu setengah qian, huang bo satu qian, sheng gan cao Satu qian,
bai shao tiga qian, zheng tian ma satu setengah qian, bai shu 8&tu setengah qian, qiang shu tiga qian, gui wei satu
setengah qian, gu huo satu qian. (semua tumbuhan di atas direbus di tiga setengah cawan air. Kemudian digunakan seperdelapan bagian. Totalnya berjumlah sepuluh resep). Bila pasien lain mengalami kemanjuran yang Menakjubkan
dengan menggunakan resep ini, ternyata bagi Yang You, sama sekali ticlak manjur.
Ada lagi yang berpendapat bahwa penyakit nya adalah neuralgia rematik sehingga memberi nya resep berikut ini :
Han fang yi tiga qJan, angefica dua qian, zhong rong lima qian, dua huo dua Qlan, ba ji tiga qian, tu zhong tiga qian,
sang ji sheng tiga qian, yan hu suo Up qian.
(Direbus dalam tiga cawan air kemudian digunakan satu cawan) Tetap tidak manjur bagi Yang You.
Selanjutnya, Yang You bertemu dengan seorang paranormal, yang ahli dalarn ilmu "Wen Wang Kwa",
yang reputasi meramal nya sangat bagus. Paranormal itu memberi Yang You sebuah resep rahasia :
gui zhi tiga qian, niu qi tiga qian, 11h qian bo he dua qian, ding shu wu dua qian, satu buah kaki babi.
(Direbus dengan setengah air arak, Yalu diminum) Si paranormal berkata, "Resep ini khusus untuk sakit kaki.
Sangat manjur." Tapi, bagi Yang You, tetap saja tidak manjur. Si paranormal
jadi keheranan dan mencoba menghitung nasib Yang You dengan ilmu "Wen Wang Kwa" nya.
Hasil ramalan adalah tidak ada solusi. 'Yang You sampai menangis keras. Si paranormal hanya bisa geleng geleng
kepala saja. Yang You meminta si paranormal mencarikan jalan keluar lainnya. Si paranormal berkata, "Ada pepatah
begini. Bila sakit, terlebih dahulu carilah dokter. Bila dokter gagal, carilah dewa telanjang kaki (pengobatan tradisional).
Bila dewa telanjang kaki juga gagal, terakhir carilah Dewa Hu (pengobatan ala dewa). Entah kau percaya tidak dengan
Dewa Hu?" Yang You menjawab, "Pernah coba sekali."
"Saya me rekomendasi kan seseorang kepada mu. Orang ini sangat terkenal, sangat mahir dalam ilmu Hu.
Banyak penyakit yang sudah tidak bisa disembuhkan ternyata bisa disembuhkan dengan ilmu Hu nya.
Mengingat kondisi penyakit mu, dia adalah harapan mu untuk sembuh. Orang itu adalah Lu Sheng Yen." "Benarkah?"
"Benar. la mempelajari ilmu Hu aksara Shang dan aksara Gui." Maka, Yang You datang mencari saya.
Saya mendengarkan cerita Yang You dari awal hingga akhir nya. Saya sendiri merasa penyakit Yang You sangat aneh.
Saya meminta nya memperlihatkan kaki nya kepada saya. Dari luar, seluruh kaki nya terlihat normal.
Saya menghembuskan hawa ke arah kaki Yang You. Ini bukan hawa sembarangan. Ini adalah "hawa sejati obat langit menghembus hawa jahat", hanya dimiliki orang yang meminurn "Hu obat langit penghembus hawa jahat",
merupakan hawa sejati hasil berlatih samadhi. , Hawa ini dapat menyembuhkan segala jenis penyakit.
Namun, di luar dugaan saya, begitu hawa sejati ini saya hembuskan, hawa ini tidak bisa mengenai kaki nya,
balik kembali, seakan akan dicegat. Saya tertegun.
Saya berkata, "Aneh. Aneh. Untuk sementara saya tidak bisa menggunakan ilmu Hu untuk menyembuhkan sakit kaki mu."
"Mengapa?" "Saya belum mengerti sekarang ini. Kau tinggalkan lah nama, Pa Ce (data kelahiran), dan alamat mu.
Saya akan mencoba lagi." "Berikan saja Hu kepada saya." "Hu tidak akan manjur." "Bukankah kau adalah Dewa Hu?
Mengapa Dewa Hu mengatakan bahwa Hu tidak akan manjur?" Yang You menekan saya dengan kata kata.
Saya tidak marah. Dengan tertawa saya menjawab, "Dokter tidak bisa menyembuhkan semua penyakit.
Demikian pula dengan Dewa Hu. Kau pulang saja dulu. Jangan terburu buru. Nanti sewaktu kembali lagi,
saya pasti memberikan Hu kepada mu."
"Rasa sakit nya sungguh tak tertahankan." "Saya tahu. Saya tahu. Saya akan berusaha secepatnya."
Yang You pun pulang. Malam itu, di luar jendela rumah saya, turun hujan gerimis, perlahan lahan tersebar di atap,
di kaca jendela, tardengar suara tik tak tik tak. Saat itu, di jalan di luar rumah, tidak ada orang yang sedang berjalan.
Hanya ada pepohonan yang berdiri kokoh di tengah tengah hujan, melambai lambai bersama dengan rintik rintik hujan.
Saya rnerasakan batin saya hening. Tangan saya memegang data Yang You. Mulut saya komat kamit.
Saya mengenakkan jubah rohaniwan "Hai Qing" berwarna hitam, duduk di depan altar Tantra, bermaksud menolong
Yang You dari masalah darurat nya.
Di depan altar Tantra, saya sering teringat dengan sepatah kalimat berikut ini: Saya adalah seorang suciwan.
Adalah semangat dan kegembiraan saya untuk berusaha menolong umat manusia mengatasi penderitaan. Tubuh fisik
manusia sesungguhnya merupakan istana yang suci bersih. Dimana pun juga, hidup saya manis seperti sirup.
Kalimat ini diajarkan oleh Guru saya dulu kala. Di depan altar, saya teringat lagi satu kalimat tersebut. Sungguh bermakna.
Tubuh fisik melambangkan keinginan dan harapan, merupakan tempat sementara dari "melampaui aku" (roh).
Saat saya bermeditasi, adakala nya roh saya keluar, tiba di alam yang lebih bercahaya dan hening, bisa pula tiba di alam
bawah sadar, atau alam yang tiada bertepi dan tiada berbatas, mirip nyata tapi juga semu. Adakalanya, tanpa perlu
melakukan meditasi, dalam waktu singkat, roh saya keluar lewat ubun ubun kepala, melihat secara roh.
Dalam seketika, saya telah tiba di alam neraka. Saya melihat Raja Yama (Raja Akhirat) memerintahkan seorang prajurit
akhirat mengikat seseorang di ranjang besi. Prajurit itu menyiram kaki orang tersebut dengan minyak mendidih,
membuat orang itu menjerit kesakitan, minta ampun. Orang yang diikat itu adalah Yang You. Saya melonjak kaget.
Saya bertanya kepada Raja Yarna, "Apa salah orang ini?" Raja Yama menjawab, "Orang berdosa ini bernama Yang You.
la berguru kepada seorang Master untuk belajar Budhisme. Si guru bersikap baik terhadap nya, mengajarkan nya
beberapa ilmu rahasia. Si guru juga mengangkat nya menjadi pengurus majelis agama. Kemudian, Yang You dirayu
sekte lain sehingga ia ganti sekte. Sekte itu mengecam habis habisan guru nya. Dalam sebuah ajang perdebatan,
Yang You sempat melempar wajah guru nya dengan gelas kaca hingga wajah guru nya terluka.
"Wah." Raja Yama berkata, "Sehari menjadi Guru, seumur hidup menjadi ayah. Meskipun si guru hanya mengajarkan
satu kata atau satu kalimat saja, ia tetap si Guru. Manusia jaman sekarang mempunyai hati yang angkuh dan mudah
berubah. Setelah berguru kepada seorang Master, si murid bisa memarahi dan menghina Guru nya sendiri,
diam-diam membongkar kelemahan si Guru. Manusia seperti ini belum pantas disebut setia, apalagi disebut
Menghormati Guru dan membalas budi kepada Guru. Manusia yang tidak berperasaan seperti ini bahkan masih
tidak sebanding dengan babi dan anjing." Mendengar kata kata ini, saya terdiam, tidak berbicara.
Raja Yama berteriak keras, "Lien Sen. Apakah kau masih mau membantu Yang You mengatasi penderitaan nya?"
"Tidak berani." Air mata saya memenuhi wajah. Saya merasa menyesal. Raja Yama berkata, "Di jaman sekarang,
ada orang-orang, sewaktu mengangkat Guru untuk belajar ilmu, setelah berhasil belajar, atau setelah ilmu nya
melampaui kernampuan Guru nya sendiri, seringkali mulai membuang Muka, menertawai Guru nya sendiri, menghina
dan memarahi Guru nya sendiri, bahkan berani membunuh dan mencelakakan Guru nya sendiri, mendorong Guru nya
sendiri masuk ke dalam jurang api. Mereka mengaku diri mereka yang benar dan sejati, secara khusus mencari cari
kesalahan sang Guru. Mereka seharusnya tidak seperti kacang yang lupa pada kulit nya. Budi Guru adalah sedalam
lautan. Meski hanya cuma mengajarkan satu kata yang berguna, dia adalah Guru. Meski hanya mengajarkan satu
nasihat berguna, dia adalah Guru."
Raja Yama menyiram kaki Yang You dengan minyak mendidih, "Ini adalah peringatan bagi orang orang yang tidak
menghormati Guru mereka." Mendengar ini, saya membisu. Saya pernah membaca riwayat "Relo Rinpoche" dari Tibet.
Pada suatu kali, Relo Rinpoche membawa murid murid beliau melewati sebidang padang rumput. Di atas padang rumput,
ada seorang gembala sedang menggembalakan sagerombolan kambing. Di dalam gerombolan kambing itu,
ada seekor kambing yang terlihat sangat mengenaskan. Kambing tersebut dikucilkan dari kelompok nya karena kulit nya
bengkak dan berbisul, juga berbau busuk, satu kaki nya pincang, Jari Jari kaki nya sudah lepas. Sakit nya sungguh tak terbayangkan. Para murid sungguh tak tahan melihat kambing sengsara itu. Mereka bertanya kepada Relo Rinpoche,
"Apa karma kambing ini?"
Relo Rinpoche menjawab, "Dosa menghina Guru dan melenyapkan Sesepuh. Dalam inkarnasi lalu, kambing ini pernah mengangkat guru kepada seorang Lhama yang sederhana. Kemudian, ia ganti berguru kepada Lhama yang lain.
Semenjak ganti guru, ia mengejek mantan guru nya. Rumah tempat tinggal nya saling terhubungkan dengan rumah
mantan guru nya itu, hanya disekat dengan dinding papan, sehingga setiap hari sindiran tajam dan olok olok nya
terdengar. Si Ihama sederhana, mantan guru nya, tidak bicara, tidak menganggap nya serius. Kemudian, setelah merasa
kernampuan nya telah mengungguli mantan guru nya, ia minta Ihama itu mengungsi. Si mantan guru tidak bersedia.
Maka, ia membawa pisau, bersembunyi di luar rumah. Begitu mantan guru nya keluar, ia bunuh mantan guru nya secara mendadak. Tangan si Ihama ditebas putus. Darah nya tumpah ke tanah. Setelah si murid itu meninggal dunia,
ia terjerumus ke dalam neraka dan akhirnya menjadi kambing ini. Ada pribahasa Tibet sebagai berikut :
Bila sudah mengangkat kepada seorang Guru, meski sang Guru baru mengajar mu satu kata atau setengah kalimat
sekalipun, bila kau tidak menghormati Guru mu sendiri, maka kau telah melanggar Sila Samaya. Maka, kau akan
reinkarnasi menjadi anjing selama 100 kali reinkarnasi."
Mendengar penjelasan Relo Rinpoche, para murid beliau menjadi waspada.
Mengingat kisah ini, ditambah lagi mendengar penuturan dari Raja Yama, saya merasakan kesan yang sangat mendalam.
Ketika Yang You datang memohon Hu, dengan ramah saya katakan kepada nya, "Saya tidak bisa menolong mu."
"Mengapa?" "Kau telah menghina Guru mu, memfitnah Guru mu, melukai Guru mu. Menghina Guru dan melenyapkan
sesepuh sungguh tak bisa diobati." Saya hanya mengulang penjelasan dari Raja Yama.
" Guru itu biasa saja, tidak punya kemampuan, sesat dan Jahat. Saya bicara sesuai fakta." . Yang You berdalih.
"Coba kau pikirkan. Bagaimana sikap guru itu terhadap mu " "Sikap nya memang tidak buruk terhadap saya, biasa-biasa
sajalah." "Justru itulah. Guru mu yang mengkhianati mu, ataukah kau yang mengkhianati Guru mu? Kau hanya mendengar
gosip gosip dari luar, tidak memeriksa teliti kebenaran nya, lkut ikutan orang lain mengkritik guru sendiri, melanggar sila
samaya bahwa tidak boleh menghina Guru ataupun melenyapkan sesepuh. Itu sebabnya pembalasan karma buruk ini
menjerat tubuh mu. Mana ada orang yang bisa menolong mu?" Yang You berpikir lama sekali.Akhirnya ia berkata, "Saya benar benar tidak tahu terima kasih. Saya benar benar tidak tahu terima kasih." "Apakah kau mengaku salah?"
"Saya mengaku salah." "Kesalahan apa yang telah kau lakukan, katakanlah."
"Saya memfitnah Guru dan Tri Ratna. Saya melukai Budha hingga berdarah. Saya merusak pagoda Budha dan
pratima Budha. Saya menghancurkan Sila, membohongi urnat, menghina pratima Budha, merusak rumah ibadah,
melanggar puasa, bicara sembarangan, bicara kasar, dan segala perbuatan jahat dan dosa berat lainnya yang
disebabkan oleh (keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin).""Apakah kau bersedia bertobat?""Bersedia." karma
1 "Bila kau bertobat dengan tulus, barulah saya bisa menolong mu. Apakah kau bisa memaniatkan doa pertobatan?"
"Bisa."Maka, saya mengajarkan nya "8 cara melenyapkan buruk": Berdasarkan kekuatan pemanjatan Sutra
(ayat ayat kitab suci).
2. Berdasarkan kekuatan pemanjatan mantra rahasia.
3. Berdasarkan kekuatan ritual pertobatan.
4.Berdasarkan amal pratima/pagoda Budha dan Bodhisattva,namaskara, dan amal amal lainnya
.5.berdasarkan kekuatan berzikir Budha/Bodhisattva.
6. Berdasarkan praktek serius dari (Sila, Samadhi, Prajna).
7. Berdasarkan kekuatan Acarya (Master/Guru).
8. Berdasarkan kekuatan kekosongan.nama agung Saya secara khusus mengajarinya tentang kekuatan kekosongan sejati,
"Menjelma menjadi kekosongan. Orang yang telah berbuat kejahatan, bila menggunakan kekuatan kekosongan, menjelma
menjadi kekosongan (sunyata), maka secara gaib tidak akan mengalanni rintangan.